FILOSOFI SENI PEDANG SAMURAI DAN ETIKA BUSHIDO DALAM PENDIDIKAN KARAKTER KENDOKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III MAKNA FILOSOFI BUSHIDOU DI DALAM SIKAP AIKIDOUKA. 3.1 Filosofi Gi (Kebenaran) di dalam Sikap Aikidouka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. (isolasi) dari dunia luar dengan sistem feodal, yang merupakan transisi ke. Restorasi Meiji kelak sebagai antiklimaks isolasinya.

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Bagian ini merupakan pemaparan tentang hasil analisis yang dilakukan pada bab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan yang keberadaannya tidak merupakan keharusan (Soeratno dalam

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab demi bab yang telah peneliti kemukakan diatas, maka peneliti bisa mengambil beberapa

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. luas, yaitu sebagai tindakan melindungi diri. Definisi yang kami gunakan lebih sempit

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

Menurut kamus bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti sifat-sifat. Negara dan bangsa akan maju jika ada prinsip kejujuran. Salah satu bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. yang termasuk dalam aspek kebudayaan, sudah dapat dirasakan oleh

Peraturan Rektor Universitas Brawijaya Nomer: 328/PER/2011

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

Bab 5. Ringkasan. Jepang dikenal sebagai negara yang kaya akan nilai-nilai kebudayaan yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pandu Fauzi Fahmi, 2014 Profil Kualitas Interaksi Sosial Atlet Cabang Olahraga Beladiri

36. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA KHONGHUCU DAN BUDI PEKERTI SMP

BAB II LANDASAN TEORI. dengan judul Nilai-Nilai Moral dalam Novel Nyanyian Lembayung Karya Sin

PENGERTIAN DAN NILAI ETIKA

PELAKSANAAN HUKUM DISIPLIN PRAJURIT TENTARA NASIONAL INDONESIA PADA KOMANDO DISTRIK MILITER 0304/AGAM DI KOTA BUKITTINGGI. Oleh : NOVIALDI ZED

IMPLEMENTASI SEPULUH HUKUM KEPEMIMPINAN DALAM ORGANISASI

BAB I PENDAHULUAN. satu hal penting yang perlu didapatkan oleh setiap manusia. Manusia

ETIKA. Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat.

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BUKU KODE ETIK MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Penelitian

KODE ETIK DOSEN AKADEMI KEPERAWATAN HKBP BALIGE 2012 KEPUTUSAN DIREKTUR AKADEMI KEPERAWATAN TENTANG KODE ETIK DOSEN AKPER HKBP BALIGE MUKADIMAH

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Kemudian dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

KOMPETENSI PENDIDIK (GURU PAUD, GURU PENDAMPING, GURU PENDAMPING MUDA) 1 KOMPETENSI GURU PAUD

ETIKA ADMINISTRASI HENDRA WIJAYANTO

PENANAMAN KARAKTER SAFT SEBAGAI UPAYA MENCIPTAKAN CALON PENDIDIK BERKARAKTER DALAM MATA KULIAH MICROTEACHING

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

ETIK UMB KARAKTER SUKSES. Nabil Ahmad Fauzi, M.Soc.Sc. Ekonomi. Manajamen. Modul ke: Fakultas. Program Studi.

BAB I PENDAHULUAN. dijamah. Sedangkan Ienaga Saburo (dalam Situmorang, 2008: 3) membedakan

KODE ETIK PESERTA DIDIK SMP NEGERI 12 KOTA SERANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kompleks yang perlu mendapatkan perhatian semua orang. Salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem. yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. mampu mendidik anak mereka secara sempurna, karena pendidikan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan

Kode Etik PNS. Sumpah/Janji Pegawai Negeri Sipil adalah pernyataan kesanggupan untuk melakukan suatu keharusan atau tidak melakukan suatu larangan.

Disusun Oleh: SRITOMI YATUN A

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Membangun Karakter Anak Usia Dini SERI BACAAN ORANG TUA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Arni Febriani, 2013

KODE ETIK MAHASISWA IAIN MATARAM

PENTINGNYA ETIKA PROFESI

DAMPAK TAYANGAN SINETRON TERHADAP KARAKTER ANAK USIA DINI DI PAUD BERLIAN BONDOYUDO KABUPATEN LUMAJANG TAHUN AJARAN 2013/2014

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.

MUKADIMAH BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Pengertian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Clarry Sadadalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa 40 tahun sesudah Perang Dunia Ke-2, Jepang mencapai. kedudukan sebagai negara adikuasa dalam bidang ekonomi dan merupakan

PERAN MUSEUM SEBAGAI SUMBER BELAJAR DAN SARANA PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. adalah pengetahuan. Kemudian Plato, menurutnya baik itu apabila ia dikuasai oleh

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2004 TENTANG PEMBINAAN JIWA KORPS DAN KODE ETIK PEGAWAI NEGRI SIPIL

KODE ETIK PSIKOLOGI. Etika dan Moral, Kode Etik Psikologi, Psikolog dan ilmuwan psikologi, Layanan Psikologi, Etika dalam Eksperimen Psikologi

PENGERTIAN DAN PERANAN ETIKA PROFESI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Atik Rahmaniyar, 2015

TATA KRAMA AKADEMIK DAN KODE ETIK GURU 1 Oleh: Dr. Achmad Dardiri (Dosen FIP UNY) Pendidikan Tinggi sebagai Masyarakat Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. proses pembelajaran kepada siswa (manusia) dalam upaya mencerdaskan dan

BAB I PENDAHULUAN. pulau besar dan kecil dengan luas wilayah sekitar km 2. Kepulauan Jepang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan kegiatan berolahraga. Olahraga yang dilakukanpun berbeda-beda,

BAB I PENDAHULUAN. rohani, dan proses ini merupakan usaha pendidik membimbing anak didik agar

BAB I PENDAHULUAN. sistematis menuju suatu kualitas hidup yang lebih tinggi (Noya, 1983 : 5).

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan hangat-hangatnya isu dunia tentang global warming dan

BAB I PENDAHULUAN. Adapun berkarakter diartikan sebagai berkepribadian, berperilaku,

Bab 1. Pendahuluan. oleh masyarakatnya sejak bertahun-tahun lamanya dan melahirkan banyak

BAB I PENDAHULUAN. Multidimensional, (Jakarta: PT Bumi Aksara ), hlm. 35. Multidimensional, hlm 1

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologis psikologi berasal dari bahasa Yunani Psyche dan logos.

KODE ETIK GURU INDONESIA PEMBUKAAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan

Mahendra (2009:10) juga memaparkan bahwa secara sederhana, pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada siswa untuk:

BAB VI PENUTUP. isinya. Beberapa pengkajian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa

I. PENDAHULUAN. Pendidikan bagi manusia tidak mengenal batas umur, jenis kelamin ras dan agama.

PEDOMAN POKOK NILAI-NILAI PERJUANGAN YAYASAN LBH INDONESIA DAN KODE ETIK PENGABDI BANTUAN HUKUM INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. berbagai segi kehidupan. Kenyataan menunjukkan bahwa pemakaian bahasa. dalam suatu pembelajaran di lembaga pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berwawasan, hal ini tentu dilatarbelakangi oleh mutu Pendidikan. yang terus berkembang sesuai tuntutan zaman.

E. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA BUDDHA DAN BUDI PEKERTI SMALB TUNAGRAHITA

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Guru adalah sosok yang digugu dan ditiru. Digugu artinya

Transkripsi:

FILOSOFI SENI PEDANG SAMURAI DAN ETIKA BUSHIDO DALAM PENDIDIKAN KARAKTER KENDOKA Riza Rahmawati 1, Irma 2, Oslan Amril 2 1 Mahasiswa Prodi Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Bung Hatta E-mail: mae.mun82@yahoo.co.id 2 Dosen Jurusan Sastra Asia Timur, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Bung Hatta Abstract This thesis discussed about the philosophy of samurai sword arts and bushido in kendoka character education. Philosophy of samurai sword arts contained principles of samurai sword arts that were influenced by Zen Buddhism meditation which educated the kendoka spiritually and ethically. Meanwhile, the bushido was a samurai code of ethics which contained elements of Zen Buddhism and it was also combined with Shinto and Confucian that educated the kendoka spiritually, mentally and ethically. This study aimed to describe of the philosophy of samurai sword arts and bushido that was influenced by Zen Buddhism in character education of kendoka. In writing and formulating this thesis, the writer used descriptive methods and the data were collected by studying the literature that refered to various sources presenting information and discussion about the art of samurai sword, bushido, Zen Buddhist and kendo. This study found that in kendoka character education, philosophy of samurai sword arts and bushido educated the kendoka mentally, spiritually and ethically. Mentally, persistence was courage. In spiritual perspective, it brought composure. Ethically, what it taught were respect, eagerness and discipline. Keywords : sword, samurai, bushido, zen, kendo Pendahuluan Seni pedang samurai atau Kenjutsu adalah seni bela diri dengan menggunakan pedang berkembang dikalangan prajurit Jepang yang disebut bushi atau samurai. Tujuan bela diri ini adalah untuk membunuh. Sejak zaman Meiji seni pedang samurai berubah menjadi sebuah olahraga yang bernama kendo. Kendo secara harfiah berarti jalan pedang. Kendo adalah olahraga dengan teknik pedang samurai yang bertujuan membentuk pikiran dan tubuh melalui latihan yang benar dan disiplin serta menghargai orang lain. Orang yang berlatih kendo disebut dengan kendoka. Konsep dari kendo adalah untuk mendisiplinkan dan mendidik karakter kendoka (Quinlan, 2013: 4). Pendidikan karakter adalah usaha untuk membantu membentuk karakter seseorang (Kistanto, 2008:77). Dalam KBBI (2008:638) karakter adalah tabiat; sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain; watak. Menurut Kertajaya (2010:3) karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu, asli dan mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut, serta merupakan mesin yang mendorong bagaimana seorang bertindak, bersikap, berucap, dan merespon sesuatu. Pendidikan karakter dalam olahraga kendo terdapat dua unsur utama yaitu filosofi

seni pedang dan etika bushido yang dipengaruhi oleh ajaran Budha Zen. Budha Zen adalah usaha manusia melalui usaha meditasi untuk mencapai daerah-daerah pikiran yang tak terjangkau oleh ungkapan kata-kata (Nitobe terjemahan Antonius, 2008:10). Meditasi adalah metode Budha Zen untuk menjernihkan pikiran untuk menemukan jati diri dengan pencapaian spiritual dan etika yang baik. Dalam filosofi seni pedang samurai, konsep meditasi Budha Zen yang berfokus pada spiritual dan etika menjadi prinsip seni pedang samurai, bertujuan memandu para samurai untuk melatih diri mereka dalam menggunakan pedang. Tiga konsep meditasi Budha Zen yaitu kebebasan pikiran, kekosongan dan spontanitas diaplikasi dalam seni pedang yaitu kebebasan pikiran adalah mengaktifkan pikiran tanpa menempatkannya pada apapun (konsentrasi atau fokus), kekosongan adalah melihat pikiran lawan (memahami dan peka), spontanitas bertindak dalam sekejap (keselarasan ilmu dan tindakan). Etika bushido adalah kode etik para samurai yang mengatur kehidupan para samurai. Dalam bushido, Zen menjadi salah satu unsur pembentuk nilai-nilai etika bushido yang dipadu dengan Shinto dan Konfusian. Zen mengajarkan kepasrahan akan nasib dan ketenangan. Shinto mengajarkan penghormatan kepada atasan, patriostisme dan kesetiaan. Konfusian mengajarkan etika dan moral. Dari tiga ajaran tersebut, terdapat tiga aspek dalam nilai-nilai etika bushido yaitu spiritual, mental dan etika. Nilai-nilai dalam etika bushido yaitu kejujuran dan keadilan, keberanian, kebajikan, kesopansantunan, kesungguhan, kehormatan, kesetiaan, pengendalian diri dan tangggung jawab (Nitobe terjemahan Antonius, 2008:19-118). Permasalahan yang diangkat dari penelitian ini adalah filosofi seni pedang samurai dan etika bushido dalam pendidikan karakter kendoka. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan nilai-nilai dalam pendidikan karakter kendoka yang berasal dari filosofi seni pedang samurai dan etika bushido. Metodologi Didalam melakukan suatu penelitian dibutuhkan metode sebagai suatu penunjang untuk mencapai tujuan penelitian. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif. Penelitian yang bersifat deskriptif yaitu memberikan gambaran secermat mungkin mengenai suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu (Koentjaraningrat,1976:30). Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai faktafakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir,1988:63). Berkaitan dengan hal tersebut, teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi kepustakaan, studi kepustakaan yaitu menelusuri sumber-sumber kepustakaan dengan membaca buku-buku referensi yang 2

berkaitan dengan masalah yang dipecahkan. Sumber acuan dari berbagai buku-buku tentang Budha Zen, seni pedang samurai, etika bushido dan kendo merupakan sumber data primer. Artikel, jurnal dan internet sebagai sumber data sekunder dengan tujuan memperoleh sebanyak mungkin informasi yang sesuai dengan topik penelitian. Kemudian, data-data yang diperoleh dari bacaan rujukan dideskripsikan dan dianalisa untuk mendapatkan kesimpulan. Hasil dan Pembahasan Dari penelitian yang dilakukan oleh penulis, ditemukan dalam pendidikan karakter kendoka yang didalamnya terdapat perpaduan dua unsur yaitu filosofi seni pedang samurai dan etika bushido. Filosofi seni pedang samurai dengan konsep meditasi Budha Zen yang melatih samurai menggunakan pedang, dalam pendidikan karakter kendo melatih kendoka secara spiritual dan etika melalui latihan kendo. Etika bushido mengajarkan untuk melatih diri secara spiritual, mental dan etika. Filosofi seni pedang samurai dan etika bushido melalui kendo melatih seseorang untuk memiliki etika dan moral yang baik serta mental dan spiritual yang kuat dilatih dalam proses berlatih kendo seperti dalam duel, latihan dan pertandingan agar dapat tercermin dalam sikap dan perilaku kendoka diantaranya: 1. Pendidikan Karakter Kendoka secara Mental Mental dalam KBBI (2008:942) adalah yang menyangkut batin; watak; yang bukan bersifat badan atau tenaga. Menurut Darajat (1990:22), Mental diartikan sebagai kepribadian yang merupakan kebulatan yang dinamik yang dimiliki seseorang yang tercermin dalam sikap dan perbuatan atau terlihat dari psikomotornya. Nilai Salah satu hasil dari berlatih kendo adalah memiliki mental yang kuat. Melalui pelatihan kendo yang keras dan disiplin yang ketat, dapat membentuk sikap mental seorang kendoka yang berani. Keberanian merupakan sikap mental untuk selalu siap dan mau menerima resiko. Dalam berlatih kendo, perlu keberanian untuk menghadapi resiko latihan yang keras dan disiplin yang ketat. Untuk menghadapi situasi seperti itu, dengan sikap berani seorang kendoka perlu untuk menjaga pikiran agar tetap berfikir jernih bahwa latihan kendo sangat berguna bagi diri sendiri. Sedangkan secara emosi, kendoka harus mampu mengendalikan diri dengan menekan emosi agar tetap memiliki semangat dan inisiatif untuk berlatih kendo meskipun ada resikonya sehingga terwujud dalam sikap kendoka yaitu tetap tahan dengan latihan dan disiplin kendo. Sikap berani yang ditanamkan dalam diri kendoka dan dilatih dalam kendo terdapat unsur etika bushido yaitu keberanian. Keberanian merupakan sikap para samurai untuk menanggung derita dalam melakukan hal yang benar. Dalam berlatih kendo, mau menanggung resiko dari menjalankan aturan dan melakukan latihan kendo yang keras 3

sehingga tetap berlatih kendo menunjukkan keberanian. Sikap mental yang dilatih dalam proses latihan kendo juga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari misalnya dalam melakukan pekerjaan, menuntut ilmu dll. 2. Pendidikan Karakter Kendoka secara Spiritual Spiritual dalam KBBI (2008:1373) adalah hal yang berhubungan atau besifat kejiwaan. Spiritual merupakan energi yang memiliki arah tujuan yang secara terus menerus meningkatkan kebijaksanaan dan kekuatan kehendak dari seseorang serta dapat menghilangkan ilusi dari gagasan salah yang berasal dari alat indra, perasaan dan pikiran (Hasan, 2008:288). Nilai spiritual yang didapat dalam berlatih kendo adalah ketenangan. Sikap tenang merupakan unsur yang penting dalam berlatih kendo. sikap ini dilatih dalam duel, mendapat serangan yang bertubi-tubi dari lawan harus disikapi dengan tenang agar tidak tersulut emosi. ketenangan dapat membuat mampu mengontrol emosi dan mental, sehingga disaat situasi tegang atau tertekan tetap dapat bersikap stabil dan tenang. Ketenangan dalam berlatih kendo terdapat unsur etika bushido berupa pengendalian diri dan filosofi seni pedang berupa kebebasan pikiran. Pengendalian diri merupakan sikap untuk menekan ego dan emosi dalam menghadapi sesuatu. Sedangkan kebebasan pikiran merupakan ajaran untuk tetap fokus dan berkonsentrasi agar pikiran tidak dipenuhi prasangka sehingga dapat bertindak bijak dan tepat sasaran. Kedua hal tersebut terlihat dalam pertandingan atau duel dalam kendo, dari situ seorang kendoka dapat melatih diri untuk tetap tenang dengan mengolah emosi dengan baik agar tetap fokus dan berpikir jernih. Terlepas dari duel dalam kendo, sikap tenang dari hasil berlatih kendo juga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. 3. Pendidikan Karakter Kendoka secara Etika Etika dalam KBBI (2008:399) adalah ilmu tentang apa yang baik, apa yang buruk dan tentang hak serta Kewajiban. Menurut Maryani dan Ludigdo (2001:50), etika merupakan seperangkat aturan, norma atau pedoman yang mengatur perilaku manusia, baik yang harus dilakukan maupun yang harus ditinggalkan yang dianut oleh sekelompok atau segolongan masyarakat atau profesi. Dalam kendo, beretika adalah sebuah syarat menjadi seorang kendoka dan merupakan pelajaran hidup yang penting didasarkan rasa hormat terhadap sesama yang terus diajarkan dalam proses berlatih kendo. Etika yang diajarkan dalam kendo merupakan adaptasi dari tata krama para samurai yang selalu diterapkan dalam kehidupan sehari seperti kepada atasan, profesi, keluarga, masyarakat dll. Etika tersebut dalam kendo dapat dilihat dalam beberapa sikap yaitu: a) Rasa Hormat Rasa hormat ditujukan kepada sensei (pelatih), senpai (senior), junior, sesama 4

kendoka dan tempat latihan atau dojo menunjukan tradisi dari etika bushido yang sangat kental. Penghormatan kepada pelatih dan senior yang mengajar kendo dengan cara menelungkupkan kedua telapak tangan ke lantai seraya membungkukkan badan selama beberapa detik hingga sensei atau senpai tersebut menegakkan badannya kembali. Penghormatan kepada para senior juga dilakukan dalam membantu dan menyiapkan dojo untuk latihan. Adalah hal yang memalukan jika hanya berdiam diri melihat para sensei atau senpai melakukannya sendiri. Memberi hormat kepada dojo termasuk tata krama dalam kendo. Pada saat masuk dan keluar dojo kendoka harus selalu ingat untuk sedikit membungkukkan kepala. Mereka harus menjaga kebersihan dojo. Tidak boleh ada sepatu yang diperkenankan masuk dojo, tapi menempatkan sepatu di luar dojo secara rapi. Rasa hormat yang diterapkan dalam kendo terdapat unsur etika bushido yaitu kehormatan dan kesopansantunan. Kehormatan merupakan kesadaran untuk menjunjung tinggi hak dan kewajiban. Kesopansantunan adalah nilai luhur yang menunjukkan pribadi yang baik dan menghormati siapa saja. Hal ini terlihat dalam sikap bertata krama dan penghormatan kepada siapa dan apa saja seperti pelatih, senior, sesama kendoka, junior bahkan juga tempat latihan. Selain unsur etika bushido, juga terdapat unsur filosofi seni pedang yaitu kekosongan dan spontanitas. Kekosongan merupakan ajaran untuk dapat memahami orang lain dan situasi serta peka terhadap lingkungan. Spontanitas adalah keselarasan pengetahuan dan tindakkan. Hal ini terlihat dalam cepat tanggap dan peka terhadap situasi disekitar agar tetap dapat menjaga interaksi antar kendoka sehingga menciptakan keharmonisan dan saling menghormati seperti membantu senior menyiapkan tempat latihan. b) Bersungguh-sungguh Seorang atlet kendo tidak boleh membedakan antara latihan dan pertandingan. Setiap kesempatan bermitra dalam latihan atau pertandingan harus dilihat sebagai pertarungan hidup mati. Meskipun kendo olahraga yang keras, namun sejatinya adalah pelajaran mengasah budi. Dalam kendo, tidak hanya dalam pertandingan yang dibutuhkan keseriusan, berlatih pun harus dilakukan dengan sepenuh hati. Bersungguh-sungguh berlatih merupakan cara melatih para kendoka untuk setiap saat siap untuk menghadapi semua lawan. Saat pertandingan, bersungguh-sungguh adalah salah satu cara untuk menghormati lawan. Seorang kendoka yang tidak bersungguhsungguh bertarung dianggap meremehkan lawan. Dalam kendo, bahkan seorang lawan pun harus dihormati. Sikap bersungguh-sungguh dalam berlatih kendo terdapat unsur bushido yaitu kesungguhan. Kesungguhan adalah sikap hati untuk melakukan segala sesuatu dengan 5

sepenuh hati. Tidak membeda-bedakan antara berlatih dan pertandingan kendo, melakukan keduanya dengan serius menunjukkan sikap bersungguh-sungguh. c) Disiplin Kedisiplinan sangat dibutuhkan dalam kendo. Misalnya, Datang dengan tepat waktu adalah salah satu cara untuk tidak menyianyiakan waktu, tenaga dan ilmu yang telah pelatih mereka berikan. Siap mematuhi semua aturan yang diberlakukan oleh tempat latihan atau dojo. Kedisiplinan yang diajarkan dalam kendo terdapat unsur bushido yaitu Tanggung jawab. Tanggung jawab merupakan perwujudan kesadaran dan kewajiban. Kedisiplinan untuk Mematuhi aturan merupakan bentuk dari melaksanakan kewajiban dan datang pada tepat waktu menunjukkan kesadaran seorang kendoka kepada diri sendiri dan pelatih. Etika yang diajarkan dalam kendo seperti penghormatan kepada siapa saja dan mematuhi aturan dojo, dalam kehidupan sehari-hari dengan membiasakan diri dengan hal-hal tersebut, para kendoka dapat melatih diri mereka untuk dapat bersikap sopan dan menumbuhkan rasa menghargai dan menghormati orang lain dalam keluarga, teman, dan masyarakat. Kesimpulan Dalam pendidikan karakter kendoka terdapat dua unsur yaitu filosofi seni pedang samurai dan etika bushido yang dipengaruhi oleh ajaran Budha Zen. Dua unsur tersebut dipadu dan dilatih dalam berlatih kendo agar tercermin dalam sikap dan perilaku para kendo secara mental yaitu keberanian, secara spiritual yaitu ketenangan dan secara etika dalam sikap rasa hormat, bersungguh-sungguh, dan disiplin. Daftar Pustaka Hasan, Aliah B. Purwakanta. 2008. Psikologi Perkembangan Islami. Jakarta: PT Grafindo Persada. Hermawan Kertajaya. (2010). Grow with Character: The Model Marketing. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Kistanto. (2000). Pendidikan Karakter. Jakarta: Balai Pustaka. Koentjaraningrat. 1976. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia. Maryani, T. dan U. Ludigdo. 2001. Survei Atas Faktor-faktor yang mempengaruhi Sikap dan Perilaku Etis Akuntan. TEMA. Volume II Nomor 1. Nazir, Mohammad. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia. Nitobe, Izano. 2008. Bushido The Soul of Japan, An Exposition of Japanese Thought. Diterjemahkan oleh: Antonius R. Pujo Purnomo Surabaya: Era Media. Z a k i a h D a r a j a t. ( 1 9 9 0 ). K e s e h a t a n Mental. Jakarta: CV Haji Masagung. Data Unduh Quinlan, Stephen D. 2013. Nihon Kendo no Kata & Kihon Bokuto Waza. E-book. http://www.kingstonkendo.org 6