37 Prosiding Forum Inovasi Teknologi kuakultur 05 PEMERIN TEPUNG RUMPUT LUT, GRCILLRI DLM PKN IKN ERONNG,Siganus guttatus Neltje Nobertine Palinggi, Samuel Lante, dan Kamaruddin alai Penelitian dan Pengembangan udidaya ir Payau Jl. Makmur Dg. Sitakka No 9, Maros 905, Sulawesi Selatan E-mail: neltje_npt@yahoo.co.id STRK Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian tepung rumput laut jenis Gracilaria dalam pakan ikan beronang. Ikan beronang termasuk jenis ikan herbivora yang dapat mengkonsumsi rumput laut yang banyak tumbuh di perairan. Gracilaria sp. adalah jenis rumput laut yang dibudidayakan oleh petani pada perairan payau. Penelitian dilakukan dalam keramba jaring apung laut dengan menggunakan jarring berukuran xx m3. Ikan uji yang digunakan adalah ikan beronang ukuran rata-rata 0,g dengan padat tebar 5 ekor/jaring. Ikan uji diberi pakan uji berupa pelet kering dengan dua perlakuan pakan (. Pakan tanpa tepung rumput laut Gracilaria dan. Pakan dengan tepung rumput laut Gracilaria), masing-masing diulang tiga kali dan didesain dengan rancangan acak lengkap. Setelah 0 minggu pemeliharaan diperoleh hasil pemberian tepung rumput laut, Gracilaria dapat dilakukan sampai 50% dengan memberikan pertambahan bobot, laju pertumbuhan spesifik, efisiensi pakan, rasio efisiensi protein dan sintasan masingmasing sebesar 50,5g; 0,87%/hari; 35%; 0,87 dan 97,78%. KT KUNCI: tepung rumput laut, substitusi, beronang, Siganus guttatus PENDHULUN Ikan beronang (Siganus guttatus) adalah salah satu jenis ikan laut yang berpotensi untuk dibudidayakan secara intensif karena responsif terhadap pakan buatan dan memiliki rasa yang lezat serta nilai ekonomis yang cukup tinggi. Ikan beronang termasuk jenis ikan herbivora dan memakan alga bentik yang tumbuh di perairan. Di alam, ikan beronang memakan rumput laut (alga) yang banyak tumbuh di perairan, tetapi bila dibudidayakan ikan beronang mampu makan apa saja yang diberikan seperti pakan buatan. Rumput laut adalah salah satu komoditas perikanan budidaya yang diunggulkan dan merupakan komoditas ekspor. Produksi rumput laut merupakan yang terbesar dibandingkan dengan komoditas lainnya karena setiap tahunnya menyumbangkan sekitar /3 dari total produksi perikanan budidaya. Salah satu jenis rumput laut yang berhasil dibudidayakan oleh petani pada perairan payau adalah jenis Gracillaria. Kandungan protein rumput laut jenis Gracilaria adalah 5,%. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian tepung Gracillaria sebagai bahan substitusi tepung ikan dalam pakan ikan beronang (Siganus guttatus). Parazo (990) menyimpulkan bahwa pakan yang cukup ekonomis untuk juvenil ikan beronang yaitu pakan dengan kandungan protein 35% dan lemak 8,9% serta energi metabolisme sekitar 383 kkal/kg. METODE PENELITIN Penelitian dilakukan di Laboratorium Nutrisi PPP Maros dan Keramba Jaring pung PPP Maros yang berlokasi di Teluk werange, Kabupaten arru. Wadah yang digunakan berupa jarring sebanyak 6 buah dengan ukuran masing-masing xx m3 yang diikatkan pada keramba apung. Ikan uji yang digunakan adalah juvenil ikan beronang ukuran 0, g dengan padat tebar 5 ekor/jaring. Ikan uji diberi pakan uji berupa pelet kering dengan perlakuan. Pakan tanpa tepung rumput laut, Gracilaria dan pakan dengan tepung rumput laut, Gracilaria (Tabel ). Selama pemeliharaan diberi pakan secara satiasi sebanyak 3 kali sehari. Sampling pertumbuhan dilakukan setiap 4 minggu. nalisis proksimat dilakukan terhadap bahan pakan, pakan uji, ikan awal dan ikan akhir. nalisis Pemberian tepung rumput laut, Gracillaria dalam pakan... (Neltje N. Palinggi) 38 Page of 37 Page of 5
asam amino dilakukan terhadap pakan uji menggunakan High Performance Liquid Chromatography (HPLC) merk Shimadzu type 0 di Laboratorium Terpadu IP, ogor. Pada khir penelitian dilakukan analisis sidik ragam terhadap pertambahan bobot ikan, laju pertumbuhan harian, efisiensi pakan, rasio efisiensi protein, retensi protein dan sintasan ikan menggunakan rancangan acak lengkap dengan dua perlakuan dan tiga ulangan, kemudian dilanjutkan dengan uji Tukey. Tabel. Komposisi pakan uji perlakuan (%) ahan pakan Tepung ikan local Tepung kepala udang Tepung rumput laut (Gracillaria) Tepung kedelai Dedak halus Tepung terigu Tepung bungkil kopra Minyak ikan Minyak kedelai Vitamin mix Mineral mix 0 5 7 9 3 0 5 0 7 9 3 Protein kasar (%) Lemak kasar (%) Serat kasar (%) Kadar abu (%) Kadar air (%) 40,73 8,98 9,48 7,69 7,86 30,56 7,7 7,7 9,67 6,99 Perhitungan parameter yang diamati setelah 0 minggu pemeliharaan adalah: Laju pertumbuhan spesifik (SGR) ikan berdasarkan rumus berikut (Schulz et al., 005): SGR (% per hari) ln We - ln Ws x 00 D dimana ln = logaritma alamiah, W e = bobot ikan pada akhir penelitian, Ws = bobot ikan pada awal penelitian, dan d = jumlah hari pemeliharaan. Efisiensi pakan = Pertambahan bobot ikan (g bobot basah) jumlah pakan yang dimakan (g bobot kering) (Takkeuchi, 988) Rasio efisiensi protein, PER Pertambahan bobot ikan (g) Jumlah protein yang dimakan (g) (Hardy, 989) Sintasan ikan, SR (%) = Jumlah ikan awal penelitian Jumlah ikan akhir penelitian x 00 39 Prosiding Forum Inovasi Teknologi kuakultur 05 Page 3 of 37 Page of 5
HSIL DN HSN Selama 0 minggu pemeliharaan terjadi pertambahan bobot tubuh untuk kedua perlakuan. Pertambahan bobot tertinggi dan laju pertumbuhan spesifik ikan beronang diperoleh pada perlakuan walaupun dari hasil uji statistik pertambahan bobot dan laju pertumbuhan spesifik ikan beronang untuk kedua perlakuan tidak memberikan perbedaan yang nyata (P<0,05) (Tabel ). Hal ini dapat terjadi karena perlakuan mengandung tepung ikan lebih banyak dan protein yang lebih tinggi dibanding dengan perlakuan (Tabel ). Tepung ikan adalah sumber protein yang terbaik untuk pakan ikan karena menjadi sumber energi dan mineral yang baik bagi ikan serta memberikan tingkat kecernaan yang tinggi (80%-95%), selain itu memiliki aroma khas yang dapat merangsang nafsu makan ikan (Lovell, 989). oonyaratpalin (99) dan Halver (976) mengemukakan bahwa protein merupakan nutrien esensial yang dapat mempertahankan kehidupan dan memacu pertumbuhan ikan. Hal ini sejalan dengan hasil yang diperoleh pada Tabel dimana kandungan protein perlakuan (40,73%) lebih tinggi dari perlakuan (30,56%) sehingga memberikan pertambahan bobot dan laju pertumbuhan spesifik ikan beronang yang lebih tinggi pula pada perlakuan dibanding dengan perlakuan (Tabel ). Palinggi & Daud (0) melaporkan bahwa kandungan protein yang dapat digunakan dalam pakan pembesaran ikan beronang Siganus guttatus adalah 8%-40%. Kandungan protein pakan perlakuan dan berada dalam kisaran nilai yang dilaporkan, hal ini mungkin yang menyebabkan tidak terjadinya perbedaan yang nyata antara perlakuan yang diuji. Tabel. Rata-rata pertambahan bobot, laju pertumbuhan harian, efisiensi pakan, rasio efisiensi protein dan sintasan Parameter Perlakuan Pertambahan bobot (g) 7,4 a 50,5 a Laju pertumbuhan spesifik (%/hari),47 a 0,87 a Efisiensi pakan (%) 4a 35a Rasio efisiensi protein,0a 0,87a Sintasan (%) 9,a 97,78a ngka rata-rata dalam baris dengan notasi huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata (P<0,05) Kualitas protein bergantung kepada komposisi asam aminonya terutama asam amino esensial dan derajat kecernaannya (lava & Lim, 983). Selanjutnya ditambahkan oleh llan, et al. (000) bahwa tepung ikan mengandung asam amino esensial yang lengkap dengan kadarnya yang cukup tinggi dan faktor anti nutrisinya yang sedikit. Jobling et al. (00) mengemukakan bahwa penggunaan sumber protein nabati sebagai bahan utama dalam pakan ikan akan mengakibatkan kekurangan satu atau lebih asam amino esensial yang dibutuhkan oleh ikan. Hal ini sesuai dengan hasil analisis asam amino yang diperoleh dimana perlakuan mengandung kadar asam amino esensial lebih tinggi dari perlakuan (Tabel 3). Dari hasil analisis asam amino pakan uji terlihat bahwa semakin rendah kandungan protein dalam pakan semakin rendah pula total asam amino yang dikandungnya (Tabel 3). sam amino dibutuhkan oleh ikan untuk pertumbuhan dan mempertahankan proses metabolisme tubuh (maintenance) (Cowey, 994). Pada penelitian ini ikan beronang diberi pelet kering sehingga semua bahan padat yang digunakan terlebih dahulu harus dihaluskan termasuk rumput laut. Muslimin & Lante (009) melaporkan bahwa pemberian pakan pelet kering pada budidaya ikan beronang memberikan pertambahan bobot yang lebih tinggi dibandingkan dengan pemberian pakan alami segar berupa rumput laut (Gracilaria sp.) dan lumut sutra (Chaetomorfa sp.). Hal ini dapat terjadi karena dalam pakan pelet kering sudah dilengkapi dengan berbagai macam bahan pakan yang dapat memberikan kebutuhan asam amino yang lebih lengkap. Seperti jenis ikan lainnya ikan beronang membutuhkan keseimbangan protein hewani dan nabati dalam pakannya untuk memenuhi kebutuhan asam amino esensial yang dapat menunjang pertumbuhannya. Page 4 of 37 Page 3 of 5
Pemberian tepung rumput laut, Gracillaria dalam pakan... (Neltje N. Palinggi) 330 Tabel 3. Kandungan asam amino esensial dalam pakan (%/b/b) Parameter Perlakuan Histidin,0 0,37 Treonin,56 0,68 rginin 3,03,55 Metionin 0,4 0,5 Valin,,05 Fenilalanin,76 0,89 Isoleusin,75 0,79 Leusin,67,7 Lisin,4 0,69 Total 6,46 7,44 Efisiensi pakan adalah rasio antara pertambahan bobot dengan jumlah pakan yang diberikan selama penelitian. Nilai efisiensi pakan menunjukkan penggunaan pakan yang efisien sehingga dengan sedikit pakan saja sudah dapat diuraikan untuk memenuhi kebutuhan energi dan selebihnya digunakan untuk pertumbuhan. Hasil uji statistik terhadap nilai efisiensi pakan memperlihatkan kedua perlakuan tidak memberikan pengaruh yang berbeda (P<0,05) (Tabel ). Dari hasil ini diperoleh pemberian tepung rumput laut jenis Gracillaria dapat dilakukan sebanyak 0% dengan mengurangi 0% tepung ikan dalam pakan ikan beronang. Nilai rasio efisiensi protein memperlihatkan perbandingan pertambahan bobot ikan dengan protein yang dikonsumsi. Hasil uji statistik rasio efisiensi protein untuk kedua perlakuan tidak berbedanyata (P<0,05) (Tabel ). Hal ini dapat terjadi karena kandungan protein dari kedua perlakuan pakan ini masih dalam batas kebutuhan protein yang layak bagi pertumbuhan ikan beronang jenis S. guttatus. Sintasan yang diperoleh selama penelitian ini berlangsung tidak berbeda nyata (P>0,05) di antara perlakuan yang dicobakan. Hal ini menjelaskan bahwa lingkungan tempat budidaya dan perlakuan tidak memberikan pengaruh terhadap sintasan ikan beronang untuk hidup dan bertumbuh. Dari hasil analisis proksimat karkas ikan uji terlihat ada peningkatan kualitas ikan beronang pada akhir penelitian (Tabel 4). Kualitas nutrisi karkas ikan akibat pemberian pakan perlakuan memperlihatkan hasil yang hampir sama. erdasarkan hasil ini dapat dikemukakan bahwa pemberian tepung rumput laut jenis Gacillaria dalam pakan memberikan peningkatan kualitas karkas nutrisi ikan beronang. Tabel 4. nalisa proksimat ikan awal dan akhir penelitian Parameter Ikan awal Ikan akhir Protein kasar (%) 47,86 59,69 59,7 Lemak kasar (%),58 9,46 9,87 Serat kasar (%),6 4,77 4,46 Kadar abu (%) 4,38 4,09 4,59 Kadar air (%) 4,66 3,89 5,5 Page 5 of 37 Page 4 of 5
KESIMPULN Tepung rumput laut jenis Gacillaria dapat digunakan sebanyak 0% dengan mengurangi 0% tepung ikan dalam pakan ikan beronang, S. guttatus dengan memberikan nilai pertambahan bobot, laju pertumbuhan spesifik, efisiensi pakan, rasio efisiensi protein dan sintasan masingmasing sebesar 50,5g; 0,87%/hari; 35%; 0,87 dan 97,78%. 33 Prosiding Forum Inovasi Teknologi kuakultur 05 DFTR CUN lava, V.R. & Lim, C. (983). The quantitative dietary protein requi rements of Penaeus monodon juveniles in a controlled envi ronment. quaculture, 30, 53-6. llan, L.G., Parkinson, S., ooth, M.., Stone, D..J., Rowland, S.J., Frances, J., & Waner- Smith, R. (000). Replacement of fish meal in diets for ustralian silver perch, idyanus bidyanus: I. Digestibility of alternative ingredients. quaculture, 86, 93-30. oonyaratpalin, M. (99). Nutritional studies on seabass (Lates calcarifer). p:33 4. In S.S. DeSilva (ed). Fish Nutrition Research in sia. Proceeding of the Fourth sian Fish Nutrition Workshop. sian Fish.Soc.Spec.Publ.5. sian Fisheries Society, Manila. Cowey, C.. (994). mino acis requirement of fish: a critical appraisal of present values. quaculture, 4:-. Halver, J.E. (976). The nutritional requirement of cultivated warm water and coldwater fish species. dvance in quaculture, p. 574-580. Hardy, R.W. (989). Diet preparation, p:476-549. In Halver, J.E. (ed.). Fish Nutrition. Second Edition.cademic Press, Inc. San Diego. Jobling, M., Gomes, E., & Dias, J. (00). Feed types, manufacture and ingredients. p:5-48. In D. Houlihan, T. aujard and M. Jobling (ed.) Food intake in fish. lackwell Science Ltd. lackwell Publishing Company. Malden, US. Lovell, T. (989). Nutrition and feeding of fish. n VI ook. 60 pp. Muslimin & Samuel Lante. (009). Pertumbuhan benih beronang, Siganus guttatus dengan pemberian paka alami yang berbeda dalam keramba jaring apung. Prosiding Forum Inovasi Teknologi kuakultur. Pusat Riset Perikanan udidaya. adan Riset Kelautan dan Perikanan., hlm.73 78. Palinggi, N.N., & Daud, R. (0). Pengaruh kadar protein berbeda dalam pakan terhadap pertumbuhan ikan beronang, Siganus guttatus. Prosiding Indoaqua - Forum Inovasi Teknologi kuakultur 0. Hal.549-555. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan udidaya. adan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan. Parazo, M.M. (990). Effect of dietary protein and energy level on growth, protein utilization Schulz, C., Knaus, U., Wirth, M., & Rennert,. (005). Effect of varying dietary fatty acid propile on growth performance, fatty acid, body and tissue composition of juvenile pike perch (Sander lucioperca). quaculture Nutrition,, 403-43. Takeuchi, T. (988). Laboratory work-chemical evaluation of dietary nutrients. In: Watanabe, T. (ed.) Fish Nutrition and Mariculture. JIC Kanagawa International Fisheries Training Centre, Tokyo, p. 79-33. Page 6 of 37 Page 5 of 5