WAKTU PERENDAMAN BENIH DENGAN AIR KELAPA MUDA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH INTERVAL PEMBERIAN AIR KELAPA DAN PUPUK UREA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Heveea brasiliensis) STUM MATA TIDUR

APLIKASI KOMPOS KULIT BUAH KAKAO PADA BIBIT TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.)

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) DENGAN APLIKASI TRICHODERMA sp DAN PUPUK MAJEMUK

PEMBERIAN ZAT PENGATUR TUMBUH AUKSIN DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI PADA BIBIT KARET (Hevea brasiliensis) STUM MATA TIDUR KLON PB 260

Pemanfaatan Kompos Kulit Buah Kakao Pada Pertumbuhan Bibit Kakao Hibrida (Theobroma cacao L)

PERENDAMAN BENIH SAGA (Adenanthera pavonina L.) DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI AIR KELAPA UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS KECAMBAH

PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK LIMBAH CAIR BIOGAS DENGAN PUPUK KANDANG AYAM PADA BIBIT KELAPA SAWIT

PENGARUH KOMPOS LIMBAH SAYUR-SAYURAN TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KOPI ROBUSTA (Coffea canephora Pierre)

I. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. tinggi tanaman dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Rerata Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun

Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman Ekstrak Bawang Merah (Allium cepa L.) Terhadap Viabilitas Benih Kakao (Theobroma cacao L.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

APLIKASI BEBERAPA KONSENTRASI AIR KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN TUNAS CABANG PULAI GADING (Alstonia scholaris (L.) R. BR.)

PEMBERIAN AIR KELAPA MUDA DAN AIR CUCIAN BERAS PADA BIBIT KARET

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman. antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan

UJI PEMBERIAN KOMPOS Azolla microphylla PADA PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Hevea brasiliensis) STUM MINI

UJI BEBERAPA JENIS KOMPOS PADA PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KARET (Hevea brasiliensis Muell Arg.) STUM MINI

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI SELADA (Lactuca sativa) PADA TANAH INCEPTISOL DENGAN APLIKASI ABU CANGKANG KELAPA SAWIT

Givo Alzeri 1, Sampurno 2, Murniati 2 Departement of Agrotechnology, Faculty of Agriculture, University of Riau

PERTUMBUHAN BEBERAPA KLON BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) PADA TANAH GAMBUT DAN PODSOLIK MERAH KUNING

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 21 hari setelah tanam. Sedangkan analisis pengaruh konsentrasi dan lama perendaman

PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L) DENGAN PEMBERIAN ABU JANJANG KELAPA SAWIT DAN PUPUK NPK PADA MEDIUM GAMBUT

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Hevea brasiliensis) STUM MATA TIDUR DENGAN PEMBERIAN AIR KELAPA DAN AMPAS TEH

PENGARUH PEMBERIAN BEBERAPA KONSENTRASI URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN

UJI BEBERAPA KONSENTRASI PUPUK CAIR Azolla pinnata PADA BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI PEMBIBITAN AWAL

APLIKASI SOLID PADA MEDIUM BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.) DI MAIN NURSERY

I. PENDAHULUAN. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu komoditas

PENGARUH PANJANG ENTRIS TERHADAP KEBERHASILAN SAMBUNG PUCUK BIBIT JAMBU AIR

UJI BERBAGAI DOSIS KOMPOS LIMBAH TATAL KARET TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KARET(Hevea brasiliensis) ASAL OKULASI

PEMBERIAN VERMIKOMPOS PADA PERTUMBUHAN BIBIT TANAMAN KAKAO (Theobroma cacao L.)

PENGARUH PEMBERIAN NITROGEN DAN KOMPOS TERHADAP KOMPONEN PERTUMBUHAN TANAMAN LIDAH BUAYA (Aloe vera)

RESPON TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.) TERHADAP PEMBERIAN KOMPOS SAMPAH KOTA

PEMBERIAN BERBAGAI KONSENTRASI AIR KELAPA PADA BIBIT KOPI ROBUSTA (Coffea canephora Pierre)

Shella A.J.W., Kajian Pemberian Pupuk Hijau Eceng Gondok Pada Tanah Gambut Terhadap Pertumbuhan

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman

AGROVIGOR VOLUME 1 NO. 1 SEPTEMBER 2008 ISSN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

APLIKASI PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN KAKAO (Theobroma cacao L.) YANG DITANAM DIANTARA KELAPA SAWIT

APLIKASI PUPUK PELENGKAP CAIR ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SAWI (brassica juncea L.)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus

KAJIAN PERENDAMAN RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma xanthorriza Roxb.) DALAM URIN SAPI DAN AIR KELAPA UNTUK MEMPERCEPAT PERTUNASAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakat dan perekonomian Indonesia baik sebagai kebutuhan pokok maupun

EFEKTIFITAS LAMA PENIRISAN STEK DI MEDIA TANAH BERPASIR TERHADAP PERTUMBUHANKAMBOJA (Adenium obesum)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. keunggulan dalam penggunaan kayunya. Jati termasuk tanaman yang dapat tumbuh

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas pangan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Air leri merupakan bahan organik dengan kandungan fosfor, magnesium

RESPONS PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK (Dendrobium sp.) TERHADAP PEMBERIAN BAP DAN NAA SECARA IN VITRO

rv. HASIL DAN PEMBAHASAN

ISSN Abstract

PENGARUH KONSENTRASI BAWANG MERAH (Alium cepa L.) TERHADAP PERTUMBUHAN SETEK GAHARU (Aquilaria malaccencis OKEN)

PENGARUH PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGREK Dendrobium phalaenopsis Fitzg TERHADAP PEMBERIAN IBA DAN KINETIN SECARA IN VITRO

KARYA ILMIAH TENTANG. Oleh SUSI SUKMAWATI NPM

PENGARUH KONSENTRASI DAN LAMA PERENDAMAN DENGAN ZAT PENGATUR TUMBUH (ZPT) INDOLEBUTYRIC ACID (IBA) TERHADAP PERTUMBUHAN STEK TANAMAN JERUK

UJI PEMBERIAN VOLUME AIR MELALUI SISTEM IRIGASI TETES PADA PEMBIBITAN UTAMA (Main nursery) KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq)

PENGARUH PEMBERIAN SLUDGE PABRIK KELAPA SAWIT TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (ElaeisguineensisJacq.) DI PEMBIBITAN UTAMA

PENGARUH PEMBERIAN NAA DAN KINETIN TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN SECARA IN VITRO

Eka Hepi Nurwijayanti, Gunawan Tabrani, Idwar JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU ABSTRAK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

RESPON PERTUMBUHAN BIBIT BAKAU (Rhizophora apiculata Bl.) TERHADAP PEMBERIAN AIR KELAPA PADA BERBAGAI KONSENTRASI E JURNAL

PENGARUH PEMBERIAN NAA DAN KINETIN TERHADAP PERTUMBUHAN EKSPLAN BUAH NAGA (Hylocereus costaricensis) MELALUI TEKNIK KULTUR JARINGAN SECARA IN VITRO

PENGARUH KONSENTRASI DAN INTERVAL WAKTU PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR NASA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Solanum lycopersicum Lam.

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMANSELADA (Lactuca sativa L.) DENGAN PEMBERIAN KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT

PEMBERIAN PUPUK MAJEMUK DAN KOMPOS TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT PADA MEDIA TANAM UNTUK PERTUMBUHAN KELAPA SAWIT DI MAIN NURSERY

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2015 ISBN:

PENGARUH KONSENTRASI BAWANG MERAH (Alium cepa L.) TERHADAP PERTUMBUHAN SETEK GAHARU (Aquilaria malaccencis OKEN)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERTUMBUHAN BIBIT KARET (Hevea brasiliensis Muell Erg) KLON UNGGUL PENGHASIL LATEKS-KAYU PADA MEDIUM YANG MENGGUNAKAN KOMPOS SAMPAH KOTA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

EFEKTIVITAS KONSENTRASI GIBERELIN (GA3) PADA PERTUMBUHAN STEK BATANG KOPI (Coffea canephora) DALAM MEDIA CAIR

TINJAUAN PUSTAKA. pada posisi 10 cm diatas mata okulasi dengan akar tunggang tunggal atau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengamatan pada pemberian pupuk organik kotoran ayam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Vol 3 No 1. Januari Maret 2014 ISSN :

INNOFARM : Jurnal Inovasi Pertanian Vol. 12, No. 2, Oktober 2013

PENGARUH PERBEDAAN KOMPOSISI MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT PADA TAHAP PRE NURSERY. Aang Kuvaini. Abstrak

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Jagung Manis. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang dialami oleh setiap

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengatnatan terhadap parameter saat muncul tunas setelah dianalisis. Saat muncul tunas (hari)

PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN BABY CORN (Zea mays L) PADA BEBERAPA MACAM PENYIAPAN LAHAN DAN KETEBALAN MULSA JERAMI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

TINJAUAN PUSTAKA. saat ini adalah pembibitan dua tahap. Yang dimaksud pembibitan dua tahap

PENGARUH VOLUME MEDIA DALAM POLYBAG TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman Jati. daun, luas daun, berat segar bibit, dan berat kering bibit dan disajikan pada tabel

PENGARUH PEMBERIAN KOMPOS AMPAS TAHU TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KOPI ROBUSTA (Coffea canephora pierre) DI BAWAH NAUNGAN TANAMAN KELAPA SAWIT

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anggrek adalah tanaman hias yang banyak diminati oleh para kolektor

PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI PUPUK ORGANIK CAIR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN SAWI (Brassica juncea L.

I. PENDAHULUAN. Bunga anggrek memiliki pesona yang menarik penggemar baik di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan dan salah satu penyumbang devisa negara terbesar dibidang perkebunan

Arizal Muhammad Bagus 1, Armaini 2, Fetmi Silvina 2 Departement of Agroteknologi, Faculty of Agriculture, University of Riau

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman (lampiran 7.1) menunjukkan

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BERBAGAI VARIETAS SORGUM (Sorghum bicolor L.) DENGAN PEMBERIAN PUPUK UREA

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. yang dihasilkan dari proses-proses biosintesis di dalam sel yang bersifat

PENGARUH KOMPOSISI MEDIA TANAM PADA TEKNIK BUD CHIP TIGA VARIETAS TEBU (Saccharum officinarum L.)

Pemberian H 2 so 4 dan Air Kelapa pada Uji Viabilitas Biji Kopi Arabika (Coffea arabika L.)

Transkripsi:

WAKTU PERENDAMAN BENIH DENGAN AIR KELAPA MUDA TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) SEED SOAKING TIME WITH COCONUT WATER ON GROWTH OF CACAO SEEDLINGS (Theobroma cacao L.) Ratnawati 1, Sukemi Indra Saputra 2, Sri Yoseva 2 Faculty of Agriculture, University of Riau Jl. HR. Subrantas Km 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru, 28293 Email : ratna51@live.com ABSTRACT This research aims to know the influence of seed soaking time with young coconut water on the growth of seedlings of cocoa (Theobroma cacao L.). This research has been carried out in the laboratories of the University Faculty of agriculture of Riau at Binawidya Panam 12.5 km kelurahan Simpang baru, kecamatan tampan, began from February until may 2013. This study used a Randomized Complete Design (RAL) consisting of 5 treatments (0, 6, 12, 18 and 24) and three replicates. The parameters observed that high seeds, number of leaves, leaf area and stem diameter. Research results showed the cocoa seed soaking with influential real young coconut water to the seeds and leaves are wide, but has no effect against the real amount of leaf and stem diameter. Cocoa seed soaking treatment with young coconut water for 6 hours provides the best results against higher seeds parameter, the number of leaves and broad leaves. Cocoa seed soaking treatment with young coconut water for 18 hours, giving greater influence. Keywords : PGR, cacao seedling PENDAHULUAN Tanaman kakao (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu komoditas ekspor yang cukup potensial kakao merupakan penghasil devisa negara terbesar ketiga pada sub sektor perkebunan setelah karet dan kelapa sawit, pentingnya tanaman kakao dalam perekonomian indonesia, membuat permintaan tanaman kakao meningkat. Peningkatan permintaan kakao membuat masyarakat mengusahakan perbanyakan tanaman baik secara generatif maupun vegetatif. Perbanyakan secara generatif yang paling sering dilakukan oleh masyarakat dibandingkan perbanyakan tanaman dengan cara vegetatif. Perbanyakan secara generatif dianggap lebih mudah untuk dikembangkan, selain itu perbanyakan ini mampu menghasilkan bibit dalam jumlah yang banyak dengan waktu yang singkat. Perbanyakan tanaman tersebut juga harus dilihat dari kriteria buah atau bahan tanaman yang akan digunakan. Hal ini merupakan salah satu bentuk usaha untuk meningkatkan produktivitas tanaman kakao. Upaya penyediaan bahan tanaman secara massal dikarenakan penggunaan ZPT kimia tidak aman bagi

kesehatan. Oleh karena itu perlu dikaji zat pengatur tumbuh yang berasal dari bahan alami salah satunya adalah air kelapa sebagai subtitusi ZPT sintetik. Zat pengatur tumbuh (ZPT) adalah senyawa kimia yang bukan hara (nutrien) yang pada konsentrasi tertentu dapat mempengaruhi hasil produksi tanaman yang dibudidayakan (Haryanto et al. 1995). Menurut Siahaan (2004), penggunaan ZPT oleh petani belum memasyarakat karena air kelapa muda dapat dimanfaatkan sebagai ZPT alternatif dengan harga terjangkau mudah didapat serta aman bagi kesehatan namun masih tetap efektif untuk digunakan. Air kelapa muda merupakan suatu bahan alami yang di dalamnya terkandung hormon seperti sitokinin 5,8 mg/l yang dapat merangsang pertumbuhan tunas dan mengaktifkan kegiatan jaringan atau sel hidup, hormon auksin 0,07 mg/l dan sedikit giberelin serta senyawa lain yang dapat menstimulasi perkecambahan dan pertumbuhan (Morel 1974, dalam Bey et al. 2006). Penggunaan air kelapa muda ini terbukti dari beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan. Dalam penelitian Siahaan (2004) memperlihatkan bahwa penggunaan air kelapa muda sebagai ZPT dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi cabai merah. Penelitian lainnya menunjukkan produk hormon dari air kelapa ini mampu meningkatkan hasil kedelai hingga 64%, kacang tanah hingga 15% dan sayuran hingga 20-30%, serta dengan kandungan unsur kalium yang cukup tinggi, air kelapa dapat merangsang pembungaan pada anggrek seperti dendrobium dan phalaenopsis. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh waktu perendaman benih dengan air kelapa muda terhadap pertumbuhan bibit kakao (Theobroma cacao L.). METODE Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Laboratorium Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Riau, Kampus Binawidya km 12,5 Kelurahan Simpang Baru, Kecamatan Tampan, Pekanbaru. Penelitian dilakukan selama 4 bulan dari Februari sampai Mei 2013. Penelitian ini dilaksanakan secara eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 5 perlakuan dan 3 ulangan, sehingga diperoleh 15 unit percobaan masing masing perlakuan adalah sebagai berikut : (K0) benih kakao yang tidak direndam (K1) benih direndam selama 6 jam (K1) benih direndam selama 12 jam (K3) benih direndam selama 18 jam (K4) benih direndam selama 24 jam. Buah untuk keperluan benih diambil dari buah yang telah masak. Cara pengambilan biji-biji dari buah dilakukan dengan cara memotong buah secara horizontal, pemotongan ini dilakukan dengan hati-hati supaya tidak merusak biji. Setelah itu, biji-biji yang berada pada 2/3 bagian diambil, kemudian dibersihkan dari lapisan pulp menggunakan abu gosok setelah itu dicuci dengan air dan ditiriskan. Air kelapa jenis kelapa dalam untuk perlakuan diambil dari buah kelapa muda kemudian dibagi secara merata sebanyak 250 ml untuk masing-masing perlakuan. Air kelapa muda yang dipakai dalam penelitian ini adalah bagian kulit luarnya masih hijau, endosperma (daging buahnya) tidak terlalu lunak tetapi juga tidak terlalu keras. Adapun pengamatan yang dilakukan terhadap 2 tanaman sebagai tanaman sampel pada setiap perlakuan adalah sebagai berikut Tinggi Bibit (cm), Jumlah Daun (helai), Luas Daun (cm 2 ), Diameter Batang (cm). Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan menggunakan analisis ragam atau analysis of variance (ANOVA).

HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Bibit (cm) Tabel 1. Rata-rata tinggi bibit kakao umur 4 bulan yang direndam dengan air kelapa muda Perlakuan Tinggi bibit (cm) 52.33 a K1 (6 jam) 48.83 a 47.33 a 45.67 a 36.83 b taraf 5% Tabel 1 memperlihatkan bahwa tinggi bibit kakao pada perlakuan perendaman selama 18, 6, 12, dan 24 adalah tidak berpengaruh satu dengan lainnya, namun berpengaruh dengan tanpa perlakuan. Hal ini dikarenakan adanya ZPT yang terkandung dalam air kelapa muda sehingga dapat memacu pembelahan sel dan merangsang pertumbuhan tanaman. Pendapat Bey et al., (2006) menyatakan bahwa air kelapa muda merupakan suatu cairan yang mengandung unsur hara dan ZPT sehingga dapat menstimulasi perkecambahan dan pertumbuhan. Apabila dibandingkan dengan standar pertumbuhan tanaman kakao, sudah memenuhi standar pertumbuhan bibit kakao umur 4 bulan (Lampiran 3). Perlakuan perendaman selama 18 jam memberikan hasil tinggi tanaman yang lebih baik dari pada perlakuan perendaman dalam air kelapa muda lainnya yaitu sebesar 52.33 cm. Hal ini dikarenakan adanya hormon tumbuh yang lebih baik sehingga lebih efektif memacu pemanjangan dan perkembangan tanaman, serta akan menyebabkan tanaman menjadi lebih tinggi. Menurut Krisnamooty (1981) dalam Bey et al., (2006) bahwa pemberian giberelin dapat meningkatkan pertambahan tinggi tanaman dan merangsang pemanjangan batang dan pembelahan sel (Campbell, 2003). Tinggi tanaman yang terendah terdapat pada tanpa perlakuan. Hal ini dikarena tidak diberikannya perlakuan dan unsur hara yang terdapat dalam tanah belum mencukupi kebutuhan unsur hara untuk pertumbuhan tinggi bibit kakao, sehingga proses fisiologi pada tanaman tidak dapat berjalan dengan lancar mengakibatkan lambatnya pertumbuhan tanaman dan tinggi tanaman menjadi lebih rendah. Menurut Lingga dan Marsono (2004) bahwa dengan bantuan zat pengatur tumbuh tanaman akan dapat menyerap hara melalui daun dan ditranslokasikan keseluruh bagian tubuh tumbuhan. Suriatna (1988) apabila tanaman kekurangan unsur hara maka pertumbuhan tanaman akan terhambat dan kerdil. Pertumbuhan tinggi tanaman disebabkan oleh aktivitas meristem apikal sehingga tanaman akan bertambah tinggi. Kelancaran dari aktivitas meristem apikal sangat tergantung terhadap ketersediaan karbohidrat yang diperoleh dari hasil fotosintesis dalam menghasilkan karbohidrat untuk proses pembelahan sel (Sulistyowati, 2011). Nyakpa et al., (1988) menyatakan bahwa kebutuhan tanaman untuk unsur hara K cukup tinggi, kalium (K) merupakan unsur pengangkut didalam tanaman yang ditranslokasikan kejaringan maristematik yang mudah jika jumlah terbatas untuk kebutuhan tanaman. Kemudian kalium terkumpul pada titik tumbuh dan berperan mengaktifkan enzim-enzim serta proses

fotosintesis sehingga pertumbuhan tanaman akan menjadi lebih baik pertumbuhannya. Jumlah Daun (helai) Tabel 2. Rata-rata jumlah daun bibit kakao umur 4 bulan yang direndam dengan air kelapa muda Perlakuan Jumlah daun (helai) 17.67 a K1 (6 jam) 16.33 a 16.33 a 16.00 a 15.50 a taraf 5%. Tabel 2 memperlihatkann bahwa berbagai perlakuan perendaman benih dengan air kelapa muda tidak berpengaruh terhadap jumlah daun bibit kakao.. Hal ini dikarenakan adanya faktor genetik pada setiap genotip dan umur tanaman kakao yang sama sehingga terjadi jumlah daun yang hampir sama. Uraian ini sesuai dengan pernyataan Gardner et al. (1991) jumlah dan ukuran daun dipengaruhi oleh genotip dan lingkungan, posisi daun pada tanaman yang terutama dikendalikan oleh genotip, juga mempunyai pengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan daun. Lakitan (2011), menambahkan umur tanaman berpengaruh terhadap pertambahan daun dan stadia perkembangan daun yang akan mempengaruhi laju fotosintesis. Penggunaan ZPT yang tepat akan mempengaruhi baik terhadap pertumbuhan tanaman namun bila dalam jumlah yang terlalu banyak justru akan merugikan tanaman. Salisbury dan Ross (1995), menyatakan ZPT merupakan suatu zat pendorong pertumbuhan apabila diberikan dalam konsentrasi yang tepat. Sebaliknya bila diberikan dalam konsentrasi yang tinggi dari yang dibutuhkan tanaman maka akan menghambat dan menyebabkan kurang aktifnya proses metabolisme tanaman. Menurut Harjadi (1986), jumlah daun berkaitan dengan tinggi tanaman dimana semakin tinggi tanaman maka semakin banyak daun yang akan terbentuk, karena daun terbentuk dari nodus nodus tempat kedudukan daun yang ada pada batang. Hal ini berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan daun dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungannya. Faktor lingkungan yang berpengaruh antara lain suhu, udara, ketersediaan air dan unsur hara. Hal ini sesuai dengan pendapat Lakitan (1995), bahwa laju pembentukan daun relatif konstan jika tanaman ditanam pada kondisi yang konstan. Menurut Gadner et al., (1991) jumlah dan ukuran daun dipengaruhi oleh faktor genotip dan lingkungan. Lingkungan yang konstan, primodial daun yang muncul pada ujung batang dengan laju yang konstan.

Luas Daun (cm 2 ) Tabel 3. Rata-rata luas daun bibit kakao umur 4 bulan yang direndam dengan air kelapa muda Perlakuan Luas Daun (cm 2 ) 108.63 b K1 (6 jam) 104.13 b 103.23 b 102.00 b 89.43 a taraf 5% Tabel 3 memperlihatkan bahwa perendaman dengan air kelapa muda mampu meningkatkan luas daun tanaman kakao dibanding tanpa perendaman dengan air kelapa muda. Peningkatan luas daun dikarenakan oleh hormon tumbuh didalam air kelapa muda. Hormon tumbuh tidak hanya memacu pemanjangan batang tetapi juga memacu pertumbuhan seluruh bagian tumbuhan termasuk akar dan daun (Campbell, 2003). Selain pengaruh dari hormon tumbuh, peningkatan luas daun juga dipengaruhi oleh unsur-unsur hara yang terkandung didalam air kelapa muda. Suedjono et al., (1992) menyatakan bahwa pemberian air kelapa muda pada tanaman dengan konsentrasi yang tepat dapat menambah unsur hara bagi tanaman, sehingga akan mampu mempercepat pertumbuhan dan perkembangan organ tanaman. Prihmantoro (2007), menyatakan bahwa apabila unsur hara yang diperlukan oleh tanaman sudah terpenuhi, maka proses fisiologis tanaman akan berjalan dengan baik dan akan memacu pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Lukikariati et al., (1996) menyatakan bahwa luas daun yang besar meningkatkan laju fotosintesis tanaman sehingga akumulasi fotosintat yang dihasilkan menjadi tinggi. Fotosintat yang dihasilkan mendukung kerja sel-sel jaringan tanaman dalam berdiferensiasi sehingga akan mempercepat pertumbuhan dan perkembangan bagian pembentukan tanaman seperti daun, batang dan akar. Diameter Batang (cm) Tabel 4. Rata-rata Diameter batang (cm) bibit kakao umur 4 bulan yang direndam dengan air kelapa muda Perlakuan Diameter batang (cm) 1.57 a 1.41 a 1.32 a K1 (6jam) 1.30 a 1.27 a taraf 5% Tabel 4 memperlihatkan bahwa perendaman benih kakao menunjukkan hasil tidak berpengaruh terhadap perlakuan perendaman. Hal dikarena bibit kakao yang digunakan memiliki kecepatan pertumbuhan diameter batang yang lambat, namun secara keseluruhan sudah memenuhi standar pertumbuhan diameter batang bibit kakao umur 4 bulan (Lampiran 3). Lizawati (2002), menyatakan bahwa pada tanaman tahunan seperti tanaman perkebunan mengalami pertumbuhan yang lama

ke arah horizontal, sehingga untuk pertambahan lingkar batang pada tanaman perkebunan membutuhkan waktu yang relatif lama. Pertambahan diameter batang bibit kakao dikarenakan adanya fitohormon dalam air kelapa seperti auksin dan giberelin. Menurut Watimena (1987), hormon auksin yang dikombinasikan dengan giberelin dapat memacu pertumbuhan jaringan pembuluh dan mendorong pembelahan sel pada kambium pembuluh sehingga mendukung pertumbuhan diameter batang sehingga pada perendaman air kelapa pada 24 jam penyerapan fitohormon tersebut lebih baik dari pada tanpa perendaman, 6 dan 12 jam. Menurut Jumin (1986), batang merupakan daerah akumulasi pertumbuhan tanaman khususnya pada tanaman yang lebih muda sehingga dengan adanya unsur hara dapat mendorong pertumbuhan vegetatif tanaman diantaranya pembentukan klorofil pada daun sehingga akan memacu laju fotosintesis. Semakin laju fotosintesis maka fotosintat yang dihasilkan akan memberikan ukuran pertambahan diameter batang yang besar. Menurut Hakim et al., (1986) yang menyatakan perkembangan batang berhubungan dengan proses fisiologi tanaman seperti proses pembelahan sel, perpanjangan sel dan diferensiasi sel. Tanah yang subur kaya akan unsur hara, diameter batang akan semakin baik. Hal ini berarti tanaman akan semakin efektifnya menjalankan fungsi batang dalam pertumbuhan. Sesuai dengan pernyataan Leiwakabessy (1988) bahwa unsur P dan K sangat berperan dalam meningkatkan diameter batang tanaman, khususnya dalam peranannya sebagai jaringan yang menghubungkan antara akar dan daun. Unsur hara P dan K berperan dalam membantu pembentukan protein dan karbohidrat, memperkuat jaringan tanaman, berperan membentuk anti bodi tanaman terhadap penyakit serta kekeringan (Lingga, 2003). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Hasil penelitian waktu perendaman dengan air kelapa muda terhadap pertumbuhan bibit kakao dapat disimpulkan : 1. Perendaman benih kakao (Theobroma cacao L.) dengan air kelapa muda berpengaruh terhadap tinggi bibit dan luas daun, tetapi tidak berpengaruh terhadap jumlah daun dan diameter batang. 2. Perlakuan perendaman benih kakao (Theobroma cacao L.) dengan air kelapa muda selama 6 jam memberikan pengaruh yang baik untuk pertumbuhan bibit kakao. Saran Disarankan dari hasil penelitian yang telah dilakukan disarankan perendaman benih kakao (Theobroma cacao L.) dengan air kelapa muda selama 6 jam karena sudah memperlihatkan pertumbuhan bibit tanaman kakao yang baik. DAFTAR PUSTAKA Bey, Y, Syafii, W. dan Sutrisna. 2006. Pengaruh Pemberian Giberelin (GA3) dan Air Kelapa Terhadap Perkecambahan Biji Anggrek Bulan

(Phalaenopsis ambilis BL) Secara In Vitro. Jurnal Universitas Riau. Pekanbaru. Campbell. (2003). Biologi. Penerbit Erlangga. Jakarta. Gardner, F.P,. R.B. Pearce dan R.L. Mitchel. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Universitas Indonesia Press. Jakarta. Harjadi, S., 1986. Pengantar Agronomi. PT. Gramedia. Jakarta Hakim, N. M. Y. Nyakpa, A. M. Lubis, S. G. Nugroho, M.A. Diha, G. B.Hong dan H.H. Bailey. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Lampung. Haryanto, E, Suhartini, T dan Rahayu, E. 1995. Sawi dan Selada. Penebar Swadaya. Jakarta. Jumin, H,B. 1986. Ekologi Tanaman Suatu Pendekatan Fisiologi. Rajawali. Jakarta. Lakitan,B. 1995. Hortikultura. PT. Raja Gravindo Persada. Jakarta. Lakitan. B. 2011. Dasar-dasar Fisiologis Tumbuhan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Leiwakabessy, F.M. 1988. Kesuburan Tanah. Departemen Ilmu Tanah, Fakultas Pertania. Bogor. IPB. Lingga, P. 2003. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarta. Lingga P dan Marsono. 2004. Petunjuk penggunaan pupuk. Penebar Sawadaya. Jakarta. Lizawati. 2002. Analisis Interaksi Batang Bawah dan Batang Atas pada Okulasi Tanaman Karet. Thesis. Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Lukikariati S, L.P Indriyani, Susilo, A dan M.J. Anwaruddinsyah. 1996. Pengaruh Naungan Konsentrasi Indo Butirat terhadap Pertumbuhan Batang Awash Manggis. Balai Penelitian Tanaman Buah Solok. Solok dalam Jurnal Hortikultura, Volume 6 (3):220-226. Nyakpa, M. Y. Lubis, A. M. Amrah, G. Manwar, G. B. Hong dan Hakim. 1988. Kesuburan Tanah. Penerbit Universitas Lampung. Lampung. Salisbury, B. F. Dan Ross, W. C 1995. Fisiologi Tumbuhan. ITB. Bandung. Siahaan, E. 2004. Pengaruh Kosentrasi Air Kelapa Muda Terhadap Pertumbuhan Produksi Cabai Merah (Capsicum annum L.). Skripsi Fakultas Pertanian. Universitas Riau.(Tidak Dipublikasikan). Suriatna, S. 1988. Media Penyuluhan Pertanian. Universitas Terbuka Press. Jakarta Sulistyowati, H. 2011. Pemberian Bokasi Ampas Sagupada Medium Aluvial Untuk Kelapa Sawit Dengan Penambahan Mikroorganisme Selulolitik, Amandemen Dan Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit. Jurnal reposetory nusu. Medan. Prihmantoro, H., 2007. Memupuk Tanaman Sayur. Penebar Swadaya. Jakarta. Wattimena, G. A. 1987. Diktat zat pengatur tumbuh tanaman Laboratorium. Kultur Jaringan Tanaman PAU Bioteknologi IPB. Bogor.