Sumijati. Universitas Sebelas Maret Surakarta 57126

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kesehatan di seluruh dunia dan konsekuensi yang buruk pada ekonomi yang harus

PERTUMBUHAN DAN HASIL BERBAGAI VARIETAS KACANG HIJAU (Vigna radiata (L.) Wilczek) PADA KADAR AIR YANG BERBEDA

PENGARUH PENGGUNAAN PUPUK KANDANG DAN NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG TANAH

PENGARUH KERAPATAN DAN KEDALAMAN TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KACANG HIJAU (Vigna radiata L.)

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015

SKRIPSI RESPON KACANG TANAH DAN JAGUNG TUMPANGSARI SECARA DERET PENGGANTIAN TERHADAP PUPUK ORGANIK PENGGANTI NPK. Oleh Yuni Restuningsih H

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I. PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Kandungan gizi kacang hijau per 100 gr. Tabel 1.2 Perbandingan kandungan protein kacang hijau per 100 gr

PENGARUH PENGOLAHAN TANAH DAN DOSIS PUPUK NPK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL KEDELAI

Pengaruh Populasi Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) dan Jagung (Zea mays L.) terhadap Pertumbuhan dan Produksi Pada Sistem Pola Tumpang Sari

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merill) merupakan salah satu tanaman pangan penting

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L] Merr.) merupakan tanaman komoditas pangan

ENUMERASI DAN IDENTIFIKASI JAMUR PADA TANAH GAMBUT DI LAHAN PERCOBAAN PERTANIAN UIN SUSKA RIAU

KUALITAS AIR IRIGASI DI DESA AIR HITAM KECAMATAN LIMAPULUH KABUPATEN

II. METODE PENELITIAN

PENCAPAIAN TARGET SWASEMBADA JAGUNG BERKELANJUTAN PADA 2014 DENGAN PENDEKATAN SISTEM DINAMIS

THE INFLUENCE OF N, P, K FERTILIZER, AZOLLA (Azolla pinnata) AND PISTIA (Pistia stratiotes) ON THE GROWTH AND YIELD OF RICE (Oryza sativa)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERANAN JUMLAH BIJI/POLONG PADA POTENSI HASIL KEDELAI (Glycine max (L.) Merr.) F6 PERSILANGAN VARIETAS ARGOMULYO DENGAN BRAWIJAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KESUBURAN TANAH PADA LAHAN PERKEBUNAN KELAPA SAWIT USIA 28 TAHUN DI PT. ASAM JAWA KECAMATAN TORGAMBA KABUPATEN LABUHANBATU SELATAN

I. PENDAHULUAN. ditingkatkan dengan penerapan teknik pasca panen mulai dari saat jagung dipanen

SKRIPSI KETAHANAN KACANG HIJAU PADA CEKAMAN KEKERINGAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL

THE EFFECT OF WEED CONTROL AND SOIL TILLAGE SYSTEM ON GROWTH AND YIELD OF SOYBEAN (Glycine max L.)

I. PENDAHULUAN. tanaman jagung di Indonesia mencapai lebih dari 3,8 juta hektar, sementara produksi

Made Deviani Duaja 1), Nelyati 1) and Hisar Tindaon 2) Fakultas Pertanian, Universitas Jamabi

POTENSI PRODUKSI VARIETAS UNGGUL BARU KACANG TANAH PADA WILAYAH PENGEMBANGAN DI KABUPATEN NABIRE

PENGARUH PEMBERIAN KOMPOS TERHADAP PERKEMBANGAN PENYAKIT BUSUK HATI (Phytophthora sp.) PADA TANAMAN NANAS (Ananas comosus) ABSTRACT

SKRIPSI PENILAIAN KUALITAS TANAH SAWAH BERBASIS PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN DEMAK. Oleh : Nadhifah H

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting di Indonesia termasuk salah satu jenis tanaman palawija/ kacang-kacangan yang sangat

I. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu jenis tanaman pangan bijibijian

I. PENDAHULUAN. dapat menghasilkan genotip baru yang dapat beradaptasi terhadap berbagai

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KOMPONEN TEKNOLOGI PIUHAN

PENGARUH KONDISI PENYIMPANAN TERHADAP PERUBAHAN MUTU FISIK, BIOLOGI DAN MIKROBIOLOGIS BERAS GILING

SKRIPSI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI TERHADAP HAWAR PELEPAH DI LEMPONG JENAWI KARANGANYAR. Oleh MAYANG SARI H

Aplikasi Pupuk Kandang dan Pupuk SP-36 Untuk Meningkatkan Unsur Hara P Dan Pertumbuhan Tanaman Jagung (Zea mays L.) di Tanah Inceptisol Kwala Bekala

BAB I PENDAHULUAN. dari daerah Brasilia (Amerika Selatan). Sejak awal abad ke-17 kacang tanah telah

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN PETANI JAGUNG DI SEKITAR WADUK KEDUNG OMBO KECAMATAN SUMBERLAWANG KABUPATEN SRAGEN

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Kondisi Umum Penelitian. pengomposan daun jati dan tahap aplikasi hasil pengomposan pada tanaman sawi

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian dari keluarga

PENGARUH POPULASI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) DAN JAGUNG (Zea mays L.) TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADA SISTEM POLA TUMPANG SARI SKRIPSI

Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Peternakan di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

TANAH (Arachis hypogaea L.) DAN JAGUNG MANIS (Zea mays saccharata Sturt.) DENGAN BEBERAPA PENGATURAN WAKTU TANAM KACANG TANAH PADA SISTEM TUMPANGSARI

RESPONS TANAMAN KEDELAI TERHADAP PEMBERIAN PUPUK FOSFOR DAN PUPUK HIJAU PAITAN

DASAR DASAR AGRONOMI MKK 312/3 SKS (2-1)

Summary. Zulhadia. Calibration test of nitrogen on three acid tropical soils in West Java (under supervision of Untung Sudadi and F.M. Leiwakabessy).

KETAHANAN PADI (WAY APO BURU, SINTA NUR, CIHERANG, SINGKIL DAN IR 64) TERHADAP SERANGAN PENYAKIT BERCAK COKLAT (Drechslera oryzae) DAN PRODUKSINYA

TINJAUAN PUSTAKA Budidaya Jenuh Air

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

IMBANGAN ANTARA PAITAN

PENGARUH DOSIS BOKASHI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TIGA VARIETAS PADI. The Effect of Bokashi Dosages on Growth and Yield of Three Varieties of Rice

Animal Agriculture Journal, Vol. 1. No. 1, 2012, p Online at :

KONTAMINASI FUNGI Aspergillus sp. PADA BIJI JAGUNG DITEMPAT PENYIMPANAN DENGAN KADAR AIR YANG BERBEDA

PYRACLOSTROBIN ROLE IN IMPROVING EFFICIENCY NITROGEN FERTILIZER AND EFFECT ON QUALITY OF YIELD SEEDS CORN (Zea mays L.)

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman serealia sumber karbohidrat kedua

1. I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENGERINGAN KACANG TANAH (ARACHIS HYPOGAEA,L) MENGGUNAKAN SOLAR DRYER 1

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

UJI SUHU UAP PADA ALAT PENYULING MINYAK ATSIRI CENGKEH TIPE UAP LANGSUNG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. yang menduduki urutan kedua setelah kedelai (Marzuki, 2007), Kebutuhan kacang tanah di Indonesia mencapai

DAMPAK PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH

TANGGAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) TERHADAP DOSIS PUPUK KALIUM DAN FREKUENSI PEMBUMBUNAN SKRIPSI OLEH :

) DAN PUPUK PHONSKA TERHADAP KANDUNGAN LOGAM BERAT

I. PENDAHULUAN. Yogyakarta memiliki lahan pasir pantai seluas sekitar hektar atau

BAB VI PEMBAHASAN. lambat dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman kacang tanah, penghanyutan

PENGUJIAN KADAR AIR BENIH

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN KOMODITAS PERTANIAN KEC. GALUR, LENDAH KEC. SAMIGALUH, KAB. KULONPROGO

VARIASI TINGKAT PENAMBAHAN PENDAPATAN PETANI DARI TUMPANG SARI PALAWIJA + KAPAS (Studi Kasus di Desa Bejiharjo, Karangmojo, Gunung Kidul)

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan sumber bahan makanan ketiga setelah padi dan jagung.

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN TERNAK RUMINANSIA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

(PERFORMANCE ANALYSIS OF FARMER GROUP AND ITS RELATIONSHIP WITH HOUSEHOLD FOOD SECURITY LEVEL (CASE STUDY IN RASANAE TIMUR SUBDISTRICT BIMA CITY)

Tz 1 = (28,4 0,59 x h ) o C

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sejak tahun Sentra produksi ubi jalar adalah Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang memiliki keragaman jenis tanaman. Iklim

TINGKAT CEMARAN DAN JENIS MIKOBIOTA PADA JAGUNG DARI KABUPATEN TIMOR TENGAH SELATAN. Yuliana Tandi Rubak * ABSTRACT

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merill) merupakan salah satu komoditas pangan utama

ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS KEDELAI PADA AGROEKOSISTEM LAHAN KERING DAN LAHAN SAWAH DI KABUPATEN LEBAK, BANTEN

SKRIPSI PERTUMBUHAN DAN HASIL DUA VARIETAS TANAMAN KACANG TANAH

DAMPAK AIR LIMBAH INDUSTRI JOSROYO, KARANGANYAR TERHADAP KADAR TEMBAGA DALAM AIR DAN PERMUKAAN TANAH SALURAN AIR PUNGKUK

Teknologi Budidaya Kedelai

Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta 57126

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kata kunci: jerami padi, kotoran ayam, pengomposan, kualitas kompos.

INTRODUKSI KEDELAI VARIETAS GEMA DI DESA BUMI SETIA KECAMATAN SEPUTIH MATARAM KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

ANALYSIS OF COST EFFICIENCY AND CONRTIBUTION OF INCOME FROM KASTURI TOBACCO, RICE AND CORN TO THE TOTAL FARM HOUSEHOLD INCOME

Contact Author : Keywords : Azolla inoculum, organic potassium, organic matter, fertilizers, soil fertility

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

V. KACANG HIJAU. 36 Laporan Tahun 2015 Hasil Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

BAB I PENDAHULUAN. atau yang memiliki nama ilmiah Arachis hypogeae adalah salah satu tanaman

Transkripsi:

STUDI TENTANG Aspergilus flavus DAN AFLATOKSIN PADA TAHAP BUDIDAYA KACANG TANAH DARI BEBERAPA LOKASI LAHAN KERING DI KABUPATEN KARANGANYAR The Study of Aspergilus flavus and Aflatoxin in Peanut Culture on Selected Dry-Land Fields at Karanganyar District Sumijati Universitas Sebelas Maret Surakarta 57126 ABSTRACT The study was aimed at: 1) Obtaining the data of Aspergilus flavus and Aflatoxin existence in soil and peanut pod of selected dry-land fields at Karanganyar district; 2) Observing the correlation between soil characteristics and the existence of Aspergilus flavus and Aflatoxin. This research was a comparative descriptive experiment, which was conducted from May to November, 2008. The method was by surveying five sub-districts of dry-land fields included: 1) Tasikmadu; 2) Karanganyar; 3) Mojogedang; 4) Jumantono, and 5) Jaten. The observation parameters were consisted of main variables (A. flavus in soil, A. flavus in peanut pod and aflatoxin in peanut pod) and sub-main variables (ph, organic C, total N, soil moisture content and peanut pod s moisture content). The mean test was then employed to process the obtained data after the laboratory analysis, followed with correlation test to determine the interaction between main and sub-main variables. The results showed that all the selected locations were infected with A. flavus, with the highest population in soil was in the Jaten sub-district (143 cfu.g-1 soil) and the highest population in peanut pod was in the Jumantono sub-district (50.67 cfu.g-1 pod). None of the peanut pods were infected with aflatoxin. Total N, carbon C, ph and soil moisture influenced the existence of A. flavus in soil and peanut pod. Keywords: Aflatoxin, Aspergilus flavus, peanut PENDAHULUAN Latar Belakang Kacang tanah merupakan salah satu komoditas palawija terpenting yang banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia, terutama di lahan kering dan/atau sawah irigasi pada saat musim kemarau, setelah budidaya padi. Lahan kering memiliki kendana ketersediaan air rendah, kelengasan tanah nisbi rendah dan kandungan bahan organik tanah yang rendah. Kondisi semacam sangat membatasi untuk tumbuh dan berkembangnya tanaman dengan baik, sehingga keragaan tanaman kacang yang dibudidayakan pada lahan kering dikhawatirkan lebih peka terhadap serangan kapang patogenik, seperti A. flavus. Aflatoksin memiliki sifat karsmogenik bagi manusia maupun hewan, dan pada akhir-akhir ini menjadi isu sentral bagi keamanan pangan pada dunia industri kacang tanah (Wright, 2001). Di Amerika Serikat cemaran aflatoksin pada produk biji-bijjian, terutama kacang tanah, jagung, biji kapas, dan mustard telah menjadi salah satu kriteria apakah produk tersebut layak dikonsumsi dan dijual atau tidak, baik sebagai bahan makanan ataupun sebagai pakan ternak (Anonim, 2001). Di Indonesia, cemaran aflatoksin belum secara spesifik disebutkan sebagai salah satu kriteria dalam keamanan pangan, namun baru disebutkan tentang batas cemaran untuk kacang secara umum, yakni sebanyak 104 cfu/gr kacang olahannya (Dirjen POM, 1989). A. flavus dapat menyerang kacang tanah dan menghasilkan aflatoksin sejak tahap pembudidayaannya di lahan sampai dengan penanganan pasca panennya. Aflatoksin memiliki sifat karsinogenik bagi manusia Sains Tanah Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 6(2)2009 91

maupun hewan dan ada akhir-akhir ini menjadi isu sentral bagi keamanan pangan pada dunia industri kacang tanah. Pada hal kacang tanah banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia, terutama padi lahan kering. Lahan kering memiliki kendala ketersediaan air rendah, kelengasan tanah nisbi rendah, dan kandungan bahan organik tanah yg rendah. Kondisi semacam sangat membatasi tanaman untuk tumbuh dan berkembang dengan baik, sehingga keragaan tanaman kacang yang dibudidayakan pada lahan kering dikhawatirkan lebih peka terhadap serangan kapang patogenik, seperti A. flavus. Sementara itu telah ada penelitian di negara lain yang menunjukkan bahwa bila tanaman kacang tanah mengalami stres air atau kekeringan dan suhu tanahnya berkisar antara 25 O C sampai dengan 31 O C selama 20 sampai 30 hari sebelum panen, maka kemungkinan produksi aflaktoksinnya nisbi tinggi. Kondisi tersebut sangat mirip dengan keaaan lahan kering di Indonesia, dimana ketersediaan air menjadi faktor pembatas dan suhu tanahnya juga nisbi mirip. Selain itu juga telah ada pernyataan bahwa produk kacang-kacang dari Indonesia serta hasil olahannya banyak dicemari oleh aflatoksin. A. flavus yang telah menginfeksi kacang tanah sejak saat di lahan, kemungkinan masih akan tetap terus tumbuh setelah penanganan pascapanennya. Oleh karena itu, permasalahan yang hendak diuji dalam penelitian ini adalah produk kacang tanah Indonesia terutama tanaman yang ditanam pada lahan kering mengalami pencemaran A. flavus dan aflatoksin? Penelitian ini difokuskan pada studi A. flavus dan aflatoksin pada tanah budidaya kacang tanah di lahan. Diharapkan bantuan anggaran tahun berikutnya dapat digunakan untuk penelitian pada tahap paca panennya. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang keberadaan A. flavus pada tanah dan polong kacang tanah yang dihasilkan dari beberapa lahan kering di Kabupaten Karanganyar, mempelajari tentang kemungkinan keberadaan aflatoksin pada polong kacang tanah pada saat panen, dan mempelajari tentang ada tidaknya hubungan sifat-sifat tanah terhadap keberadaan A. flavus dan cemaran aflatoksin. BAHAN DAN METODE Bahan dan Alat Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kacang tanah yang baru dipanen, tanah yang ditanami kacang tanah, Media DG 18, khemikalia untuk analisa C, N, A. flavus dan Aflatoksin. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah oven, petridish, erlenmeyer, beker glass, alat sterilisasi, alat penimbang, dan khromatografi. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif komparatif yang dilakukan dengan metode survey. Untuk membandingkan keadaan A. flavus dan aflatoksin dari masingmasing lokasi, setelah diperoleh data dari hasil analisis laboratorium dilakukan uji Mean. Untuk mengetahui keeratan hubungan antara variabel pendukung (ph tanah, C, N, kelembaban tanah, dan kadar air polong), dengan A. flavus dan aflaktoksin dilakukan uji korelasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil rerata pertumbuhan populasi A. flavus dapat dilihat pada Gambar 1 dan Gambar 2. 92 Sains Tanah Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 6(2)2009

Pengamatan Aspergilus flavus pada tanah dilakukan dengan menggunakan media DG. 18 tanpa pengenceran warna hijau kekuningan pada media tersebut menunjukkan adanya koloni A. flavus. Gambar 1 menunjukkan bahwa pada lokasi 5 yaitu Kecamatan Jaten populasi A. flavus paling tinggi yaitu 143,00 cfu/g sedangkan populasi terendah terdapat di lokasi 2 yaitu di Kecamatan Karanganyar. Sedangkan populasi A. flavus pada polong kacang tanah dapat dilihat pada Gambar 2. Populasi tertinggi pada lokasi 4 yaitu Kecamatan Jumantono sebesar 50,67 cfu/g dan populasi terendahnya pada lokasi 1 di Kecamatan Tasikmadu sebesar 38,67 cfu/g. Ternyata bahwa kacang tanah di semua lokasi walaupun terkontaminasi A. flavus tetapi fungi tersebut tidak menghasilkan aflatoksin, ini bisa dilihat pada Tabel 1. Hubungan antara kadar air, C organik, N total, ph, H 2 O, kadar lengas tanah terhadap pertumbuhan A. flavus dalam tanah dapat dilihat pada Gambar 3, 4, 5, 6 dan 7. 160 140 129,00 143,00 120 114,00 A. Flavus pada Tanah 100 80 60 40 43,33 79,33 20 0 Kec. Tasikmadu Kec. Karanganyar Kec.Mojogedang Kec. Jumantono Kec. Jaten Lokasi Gambar 1. Diagram Populasi A. flavus pada Tanah 60 50 50,67 A. Flavus pada Tanah 40 30 20 38,67 40,67 42,00 43,00 10 0 Kec. Tasikmadu Kec. Karanganyar Kec.Mojogedang Kec. Jumantono Kec. Jaten Lokasi Gambar 2. Diagram Populasi A. flavus pada Polong Kacang Tanah Sains Tanah Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 6(2)2009 93

Tabel 1. Analisis Kadar Air, Organik, N total, PH (H 2 O), Kadar Lengas Tanah, A. flavus pada Tanah dan Polong serta Aflatoxin pada Polong Kacang Tanah Kadar air Kadar A flavus A flavus Aflatoxin C organik N Total ph Lokasi polong lengas tanah polong polong tanah (%) tanah (%) (H (%) 2 O) tanah (%) (cfu/g tanah) (cfu/g tanah) (kualitatif) Kec. Tasikmadu Kec. Karanganyar Kec. Mojogedang Kec. Jumantono Kec. Jaten 8,56 8,45 7,81 7,98 7,97 1,25 0,98 1,43 1,58 0,41 0,09 0,14 0,16 0,09 6,40 7,38 5,82 6,00 6,04 8,11 8,11 5,02 8,40 12,00 7,21 114,00 43,33 79,33 129,00 143,00 38,67 40,67 42,00 50,67 43,00 Gambar 3. Grafik hubungan antara kadar air polong dengan A. flavus pada tanah Gambar 4. Grafik hubungan antara C organik tanah dengan A. flavus pada tanah Gambar 5. Grafik hubungan antara N total tanah dengan A. flavus pada tanah 94 Sains Tanah Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 6(2)2009

Gambar 6. Grafik hubungan antara ph H 2 O tanah dengan A. flavus pada tanah Gambar 7. Grafik hubungan kadar lengas tanah dengan A. flavus pada tanah Gambar 8. Grafik hubungan antara kadar air polong dengan A. flavus pada polong kacang tanah Sains Tanah Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 6(2)2009 95

Gambar 9. Grafik hubungan antara C organik tanag dengan A. flavus pada polong kacang tanah Gambar 10. Grafik hubungan antara N total tanah dengan A. flavus pada polong kacang tanah Gambar 11. Grafik hubungan antara ph H2O tanah dengan A. flavus pada polong kacang tanah Kadar Lengas (%) Kadar Lengas Gambar 12. Grafik hubungan antara kadar lengas tanah dengan A. flavus pada polong kacang tanah 96 Sains Tanah Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 6(2)2009

Pada Gambar 6 terlihat bahwa dengan naiknya ph H 2 O maka populasi A. flavus dalam tanah berkurang/menurun, ini disebabkan oleh karena fungsi hanya dapat tumbuh dengan baik pada ph asam. Demikian juga bila dilihat pada Gambar 7 kadar lengas naik maka akan menaikkan kadar air di dalam tanah tersebut sehingga populasi A. Flavus juga akan naik karena fungi dapat tumbuh dengan baik pada suasana lembab Pada Gambar 8 terlihat bahwa dengan adanya kenaikan kadar air polong, populasi A. flavus akan berkurang sedangkan fungi dapat tumbuh dengan baik pada suasana yang lembab yaitu pada kadar air yang tinggi. Hal ini disebabkan karena pada saat kadir air polong dianalisa tepat berada pada temperatur optimum pertumbuhan fungi sehingga populasi A. flavus makin rendah. Demikian juga pada Gambar 10, terlihat bahwa kadar N total dalam tanah naik maka populasi A. flavus juga mengalami kenaikan, karena penambahan Nitrogen anorganik memainkan peranan penting dalam pertumbuhan fungi termasuk A. flavus, Nitrogen anorganik dapat mempengaruhi proses perkecambahan spora. Jadi ini dapat dipakai sebagai pertimbangan dalam usaha tani kacang tanah dalam menggunakan pupuk Nitrogen baik organik maupun anorganik. Bila dilihat Gambar 12 menunjukkan bahwa kadar lengas naik, maka populasi A. Flavus juga mengalami kenaikan, ini disebabkan karena dengan naiknya kadar lengas maka air yang diserap oleh tanah makin tinggi, sedangkan fungi dapat tumbuh dengan baik pada suasana lembab. KESIMPULAN Lahan kering di Kabupaten Karanganyar yang ditanami kacang tanah telah terinfeksi A. flavus, populasi tertinggi di Kecamatan Jaten yaitu 14 cfu/g, sedangkan populasi A. flavus pada polong kacang tanah tertinggi di Kecamatan Jumantono yaitu sebesar 50,67 cfu/g polong kacang tanah. Polong kacang tanah di daerah Kabupaten Karangnyar tidak tercemar aflatoksin. Kadar N, C, ph, kadar lengas dan kadar air mempengaruhi keberadaan A. flavus tanah dan polong kacang tanah. DAFTAR PUSTAKA Agustina, S., Handayani dan Dewi, W. S. 2001. Pengaruh Varietas dan Jenis Sumber Pupuk N Terhadap Serangan A. Flavus pada Kacang Tanah (Arachis hypognea (L) Merr). Fakultas Pertanian UNS Surakarta. Anonim. 2001. Aflatoxin. The U.S. House Committee on Agriculture Glossary. http://agriculture.house.gou/glossary.afl atoxin.html. diambil pada tanggal 11-02- 2001. Bilgrami, K.S. and Choudhary, A.K. 1998. Mytoxin in Preharvest Contamination of Agricultural Crops. In Sinha K.K. and Bhatnagar, D (Eds). Mycotoxin Biosairs 6(2): 25-28. Dirjen POM. 1989. SK Dirjen POM No. 03726/B/SK/VII/89 tentang Batas Maksimum Cemaran Mikroba dalam Makanan. Handayani. 1996. Kualitas Hasil Kacang Tanah Akibat Perbedaan Keraatan Tanam dan Penggunaan Pestisida Melalui Benih. Penelitian Kelompok Dalam Bidang Pertanian. Fakultas Pertanian UNS. Jumtono. 1980. Praktikum Mikrobiologi Umum Untuk Perguruan Tinggi. Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Lance, B. and Seglar B. 2001. Managing Afatoxin in Corn. Nutrition Insights 1(1). Nord, W.P. 2001. Animal Testing Procedures in Assesing the Efficacy of Ammioniation of Commodities. A. Perspective on Aflatoxin in Fleld Corps. Part 5 of 5. http/www.inform.umd.edu/edres/topic /Ag Sains Tanah Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 6(2)2009 97

FLACTOXIN_IN_FIELD_CORPS_PART_5_O F_5.html. Diambil pada tanggal 11-02- 2001 Park, D.L and Lee, L.S. 2001. New Perspective on Ammonia Treatment for D Contamination of Aflatoxin. A Perspective on Aflatoxin in Field Crops, Part 5 of 5. http/www.inform.umd.edu/edres/topic /Ag FLACTOXIN_IN_FIELD_CORPS_PART_5_O F_5.html. Diambil pada tanggal 11-02- 2001 Pitt, J.I. and B.F. Miscambel. 1995. Water Relation of A.Flavus and Closely Related Species J of Food Pretectio. 55. pp 86-90. Pons, W.A. and LA. Goldbalt. 1969. Physico Chemical of Aflatoxin. In Goldballt LA (Ed). Aflatoxin. Scientific Background Control and Implication. Academic Press New York and London. Sudadi, Setyoprini, E. dan Dewi, W.S. 2000. Kajian Potensi Beberapa Jenis Tanah dan Bahan Organik untuk Mendorong Invasi A. Flavus pada Kacang Tanah. Fak. Pertanian UNS. Surakarta. Wright. G. C. 2001. Alievation Of Drought Stress and Aflatoxin Incidence in Peanut Using Shrot Maturing Varieties. http://life_esu_edition_agronomy_pape rs_215/215.hmtl diambil tanggal 12-02- 2001. 98 Sains Tanah Jurnal Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 6(2)2009