Evolusi Teknologi Wireless Seluler menuju HSDPA

dokumen-dokumen yang mirip
Agus Setiadi BAB II DASAR TEORI

Teknologi Seluler. Pertemuan XIV

Universal Mobile Telecommunication System

Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA

DAFTAR ISTILAH. sistem seluler. Bit Error Rate (BER) : peluang besarnnya bit salah yang mungkin terjadi selama proses pengiriman data

BAB 2 TEKNOLOGI DAN TREN PERTUMBUHAN WCDMA/HSPA

Pengertian dan Macam Sinyal Internet

BAB II LANDASAN TEORI

Transport Channel Processing berfungsi mengubah transport blok yang dikirim dari. Processing dari MAC Layer hingga physicalchannel.

sebagian syarat Nama NIM : Industri Industri Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB II DASAR TEORI. Awal penggunaan dari sistem komunikasi bergerak dimulai pada awal tahun 1970-an.

ANDRIAN SULISTYONO LONG TERM EVOLUTION (LTE) MENUJU 4G. Penerbit Telekomunikasikoe

ANALISIS PERBANDINGAN THROUGHPUT PADA GENERAL PACKET RADIO SERVICE (GPRS) DAN ENHANCED DATA RATE FOR GSM EVOLUTION (EDGE)

WIRELESS & MOBILE COMMUNICATION ARSITEKTUR JARINGAN SELULER

Teknik Multiple Akses FDMA, TDMA, CDMA

BAB II JARINGAN LONG TERM EVOLUTION (LTE)

Multiple Access. Downlink. Handoff. Uplink. Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes

BAB II TEORI DASAR WCDMA DAN HSDPA. 2.1 Umum Perkembangan teknologi komunikasi bergerak ternyata berkembang

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN ABSTRAK. i ABSTRACT.. ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI.. v DAFTAR TABEL.. viii DAFTAR GAMBAR...

ANALISA KINERJA MPEG-4 VIDEO STREAMING PADA JARINGAN HSDPA

SISTEM KOMUNIKASI BEGERAK WHAT TECHNOLOGY ABOUT THIS???

BAB II LANDASAN TEORI

Teknologi Komunikasi Data Seluler. Adri Priadana ilkomadri.com

1.2 Tujuan dan Manfaat Tujuan tugas akhir ini adalah: 1. Melakukan upgrading jaringan 2G/3G menuju jaringan Long Term Evolution (LTE) dengan terlebih

Pengenalan Teknologi 4G

BAB II DASAR TEORI. DFTS-OFDM maupun nilai PAPR pada DFTS-OFDM yang membuat DFTS-OFDM menjadi

Wireless Technology atau teknologi nirkabel, atau lebih sering disingkat wireless adalah teknologi elektronika yang beroperasi tanpa kabel.

BAB 1 I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 3 REBALANCING GPRS TIME SLOT (GTS) TRAFFIC DATA GSM 900 MHZ

BAB I PROTOKOL KOMUNIKASI

KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN FWA INDOSAT TESIS

ANALISIS MANAJEMEN INTERFERENSI JARINGAN UPLINK 4G-LTE DENGAN METODE INNERLOOP POWER CONTROL DI PT TELKOMSEL

PENS SISTIM SELULER GENERASI 2 POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA By: Prima Kristalina

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

10/13/2016. Komunikasi Bergerak

SIMULASI PERBANDINGAN KUALITAS LAYANAN PADA HSDPA DAN HSUPA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Home Networking. Muhammad Riza Hilmi, ST.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Penggelaran Teknologi HSPA+ di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Analisa kelayakan..., Deris Riyansyah, FT UI, Universitas Indonesia

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN MODEL QOS WIMAX DENGAN OPNET. Pada bab 3 ini penulis ingin memfokuskan pada system evaluasi kinerja

BAB II LANDASAN TEORI

ARSITEKTUR DAN KONSEP RADIO ACCESS

TUGAS AKHIR ANALISA KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI) 3RD CARRIER CELL PADA JARINGAN 3G

MODUL TEKNOLOGI KOMUNIKASI (3 SKS) Oleh : Drs. Hardiyanto, M.Si

Pokok Bahasan : - Perkembangan Teknologi Informasi - WELCOME. Kursus Online - Pertemuan 5 - Join : Follow

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISA PENERAPAN TEKNOLOGI UMTS UNTUK MENGATASI PERMASALAHAN KAPASITAS PADA JARINGAN 2G (GSM) STUDI KASUS DI PT. INDOSAT.

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Abstrak

Pertemuan ke 5. Wireless Application Protocol

BAB II SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULAR UTRA-TDD

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. (browsing, downloading, video streaming dll) dan semakin pesatnya kebutuhan

SISTEM KOMUNIKASI BERGERAK. Pemrograman Sistem

HASIL SIMULASI DAN ANALISIS

Dalam perkembangan teknologi telekomunikasi telepon selular terutama yang berkaitan dengan generasi ke-tiga (3G), CDMA menjadi teknologi pilihan masa

Keyword : GSM,UMTS, MLSLOT Allocation blocking,capacity

BAB 3 ANALISA DAN RANCANGAN MODEL TESTBED QOS WIMAX DENGAN OPNET. menjanjikan akses internet yang cepat, bandwidth besar, dan harga yang murah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia

1.6. Metodologi Penelitian Spread Spektrum Direct Sequence Spread Spectrum Proses Despreading

BAB II TEORI PENUNJANG

Studi Perbandingan HSDPA pada Telkomsel Flash Dan IndosatM2 Di Kota Banda Aceh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TEKNOLOGI DVB-H

TUGAS AKHIR PENGARUH KAPASITAS LOCATIONS AREA CODE (LAC) PADA KUALITAS CSSR YANG DIAMATI DI MSS PADA JARINGAN KOMUNIKASI BERGERAK GENERASI KE 3(3G)

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA PERFORMANSI LIVE STREAMING DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN HSDPA

BAB II LANDASAN TEORI

TEKNOLOGI SELULER ( GSM )

I. PENDAHULUAN. terutama di bidang sistem komunikasi nirkabel (wireless). Sistem wireless

Bluetooth. Pertemuan III

BAB III DASAR TEORI. atas tiga subsistem yaitu Base Station Subsystem (BSS), Network Switching

ANALISIS KUALITAS LAYANAN DATA PADA JARINGAN TELEKOMUNIKASI BERBASIS CDMA EVDO Rev.A

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS INDONESIA

EXECUTIVE SUMMARY TEKNOLOGI YANG ANDAL UNTUK MENGATASI RENDAHNYA PENETRASI PENGGUNAAN JASA TELEKOMUNIKASI DI INDONESIA

Memahami maksud dan tujuan sistem komunikasi bergerak Memahami frekuensi yang digunakan dalam sistem komunikasi bergerak Menjelaskan evolusi pada

Jaringan Telekomunikasi JARINGAN TELEKOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

ANALISA PERFORMANSI LIVE STREAMING DENGAN MENGGUNAKAN JARINGAN HSDPA. Oleh : NRP

BAB III LANDASAN TEORI


ANALISA THROUGHPUT PADA LAYANAN DATA DI JARINGAN GPRS

Gambar 2.1 Evolusi perkembangan teknologi seluler [ 12 ]

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi telekomunikasi yang semakin pesat dan kebutuhan akses data melahirkan salah satu jenis

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

: ANALIS PENERAPAN TEKNOLOGI JARINGAN LTE 4G DI INDONESIA PENULIS : FADHLI FAUZI, GEVIN SEPRIA HERLI, HANRIAS HS

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2011

PERKEMBANGAN JARINGAN KOMUNIKASI WIRELESS MENUJU TEKNOLOGI 4G

Mengenal SMS (Short Message Service)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang

MAKALAH KONSEP SISTEM INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, di dalamnya terkandung berbagai arti yang dapat memberikan

SISTEM SELULAR. Pertemuan XIV

DAFTAR ISTILAH 3G Third-generation technology. Istilah ini umumnya digunakan mengacu kepada perkembangan teknologi telepon nirkabel (wireless). Ada pu

Transkripsi:

27 Evolusi Teknologi Wireless Seluler menuju HSDPA Rahmad Hidayat Manajemen Telekomunikasi, Universitas Mercu Buana Abstrak Teknologi data dalam keluarga GSM meliputi GPRS, EDGE, UMTS/WCDMA dan HSDPA. Berbagai teknologi ini menyediakan banyak kemampuan dan efisiensi spektrum. Implementasinya meningkatkan potensi pendapatan dan keuntungan serta pemenuhan kebutuhan bagi komunitas ICT (Information and Communication Technology). Evolusi dari GPRS menuju HSDPA memberikan jawaban terhadap kebutuhan coverage yang luas, throughput data yang tinggi, quality-of-service (QoS) dan efisiensi spektrum. Efisiensi spektrum secara khusus merupakan perhatian utama karena merupakan interpretasi throughput rata-rata yang lebih tinggi bagi lebih banyak user aktif di suatu coverage area. HSDPA menghasilkan kecepatan puncak 14 Mbps dan meningkatkan kecepatan throughput rata-rata menjadi 1 Mbps. Suatu peningkatan kinerja 2,5 sampai 3,5 kali relatif terhadap teknologi 3G. Kata Kunci: ICT, GSM, 3G, HSDPA 1 PENDAHULUAN Perubahan GPRS (General Packet Radio Service) menuju HSDPA menawarkan suatu area peningkatan kapabilitas sistem dan telah menghasilkan banyak kemungkinan aplikasi seperti aplikasi enterprise, instant messaging, e-mail, Web browsing, aplikasi konsumen tertentu dan bahkan beberapa aplikasi multimedia. Perubahan tersebut merupakan suatu dukungan terhadap peningkatan aplikasi GPRS yang sekarang tersedia secara global. EDGE (Enhanced Data rates for Global Evolution) dengan mantap memperluas kemampuan GPRS, meningkatkan kemampuan browsing Internet, aplikasi streaming, aplikasi enterprise yang lebih luas dan lebih banyak lagi aplikasi multimedia. Lalu dengan generasi ketiga 3G UMTS (Universal Mobile Telecommunication System) yang dilanjut dengan HSDPA (High Speed Downlink Packet Access), pemakai dapat menikmati aplikasi video phone, musik high-fidelity, aplikasi padat multimedia dan akses efisien bagi berbagai aplikasi enterprise.

28 2 ALUR GPRS MENUJU HSDPA Secara umum evolusi kapabilitas data GPRS menuju HSDPA dilakukan dalam beberapa tahap sebagaimana terlihat pada Gambar 1 di bawah, pertama dari GPRS, kemudian EDGE, WCDMA (Wideband - Code Division Multiple Access) diikuti oleh peningkatan kapabilitas 3G seperti HSPDA, IMS (Internet Multimedia Subsystem) dan bahkan juga jaringan full IP (all-ip networks). Berbagai riset terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan komunikasi mobile nirkabel tahap demi tahap. Pada tulisan ini tahapan perkembangan teknologi mobile nirkabel dimulai dari implementasi teknologi EDGE menuju teknologi HSDPA. Gambar 1 Alur evolusi menuju HSDPA. 2.1 Implementasi Edge Meskipun EDGE merupakan teknologi radio yang canggih namun EDGE menggunakan kanal radio dan timeslot dengan format sama sebagaimana GSM dan GPRS tanpa membutuhkan tambahan spektrum frekuensi dalam penyaluran informasi. Dengan implementasi EDGE, operator dapat memanfaatkan spektrum yang ada secara lebih efisien. Untuk area jaringan GSM/GPRS terbaru, EDGE merupakan hasil upgrade keseluruhan software BTS dan BSC agar transceiver yang ada memiliki kemampuan EDGE. Infrastruktur paket yang sama mendukung GPRS dan EDGE. Peningkatan jumlah terminal handset GPRS juga mendukung EDGE, sehingga memungkinkan EDGE dalam meningkatkan jumlah pelanggan. Banyak operator yang semula telah merencanakan hanya menggunakan UMTS bagi layanan data generasi berikutnya, sekarang sedang mengimplementasikan EDGE sebagai teknologi komplomen 3G. Beberapa alasannya meliputi : EDGE memberikan layanan data dengan kapabilitas tinggi mendahului UMTS. EDGE memberikan kapabilitas data bagi sweet spot sebesar 100 kbps sesuai kebutuhan mayoritas komunikasi berorientasi layanan. EDGE sudah terbukti di lapangan sebagai solusi biaya efektif dan kini sudah merupakan teknologi yang matang. Operator sedang memanfaatkan asset spektrum yang ada dan menurunkan

keseluruhan biaya capex (capital expenditures) 3G mereka. EDGE memiliki spektrum sangat efisien dan memungkinkan operator melayani banyak user voice dan data melalui spektrum frekuensi yang ada. Operator dapat memelihara jaringan EDGE mereka sebagai layanan komplemen yang ditawarkan bahkan saat operator tersebut memulai UMTS. 2.2 Implementasi UMTS Untuk meningkatkan kapabilitas dan kapasitas ke depan, kini operator sedang mengimplementasikan UMTS di hamper seluruh dunia. Meskipun UMTS melibatkan jaringan radio akses baru, beberapa faktor akan memudahkan implementasi. Pertama karena banyak cell site UMTS dapat ditempatkan bersama (collocated) ke dalam cell site GSM, dalam hal ini disediakan oleh rak multi-radio yang dapat mengakomodasi operasional perangkat GSM/EDGE maupun UMTS. Kedua karena banyak core network GSM/GPRS dapat digunakan. Selama SGSN butuh untuk di-upgrade, MSC (Mobile Switching Center) hanya butuh upgrade sederhana dan GGSN dapat tetap menempati lokasi core network tersebut. Setelah implementasi, operator akan dapat mengurangi biaya operasional jaringan GSM dan UMTS karena banyak aspek dapat disatukan bersama pada satu jaringan, meliputi Arsitektur paket data, Arsitektur Quality-of-Service (QoS), Mobility management, Subscriber account management.implementasi UMTS akan berlangsung dalam beberapa tahap, diawali dengan perbaikan coverage area pada UMTS, kemajuan berkelanjutan terhadap pemenuhan coverage UMTS dan kemudian pencapaian operasi multi-radio. Tabel-1 menunjukkan kemajuan tersebut. 29 Tahapan Awal implementasi UMTS Peningkatan interworking antara UMTS &GSM/EDGE Kapabilitas jaringan Full Multi-radio Karakteristik Tabel 1 Kemajuan Implementasi UMTS Hanya bagian coverage dengan kemampuan UMTS GSM/GPRS/EDGE menyediakan coverage berikutnya UMTS menyediakan fitur lanjutan dan kelonggaran kapasitas bagi GSM Coverage UMTS secara kontinyu Beban yang lebih tinggi pada UMTS User menentukan band frekuensi berdasarkan permintaan layanan dan beban Implementasi mendalam terhadap UMTS, termasuk aspek microcell Integrasi perangkat core GERAN dan UTRAN Integrasi Quality-of-Service Penambahan teknologi radio baru seperti WLAN Dengan waktu tertentu pemisahan jaringan akses GSM/EDGE (disebut GERAN) dan jaringan akses UMTS (disebut UTRAN) dengan core network-nya masing-masing akan menghasilkan penguatan sistem sebagaimana gambar 2. Hal ini akan menurunkan total biaya jaringan dan meningkatkan operasional keseluruhan dari jaringan akses terpisah tersebut. Bagi user dengan perangkat multi-mode, jaringan yang mereka akses secara luas akan menjadi transparan. Saat ini banyak handset UMTS juga mendukung GSM/GPRS dan juga hadir handset UMTS dengan kemampuan EDGE.

30 Gambar 2 Integrasi Perangkat Core Network GSM/EDGE dan UMTS 2.3 HSDPA dan Fungsi lain yang telah ditingkatkan Di atas telah dipertimbangkan implementasi integrasi jaringan UMTS dengan GSM/EDGE. Adalah penting untuk terus meningkatkan kapabilitas UMTS dengan fitur baru dan menambahkan kapabilitas pada release berikutnya. Beberapa fitur dari release spesifikasi berbeda 3GPP meliputi : Release 99: Telah lengkap. Merupakan versi awal yang dapat diimplementasikan. Banyak implementasi saat ini bersumber pada Release 99 ini. Mendukung jaringan radio akses GSM /EDGE /GPRS/ WCDMA. Release 4: Telah lengkap. Mendukung pengiriman pesan Multimedia. Efisien bagi interkoneksi infrastruktur core network terhadap backbone jaringan IP. Release 5: Telah lengkap. HSDPA dan fase awal layanan IMS (IP-based Multimedia Services) Release 6: Dalam tahap pengembangan. Fase kedua IMS, interworking WCDMA/WLAN, pengelolaan radio bersama (GERAN/UTRAN), sistem antena MIMO (Multiple Input Multiple Output) untuk kecepatan data yang lebih tinggi bagi user dan HSUPA (High-Speed Uplink Packet Access) melalui penggunaan EUDCH (Enhanced Uplink Dedicated Channels). Seluruh kemampuan di atas disediakan secara signifikan oleh HSDPA yang memiliki kompatibilitas penuh terhadap WCDMA. HSDPA dapat diimplementasikan hanya melalui upgrade software jaringan WCDMA. Cara di atas telah terbukti efektif sebagaimana upgrade GPRS ke EDGE. HSDPA juga banyak menggunakan teknik radio sebagaimana penerapan EDGE terhadap

GPRS. Secara esensi strategi pada HSDPA sama dengan WCDMA. WCDMA memberikan dasar yang kokoh bagi HSDPA dalam menyediakan kanal radio dengan bandwidth tinggi. 31 3 PERBANDINGAN EFISIENSI SPEKTRUM Agar dapat memahami alasan pengembangan teknologi data yang berbeda ini, perlu dihitung efisiensi spektrum setiap teknologi. Evolusi layanan data merupakan suatu peningkatan jumlah user dengan kebutuhan bandwidth lebih tinggi. Dengan adanya pertumbuhan pasar data nirkabel maka implementasi teknologi nirkabel dengan efisiensi spektrum tinggi akan menjadi teramat penting. Gambar 3 menunjukkan efisiensi spektrum (dalam satuan kbps per MHz per sector) terhadap throughput rata-rata user (dalam satuan kbps). Garis vertikal (Y) grafik menunjukkan beban maximum yang dapat didukung jaringan guna kebutuhan throughput yang digambarkan dengan garis horizontal (X). Keseluruhan gambar tersebut membandingkan EDGE (atau EGPRS) terhadap WCDMA. Untuk throughput rata-rata, simulasi grafik tersebut menggambarkan bahwa EDGE memiliki efisiensi spektrum terbaik untuk kecepatan data di bawah 100 kbps. Di atas 100 kbps, WCDMA memiliki efisiensi spektrum lebih baik. Sebagai contoh pada penggunaan EDGE pada band 1,25 MHz tanpa kanal kontrol dan dengan 2 transceiver, diperoleh efisiensi lebih tinggi. Gambar 3 Perbandingan Efisiensi Spektrum berdasarkan Throughput Rata-rata. Pada Gambar 4 terdapat grafik HSDPA. HSDPA memiliki efisiensi spektrum lebih tinggi. HSDPA dengan kecepatan puncak 3,6 Mbps dihasilkan dari infrastruktur awal yang menggunakan 5 kode dan HSDPA dengan kecepatan puncak 10,7 Mbps dihasilkan dari infrastruktur berikutnya yang menggunakan 15 kode. Juga ditunjukkan bahwa HSDPA merupakan salah satu sistem seluler dengan efisiensi spektrum tertinggi dan memiliki dukungan kecepatan data

32 tertinggi yang ada. Gambar 4 Efisiensi Spektrum HSDPA Gambar 5 menunjukkan efisiensi spektrum (dalam kbps per MHz per sector) terhadap tenth-percentile throughput (dalam kbps) dan menunjukkan perbandingan EDGE (atau EGPRS) terhadap WCDMA. Hal penting dari pemakaian data tenth-percentile adalah 90% user memperoleh kecepatan data lebih besar dari jumlah yang ada. Dalam kondisi ini, EDGE merupakan teknologi paling efisien di bawah 72 kbps. Gambar 5 Perbandingan Efisiensi Spektrum berdasarkan Throughput 10-th Percentile

33 Sebagai catatan,untuk throughput di bawah 32 kbps efisiensi spektrum tenthpercentile sama dengan efisiensi spektrum throughput rata-rata. Pada throughput yang lebih tinggi, efisiensi spektrum tenth-percentile lebih rendah dari efisiensi spektrum throughput rata-rata untuk seluruh teknologi di atas. Perbandingan akhir menunjukkan banyaknya user yang dapat didukung per sektor dalam 10 MHz terhadap throughput rata-rata. Terlihat, EDGE sangat baik bagi data berkecepatan lebih rendah, melayani 160 user per sektor dalam 10 MHz pada throughput 32 kbps dan 90 user per sektor pada 64 kbps. Gambar 6 User per sektor pada 10 MHz versus Throughput rata-rata Kemudian relatif terhadap WCDMA, grafik berikut menunjukkan bahwa HSDPA akan meningkatkan kapasitas sebesar 55% berdasarkan skema simple round-robin scheduling. Dengan menggunakan skema scheduling lebih tinggi seperti proportional-fair scheduling, HSDPA dapat memberikan peningkatan kapasitas rata-rata sebesar 50%. Perhatikan Gambar 7. Peningkatan berikutnya diperoleh melalui pesawat handset dengan menggunakan banyak antena. Secara total, grafik tersebut menunjukkan bahwa HSDPA akan menaikkan kapasitas sebesar 2,5 sampai 3,5 kali relatif terhadap WCDMA. 4 TEKNOLOGI HSDPA High Speed Downlink Packet Access (HSDPA) adalah hasil upgrade kinerja paket data yang luar biasa terhadap WCDMA sehingga menghasilkan kecepatan puncak 14 Mbps dan meningkatkan kecepatan throughput rata-rata sebesar 1 Mbps atau lebih 3½ kali WCDMA. HSDPA juga meningkatkan efisiensi spektrum dengan kelipatan yang sama. HSDPA memiliki kompatibilitas penuh terhadap WCDMA dan beberapa aplikasi yang dikembangkan bagi WCDMA akan beroperasi bersama HSDPA. Kanal radio yang sama dapat melayani voice

maupun data user WCDMA secara simultan seperti juga pada data user HSDPA. Kemudian HSDPA juga memiliki network latency yang lebih rendah yaitu mencapai 100 ms. 34 Gambar 7 Kapasitas HSDPA HSDPA menghasilkan kecepatan tinggi ini melalui teknik serupa dengan penguatan kinerja EDGE pasca GPRS. HSDPA membawa WCDMA menjadi teknologi sangat potensial dalam penyediaan layanan broadband dan HSDPA merupakan penghasil kapabilitas data seluler dengan throughput tertinggi saat ini. Efisiensi spektrum dan kecepatan yang lebih tinggi tidak hanya menyediakan tingkatan aplikasi yang baru tetapi juga meningkatkan akses terhadap jaringan. HSDPA menghasilkan gain (penguatan) kinerja yang dicapai dari fitur radio berikut : Kanal berkecepatan tinggi dengan share domain waktu dan koding Transmission Time Interval (TTI) yang pendek Fast scheduling Modulasi dengan orde lebih tinggi (Higher - order modulation) Fast-link adaptation Fast hybrid ARQ (automatic-repeat-request) Fungsi fitur tersebut diterangkan berikut ini. Pertama, HSDPA memakai kanal data berkecepatan tinggi yang disebut High Speed - Downlink Shared Channels (HS-DSCH). Sebanyak 15 kanal HS-DSCH dapat beroperasi pada kanal radio WCDMA 5 MHz. Masing-masing kanal menggunakan spreading factor (SF) 16. Transmisi user ditentukan oleh satu atau lebih kanal HS-DSCH untuk TTI pendek 2 msec (secara signifikan nilai ini tentunya lebih pendek dari interval 10 sampai 20 msec pada WCDMA). Kemudian jaringan dapat mengatur ulang peruntukan HS-DSCH bagi user tertentu setiap 2 msec. Hasilnya berupa penentuan di dalam domain waktu (interval TTI) dan code (kanal HS-DSCH). Proses fast-scheduling mengusahakan TTI pendek dengan cara penetuan kanal terbaik bagi user berupa kondisi kanal yang paling siap. Karena kondisi kanal bervariasi secara random, kebanyakan user dapat dilayani dengan mencari kondisi

radio optimum agar dapat memberikan throughput data yang optimum. Sistem ini juga menginformasikan setiap user ketika user menerima level throughput minimum. Hasil proses ini dinamakan proportional fair scheduling. Gambar 8 memperlihatkan perolehan kanal radio tertentu oleh user berbeda. 35 Gambar 8 Contoh HS-DSC (High Speed Downlink Shared Channels) HSDPA menggunakan modulasi QPSK (Quadrature Phase Shift Keying ) sebagaimana pada WCDMA, serta suatu jenis modulasi orde tinggi 16-QAM (16 Quadrature Amplitude Modulation) dalam kondisi sistem radio yang baik. Keuntungan modulasi 16-QAM adalah adanya pengiriman 4 bit data di setiap simbol radio sehingga meningkatkan throughput data. Pada QPSK terdapat 2 bit data terkirim dan pengiriman berlangsung dalam kondisi sistem radio yang kurang menguntungkan. Tergantung pada kondisi kanal radio, adanya perbedaan level koding kanal FEC (forward error correction) dapat juga dibuat. Sebagai contoh, kecepatan koding ¾ berarti bahwa ¾ bit terkirim merupakan bit user, sisanya ¼ bit untuk pemakaian koreksi error. Proses pemilihan dan updating modulasi dan kecepatan koding disebut fast link adaptation. Hal ini dilakukan melalui koordinasi penuh dengan proses fast scheduling. Tabel-2 menunjukkan perbedaan kecepatan throughput sebagai hasil modulasi, kecepatan koding dan banyaknya pemakaian kode HS-DSCH. Sebagai catatan bahwa kecepatan puncak 14,4 Mbps terjadi saat kecepatan koding 4/4, 16 QAM dan pemakaian keseluruhan 15 kode. Teknik HSDPA lainya disebut FH-ARQ (Fast Hybrid - Automatic Repeat Request). Hybrid menunjukkan adanya kombinasi transmisi data yang berulang dengan transmisi berorientasi peningkatan peluang keberhasilan decoding, sedang fast berarti mekanisme error correction dilakukan di Node-B (beserta scheduling dan link adaptation), hal yang sebaliknya pada BSC di GPRS/EDGE.

Pengaturan dan respon terhadap variasi real-time radio di Base Station berlawanan dengan proses reduksi delay di node jaringan internal dan akhirnya diperoleh peningkatan throughput data keseluruhan. 36 Tabel 2 Kecepatan Throughput HSDPA Modulasi Coding Rate Throughput dengan 5 code Throughput dengan 10 code Throughput dengan 15 code QPSK ¼ 600 kbps 1,2 Mbps 1,8 Mbps 2/4 1,2 Mbps 2,4 Mbps 3,6 Mbps ¾ 1,8 Mbps 3,6 Mbps 5,4 Mbps 16 QAM 2/4 2,4 Mbps 4,8 Mbps 7,2 Mbps ¾ 3,6 Mbps 7,2 Mbps 10,7 Mbps 4/4 4,8 Mbps 9,6 Mbps 14,4 Mbps Saat ini peneliti dan pengembang sedang meningkatkan kekurangan kapabilitas HSDPA yang ada. Perangkat tahap awal akan mendukung 5 kode berkecepatan puncak 3,6 Mbps. Kemudian perangkat berikutnya akan mendukung 10 sampai 15 kode berkecepatan puncak 10,7 Mbps. Peningkatan lain meliputi penerimaan sinyal berdiversity cabang ganda (twobranch diversity) dan adanya equalizer di bagian pesawat handset. Peningkatan ini akan terjadi 1 sampai 2 tahun setelah tahap awal implementasi HSDPA. Hal ini semua menggambarkan peningkatan kecepatan data user masa depan dan peningkatan kapasitas jaringan. Sesuai dengan WCDMA Rel 99, fitur-fitur yang dihasilkan akan menaikkan kinerja HSDPA dari 2,5 sampai 3,5 kali. Evolusi kecepatan data puncak HSDPA berikutnya dapat diperoleh dengan teknik antena MIMO (multiple-input multiple-output) sesuai ketentuan 3GPP Rel.'6. Hal ini dilakukan tanpa melalui pergantian jaringan tetapi melalui peningkatan kapasitas infrastruktur guna mendukung tersedianya bandwidth yang lebih tinggi. 5 PENUTUP Evolusi menuju HSDPA dilakukan secara bertahap melalui GPRS, EDGE dan WCDMA/UMTS Dengan jaringan UMTS multi-radio, suatu Common Core Network (CCN) dapat secara efisien mendukung layanan jaringan akses GSM, GPRS, EDGE dan WCDMA. GPRS/EDGE dan UMTS diimplementasikan sebagai teknologi komplomenter terhadap 3G dan penerapan GPRS/EDGE dan UMTS tersebut dilakukan secara menyeluruh. UMTS pada 3G secara spektrum sangat efisien untuk layanan data dengan throughput tinggi. UMTS menawarkan kecepatan data puncak yang tinggi sebesar 2 Mbps dan dengan kecepatan rata-rata antara 220 sampai 320 kbps. UMTS juga mendukung layanan multimedia seperti video dan menjamin QoS. UMTS merupakan suatu upgrade yang halus bagi peningkatan layanan

komunikasi masa depan. Operator akan dapat melakukan upgrade software secara sederhana dari jaringan UMTS untuk mendukung HSDPA sebagaimana upgrade terhadap jaringan GPRS untuk mendukung EDGE. Jaringan HSDPA lebih efektif melakukan peningkatan kinerja WCDMA dibanding peningkatan kinerja GPRS pada EDGE. HSDPA memberikan kecepatan standar 14 Mbps dan rata-rata kecepatan throughput sekitar 1 Mbps. HSDPA menawarkan efisiensi tinggi bagi data berkecepatan tinggi dan rendah, dan efisiensi tinggi bagi konfigurasi densitas trafik tinggi dan rendah Dengan HSDPA, kinerja jaringan menjadi semakin baik, kinerja aplikasi semakin cepat, jenis berbagai aplikasi berfungsi dengan baik dan tentunya meningkatkan produktivitas bagi user. 37 REFERENSI [1] http://www.alcatel.com/atr [2] http://www.qualcomm.com/ [3] http://www.wirelessreach.com/ [4] http://www.telekomspace.com [5] http://www.risavy.com