ANALISA POWER CONTROL TERHADAP EFEK REDAMAN HUJAN Eka Widya Purwitasari 1, Hani ah Mahmudah 2, Ari Wijayanti 2

dokumen-dokumen yang mirip
PENGGUNAAN ADAPTIVE CODED MODULATION DAN SELECTION COMBINING UNTUK MITIGASI PENGARUH REDAMAN HUJAN DAN INTERFERENSI PADA SISTEM LMDS

Kinerja Sistem Komunikasi Satelit Ka-Band Menggunakan Site Diversity di Daerah Tropis

Analisa Fade Redaman Hujan Pada Propagasi Gelombang Milimeter

Peningkatan Kinerja Sistem LMDS Menggunakan M-QAM Adaptif Dan Maximal Ratio Combining (MRC) Di Bawah Pengaruh Interferensi Dan Redaman Hujan

Bab 7. Penutup Kesimpulan

KINERJA ADAPTIVE CODED MODULATION PADA SISTEM OFDM MENGGUNAKAN HYBRID SELECTION/EQUAL GAIN COMBINING DIVERSITY DI BAWAH PENGARUH REDAMAN HUJAN TROPIS

Kinerja Sistem Komunikasi Nirkabel Pita Lebar Gelombang Milimeter Menggunakan Adaptive Coded Modulation dibawah Pengaruh Hujan di Indonesia

MODEL STATISTIK FADING KARENA HUJAN DI SURABAYA

PE I GKATA KI ERJA SISTEM LMDS ME GGU AKA M-QAM ADAPTIF DA SELECTIO COMBI I G DI BAWAH PE GARUH I TERFERE SI DA REDAMA HUJA

ANALISA INTERFERENSI CO-CHANNEL PADA SISTEM KOMUNIKASI LMDS

BAB I PENDAHULUAN. broadband seperti high speed internet, digital video, audio broadcasting dan

Abstrak. Kata kunci : Redaman hujan, GSTAR, VARIMA.

HANIAH MAHMUDAH DAN ARI WIJAYANTI 98

PERHITUNGAN REDAMAN HUJAN PADA KANAL GELOMBANG MILIMETER UNTUK DAERAH MEDAN

PENINGKATAN KINERJA SISTEM LMDS DENGAN METODE ADAPTIVE CODED MODULATION MENGGUNAKAN RELAY DECODE AND FORWARD DI BAWAH PENGARUH REDAMAN HUJAN TROPIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Alokasi Sumber Daya Lintas Lapisan pada Sistem OFDMA untuk Trafik Heterogen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Evaluasi Kinerja Modulasi Adaptif Untuk Mitigasi Pengaruh Redaman Hujan di Daerah Tropis Pada kanal komunikasi gelombang Milimeter

ANALISA FREKUENSI SCALING PADA REDAMAN HUJAN TERHADAP PROPAGASI GELOMBANG MILIMETER

ANALISIS PENERAPAN MODEL PROPAGASI ECC 33 PADA JARINGAN MOBILE WORLDWIDE INTEROPERABILITY FOR MICROWAVE ACCESS (WIMAX)

Syahfrizal Tahcfulloh

PEMODELAN REDAMAN HUJAN MENGGUNAKAN STAR (SPACE-TIME AUTOREGRESSIVE) DI SURABAYA

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Kinerja Sistem Komunikasi FSO (Free Space Optics) Menggunakan Cell-site Diversity di Daerah Tropis

BAB III PERANCANGAN MODEL KANAL DAN SIMULASI POWER CONTROL DENGAN MENGGUNAKAN DIVERSITAS ANTENA

BAB III PEMODELAN MIMO OFDM DENGAN AMC

Analisa Sistem DVB-T2 di Lingkungan Hujan Tropis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kebutuhan informasi suara, data (multimedia), dan video. Pada layanan

PERENCANAAN AWAL JARINGAN MULTI PEMANCAR TV DIGITAL BERBASIS PENGUKURAN PROPAGASI RADIO DARI PEMANCAR TUNGGAL

Analisa Kinerja Alamouti-STBC pada MC CDMA dengan Modulasi QPSK Berbasis Perangkat Lunak

ANALISA PENGARUH REDAMAN HUJAN PADA INTERFERENSI CO-CHANNEL UNTUK ARSITEKTUR SELULER SISTEM KOMUNIKASI WIRELESS BROADBAND

Perancangan MMSE Equalizer dengan Modulasi QAM Berbasis Perangkat Lunak

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

BAB 2 PERENCANAAN CAKUPAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bab II Landasan teori

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

PERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENJADWALAN PAKET MULTIMEDIA UNTUK JARINGAN OFDM UPLINK BERBASIS PENDEKATAN CROSS-LAYER DI BAWAH REDAMAN HUJAN

Visualisasi dan Analisa Kinerja Kode Konvolusi Pada Sistem MC-CDMA Dengan Modulasi QAM Berbasis Perangkat Lunak

BAB IV LINK BUDGET ANALYSIS PADA JARINGAN KOMUNIKASI

Analisis Penerapan Teknik AMC dan AMS untuk Peningkatan Kapasitas Kanal Sistem MIMO-SOFDMA

BAB V HASIL SIMULASI DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Konsep global information village [2]

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1

PENERAPAN OPTIMISASI MULTI-OBJECTIVE RADIO RESOURCE SCHEDULING PADA JARINGAN OFDM

PERANCANGAN (lanjutan)

Simulasi MIMO-OFDM Pada Sistem Wireless LAN. Warta Qudri /

BAB III MODEL SISTEM CLOSED-LOOP POWER CONTROL PADA CDMA

BAB III PERANCANGAN SFN

ANALISA FADING PADA LINK KOMUNIKASI MICROWAVE POINT TO POINT UNTUK PERENCANAAN JARINGAN INFRASTUKTUR KOMUNIKASI NIRKABEL

Alokasi Sumber Daya Lintas Lapisan Pada Sistem OFDMA Untuk Trafik Heterogen

ANALISIS KINERJA SISTEM KOOPERATIF BERBASIS MC-CDMA PADA KANAL RAYLEIGH MOBILE DENGAN DELAY DAN DOPPLER SPREAD

UNJUK KERJA ALGORITMA HARD HANDOFF TERHADAP VARIASI KECEPATAN MOBILE STATION

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN (lanjutan)

Analisis Komputasi Penyerapan Gelombang Elektromagnetik Oleh Titik Hujan Dengan Menggunakan Methods Of Moment

Perencanaan Transmisi. Pengajar Muhammad Febrianto

TEKNOLOGI WIMAX UNTUK LINGKUNGAN NON LINE OF SIGHT (Arni Litha)

LINK BUDGET. Ref : Freeman FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISIS

Estimasi Kanal Mobile-to-Mobile dengan Pendekatan Polinomial untuk Mitigasi ICI pada Sistem OFDM

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

ANALISIS COVERAGE AREA WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) b DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR RADIO MOBILE

ANALISIS UNJUK KERJA TEKNIK MIMO STBC PADA SISTEM ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS INDONESIA

Analisa Perencanaan Power Link Budget untuk Radio Microwave Point to Point Frekuensi 7 GHz (Studi Kasus : Semarang)

REDUKSI EFEK INTERFERENSI COCHANNEL PADA DOWNLINK MIMO-OFDM UNTUK SISTEM MOBILE WIMAX

BAB IV ANALISA HASIL SIMULASI

BAB II POWER CONTROL CDMA PADA KANAL FADING RAYLEIGH

EVALUASI KINERJA ALGORITMA PENJADWALAN LINTAS LAPISAN PADA JARINGAN CELULAR OFDM GELOMBANG MILIMETER DENGAN KANAL HUJAN

Implementasi dan Evaluasi Kinerja Multi Input Single Output Orthogonal Frequency Division Multiplexing (MISO OFDM) Menggunakan WARP

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG

MODULASI ADAPTIF PADA SISTEM IEEE E DENGAN METODE MMSE UNTUK MEMPREDIKSI KANAL SUI DI SISI DOWNLINK

BAB II LANDASAN TEORI

Analisa Metode Pengolahan Sinyal Multi Data Rate pada DS-CDMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

OPTIMASI LINTAS LAPISAN PADA SISTEM KOMUNIKASI KOOPERATIF DI DALAM GEDUNG

OPTIMALISASI JARINGAN LMDS BERBASIS MULTI ANTENA DAN ADAPTIF MODULATION PADA KONDISI HUJAN DI DAERAH MATARAM MENGGUNAKAN METODE WATERFILLING

KINERJA SISTEM MULTIUSER DETECTION SUCCESSIVE INTERFERENCE CANCELLATION MULTICARRIER CDMA DENGAN MODULASI M-QAM

ANALISIS KINERJA TEKNIK DIFFERENTIAL SPACE-TIME BLOCK CODED PADA SISTEM KOMUNIKASI KOOPERATIF

PEMODELAN ARIMA REDAMAN HUJAN DENGAN EFEK DETECTION OUTLIER DAN AKAIKE INFORMATION TEST

PENGARUH FREQUENCY SELECTIVITY PADA SINGLE CARRIER FREQUENCY DIVISION MULTIPLE ACCESS (SC-FDMA) Endah Budi Purnomowati, Rudy Yuwono, Muthia Rahma 1

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: ( Print) A-192

Implementasi dan Evaluasi Kinerja Kode Konvolusi pada Modulasi Quadrature Phase Shift Keying (QPSK) Menggunakan WARP

PERHITUNGAN BIT ERROR RATE PADA SISTEM MC-CDMA MENGGUNAKAN GABUNGAN METODE MONTE CARLO DAN MOMENT GENERATING FUNCTION.

Analisis Kinerja dan Kapasitas Sistem Komunikasi MIMO pada Frekuensi 60 GHz di Lingkungan dalam Gedung HIKMAH MILADIYAH

Kata Kunci : Radio Link, Pathloss, Received Signal Level (RSL)

ESTIMASI CAKUPAN JARINGAN WIMAX DAN ANALISIS PERFORMANSINYA UNTUK DAERAH MAKASSAR, MAROS, SUNGGUMINASA, DAN TAKALAR

EVALUASI KINERJA ALGORITMA HISTERESIS HARD HANDOFF PADA SISTEM SELULER

Desain Penempatan Antena Wi-Fi 2,4 Ghz di Hall Gedung Baru PENS-ITS dengan Menggunakan Sistem C-MIMO

BAB IV EVALUASI KINERJA SISTEM KOMUNIKASI SATELIT

BAB II LANDASAN TEORI

KINERJA SISTEM OFDM MELALUI KANAL HIGH ALTITUDE PLATFORM STATION (HAPS) LAPORAN TUGAS AKHIR. Oleh: YUDY PUTRA AGUNG NIM :

Prakiraan Kebutuhan Akses Broadband dan Perencanaan Jaringan Mobile WiMAX untuk Kota Bandung

Transkripsi:

ANALISA POWER CONTROL TERHADAP EFEK REDAMAN HUJAN Eka Widya Purwitasari, Hani ah Mahmudah, Ari Wijayanti Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Jurusan Teknik Telekomunikasi Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Surabaya 60 Email : eka@student.eepis-its.edu E-mail : haniah@eepis-its.edu, ariw@eepis-its.edu Abstrak Broadband Wireless Access atau yang lebih sering dikenal dengan BWA merupakan akses pita nirkabel dengan teknologi akses yang dapat menawarkan akses data/internet berkecepatan tinggi dan berkemampuan menyediakan layanan kapanpun dan dimanapun. Untuk mengatasi kendala pada saat transmisi data karena pengaruh curah hujan maka diperlukan perancangan power control adaptif dari stasiun pemancar. Metode power control yang berfungsi sebagai manajemen daya transmisi dari transmitter digunakan secara bersamaan dengan modulasi adaptif untuk mengatasi efek dari pathloss dan slow fading. Dengan modulasi adaptif dapat mengakomodasi kondisi kanal yang fluktuatif tanpa merugikan pengguna lain dari system. Kemudian dilakukan perhitungan power control adaptif dengan step penguatan 0, db, db,, db sehingga dapat diperoleh nilai probabilitas outage BER berdasarkan target BER tresshold modulasi yang semakin kecil dengan adanya penguatan daya.. Kata kunci : BWA (Broadband Wireless Access), SST (Synthetic Storm Technique), redaman hujan, power control sangat besar (mass market volume), dan harga akan dapat ditekan sedemikian rupa, sehingga pada akhirnya konsumen mendapatkan layanan yang murah, berkualitas dan dapat digunakan di mana saja. II. BROADBAND WIRELESS ACCESS. Sistem Transmisi Adaptif Sistem transmisi adaptif adalah bagaimana mengestimasi kanal dan mengumpan balikkan hasil estimasi ini ke pemancar, sehingga pemancar dapat mengadaptasi parameter transimisinya sesuai kondisi kanal [8]. Pada suatu sistem yang non adaptif terhadap perubahan kanal, suatu nilai margin telah ditentukan untuk dapat tetap menjamin unjuk kerja tertentu pada saat kondisi kanal memburuk. Dengan ini parameter system dirancang untuk kondisi terburuk dari kanal mengakibatkan penggunaan dari kanal menjadi tidak efisien.pada suatu system adaptif, misalkan dengan variasi laju data (variable rate) makaa laju data disesuaikan dengan kondisi kanal. Jika kanal dalam keadaan buruk maka laju data diturunkan, dan jika kondisi kanal lebih baik mencapai tresshold tertentu maka laju di naikkan [8]. I. PENDAHULUAN Akses Pita Lebar berbasis Nirkabel atau Broadband Wireless Access (BWA) merupakan teknologi akses yang dapat menawarkan akses data/internet berkecepatan tinggi dan berkemampuan menyediakan layanan kapan dan dimanapun (anytime anywhere) dengan menggunakan media nirkabel. Terdapat sejumlah layanan yang dapat disediakan oleh penyelenggaraan BWA antara lain akses internet pita lebar, VoIP/Teleponi, Multimedia, layanan on demand, yang dapat diakses melalui (satu) perangkat saja secara bersamaan. Terdapat (dua) kategori layanan BWA, yaitu Fixed BWA dan Mobile BWA. Fixed BWA menawarkan layanan akses pelanggan tetap (sebagaimana yang telah diterapkan pada layananlayanan BWA sebelumnya), sedang Mobile BWA dapat digunakan untuk akses pelanggan tetap dan bergerak. Sejumlah kelompok industri berusaha mempromosikan standar teknologi yang dikembangkannya berusaha menjadi standar yang dapat diadopsi di seluruh dunia dengan frekuensi yang sama, sehingga perangkat dapat dibuat dalam volume Gambar. Model Sistem Transmisi Adaptif Awal mulanya diamati penggunaan untuk satu lintasan,jika nilai SNR-CS (clear sky) dikurangi nilai redaman hujan pada saat k masih melebihi tresshold SNR yang ditetapkan untuk satu level modulasi. Maka tidak perlu dilakukan penguatan daya (gain). Begitu pula sebaliknya,pada suatu kondisi kanal yang lebih buruk pada saat SNR CS terkena pengaruh redaman hingga nilainya kurang dari tresshold sebelumnya maka daya pancar akan dinaikkan atau mengalami penguatan sebesar step daya yang ditentukan.step penguatan daya yang diterapkan dapat berubah-ubah besarnya,akan tetapi besarnya di ubah secara bertahap,misalnya dengan 0, db, db,, db[8].

Harga daya pancar dapat di ubah dalam rentang waktu dinamis db.modulasi yang digunakan adalah level QAM,6 QAM,6 QAM, 6 QAM untuk parameter BER 0 - dan 0-6. Diasumsikan estimasi kanal beersifat ideal dan delay feedback sangat kecil sehingga dapat di abaikan.. Parameter Varible Adaptif Banyak parameter yang bisa di variasikan untuk adaptasi dan perubahan gain kanal. Beberapa parameter yang lazim digunakan adalah laju data, daya, pendkodean, probabilitas kesalahan dan tentu saja kombinasi dari parameter-parameter tersebut [8]. a. Teknik Variasi Laju Data (Adaptive Modulation) Pada teknik ini, laju data R[γ ] bervariasi terhadap perubahan γ kanal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menetapkan laju simbol dan menerapkan konsep multiple modulasi atau jenis modulasinya ditetapkan dan laju simbolnya di variasikan. Variasi laju simbol sulit untuk di implementasikan karena mengubah-ubah banwidth sinyal tidaklah praktis dan pemakaian bandwidth menjadi kompleks. Sebaliknya, mengubah ukuran konstelasi atau tipe modulasi dengan laju simbol tetap relatif lebih mudah [8]. b. Teknik Variasi Daya (Power Control). Adaptasi daya pancar tanpa kombinasi dengan teknik lainnya, umumnya digunakan untuk mengatasi variasi SNR. Tujuannya adalah untuk mempertahankan BER tertentu atau bisa dikatakan ekivalen dengan membuat SNR konstan. Dengan adaptasi daya maka fading dapat terkompensasi. c. Teknik Pengkodean Adaptif (Adaptive Coding) Jika pada modulasi adaptif laju dari simbol di adaptasikan sesuai dengan kondisi kanal dengan cara mengubah level modulasinya, maka pada pengkodean adaptif, laju dari kode juga diubah-ubah sesuai kondisi kanal.. Konsep Desain Adaptif Power Control Dengan memperhatikan kondisi dan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam perancangan sistem kontrol daya adaptif serta disesuaikan dengan statistik redaman hujan yang terjadi, maka dalam tugas akhir ini,sistem yang dianalisa merupakan adaptif power control dengan modulasi adaptif pada kanal yang dipengaruhi redaman hujan dan kontrol daya diterapkan pada kondisi ketika SNR mencapi nilai tresshold modulasi. Perubahan level daya terima signal-to-noise yang terkena pengaruh redaman hujan menjadi persamaan seperti berikut[7]. dimana: A. (db) () : SNR pada kondisi clear sky : total redaman hujan pada suatu link Step penguatan daya tersebut bertujuan untuk mengkompensasi SNR terima yang berada di bawah level tresshold SNR yang ditetapkan untuk mencapai target BER tertentu,sehingga nilai SNR mengalami penguatan terus menerus sehingga memenuhi kondisi yang diharapkan.begitu pula sebaliknya,apabila level terima SNR yang diharapkan berada di atas tresshold adaptif,maka daya pemancar dapat diturunkan sampai pada kondisi tertentu untuk efisiensi daya.pada bagian ini, penerapan skema tresshold power control bertujuan untuk mencapai unjuk kerja BER yang semakin meningkat. III. METODOLOGI. Redaman Hujan SST (Synthetic Storm Thecnique) Multilink Pengolahan data menggunakan synthetic storm technique dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :. Membuat asumsi orientasi arah lintasan Gambar. Asumsi arah multilink Data intensitas hujan akan digunakan untuk memprediksi redaman hujan sepanjang lintasan dalam db dengan orientasi link reference di timur seperti pada gambar diatas. Kecepatan angin pada link untuk link timur sebagai link reference yang diperoleh dengan menggunakan persamaan berikut: v Vr = (.) cos(90 θ ) dengan : θ = arah kedatangan angin ( ) ν = kecepatan angin (km/jam) ν r = Kecepatan angin pada lintasan Untuk kecepatan angin pada link ke-nln adalah : v Vr n = (.) cos( ψ (90 θ )) Dengan : Vr n = resultan kecepatan pada link ke-n dengan N=,, Ψ = sudut antar link, 90, dan 80. Menentukan panjang segmen dalam satu lintasan dengan persamaan (.) L=v.T (.)

dengan T adalah periode sampling (s) dan v r diperoleh dengan persamaan (.). Menentukan nilai redaman hujan dengan n m= 0 α persamaan A( n) = kr ( n m ). Lm (.) dengan : A = redaman hujan (db) R = intensitas hujan (mm/jam) k,α = koefisien yang nilainya berdasarkan frekuensi yang digunakan dan jenis polarisasi sinyal yang digunakan sesuai standart ITU-R P.88 L = REDAMAN HUJAN (db) 0 0 0 0 panjang segmen (km) GRAFIK REDAMAN HUJAN SBG FUNGSI PANJANG LINK link = Km link = Km link = Km link = Km link = Km 0 0 0 0 60 80 00 0 0 60 80 00 Sampel Gambar.. Grafik Pada Tanggal 9 Desember 009 Frekuensi 0 Ghz, Frekuensi Horisontal, Link sepanjang Km. Skenario Kontrol Daya Adaptif... dengan: A k G k G = nilai SNR saat ke k = nilai SNR clear sky (tidak terjadi redaman) = nilai redaman saat ke-k = nilai penguatan daya komulatif ke k = nilai step penguatan daya (.) (.6) (.7) (.8) Tabel - menunjukkan nilai SNR-CS untuk lintasan komunikasi,,, dan km di setiap frekuensi 0 GHz. SNR yang terukur merupakan nilai SNR clear sky(snr-cs) yang diperoleh dari perhitungan link budget setelah dikurangi dengan redaman hujan yang diperoleh dari simulasi. Dengan cara tersebut, maka diperoleh SNR clear sky link budget untuk panjang lintasan - km di frekuensi 0 GHz. Tiap- tiap S/N dipetakan terhadap tipe modulasi berdasar target BER, dengan tujuan untuk mengusahakan BER sistem lebih kecil atau sama dengan BER maksimum. Tabel -. Nilai threshold S/N untuk BER maksimum[0] Tresshold SNR (db) pada Modulasi BER 6 QAM 6QAM 6QAM QAM 9,8 6,, 8,, 0, 6,6, Dari nilai tresshold S/N tersebut, diperoleh skenario modulasi M-QAM Adaptif dengan memetakan batas interval S/N terhadap tipe modulasi. Tabel -. Skenario modulasi adaptif untuk BER maksimum [0] Tipe Interval S/N (db) Modulasi BER 0 - BER 0-6 no transmisio S/N<9,8 S/N<, n -QAM 9,8<=S/N<6,,<=S/N<0, 6-QAM 6,<=S/N<, 0,<=S/N<6, 6-QAM,<=S/N<8, 6,<=S/N<, 6-QAM S/N>8, S/N>,. Efisiensi Bandwidth Power Control Adaptif. Berdasarkan nilai SNR k modulasi adaptif maka efisiensi bandwidth untuk adaptif power control dapat dijelaskan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Dimana: Panjang Link S/N clear sky (db) f=0 GHz,96 8,9,,9 0,97 = log (.9)

= effisiensi bandwidth power control adaptif = nilai SNR k modulasi. IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN. Analisa Redaman Hujan SST Multilink Probabilitas[Redaman Hujan > Absis](%) 0 0 0-0 - CCDF REDAMAN HUJAN f=0ghz 0-0 0 0 60 80 00 0 0 60 REDAMAN HUJAN (db). Analisa Power Control Adaptif..Analisa grafik CDF data (S/N) k BER 0 - Untuk memperoleh nilai SNR k maka dilakukan perhitungan terlebih dahulu untuk nilai SNR cs berdasarkan tabel SNR cs (tabel -) yang dikurangi nilai redaman hujan kemudian ditambah dengan nilai penguatan daya, seperti yang telah dijelaskan pada persamaan.. Penguatan daya yang yang diberikan besarnya sesuai dengan step daya yang digunakan yaitu 0, db, db,, db untuk mencapai target BER maksimum 0 -. Prob.[S/N k <= absis]% 0 0 0 0 0-0 - 0.dB db.db Non Adaptif panjang link km Gambar. Redaman Hujan SST Multilink frekuensi 0 GHz, polarisasi horisontal, panjang link km Probabilitas[Redaman Hujan > Absis](%) 0 0 0-0 - CCDF REDAMAN HUJAN f=0ghz 0-0 0 0 60 80 00 0 0 60 REDAMAN HUJAN (db) Gambar. Redaman Hujan SST Multilink frekuensi 0 GHz, polarisasi vertikal, panjang link km Berdasarkan pada gambar. dan gambar. menunjukkan besarnya redaman hujan untuk polarisasi yang berbeda. Pada polarisasi horisontal redaman di setiap link lebih besar dibandingkan dengan redaman polarisasi vertikal. Semakin besar panjang link maka total sample akan semakin besar. Untuk menghitung redaman hujan SST, panjang lintasan harus dibagi dengan panjang segmen untuk melakukan perhitungan konvolusi nilai redaman sesuai persamaan -. Besarnya nilai redaman hujan akan digunakan untuk menentukan nilai SNR k (SNR terukur) yang kemudian di jadikan acuan untuk mengetahui besarnya nilai probabilitas outage di masing masing lintasan dengan tekniik power control adaptif. 0 - -00-80 -60-0 -0 0 0 0 60 S/N k (db) Gambar. Grafik CDF SNR k, QAM, link=,polarisasi=horisontal L= km Dengan melakukan pengamatan pada gambar. di atas untuk sistem yang menggunakan modulasi QAM pada link km, dapat dilihat bahwa probabilitas SNR k kurang dari 9,8 db (nilai tresshold SNR pada modulasi MQAM) untuk step penguatan daya yaitu 0, db, db,, db secara berurutan memiliki nilai,9 %,,00 %,,778 % sedangkan untuk tanpa penguatan non adaptif yaitu,607%. Apabila dilihat dari sudut pandang yang berbeda nilai,9 % mengandung pengertian bahwa probabilitas nilai SNR k lebih dari sama dengan 9,8 db di link utn sebesar 97,087%. Begitu pula untuk step penguatan daya db,, db dan sistem non adaptif memiliki nilai probabilitas SNR k lebih dari 9,8 db adalah 97,087%, 98,00%, serta 9,96%. Nilai CDF SNR k untuk metode transmisi dan panjang lintasan yang berbeda dapat dilihat secara lengkap pada tabel -. Perbandingan nilai probabilitas yang ditunjukkan nilai probabilitas oleh tabel berikut ini menggambarkan adanya nilai yang semakin menurun seiring dengan semakin besarnya step penguatan daya.hal tersebut dapat diartikan bahwa probabilitas SNR masing-masing tresshold level modulasi juga meningkat karena adanya penguatan daya yang lebih besar.

Tabel -. Probabilitas SNR k < TM (%) untuk BER 0 - L=km, Horisontal Panjang Lintasan km km km km km Modulasi Tanpa Penguatan Mode transmisi Step daya Step Daya Step Daya 0,dB db,db QAM 0,08 0,0 0,86 0,0 6 QAM 0,7 0,869 0,60 0,06 6 QAM 0,9 0,6 0,87 0,69 6QAM 0,7 0, 0, 0, QAM 0,9 0,8 0,78 0,66 6 QAM,87 0,87 0,8 0,9 6 QAM,8,990,8, 6QAM,6,98,987, QAM,60,9,00,778 6 QAM,70,0,, 6 QAM 7,76,9,9,8 6QAM,0 8,60,768,677 QAM,0,8,0,6 6 QAM 6,7,0,80,6 6 QAM 7,9 6,67,99,677 6QAM,8 9,6 8,9 7,079 QAM 7,8,6,767,60 6 QAM 0,96 7,90 6,87,9 6 QAM, 8,9 7,9 7,06 6QAM,78 0,780 9, 8,9.. Analisa grafik CDF data (S/N) k BER 0-6 Prob.[S/N k <= absis]% 0 0 0 0 0-0 - 0.dB db.db Non Adaptif panjang link km 0 - -00-80 -60-0 -0 0 0 0 60 80 S/N k (db) Gambar. Grafik CDF SNR k, QAM, link=,polarisasi=horisontal, L= km Dari gambar. di atas dapat di analisa bahwa probabilitas SNR kurang dari 9,8 db adalah,0% untuk penguatan daya step 0, db,,0% hasil untuk penguatan db,,8 % SNR k untuk penguatan, db sedangkan untuk sistem tanpa penguatan,79%. Dari nilai-nilai tersebut dapat di diketahui nilai probabilitas nilai SNR k yang lebih dari 9,8 db secara berurutan adalah sebagai beikut 96,8%, 96,898%, 97,76%. Pada sistem tanpa adaptif power control nilai probabilitas SNR k yang dimiliki hanya 9,6%. Untuk dapat mengamati perbandingan nilai probabilitas yang dipengaruhi panjang lintasan dan mode transmisi yang berbeda,untuk memenuhi target BER maksimum 0-6 dapat dilihat selengkapnya pada tabel - dibawah. Tabel -. Probabilitas SNR k < TM (%) untuk BER0 - Mode transmisi Panjang Lintasan Modulasi Tanpa Step daya Step Daya Step Daya Penguatan 0,dB db,db QAM 0,0 0.089 0.06 0,06 Untuk memperoleh nilai SNR k maka dilakukan perhitungan terlebih dahulu untuk nilai SNR cs berdasarkan tabel SNR cs (tabel -) yang dikurangi nilai redaman hujan kemudian ditambah dengan nilai penguatan daya, seperti yang telah dijelaskan pada persamaan.. Penguatan daya yang yang diberikan besarnya sesuai dengan step daya yang digunakan yaitu 0, db, db,, db untuk mencapai target BER maksimum 0-6. km km km 6 QAM 0,6 0,997 0,0 0.087 6 QAM 0,97 0,09 0,9 0,9 6QAM,0 0,6 0, 0,9 QAM,8,0,09 0,79 6 QAM,9,7,8,68 6 QAM 6,9,08,77,90 6QAM 8,69 7,060,7,09 QAM,79,0,0,8 6 QAM 6,777,76,866,00 6 QAM 9,8 7,098,6,9 6QAM 6,8 0,6 8, 6,008

km km QAM,88,6,8,68 6 QAM 7,780 6,9,,99 6 QAM, 9,009 7,6, 6QAM 9,769,86,79 9,0 QAM 9,,86,86,86 6 QAM,80 8,9 7, 6,8 6 QAM 8,879,90,8 8,0. Analisa Efisiensi Bandwidth Adaptif Power Control.. Analisa effisiensi bandwidth BER 0 - Pada bagian ini akan dibahas tentang perbandingan besar nilai efisiensi bandwidth modulasi adaptif dengan modulasi adaptif yang kemudian mengalami penambahan gain pada pengamatan BER 0 - pada pada lintasan dengan jarak yang berbeda. Efisiensi Bandwidth (bps/hz).... efisiensi bandwidth power control adaptif 0- QAM 6QAM 6QAM 6QAM 0 0 0 S/N (dbw) Gambar.. Grafik efisiensi bandwidth dengan power control BER 0 - (lintasan=multilink, L= km, polarisasi=horisontal,link ) Efisiensi Bandwidth (bps/hz) 9 8 7 6 -QAM 6-QAM 6-QAM 6-QAM 0 0 6 8 0 6 8 0 S/N (dbw) Gambar.6. Grafik efisiensi bandwidth tanpa power control BER 0 - (Link=, L= km, polarisasi=horisontal link ) Tabel -. Nilai efisiensi bandwidth dengan power control BER 0 - (lintasan=multilink, L= km, polarisasi=horisontal) Effisiensi Bandwidth Power Control Mode (bps/hz) Transmisi -QAM.98.767.9.76.98 6-QAM.868.867.80.89.868 6-QAM.77.79.806.80.77 6-QAM.096.096.096.096.096 Tabel -. Nilai efisiensi bandwidth tanpa power control BER 0 - (link=, L= km, polarisasi=horisontal) Effisiensi Bandwidth Tanpa Power Control Mode (bps/hz) Transmisi -QAM 0.007 0.007 0.00 0.00 0.007 6-QAM 0.009 0.007 0.009 0.00 0.009 6-QAM 0.0 0.00 0.0 0.08 0.0 6-QAM 7.967 7.99 7.9 7.90 7.967.. Analisa effisiensi bandwidth BER 0 - Pada bagian ini akan dibahas tentang perbandingan besar nilai efisiensi bandwidth modulasi adaptif dengan modulasi adaptif yang kemudian mengalami penambahan gain(power control) pada pengamatan BER 0-6 pada pada lintasan dengan fungsi jarak yang berbeda. Efisiensi Bandwidth (bps/hz).... efisiensi bandwidth power control adaptif 0- QAM 6QAM 6QAM 6QAM 0 0 0 S/N (dbw) Gambar.7. Grafik efisiensi bandwidth dengan power control BER 0-6 (link=, L= km, polarisasi=horisontal,) Efisiensi Bandwidth (bps/hz) 9 8 7 6 efisiensi modulasi adaptif -QAM 6-QAM 6-QAM 6-QAM 0 0 6 8 0 6 8 0 S/N (dbw) Gambar.8. Grafik efisiensi bandwidth tanpa power control BER 0-6 6

(Link=, L= km, polarisasi=horisontal) Untuk lebih jelasnya nilai perbandingan efisiensi bandwidth berdasarkan level tresshold modulasi yang dihasilkan dapat diihat pada tabel - dan tabel -6. Tabel -. Nilai efisiensi bandwidth dengan power control BER 0-6 (lintasan=multilink, L= km, polarisasi=horisontal) Effisiensi Bandwidth Power Control Mode (bps/hz) Transmisi -QAM.80.796.80.796.80 6-QAM.07.088.090.087.07 6-QAM..... 6-QAM.9.9.9.9.9 Tabel -6. Nilai efisiensi bandwidth tanpa power control BER 0-6 (link=, L= km, polarisasi=horisontal) Effisiensi Bandwidth Tanpa Power Control Mode (bps/hz) Transmisi -QAM 0.00 0.00 0.006 0.00 0.00 6-QAM 0.00 0.0070 0.08 0.0087 0.00 6-QAM 0.09 0.098 0.077 0.06 0.09 6-QAM 7.960 7.9 7.876 7.9 7.960 Pada tabel - sampai dengan tabel -6 meunjukkan bahwa dengan efisiensi adaptif power control diperoleh nilai efisiensi bandwith yang lebih tinggi dibandingkan hanya dengan modulasi tanpa power control, sedangkan pada level modulasi 6 QAM nilai efisiensi bandwidth modulasi adaptif lebih besar dari pada efisiensi menggunakan power hal ini dikarenakan nilai SNR k sudah memenuhi batas nilai tresshold untuk SNR level modulasi 6QAM guna mencapai target BER 0 - dan 0-6 pada sistem komunikasi link budget. V. KESIMPULAN Dari hasil analisa dan pembahasan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:. Perhitungan redaman hujan menggunakan metode synthetic storm dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu intensitas hujan, kecepatan angin, dan arah angin. Berdasarkan nilai redaman hujan yang telah diperoleh dengan menggunakan metode synthetic storm, nilai redaman hujan pada lintasan utara lebih besar dari lintasan lainnya, hal ini dikarenakan prosentase arah angin terbanyak terdapat pada arah angin timur atau barat.. Pada sistem power control adaptif dikombinasikan dengan teknik modulasi adaptif diperoleh nilai probabilitas outage terbaik pada link km polarisasi horisontal, BER 0 - dengan modulasi QAM pada link timur sebesar 0,08% untuk nilai SNR tanpa penguatan, 0,0%, 0,08% dan 0,0% untuk besarnya nilai 7 probabilitas outage ketika mengalami step penguatan (gain) 0, db, db, dan, db. Sedangkan untuk nilai probabilitas outage terbesar terdapat pada link utara panjang link km polarisasi horisontal BER 0-6 dengan modulasi 6 QAM yang nilainya adalah 8,8% untuk nilai outage tanpa penguatan, 6,% untuk step 0, db,,69% untuk step db dan,% untuk step, db.. Power Control adaptif sebagai metode mitigasi dapat mengatasi redaman hujan pada sistem komunikasi BWA, karena memiliki kelebihan yaitu meningkatkan efisiensi bandwidth dibandingkan dengan modulasi adaptif. Pada SST multilink pengamatan BER maksimum 0 -, efisiensi bandwidth power control adaptif mencapai sebesar,77 bps/hz dibandingkan dengan modulasi adaptif 0,0 bps/hz untuk level modulasi 6 QAM. VI. DAFTAR PUSTAKA [] Kanellopoulos J. D. and P. Kafetzis, May 986. Comparison of the Synthetic Storm Tehnique with a Conventional Rain Attenuation Prediction Model, IEEE Transactions on Antennas and Propagation, vol. AP-, no.. [] Mansour A. Aldajani and Ali H. Sayed,, Adaptive Predictive Power Control for the Uplink Channel in DS-CDMA Cellular Systems, IEEE Transactions on Vehicular Technology Vol., No. 6, November 00. [] Mahmudah H., Prediksi Redaman Hujan Menggunakan Synthetic Storm Technique (SST) Tesis, ITS, 008. [] Robert E. Collin, 98. Antennas and Radiowave Propagation, Mc Graw-Hill,Inc. [] Chen K. S and C. Y. Chu, Progress In Electromagnetic Research, A Propagation Study of the 8 GHz LMDS System Performance With M- QAM Modulations Under Rain Fading, PIER 68,, 007. [6] W.Kusprasetyo dan A.Kurniawan, Kinerja Power Control dengan Stepzize Adaptif menggunakan Ssatu Bit Perintah pada System CDMA,ITB, Mei 00. [7] Hashemi Homayoun, The Indoor Radio Propagation Channel, IEEE, 99. [8] J.Goldsmith Andrea,IEEE Transaction In Communication, Variable-Rate Variable-Power MQAM for Fading Channels, VOL., NO. 0, OCTOBER 997. [9] Ainne, Analisa Kinerja Modulasi M-QAM dengan Kontrol Daya Adaptif pada LMDS di bawah Pengaruh Redaman Hujan di Indonesia,ITS, 008 [0] Sukmana Paulus Jaya, Evaluasi Modulasi Adaptif M-QAM pada Sistem Komunikasi LMDS terhadap Pengaruh Redaman Hujan,PENS-ITS, 009

[] Arie Chindy Vannie, Evaluasi Kinerja Teknik Adaptive Power Allocation untuk Sistem OFDM pada Kanal Gelombang Milimeter, ITS, 009. [] Muhammad, A. A, Perbandingan Prediksi Redaman Hujan dengan Teknik SST dan ITU-R P.0-0, Proyek Akhir, PENS-ITS,009 8