PEDOMAN PENGUNDUHAN BENIH PADA PANEN RAYA DIPTEROKARPA 2010

dokumen-dokumen yang mirip
Kenapa Perlu Menggunakan Sistem Tebang Pilih Tanam Jalur (TPTJ) Teknik Silvikultur Intensif (Silin) pada IUPHHK HA /HPH. Oleh : PT.

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

Sumber : Manual Pembibitan Tanaman Hutan, BPTH Bali dan Nusa Tenggara.

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

Jenis prioritas Mendukung Keunggulan lokal/daerah

Oleh : Iskandar Z. Siregar

Penanganan bibit Shorea spp. (meranti) dengan perbanyakan generatif (biji)

Suatu unit dalam. embryo sac. (kantong embrio) yang berkembang setelah terjadi pembuahan. Terdiri dari : ~ Kulit biji ~ Cadangan makanan dan ~ Embrio

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry

Pembuatan Pembibitan Tanaman

Teknik Membangun Persemaian Pohon di Desa

Metode Penelitian. commit to user 100% 13,33% 50% 26,67% 30% 46,67% 25% 60,00% 15% 66,67% 10% 73,33% 4% 80,00% 2% 86,67%

TEKNIK PENGADAAN BIBIT ULIN DENGAN PEMOTONGAN BIJI BERULANG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN KEDIKLATAN

III. METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian

1 BAB I. PENDAHULUAN. tingginya tingkat deforestasi dan sistem pengelolan hutan masih perlu untuk

Bibit yang berkualitas merupakan salah satu faktor utama yang mampu menunjang keberhasilan

Menanam Sayuran Dengan Teknik Vertikultur

UNTUK MENDUKUNG PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN

Kata kunci : Umur pertumbuhan, Dipterocarpaceae, mersawa, Anisoptera costata Korth

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. terutama Hutan Tanaman Industri (HTI). jenis tanaman cepat tumbuh (fast growing) dari suku Dipterocarpaceae

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian bertempat di Laboratorium Fisiologi Hewan

Penanganan bibit Acacia mangium (mangium) dengan perbanyakan generatif (biji)

USAHA KEBUN KAYU DENGAN JENIS POHON CEPAT TUMBUH

EKSPLORASI PENGUMPULAN MATERI GENETIK Shorea leprosula Miq. UNTUK POPULASI DASAR DAN POPULASI PEMULIAAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pengelolaan hutan alam produksi, produktivitas hutan menjadi satu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan laboratoriun lapangan terpadu

TEKNIK BUDIDAYA ROTAN PENGHASIL JERNANG

PERBANYAKAN BIBIT POHON UNTUK REVEGETASI LAHAN PASCA TAMBANG

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

SERANGAN HAMA DAN PENYAKIT PADA BIBIT MERANTI (Shorea leprosula Miq.) DI PERSEMAIAN. NGATIMAN Balai Besar Penelitian Dipterokarpa

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas

TEKNIS PERBANYAKAN TANAMAN CEMARA LAUT (Casuarina equisetifolia) PADA MEDIA PASIR Reproduction technique of Casuarina equisetifolia in sandy media

Lokasi Kajian Metode Penelitian Lanjutan Metode Penelitian

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

PENGEMBANGAN PEPAYA SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN DAERAH INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BAHAN DAN METODA. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini hlaksanakan di Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian

TEKNIK PEMBUATAN BIBIT JABON PUTIH (Anthocepalus cadamba) SEBAGAI MATERI PEMBANGUNAN KEBUN BENIH SEMAI UJI KETURUNAN GENERASI PERTAMA (F-1)

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

APLIKASI KOFFCO UNTUK PRODUKSI STEK JENIS POHON INDIGENOUS

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2015 Juni 2015 di Laboratorium

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

KERAGAMAN PERTUMBUHAN TANAMAN MERANTI MERAH (Shorea leprosula Miq.) PADA BERBAGAI TAPAK

DEPARTEMEN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL JAKARTA

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Politeknik Negeri Lampung,

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman dan di Green

Teknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

TEKNIK SELEKSI BIJI PEPAYA

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat. Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan dengan memberi perlakuan (treatment) terhadap objek. penelitian serta adanya kontrol penelitian.

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. secara faktorial yang terdiri atas dua faktor dan tiga kali ulangan.

KEADAAN UMUM. Letak dan Luas. Topografi, Iklim dan Jenis Tanah. Aksebilitas. Sarana dan Prasarana

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

PENCAMPURAN MEDIA DENGAN INSEKTISIDA UNTUK PENCEGAHAN HAMA Xyleborus morstatii Hag. PADA BIBIT ULIN ( Eusideroxylon zwageri T et.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung

PROPAGASI BIBIT POHON

PENGARUH KADAR AIR AWAL, WADAH DAN PERIODE SIMPAN TERHADAP VIABILITAS BENIH SUREN (Toona sureni Merr) ANDY RISASMOKO

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi dan Pemuliaan

TEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan September 2015 di

Oleh/By : Deddy Dwi Nur Cahyono dan Rayan Balai Besar Penelitian Dipterokarpa ABSTRACT


TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas

STUDI AWAL PERBANYAKAN VEGETATIF NYAWAI (Ficus variegata) DENGAN METODE STEK

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

Kegiatan Pembelajaran 2. Penyiapan Tempat Pesemaian. A. Deskripsi

III. BAHAN DAN METODE. Percobaan ini dilaksanakan di desa Pajaresuk Kecamatan Pringsewu Kabupaten

III. MATERI DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai

KESESUAIAN MEDIA TUMBUH STEK AKAR SUKUN (Artocarpus communis) (Fitness of Grow Media on the Roots Cutting of Sukun (A. communis))

Pbaik agar menghasilkan benih bermutu.

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih

MATERI DAN METODE. = 0 minggu = 1 minggu = 2 minggu = 3 minggu = 4 minggu = 5 minggu = 6 minggu = 7 minggu = 8 minggu P 1 P 2 P 3 P 4 P 5 P 6 P 7 P 8

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada di lahan sawah milik warga di Desa Candimas

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

PERTUMBUHAN BIBIT TENGKAWANG (Shorea spp) ASAL BIJI DARI POPULASI HUTAN ALAM KALIMANTAN DI PERSEMAIAN B2PD SAMARINDA

PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM SILVIKULTUR TEBANG PILIH TANAM JALUR (TPTJ)

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN MATODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2013 sampai Agustus 2013 di

Kegiatan di Persemaian Secara Lengkap

Edi Kurniawan RINGKASAN

PERTUMBUHAN TINGGI AWAL TIGA JENIS POHON MERANTI MERAH DI AREAL PT SARPATIM KALIMANTAN TENGAH

PENYEMPURNAAN SISTEM SILVIKULTUR MENJADIKAN HUTAN LEBIH BAIK

PERTUMBUHAN ANAKAN ALAM EBONI (Diospyros celebica Bakh.) DARI TIGA POPULASI DI PERSEMAIAN. C. Andriyani Prasetyawati *

PEMBANGUNAN KEBUN BENIH SEMAI SENGON (Falcataria moluccana) Establihsment of Sengon (Falcataria moluccana) Seedling Seed Orchard

PERSEMAIAN CABAI. Disampaikan Pada Diklat Teknis Budidaya Tanaman Cabai. Djoko Sumianto, SP, M.Agr

BAB I PENDAHULUAN. dalam Suginingsih (2008), hutan adalah asosiasi tumbuhan dimana pohonpohon

TEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH

JUPE, Volume 1 ISSN Desember PENGARUH PARANET PADA SUHU DAN KELEMBABAN TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN SELEDRI (Apium graveolens L.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental menggunakan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Kel. Gunung sulah, Kec.Way Halim, Kota Bandar

Penelitian ini dilaksanakan di Lahan BPTP Unit Percobaan Natar, Desa Negara

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Kabupaten Bantul, Daerah istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai

Transkripsi:

PEDOMAN PENGUNDUHAN BENIH PADA PANEN RAYA DIPTEROKARPA 2010 PUSAT LITBANG HUTAN DAN KONSERVASI ALAM DEPARTEMEN KEHUTANAN Desember 2009

PENDAHULUAN Pembungaan dan pembuahan jenis-jenis dipterokarpa tidak berlangsung setiap tahun. Periode pembungaan umumnya antara dua sampai empat tahun sekali. Panen raya jenis-jenis dipterokarpa terakhir terjadi pada bulan Januari Febuari 2005, jadi selama empat tahun tidak ada bunga dan buah. Panen raya dipterokarpa biasanya diawali dengan adanya musim kering yang panjang. Musim kering di Asia Tenggara dikaitkan dengan kejadian el-nino di samudra pasifik. Pada tahun 2009 ini dilaporkan kemunculan fenomena el-nino. Oleh sebab itu setelah lima tahun tidak ada bunga dan buah, pada awal tahun 2010 diramalkan akan terjadi panen raya dipterokarpa. Panen raya buah jenis-jenis dipterokarpa merupakan fenomena penting bagi kelangsungan hidup jenis-jenis dipterokarpa yang populasinya semakin sempit. Oleh sebab itu panen raya buah harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk berbagai program penanaman dipterokarpa seperti program SILIN dan program konservasi. Pusat Litbang Hutan dan Konservasi Alam bekerjasama dengan berbagai institusi merencanakan untuk melaksanakan eksplorasi buah dipterokarpa saat panen raya yang diprediksi akan terjadi pada awal tahun 2010. Tujuan dari eksplorasi buah dipterokarpa adalah : 1. Konservasi jenis-jenis dipterokarpa. Dewasa ini baru sekitar 60 jenis dipterokarpa yang telah dibudidayakan, masih ada sekitar 300 jenis yang belum diketahui keberadaannya. Oleh sebab itu dalam eksplorasi buah dipterokarpa diharapkan dapat dikoleksi sebanyak-banyaknya jenis (species) dari keluarga dipterokarpa. 2. Membangun sumber benih dipterokarpa. Sumber benih yang dibangun lebh diarahkan sebagai populasi dasar (base population) untuk program pemuliaan lebih lanjut. Oleh sebab itu untuk setiap jenisnya diharapkan benih dapat dikumpulkan dari minimal 30 pohon induk yang tidak berkerabat. 3. Studi kekerabatan dan keragaman genetik jenis target dari tiga populasi. Eksplorasi buah dipterokarpa akan dilakkan secara serentak di tiga populasi alam. Studi keragaman genetik akan dilakukan pada aspek fenotipik serta aspek biologi molekulernya. 4. Pengadaan bibit jenis-jenis target. Program SILIN telah dilaksanakan disekitar 25 IUPHHK. Setiap tahunnya diperlukan kurang lebih 5 juta bibit dari jenis target dipterokarpa oleh 6 IUPHHK yang menerapkan sistim silvikultur TPTJ dengan SILIN. Kegiatan eksplorasi benih ini direncanakan dilakukan di tiga populasi yaitu Kalteng, Kalbar dan Kaltim. Pedoman ini disusun sebagai petunjuk bagi personel pelaksana eksplorasi dalam pengumpulan benih. Pengunduhan akan dilaksanakan pada saat buah masak yang diperkirakan berlangsung pada bulan Januari Maret 2010. TATA CARA PENGUNDUHAN Agar benih yang dikumpulkan dapat digunakan sesuai dengan tujuan, maka personel pelaksana pengunduhan harus memahami tata cara pengunduhan yang dijelaskan berikut ini : 1. Menyeleksi dan menentukan jalan pengunduhan (bisa jalan logging) pada peta sepanjang kurang lebih 25 km (Gambar 1). Penentuan jalan terpilih didasarkan

atas kondisi hutan di kiri/kaan jalan yang relatif baik, informasi kelimpahan buah di hutan yang dilintasi dan jalan yang tidak terlalu berkelok-kelok. 2. Memplotkan titik stop pada setiap 500 meter jalan di peta (Gambar 1). Bila jalan berkelok, pastikan jalur pengunduhan tidak saling mendekat antar titik stop. 3. Plotkan jalur pengunduhan sepanjang 200 meter titik stop. Titik awal jalur pengunduhan bisa dimulai dari tepi jalan, namun bisa juga melintasi jalan dengan catatan panjang jalur tidak dikurangi dengan lebar jalan. 4. Lakukan pengunduhan pada jalur yang telah ditetapkan. Untuk setiap jenis pohon cukup diambil satu pohon per-jalur. Penetapan pohon terpilih adalah pohon berbuah pertama yang dijumpai dalam jalu (tidak dilakukan seleksi fenotipik). 5. Pohon terpilih selanjutnya pencatatan diameter dan tingginya. Pencatatan dilakukan pada blanko pengunduhan seperti pada contoh Tabel 1. Mengambil herbarium dan buahnya. Usahakan mengambil sedikitnya seratus buah untuk setiap pohonnya. Buah untuk masing-masing pohon disimpan dalam wadah kertas atau plastik dan diberi label : jenis, nomor pohon dan nomor titik stop. Bila jenis tidak diketahui tuliskan Shorea sp 1, 2 dst atau meranti 1, 2 dst. Gunakan herbarium untuk menentukan nama pada jalur berikut bila ada keraguan. Bila sampel herbarium identik, gunakan yang sama untuk setiap jenisnya dari masingmasing titik stop misalnya Shorea sp 1, 2 dst. 6. Pada setiap kantong buah beri label seperti pada contoh Tabel 2, dan beri cocopeat untuk menjaga kelembabannya. Masukkan kantong buah ke dus untuk pengiriman. 7. Usahakan buah dikirim ke lokasi penyemaian tiga hari setelah pengunduhan, dan pengunduhan dapat terus dilanjutkan.

Keterangan : Minimum jarak antar jalur pengunduhan 200 m, idealnya 500 m Dst. Jalur 5 (200 m) KM 27 Jalur 4 (200 m) KM 26,5 KM 26 Jalur 3 (200 m) Jalur 2 (200 m) KM 25,5 Jalan logging Jalur 1 (200 m) KM 25 Gambar 1. Contoh penetapan jalan dan jalur pengunduhan pada peta hutan

Tabel 1. Contoh blanko isian pengunduhan buah dipterokarpa BLANKO PENGUNDUHAN BUAH DIPTEROKARPA PADA PANEN RAYA 2010 LOKASI : PT. Erna Djuliawati, Kalteng WAKTU PENGUNDUHAN : 18 28 Januari 2010 PETUGAS : Asep, Wahyu dan Suhendar No. titik No. Diameter Tinggi Sampel Jenis stop/jalur pohon (cm) (m) Herbarium Jml buah Keterangan 1 S. leprosula 1 50 30 125 Dari phn induk S. selanica 2 54 32 - - Buah jatuhan Shorea sp 1 3 45 29 102 Dari phn induk 2 S. platycados 4 60 41 133 Dari phn induk S. leprosula 5 55 35 - - Buah jatuhan.dst 10 Hopea sp.1 45 60 37 122 Dari phn induk Vatica sp. 1 46 57 37 - - Buah jatuhan dst Tabel 2. Contoh label buah pada setiap kantung pengunduhan Jalur/titik stop : 1 Jenis : Shorea leprosula No pohon : 1 Jumlah buah : 125

PENANGANAN BENIH Perogram pengunduhan benih dipterokarpa pada panen raya 2010 merupakan program P3HKA dalam upaya penyelamatan jenis-jenis dipterokarpa khususnya jenis pohon yang belum ada koleksi secara ex-situ nya. Dewasa ini baru sekitar 60 jenis yang telah ditanam secara ex-situ, masih ada lebih dari 300 jenis yang belum dikoleksi secara ex-situ. Oleh sebab itu buah hasil pengunduhan dapat dikirimkan ke : PUSAT LITBANG HUTAN DAN KONSERVASI ALAM JL. GUNUNG BATU NO 5 BOGOR, JABAR U.p. Ir. Atok Subiakto, MAppSc Disamping itu kami juga merekomendasikan agar buah hasil pengunduhan juga dibibitkan di setiap isntitusi pengumpulan (HPH, Taman Nasional, UPT Badan Litbang di daerah). Pengiriman buah sedapat mungkin terlaksana maksimum seminggu setelah pengunduhan agar daya kecambah buah masih tetap tinggi. Sertakan copy blanko pengunduhan, dan label buah pada setiap kantong buah. Hal utama yang perlu diperhatikan dalam penanganan benih adalah menjaga keutuhan label. Pada saat membuka wadah kiriman, amankan terlebih dahulu label benih. Jangan mencampur benih-benih dari label yang yang berbeda. Penanganan benih jenis-jenis dipterokarpa harus dilakukan sesegera mungkin setelah benih diterima dari lapangan. Awal dari penanganan benih adalah memotong sayap pada pangkalnya, dengan tidak merusak bagian buah. Kumpulkan benih yang telah dipotong sayapnya pada wadah yang telah diberi label sesuai dengan label pengirimannya. Selanjutnya benih tersebut segera kirimkan ke persemaian untuk dikecambahkan dan disemaikan. Pengecambahan benih Sebelum benih dikecambahkan, sayap buah harus dipotong terlebih dahulu untuk memudahkan penaburan. Benih yang telah dipotong sayapnya dari jenis dipterokarpa yang berukuran kecil (diameter sekitar 1 cm) seperti benih S. leprosula dan S. parvifolia dikecambahkan terlebih dahulu pada wadah/bak kecambah (Gambar 2). Biji meranti berukuran besar (diameter sekitar 2 cm) seperti biji S. macrophylla dapat langsung ditanam pada wadah penyemaian (polybag atau polytube). Media yang digunakan pada media pengecambagan berupa campuran antara top soil dan sekam padi dengan perbandingan 1 : 1.

Gambar 2. Penaburan biji meranti pada bak tabur plastik Penyapihan dan penyemaian benih Biji yang telah berkecambah dan memiliki sepasang daun atau berumur sekitar 7 14 hari dapat disapih pada wadah penyemaian. Penyapihan sebaiknya dilakukan pada saat kotiledon belum terlepas dari semai. Bibit yang telah disapih selanjutnya diatur pada bedeng persemaian. Pengaturan bibit di persemaian harus didasarkan label pengirimannya. Bila dalam 1 bedeng persemaian ditempatkan bibit dari beberapa nomor pengunduhan, maka harus ada sekat pemisah yang jelas antara barisan bibit dari nomor pengunduhan yang berbeda. Pada sekat pemisah harus diberi label informasi pada label bibit dipersemaian meliputi jenis pohon, nomor pengunduhan, dan tanggal penyemaian. Wadah bibit di persemaian dapat menggunakan kantong plastik (polybag) berukuran 15 x 20 cm (Gambar 3), atau dengan polytube dengan ukuran yang setara (Gambar 4). Media penyemaian berupa campuran antara top soil dan sekam padi dengan perbandingan 2 : 1. Persemaian hendaknya diberi naungan paranet dengan intensitas cahaya 75%. Penyiraman harus dilakukan secara teratur pada pagi atau sore hari.

Gambar 3. Bibit meranti yang ditanam dengan wadah polybag Gambar 4. Bibit yang ditanam dengan wadah polytube