ARTIKEL ILMIAH KABUPATEN BATANGHARI. Oleh: NURHAYATI NIM : A1D109167

dokumen-dokumen yang mirip
ARTIKEL ILMIAH MENINGKATKAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SAINS DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DI KELAS V SD N 99/I BENTENG RENDAH

ANALISIS TERHADAP UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN SAINS DI SD NEGERI 24/I SUNGAI PUAR KECAMATAN MERSAM KABUPATEN BATANGHARI SKRIPSI

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS IV SD NEGERI 18/I DESA TELUK

Antonius Girsang Guru SMP Negeri 3 Berastagi Surel :

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI JUNI, 2014

BAB II KAJIAN TEORI. kemampuan dibidang lain, suatu transfer belajar. 1. memperoleh pengalaman-pengalaman atau pengetahuan, baik pengalaman

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI POKOK SUMBER ENERGI GERAK MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

ZULNI AMELISA SARI NIM : A1D109189

ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Strategi Belajar Peta Konsep Pada Siswa Keas IV SDN 3 Siwalempu

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA MAGNET MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING

JUPENDAS, Vol. 3, No. 1, Maret 2016 ISSN:

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Strategi Mempraktikkan Materi yang Diajarkan

PERANAN GAYA MENGAJAR GURU FISIKA TERHADAP MINAT BELAJAR FISIKA SISWA KELAS IX MTs ISTIQLAL DELITUA

BAB II KAJIAN TEORI. menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan menjatuhkan tim. pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

ARTIKEL ILMIAH SKRIPSI. Oleh : ROBIATUL HADAWIYAH GJA12D113095

STRATEGI PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI LISTENING BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IX.E SMP NEGERI I BAJENG

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Inpres Simoro Dalam Pembelajaran IPS Dengan Menggunakan Media Gambar

Naskah Publikasi PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN EKSPLORATORY DISCOVERY PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI DEMAKIJO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIIID SMPN 2 BURAU

PENGGUNAAN PUZZLES PICTURE GAME PADA MATERI AJAR FUNGSI ALAT TUBUH MANUSIA UDIN ZAENUDIN SDN SUKARESMI ABSTRAK

PENERAPAN PAIKEM PADA MATERI MENJELANG PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA (Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATA KULIAH PENULISANKARYA ILMIAH (PKI) MELALUI SUMBER BELAJAR LINGKUNGAN PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PG PAUD

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

Oleh: Rusmiati SD Negeri 1 Punjul Karangrejo Tulungagung

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN KELAS V MELALUI METODE DISKUSI DI SDN NO 1 LOLI DONDO

PENERAPAN PEMBELAJARAN INKUIRI DALAM MATERI PENGHANTAR PANAS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS VI SDN JAMBUWER 02 KAB

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A.

EFEKTIFITAS HASIL BELAJAR KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSIN

Maulizar. Kata-kata kunci: Hasil Belajar Siswa, Model Pembelajaran Make A Match, Materi Tumbuhan Biji (Spermatophyta).

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

EFEKTIFITAS PEMBELAJARAN IPS DENGAN MENERAPKAN TEKNIK BRAINSTORMING DI KELAS VIII-C SMP NEGERI 1 LUBUK PAKAM

II. TINJAUAN PUSTAKA, KARANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Oleh:

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil 1. SIKLUS I a. Data Aktivitas Guru Hasil Penilaian Supervisor dan Observer pada Siklus I

Model Quantum Learning untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pecahan. Wiji Astutik. SDN Patungrejo Kutorejo Mojokerto

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PEMBELAJARAN IPS SEJARAH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENUMBUHKAN SIKAP POSITIF SISWA PADA PEMBELAJARAN PKn DI KELAS VIII A SMPN 2 MARAWOLA ABSTRAK

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI BESARAN DAN SATUAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGASI KELAS X-1 SMAN 6 CIREBON TAHUN AJARAN

Peningkatan Aktivitas Dan Prestasi Belajar Matematika Dengan Metode Jigsaw Pada Siswa Kelas VIII B di MTs Muhammadiyah 1 Ponorogo

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA NYARING SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE LATIHAN KELAS III DI SDN NO. 180/I KEC. PEMAYUNG KAB. BATANGHARI ARTIKEL

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN RME (REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION) PADA SISWA KELAS IV

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

Rinendah Sihwinedar 16

Runtut Prih Utami, M.Pd 1, Fajar Nur Aktorika Dwi Saputri 2

Elvinawati Prodi Pendidikan Kimia, JPMIPA FKIP UNIB lvna Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan hal yang paling pokok dalam

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

PENGARUH PEMBELAJARAN DIRECT INSTRUCTION TERHADAP MINAT DAN KETERAMPILAN PASSINGSTOPPING PADA PEMBELAJARAN SEPAKBOLA

NURHASANAH 1), Eka WARNA 1), dan HARIZON 1) Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP Universitas Jambi

BAB II KAJIAN TEORIRIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. kecenderungan sikap yang dimilikinya. Sebagaimana yang kita ketahui,

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesulitan dan Minat Belajar Mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi Universitas Sulawesi Barat

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN PAKEM DENGAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN FISIKA DASAR POKOK BAHASAN MEKANIKA

Tesar Lakani Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA TERPADU SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA DI KELAS VII SMP NEGERI 1 PATUMBAK

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SLBN 1 Palu pada Materi Mengenal Pecahan dengan Menggunakan Kertas Lipat

Oleh. Hamidah SDN 1 Cakranegara

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEKNIK LISTRIK DASAR OTOMOTIF

BAB II KAJIAN TEORI. fisik maupun sosialnya. Ini sesuai dengan yang dikatakan Slameto bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Donny Suhartono, 2013

Riskah, S.Pd Guru SMAN 1 Kaliwungu Kabupaten Kendal

PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS SISWA

Peningkatan Ketrampilan Siswa Membaca Nyaring Melalui Metode Latihan Terbimbing Pada Siswa Kelas III SDN Paranonge

BAB III METODE PENELITIAN. 176 Pekanbaru Kecamatan Tampan tahun pelajaran dengan. materi Kenampakan alam, sosial, dan budaya (Variabel Y).

Kata kunci: Minat, Hasil Belajar, Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

MINDAMORA SITUMORANG Guru SD Negeri Muliorejo

PENERAPAN METODE FUN LEARNING PADA PEMBELAJARAN PKn UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI SDN 20 KUMANIS KABUPATEN SIJUNJUNG

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MATERI KELISTRIKAN MELALUI PEMANFAATAN ALAT PERAGA KIT

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH DI SMAN 1 MEDAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA SISWA MELALUI METODE DISCOVERY DI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 16 PADANG

BAB II KAJIAN TEORI. belajar mengajar yang melibatkan penggunaan kelompok-kelompok kecil yang

PENERAPAN METODE DISKUSI BERBANTUAN LKS UNTUK MEMPERBAIKI KEMAMPAUN PSIKOMOTORIK SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS VIII-2 SMP NEGERI 4 MEDAN

KOLABORASI MEDIA GAMBAR DAN MODEL PEMBELAJARAN BOTLE DANCE PADA MATERI PENINGGALAN SEJARAH

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pelajaran IPA Melalui Media Gambar Di Kelas II SDN 03 Lakea Kab. Buol

Oleh ; Ria Fajrin Rizqy Ana Dosen STKIP PGRI Tulungagung

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN SIKAP SISWA KELAS VI SDN 135/V MAKMUR JAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

ARTIKEL ILMIAH PENGARUH PENGGUNAAN METODE DEMONSTRASI TERHADAP HASIL BELAJAR CAHAYA DAN SIFAT-SIFATNYA PADA SISWA KELAS V SDN NO 34/1 TERATAI.

Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri ABSTRAK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MAHASISWA MELALUI DIRECT INSTRUCTIONAL PADA MATAKULIAH PENGANTAR AKUNTANSI

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 1 IDI RAYEUK

PROSIDING ISBN :

Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Oleh : Rina Purwati SDN Giriharjo 1 Ngrambe Ngawi

BAB I PENDAHULUAN. awalan men, menjadi mendidik, yaitu kata kerja yang artinya memelihara

Reny Tri Setia Ningsih. Universitas PGRI Yogyakarta.

Aminudin 1. SDN Sukorejo 01, Kota Blitar 1

OLEH : ZAKIAH A1C309043

Oleh: KOMAROSIDAH Guru SD Negeri Buahkapas Kecamatan Sindangwangi Kabupaten Majalengka

Alamson Silalahi Guru SMP Negeri 4 Medan Surel :

ABSTRAK. Kata Kunci : Aktivitas, Hasil Belajar Siswa, Metode Demonstrasi PENDAHULUAN

Ratnah Pemerhati Pendidikan Ekonomi -

Transkripsi:

ARTIKEL ILMIAH PENERAPAN MODEL EXPLICIT INTRUCTION DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN SAINS DI KELAS IV SD N 99/I BENTENG RENDAH KABUPATEN BATANGHARI Oleh: NURHAYATI NIM : A1D109167 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2014 Page 1

PENERAPAN MODEL EXPLICIT INSTRUCTION DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA DI KELAS IV SD N 99/I BENTENG RENDAH KABUPATEN BATANGHARI Oleh : Nurhayati Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan F.KIP Universitas Jambi ABSTRAK Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Dalam meningkatkan kualitas belajar siswa dimulai sejak dini yaitu dibangku Sekolah Dasar. Seorang guru harus terampil menentukan strategi, metode, dan media pembelajaran yang tepat sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan. Sehingga pembelajaran dalam kelas dapat lebih bermakna dan dengan kebermaknaan pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. Dalam hal ini guru berupaya membelajarkan siswasiswanya dan sebaliknya siswa menjadi pembelajaran yang aktif, kritis dan kreatif. Perlunya model pembelajaran untuk mendukung proses belajar, siswa sulit untuk memperoleh nilai yang sesuai dengan kritera ketuntasan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat belajar siswa pada pembelajaran Sains dengan penerapan Model Pembelajaran Explicit Intruction siswa kelas IV SD N 99/I Benteng Rendah Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek dan tempat dalam penelitian adalah siswa kelas IV SD N 99/I Benteng Rendah dengan jumlah 28 siswa. Sesuai dengan ketercapaian tujuan penelitian ini dilakukan dalam 3 siklus. Data-data dalam penelitian diperoleh dari hasil observasi, dokumentasi, dan tes. Analisis data dilakukan secara diskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan ketuntasan siswa (nilai ketuntasan 70) pada siklus I sebesar 21,42 % setelah direfleksi terdapat 22 siswa yang tidak tuntas (nilai di bawah 70), pada siklus II sebesar 64 % setelah direfleksi terdapat 10 siswa yang tidak tuntas dan pada siklus III menjadi 92 % setelah dilakukan refleksi hamper semua siswa mencapai ketuntasan. Berdasarkan hasil penelitian yang di dapat maka dapat disimpulkan Penerapan Model Pembelajaran Explicit Intruction dalam meningkatkan minat belajar siswa pada pembelajaran Sains siswa kelas IV SD N 99/I Benteng Rendah. Kata kunci: Model Pembelajaran Explicit Intruction, Minat belajar siswa Page 2

1.PENDAHULUAN Dalam proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar mengajar merupakan hal yang paling pokok. Proses belajar mengajar adalah inti dari kegiatan pendidikan yang berfungsi untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan tidak akan pernah tercapai apabila kegiatan belajar mengajar tidak pernah berlangsung dalam pendidikan. Pada kegiatan belajar, minat mempunyai peranan yang sangat penting. Bila seorang siswa tidak memiliki minat dan perhatian yang besar terhadap objek yang dipelajari maka sulit diharapkan siswa tersebut akan tekun dan memperoleh hasil yang baik dari belajarnya. Sebaliknya, apabila siswa tersebut belajar dengan minat dan perhatian besar terhadap objek yang dipelajari, maka hasil yang diperoleh lebih baik. Seperti yang diungkapkan oleh Efendi dkk (1993:122) bahwa belajar dengan minat akan lebih baik daripada belajar tanpa minat. Dengan demikian siswa yang memiliki minat dengan siswa yang tidak memiliki minat dalam belajar akan terdapat perbedaan. Perbedaan tersebut tampak jelas dengan ketekunan yang terus menerus. Siswa yang memiliki minat maka ia akan terus tekun ketika belajar sedangkan siswa yang tidak memiliki minat walau pun ia mau untuk belajar akan tetapi ia tidak terus untuk tekun dalam belajar. Berdasarkan observasi di kelas IV SD Negeri No 99/I Benteng Rendah. Kegiatan belajar mengajar yang terjadi di lapangan aktifitas guru masih sangat minim. Berdasarkan observasi yang dilakukan kegiatan guru dalam pembelajaran atau dalam menyampaikan materi pelajaran masih sangat menonton dan guru masih menggunakan metode lama. Dalam proses pembelajaran banyak diwarnai dengan ceramah. Bimbingan guru kepada peserta didiknya masih sangat kurang sekali, sehingga guru tersebut tidak mengetahui perkembangan peserta didiknya dalam belajar sains. Dalam kegiatan belajar yang seperti ini siswa merasa bosan dan motivasi dalam mengikuti kegiatan belajar sangat minim, karena hanya guru saja yang aktif sedangkan siswanya hanya pasif. Sehingga suasana belajar terkesan kurang kondusif dan siswa kurang termotivasi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran atau dapat dilihat dari kemampuan membaca, hanya beberapa siswa saja yang bisa membaca dan memahami isi pelajaran yang diberikan oleh guru. Dalam rangka meningkatkan minat belajar Siswa IV SD Negeri No 99/I Benteng Rendah, diperlukan sebuah upaya yang harus dilakukan oleh guru yaitu dengan melakukan pemilihan pada sebuah strategi pembelajaran yang tentunya dapat meningkatkan minat belajar siswa. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan model pembelajaran Explicit Intruction (Pengajaran langsung). Model pembelajaran Explicit Intruction (Pengajaran langsung) adalah model pembelajaran yang menumbuhkan rasa percaya diri dan bisa mengembangkan pengetahuan ayng ada pada diri anak. Menurut Rosenshina dkk, (1986:86) strategi pembelajaran Explicit Intruction (Pengajaran langsung) adalah Pembelajaran langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan proseduran dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah. Berdasarkan permasalahan yang ada maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul: penerapan model explicit instruction dalam meningkatkan minat belajar siswa pada mata pelajaran SAINS pembahasan tentang perubahan kenampakan bumi dan benda langit di kelas IV SD N 99/I Benteng Rendah. Page 3

II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian minat Menurut Hilgard (1977:19) memberi rumusan pengertian tentang minat sebagai berikut: Interest is persisting tendency to pay attention to and enjoy some activity or content yang berarti minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang dan diperoleh suatu kepuasan.. Menurut Slameto (2003:57) minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati siswa, diperhatikan terus-menerus yang disertai rasa senang dan diperoleh rasa kepuasan. Lebih lanjut dijelaskan minat adalah suatu rasa suka dan ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat adalah kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik pada sesuatu objek atau menyenangi sesuatu objek Suryabrata, (1988:109). Minat adalah sesuatu pemusatan perhatian yang tidak disengaja yang terlahir dengan penuh kemauannya dan yang tergantung dari bakat dan lingkungan (Gunarsa, 1980:65). Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah kecenderungan tertarik pada sesuatu yang relatif tetap untuk lebih memperhatikan dan mengingat secara terus-menerus yang diikuti rasa senang untuk memperoleh suatu kepuasan dalam mencapai tujuan pembelajaran. 2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi minat Minat yang timbul dalam diri seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri (faktor intern) maupun yang datang dari luar individu itu sediri (faktor ekstern). Gunarsa (1980:68) mengatakan bahwa minat dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu, faktor dari dalam (intern) seperti rasa senang/tertarik (gembira, semangat), perhatian (ketertarikan, intensitas, frekuensi, sedangkan faktor dari luar (ekstern) lingkungan (masyarakat, keluarga, sekolah) dan sistem pengajaran (materi pembelajaran, metode). Syukur (1996:17) menyatakan bahwa faktor intern merupakan kecenderungan seseorang untuk berhubungan dengan aktivitas itu sendiri, sedangkan faktor ekstern merupakan kecenderungan seseorang untuk memilih aktivitas tersebut berdasarkan tujuan agar dapat memenuhi kebutuhan orang tertentu. 2.1.3 Ciri-ciri minat Hurlock (1993: 117) mengatakan bahwa cirri-ciri minat yaitu: 1) Minat tumbuh bersamaan dengan perkembangan fisik dan mental 2) Minat berngantung pada kesiapan belajar 3) Minat bergantung pada kesiapan belajar 4) Perkembangan minat mungkin terbatas 5) Minat dipengaruhi pengaruh budaya 6) Minat berbobot emosional Page 4

7) Minat itu egosentris 2.2 pengertian belajar Ada beberapa pendapat para ahli tentang definisi belajar. Menurut Ma mur, (2010:63) mengatakan belajar adalah proses membangun makna atau pemahaman oleh pembelajar terhadap pengalaman dan informasi yang disaring dengan pandangan, pikiran pengetahuan yang dimiliki dan perasaan. Selaras dengan pendapat diatas, Bahri dkk (2010:10-11) menyatakan bahwa belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Dengan demikian, siswa harus aktif untuk mencari informasi, pengalaman, maupun keterampilan tersebut, dalam rangka membangun sebuah makna dari hasil proses belajar. Sedangkan Yamin (2007:7) mengemukakan belajar adalah proses perubahan perilaku yang diakibatkan oleh interaksi dengan lingkungan. Merujuk pendapat Abdillah dalam Aunurrahman (2009:35) mengatakan bahwa belajar adalah suatu usaha sadar yang dilakukan oleh individu dalam perubahan tingkah laku baik melalui latihan dan pengalaman yang menyangkut aspek aspek kognitif, psikomotorik,afektif untuk memperoleh tujuan tertentu. Dalam proses belajar, apabila seseorang tidak mendapatkan peningkatanpengetahuan, keterampilan serta perubahan perilaku, maka sebenarnya belum mengalami proses belajar. Faktor yang dapat mempengaruhi belajar yaitu factor intern dan ekstern. Faktor intern meliputi faktor jasmaniah, psikologis dan kelelahan. Sedangkan faktor ekstern meliputi faktor keluarga, sekolah dan masyarakat. 2.3 Pembelajaran SAINS di sekolah dasar Menurut Aunurahman (2009:123) mengajar pada hakikatnya adalah membentuk suatu kebiasaan sehingga melalui pengulangan-penguangan siswa akan terbiasa melakukan sesuatu dengan baik sesuai periaku yang diharapkan. Menurut Natawidjaya (1992:73) membelajarkan adalah pekerjaan yang dilakukan seorang guru atau oleh suatu tim dalam rangka pencapaian setinggitingginya terkait kematangan dan tujuan belajar anak didik. Dalam hal ini, tugas utama seorang guru bukanlah mengajar melainkan membelajarkan. Mengajar lebih memfokuskan pada kegiatan transfer ilmu, sedangkan membelajarkan merupakan kegiatan untuk membuat siswa belajar. Jadi fungsi guru adalah sebagai motivator dan fasilitator. Tujuan pelajaran SAINS secara umum membantu agar siswa memahami konsep-konsep dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari, memiliki keterampilan untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar maupun menerapkan berbagai konsep untuk menjelaskan gejala-gejala alam yang harus dibuktikan kebenarannya di laboratorium, dengan demikian pelajaran SAINS tidak saja sebagai produk tetapi juga sebagai proses.. III. METODOLOGI PENELITIAN Page 5

Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilakukan di SD N 99/I Benteng Rendah pada semester II Tahun pembelajaran 2014, dengan keadaan sekolah yang cukup kondusif karena cukup jauh dari keramaian dan wilayahnya cukup rapi, bersih serta teratur sehingga nyaman untuk melaksanakan proses pembelajaran. Adapun kelas yang diteliti yaitu siswa kelas IV SD N 99/I Benteng Rendah, yang jumlah siswa nya terdiri dari 28 siswa. Untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran dan hasil penyajian materi diambil data yang diolah adalah data deskriptif kuantitatif. Pengambilan data kuantitatif menggunakan lembar pengamatan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar yang berlangsung menggunakan lembar observasi. IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian berikut yang akan dijelaskan adalah hasil penelitian yang merupakan penjelasan dari pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh peneliti dengan menerapkan media gambar pada pelajaran sains di SD N 99/I Benteng Rendah, penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus. Dari pelaksanaan siklus I, II dan III dapat dijabarkan hasil penelitian secara lengkap sebagai berikut : Tabel 4.8 Hasil Tes Siklus I, II dan III Hasil Peningkatan minat Belajar Siswa melalui penerapan model explicit intruction Siklus I Siklus II Siklus III Nilai Terendah 10 15 19 Nilai Tertinggi 25 25 25 Rata-rata Nilai 18 20 22 % Ketuntasan 21,42 64 92 1. Nilai terendah yang diperoleh siswa pada siklus I yaitu 10 pada siklus II naik menjadi 15 dan pada siklus III naik menjadi 19 2. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus I yaitu 25, pada siklus II naik menjadi 25 dan pada siklus III naik menjadi 25. 3. Nilai rata-rata kelas juga mengalami penigkatan yaitu pada siklus I sebesar 18, pada siklus II sebesar 20 dan pada siklus III sebesar 92 4. Untuk ketuntasan siswa (nilai ketuntasan 70) pada siklus I sebesar 21,42 % setelah direfleksi terdapat 22 siswa yang tidak tuntas (nilai di bawah 70), pada siklus II sebesar 64 % setelah direfleksi terdapat 10 siswa yang tidak tuntas dan pada siklus III menjadi 92 % setelah dilakukan refleksi hampir semua siswa mencapai ketuntasan. Dari analisis data dan diskusi terhadap pelaksanaan pembelajaran pada siklus III, secara umum telah menunjukkan perubahan yang signifikan. Peneliti dalam melaksanakan pembelajaran dengan metode yang semakin baik dan siswa merasa nyaman. V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Page 6

5.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1. Penerapan model explicit instruction dapat meningkatkan minat belajar siswa pada pembahasan perubahan kenampakan bumi dan benda langit di kelas IV SD N 99/1 Benteng Rendah 2. Terdapat peningkatan persentase dari siklus I, II dan III yaitu 21,42% pada siklus I, 64% pada siklus II dan 92% pada siklus III. Dengan memperhatikan hasil yang diperoleh di atas yang membuktikan bahwa model explicit intstruction dan meningkatkan minat belajar siswa pada pembelajaran sains siswa untuk itu disarankan bagi guru hendaknya dapat menerapkan model explicit instruction untuk meningkatkan minat belajar baik pelajaran sains ataupun pelajaran yang lainnya. Page 7

DAFTAR PUSTAKA Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran.Penerbit Alpabeta Bahri, Adi. 2010. Strategy Petunjuk Proses Mengajar, Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama Efendi. 1993. Hasil Belajar Mengajar, Jakarta: Remaja Rosdakarya. Gunarsa. 1980. Belajar dan Membelajarkan, Jakarta: Rajawali Press Hilgard, Ernest R, 1977. Theories of Learning, New York: Appleton Century CroftsInc. Ma mur. 2010. Strategi Belajar dan Mengajar, Jakarta: Teaching. Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Edisi Revisi, Jakarta: Rineka Cipta. Suryabrata. 1988. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Press.. 1989. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Press. Syukur. 1996. Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Umar Efendi.1993.Media Pendidikan.Bandung:Aditya Aksara.. Yamin. Suprayekti. 2007. Interaksi Belajar Mengajar, Direktorat Tenaga Kependidikan Dirjen Dikdasmen. Depdiknas Page 8