BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK),

ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN. : Silvina Ramadani NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Prihantoro, SE., MM..

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL UJI REGRESI PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY. Descriptive Statistics

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. tertinggi, standar deviasi, varian, modus, dan sebagainya.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

DAFTAR LAMPIRAN. Data Variabel Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku. Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat Tahun

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun Pengambilan sampel

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. deskriptif yaitu : N merupakan jumlah data yang akan diolah dalam penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode yang sudah

BAB 1V HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel dalam penelitian ini adalah 35 kabupaten/kota dijawa tengah tahun 2011-

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Statistik Deskriptif menjelaskan karakteristik dari masing-masing

BAB IV ANALISA DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dengan rasio aktivitas, kita dapat mengetahui tingkat persediaan,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Hasil Statistik Deskriptif. Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dengan jumlah

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Utara yang merupakan pemekaran dari Provinsi Maluku.

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

Nama : Nurlita NPM : Pembimbing : Rini Tesniwati,SE.,MM

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. saham pada perusahaan food and beverages di BEI periode Pengambilan. Tabel 4.1. Kriteria Sampel Penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), nilai minimum, nilai maksimum,

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1. Analisis Descriptive Statistics. N Minimum Maximum Mean LDR 45 40,22 108,42 75, ,76969

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

: Niken Kurniawati NPM :

BAB IV. Tabel 4.1. dan Pendapatan Bagi Hasil. Descriptive Statistics. Pembiayaan_Mudharabah E6 4.59E E E9

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Perusahaan emiten manufaktur sektor (Consumer Goods Industry) yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menjelaskan karakteristik sampel terutama yang mencakup nilai rata-rata (mean),

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan data-data

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dimana metode yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu suatu metode

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembahasan pada bagian akhir. Hasil penelitian dan pembahasan ditampilkan secara

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) DAN TINGKAT PARTISIPASI ANGKATAN KERJA (TPAK) TERHADAP PDRB PADA PROVINSI DKI JAKARTA

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Berdasarkan data olahan SPSS yang meliputi audit delay, ukuran

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA, BI RATE DAN RETURN ON ASSETS (ROA) TERHADAP PEMBERIAN KREDIT PADA BANK BUMN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data dari perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (penawaran saham

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) periode Jumlah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI DATA. Tabel 4.1. Hasil Perhitungan Rasio-Rasio Keuangan. PT. Indofood Tbk. Periode

DAFTAR LAMPIRAN. Kriteria Sampel Nama Provinsi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Objek penelitian ini adalah perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DATA. Statistika Deskriptif merupakan hal serangkaian teknik statistika yang

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Statistik deskriptif menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENGUJIAN. dikumpulkan, dan pembahasan dari hasil penelitian data tersebut. Bagian yang akan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. atau populasi dan untuk mengetahui nilai rata-rata (mean), minimum, Tabel 4.1. Hasil Uji Statistik Deskriptif

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS FAKTOR YANG MEMENGARUHI PEMILIHAN KARIR MAHASISWA AKUNTANSI UNTUK MENJADI AKUNTAN PUBLIK (STUDI EMPIRIS PADA MAHASISWA UNIVERSITAS GUNADARMA

Daftar Kabupaten/Kota Sampel. Nama Kabupaten/Kota

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

mempunyai nilai ekstrim telah dikeluarkan sehingga data diharapkan

DAFTAR LAMPIRAN. Data Variabel Pertumbuhan Ekonomi Atas Dasar Harga Berlaku. Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Tengah Tahun

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun Berdasarkan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEMBAHASAN

Pengaruh Profitabilitas Dan Leverage Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Jasa Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Sektor Keuangan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya yang lebih sedikit. Hal ini

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/ Subyek Penelitian Penelitian ini mengenai Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi alokasi belanja modal dalam menunjang APBD Kabupaten/Kota Provinsi Riau Pada Tahun 2012-2014 melalui studi dokumentasi pada publikasi data-data variabel penelitian yang bersumber dari Badan Pusat Statistik pada tahun 2012-2014 yaitu Statistik Keuangan Pemerintah Kabupaten/Kota Provinsi Riau. B. Uji Kualitas Instrumen dan Data 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif pada penelitian ini menyajikan jumlah data, nilai maksimum, nilai minimum, nilai rata-rata (mean) dan simpangan baku (standar deviation) dari variabel independen dan variabel dependen. Hasil analisis statistik deskriptif disajikan dalam tabel berikut ini:

47 Tabel 4.1 Hasil Analisis Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation BM 26 158,991,814 2,154,123,709 572,424,501.92 414,066,944.528 DAU 26 60,777,928 847,860,750 485,479,551.65 200,801,661.942 DAK 26 0 73,370,340 20,134,781.92 18,127,828.276 DBH 26 333,218,282 2,959,384,034 807,052,206.50 587,221,818.135 PAD 26 23,679,000 560,074,583 134,883,210.42 131,384,136.214 Valid N (listwise) 26 Sumber: Hasil olah data penulis, 2016. Tabel 4.1 diatas dapat dilihat bahwa jumlah N sampel sebanyak 26, dimana rata-rata jumlah BM Kabupaten/Kota di Provinsi Riau sebesar 572,424,501.92 dengan jumlah BM terendah 158,991,814 dan tertinggi sebesar 2,154,123,709 dengan standar deviasi 414,066,944.528 dari ratarata. DAU Kabupaten/Kota di Provinsi Riau sebesar 485,479,551.65 dengan jumlah DAU terendah 60,777,928 dan tertinggi sebesar 847,860,750 dengan standar deviasi 200,801,661.942 dari rata-rata. Ratarata DAK Kabupaten/Kota Provinsi Riau sebesar 20,134,781.92 dengan jumlah DAK terendah sebesar 0 dan tertinggi sebesar 73,370,340 dengan standar deviasi 18,127,828.276 dari rata-rata. DBH Kabupaten/Kota di Provinsi Riau memiliki rata-rata sebesar 807,052,206.50 dengan jumlah DBH terendah sebesar 333,218,282 dan tertinggi sebesar 2,959,384,034 dengan standar deviasi 587,221,818.135 dari rata-rata. PAD Kabupaten/Kota di Provinsi Riau memiliki rata-rata sebesar

48 134,883,210.42 dengan jumlah PAD terendah sebesar 23,679,000 dan tertinggi sebesar 560,074,583 dengan standar deviasi 131,384,136.214 dari rata-rata. 2. Hasil Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas yang terdapat dalam penelitian ini adalah One- Sample Kolmogrov-Smirnov. Cara untuk mengetahui normal atau tidaknya suatu data dengan melihat nilai signifikansi, yaitu: Jika sig > 0,05 berarti data berdistribusi normal. Jika sig < 0,05 berarti data berdistribusi tidak normal.

49 Hasil uji normalitas dalam penelitian ini ditunjukan pada tabel berikut: Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Sumber: Hasil olah data penulis, 2016. Dari hasil pengujian terlihat tabel 4.2 tersebut terlihat besarnya nilai Kolmogrov-Smirnov adalah 0,625 dan signifikansinya pada 0,830 nilainya lebih besar dari 0,05. Dalam hal ini berarti Ho diterima yang berarti data residual berdistribusi normal. b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai tolerance atau variance Inflation Factor (VIF), yaitu:

50 Jika nilai VIF > 10 berarti terjadi multikolinearitas. Jika nilai VIF < 10 berarti tidak terjadi multikolinearitas. Hasil uji multikolinearitas dalam penelitian ini ditunjukan pada tabel berikut: Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Model Collinearity Statistics Tolerance VIF DAU,521 1,921 1 DAK,693 1,442 DBH,498 2,008 PAD,799 1,252 a. Dependent Variable: BM Sumber: Hasil olah data penulis, 2016. Berdasarkan tabel 4.3 terlihat bahwa seluruh variabel independen yaitu DAU, DAK, DBH, dan PAD memiliki angka Variance Inflation Factor (VIF) dibawah 10 dengan angka tolerance yang menunjukkan nilai lebih dari 0,10. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa model yang berbentuk tidak terdapat adanya gejala multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi.

51 c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Glejser, yaitu: Jika nilai sig < α 0,05 berarti terjadi heteroskedastisitas. Jika nilai sig > α 0,05 berarti tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas dalam penelitian ini ditunjukan pada tabel berikut ini: Tabel 4.4 Uji Heteroskedastisitas Coefficients a Model T Sig. (Constant) -,296,770 DAU,950,353 1 DAK -,134,895 DBH 1,374,184 PAD,719,480 a. Dependent Variable: ABS_RES Sumber: Hasil olah data penulis, 2016. Berdasarkan tabel 4.4 diatas dapat dilihat bahwa nilai sig dari keempat variabel bebas yaitu Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, Dana Bagi Hasil, dan Pendapatan Asli Daerah lebih besar dari α 0,05 dengan masing-masing nilai signifikansinya 0,353 (DAU) 0,85 (DAK) 0,184 (DBH) dan 0,480 (PAD). Dengan demikian dapat

52 disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala heterokedastisitas pada model regresi. d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan dengan mengunakan uji Durbin-Watson (DW-test). Hasil uji autokorelasi dalam penelitian ini ditunjukan pada tabel berikut: Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1,935 a,874,851 160,073,263.763 1,986 a. Predictors: (Constant), PAD, DAU, DAK, DBH b. Dependent Variable: BM Sumber: Hasil olah data penulis, 2016. Nilai Durbin-Watson sebesar 1,679, nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel menggunakan signifikansi 5% jumlah sampel 26 (n), jumlah variabel independen 4 (k=4) dan diketahui nilai batas bawah (dl) 1.0616 sedangkan nilai batas atas (du) 1,7591 nilai DW 1,986 lebih besar dari batas atas (du) 1,7591 dan kurang dari 2,2409 (4-du), maka dapat disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini tidak terjadi autokorelasi.

53 C. Hasil Penelitian (Uji Hipotesis) 1. Koefisien Determinasi (Adjusted R square). Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui kemampuan variabel independen (DAU, DAK, DBH, dan PAD) dalam menjelaskan variabel dependen (Belanja Modal). Tabel 4.6 Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1,935 a,874,851 160,073,263.763 1,986 a. Predictors: (Constant), PAD, DAU, DAK, DBH b. Dependent Variable: BM Sumber: hasil olah data penulis, 2016. Pada tabel 4.6 menunjukan bahwa koefisien determinasi yang ditunjukan dari nilai adjusted R Square sebesar 0,851, hal ini berarti 85,1% variasi Belanja Modal dapat dijelaskan oleh variasi dari keempat variabel independen yaitu DAU, DAK, DBH, dan PAD. Sedangkan sisanya (100% - 85,1% = 14,9%) dijelaskan pada variabel-variabel lain diluar model penelitian.

54 2. Uji Signifikansi Pengaruh secara Parsial (t-test) Untuk menetukan pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat tergantung digunakan uji t. dari hasil pengujian analisis regresi sebagaimana pada lampiran diketahui nilai t hitung sebagai berikut: Tabel 4.7 Hasil uji t-test Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta T Sig. (Constant) -83512923,736 133956070,671 -,623,540 DAU,127,221,062,575,572 1 DAK 1,680 2,121,074,792,437 DBH,617,077,876 7,990,000 PAD,461,273,146 1,692,105 a. Dependent Variable: BM Sumber: Hasil olah data penulis, 2016. Berdasarkan pengujian pada tabel 4.7 dapat dirumuskan persamaan regresi sebagai berikut: Belanja Modal = -83512923,736 0,127DAU - 1.680DAK + 0,617DBH 0,461PAD + e

55 a. Variabel Dana Alokasi Umum mempunyai koefisien regresi negatif 0,127 dan nilai sig 0,572 > 0,05, berarti Dana Alokasi Umum tidak berpengaruh signifikan terhadap Belanja Modal. Dengan demikian hipotesis pertama ditolak. b. Variabel Dana Alokasi Khusus koefisien regresi negatif 1,680 dan nilai sig 0,437 > 0,05, berarti Dana Alokasi Khusus tidak berpengaruh signifikan terhadap Belanja Modal. Dengan demikian hipotesis kedua ditolak. c. Variabel Dana Bagi Hasil mempunyai koefisien positif 0,617 dan nilai sig 0,000 < 0,05, berarti Dana Bagi Hasil berpengaruh positif terhadap Belanja Modal. Dengan demikian hipotesis ketiga diterima. d. Variabel Pendapatan Asli Daerah mempunyai koefisien regresi negatif 0,461 dan nilai sig 0,105 > 0,05, berarti Pendapatan Asli Daerah tidak berpengaruh signifikan terhadap Belanja Modal. Dengan demikian hipotesis keempat ditolak. 3. Uji Signifikansi Pengaruh Secara Simultan (F-test) Pengujian hipotesis uji F digunakan untuk melihat apakah secara keseluruhan variabel bebas mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap variabel terikat. Dari hasil pengujian simultan diperoleh sebagai berikut:

56 Tabel 4.8 Hasil Uji F-test ANOVA a Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression 3748193418571 299300,000 4 9370483546428 24830,000 36,570,000 b 1 Residual 5380924452066 71940,000 21 2562344977174 6284,000 Total 4286285863777 971200,000 25 a. Dependent Variable: BM b. Predictors: (Constant), PAD, DAU, DAK, DBH Sumber: Hasil olah data penulis, 2016. Berdasarkan tabel 4.8 nilai F hitung sebesar 36,570 dan signifikan pada 0,001 (p-value < 0,05), artinya keempat variabel bebas (DAU, DAK, DBH, dan PAD) secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengalokasian anggaran Belanja Modal pada pemerintah Kabupaten/Kota di Provinsi Riau. D. Pembahasan (Interpretasi) 1. Pengaruh Dana Alokasi Umum terhadap Belanja Modal Pengujian hipotesis pertama menunjukan bahwa Dana Alokasi Umum tidak berpengaruh signifikan terhadap Belanja Modal. Hal ini ditunjukan dengan tingkat signifikansi 0,572 > 0,05. DAU merupakan dana transfer yang bersifat block grant. Alokasi penggunaannya diserahkan kepada daerah sesuai prioritas daerah yang idealnya dialokasikan untuk belanja yang berimplikasi meningkatkan efisiensi

57 dan efektivitas pelayanan kepada masyarakat. Yudani (2008) menemukan bukti empiris yang berbeda bahwa DAU tidak berpengaruh signifikan terhadap Belanja Modal. Jiwatami (2013) dan Wandira (2013) menyatakan DAU berpengaruh negatif terhadap Belanja Modal Pemerintah Daerah di Indonesia, hal ini disebabkan oleh DAU yang merupakan blok grant alokasinya cenderung bukan untuk pembangunan infrastruktur daerah. Hal ini disebabkan karena penggunaan sampel dan periode waktu yang berbeda. 2. Pengaruh Dana Alokasi Khusus terhadap Belanja Modal Dana Alokasi Khusus merupakan dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada pemerintah daerah untuk membiayai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan prioritas nasional. Dari hasil penelitian ini yang dilakukan diperoleh hasil bahwa Dana Alokasi khusus tidak berpengaruh signifikan terhadap Belanja Modal. Hal ini ditunjukan dengan tingkat signifikansi 0,437 > 0,05, yang mana ini menjelaskan bahwa setiap kenaikan pada Dana Alokasi Khusus tidak turut menaikan pengalokasian Belanja Modal. Menurut Kuncoro (2004), Dana Alokasi Khusus ditunjukan untuk daerah khusus yang terpilih untuk tujuan khusus. Karena itu, alokasi yang didistribusikan oleh pemerintah pusat sepenuhnya merupakan wewenang pusat untuk tujuan nasional khusus. Kebutuhan khusus dalam Dana Alokasi Khusus yang mana dalam hal ini bidang-bidang dibiayai dari DAK terdiri dari bidang

58 pendidikan, kesehatan, infrastruktur jalan, infrastruktur irigasi, infrastruktur air minum dan sanitasi, prasarana pemerintahan, kelautan dan perikanan, pertanian, lingkungan hidup, keluarga berencana dan kehutanan. Sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Kuncoro diatas yang mana Dana Alokasi Khusus tersebut hanya membiayai pada bidang kesehatan, infrastruktur jalan, infrastruktur irigasi, dan yang lainnya, yang mana ini tidak memerlukan dana yang cukup besar, berbeda dengan belanja modal yang memerlukan dana yang cukup besar. Jadi Dana Alokasi Khusus tidak mengalokasian anggaran untuk belanja modal, karena Dana Alokasi Khusus ini merupakan dana yang diberikan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah untuk membiayai atau untuk pembiayaan dari pengeluaran-pengeluaran daerah yang bersifat khusus seperti sarana dan prasarana fisik daerah. Hasil ini tidak sesuai dengan hasil yang didapat oleh Nuarisa (2013) yang mengatakan bahwa Dana Alokasi Khusus berpengaruh positif signifikan terhadap Belanja Modal. Hal ini disebabkan karena penggunaan sampel dan periode waktu yang berbeda.

59 3. Pengaruh Dana Bagi Hasil terhadap Belanja Modal Dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa variabel Dana Bagi Hasil secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap variabel belanja modal. Hal ini ditunjukan dengan tingkat signifikan 0,000 < 0,05. DBH yang diterima oleh pemerintah provinsi benar-benar dialokasikan pada APBD untuk belanja modal. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Jiwatami (2013) dan penelitian Wandira (2013) dimana mereka menemukan bahwa DBH berpengaruh positif yang signifikan terhadap alokasi belanja modal. 4. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah terhadap Belanja Modal Pengujian hipotesis keempat menunjukan bahwa Pendapatan Asli Daerah tidak berpengaruh signifikan terhadap Belanja Modal. Hal ini ditunjukan dengan tingkat signifikansi 0,105 > 0,05. Hal ini menjelaskan bahwa provinsi dengan PAD yang besar cenderung tidak memiliki belanja modal yang besar. Hal ini disebabkan karena PAD lebih banyak digunakan untuk membiayai belanja lain, seperti belanja rutin/belanja operasional. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wandira (2013) yang menyatakan PAD tidak berpengaruh signifikan terhadap Belanja Modal. Karena PAD lebih banyak digunakan untuk membiayai belanja pegawai dan biaya langsung lainnya dari pada untuk membiayai belanja modal, selain itu peningkatan PAD suatu daerah belum tentu diikuti dengan peningkatan anggaran

60 belanja modal, tergantung pada situasi dan kondisi tiap-tiap derah. Tetapi penelitian ini tidak sejalan dengan hasil yang dicapai oleh Nuarisa (2013) yang menyatakan bahwa secara parsial Pendapatan Asli Daerah berpengaruh positif signifikan terhadap Belanja Modal. Hal ini disebabkan karena penggunaan sampel dan periode waktu yang berbeda.