Pengawetan dengan garam, asam dan gula

dokumen-dokumen yang mirip
Pebrin Manurung PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Buah naga (Hylocereus polyrhizus) merupakan buah yang saat ini cukup populer

PENGARUH PENAMBAHAN SUKROSA DAN GLUKOSA PADA PEMBUATAN PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING TERHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI DAN ORGANOLEPTIK

KULIAH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN GULA, GARAM DAN ASAM. Disiapkan oleh: Siti Aminah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. mencegah rabun senja dan sariawan (Sunarjono, 2003). Jeruk bali bisa dikonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai (1.1) Latar Belakang Masalah, (1.2) Identifikasi

I. PENDAHULUAN. bermanfaat jika diolah, misalnya dibuat marmalade (Sarwono, 1991). Bagian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Apokat (KBBI: Avokad), alpukat, atau Persea americana Mill merupakan

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,

BAB I PENDAHULUAN. bahan dalam pembuatan selai adalah buah yang belum cukup matang dan

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

I. PENDAHULUAN. Tenggara yang beriklim tropis basah seperti Indonesia, Thailand dan Malaysia

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

Pengawetan dengan Suhu Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. selai adalah buah yang masak dan tidak ada tanda-tanda busuk. Buah yang

JURNAL. KUALITAS JELLY KULIT BUAH MARKISA (Passiflora edulis var. flavicarpa Degener) DENGAN VARIASI SUHU DAN WAKTU EKSTRAKSI PEKTIN.

I PENDAHULUAN. kesehatan. Nutrisi dalam black mulberry meliputi protein, karbohidrat serta

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

BAB I PENDAHULUAN. bahan pangan lokal, termasuk ubi jalar (Erliana, dkk, 2011). Produksi ubi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jelly adalah produk minuman semi padat yang terbuat dari sari buah-buahan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selatan. Buah naga sudah banyak di budidayakan di Negara Asia, salah satunya di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemerahan atau jingga kekuningan dengan tekstur yang mirip seperti kayu

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2)

SUSU. b. Sifat Fisik Susu Sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa, berat jenis, titik didih, titik beku, dan kekentalannya.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Pemikiran, dan (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

PENGAMBILAN PEKTIN DARI AMPAS WORTEL DENGAN EKSTRAKSI MENGGUNAKAN PELARUT HCl ENCER

Pemanfaatan Limbah buah menjadi Jelly Kering. Purwanti Widhy H, M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai :(1.1) Latar Belakang, (1.2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Mingguke-5

Proses Pembuatan Madu

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buahnya. Dilihat dari bentuk daun dan buah dikenal ada 4 jenis nanas, yaitu Cayene

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PERAN PEKTIN DAN SUKROSA PADA SELAI UBI JALAR UNGU (The Role of Pectin And Sucrose On Purple Sweet Potato Jam)

KARBOHIDRAT. Pendahuluan. Pertemuan ke : 3 Mata Kuliah : Kimia Makanan / BG 126

TINJAUAN PUSTAKA. Asam jawa yang bernama ilmiah Tamarindus indica L. adalah sebuah

Prinsip pengawetan. Mencegah/memperlambat kerusakan mikrobial. Mencegah/memperlambat laju proses dekomposisi (autolisis) bahan pangan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan merupakan hasil olahan dari kacang kedelai yang kaya akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penggumpal, serta kombinasi dari perlakuan-perlakuan tersebut, sehingga

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pati bahan edible coating berpengaruh terhadap kualitas stroberi (Fragaria x

I. PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat dan Kegunaan

1989).Sampel sebanyak 2 g dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer 500ml. balik. Didihkan selama 30 menit dan kadang kala digoyang- goyangkan.

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi A

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh dan harganya

Gambar 36. Selai sebagai bahan olesan roti

BAB I PENDAHULUAN. sangat beragam dan tergolong ke dalam jenis buah tropis seperti rambutan, nanas,

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

1. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Bubur buah (puree) mangga adalah bahan setengah jadi yang digunakan sebagai

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN

I PENDAHULUAN. selain sebagai sumber karbohidrat jagung juga merupakan sumber protein yang

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Bahan Baku Kerang. Kerang Anadara sp termasuk Kelas Pelecypoda (Bivalva) yang mempunyai

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

BAB 1 PENDAHULUAN. Buah kersen merupakan buah yang keberadaannya sering kita jumpai

Putri Anjarsari, S.Si., M.Pd PEMANFAATAN LIMBAH BUAH MENJADI JELLY KERING

TINJAUAN PUSTAKA. Buah labu kuning atau buah waluh (Jawa Tengah), labu parang (Jawa Barat),

Buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan sayuran yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I. PENDAHULUAN. makanan selingan berbentuk padat dari gula atau pemanis lainnya atau. makanan lain yang lazim dan bahan makanan yang diijinkan.

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka. Penelitian, (6) Hipotesis, dan (7) Tempat Penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikenal dengan nama sapi Grati. Bentuk dan sifat sapi PFH sebagian besar

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (6) Hipotesa dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

Pengawetan pangan dengan pengeringan

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar adalah salah satu komoditas pertanian yang bergizi tinggi, berumur

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dijelaskan dalam firman-nya dalam surat al-baqarah ayat 168 sebagai berikut:

Pengawetan bahan pangan

4.2. Kadar Abu Kadar Metoksil dan Poligalakturonat

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. PENDAHULUAN. Jenis makanan basah ataupun kering memiliki perbedaan dalam hal umur simpan

LOGO BAKING TITIS SARI

PENGARUH PERLAKUAN PADA PROSES BLANCHING DAN KONSENTRASI NATRIUM BIKARBONAT TERHADAP MUTU SUSU KEDELAI

Bakteri memerlukan Aw relatif tinggi untuk pertumbuhan > 0,90

BLANSING PASTEURISASI DAN STERIISASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. Suhu Rendah 2. Suhu Tinggi 3. Pengeringan 4. Penggunaan BTM 5. Penggunaan asam, Garam, dan gula.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tebu (Saccarum officinarum L) termasuk famili rumput-rumputan. Tanaman

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat tumbuh berbagai macam flora, termasuk buah-buahan. Banyak

Pengalengan buah dan sayur. Kuliah ITP

BAB I PENDAHULUAN. makanan sangat terbatas dan mudah rusak (perishable). Dengan pengawetan,

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : PUJI ASTUTI A

Transkripsi:

Pengawetan dengan garam, asam dan gula

Pengawetan dengan garam Garam berperan sebagai penghambat selektif pada mikroorganisme pencemar tertentu. Efek garam: saat aktivitas air menurun mikroorganisme terhambat. Tekanan osmotik meningkat mikroorganisme mengalami plasmolisis. Kadar garam 6% : menghambat mikroba proteolitik dan penghasil spora. Kadar garam 10-12% : menghambat mikro patogenik. Misalnya clostridium botulinum. Mikroba halofilik tahan terhadap kadar garam tinggi/kadar ion tinggi. Misalnya: lactobacilli, leuconostoc. Proteolitik memproduksi enzim pemecah protein dilepas keluar

B. Pengawetan dengan asam Asam dalam makanan untuk pengawet berasal : Sebagai hasil dari fermentasi Sengaja ditambahkan pada makanan. Asam yang berfungsi sebagai pengawet: Asam asetat Asam laktat Efek antimikroba dan asam: ph yang rendah akan menghambat mikroba Efek toksis terhadap mikroorganisme. pada ph yang sama, asam asetat lebih menghambat dari pada asam laktat

Tujuan penggaraman dan pengasaman Meningkatkan sifat organoleptik Memperpanjang daya simpan

Pengaruh penggaraman terhadap susut gizi Penggaraman menyebabkan keluarnya cairan produk pangan protein larut dan vitamin larut ikut keluar. Pada penggaraman kering protein menurun 1% Pada penggaraman basah protein menurun 5% Beberapa hasil penelitian, vitamin tidak banyak hilang Osmosis : perpindahan air melalui semi permiabel dari tempat konsentrasi tinggi ke rendah. Plasmolisis : dampak dari osmosis

Pengawetan pangan dengan penggulaan Produk : jam, jelly, marmalade, mentega buah. Empat substansi penting dalam menentukan gel buah: pektin, asam, gula, air.

Pektin (Braccanot, 1825, Prancis) Golongan substansi yang terdapat dalam sari buah, yang membentuk larutan koloidal dalam larutan. Berasal dari perubahan protopektin yang terjadi selama proses pemasakan buah Dapat membentuk gel jika kondisinya cocok. Merupakan koloid yang refersibel karena dapat larut dalam air, dapat diendapkan, dapat dipisahkan, dapat dikeringkan.

Protopektin Terdapat pada lamella tengah sel-sel tanaman Bila dididihkan dalam larutan asam dihidrolisis menjadi pektin Merupakan prekusor pektin yang tidak dapat larut

Pembentukan gel Saat pembuatan jel: pektin dalam substrat buah-buahan ditambah gula keseimbangan pektin dan air berubah kemantapan pektin terganggu pektin menggumpal terbentuk serabut halus struktur ini mampu menahan air atau kadar pektin berpengaruh pada kontinuitas dengan kepadatan serabut. Makin tinggi kadar gula maka makin berkurang air yang ditahan oleh struktur serabut. Makin tinggi keasaman, strukturnya keras

Kekuatan selai/gel KEKUATAN SELAI KONTUNUITAS STRUKTUR KETEGARAN STRUKTUR KADAR PEKTIN ASIDITAS KADAR GULA % 0,5 1,0 1,5 0,7 2,8 2,9 3,0 3,1 3,2 3,4 3,5 3,6 64,0 67,5 71,0 OPTIMUM KERAS OPTIMUM LEMAH KERAS OPTIMUM LEMAH

Kadar pektin berpengaruh terhadap kontinuitas dan kepadatan serabut. makin tinggi kadar gula makin berkurang air yang ditahan oleh struktur serabut. Makin tinggi asiditas, struktur keras.

Produk lain Pasta buah produk kental dibuat dengan menguapkan air dari bubur buah kandungan zat padat tinggi (70% total solid) biasanya tidak ada struktur gel yang terbentuk.

Manisan buah prinsip : peresapan lambat dalam sirup sampai kadar gula dalam jaringan tinggi, sehingga dapat mencegah pertumbuhan mikroba. manisan buah: basah, kering, kering berlapis gula(80%)

Susu kental manis Dikembangkan oleh Borden ( ± 1 abad yang lalu) Terdiri dari : ± 18 pound gula dalam 100 pound susu Dikentalkan dengan ts 70% (lebih) Perlakukan pemanasan sedang, tidak disterilisasi (protein akan rusak) maka kadar gula tinggi sebagai pangawet.

Pengolahan dan pengawetan makanan dengan penggulaan Prinsip : pengawetan dengan menggunakan gula gula mempunyai Aw dan meningkatkan tekanan osmose sehingga buah awet karena air buah diserap gula. Gula sebagai pengawet Mengurangi aktifitas air (Aw) sehingga pertumbuhan mikroorganisme terhambat. Meningkatkan tekanan osmotik sehingga menyebabkan terjadinya plasmolisis sel.

Hal-hal yang perlu diperhatikan : Efek panas dan gula terhadap pemanasan Buah dalam larutan gula tanpa pemanasan, terjadi: Buah kehilangan sari Tekstur mengkerut dan lemas Penetrasi berjalan lambat

Akibat pemanasan yang berlebih : Dinding sel berubah Penetrasi gula berjalan cepat Penyerapan gula oleh buah lebih banyak buah mengembang apabila didinginkan Gula mempunyai efek penguat pada dinding sel, adanya konsentrasi gula yang tinggi pada permulaan pemanasan sehingga buah kaku.

Keseimbangan proporsi gula, pektin dan asam Pektin Terdapat di bawah kulit buah, hati (cope, disekitar biji. Tiap buah, kadar pectin berbeda-beda Kerusakan pectin dapat dicegah dengan penambahan gula Merupakan hasil degradasi protopektin selama pematangan Dapat dikeluarkan dengan pemanasan dan asam kondisi optimum pembentukan gel Pektin 0,75-1,5% (tergantung pada tipenya) Gula 65-75% Asam ph 3,2-3,4

Kelainan produk jelly: Kristalisasi karena padatan yang terlarut berlebihan, sukrosa tidak cukup atau gula tidak cukup terlarut Keras, kenyal, akibat kurang gula atau pektin yang berlebihan Kurang masak, gel yang berbentuk seperti sirup karena kelebihan gula Sineresis/ meleleh, asam berlebihan