D3 Rekam Medis Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada

dokumen-dokumen yang mirip
TEKNOLOGI KESEHATAN DAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN DAN KEPERAWATAN EVALUASI SISTEM IMPLEMENTASI SISTEM ELECTRONIC HEALTH RECORD (EHR) oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Nuryati 1 ; Nurzara Anggar Widayanti 2 Rekam Medis Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN PONTIANAK UTARA SESUAI DENGAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS CLIENT-SERVER

BAB I PENDAHULUAN. sakit yaitu dengan menggunakan komputer di manajemen rumah sakit

Buku 3: Bahan Ajar Pertemuan Ke - 13

Analisis dan Pengembangan Sistem Self Services Terminal (SST) dengan Pendekatan PIECES pada STMIK Pradnya Paramita Malang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan derajat kesehatan (Hatta, 2011). Berdasarkan Undang- Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, yang dimaksud

BAB II. Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. Darurat, Unit Rawat Jalan, Unit Rawat Inap, Unit Transfusi Darah, unit

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pelayanan publik dewasa ini semakin mendapat tekanan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Pengembangan sistem..., Fatimah Haniyah, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dikelola dengan manajemen sederhana, tetapi harus. berbagai perubahan. Setiap rumah sakit harus memiliki organisasi

DAFTAR PUSTAKA. Abdelhak, M., Grostik, S., Hanken, M. A. (2001). Health Information Management of a Strategic Resource. Sydney: W B Saunders Company.

ANALISIS KUANTITATIF DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DENGAN KASUS PERSALINAN DI RUMAH SAKIT SLAMET RIYADI SURAKARTA TRIWULAN II TAHUN 2011

DAFTAR PUSTAKA. Arifin, M. (2012). 5M Dalam Manajemen [internet]. [diakses tanggal 12 April 2014]

dapat berakibat pada keterlambatan penanganan medis terhadap pasien yang sedang membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat. Rekam medis kertas yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas, Puskesmas adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Di indonesia saat ini masih belum seperti di negara-negara maju yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan serta pelayanan sosial lainnya yang dilakukan (Putri, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan tempat tidur pasien, pelayanan medis dan perawatan. lanjutan untuk diagnosis dan perawatan oleh tenaga medis yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI. perancangan sistem, dan bagan alir dokumen. Data Flow Diagram, sistem basis

BAB I PENDAHULUAN. Sistem kesehatan (health system) adalah tatanan yang bertujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan institusi yang memiliki fungsi utama memberikan

BAB I PENDAHULUAN. adalah profesi kesehatan yang berfokus pada individu,

BAB I PENDAHULUAN. bersifat strategis. Aplikasi basis data merupakan bagian dari teknologi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGEMBANGAN REKAM MEDIS ELEKTRONIS di RSCM

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Salah satu tujuan primer rekam kesehatan/rekam medis. berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.

Buku 3: Bahan Ajar Pertemuan Ke - 14

BAB 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

ABSTRACT. Keywords: hospital's internal report. xvi

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan yang akan meningkatkan daya saing badan usaha tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berkembangnya teknologi sistem informasi, maka penyajian informasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan. Pada dasarnya kesehatan merupakan suatu hal yang sangat

Rekam medis bukan lagi sekedar membuat ringkasan pasien keluar, laporan perkembangan, lembar perintah dokter, atau resume. Laporan langsung dari

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi

A. Legality of Records Issues/ Legalitas pengeluaran Rekaman

BAB I PENDAHULUAN. Jaminan mutu layanan kesehatan atau Quality Assurance in Healthcare

PERANGKAT LUNAK REKAM MEDIS BAGI PEGAWAI DI RUMAH SAKIT UMUM BINA SEHAT BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III ANALISIS SISTEM

BAB I PENDAHULUAN. Informasi administrasi dan keuangan sangat penting untuk dukungan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah risiko terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban untuk melayani pasien dengan fasilitas yang lengkap serta. pelayanan yang cepat dan tepat. Untuk mencapai hal tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sehingga di rumah sakit diharapkan mampu untuk. puas dan nyaman, sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada seperti

EVALUASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang

BAB I PENDAHULUAN. (IPTEK) yang ditemukan seperti berbagai peralatan canggih dibidang

BAB I PENDAHULUAN. 269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya. pelayanan kesehatan yang dapat digunakan untuk praktek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SISTIM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT

REKAM MEDIS ELEKTRONIK TERINTEGRASI PADA PUSKESMAS DI KARANGANYAR BERBASIS PEMROGAMAN JAVA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI SISTEM INFORMASI PENDAFTARAN DENGAN METODE PIECES DI RUMAH SAKIT TNIAD DR. SOEDJONO MAGELANG

Sistem Informasi Rekam Medis Rawat Jalan pada Rumah Sakit Umum Daerah Sekayu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

EVALUASI KINERJA DAN KEPUASAN PENGGUNA SISTEM INFORMASI AKADEMIK (SIAK) DENGAN METODE PIECES DAN EUCS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang semakin pesat telah membawa dampak terhadap kemajuan suatu

REVIEW REKAM MEDIS UNTUK PENINGKATAN MUTU INFORMASI KESEHATAN. Sugiharto

BAB VI PENUTUP. 2. Permasalahan yang dihadapi pada sistem peminjaman dan pengembalian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI. berkaitan secara terpadu, terintegrasi dalam suatu hubungan hirarki.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

KARAKTERISTIK PASIEN PULANG ATAS PERMINTAAN SENDIRI DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR PERIODE TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. penting yang tidak dapat dipisahkan dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Djojosoegito dalam Hatta (2008) rumah sakit merupakan

EVALUASI PELAKSANAAN SISTEM PELAPORAN REKAM MEDIS DI KLINIK ASRI MEDICAL CENTER

BAB I PENDAHULUAN. rawat jalan, dan gawat darurat. Setiap rumah sakit dalam memberikan. KARS Oleh karena itu, untuk menunjang tercapainya tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI. No.269/Menkes/Per/III/2008 adalah tempat penyelenggaraan upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. dan lain-lain. Pemanfaatan teknologi informasi dapat meningkatkan

SISTEM INFORMASI REKAM MEDIK DI POLIKLINIK PT. AIR MANCUR. Oleh: Dahlan Susilo Teknik Informatika, Universitas Sahid Surakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Salah satu fungsi dari Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah organisasi pelayanan kesehatan yang. bertujuan memberikan pelayana kesehatan yang bermutu dan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No.269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis bab III pasal 5 yang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Beberapa unit

PENGARUH APLIKASI ELECTRONIC MEDICAL RECORD (EMR) TERHADAP KEPUASAN PENGGUNA DI UNIT REKAM MEDIS RUMAH SAKIT PERTAMINA CILACAP TAHUN 2010

FAKTOR PENYEBAB KETIDAKLENGKAPAN DOKUMEN REKAM MEDIS PASIEN RAWAT INAP DALAM BATAS WAKTU PELENGKAPAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI SURAKARTA

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA SIRKULASI PADA PERPUSTAKAAN

BAB 1 PENDAHULUAN. mengubah pola hidup dan perilaku masyarakat dalam melaksanakan kegiatannya seharihari,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS KELENGKAPAN PENGISIAN DAN PENGEMBALIAN REKAM MEDIS RAWAT INAP RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sistem Informasi Rekam Medis pada Puskesmas Sematang Borang

BAB I PENDAHULUAN. bersifat mutlak. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,

BAB I PENDAHULUAN. sangat berkaitan erat dengan pelayanan kesehatan. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

Transkripsi:

TANTANGAN PEREKAM MEDIS DALAM IMPLEMENTASI REKAM MEDIS ELEKTRONIK Widiya Oktamiyani D3 Rekam Medis Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada widiya.oktamiyani@mail.ugm.ac.id I. LATAR BELAKANG Rumah sakit adalah institusi yang menyediakan tempat tidur rawat inap, pelayanan medis, dan pelayanan keperawatan terus-menerus untuk diagnosis dan pengobatan oleh staf med 1 is yang terorganisir [1]. Setiap rumah sakit diwajibkan menyelenggarakan rekaman atau catatan dari segala pelayanan yang diberikan kepada pasien yang disebut rekam medis. Menurut [1], rekam medis adalah rekaman atau catatan mengenai siapa, apa, mengapa, bilamana, dan bagaimana pelayanan yang diberikan kepada pasien selama masa perawatan, yang memuat pengetahuan mengenai pasien dan pelayanan yang diperoleh serta memuat informasi yang cukup untuk mengidentifikasi pasien, membenarkan diagnosis dan pengobatan serta merekam hasilnya. Berkas rekam medis sangat menentukan terciptanya laporan kesehatan yang valid, untuk itu proses penulisan, pengolahan, dan pelaporan rekam medis harus terjaga kualitasnya. Dengan demikian perekam medis memegang peranan penting sebagai pengumpul, pengolah, dan penyaji informasi kesehatan. Baik dilakukan secara manual maupun elektronik. Menurut [2], RKE juga berarti sebagai rekaman atau informasi catatan elektronik terkait kesehatan (health-related-information) yang mengikuti standar interoperabilitas nasional dan dapat ditarik dari berbagai sumber, namun dikelola, dibagi, serta dikendalikan oleh individu. Keuntungan yang dapat diperoleh dengan sistem RKE yaitu mencegah kejadian medical error melalui tiga mekanisme yaitu (1) pencegahan adverse event, (2) memberikan respon cepat segera setelah [1] Huffman, E.K., Health Information Management,. Illionis: Phsycian Record Company Berwin, 1994. [2] Fuad, A., Persiapan Tenaga Medis dalam Persiapan RKE di Indonesia dalam Makalah dalam Seminar Sehari Rekam Kesehatan Elektronik, 2008..

terjadinya adverse event, dan (3) melacak serta menyediakan umpan balik mengenai adverse event [2]. Menurut [3], semakin lama sistem RKE menjadi lebih banyak diterapkan di semua pengaturan kesehatan, sistem ini telah dikembangkan dan digunakan dengan berbagai metode dokumentasi sebagai salah satu catatan elektronik, oleh karena itu, dibutuhan pengelolaan kualitas data, pelayanan, manajemen, dan pengukuran yang lebih ketat/besar dari sebelumnya. Evaluasi pelayanan rumah sakit digunakan untuk meghadapi ancaman dan tantangan globalisasi seperti kemajuan IPTEK, adanya perubahan sosial-ekonomi-politik, semakin kritisnya masyarakat terhadap mutu pelayanan rumah sakit [4]. 2 Adapun kualitas informasi tergantung dari tiga hal yaitu: 1. Akurat, berarti informasi bebas dari kesalahan dan tidak bias. 2. Tepat waktu, berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. 3. Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya [5]. Ada 4 hal yang menjadi keuntungan dari rekam medis terkomputerisasi yaitu [6] : 1. Fasilitas yang lebih lengkap, 2. Dapat bergerak pada sistem inforamsi lain, 3. Sebagai alat bantu yang lengkap, 4. Sebagai bagian dari pekerjaan yang berlanjut secara otomatis. Menurut [7], RKE harus memenuhi kriteria sebagai berikut: 1. Mengintegrasikan data dari berbagai sumber (Integrated data from multiple source); [3] AHIMA, "Data Quality Management Model (Updated)." Journal of AHIMA 83 (7) p. 62-67, 2012 [online]. Available: http://library.ahima.org. [4] Wiyono, D., Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Teori Strategi dan Aplikasi Vol 1. Surabaya: Airlangga University Press, 1999. [5] Licia, Rizka., Evaluasi Implementasi Sistem Informasi Imunisasi Puskesmas Kota dalam di Kabupaten Pesawaran Propinsi Lampung, M.Si., thesis, Universitas Gadjah Mada, Indonesia, 2010. [6] Sabarguna, B. S., Rekam Medis Terkomputerisasi, Jakarta: UI Press, 2009. [7] Amatayakul, M. K., Electronic Health Record: A Practical, Guide for Professionals and Organizations, Chicago: AHIMA, 2004.

2. Mengumpulkan data pada titik pelayanan (Capture data at the point of care); 3. Mendukung pemberi pelayanan dalam pengambilan keputusan (Support care giver decision making). Dalam [8] menjelaskan bahwa RKE terdapat dalam sistem yang secara khusus dirancang untuk mendukung pegguna dengan berbagai kemudahan fasilitas untuk kelengkapan dan keakuratan data, memberi tanda waspada, peringa 3 tan, memiliki sistem untuk mendukung keputusan klinik dan menghubungkan data dengan pengetahuan medis serta alat bantu lainnya. Berdasarkan definisi International Organization for Standarisasi (ISO) dalam [9], sistem RKE berarti repositori data pasien dalam bentuk digital, disimpan dan dipertukarkan dengan aman, dan dapat diakses oleh beberapa pengguna yang berwenang. RKE berisi informasi retrospektif (masa lalu), konkuren (saat ini), dan informasi prospektif (kemungkinan dimasa depan), serta tujuan utamanya adalah untuk selalu mendukung keberlanjutan, efisiensi dan kualitas pelayanan kesehatan yang terintegrasi. Dalam hal ini peran perekam medis sangat menentukan. Perekam medis harus mampu mengidentifikasi data pasien dan kelengkapan isian data pada rekam medis elektronik secara cepat, tepat, dan akurat. Permasalahan yang sering dihadapi oleh perkam medis antara lain: a. Cara pengambilan data (data capture) b. Input data c. SIM RS error d. Kelengkapan data yang dimasukkan oleh dokter e. Rumitnya menggunakan SIM RS pada fasilitas pelayanan kesehatan 4 Tantangan tersebut harus dapat dilalui demi terciptanya suatu rekam medis elektronik yang terintegrasi. [8] Hatta, G, Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan, Jakarta: UI-Press, 2011 [9] Hayrinen, K., Saranto, K., Nykanen, P., Definition, Structure, Content, Use and Impacts of Electronic Health Records: A Review of The Research Literature. International Journal of Medical Informatics Vol. 77, p. 291 304, 2008.

II. RUMUSAN MASALAH Bagaimana tantangan perekam medis dalam implementasi rekam medis elektronik? III. BATASAN MASALAH Masalah ini mencakup perekam medis dan unit yang terlibat dalam implementasi rekam medis elektronik. IV. SOLUSI Solusi untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut adalah dengan melakukan evaluasi terhadap implementasi rekam medis elektronik. Evaluasi digunakan untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang ada dan digunakan sebagai bahan referensi serta kontrol untuk perubahan sistem itu sendiri. Adapun beberapa aspek yang dapat dilihat untuk dilakukan evaluasi adalah sebagai berikut: a. Performance (kinerja) diperlukan untuk menilai kinerja dari sistem informasi yang telah dirancang, terdiri dari: 1. Throughput, dimana sistem dinilai dari banyaknya kerja (output) yang dilakukan pada beberapa periode waktu dalam memenuhi kebutuhan. 2. Respon time, yaitu waktu yang diperlukan oleh sistem informasi untuk melakukan proses kerja. 3. Audibilitas, yaitu kecocokan dimana keselarasan terhadap standar dapat diperiksa. 4. Kelaziman komunikasi, yaitu terkait user interface yang digunakan dalam sistem informasi dinilai dalam kemudahan untuk dipahami. 5. Kelengkapan, yaitu derajat di mana sistem informasi mempunyai fungsi yang penuh dalam mendukung pekerjaan. 6. Toleransi kesalahan, yaitu kerusakan yang terjadi pada saat program mengalami kesalahan. b. Information and data (informasi dan data) yaitu untuk menilai informasi yang dihasilkan dan data yang digunakan, terdiri dari: 1. Accuracy (akurat), dimana informasi atas hasil evaluasi hendaklah memiliki tingkat ketepatan/ketelitian yang tinggi.

2. Relevansi informasi, dimana informasi yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan. 3. Penyajian informasi, dimana informasi disajikan dalam bentuk yang sesuai. 4. Aksesibilitas informasi, dimana informasi dapat tersedia sewaktuwaktu ketika dibutuhkan. c. Economic (ekonomi) yaitu untuk menilai sistem informasi dari aspek ekonomi yang terdiri dari: 1. Reusabilitas, yaitu tingkat dimana sebuah program atau bagian dari program tersebut dapat digunakan kembali di dalam aplikasi yang lain. 2. Sumber daya, yaitu jumlah sumber daya yang digunakan dalam pengembangan sistem, meliputi sumber daya manusia serta sumber daya ekonomi. d. Control and security (kontrol dan keamanan) yaitu untuk menilai sistem informasi dari aspek keamanan dan kontrol data yang terdiri dari: 1. Integritas, yaitu tingkat dimana akses ke perangkat lunak atau data oleh orang yang tidak berhak dapat dikontrol. 2. Keamanan, yaitu mekanisme yang mengontrol atau melindungi program dan data dalam sistem informasi. e. Efficiency (efisiensi) yaitu untuk menilai sistem informasi dari aspek efisiensi yang terdiri dari: 1. Usabilitas, yaitu usaha yang dibutuhkan untuk mempelajari, mengoperasikan, menyiapkan input, dan menginterpretasikan output suatu program. 2. Maintanabilitas, yaitu usaha yang diperlukan untuk mencari dan membetulkan kesalahan pada sebuah program. f. Service (pelayanan), yaitu untuk mengetahui bagaimana meningkatkan kepuasan pelanggan, pegawai dan manajemen. Aspek service (pelayanan) terdiri dari: 1. Akurasi, yaitu ketelitian komputasi dan kontrol. 2. Reliabilitas, tingkat dimana sebuah program dapat dipercaya dan diandakalkan untuk melakukan fungsi yang diminta.

3. Kesederhanaan, yaitu tingkat dimana sebuah program dapat dipahami tanpa kesukaran. V. LANGKAH- LANGKAH PELAKSANAAN SOLUSI 1. Perekam medis harus memenuhi kompetensi sebagai seorang perekam medis sebelum masuk ke dunia kerja. 2. Perlu dilibatkannya pengguna dalam pengembangan sistem RKE, baik dalam perencanaan dan implementasi, sehingga kebutuhan dan keinginan pengguna dapat terpenuhi. 3. Sebaiknya dilakukan pembenahan kembali format input data dengan mempertimbangkan kebutuhan pengguna apakah masih terdapat item yang tidak disediakan dalam sistem RKE.