HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN POLA MAKAN PADA REMAJA PUTRI DENGAN KEJADIAN ANEMIA DI SMP NEGERI 2 KOTAPINANG KABUPATEN LABUHAN BATU SELATAN TAHUN RELATED KNOWLEDGE NUTRITION AND DIET ADOLESCENT WITH ANEMIA IN SMP STATE EVENT 2 KOTAPINANG LABUHAN STONE SOUTH DISTRICT Damayani 1, Etti Sudaryati 2, M. Arifin Siregar 3 1 Mahasiswi FKM USU Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat, 2 Dosen Gizi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Medan, 20155. Indonesia Email: damayani27@yahoo.com ABSTRACT Anemia is one of the health problems that continue to be the government s attention. Among the various types of anemia, anemia in adolescent girls is the biggest anemia problem in society. This happenes because the girls undergo the process ef menstruation and a diet that causes a lack of nutrition. This research is descriptive survey that aim to know nutrition knowledge, diet, and anemia in SMP Negeri 2 Kotapinang South Labuhan Batu district. The population in this study were students of class seventh, eight, nineth in SMP Negeri 2 Kotapinang many as 567 people. The sample was selected a part of the population of 88 people. Collecting data using the nutrition knowledge questionnaire. Data form the diet using food frequency and 24-hours food recall. The research resultshowed that nutrition knowledge of students is good enough showed by 52,3%. The students didn t consume staple food, fishes, vegetable, and fruit everyday showed by consume frequency is 71,6% is seldom. Anemia in student of SMP Negeri 2 Kotapinang is high showed by 71,4% anemia. Based on the research, results, expected the importance of improving information for student of SMP Negeri 2 Kotapinang about the importance of consume foods the certain mani Fe, vitamin and mineral as source of food which is able to prevent anemia needed menu cycle so that the food more regular by frequency, type and amount side. Keywords : knowledge of nutrition, diet, anemia PENDAHULUAN Pengetahuan gizi merupakan pengetahuan tentang makanan dan zat gizi, sumber-sumber zat gizi pada makanan, makanan yang dikonsumsi sehingga tidak menimbulkan penyakit dengan cara mengolah makanan yang baik agar zat gizi dalam makanan tidak hilang, serta 1
bagaimana hidup sehat. (Notoatmodjo, 2003). Pada usia remaja harus dibiasakan menyukai makanan yang beraneka ragam. Remaja perlu diperkenalkan variasi, baik jenis maupun rasa makanan. Misalnya untuk karbohidrat tidak hanya pada sepiring nasi, tetapi juga terdapat pada semangkuk mie, setangkup roti, sepiring irisan kentang goreng dan lain-lain, kemudian dibiasakan untuk menyukai berbagai macam sayur dan buah. Jika memungkinkan bawa bekal makan siang dari rumah, selain dapat menghemat bekal dari rumah bisa terjamin kesehatan dan keamanannya. (Dedeh dkk, 2010). Makanan pokok terdiri atas bahan makanan serelia dan umbi-umbian. Adapun standar makanan pokok nasi adalah 100 gram beras yang berbentuk nasi untuk satu kali makan. Jadi hidangan sehari semalam terdiri dari 4-5 porsi atau piring setara dengan 350 gram beras, dan bahan makanan lauk hewani merupakan bahan makanan sumber protein yang berasal dari hewan, 1 potong ikan atau 2 potong tempe dan sejenisnya setara dengan 50 gram lauk pauk yang harus kita konsumsi dalam sehari, sedangkan sayuran merupakan bagian dari tubuh yang dapat dimakan, standar porsi sayur yang harus dikonsumsi dalam sehari ialah 1 mangkok sayur dengan isi sayur daun hijau setara dengan 200 gram, serta buah diartikan sebagai semua produk yang dikonsumsi sebagai pencuci mulut 1 potong buah segar setara dengan 150 gram buah yang harus kita konsumsi dalam sehari (Persagi,1991). Ragam bahan makanan itu berhubungan dengan frekuensi makan, dan semua itu bisa kita lihat dari pedoman gizi seimbang. Dalam TGS, makanan sumber karbohidrat diletakkan sebagai dasar tumpeng, sumber lemak diletakkan pada puncak TGS karena penggunaanya dianjurkan seperlunya, sumber protein hewani dan nabati diletakkan berdasarkan level yang sama dibawah puncak tumpeng konsumsi kedua protein ini juga dianjurkan dengan porsi yang sama. Dalam TGS sayur dan buah-buahan dianjurkan dikonsumsi sesering mungkin tiap hari, dalam TGS setiap hari minum air putih paling sedikit 2 liter atau 8 gelas (Dedeh, dkk, 2010). Anemia adalah kekurangan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah yang disebabkan kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan hemoglobin. Kadar hemoglobin normal pada remaja perempuan adalah 12 gr/dl (Proverewati & Misaroh, 2009). Anemia merupakan salah satu permasalahan kesehatan yang terus menjadi perhatian pemerintah. Data terbaru dari Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 menunjukkan bahwa sekitar 21,7% penduduk Indonesia menderita anemia, dan 31,7% wanita hamil mengalami anemia. Berdasarkan hasil dari survei pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 21 Desember 2013 di SMP Negeri 2 Kotapinang diketahui bahwa terdapat 35 orang dari 40 siswi kelas 1 dan kelas 2 yang beresiko menderita anemia. Hasil ini diperoleh dengan melakukan wawancara langsung dengan siswi tersebut yang berkaitan dengan tanda-tanda anemia yaitu sering kelelahan, pusing, kelopak mata pucat, wajah pucat, dan daya tahan tubuh menurun. Manfaat dari penelitian ini yaitu agar remaja putri mengetahui informasi pentingnya konsumsi makanan yang bergizi untuk mencegah timbulnya penyakit seperti Anemia, serta agar remaja putri itu lebih meningkatkan informasi mengenai pentingnya asupan gizi yang seimbang untuk memenuhi kebutuhan gizi tubuh terutama untuk remaja putri yang melakukan diet agar tidak berlebihan. 2
METODE Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan desain cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa yang ada di SMP Negeri 2 Kotapinang sebanyak 567 orang. sampel pada penelitian ini berjumlah 88 orang dengan sasaran utama siswa perempuan karena perempuan yang paling rentan terkena anemia dilihat dari pola makan dan setiap bulan mengalami menstruasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Sekolah Menengah Pertama Negeri Dua Kotapinang merupakan sekolah yang terletak di Desa Blok Songo Kecamatan Kotapinang Kabupaten Labuhan Batu Selatan Provinsi Sumatera Utara. Secara geografis, sekolah ini memiliki luas 2 ha/m 2, dengan panjang 200 meter dan lebar 100 meter. Grafik 1. Distribusi Siswi SMP Negeri 2 Kotapinang Berdasarkan Umur Pada Tahun Grafik 2 Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Kejadian Anemia di SMP Berdasarkan grafik 2 dapat dilihat bahwa siswi yang menderita anemia sebanyak 65 orang 73,9%. Ini dikarenakan tidak terpenuhinya konsumsi pola makan meliputi jumlah, jenis dan frekuensi pada siswi SMP Negeri 2 Kotapinang. Grafik 3 Kejadian Anemia Anemia Tidak Anemia Anemia 73.90% 26.10% Tidak Anemia Distribusi Proporsi Responden Berdasarkan Pengetahuan Gizi dan pola makan siswi di SMP Negeri 2 Kotapinang Tahun Umur 11 dan 12 13 dan 14 44.30% 55.70% 11 dan 12 13 dan 14 Sumber : Profil SMP Negeri 2 Kotapinang Kabupaten Labuhan Batu Selatan Tahun Berdasarkan grafik 1 siswi yang berumur 11-12 tahun sebanyak 39 orang dan siswa yang berumur 13-14 tahun sebanyak 49 orang. 36.40% Pengetahuan dan Pola Makan Pengetahuan Pola Makan 2.30% 52.30% 27.30% 11.40% 70.50% Berdasarkan grafik 3 dapat dilihat bahwa siswi yang memiliki pengetahuan gizi cukup baik sebesar 46 orang (52,3%), dan siswi yang memiliki pola makan yang paling besar berada pada kategori kurang sebanyak 62 orang (70,5%). 3
Grafik 4 Distribusi Frekuensi Makan Pada Siswi SMP Negeri 2 Kotapinang Tahun Sering 28.40% Sering Frekuensi Makan Tidak Sering 71.60% Tidak Sering Berdasarkan grafik 4 dapat dilihat bahwa frekuensi makan siswi SMP Negeri 2 Kotapinang berada pada kategori tidak sering sebanyak 63 orang (71,6%). Hal ini disebabkan karena pada umumnya remaja putri tidak mengkonsumsi makanan 3 kali dalam sehari ataupun lebih terutama sayur dan buah karena baunya yang tidak enak kurang konsumsi buah dikarenakan ketersediaan buah didaerah kotapinang sangatlah sedikit. Grafik 5 Distribusi Jenis Makanan yang Dikonsumsi Pada Siswi SMP Jenis Makanan 36.40% 63.60% siswi SMP Negeri 2 Kotapinang berada kategori tidak baik yang konsumsi jenis makanannya < 4 jenis bahan makanan setiap harinya sebanyak 56 orang (63,6%). Ini disebabkan karena pada umumnya remaja putri hanya mengkonsumsi bahan makanan satu jenis saja seperti lauk pauk, sayuran, dan buah. Grafik 6 Distribusi Jumlah Makanan Dikonsumsi Oleh Siswi SMP 29.50% 70.50% Pokok Jumlah Makanan 39.80% Lauk Pauk 60.20% 63.60% 36.40% Sayuran 14.80% 85.20% Buah Berdasarkan grafik 6 dapat dilihat bahwa jumlah makanan pokok yang dikonsumsi siswi berada pada kategori tidak baik sebanyak 62 orang (70,5%), jumlah lauk pauk yang dikonsumsi siswi berada pada kategori tidak baik sebanyak 53 orang (60,2%), sedangkan jumlah sayuran yang dikonsumsi siswi juga berada pada kategori tidak baik sebanyak 56 orang (63,6%), serta jumlah buah yang dikonsumsi siswi juga berada pada kategori tidak baik sebanyak 75 orang (85,2%) Berdasarkan grafik 5 dapat dilihat bahwa jenis makanan yang dikonsumsi oleh 4
Grafik 7 Tabulasi Silang Pengetahuan Gizi dengan Frekuensi Makan Siswi SMP Negeri 2 Kotapinang tahun Pengetahuan dengan Frekuensi Makan Frekuensi Makan Sering Frekuensi Makan Tidak Sering 75.00% 71.70% 60.00% 25.00% 28.30% 40.00% Berdasarkan grafik 7 dapat dilihat bahwa siswi yang memiliki pengetahuan baik tetapi lebih banyak frekuensi makannya yang tidak sering (jarang) sebesar 75,0%. Hal ini disebabkan karena pada umumnya remaja putri itu lebih cenderung mementingkan penampilannya yang suka mengikuti penampilan teman sebayanya bahkan seperti idolanya yang berpenampilan menarik sebagian dari mereka banyak yang melakukan aktivitas yang tinggi seperti olah raga yang melebihi batas sehingga mengharuskan mereka mengatur berat badan mereka seperti halnya remaja putri banyak yang melakukan diet yang sebenarnya tidak perlu mereka lakukan, penyebab yang lainnya juga dikarenakan perubahan gaya hidup pada remaja putri memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebiasaan makan mereka. selain itu pengaruh kelompok dalam kehidupan remaja putrid juga sangat kuat daripada pengaruh keluarga sehinga perubahan-perubahan yang terjadi pada remaja sangat berpengaruh terhadap kebiasaan makannya. Grafik 8 Tabulasi Silang Pengetahuan Gizi dengan Jenis Makanan yang Dikonsumsi Siswi SMP Pengetahuan dengan Jenis Makanan Jenis Makanan Jenis Makanan 68.80% 63.00% 50.00% 50.00% 31.20% 37.00% Berdasarkan grafik 8 dapat dilihat bahwa siswi yang memiliki pengetahuan baik tetapi kebanyakan jenis makanan dikonsumsi yang tidak beragam 68,8%. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan yang cukup baik belum tentu siswi dapat mengkonsumsi makanan dalam jenis yang beragam, ini disebabkan bukan hanya pengetahuan mereka tentang makanan yang baik dan sehat tetapi juga karena kurangnya biaya untuk memenuhi kebutuhan akan jenis makanan yang dikonsumsi mereka. Grafik 9 Tabulasi Silang Pengetahuan Gizi dengan Jumlah Makanan Pokok yang Dikonsumsi Oleh Siswi SMP Negeri 2 Pengetahuan dengan Jumlah Makanan Pokok Jumlah Makanan Pokok Jumlah Makanan Pokok 68.80% 73.90% 31.20% 26.10% 40.00% 60.00% 5
Berdasarkan grafik 9 dapat dilihat bahwa siswi yang memiliki pengetahuan baik tetapi konsumsi makanan pokoknya tidak baik 73,9%. Hal ini dikarenakan siswi SMP Negeri 2 Kotapinang lebih sering makan itu 2 bahkan 1 hari sekali, mereka lebih sering mengkonsumsi makanan jajanan, alasannya karena makanan jajanan lebih enak daripada makan nasi. Grafik 10 Tabulasi Silang Pengetahuan Gizi dengan Jumlah Lauk Pauk yang Dikonsumsi Oleh Siswi SMP Negeri 2 Kotapinang Tahun Pengetahuan dengan Jumlah Lauk Pauk Jumlah Lauk Pauk Jumlah Lauk Pauk 62.50% 58.70% 60.00% 37.50% 41.30% 40.00% Berdasarkan grafik 10 diatas dapat diketahui bahwa siswi yang mengonsumsi makanan lauk pauk berda pada kategori tidak baik, tetapi pengetahuan siswi tersebut berada pada kategori baik dengan jumlah sebanyak 62,5%. %. Hal ini dikarenakan pemenuhan makanan khususnya lauk pauk sangatlah kurang pada keluarga remaja putri yang disebabkan ketidak adaan biaya orang tua untuk memnuhi kebutuhan makan lauk pauk yang lebih mengandung zat besi tinggi seperti daging, dan ikan karena didaerah Kotapinang itu sendiri harga daging dan ikan itu sangat mahal terutama daging. Grafik 11 Tabulasi Silang Pengetahuan Gizi dengan Jumlah Sayuran yang Dikonsumsi Oleh Siswi SMP Negeri 2 Kotapinang Tahun Pengetahuan dengan Jumlah Sayuran Jumlah Sayuran Jumlah Sayuran 21.90% 78.10% 54.30% 60.00% 45.70% 40.00% Berdasarkan grafik 11 dapat diketahui bahwa jumlah siswi yang mengkonsumsi sayuran kurang dari yang dianjurkan 78,1% tetapi memiliki pengetahuan yang baik. Alasan mereka tidak mau memakan sayuran itu dikarenakan rasa dan aroma dari sayuran itu sendiri sangatlah tidak enak, kalaupun mereka mau memakan sayuran itu hanya sayuran jenis tertentu saja karena rasa dan aromanya berbeda dengan sayuran yang lain. Grafik 12 Tabulasi Silang Pengetahuan Gizi dengan Jumlah Buah yang Dikonsumsi Oleh Siswi SMP Negeri 2 Kotapinang Tahun Pengetahuan dengan Jumlah Buah Jumlah Buah Jumlah Buah 6.20% 93.80% 82.60% 17.40% 30.00% 70.00% 6
Berdasarkan grafik 12 dapat dilihat bahwa siswi yang berpengetahuan baik tetapi dalam mengonsumsi buah setiap harinya sesuai dengan yang dianjurkan bereada pada kategori tidak baik sebesar 93,8%. Hal ini dikarenakan ketersediaan buah didaerah tersebut sangatlah sedikit, karena sedikitnya buah yang ada disana menyebabkan harga buah didaerah tersebutpun sangatlah mahal, dan di daerah tersebut buah banyak dijumpai ketika musim buah tiba. Grafik 13 Tabulasi Silang Pengetahuan Gizi dengan Pola Makan Siswi SMP Negeri 2 Kotapinang Tahun Pengetahuan dengan Pola Makan Pola Makan Pola Makan Kurang 78.10% Pola Makan Cukup 67.40% 70.50% 21.90% 30.40% 30.00% 0.00% 2.20% 10.00% Berdasarkan grafik 13 dapat dilihat bahwa siswi dengan pola makan kurang baik rata-rata yang memiliki pengetahuan yang baik, jumlah siswi yang memiliki pola makan kurang baik 78,1%. Ini dikarenakan siswi memiliki pola makan yang meliputi jumlah, jenis dan frekuensi makan berada pada kategori yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi yang dianjurkan untuk setiap harinya. Grafik 14 Tabulasi Silang Pengetahuan Gizi dengan Kejadian Anemia Pada Siswi SMP Pengetahuan dengan Kejadian Anemia Kejadian Anemia Anemia Kejadian Anemia Tidak Anemia 75.00% 76.10% 60.00% 40.00% 25.00% 23.90% Berdasarkan grafik 14 diatas dapat dilihat bahwa tidak adanya hubungan pengetahuan gizi dengan kejadian anemia pada siswi SMP Negeri 2 Kotapinang, dilihat dari data jumlah siswi yang berpengetahuan baik lebih banyak yang terkena anemia sebesar 75,0%. Hal ini dikarenakan meskipun pengetahuan seseorang itu sudah cukup baik, belum tentu dia tidak terkena anemia, karena pengetahuan gizi seseorang bukanlah faktor yang utama menentukan sesorang terkena anemia atau tidak. Grafik 15 Tabulasi Silang Frekuensi Makan dengan Kejadian Anemia Pada Siswi SMP Frekuensi Makan dengan Kejadian Anemia Kejadian Anemia 40.00% Sering 60.00% Kejadian Tidak Anemia 87.30% Tidak Sering 12.70% Berdasarkan grafik 15 diatas dapat dilihat bahwa frekuensi makan memiliki hubungan yang signifikan terhadap 7
terjadinya anemia pada siswi, dilihat dari datanya frekuensi makan yang jarang kejadian anemianya sebesar 87,3, Hal ini menunjukkan bahwa frekuensi makan siswi SMP Negeri 2 Kotapinang tidak baik dikarenakan remaja putri SMP Negeri 2 Kotapinang frekuensi makannya tidak mencapai 3 kali dalam sehari, ini dikarenakan siswa pergi kesekolah jarang yang sarapan pagi disebabkan orang tua siswa bekerja sebagai buruh karet yang berangkat kerja pada pukul 05.30 dan orang tua mereka pun tidak sempat untuk membuatkan sarapan pagi untuk anak mereka, ada juga siswa memang tidak suka sarapan pagi alasannya kalau sarapan pagi membuat siswa itu sakit perut disekolah, serta ada juga siswa yang melakukan diet sehingga frekuensinya makannya pun tidak mencapai 3 kali dalam sehari. Grafik 16 Tabulasi Silang Jenis Makanan dengan Kejadian Anemia Pada Siswi SMP Jenis Makanan dengan Kejadian Anemia Kejadian Anemia Kejadian Tidak Anemia 37.50% 62.50% 94.60% 5.40% Berdasarkan grafik 16 diatas dapat dilihat bahwa konsumsi makanan yang beragam itu sangat penting untuk memenuhi kebutuhan gizi oleh tubuh setiap harinya, kurangnya konsumsi jenis makanan dapat menyebabkan anemia seperti data diatas jenis makanan yg dikonsumsi berada pada kategori tidak baik dengan jumlah penderita anemia sebanyak 94,6%. Hal ini dikarenakan tidak cukupnya biaya untuk memenuhi jenis pangan yang beragam dalam pemenuhan zat gizi remaja putri setiap harinya, selain itu juga remaja putri dalam seharinya hanya bias mengonsumsi satu atau dua jenis bahan makanan saja setiap harinya. Grafik 17 Tabulasi Silang Jumlah Konsumsi Makanan Pokok yang Di Konsumsi dengan Kejadian Anemia Pada Siswi SMP Negeri 2 Kotapinang Tahun Jumlah Makanan Pokok dengan Kejadian Anemia Kejadian Anemia Kejadian Tidak Anemia 42.30% 57.70% 87.10% 12.90% Berdasarkan grafik 17 dapat diketahui bahwa kurangnya mengkonsumsi lauk pauk juga dapat menyebabkan terjadinya anemia, siswi yang menderita anemia karena kurangnya asupan makanan pokok kedalam tubuh sebesar 87,1%, dikarenakan frekuensi makan remaja putri dalam satu hari tidak mencapai 3 kali sehari, bahkan remaja putri lebih sering mengonsumsi jajanan diluar rumah dibanding makanan pokok, selain itu juga siswi lebih sering makan itu 2 bahkan 1 hari sekali, mereka lebih sering mengkonsumsi makanan jajanan, alasannya karena makanan jajanan lebih enak daripada makan nasi. 8
Grafik 18 Tabulasi Silang Jumlah Konsumsi Lauk Pauk dengan Kejadian Anemia Pada Siswi SMP Negeri 2 Kotapinang Tahun Jumlah Lauk Pauk dengan Kejadian Anemia Kejadian Anemia 43.80% 56.20% Kejadian Tidak Anemia 91.10% 8.90% Berdasarkan grafik 18 dapat diketahui bahwa penderita anemia akibat kurangnya mengkonsumsi lauk pauk sebesar 90,6%. Lauk pauk adalah salah satu jenis bahan makanan yang berperan penting dalam menghasilkan zat besi, protein dan lemak yang dapat mencegah terjadinya anemia, khususnya daging dan ikan. Grafik 19 Tabulasi Silang Jumlah Konsumsi Sayuran dengan Kejadian Anemia Pada Siswi SMP Negeri 2 Kotapinang Tahun Jumlah Sayuran dengan Kejadian Anemia Kejadian Anemia Kejadian Tidak Anemia 91.10% 43.80% 56.20% 8.90% Berdasarkan grafik 19 dapat diketahui bahwa jumlah penderita anemia yang diakibatkan dari kurangnya mengkonsumsi sayuran sebesar 91,1%, dikarenakan hampir rata-rata remaja putri tidak suka mengkonsumsi sayuran, selain itu juga sebagian remaja putri lebih suka makan itu tidak dengan sayuran, mereka lebih sering makan itu hanya dengan nasi dan lauk pauk alasan mereka tidak mau memakan sayuran itu dikarenakan rasa dan aroma dari sayuran itu sendiri sangatlah tidak enak, kalaupun mereka mau memakan sayuran itu hanya sayuran jenis tertentu saja karena rasa dan aromanya berbeda dengan sayuran yang lain. Grafik 20 Tabulasi Silang Jumlah Konsumsi Buah dengan Kejadian Anemia Pada Siswi SMP Negeri 2 Kotapinang Tahun Jumlah Buah dengan Kejadian Anemia Kejadian Anemia Kejadian Tidak Anemia 23.10% 76.90% 82.70% 17.30% Berdasarkan grafik 20 dapat dilihat bahwa penderita anemia akibat kurangnya mengkonsumsi anemia sebanyak 82,7%, ini dikarenakan kurangnya asupan atau konsumsi buah setiap harinya adalah salah satu penyebab terjadinya anemia karena setiap harinya buah yang harus dikonsumsi sebanyak 150 gram. Hal ini dikarenakan ketersediaan buah didaerah tersebut sangatlah sedikit, karena sedikitnya buah yang ada disana menyebabkan harga buah didaerah tersebutpun sangatlah mahal, dan di daerah tersebut buah banyak dijumpai ketika musim buah tiba. 9
Grafik 21 Tabulasi Silang Pola Makan dengan Kejadian Anemia Pada Siswi SMP Negeri 2 Kotapinang Tahun Pola Makan dengan Kejadian Anemia Kejadian Anemia Kejadian Tidak Anemia 100.00% 93.50% 70.80% 0.00% 29.20% 6.50% Berdasarkan grafik 21 dapat dilihat bahwa siswi yang pola makannya kurang baik yang paling banyak menderita anemia, jumlah penderitanya sebesar 93,5%. Ini dikarenakan pola makan mempunyai hubungan yang signifikan dengan terjadinya anemia. Kesimpulan 1. Jumlah siswi yang terkena anemia di SMP Negeri 2 Kotapinang yaitu 65 siswi (71,4%). 2. Pengetahuan gizi yang paling tinggi berada pada kategori cukup (52,3%), sedangkan yang berada pada kategori baik (36,4%) dan yang berada pada kategori kurang (11,4%). 3. Frekuensi makan yang paling tinggi pada siswi terdapat pada kategori tidak sering, sedangkan dari konsumsi jenis makanan dapat dilihat bahwa yang paling tinggi berada pada kategori tidak baik, serta dalam jumlah mengkonsumsi bahan makanan meliputi makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah dapat diketahui bahwa siswi mengkonsumsinya kurang dari kebutuhan gizi yang dibutuhkan tubuh setiap harinya. 4. Pola makan yang terdiri dari (jumlah, jenis dan frekuensi) memiliki hubungan terhadap terjadinya anemia pada remaja putri khususnya siswi SMP Negeri 2 Kotapinang dengan nilai p = 0,001 (p< 0,05), sedangkan pengetahuan gizi tidak memiliki hubungan terhadap pola makan dan kejadian anemia. Saran 1. Perlunya pemahaman tentang pentingnya Pedoman Gizi Seimbang pada siswi SMP Negeri 2 Kotapinang dalam konsumsi makanan setiap harinya. 2. Perlunya peningkatan informasi pada siswi SMP Negeri 2 Kotapinang tentang pentingnya mengonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi, vitamin dan mineral sebagai sumber makanan yang dapat mencegah terjadinya anemia. 3. Perlunya peran aktif guru dalam memberikan informasi kepada siswa tentang pentingnya gizi pada remaja usia sekolah untuk mencegah masalah gizi pada yang terjadi pada remaja. DAFTAR PUSTAKA Dedeh, dkk. 2010. Sehat Dan Bugar Berkat Gizi Seimbang. Jakarta : Penerbit PT Sarana Bobo. Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-Prinsip Dasar). Jakarta: Rineka Cipta. Persagi. 1991. Penuntun Diit. Jakarta : Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Proverewati, A, & Asfuah, S. 2009. Gizi untuk Kebidanan. Yogyakarta : Muha Medika. Sediaoetama, A.D. 2003. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi di Indonesia Jilid I, II, III Jakarta : Penerbit Dian Rakyat. 10