BAB I PENDAHULUAN. ditimbulkan oleh proses reaksi dalam pabrik asam sulfat tersebut digunakan Heat Exchanger

dokumen-dokumen yang mirip
PROSES PRODUKSI ASAM SULFAT

Pipa pada umumnya digunakan sebagai sarana untuk mengantarkan fluida baik berupa gas maupun cairan dari suatu tempat ke tempat lain. Adapun sistem pen

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA PERHITUNGAN ALAT PENUKAR PANAS TIPE SHEEL & TUBE PADA INDUSTRI ASAM SULFAT

LAPORAN KERJA PRAKTEK 1 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia sebagaian besar bekerja sebagai petani, Oleh karena itu, banyak usaha kecil menengah yang bergerak

BAB I PENDAHULUAN. Destilasi merupakan suatu cara yang digunakan untuk memisahkan dua atau

III.METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Pabrik Kopi Tulen Lampung Barat untuk

I. PENDAHULUAN. Mesin pengering merupakan salah satu unit yang dimiliki oleh Pabrik Kopi

Diagram Fasa Zat Murni. Pertemuan ke-1

BAB II LANDASAN TEORI

INTISARI. iii. Kata kunci : Panas, Perpindahan Panas, Heat Exchanger

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES. Alat-alat di pabrik ini meliputi reactive distillation, menara distilasi,

BAB III PERANCANGAN PROSES

31 4. Menghitung perkiraan perpindahan panas, U f : a) Koefisien konveksi di dalam tube, hi b) Koefisien konveksi di sisi shell, ho c) Koefisien perpi

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES. Alat-alat di pabrik ini meliputi reactive distillation, menara distilasi,

DESAIN SISTEM PENGATURAN UDARA ALAT PENGERING IKAN TERI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI IKAN TERI NELAYAN HERYONO HENDHI SAPUTRO

BAB V SPESIFIKASI ALAT PROSES

OPTIMASI KONDENSOR SHELL AND TUBE BERPENDINGIN AIR PADA SISTEM REFRIGERASI NH 3

LAPORAN TUGAS AKHIR. Design Oil Cooler pada Mesin Diesel Penggerak Kapal Laut untuk Jenis APK Sheel and Tube

BAB II LANDASAN TEORI

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE AES

BAB III SPESIFIKASI ALAT

BAB III SPESIFIKASI ALAT

proses oksidasi Butana fase gas, dibagi dalam tigatahap, yaitu :

Ditulis Guna Melengkapi Sebagian Syarat Untuk Mencapai Jenjang Sarjana Strata Satu (S1) Jakarta 2015

BAB III PERANCANGAN PROSES

V. SPESIFIKASI ALAT. Pada lampiran C telah dilakukan perhitungan spesifikasi alat-alat proses pembuatan

BAB I. PENDAHULUAN...

BAB I PENDAHULUAN. Perpindahan panas adalah ilmu untuk memprediksi perpindahan energi

(VP), untuk diuapkan. Selanjutnya uap hasil dari vaporizer (VP) dipisahkan

Bab 1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilakukan setelah di setujui sejak tanggal pengesahan

Tugas Akhir. Perancangan Hydraulic Oil Cooler. bagi Mesin Injection Stretch Blow Molding

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES

Analisa Pengaruh Laju Alir Fluida terhadap Laju Perpindahan Kalor pada Alat Penukar Panas Tipe Shell dan Tube

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE BES

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES

Sistem pendingin siklus kompresi uap merupakan daur yang terbanyak. daur ini terjadi proses kompresi (1 ke 2), 4) dan penguapan (4 ke 1), seperti pada

Prarancangan Pabrik Metil Salisilat dari Metanol dan Asam Salisilat Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI ALAT. Kode T-01 T-02 T-03

Prarancangan Pabrik Kimia Propilena Oksida dengan proses Hydroperoxide Kapasitas ton/tahun BAB III

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE BEU

BAB I PENDAHULUAN di Bandung dan Reaktor Kartini yang berada di Yogyakarta. Ketiga reaktor

BAB IV PEMILIHAN SISTEM PEMANASAN AIR

PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES

BAB I PENDAHULUAN. PLTU 3 Jawa Timur Tanjung Awar-Awar Tuban menggunakan heat. exchanger tipe Plate Heat Exchanger (PHE).

BAB lll METODE PENELITIAN

atm dengan menggunakan steam dengan suhu K sebagai pemanas.

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB III SPESIFIKASI ALAT

LAPORAN TUGAS AKHIR BAB II DASAR TEORI

V. SPESIFIKASI PERALATAN

CC-THERM (Heat exchanger design and rating) ChemCAD Training Jurusan Teknik Kimia Universitas Surabaya (UBAYA) Surabaya, Februari 2006

KIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB 4 ANALISA KONDISI MESIN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Prarancangan Pabrik Polistirena dengan Proses Polimerisasi Suspensi Kapasitas Ton/Tahun BAB III SPESIFIKASI ALAT

I. PENDAHULUAN. menghasilkan energi listrik. Beberapa pembangkit listrik bertenaga panas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN UNJUK KERJA KETEL TRADISIONAL MELALUI HEAT EXCHANGER

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES

BAB I PENDAHULUAN. mendirikan beberapa pembangkit listrik, terutama pembangkit listrik dengan

EXECUTIVE SUMMARY TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS PERANCANGAN PABRIK KIMIA

ANALISA DESAIN DAN PERFORMA KONDENSOR PADA SISTEM REFRIGERASI ABSORPSI UNTUK KAPAL PERIKANAN

PRA RANCANGAN PABRIK UREA FORMALDEHIDPROSES D. B WESTERN KAPASITAS TON/TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Pendinginan dapat didefinisikan sebagai proses menghilangkan panas dari sebuah

Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA PERFORMANCE HEAT EXCHANGER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Thermosiphon Reboiler adalah reboiler, dimana terjadi sirkulasi fluida

SKRIPSI UJI PERFORMANSI DAN ANALISA TEKNIK ALAT EVAPORATOR VAKUM. Oleh: ASEP SUPRIATNA F

LAPORAN TUGAS AKHIR MODIFIKASI KONDENSOR SISTEM DISTILASI ETANOL DENGAN MENAMBAHKAN SISTEM SIRKULASI AIR PENDINGIN

BAB I PENDAHULUAN. penjemuran. Tujuan dari penjemuran adalah untuk mengurangi kadar air.

RANCANG BANGUN MODEL KONDENSOR TIPE CONCENTRIC TUBE COUNTER CURRENT TUNGGAL DIPASANG SECARA HORISONTAL

TUGAS PRA PERANCANGAN PABRIK BIODIESEL DARI DISTILAT ASAM LEMAK MINYAK SAWIT (DALMS) DENGAN PROSES ESTERIFIKASI KAPASITAS 100.

BAB III PERBAIKAN ALAT

I. Pendahuluan. A. Latar Belakang. B. Rumusan Masalah. C. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

VERIFIKASI ULANG ALAT PENUKAR KALOR KAPASITAS 1 kw DENGAN PROGRAM SHELL AND TUBE HEAT EXCHANGER DESIGN

BAB III SPESIFIKASI ALAT PROSES. Kode M-01 M-02 M-03 Fungsi Mencampur NaOH 98% dengan air menjadi larutan NaOH 15%

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan utama dalam sektor industri, energi, transportasi, serta dibidang

PEMANFAATAN PANAS TERBUANG

Oleh : Rahman NRP : Jurusan Teknik Fisika Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PRARANCANGAN PABRIK FORMALDEHID PROSES FORMOX KAPASITAS TON / TAHUN

LAMPIRAN A REAKTOR. = Untuk mereaksikan Butanol dengan Asam Asetat menjadi Butil. = Reaktor Alir Tangki Berpengaduk Dengan Jaket Pendingin

BAB IV PENGOLAHAN DATA

NME D3 Sperisa Distantina BAB V NERACA PANAS

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam proses produksi Asam Sulfat banyak menimbulkan panas. Untuk mengambil panas yang ditimbulkan oleh proses reaksi dalam pabrik asam sulfat tersebut digunakan Heat Exchanger tipe Shell & Tube. Hasil pencampuran asam sulfat dan penambahan air atau upa air akan menimbulkan panas. Panas hasil reaksi tersebut harus diambil dan diserap menggunakan air. Asam yang bersuhu lebih panas akan dilewat kan melalui sisi shell. Proses yang terjadi pada perpindahan panas dalam sistem pembuatan asam sulfat adalah adanya asam sulfat (H 2 SO 4 ) yang dipompa ke drying tower dan absorbtion 1 dan 2 dan pada saat yang bersamaan di drying tower di tiupkan udara yang mengandung uap air dengan suhu 35 o C, sedangkan di absorption tower 1 dan 2 ditiupkan gas SO 3 sehingga terjadi reaksi kimia di dalam drying tower dan absorption tersebut yang menimbulkan panas di cairan asam sulfat (H 2 SO 4 ), dan hasil reaksi asam sulfat (H 2 SO 4 ) tersebut mencapai 75 o C dengan tekanan sekitar 1 atm. Karena siklus tersebut terjadi terus menerus selama proses produksi asam sulfat berlangsung, maka panas yang terjadi akan semakin meningkat, dan untuk menghindari panas yang berlebihan atau overheat 1

diperlukanya heat exchanger yang sesuai kapasitas dan dapat mengontrol temperatur yang diinginkan selama proses produksi. Disinilah proses perpindahan panas berlangsung, asam dari drying tower dan absobtion tower yang mengalami reaksi kimia memiliki temperatur 75 o C dan harus diturunkan temperaturnya hingga mencapai 55 o C dengan total asam sulfat yang akan didinginkan 110.111 kg/jam, air pendingin yang dibutuhkan untuk menurunkan temperatur mempunyai T 3 o C mencapai 81.306 kg/jam, dengan perhitungan dimensi heat exchaner yang ada. Air yang merupakan fluida pendingin memiliki temperatur 33 o C sebelum melewati HE dan 36 o C setelah melewati heat exchanger tersebut. 1.2 Rumusan Masalah 1) Menentuan diameter tube yang lebih baik yaitu dengan hasil perhitungan jumlah tube yang lebih sedikit apakah tube dengan diameter ¾ atau tube dengan diameter 1 yang mempunyai hasil yang lebih baik. 2) Menentukan besarnya pitch ratio yang paling baik apakah pitch ratio 1,25 ataukan pitch ratio 1,5 yang mempunyai hasil yang paling baik yaitu yang memberikan pengaruh terhadap jumlah tube yang paling sedikit. 3) Menentukan bentuk layout yang lebih baik terhadap jumlah tube yang paling sedikit apakah bentuk layout 60 o ataukah bentuk layout 90 o yang mempunyai pengaruh terhadap jumlah tube paling sedikit. 4) Menentukan diameter tube yang lebih baik terhadap perhitungan diameter shell apakah tube dengan diameter ¾ atau tube dengan diameter 1 yang 2

mempunyai pengaruh terhadap diameter shell yaitu dengan diameter shell yang lebih kecil. 5) Dari hasil analisa perhitungan alat penukar panas tipe shell & tube ini manakah yang lebih baik dilihat dari pengaruh kecepatan aliran, pitch ratio, dan bentuk layout yang mempunyai pengaruh terbaik yaitu dengan jumlah tube paling sedikit dan diameter shell yang lebih kecil. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan analisa perhitungan alat penukar panas tipe shell & tube yang dilakukan penulis adalah untuk mengetahui kebutuhan yang paling baik yaitu dengan hasil perhitungan analisa yang menghasilkan perhitungan dengan jumlah tube dan diameter shell yang paling sedikit pada heat exchanger tipe shell & tube ini. 1.4 Batasan Masalah Pada penulisan tugas akhir ini penulis mempunyai beberapa batasan masalah dalam perhitungan heat exchanger tipe shell & tube pada industri asam sulfat yaitu dengan batasan sebagai berikut : 3

Tabel 1. 1 Batasan design heat exchanger Batasan Design Kecepatan aliran di dalam tube Ukuran tube 0,8 1,3 m/s 1 do : 0,019 m di : 0.016 m 3/4 do : 0.0254 m di : 0,0299 m Tube lay-out 60 o dan 90 o Jarak antar tube 1,25 1,5 Jarak antar Baffles Susunan tube Panjang tube 0,5 0,6 diameter shell 60 o CL=0,87 dan 90 o CL=1 2 m 1.5 Sistematika Penulisan Untuk mempermudah penulisan, penyajian dan memperoleh gambaran yang lebih jelas dalam penulisan tugas akhir ini, maka penulis menyusun dalam beberapa bab yang berurutan yaitu sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan dan ruang lingkup penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. 4

BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini berisikan tentang teori dasar yang menunjang dan berhubungan dengan perpindahan panas pada Heat Exchanger shell and tube. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini berisikan tentang bagaimana cara penyelesaian analisa perhitungan alat penukar panas tipe shell & tube pada industri asam sulfat BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini berisikan tentang perhitungan dan penyelesaian dari analisa perhitungan alat penukar panas tipe shell & tube pada industri asam sulfat. BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini berisikan tentang simpulan dan saran penulis tentang analisa perhitungan alat penukar panas tipe shell & tube pada industri asam sulfat. DAFTAR PUSTAKA DAFTAR ACUAN LAMPIRAN 5