Pengaruh Pencelupan pada Air Mendidih dan Air Kapur Sebelum Penyimpanan Terhadap Kualitas Telur Ayam Ras (Gallus L.)

dokumen-dokumen yang mirip
Kualitas Telur Ayam Ras (Gallus L.) Setelah Penyimpanan yang dilakukan Pencelupan pada Air Mendidih dan Air Kapur Sebelum Penyimpanan

Kualitas Telur Ayam Konsumsi yang Dibersihkan dan Tanpa Dibersihkan Selama Penyimpanan Suhu Kamar

I. PENDAHULUAN. Ketersediaan telur yang tidak mengenal musim, keunggulan gizi dari telur dan

I. PENDAHULUAN. dengan susunan asam amino lengkap. Secara umum telur ayam ras merupakan

1. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi

PENGARUH LAMA SIMPAN TELUR ITIK TERHADAP PENURUNAN BERAT, INDEKS KUNING TELUR (IKT), DAN HAUGH UNIT (HU).

PENURUNAN KUALITAS TELUR AYAM RAS DENGAN INTENSITAS WARNA COKLAT KERABANG BERBEDA SELAMA PENYIMPANAN

TINJAUAN PUSTAKA. gizi yang lengkap bagi pertumbuhan makhluk hidup baru. Menurut Whitaker and

I. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi

I. PENDAHULUAN. unggas yang lain. Itik mampu mempertahankan produksi telur lebih lama

Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 2 Nomor 2 Agustus 2017 e-issn ejournal2.undip.ac.id/index.php/baf/index p-issn

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 2 Nomor 1 Februari 2017 e-issn ejournal2.undip.ac.id/index.php/baf/index p-issn

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi menyebabkan

1. PENDAHULUAN. Telur itik adalah salah satu pilihan sumber protein hewani yang memiliki rasa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Rata-rata penurunan bobot telur ayam ras yang disimpan pada suhu ruang

Mutu Telur Asin Desa Kelayu Selong Lombok Timur yang Dibungkus dalam Abu Gosok Dan Tanah Liat

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kualitas Telur

AGRIPLUS, Volume 23 Nomor : 01 Januari 2013, ISSN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. telur sehingga produktivitas telurnya melebihi dari produktivitas ayam lainnya.

PENDAHULUAN. mempunyai potensi yang cukup besar sebagai penghasil telur karena

4 Telur biasanya juga mengandung semua vitamin yang sangat dibutuhkan kecuali vitamin C. Vitamin larut lemak (A, D, E, dan K), vitamin yang larut air

Penggunaan Ekstrak Kulit Manggis Hasil Ekstraksi Alkohol Untuk Pengawetan Telur

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

I. PENDAHULUAN. dengan nilai gizi yang tinggi dan disukai oleh anak-anak maupun orang dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu sumber protein yang dikonsumsi oleh sebagian besar

Kualitas Telur Ayam Ras Setelah Pemberian Olesan Lidah Buaya ( Aloe vera) dan Lama Penyimpanan Waktu yang Berbeda

Buletin Veteriner Udayana Vol. 3 No.2. :91-98 ISSN : Agustus 2011

BAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain

KUALITAS INTERIOR TELUR AYAM RAS DENGAN PENGGUNAAN LARUTAN DAUN SIRIH (Piper betle L.) SEBAGAI BAHAN PENGAWET

PENGASINAN MEMPENGARUHI KUALITAS TELUR ITIK MOJOSARI ELIYA KUSUMAWATI, MAS DJOKO RUDYANTO, I KETUT SUADA

STUDI KUALITAS TELUR AYAM RAS DI PASAR TRADISIONAL KOTA MANADO. Hearty Salatnaya

HASIL DAN PEMBAHASAN

TELUR ASIN 1. PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. tercapainya kecukupan gizi masyarakat (Sudaryani, 2003). Telur sebagai sumber

PENURUNAN KUALITAS TELUR AYAM RAS DENGAN INTENSITAS WARNA COKLAT KERABANG BERBEDA SELAMA PENYIMPANAN SKRIPSI. Oleh NAYLUL JAZIL

Bioma, Juni 2016 ISSN: Vol. 18, No. 1, Hal. 7-13

HASIL DAN PEMBAHASAN. Total jumlah itik yang dipelihara secara minim air sebanyak 48 ekor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MATERI DAN METODE. Materi

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DAN WARNA KERABANG TERHADAP KUALITAS INTERNAL TELUR AYAM RAS

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014 di Peternakan Itik Eko Jaya dan

MATERI DAN METODE di Laboratorium Teknologi Pasca Panen, Ilmu Nutrisi dan Kimia Fakultas

TEKNOLOGI TELUR. Pada umumnya telur mempunyai 3 struktur bagian, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5)

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

PENGARUH EKSTRAK DAUN SIRIH (Pipper Betle.L) SEBAGAI PERENDAM TELUR AYAM RAS KONSUMSI TERHADAP DAYA AWET PADA PENYIMPANAN SUHU RUANG.

Pendahuluan, Telur Cair, Telur Asin

III. BAHAN DAN METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2014, bertempat di Laboratorium

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL LUAR HALAMAN SAMPUL DALAM LEMBAR PENGESAHAN

III. BAHAN DAN METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan pada 25 September--09 Oktober 2013 bertempat di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KUALITAS TELUR AYAM PETELUR YANG MENDAPAT RANSUM PERLAKUAN SUBSTITUSI JAGUNG DENGAN TEPUNG SINGKONG

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada 12 Maret--02 April 2014 bertempat di

II. TINJAUAN PUSTAKA. sangat lezat, mudah dicerna dan bergizi tinggi. Telur itik umumnya berukuran

Gambar 1. Struktur Telur (Romanoff dan Romanoff, 1963)

Kualitas Telur Ayam Ras Yang Dilapisi Bubur Kulit Manggis yang Disimpan pada Suhu 4 0 C

Kualitas Telur Ayam Ras yang Mendapat Pelapisan Bubur Kulit Manggis dan Disimpan pada Suhu Ruang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Maret 2014 di Peternakan Eko Jaya dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 9. Rataan Tebal Cangkang telur puyuh.

PEMBUATAN TELUR ASIN RASA BAWANG SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN NILAI JUAL TELUR BEBEK Oleh : Dr. Das Salirawati, M.Si

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada April 2015 bertempat di Desa Tegal Sari,

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. penyediaan daging itik secara kontinu. Kendala yang dihadapi adalah kurang

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan September - Desember 2015 di

I. PENDAHULUAN. Telur merupakan sumber protein hewani yang baik, murah dan mudah

MATERI DAN METODE. Materi

Ulangan 1 Ulangan 2 (%)

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan penduduk, perkembangan ekonomi, perubahan gaya hidup serta kesadaran

BAB III MATERI DAN METODE. Penilitian dilaksanakan selama bulan Mei sampai Juli 2017 di Laboratorium

ACARA III PEMBUATAN PRODUK DAN UJI KUALITAS PRODUK TELUR A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Telur merupakan salah satu dari beberapa produk yang di

PERUBAHAN-PERUBAHAN YANG TERJADI PADA SUSU, TELUR DAN DAGING PASCA PANEN

I. PENDAHULUAN. cukup sempurna karena mengandung zat zat gizi yang lengkap dan mudah

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

Kualitas Telur Pertama Burung Puyuh (Coturnix coturnix javonica) Dengan PemberianTepung Daun Pepaya (Carica papaya L) Dalam Ransum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan di Pusat Pembibitan Puyuh Fakultas Peternakan

PENDAHULUAN. semakin pesat termasuk itik lokal. Perkembangan ini ditandai dengan

TELUR ASIN PENDAHULUAN

Animal Agriculture Journal, Vol. 2. No. 1, 2013, p Online at :

Telur. Titis Sari Kusuma. Ilmu Bahan Makanan-Telur

PENDAHULUAN. salah satunya pemenuhan gizi yang berasal dari protein hewani. Terlepas dari

TINJAUAN PUSTAKA. (2001) adalah sebagai Kingdom Animalia, Subkingdom Metazoa, Phylum

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizi lengkap yaitu karbohidrat, lemak, protein, mineral dan

11/10/2017. Telur. Titis Sari Kusuma. Ilmu Bahan Makanan-Telur MACAM TELUR

PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (kutikula), membran kulit telur, kantung udara, chalaza, putih telur (albumen),

Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 3 Nomor 1 Februari 2018 e-issn ejournal2.undip.ac.id/index.php/baf/index p-issn

BAB III METODE PENELITIAN. ayam broiler terhadap kadar protein, lemak dan bobot telur ayam arab ini bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengaruh pemberian ransum dengan suplementasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang pengararuh pemberian ransum dengan suplementasi

BAB III METODE PENELITIAN. konversi pakan ayam arab (Gallus turcicus) ini bersifat eksperimental dengan

PENDAHULUAN. Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ayam petelur merupakan ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk

Transkripsi:

Pengaruh Pencelupan pada Air Mendidih dan Air Kapur Sebelum Penyimpanan Terhadap Kualitas Telur Ayam Ras (Gallus L.) *Muhammad Anwar Djaelani *Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK Telur merupakan makanan sumber protein hewani yang murah dan mudah untuk didapatkan oleh masyarakat Indonesia. Telur memiliki kandungan gizi yang lengkap, namun demikian telur merupakan bahan organik yang kualitasnya sangat terpengaruh pada kondisi lingkungan. Lama waktu penyimpanan juga berpengaruh pada kualitas telur. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas telur ayam berdasar, nilai Indeks Kuning Telur, nilai Haugh Unit (HU) dan Susut Berat Telur setelah perendaman dengan air mendidih dan air kapur. Telur yang digunakan adalah 90 butir telur ayam ras, 10 butir disimpan pada suhu kamar tanpa perlakuan, 10 butir dicelupkan air mendidih sebelum disimpan pada suhu kamar, 10 butir direndam air kapur sebelum disimpan pada suhu kamar, Rancangan acak lengkap dengan 3 kelompok perlakuan dan 3 kelompok waktu pengamatan tiap perlakuan teridiri 10 ulangan digunakan pada penelitian ini. Pengamatan dilakukan pada hari ke 7, 14, dan 21 setelah telur dikeluarkan dari induk ayam. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANOVA dengan taraf signifikansi 5% dan uji lanjut BNT. Hasil penelitian menunjukkan semua variabel penelitian meenunjukkan penurunan seiring dengan bertambahnya waktu penyimpanan. Penurunan kualitas kemungkinan disebabkan faktor lamanya penyimpanan yang menyebabkan perubahan kondisi telur. Kata kunci Penyipanan telur, Haugh Unit, Indeks Kuning Telur PENDAHULUAN Telur merupakan makanan sumber protein hewani yang murah dan mudah untuk didapatkan oleh masyarakat Indonesia. Telur memiliki kandungan gizi yang lengkap mulai dari protein, lemak, vitamin, dan mineral. Jika dibiarkan dalam udara terbuka (suhu ruang) hanya tahan 10-14hari, setelah waktu tersebut telur mengalami perubahan-perubahan kearah kerusakan seperti terjadinya penguapan kadar air melalui pori kulit telur yang berakibat kurangnya berat telur, perubahan komposisi kimia dan terjadinya pengenceran isi telur (Cornelia dkk, 2014). Selain dipengaruhi oleh lama penyimpanan, penguapan ini juga 24 dipengaruhi oleh suhu, kelembaban relatif (Yuwanta, 2010) Telur yang dijual dipasaran tersimpan sekitar tujuh hari. Telur tersebut masih menunjukkan kualitas yang masih baik ditinjau dari Haugh Unit, dan bobot telurnya (Haryono, 2000). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fibrianti dkk. (2012) menunjukkan telur yang disimpan dalam suhu kamar selama 25 hari tanpa perlakuan apapun akan menurunkan kualitas telur ditinjau dari Haugh Unit dan Indeks Putih Telurnya Berbagai cara dilakukan agar kualitas telur tetap terjaga baik lama dalam waktu yang lebih lama. Pencelupan dengan air kapur dan pencelupan dengan air mendidih sebelum telur disimpan

Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume XXIII, Nomor 1, Maret 2015 merupakan cara agar telur lebih tahan lama. Perendaman dalam larutan kapur suatu cara pengawetan telur yang bertujuan mencegah penguapan air. Pencelupan telur pada air mendidih dapat menyebabkan permukaan dalam kulit telur menggumpal dan menutupi pori kulit telur dari dalam. Hal ini akan memperlambat hilangnya CO 2 dan air dari dalam telur serta penyebaran air dari putih ke kuning telur (Koswara, 2009) Berdasarkan latar belakang di atas, untuk mendapatkan cara penyimpanan yang dapat mempertahankan kualitas telur lebih lama diperlukan penelitian terhadap berbagai cara penyimpanan telur. Diharapkan dapat ditemukan cara untuk mencegah invasi mikroba, mencegah penguapan serta mempertahankan kelembaban telur sehingga telur dapat bertahan kualitasnya dalam kurun waktu yang lebih lama Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan cara penyimpanan telur yang dapat mempertahankan kualitas telur dalam kurun waktu yang lebih lama. TINJAUAN PUSTAKA Telur yang berasal dari ayam yang sehat umumnya berada dalam kondisi steril saat setelah telur dikeluarkan. Adanya pencemaran pada telur umumnya melalui retakan atau pecahan dari kulit telur ayam yang terinfeksi (Muchtadi dkk., 2010). Menurut Haryono (2000), penurunan kualitas telur antara lain disebabkan masuknya mikroba-mokroba perusak ke dalam isi telur melalui pori-pori kerabang telur, menguapnya air dan gas karena pengaruh suhu lingkungan. Ruang penyimpan yang lembab akan menyebabkan kerabang berjamur. Lama penyimpanan menentukan kualitas telur. Semakin lama disimpan, kualitas dan kesegaran telur semakin merosot. Selain karena CO 2 pada telur yang banyak keluar mengakibatkan naiknya derajat keasaman, juga terjadi penguapan sehingga bobot telur menurun dan putih telur menjadi lebih encer. Selama penyimpanan, kantong udara mengalami pemecahan sehingga albumin akan semakin encer (Haryoto, 2010). Kualitas telur bias diamati dengan cara melakukan pengukuran terhadap Indeks Kuning Telur (IKT), Indeks Putih Telur (IPT) dan Haugh Unit (HU). Kulaitas telur dapat ditentukan dengan mengamati eksterior telur yaitu Bobot Telur dan Rongga Udara, serta Kualitas Interior meliputi Indeks Yolk, Indeks Albumen dan Warna Yolk (Mampiorer, 2008). Jazil dkk (2013) menggunakan susut berat telur, nilai Haugh Unit dan ukuran rongga udara sebagai variable dasar tolok ukur kualitas telur. Pengawetan telur utuh bertujuan untuk mempertahankan mutu telur segar. Prinsip dalam pengawetan telur segar 25

adalah mencegah penguapan air dan terlepasnya gas-gas lain dari dalam isi telur, serta mencegah masuk dan tumbuhnya mikroba di dalam telur selama mungkin. Hal-hal tersebut dapat dilakukan dengan cara menutup pori kulit telur atau mengatur kelembaban dan kecepatan aliran udara dalam ruangan penyimpanan. METODOLOGI Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biologi Struktur dan Fungsi Hewan Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Matematika Universitas Diponegoro Semarang Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan rancangan acak lengkap (RAL) dan pola percobaan faktorial (Hanafiah, 2001) Sampel dalam penelitian ini adalah Telur ayam ras 90 butir, yang berasal dari peternakan di Boyolali Jawa Tengah yang diambil pada hari pertama telur dioviposisikan. Sampel dibagi 3 kelompok perlakuan dan 3 kelompok hari pengamatan Tiap perlakuan terdiri 10 ulangan. P0 adalah kelompok kontrol, pada kelompok ini sampel disimpanan tanpa perlakuan pada suhu kamar sampai hari ke 7, hari ke 14 dan hari 21 kemudian dilakukan pengamatan. P1 adalah kelompok perlakuan, pada kelompok ini sampel dicelupkan dalam air mendidih selama 5 detik kemudian disimpanan pada suhu kamar dan dilakukan pengamatan pada hari 26 ke 7, hari ke 14 dan hari 21. P2 adalah kelompok perlakuan, pada kelompok ini sampel direndam air kapur selama 10 menit kemudian disimpanan pada suhu kamar dan dilakukan pengamatan pada hari ke 7, hari ke 14 dan hari 21. Variabel utama penelitian yang diamati adalah Nilai Haugh unit, Nilai Indeks Kuning Telur Susut berat telur Data hasil penelitian diuji normalitasnya dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, dan dilanjutkan dengan uji homogenitas. hasil uji normalitas menunjukkan semua data terdistribusi normal dan homogen maka dilakukan uji statistik dengan menggunakan analisis parametrik dengan menggunakan uji T ( Santosa, 1999). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengukuran Haugh Unit dan IKT selama periode penelitian dapat dilihat pada table 1. Kondisi lingkungan yang diamati selama penelitian yaitu meliputi suhu dan kelembaban relatif ruang penyimpanan. Suhu rata rata pada pagi hari adalah 27,5 o C dengan kelembaban relatif 81 %, pada siang hari suhu rata rata ruangan sebesar 31 o C dengan kelembaban relatif 70 % dan pada sore hari sebesar 28,5 o C dengan kelembaban relatif 84 % sedangkan rata rata suhu dan

Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume XXIII, Nomor 1, Maret 2015 kelembaban relatif secara keseluruhan adalah 28 o C dan 80 %. Suhu ruang yang cukup tinggi mengakibatkan telur hanya mampu bertahan selama 14 hari setelah peneluran. menurut BSN (2008) penyimpanan telur konsumsi yang ideal adalah pada suhu 47 o C dengan kelembaban relatif 60 %. Telur segar yang disimpan pada suhu kamar dengan kelembaban relatif berkisar 80 % maksimum hanya mampu bertahan selama 14 hari penyimpanan. Suhu dan kelembaban relatif selama penyimpanan telur perlu untuk diketahui karena dua hal tersebut termasuk dalam faktor yang berperan dalam penurunan kualitas telur selama penyimpanan. Menurut USDA (2000) faktor faktor yang mempengaruhi penurunan kualitas telur adalah umur simpan, tekstur kerabang, suhu dan kelembaban relatif selama penyimpanan. Tabel 1. Hasil Pengukuran Haugh Unit dan IKT selama periode penelitian Waktu Pengamatan Perlakuan 7 Hari 14 Hari 21 Hari Kontrol Nilai Haugh Unit 65,3 ±4,3 45,8 ±2,5 24,1± 1,3 Nilai I K T 0,33 ±0,005 0,23±0,004 0,19± 0,002 Nilai Susut Berat 1,49± 0,08 2,79±0,13 Pencelupan dengan air mendidih Nilai Haugh Unit 67,4±5,1 47,3±29 25,2± 1,7 Nilai I K T 0,35± 0,006 0,21± 0,004 0,21± 0,004 Nilai Susut Berat 1,46 ±0,07 2,77±0,14 Pencelupan dengan air kapur Nilai Haugh Unit 69,5± 6,2 46,4± 3 23,3±1,2 Nilai I K T 0,34± 0,006 0,20± 0,00 0,20±0,004 Nilai Susut Berat 1,45± 0,07 2,74±0,16 Haugh Unit merupakan hubungan antara tebal atau tinggi albumen telur dibanding dengan keseluruhan bobot telur. Haugh Unit digunakan sebagai salah satu dasar pengukuran indeks kualitas telur. Hasil penelitian menunjukkan Haugh Unit antar perlakuan berbeda tidak nyata, Haugh Unit antar waktu pengamatan berbeda nyata. Hal ini menunjukkan pencelupan telur di air mendidih dan 27

perendaman telur pada air kapur tidak mempengaruhi Haugh Unit. Menurut Koswara (2009) telur segar memiliki nilai Haugh Unit rata rata minimal 72 yang berarti telur dalam kualitas AA. Telur yang telah disimpan selama 1 minggu memiliki nilai Haugh Unit 41 yang termasuk dalam kualitas B. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin lama penyimpanan nilai Haugh Unit akan semakin menurun, terjadi akibat adanya penguapan air dan gas seperti CO 2 yang menyebabkan putih telur kental menjadi semakin encer. Perubahan kandungan CO 2 dalam putih telur akan mengkibatkan perubahan ph putih telur menjadi basa (Cornelia, 2014). Selama penyimpanan ph telur menjadi semakin meningkat dari telur segar dengan ph 8. ph telur meningkat menjadi 9 setelah 1 minggu waktu penyimpanan dan telur meningkat menjadi 9,5 setelah 2 minggu waktu penyimpanan. Akibat dari kenaikan ph putih telur menjadi semakin encer, tinggi putih telur kental menurun dan nilai Haugh Unit semakin kecil. Hal tersebut sesuai dengan pendapat (Jazil, 2013) yang menyatakan bahwa CO 2 yang hilang melalui pori kerabang telur mengakibatkan konsentrasi ion bikarbonat dalam putih telur menurun dan merusak sistem buffer. Hal tersebut menjadikan ph naik dan putih telur bersifat basa yang diikuti dengan 28 kerusakan serabut serabut ovomucin (yang memberikan tekstur kental), sehingga kekentalan putih telur menurun. Hasil penelitian menunjukkan indeks kuning telur antar perlakuan berbeda tidak nyata, indeks kuning telur antar waktu pengamatan berbeda nyata. Hal ini menunjukkan pencelupan telur di air mendidih dan perendaman telur pada air kapur tidak mempengaruhi indeks kuning telur. Menurut Koswara (2009), semakin tua umur telur (sejak ditelurkan unggas) Indeks Kuning telur menurun karena penambahan ukuran kuning telur akibat perpindahan air (dari putih ke kuning telur). Nilai susut berat telur ayam ras berbeda selama penyimpanan. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang nyata pada lama penyimpanan. Lama penyimpanan yang berbeda berpengaruh nyata terhadap susut berat telur. Semakin lama waktu penyimpanan semakin bertambah besar penyusutan berat telur. Penyusutan berat telur yang terjadi selama penyimpanan disebabkan oleh penguapan air dan pelepasan gas Cn 2 dari dalam isi telur melalui pori kerabang. Penguapan dan pelepasan gas ini terjadi secara terus menerus selama penyimpanan sehingga semakin lama telur disimpan berat telur akan semakin berkurang. Menurut Sudaryani (2000) penguapan air dan pelepasan gas seperti CO 2, NH 3, N 2, dan

Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume XXIII, Nomor 1, Maret 2015 sedikit H 2 S sebagai hasil degradasi bahan bahan organik telur terjadi sejak telur keluar dari tubuh ayam melalui pori kerabang telur dan berlangsung secara terus menerus sehingga menyebabkan penurunan kualitas putih telur, terbentuknya rongga udara, dan menurunkan berat telur. Rata rata penyusutan berat telur pada minggu pertama dan kedua adalah sebesar 1,47 gram dan 2,77 gram yang berarti terjadi penurunan berat rata rata tiap minggunya adalah 2,2 gram. Penurunan berat telur selama penyimpanan dipengaruhi oleh suhu penyimpanan, kelembaban relatif dan porositas kerabang telur. Pada penelitian ini selama periode waktu penyimpanan suhu rata-rata ruangan berkisar 28 o C dengan kelembaban berkisar 80 %. Suhu dan kelembaban ini cukup tinggi, hal tersebut menyebabkan penurunan berat telur semakin cepat. Menurut Yuwanta (2010) yang menyatakan bahwa pada suhu penyimpanan 25 o C dengan kelembaban relatif 70 % akan menyebabkan telur kehilangan berat berkisar sekitar 0,8 gram setiap minggu setiap butirnya dan pada suhu 30 o C telur akan kehilangan berat sebesar berkisar 2 gram setiap minggu setiap butirnya Apabila kelembaban udara ruang penyimpanan relatif meningkat menjadi 80 %, maka penurunan berat air dalam telur bertambah sebesar 20 mg/hari/butir pada berat telur 60 gram. Hasil penelitian menunjukkan susut berat telur antar perlakuan berbeda tidak nyata. Hal ini dikarenakan susut berat telur akibat dari penguapan senyawa yang ada dalam telur melalui pori kerabang telur. Pencelupan telur di air mendidih dan perendaman telur pada air kapur tidak mempengaruhi pori kerabang telur. KESIMPULAN Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pencelupan pada air mendidih dan perendaman pada air kapur tidak mampu menghambat penurunan kualitas telur yang ditunjukkan dengan menurunnya Haugh Unit, Indeks Kuning Telur dan bertambahnya susut berat telur pada tiap kelompok hari penyimpanan DAFTAR PUSTAKA Buckle, K. A., R. A. gdward, W. R. Day, e. H. Fleet dan M.Wotton 1987. Ilmu Pangan. Universitas Indonesia Press, Jakarta. (Diterjemahkan oleh Hadi Purnomo dan Adiono). Badan Standarisasi Nasional (BSN). 2008. SNI 3926:2008 Telur Ayam Konsumsi. BSN, Jakarta. Cornelia,A., I Ketut Suada, Mas Djoko Rudyanto Perbedaan Daya Simpan Telur Ayam Ras yang Dicelupkan dan Tanpa Dicelupkan Larutan Kulit Manggis Indonesia Medicus Veterinus 2014 3(2): 112 119 ISSN : 2301-7848 Fibrianti,S.M., I Ketut Suada, Mas Djoko Rudyanto.2012. Kualitas Telur AyamKonsumsi yang Dibersihkan 29

dan Tanpa Dibersihkan Selama Penyimpanan Suhu Kamar. Indonesia Medicus Veterinus 2012 1(3) : 408 416 ISSN : 2301-7848 Hanafiah, K.A. 2001. Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Haryono, 2000. Langkah-langkah Teknis Uji Kualitas Telur Konsumsi Ayam Ras. Temu Teknis Fungsional non Peneliti Haryoto. 2010. Membuat Telur Asin. Kanisius. Yogyakarta. Laily, R.A.,dan P. Suhendra. 1979. Teknologi Hasil Ternak Bagian II Teknologi Telur.Edisi ke-2, Lephas, Ujung Pandang. Jazil,N., A. Hintono, S. Mulyani (2013) Penurunan Kualitas Telur Ayam Ras dengan Intensitas Warna coklat kerabang berbeda selama penyimpanan. Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol. 2 No. 1 Koswara, S. (2009) Teknologi Pengolahan Telur. ebook Pangan.com Muchtadi, T. R, Ayustaningwarno, F dan Sugiyono. 2010. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Penerbit Alfabeta. Bandung. Mampiorer, A., Sientje D. Rumetor dan Freddy Pattiselanno 2008 Kualitas Telur Ayam Petelur yang Mendapat Ransum Perlakuan Substitusi Jagung Dengan Tepung Singkong J. Ternak Tropika Vol. 9. No.2: 42-51 Santoso, S. Panduan lengkap menguasai SPSS 16. 2008. Jakarta : PT Elex Media Komputindo, 237 248. Sudaryani, T. 2000. Kualitas Telur. Penebar Swadaya, Jakarta. United States Departement of Agriculture (USDA). 2000. gerading Manual Agricultural Handbook number 75, Washington DC. Yuwanta, T. 2010. Telur dan Kualitas Telur. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta. 30