BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan lalu lintas adalah usia produktif (22 50 tahun). Terdapat sekitar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kota Denpasar merupakan salah satu kota yang berada di Provinsi Bali.

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia menduduki lima besar tertinggi di ASEAN bersama dengan Negara

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. serangan jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di negara

ANALISIS HASIL PEMETAAN DAERAH RAWAN KECELAKAAN DI KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ataupun belum terdiagnosis penyakit jantung (AHA, 2014).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi sangat cepat dan tiba-tiba sehingga sulit diprediksi kapan dan dimana

BAB I PENDAHULUAN. York pada tanggal 30 Mei Pada tanggal 17 Agustus tahun yang sama,

BAB I PENDAHULUAN. Penduduk di Indonesia dewasa ini telah mengalami proses integrasi damai

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masyarakat, termasuk di Indonesia. Bangsa Indonesia yang sedang

UNIVERSITAS UDAYANA PENERAPAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) DALAM ANALISIS AKSESIBILITAS FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN GAWAT

BAB I PENDAHULUAN. menentukan derajat kesehatan masyarakat. Di Indonesia Angka Kematian Ibu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terabaikan oleh lembaga pemerintahan. Menurut undang-undang no 22 tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi penyakit menular namun terjadi peningkatan prevalensi penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Badan Pusat Statistik Republik Indonesia, jumlah. korban meninggal , luka berat yang menderita luka ringan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1,24 juta jiwa meninggal dunia dan sekitar 50 juta jiwa mengalami luka berat dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah kesehatan merupakan salah satu faktor kualitas hidup yang

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya bangsa yang maju, mandiri, dan sejahtera. Salah satu ciri

BAB I PENDAHULUAN. Bagaimana tidak, hampir setiap hari kita mendengar adanya kecelakaan lalu

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyebabkan AIDS (Acquired Immuno-Deficiency Syndrome). Virus. ibu kepada janin yang dikandungnya. HIV bersifat carrier dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha. Tahun Mobil Penumpang Bis Truk Sepeda Motor Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. daerah kepala (Suriadi & Rita Yulaini, 2001). Salah satu faktor penyebab

INTEGRASI SISTEM DATA KECELAKAAN LALU LINTAS DI KABUPATEN JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. meningkat karena masyarakat semakin sadar dan percaya bahwa kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (Depkes RI, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. pengguna kendaraan bermotor di masyarakat, tingkat kecelakaan di dunia

BAB I PENDAHULUAN. bukan cedera yang membutuhkan pertolongan segera. Gawat darurat adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mempunyai mobilitas

BAB I PENDAHULUAN. menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografi. Banyaknya jumlah masyarakat yang memerlukan fasilitas rental mobil

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur. Untuk menunjang pembangunan tersebut, salah satu

BAB I PENDAHULUAN. terjangkau oleh daya beli masyarakat (Pasal 3, Undang-undang No. 14 Tahun 1992

EVALUASI PELAYANAN DAN PENENTUAN LOKASI OPTIMUM STASIUN AMBULAN DI KOTA SEMARANG DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, penyalahgunaan konsumsi alkohol sudah. sangat marak di kalangan masyarakat awam. Di Negara maju

BAB I PENDAHULUAN. bersifat mutlak. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,

BAB I PENDAHULUAN. kegawatdaruratan semakin meningkat (Sudiharto, 2014). kasus kecelakaan lalu lintas (WHO, 2015). Angka kematian akibat

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sosial dan ekonomi masyarakat, sebaliknya peningkatan taraf

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit menular yang disebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi. Menurut World Health Organization (WHO), data statistik. menyatakan bahwa Neonatal Mortality Rate Indonesia pada tahun 2010

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. sekunder berupa data-data yang diperoleh dari instansi terkait.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ini menular dan menyebar melalui udara, apabila tidak diobati

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. bidang pelayanan kesehatan masyarakat. Akan tetapi dalam pelaksanaaannya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pemanfaatan Metode Tsukamoto Untuk Klasifikasi Daerah Rawan Penyakit Tuberkulosis Paru Dalam Bentuk Sistem Informasi Geografis

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya jumlah kendaraan bermotor dengan ruas jalan yang kurang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keselamatan lalu lintas jalan saat ini. sudah merupakan masalah global yang mendapat perhatian

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Kepolisian Republik Indonesia dalam menciptakan situasi keamanan dan

BAB I PENDAHULUAN. Data Bank Indonesia menunjukkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. terkait hasilnya belum sesuai yang diharapkan (Aryono, 2011). Data dari World Health Organization (WHO) tahun 2011 dalam Badan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan

BAB I PENDAHULUAN. oleh kuman kusta Mycobacterium leprae (M. leprae) yang dapat menyerang

BAB I PENDAHULUAN. akibat kecelakaan lalulintas.(mansjoer, 2002) orang (39,9%), tahun 2004 terdapat orang dengan jumlah

III. METODOLOGI PENELITIAN. prosedur (tata kerja) ilmiah geografi, untuk mencapai tujuan penelitian, di bidang

BAB I PENDAHULUAN Pada Januari hingga September 2011 terdapat penambahan kasus sebanyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi di era globalisasi terus berkembang, khususnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. bawah pengaruh alkohol atau obat-obatan, penumpang kapal yang terbalik dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional secara keseluruhan karena selain berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Luka bakar merupakan bentuk trauma yang terjadi sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi tantangan hidup, dapat menerima orang lain apa adanya dan

BAB I PENDAHULUAN. oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar kuman TB

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini telah dikenal lebih dari 25 penyakit berbahaya disebabkan oleh rokok.

BAB I PENDAHULUAN. dalam hal ini kondisi jalan serta cuaca turut berperan (Bustan, 2007).

BAB 1 : PENDAHULUAN. beberapa tahun terakhir ini. Ekonomi kota yang tumbuh ditandai dengan laju urbanisasi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular yang menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. orang meninggal dunia setiap tahun nya dan lebih dari 50 jt jiwa mengalami luka luka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan kehidupan masyarakat sekarang telah mengalami perubahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Suatu bencana alam adalah kombinasi dari konsekuensi suatu resiko alami

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah suatu masa transisi dari masa anak-anak menuju ke jenjang masa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IMPLEMENTASI METODE CUSUM (CUMMULATIVE SUMMARY) UNTUK MENENTUKAN DAERAH RAWAN KECELAKAAN BERBASIS WEB DI KOTA LHOKSEUMAWE

BAB I PENDAHULIAN. Tuberculosis paru (TB paru) adalah penyakit yang disebabkan oleh kuman

BAB 1 PENDAHULUAN. proses transportasi bahan-bahan energi tubuh, suplai oksigen dan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Masalah

ANALISIS DISTRIBUSI DAN FAKTOR RESIKO TUBERKULOSIS PARU MELALUI PEMETAAN BERDASARKAN WILAYAH DI PUSKESMAS CANDILAMA SEMARANGTRIWULAN TERAKHIR TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. di paru-paru yang sering terjadi pada masa bayi dan anak-anak (Bindler dan

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 105 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. oleh lanjut usia dalam proses penyesuaian diri tersebut yaitu permasalahan dalam

BAB I PENDAHULUAN. alam dengan bantuan data spasial dan non spasial. sebagai sarana untuk meningkatkan pelayanan umum, diantaranya para pengguna

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pasien yang masuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit tentunya

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan di ruang lalu lintas jalan.

BAB 1 PENDAHULUAN. menyerang lebih dari 25% populasi dewasa. (Smeltzer & Bare, 2001)

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu ilmu tentang mengantisipasi,

BAB I PENDAHULUAN. yang diakibatkan oleh HIV (Human Immunodeficiency Virus). Jalur transmisi

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan kendaraan, salah satunya berupa kendaraan bermotor. Semakin meningkatnya penggunaan alat transportasi maka akan

Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

DATA ANALYZE COMPETITION. Create a Climate of Statistics Relating to Various Aspects of Life in Society PETUNJUK UMUM

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut World Health Organisation (WHO) tahun 2011, sebanyak 67% korban kecelakaan lalu lintas adalah usia produktif (22 50 tahun). Terdapat sekitar 400.000 korban di bawah usia 25 tahun yang meninggal di jalan raya, dengan rata-rata angka kematian (mortality rate) mencapai 1.000 anak-anak dan remaja setiap harinya. Di Indonesia kecelakaan lalu lintas dinilai menjadi pembunuh terbesar ketiga, setelah penyakit jantung koroner dan tuberculosis (Badan Inteligen Negara, 2013). Korps Lalu Lintas Kepolisian RI mencatat pada tahun 2013 terjadi sebanyak 100.106 kecelakaan yang mengakibatkan 165.302 orang menjadi korban, dengan korban luka ringan 66,81%, korban luka berat 17,20%, dan korban meninggal 15,99% (BPS Indonesia, 2014). Di Bali pada tahun yang sama terjadi sebanyak 2.166 kecelakaan yang menyebabkan 3.955 korban, yaitu sebanyak 68,93% korban luka ringan, 16,46% korban luka berat, dan 14,61% korban meninggal. Kota Denpasar menyumbangkan kasus kecelakaan lalu lintas terbanyak yaitu 565 kejadian yang melibatkan 981 korban dengan komposisi 59,12% korban luka ringan, 28,44% korban luka berat, dan 12,44% korban meninggal (BPS Prov. Bali, 2014). Kota Denpasar sebagai salah satu Kabupaten/Kota dengan angka kecelakaan lalu lintas tertinggi di Pronvisi Bali tentu dituntut untuk menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan gawat darurat yang mudah diakses oleh masyarakat. Saat ini terdapat sebanyak 25 fasilitas pelayanan kesehatan gawat darurat di Kota Denpasar yang terdiri dari 14 rumah sakit umum (Dinas Kesehatan Prov. Bali, 2015) dan 11 puskesmas. Dari 1

2 11 pukesmas yang ada, hanya tiga diantaranya yang dapat memberikan pelayanan kesehatan gawat darurat selama 24 jam. Adanya perbedaan kemampuan antar fasilitas kesehatan dalam memberikan pelayanan tentu akan mempengaruhi aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan gawat darurat. Aksesibilitas dari aspek geografis, secara umum diukur dengan pendekatan jarak atau waktu tempuh ke lokasi tujuan (Talen dan Anselin dalam Apparicio et al, 2008). Jarak dan waktu ke fasilitas pelayanan kesehatan sangat perlu untuk diperhitungkan terutama pada keadaan gawat darurat (Jordan et al, 2004) dimana pelayanan kesehatan harus dengan segera diberikan kepada pasien. Nicholl et al (2007) mengemukakan bahwa dalam keadaan gawat darurat peningkatan setiap 1 km jarak ke fasilitas pelayanan kesehatan dapat meningkatkan resiko kematian pada pasien sebesar 2%. Dalam penelitian lain juga ditemukan adanya hubungan jarak dan waktu tempuh ke fasilitas pelayanan kesehatan pada keadaan gawat darurat dengan resiko kematian penderita asma, dimana setiap peningkatan 10 km jarak ke fasilitas pelayanan kesehatan meningkatkan resiko kematian pada pasien sebesar 10% dan peningkatan tiap 10 menit waktu tempuh meningkatkan resiko kematian pada pasien sebesar 7% (Jones et al dalam Nicholl et al, 2007). Dalam menilai aksesibilitas pelayanan kesehatan gawat darurat dapat dilakukan dengan memanfaatkan Sistem Informasi Geografis (SIG). Sistem informasi geografis (SIG) adalah suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, sumberdaya manusia, dan data yang saling terintegrasi untuk memasukkan, menyimpan, memperbaiki, memperbarui, mengelola, memanipulasi, menganalisis, menginterpetasikan dan menampilkan data dalam suatu informasi visual berbasis geografis (Bappeda Prov. NTB, 2012). Sistem ini sering digunakan untuk mengukur atau memperkirakan jarak pasien ke fasilitas kesehatan atau akses terhadap pelayanan

3 kesehatan (Jones et al, 2010). Menurut Alharbi (2015), SIG dapat menjadi alat yang informatif dalam manajemen kegawatdaruratan. Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk menerapkan SIG dalam menganalisis aksesibilitas pelayanan kesehatan gawat darurat berdasarkan daerah rawan kecelakaan di Kota Denpasar tahun 2015. Pemanfaatan aplikasi SIG ini diharapkan dapat menjadi alat bantu untuk pemantauan, analisis masalah, dan bahan pertimbangan dalam perencanaan penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan gawat darurat terkait kejadian kecelakaan lalu lintas di Kota Denpasar. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, adapun masalah yang ditemukan adalah tingginya angka kecelakaan lalu lintas di Kota Denpasar, dimana korban kecelakaan lalu lintas perlu memperoleh penanganan kesehatan yang cepat dan tepat. Sedangkan, tidak semua fasilitas pelayanan kesehatan di Kota Denpasar mampu memberikan pelayanan kesehatan gawat darurat selama 24 jam sehingga perlu dilakukan analisis untuk menilai aksesibilitas pelayanan kesehatan gawat darurat berdasarkan daerah rawan kecelakaan di Kota Denpasar. 1.3 Pertanyaan Penelitian Adapun pertanyaan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Bagaimana penerapan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam memetakan dan mengidentifikasi daerah-daerah rawan kecelakaan di Kota Denpasar tahun 2015? 2. Bagaimana penerapan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk melihat persebaran fasilitas pelayanan kesehatan gawat darurat di Kota Denpasar?

4 3. Bagaimana penerapan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk menilai akses terkait jarak dari daerah rawan kecelakan ke fasilitas pelayanan kesehatan gawat darurat 24 jam? 1.4 Tujuan 1.4.1 Tujuan Umum Penerapan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam menganalisis aksesibilitas pelayanan kesehatan gawat darurat berdasarkan daerah-daerah rawan kecelakaan di Kota Denpasar tahun 2015. 1.4.2 Tujuan Khusus 1. Menerapkan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk memetakan dan mengidentifikasi daerah rawan kecelakaan di Kota Denpasar tahun 2015. 2. Menerapkan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk melihat persebaran fasilitas pelayanan kesehatan gawat darurat di Kota Denpasar. 3. Menerapkan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk menilai akses terkait jarak dari daerah rawan kecelakan ke fasilitas pelayanan kesehatan gawat darurat 24 jam. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Praktis Manfaat praktis dalam penelitian ini, yaitu: 1. Menghasilkan peta dasar yang dapat digunakan untuk mengetahui gambaran masalah atau kejadian kecelakaan di Kota Denpasar.

5 2. Menghasilkan peta persebaran fasilitas pelayanan kesehatan gawat darurat untuk menilai aksesibilitas dan ketersedian fasilitas kesehatan untuk melakukan penanganan terhadap korban kecelakaan. 3. Sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan kebijakan, mempermudah pelaksanaan pemantauan, perencanaan, intervensi dan persiapan dalam penanganan keadaan gawat darurat. 1.5.2 Manfaat Teoritis Adapun manfaat teoritis dalam penelitian ini adalah: 1. Sebagai sumbangan pengetahuan khususnya terkait penerapan sistem informasi geografis dalam menganalisis aksesibilitas fasilitas pelayanan kesehatan gawat darurat berdasarkan daerah-daerah rawan kecelakaan. 2. Sebagai bahan acuan dalam pengembangan penelitian ilmiah terkait dengan kejadian kecelakaan berbasis kondisi wilayah dengan menggunakan sistem informasi geografis. 1.6 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah penerapan Sistem Informasi Geografis (SIG) dalam menganalisis aksesibilitas fasilitas pelayanan kesehatan gawat darurat berdasarkan daerah rawan kecelakaan di Kota Denpasar tahun 2015.