9/13/2012. penyimpanan maupun pengolahan, maka diharapkan dapat meminimalkan penurunan mutu terutama mutu gizi pada bahan makanan tersebut.

dokumen-dokumen yang mirip
Pengalengan buah dan sayur. Kuliah ITP

Pengawetan pangan dengan pengeringan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Teknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan

PENGAWETAN PANGAN. Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. dan mempertahankan kesegaran buah. Pada suhu dingin aktivitas metabolisme

PAPER BIOKIMIA PANGAN

CARA PEMINDANGAN DAN KADAR PROTEIN IKAN TONGKOL (Auxis thazard) DI KABUPATEN REMBANG

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat yang

Pengolahan dengan suhu tinggi

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: Latar belakang, Identifikasi masalah,

9/6/2016. Hasil Pertanian. Kapang; Aspergillus sp di Jagung. Bakteri; Bentuk khas, Dapat membentuk spora

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH: PROSES KIMIA BAHAN MAKANAN (KI560)

TEKNIK PENGERINGAN HASIL PERTANIAN ( SMTR VII)

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

KERUSAKAN BAHAN PANGAN TITIS SARI

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

BLANSING PASTEURISASI DAN STERIISASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buahnya. Dilihat dari bentuk daun dan buah dikenal ada 4 jenis nanas, yaitu Cayene

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan penduduk, perkembangan ekonomi, perubahan gaya hidup serta kesadaran

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Protein (KEP). KEP merupakan suatu keadaan seseorang yang kurang gizi

Buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan sayuran yang

I. PENDAHULUAN. Bubur buah (puree) mangga adalah bahan setengah jadi yang digunakan sebagai

Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani. 1. Pengertian Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani

Pengawetan bahan pangan

Pengeringan Untuk Pengawetan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain

I. PENDAHULUAN. nilai gizi yang sempurna ini merupakan medium yang sangat baik bagi

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Kadar Air (%) Tempe Dengan Penambahan Tepung Belut dan Variasi Konsentrasi Usar Tempe

ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN

PENGARUH PERLAKUAN PADA PROSES BLANCHING DAN KONSENTRASI NATRIUM BIKARBONAT TERHADAP MUTU SUSU KEDELAI

SAP DAN SILABI PENGETAHUAN BAHAN PANGAN PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS PASUNDAN

KATA PENGANTAR. Bandung, Juli Tim Penyusun

Teti Estiasih - THP - FTP - UB

MIKROORGANISME DALAM PENGEMAS ASEPTIK PENGENDALIAN MUTU MIKROORGANISME PANGAN KULIAH MIKROBIOLOGI PANGAN PERTEMUAN KE-12

TINJAUAN PUSTAKA. yang telah mengalami pemanasan sampai setengah matang (precooked), kemudian

BAB I PENDAHULUAN. sangat terkenal dan digemari oleh semua lapisan masyarakat, karena memiliki

SUSU. b. Sifat Fisik Susu Sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa, berat jenis, titik didih, titik beku, dan kekentalannya.

I. PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2)

BAHAN MAKANAN SETENGAH JADI

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Santoso (2009) menyatakan bahwa yoghurt merupakan produk susu. yang difermentasi. Fermentasi susu merupakan bentuk pengolahan susu

PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai: (1.1) Latar Belakang,

DAYA TERIMA DAN KUALITAS PROTEIN IN VITRO TEMPE KEDELAI HITAM (Glycine soja) YANG DIOLAH PADA SUHU TINGGI. Abstrak

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Kacang merah atau kacang jogo tergolong pangan nabati. Kacang merah

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Untuk mengetahui mutu kerupuk ikan Selais (Crytopterus bicirhis) hasil

Program Studi Teknologi Pangan

Susu cair Steril Biasa. Diproses dengan panas; sehingga produk susu mengalami pemanasan setara dengan o C, selama 4-30 menit

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan sebagai pangan, pakan, maupun bahan baku industri.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

UJI PRIKSIMAT ABON IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) DI KECAMATAN RIMBO ULU KABUPATEN TEBO PROVINSI JAMBI

UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK DAGING SAPI REBUS YANG DILUNAKKAN DENGAN SARI BUAH NANAS (Ananas comosus) NASKAH PUBLIKASI

1. PENDAHULUAN. Jenis makanan basah ataupun kering memiliki perbedaan dalam hal umur simpan

1. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. batok sabut kelapa (lunggabongo). Sebelum dilakukan pengasapan terlebih dahulu

I. PENDAHULUAN. apabila tidak ditangani secara benar. Kerusakan bahan pangan tersebut

YUWIDA KUSUMAWATI A

BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. berbentuk semi padat yang biasa dikonsumsi sebagai makanan selingan

NUTRIFIKASI TIWUL INSTAN DENGAN TEPUNG TELUR (KAJIAN DARI KADAR PROTEIN DAN SIFAT ORGANOLEPTIK) KARYA TULIS ILMIAH

RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RKPS)

Prinsip pengawetan. Mencegah/memperlambat kerusakan mikrobial. Mencegah/memperlambat laju proses dekomposisi (autolisis) bahan pangan

2 TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Ikan Selais (O. hypophthalmus). Sumber : Fishbase (2011)

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING. (Laporan Penelitian) Oleh

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

I. PENDAHULUAN. Kabupaten Lampung Barat merupakan salah satu kabupaten penghasil sayuran

Nova Nurfauziawati Kelompok 11A V. HASIL PENGAMATAN. Tabel 1. Kontak dengan peralatan pengolahan besi. Sampel Warna Tekstur Warna Tekstur

PENGARUH SUHU TERHADAP KADAR VITAMIN C PADA PEMBUATAN TEPUNG TOMAT

UJI ORGANOLEPTIK TELUR ASIN DENGAN KONSENTRASI GARAM DAN MASA PERAM YANG BERBEDA

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

PEMANFAATAN JANTUNG PISANG KEPOK KUNING (Musa paradisiaca) TEPUNG KEDELAI DAN TEPUNG TAPIOKA SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN PADA BAKSO DAGING SAPI

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengawetan dengan Suhu Tinggi

KERUSAKAN PANGAN HANDOUT MATA KULIAH : REGULASI PANGAN (KI 531) OLEH : SUSIWI S

BAB I PENDAHULUAN. misalnya sebagai lauk pauk, hal ini karena rasanya yang enak dan memiliki nilai. pangan juga tidak jauh berbeda (Hadiwiyoto, 1993).

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pasar kedelai terbesar di Asia. Konsumsi tempe rata-rata per orang per

BAB IV RESPONS MIKROBIA TERHADAP SUHU TINGGI

I PENDAHULUAN. Bab ini membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi

PENGARUH KADAR GARAM DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP KUALITAS MIKROBIOLOGI BAKASANG SEBAGAI BAHAN MODUL PEMBELAJARAN BAGI MASYARAKAT PENGRAJIN BAKASANG

BAB I. PENDAHULUAN. harus diberi perhatian khusus karena menentukan kualitas otak bayi kedepan.

Pendinginan dan Pembekuan. Kuliah ITP

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar belakang, (2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,

mikrobiologi dan keamanan pangan, dan Kegiatan Belajar 4 membahas mengenai kerusakan biologis dan mikrobiologis ikan.

PERTUMBUHAN JASAD RENIK

III. TINJAUAN PUSTAKA

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

1 I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Purata Kadar Protein Tempe ( mg / ml ± SE) pada Perlakuan Variasi Penambahan Inokulum Tempe dan Tepung Belut

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Tempe merupakan produk pangan tradisional Indonesia berbahan dasar kacang

Transkripsi:

Ilmu Bahan Makanan Lanjut adalah matakuliah yang mempelajari masalah penyimpanan bahan makanan baik dalam keadaan segar maupun hasil olahannya. Oleh ENI PURWANI Agung S Wardana TUJUAN Dengan mengetahui perubahanperubahan yang terjadi selama penyimpanan maupun pengolahan, maka diharapkan dapat meminimalkan penurunan mutu terutama mutu gizi pada bahan makanan tersebut. Astawan, Made. 2004. Kandungan Gizi Aneka Bahan Makanan. Seri Gaya Hidup Sehat, Senior. Gramedia Jakarta. Buckle, K.A. dkk. 1985. Ilmu Pangan (Terjemahan). DGH-IDP. Australia. Gaman, P.M. dan Sherrington, K.B. 1994. Ilmu Pangan : Pengantar Ilmu Pangan, Nutrisi dan Mikrobiologi. Gadjah Mada Univrsity Press. Harris, R.S. dan Kamas. E. 1989. Evaluasi Gizi Pada Pengolahan Bahan Pangan, ITB, Bandung. Khomsan, Ali. 2004. Peranan Pangan dan Gizi untuk Kualitas. Grasindo. Jakarta. Muchtadi, Deddy, dkk. 1992. Pengetahuan Bahan Makanan. PAU Pangan dan Gizi, IPB, Bogor. Pantastico, E.B. 1993. Fisiologi Pasca Panen, Penanganan dan Pemanfaatan Buah-Buahan dan Sayur-Sayuran Tropika dan Subtropika. Gadjah Mada University Press. Syarief, Rizal dan Halid, Haryadi. 1992. Teknologi Penyimpanan Pangan. PAU Pangan dan Gizi-IPB. Bogor. Vaclavik, VA dan Cristian, E.W. 2003. Essential of Food Science. Kluwer Academic/Plenum Publisher. New York, Boston, Dordrecht, London, Moscow. Winarno, F.G. 1993. Pangan, Gizi, Teknologi dan Konsumen. Gramedia, Jakarta. Pertemuan Materi 1 Kontrak Belajar, Pengertian dan Konsep Ilmu Bahan Makanan Lanjut Dasar-Dasar Pengolahan Pangan 2 Pengertian, Tujuan dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Bahan Makanan Segar, Kering dan Pangan Olahan dan Ciri-Ciri Bahan Makanan Segar 3 Berbagai Teknik Pengolahan, Kekurangan dan Kelebihan Tekonologi Pengolahan serta Evaluasi Gizi pada Pengolahan Pangan 4 Pengertian, Jenis Hasil Olahan dan Ciri-Ciri Hasil Olahan Yang Layak Dikonsumsi 5 Pengertian, Tujuan dan Langkah-Langkah Pembuatan Bahan Makanan Setengah Jadi serta Jenis Makannya 6 Pengertian, Tujuan dan Langkah-Langkah Pembuatan Bahan Penyegar 7 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyimpanan Bahan Makanan Segar Pada Sayur, Buah dan Umbi 8 Ujian Tengah Semester 1

Pertemuan 8 Ujian Tengah Semester Materi 9 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyimpanan Bahan Makanan Kering dari Biji-Bijian, Jenis, Ciri-Ciri,Tanda-Tanda Kerusakan serta Jenis-Jenis Penyimpanannya 10 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyimpanan Pada Ikan dan Daging 11 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyimpanan Bahan Makanan Segar pada Telur dan Susu 12 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyimpanan Bahan Makanan Segar pada Susu dan Telur 13 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyimpanan pada Produk Olahan Pangan serta Jenis-Jenis Penyimpanannya 14 UJIAN AKHIR SEMESTER Kehadiran/Presensi Mahasiswa diharapkan kehadiran minimal 75% dari keseluruhan jumlah tatap muka di kelas Keaktifan di kelas mahasiswa terlibat aktif dalam memberikan kontribusi pemikiran dapat berupa pertanyaan maupun komentar dalam suasana bebas resiko (free risk environment) Tugas 2 mingguan INSIDENTAL membuat makalah atau paper yang berkaitan dengan topik pembahasan di kelas. Ujian mid semester adalah ujian pertengahan pertama untuk materi perkuliahan pada awal sampai akhir pertengahan semester (pertemuan 1--7) Ujian akhir semester adalah ujian akhir untuk materi perkuliahan setelah pertengahan semester sampai akhir semester (pertemuan 9-14) Kehadiran/Presensi = 10 % Tugas=20% Ujian Tengah= 30% UjianAkhir= 40% Terdapat 3 alasan utama yang mendasari dilakukan pengolahan pangan : Bahan pangan alami pasca panen mudah rusakperlu pengawetan Kadang-kadang bahan pangan dibutuhkan pada waktu yang akan datang Mempertahankan nilai gizi atau meningkatkan mutu gizi 2

Kadar air dalam jaringan Adanya aktivitas mikrobia dan enzim Perubahan kimia pada bahan pangan Penyebab kerusakan paling besar adalah faktor mikrobia Mengawetkan Memudahkan pengemasan dan penyimpanan Membuat produk yang dikehendaki Memudahkan penyiapan makanan untuk dihidangkan Dasar pengawetan dg pengendalian pertumbuhan mikrobia 1. Penghilangan/penurunan kadar air (pengeringan, dehidrasi, pengentalan) 2. Perlakuan panas (pengukusan, pasteurisasi, sterilisasi) 3. Perlakuan suhu rendah (pendinginan, pembekuan) 4. Pengendalian keasaman (fermentasi, pengasaman) 5. Bahan kimia 6. Perlakuan udara (atmosfir) (CAS, MAS, Hipobarik, Vaccum) 7. Radiasi Makanan olahan harus Dipertahankan sampai dikonsumsi Pengemasan yang baik Mendukung pengawetan 3

Pengurangan kadar air pengurangan air dapat menghambat pertumbuhan mikrobia, menurunkan aktivitas enzim dan reaksi kimia Perlakuan panas terjadi denaturasi protein m.o mati, enzim tidak aktif. Paling efektif dg sterilisasi Perlakuan suhu rendah menghambat pertumbuhan m.o. dan memperlambat laju enzimatis dan reaksi kimia merupakan cara pengawetan yang paling tidak merugikan Pengendalian keasaman dan bahan kimia menghambat pertumbuhan m.o. dan memperlambat laju enzimatis dan reaksi kimia Perlakuan udara mikrobia terhambat pada kondisi CO2 tinggi dan O2 rendah Radiasi - mutasi gen pada M.o. PENGERTIAN Bahan makanan segar Bahan makanan hasil panen (pasca panen atau pascamortem) dengan kadar air tinggi dan berpotensi terjadi perubahan kimia, fisika dan biologi contoh : daging dan ikan segar, sayur, buah. Bahan makanan kering Bahan makanan dengan kadar air <12%, tahan terhadap perubahan kimia, fisika dan biologi contoh biji-bijian, serealia Bahan makanan olahan Bahan makanan segar atau kering yang mengalami pengolahan untuk mempertahankan mutu gizi maupun organoleptik. 4

Pengolahan Pangan Pengolahan adalah proses perubahan bentuk dari bahan mentah menjadi bahan pangan, perubahan yang terjadi bisa fisik, kimia atau biokimia. Tujuan pengolahan adalah mengawetkan bahan pangan sedemikian rupa sehingga bahan dapat disimpan dalam jangka waktu yang lama. Misal pada buah Dengan pengolahan buah-buahan buahan yang melimpah atau tidak memenuhi standar mutu dapat diolah menjadi produk yang lebih awet dan nilai ekonomis yang lebih tinggi. Penentuan pemilihan bahan makanan segar, kering ataupun pangan olahan ditentukan oleh berbagai faktor yaitu : 1. Tujuan pemilihan 2. Pengawetan dan mempertahankan mutu gizi 3. Memudahkan penyiapan dan pengolahan Tujuan pemilihan pangan segar, kering ataupun olahan ditentukan oleh tujuan dari pengolahan dan sifat bahan tersebut Pemilihan pangan segar jika bahan pangan tersebut segera dilakukan pengolahan ataupun pangan tersebut langsung dikonsumsi Pangan segar pasca panen atau pascamortem terjadi berbagai perubahan kimia, fisika dan biologi sehingga perlu segera dilakukan pengolahan untuk mempertahankan mutunya Pangan segar dengan tujuan langsung dikonsumsi: buah sayur Pangan tertentu justru nilai gizinya naik setelah pengolahan kedelai diubah menjadi tempe, terjadi perubahan protein menjadi protein sederhana (mudah dicerna) Kebutuhan pangan dan saat panen tidak terjadi secara bersamaan pengolahan pangan untuk mempertahankan nilai gizi dan mengawetkan 5

Pengolahan pangan segar ke pangan olahan memudahkan penyiapan untuk dikonsumsi Pangan olahan (setengah jadi) bisa dilakukan pengolahan lanjut memudahkan penyiapan Selamapengolahan bahanmakanan, mempengaruhi ketahanan/kemantapan zat gizi Kemantapan zat gizi selama pengolahan ditekankan pada vitamin Vitamin mudah hilangoleh pencucian, panas, cahaya dan oksidasi Vitamin B-6 tahan terhadap panas Tiamin Tiaminmudah rusak pada larutan netral dan basa, juga pada suhu rendah. Riboflavin tahan terhadap panas dan dalam larutan asam serta oksidator kuat, tetapi peka terhadap cahaya baik pada ph netral maupun basa Niasin tahan terhadap panas dan cahaya pada seluruh kisaran ph. Niasin langsung tercuci pada proses pengukusan dan pencucian. Vitamin ini rusak oleh reaksi enzim pada proses pemeraman daging. Asam pantotenat stabil pada ph 5-7, tetapi peka terhadap panas pada ph 3-4 Asam folat tidak tahan terhadap panas, menjadi mantap jika terdapat askorbat dan perusakannya dikatalis oleh tembaga 6

Kobalalamin mantap terhadap panas pada ph 4-5, pemanasan dengan ketel uap pada ph tinggi ataupun dengan cahaya menyebabkan kerusakan. Garam Fe mengkatalis kerusakan ini Asam askorbat mudah teroksidasi selama pengolahan dan penyimpanan makanan. Mantap pada keadaan anaerob. Vitamin A mudah teroksidasi dan peka pada cahaya Vitamin D peka terhadap oksigen maupun cahaya Vitamin E mudah teroksidasi dan dikatalis oleh tembaga Pengolahan bahan pangan tidak berpengaruh nyata terhadap garam mineral Pemanasan dan pengolahan biasa meningkatkan dan menurunkan daya cerna protein Denaturasi protein oleh panas dapat mempermudah hidrolisis protein oleh protease usus halus Panas bisa menurunkan mutu protein akibat perombakan asam amino Kadar zat gizi pada bahan pangan selain dipengaruhi oleh pengolahan, juga dipengaruhi: 1. Faktor lingkungan 2. Kesuburan tanah dan pemupukan 3. Ukuran bahan pangan 4. Derajat kemasakan 7

8