UMY Sistem Sanitasi dan Drainase Pada Bangunan Dr. SUKAMTA, S.T., M.T. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKUKTAS www.umy.ac.id
PENDAHULUAN Pada perencanaan sistem sanitasi bangunan dapat diuraikan lebih lanjut menjadi 2 bagian, yaitu: -Instalasi/jaringan air bersih -Instalasi/jaringan air kotor -Alat-alat saniter -Septic tank -Isometri pipa a. Instalasi/jaringan air bersih Sumber-sumber air bersih -Perusahaan Air Minum (PAM) -Sumber setempat (sumur / mata air artesis) Persyaratan air bersih untuk Air minum, Mandi, Cuci -Jernih -Tidak berwarna -Tidak berbau -Kadar bakteri rendah Skema jaringan air bersih dari PAM Saluran Sekunder PAM Reservoar Saluran Primer Saluran Tersier Persyaratan untuk sistem jaringan -Tidak mengganggu sistem struktur bangunan -Tidak mengurangi estetika -Terlindung -Peralatan saniter memenuhi standar Kran Kebakaran Box Meter Konsumen
Skema jaringan air bersih lokal Bak Penampung / Tandon Dimensi pipa pada jaringan -di halaman : 1½ s.d. 2 -menempel dinding bangunan : 1 -menembus bangunan : ½ atau ¾ -ukuran kran : ⅜, ¾ dan ½ Perlengkapan pada Bak Penampung / Tandon Pipa Tekan Pipa Distribusi lubang kontrol saluran udara Pompa Distribu si Air minum dari pompa ¾ Peluap ¾ Pipa Hisap Mandi Distribusi ¾ atau ½ kran Sumur Artesis Cuci penguras Keuntungan penggunaan tandon adalah dapat menyimpan air/ terdapat persediaan air pada waktu listrik padam/aliran PAM mati. Yang perlu diperhatikan adalah perawatan / pemeliharaan bak tandon secara perodik.
b. Alat-alat Saniter - Bath tub untuk mandi, dilengkapi kran air dingin dan kran air panas - Shower untuk pancuran air mandi - Closet untuk buang air besar/kecil, dengan model jongkok/duduk - Urinoir untuk buang air kecil khusus pria - Bidet untuk buang air kecil khusus wanita - Washtafel/Lavatory untuk cuci tangan - Zink untuk cuci piring/dapur Shower Bidet Floor Drain Closet duduk Bath Tub Washtafel Trap Pipa PVC Contoh penempatan peralatan pada kamar mandi
2. Sistem Drainase Bangunan Pada perencanaan sistem drainase bangunan dapat diuraikan lebih lanjut menjadi 2 bagian, yaitu: -Instalasi/jaringan air kotor -Perlengkapan drainase a. Instalasi/jaringan air kotor Sistem jaringan -Sistem Terbuka untuk air hujan / saluran yang tidak menimbulkan bau -Sistem Tertutup untuk saluran yang menimbulkan pencemaran / polusi Dalam pelaksanaannya untuk saluran tertutup dipisah menjadi 2, yaitu: saluran dari WC >> Septictank >> Peresapan saluran dari Kamar Mandi/Dapur/Cuci >> Peresapan WC Kamar Mandi/ Dapur/Cuci Septic Tank Peresapan Persyaratan untuk sistem jaringan -Jaringan tidak boleh langsung masuk ke saluran kota, kecuali saluran air hujan -Sistem harus dilengkapi trap yang berfungsi sebagai penahan bau dari saluran pembuang -Jaringan dibuat sependek mungkin -Jangan terlalu banyak bangunan -Belokan tidak boleh tajam < 90 -Pertemuan dan belokan diberi bak kontrol -Kemiringan saluran minimal 1% -Perlu perawatan secara periodik Saluran air hujan -Air hujan dari cucuran atap serta ruang terbuka/halaman disalurkan ke saluran kota (jika sudah tersedia) atau dibuatkan peresapan lokal -Saluran dibuat terbuka agar mudah dibersihkan -Menggunakan pipa ½ 20 cm -Sebaiknya dibuatkan peresapan tersendiri sebagai usaha konservasi air tanah -Pada bagian yang terkena sirkulasi diberi/ditutup dengan pelat beton/kisi-kisi besi beton -Pada pertemuan dan belokan diberi bak kontrol
b. Perlengkapan drainase Peresapan Air Hujan Peresapan Batu pecah Pasir
Septic Tank Berfungsi sebagai tempat proses pengahancuran disposal padat secara biologis / dibantu bakteri pembusuk Pelat beton Pipa hawa 2 L P dari WC ke Peresapan L Kapasitas Tampung Dimensi dalam cm T P L proses penghancuran disposal T 15 orang 25 orang 50 orang 100 orang orang 200 orang 100 250 250 300 400 75 100 120 120 Contoh penentuan dimensi ruang penghancur : Kebutuhan air/orang/hari = 25 liter Kotoran hancur dalam waktu = 3 hari Tinggi air dalam septic tank (T) = cm =1,5 m Volume air (V) = 15 x 25 x 3 = 1125 liter = 1,125 m³ Misal direncanakan panjang ruang (P) = 1 m maka lebar ruang (L) = _V_ = 1,125 = 0,75 m T.P 1,5.1
Peresapan Air Kotor Berfungsi sebagai filter aliran air dari septictank sebelum meresap ke dalam tanah Terdapat 2 model peresapan, yaitu: -model memanjang dipergunakan bila halaman cukup luas / tanah merupakan lapisan pasir -model sumuran dipergunakan pada halaman yang sempit / lapisan tanah bagian atas tidak mudah meresap air Peresapan model sumuran dari Septic Tank 4 Peresapan model memanjang Tanah urug Ijuk Kerikil halus dari Septic Tank 4 Batu pecah Pipa PVC 4, pada sepanjang pipa diberi lubang-lubang kecil Kerikil kasar Kapasitas Tampung 15 orang 25 orang 50 orang 100 orang Panjang Peresapan 5 m 7 m 10 m 12 m Kerikil Pasir Ijuk
Bak Kontrol Air Kotor Berfungsi untuk pemeliharaan jaringan secara periodik Penempatan bak kontrol, yaitu: -dibuat pada setiap jarak panjang 6 m Bak kontrol dari aliran WC -pada jaringan pipa yang membelok -pada pertemuan pipa jaringan Bak kontrol dari limbah cuci
c. Contoh Desain Sistem Sanitasi dan Drainase Denah Instalasi Air Bersih
Denah Instalasi Air Kotor
LEMBAR KERJA MAHASISWA Menggambar Sistem Sanitasi dan Drainase pada bangunan Rumah Tinggal TUGAS (Individu) : Sesuai dengan Tugas Besar Rencana Rumah Tinggal 1 Lantai, buatlah gambar : 1. Denah isometri Instalasi Air Bersih dan Instalasi Air Kotor, skala 1 : 100 2. Detail model Septic Tank dan Peresapan Sumuran, skala 1 : 20
SELAMAT BEKERJA!!!