MO Genetically Modified Organism

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN Latar Belakang

Area Global Tanaman Biotek Terus Meningkat di Tahun 2005 Setelah Satu Dekade Komersialisasi

PENDAHULUAN. Latar Belakang

BRIEF 34. Status Global dari Perdagangan Tanaman Biotek Atau Tanaman Hasil Rekayasa Genetika: Clive James Ketua Dewan Direksi ISAAA

SIARAN PERS ISAAA. Tanaman Biotek Global Kembali Mencetak Pertumbuhan Dua-Digit

Highlight Status Global Komersialisasi Tanaman Biotek/Tanaman Hasil Rekayasa Genetika: Oleh Clive James, Pendiri dan Ketua Dewan ISAAA

SEJAUH MANA KEAMANAN PRODUK BIOTEKNOLOGI INDONESIA?

5. Cekaman Lingkungan Biotik: Penyakit, hama dan alelopati 6. Stirilitas dan incompatibilitas 7. Diskusi (presentasi)

Mengantisipasi Pangan Transgenik Friday, 08 September 2006

FAO, IFAD, WFP RILIS PERNYATAAN BERSAMA DI TENGAH LONJAKAN HARGA PANGAN

LUAS GLOBAL TANAMAN BIOTEK Juta Hektar (1996 s/d 2006)

TEKNOLOGI PAKAN REKAYASA GENETIK PERLU PRINSIP KEHATI-HATIAN

IRRI LEPAS 44 PADI VARIETAS BARU DI AFRIKA DAN ASIA

Pelabelan Pangan Produk Rekayasa Genetik

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PBB BANTU NEGARA BERKEMBANG TINGKATKAN STRATEGI ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM MEREKA

Peranan Sektor Pertanian dalam Pembangunan

1 Universitas Indonesia

LAPORAN TAHUNAN ISAAA MENGENAI TANAMAN BIOTEK TAHUN 2015 DIRILIS DI BEIJING, TIONGKOK

ISAAA LUNCURKAN LAPORAN MENGENAI STATUS TANAMAN REKAYASA GENETIK (RG) DI DUNIA PADA 2014

v Diah Ratna Dewi, Departemen Biologi IPB lgn. Pramana Yuda, Fakultas Teknobiologi UAJY Weblog berbasis akun twitter jogjakampus

PANGAN TRANSGENIK DALAM DILEMA PEMENUHAN KEBUTUHAN PANGAN DAN JAMINAN KEAMANAN PANGAN RAKYAT. Oleh : Anton Rahmadi

1. Peningkatan kandungan nutrisi: Pisang, cabe, raspberries, stroberi, ubi jalar

RINGKASAN EKSEKUTIF. brief 37 Status Global Tanaman Biotek/Produk Rekayasa Genetika: Clive James Ketua Dewan Direksi ISAAA

15 April 2015 GLOBAL VOICES AND VIEWS: WHY BIOTECH?

I PENDAHULUAN. [Diakses Tanggal 28 Desember 2009]

II. TINJAUAN PUSTAKA. mestinya sudah mengarah pada pertanian yang mempertahankan keseimbangan

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM DI INDONESIA

KUTUKAN FISKAL DARI NEGERI KANGGURU Oleh: Rendra Wasita, S.P. Abstrak

PARIS CLIMATE AGREEMENT AKUI KETAHANAN PANGAN SEBAGAI PRIORITAS

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Tanaman Produk Rekayasa Genetik dan Kebijakan Pengembangannya

seperti Organisasi Pangan se-dunia (FAO) juga beberapa kali mengingatkan akan dilakukan pemerintah di sektor pangan terutama beras, seperti investasi

PENDAHULUAN BAHAN KULIAH DASAR-DASAR AGRONOMI DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN IPB 2013

BAB I PENDAHULUAN. sawit, serta banyak digunakan untuk konsumsi makanan maupun non-makanan.

BIOTEKNOLOGI PERTANIAN

Pengembangan Jagung Nasional Mengantisipasi Krisis Pangan, Pakan dan Energi Dunia: Prospek dan Tantangan

BIODIVERSITY & BIOSAFETY Ir. Sri Sumarsih, MP. Weblog: Sumarsih07.wordpress.com Website: agriculture.upnyk.

REKAYASA GENETIKA TANAMAN

PENDAHULUAN. Di Indonesia, jagung merupakan sumber bahan pangan penting setelah. pakan ternak. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan sesuatu hal yang sangat vital bagi kehidupan manusia.

STUDI TERBARU UNGKAP STAGNANSI HASIL PRODUKSI TANAMAN PANGAN, PERLU ADANYA AKSI REGIONAL

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pangan nasional. Menurut Irwan (2005), kedelai mengandung protein. dan pakan ternak serta untuk diambil minyaknya.

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

MATERI BIOTEKNOLOGI MODERN JAGUNG TRANSGENIK. Disusun Oleh : NURINSAN JUNIARTI ( ) RISKA AMELIA ( )

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

I. PENDAHULUAN. komoditas utama penghasil serat alam untuk bahan baku industri Tekstil dan

ISU DAN FAKTA TENTANG TANAMAN PRODUK BIOTEKNOLOGI ISBN:

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

sobir Pusat Kajian Hortikultura Tropika

PENDIRI BRAC DIANUGRAHI SEBAGAI PEMENANG WORLD FOOD PRIZE 2015

STUDI: TANAMAN RG DAPAT BANTU MEMELIHARA AGROBIODIVERSITAS

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Baca artikel berita selengkapnya di

FAO: NEGARA BERKEMBANG MASIH BERJUANG DENGAN HARGA MAKANAN YANG TINGGI

Janji Palsu Rekayasa Genetis Bahan Pangan

KEBIJAKAN DAN STRATEGI OPERASIONAL PENGEMBANGAN BIOINDUSTRI KELAPA NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kelestarian sumber daya alam (Mubyarto, 1994).

Ekonomi Pertanian di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Selain sebagai bahan pangan, akhir-akhir ini jagung juga digunakan

GMO. Genetically Modified Organism (GMO): Peraturan dan Keresahan Pangan di Indonesia

FAO: INDEKS HARGA MAKANAN DUNIA NAIK 6% DI BULAN JULI

PRODUK BIOTEKNOLOGI AKAN TERUS BERKEMBANG. Waber menyatakan bahwa produk-produk berikut ini merupakan produk yang dinanti antara lain :

PETA JARINGAN SISTEMATIS PERTAMA UNTUK ARABIDOPSIS

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sumber protein, lemak, vitamin, mineral, dan serat yang paling baik

OECD: NEGARA-NEGARA BERKEMBANG TINGKATKAN HASIL PERTANIAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PETANI TERHADAP PRODUK REKAYASA GENETIKA

TANAMAN TRANSGENIK DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PANGAN. Oleh : Victoria Henuhili Jurdik Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta.

I. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Padi merupakan komoditas yang sangat penting, karena saat ini beras

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan sumber bahan pangan ketiga di

BAB I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak memberi

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENERIMAAN PANGAN REKAYASA GENETIKA PADA IBU RUMAH TANGGA PERKOTAAN NUR RISKA TADJOEDIN

BIODIVERSITY & BIOSAFETY Ir. Sri Sumarsih, MP. Weblog: Sumarsih07.wordpress.com Website: agriculture.upnyk.

TREN GLOBAL DAN PERKIRAAN MENGENAI PENGUJIAN PASAR KEAMANAN PANGAN RG

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

Suplemen Majalah SAINS Indonesia

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Teknologi Pertanian Sehat Kunci Sukses Revitalisasi Lada di Bangka Belitung

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENTINGNYA PLASMA NUTFAH DAN UPAYA PELESTARIANNYA Oleh : DIAN INDRA SARI, S.P. (Pengawas Benih Tanaman Ahli Pertama BBPPTP Surabaya)

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, khususnya tanaman pangan bertujuan untuk meningkatkan

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang. yang cukup penting di Indonesia, yaitu sebagai sumber protein nabati.

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kontradiktif dengan luasnya lahan potensial untuk pertanaman kedelai. Indonesia

PENDAHULUAN. kelapa sawit terluas di dunia. Menurut Ditjen Perkebunan (2013) bahwa luas areal

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas.

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa orde baru tahun 1960-an produktivitas padi di Indonesia hanya

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT

I. PENDAHULUAN. Tanaman padi (Oryza sativa L.) ialah tanaman penghasil beras yang menjadi sumber

I. PENDAHULUAN. yang cocok untuk kegiatan pertanian. Disamping itu pertanian merupakan mata

PG ECONOMICS: PETANI TERUS DAPATKAN MANFAAT TANAMAN BIOTEK

EKSPOR IMPOR KOMODITAS PERTANIAN

VALUASI EKONOMI SUMBER DAYA GENETIK PERTANIAN INDONESIA: Studi Kasus Padi

Transkripsi:

0 MO Genetically Modified Organism Perkembangan~ Prospek, dan Strategi Optimalisasi GMOs di INDONESIA I fakultas Teknoblologl Universitas Atma Jaya Yogyakarta

GMO Tanaman Pangan Oleh : Dr. Ir. Diah Ratnadewi I

Perkembangan, Prospek Dan Sikap Terhadap Gmo Di Indonesia Oleh: Diah Ratnadewi Departemen Biologi-FMIPA-Institut Pertanian Bogor Revolusi hijau yang dicanangkan dunia antara tahun 1940 dan 1970 menjadi tonggak kebangkitan pertanian dalam lingkup luas untuk memenuhi kebutuhan pangan dunia, dengan cara mengoptimalk:an teknologi dan manajemen. Setelah berlangsung sekitar 30 tahun, praktek revolusi hijau tidak mampu lagi menanggulangi kekurangan pangan di beberapa bagian globe ini.maka penduduk dunia mulai harns menemukan cara-cara yang lebih maju untuk mengatasi berbagai masalah, terntama di bidang pangan. Perkembangan penelitian biomolekular menginspirasi sejumlah ilmuwan untuk membuat rekayasa-rekayasa dengan tujuan untuk mengatasi berbagai masalah dalam pertanian (dan kesehatan).rekayasa genetik atau teknologi rekombinasi DNA sendiri sudah mulai diterapkan pada tahun 1970 an; dan menghasilk:an aneka organisme dengan susunan gen barn, atau dinamakan Genetically Modified Organism (GMO).Sebagian besar GMO bernpa tanaman budidaya, dan disebut dengan tanaman biotek.sejak 1996 tercatat beberapajenis tanaman biotek mulai dibudidayakan secafa komersial, dan hingga kini dapat disebutkan jenisnya antara lain kedelai, jagung, oil seed rape, kanola, tebu, kacang tanah, kentang. Makalah ini akan fokus pada GMO bernpa tanaman biotek. Bioteknologi diharapkan membantu bangsa-bangsa di dunia untuk memenuhi kebutuhan pangannya, yang tidak mampu diwujudkan dengan cara pemuliaan tanaman konvensional. Teknologi ini memungkinkan tindakan perbaikan genetik lebih terkendali dan menghemat waktu.namun hingga hari ini kontroversi tentang GMO masih san gat keras.masyarakat di negara-negara maju, dengan hasil riset sangat maju dalam menghasilkan GMO, justrn lebih gencar menentang pembudidayaan GMO dan pemanfaatan produk GMO.Apa yang sebenamya terjadi? Harapan yang digantungkan kepada bioteknologi Harns diakui -bahwa kekurangan pangan dan kernsakan lingkungan terkonsentrasi di wilayah-wilayah tertentu, yang pada umumnya dihuni masyarakat miskin atau kurang maju.para ilmuwanyang bernpaya menciptakan sistem atau teknologi barn di bidang pertanian mengarahkan perhatiannya kepada masyarakat di negara-negara ktftang maju ini.mereka bernpaya membantu mengatasi berbagai masalah yang dihadapi yang banyak mengakibatkan rendahnya produksi pertanian yang bernjung pada bencana kelaparan. Hal.1

Kemajuan zaman dengan era globalisasi tanpa batas telah menggeser paradigma sosial di seluruh dunia. Perubahan yang tampak nyata antara lain berkurangnya minat orang muda untuk berprofesi sebagai petani serta konversi lahan pertanian produktif menjadi bermacam peruntukan lain. Perubahan negatif yang berdampak pada hasil pertanian tersebut diperparah dengan pertumbuhan penduduk yang pesat dan perubahan iklim global (pergeseran musim, curah hujan dan kekeringan yang abnormal, banjir, suhu tinggi atau rendah, terik matahari).maka suatu tindakan nyata yang serius perlu diambil untuk menyesuaikan diri dengan perubahanperubahan ini. Teknologi rekayasa genetika atau bioteknologi berupaya menciptakan tanaman baru yang 1. lebih produktifuntuk satu satuan luas lahan 2. lebih genjah 3. lebih efisien dalam menggunakan sumberdaya (air, pupuk, sinar matahari, tenagakerja) 4. toleran terhadap lingkungan yang kurang menguntungkan (hama, penyakit, tanah masam, lahan kering), atau 5. lebih bermutu sebagai pangan, pakan, atau penggunaan lain dalam industri. 6. Lebih mudah beradaptasi dengan iklim yang bergeser cukup cepat dala_m 2 dekadeini. Dengan berkurangnya luasan lahan pertanian, produktivitas tanaman perlu digenjot lebih kuat; air, pupuk, tenaga kerja serta pestisida semakin mahal, sehingga efisiensi tanaman menjadi perhatian; perubahan iklim global berpengaruh pada pergeseran siklus hidup dan sifat organisme pengganggu, sehingga pemakaian bahan kimia sebagai pestisida (bakterisida, fungisida, herbisida) yang cenderung meningkat perlu dicarikanjalan untuk dikurangi. Hal ini terlihat lebih mendesak di wilayah tropis dan dataran rendah. Capaian dan penerapan bioteknologi di dunia dan di Indonesia Banyak perguruan tinggi dan lembaga riset dunia, baik milik Pemerintah maupun swasta, berlomba-lomba merekayasa tanaman yang memiliki nilai sosial dan ekonomi tinggi.oleh karena itu, kedelai, jagung, tanaman penghasil minyak nabati seed rape dan kanola, tebu, padi, kacang-kacangan, kentang, tomat, mendapatkan porsi perhatian utama dari para ilmuwan. Tanaman industri hasil rekayasa genetik yang sudah ditanall)j'secara komersial adalah kapas Bt Bollgard. Mayoritas sifat yang direkayasa adalah ketahanannya terhadap hama dan penyakit untuk q1engurangi penggunaan pestisida dan dengan demikian meningkatkan produktivitas tanaman. Misalnya: j agung tahan herbisida, j agung tahan hama Hal.2

dengan mengandung gen Bt, ken tang dan padi tahan penyakit, kedelai tahan Al tinggi, kapas tahan hama. Tanaman biotek terse but sebagian besar merupakan hasil penelitian yang dilakukan di negara-negara maju, seperti Amerika Serikat, Jerman, Perancis, Swiss, Jepang. Setelah melalui penelitian dan percobaan selama lebih dari satu dekade, pada tahun 2013114, direncanakan akan dilansir padi yang menghasilkan beras dengan kandungan ~-karoten (pro-vitamin A) lebih tinggi. Beras yang berwama kuningjingga tersebut direkayasa di IRRI Los Banos, Filipina, dengan materi genetik dari Bangladeh, dan dinamai "Golden Rice". Perguruan tinggi dan lembaga riset di Indonesia juga tidak tinggal diam dalam pergumulan pekerjaan rekayasa genetik. Diketahui antara lain BPPT sedang dalam proses menciptakan tanaman kelapa sawit dengan menurunkan kandungan asam lemak jenuh dalam minyaknya, LIPI, BB Biogen dan IPB merekayasa untuk mendapatkan tanaman padi tahan kering, tahan penyakit, dengan produktivitas tinggi, IPB berupaya mendapatkan tanaman jarak pagar yang rajin berbunga dan berbuah lebih lebat. BB Biogen merekayasa tanaman gandum untuk adaptif di dataran rendah, dan masih banyak lagi penelitian yang masih berlangsung dan masih di balik layar.sejauh ini, tanaman biotek dari penelitian di Indonesia belum ada yang masuk dalam pengujian di lapangan apalagi di kancah komersial. Saat ini, kemiskinan dan kelaparan melanda tidak kurang dari 1 milyar manusia di bumi ini, utamanya di negara-negara kurang maju. Sebelas tahun yang lalu, di tahun 2001, masyarakat dunia membuat suatu gerakan "The Millenium Development Goal (MDG)" dengan target mengurangi kemiskinan sampai 50% di tahun 2015. Berpatokan dari kondisi tahun 1990 di mana penduduk miskin dunia sebesar 46%, maka di tahun 2015 diharapkan jumlah itu berkurang menjadi 23%. Maka AS penghasil tanaman transgenik terbesar dunia juga menjadi pelopor dalam penanaman hasil rekayasa, dengan luasan lahan 69 juta Ha. Negara lain yang sangat progresif dalam pembudidayaan tanaman biotek adalah Brazil, diikuti olehargentina, India, dan Kanada. Tabel 1 menunjukkan daftar nama negara dan luasan pertanaman tanaman bioteknya masing-masing di tahun 2011. AS dan Brazil memproduksi pangan bijibijian untuk memenuhi kebutuhan pangan dan pakannya sendiri dan selebihnya diekspor, misalnya ke Afrika, Asia termasuk China dan Indonesia. Sementara masih banyak kontroversi yang tidak kunjung terselesaikan, perkembanganjumlah negara yang mengizinkan penanaman tanaman biotek semakin pesat dari tahun ke tahun Hal. 3

Tabel 1. Negara dengan areal pertanian tanaman biotek terbesar tahun 2011 - Urutan Nama Negara Luas area (Juta Jenis tanaman biotek Ha) 1 Amerika Serikat 69.0 Jagung, kedelai, kapas, kanola, bit-gula, alfalfa, papaya, squash 2 Brazil 30.3 Kedelai, jagung, kapas 3 Argentina 23.7 Kedelai, jagung, kapas 4 India 10.6 Kapas 5 Kanada 10.4 Kanola, jagung, kedelai, bit-gula 6 China 3.9 Kapas, papaya, poplar, tomat, paprika 7 Paraguay 2.8 Kedelai 8 Pakistan 2.6 Kapas 9 Afrika Selatan 2.3 Jagung, kedelai, kapas 10 Uruguay 1.3 Kedelai, jagung 11 Bolivia 0.9 Kedelai 12 Australia 0.7 Kapas, kanola 13 Filipina 0.6 Jagung - 14 Myanmar 0.3 Kapas 15 Burkina Faso 0.3 Kapas 16 Meksiko 0.2 Kapas, kedelai 17 Span yo I 0.1 Jagung 18 Columbia < 0.1 Kapas 19 Chile < 0.1 Jagung, kedelai, kanola 20 Honduras < 0.1 Jagung 21 Portugal < 0.1 Jagung 22 Repub1ik Czech < 0.1 Jagung 23 Polandia < 0.1 Jagung 24 Me sir - < 0.1 Jagung 25 Slovakia < 0.1 Jagung 26 Romania < 0.1 Jagung 27 Swedia < 0.1 Ken tang 28 CdSta Rica < 0.1 Kapas, kentang 29 Jerman < 0.1 Ken tang Sumber: James Clive 2011. Hal. 4

tahun. Ditahun 2006, jumlahnya 22 negara dengan 10 juta petani berpartisipasi di dalamnya, tahun 2010 menjadi 29 negara dengan menyertakan 15.4 juta petani, dan di tahun 2015 diperkirakan akan melonjak menjadi 40 negara dengan melibatkan 20 jutaan petani dalam kegiatan terse but. Lalu bagaimana sikap Indonesia terhadap penanaman benih biotek dan produk tanaman biotek?bahwa kita secara tidak sadar telah mengonsumsi produk GMO, memang benar.jagung, kedelai, kacang tanah yang diimpor dari AS adalah produk GMO.Belum ada peraturan apapun yang mengatur perdagangan produk GMO tersebut di Indonesia, dan konsumen pun tidak merasa terganggu karena ketidaktahuannya tentang GMO.Izin penanaman tanaman biotek pertama yang pemah diberikan dan direalisasikan adalah tanaman kapas Bt Bollgard, yang dicobatanamkan di Sulawesi Selatan. Kapas Bt yang sukses ditanam di India, Pakistan, China, karena tahan serangan hama serangga dan produktivitasnya dikatakan dapat mencapai 2-3 kali fipat dari varietas lokal, temyata gaga! di Sulawesi Selatan. Lembaga Pemerintah yang diserahi tanggung-jawab menguji kelayakan produk rekayasa genetik adalah Komisi Keamanan Hayati dan Pangan Indonesia (KKHPI). Menurut KKHPI, enam benih hasil rekayasa genetik atau transgenik yang direkomendasikan, dan yang siap dilepas atau dipasarkan antara lain benih jagung, padi, dan tebu. Untuk memungkinkan hal itu, pada tanggal 5 Oktober 2011 kementerian Pertanian mengeluarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 61/Permentan/OT/140.10/2011 tentang pengujian, penilaian, pelepasan, dan penarikan varietas (Gustave 2011). Permentan ini sekaligus membuka jalan dan legitimasi bagi penanaman benih biotek di wilayah Indonesia.Ada sejumlah peraturan pemerintah lainnya yang memayungi legalitas penanaman benih biotek serta penggunaan produk biotek di Indonesia.Apakah Permentan tersebut telah didasarkan pada pemahaman yang benar tentang GMO dengan semua aspek positif dan kemungkinan dampak negatifnya? Somber kontroversi dan saran solusinya Di balik kesadaran akan manfaat hasil biotek, sebagian masyarakat dunia dan Indonesia masih meragukan keamanannya. Kekhawatiran yang timbul meliputi aspek keamanan dan keanekaragaman hayati (bio-safety), keamanan pangan (food safety), keamanan lingkungan dari ekosistem (environment safety) serta daya saing pertanian (social safety). Sejatinya translokasi dan introduksi spesies, terutama tanaman, dari satu daerah asal ke daerah-daerah lain di bumi ini, untuk selanjutnya dikembang-biakkan secara besarbesaran sudah betlangsung sejak ratusan tahun yang lalu, ketika manusia mulai mampu berpindah ataumengadakan perjalanan jauh mengarungi samudra ke bagian globe lainnya. Contohnya antara lain tanaman karet, kelapa sawit, kina, kopi, kakao, yang kini menj adi klon komersial yang Hal. 5

dibudidayakan secara luas di Indonesia, bukanlah klon asli Indonesia. Demikian pula dengan introduksi varietas baru padi IR 64 yang serentak ditanam di hampir seluruh wilayah Indonesia untuk mengatasi masalah produktivitas dan hama wereng kala itu. IR 64 adalah basil rekayasa genetik secara konvensional oleh IRRI, dan harus diakui telah menggeser secara nyata varietas-varietas padi lokal, seperti padi Cianjur, padi Rojolele, padi Kodi.Selama ini, tidak terdengar penolakan terhadap semua itu.demikian pula terjadi translokasi serta introduksi spesies atau klon unggul ke negara-negara yang kini menentang keras masuknya GMO dalam pertanian mereka. Pekerjaan pemuliaan tanaman (plant breeding) terus berkembang karena dunia ini selalu berubah: kebutuhan manusia akan pangan serta serat terus berubah, demikian pula dengan evolusi yang tidak pemah berhenti pada organisme penyebab hama dan penyakit, serta perubaban iklim. Masalahnya ada pada ketidakpabaman sebagian masyarakat di satu sisi dan ketidak mampuan para pihak untuk menjelaskan di sisi lainnya. Produk biotek secara umum dibedakan menjadi dua kelompok, yakni produk rekayasa genetik dan produk transgenik. Produk rekayasa genetik di sini adalah basil dari perubahan ekspresi gen asli yang ada pada suatu organisme, misalnya dengan membuang atau me-nonaktifkan suatu gen yang bertanggungjawab mensintesis senyawa yang mengakibatkan alergi hila hasil organisme tersebut dimakan manusia, atau mengubah arah promoter suatu gen untuk menurunkan sintesis asam le_mak jenuh yang tidak baik bagi kesehatan, atau menambahkan (ampliftkasi) gen-berulang tertentu agar sintesis protein berlipat ganda. Produk transgenik dihasilkan dari rekayasa yang memindahkan gen asing atau pemindahan gen antar-organisme. Itulah yang terjadi pada kedelai Bt atau jagung Bt atau kedelai dengan gen ketahanan terhadap Aluminium tinggi yang berasal dari tumbuhan liar. Dengan memabami bagaimana suatu rekayasa genetik dilakukan terhadap suatu organisme, maka kirakira kita dapat membedakan mana GMO yang relatif aman untuk dikonsumsi dan aman bagi lingkungan, dan mana yang meragukan. Keraguan orang pada kedelai a tau jagung Bt, misalnya, adalah adanya protein baru yang disintesis tanaman tersebut, yang merupakan basil ekspresi gen yang asalnya dari bakteri Bacillus thuringiensis itu. Protein Bt mampu mencema (hidrolisis) tubub serangga Lepidoptera yang lazim menjadi hama tanaman pertanian. Jadi protein Bt bersifat insektisida. Timbul pertanyaan, yang wajar saja, yaitu apakah protein Bt yang disintesis tanaman Bt itu aman hila dikonsumsi man usia sebagai pangan atau hewan sebagai pakan? Apakab dalam jangka panjang mengonsumsi kedelai dan jagung tersebut tidak akan ada dampak negatifnya bagi kesebatan? Pirtanyaan selanjutnya, bilaserangga Lepidoptera di suatu wilayah tidak mendapatkan makanan yang cukup atau terlanjur mati karena memaiigsa tanaman Bt, apa dampaknya bagi lingkungan sekitar wilayah tersebut? Ketidak-seimbimgan ekosistem macam apa yang bakal terjadi di situ? Itulah yang Hal. 6

t. harus menjadi fokus yang diteliti secara cermat dan hati-hati oleh KKHPI sebelum merekomendasikan suatu tanaman transgenik untuk ditanam di wilayah Indonesia atau memasarkan produknya kepada masyarakat kita. James Hancock (2003) menyarankan agar setiap jenis GMO dan produknya diiringi dengan penjelasan tentang biologi tanaman awal serta riwayat rekayasa genetik yang telah dilakukan terhadap tanaman tersebut.dengan demikian, badan/agen yang bertanggungjawab merekomendasikan suatu tanamanlbenih biotek atau produknya dapat membuat "ranking" berdasarkan besamya dampak risiko yang mungkin timbul terhadap kesehatan dan lingkungan. Berdasarkan ranking risiko tersebut ada kelompok GMO yang analisisnya tidak perlu memakan waktu lama, ada kelompok GMO yang perlu diinvestigasi dan dianalisis secara seksama dan memerlukan waktu cukup lama, atau bahkan harus ditolak saja karena terlihat risikonya berat, dan ada kelompok yang memerlukan waktu sedang saja untuk evaluasinya. Perlu dipertimbangkan pula bahwa hasil rekayasa genetik secara konvensional maupun sec~ra bioteknologi akan mengalami seleksi alam pula. Untuk mengadopsi semua ini diperlukan kerjasama yang erat, dan berdasarkan prinsip ilmiah serta kejujuran, antara ilmuwan biomolekular/biotek, ahli kesehatan dan ahli lingkungan. Untuk di Indonesia, KKHPI perlu menjadi motor dalam hal ini, agar Peraturan Menteri Pertanian No 61/Permentan/OT/140.10/2011 tetap dapat digunakan secara bijak dalam menyikapi masuknya benih tanaman biotek dan produknya ke Indonesia. Referensi Clive J, 2011. Global status of commercialized biotech/gm crops: 2011. ISAAA Brief 43-2011: Executive Summary. http: I lwww. isaaa. org/resources/pu b lications/bri efs/ 4 3/ exec uti vesummary. Diunduh tanggal7 Mei 2012. Hancock JF, 2003. A framework for assessing the risk of transgenic crops. BioSci, 53(5):512-~19. Gustave R, 2011. Menggugat penerapan produk rekayasa genetik (PRG) di lndonesia.kertas Diskusi KONPHALIND0.8 hal. Hal. 7