BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari sampai Oktober 2012.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari sampai dengan Juli 2010.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dimulai dari Januari sampai Juli Sintesis cisoleil

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari sampai Juli Sintesis

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dimulai sejak minggu ke-4 bulan Januari sampai

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang telah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Riset Jurusan Pendidikann Kimia UPI. Karakterisasi dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Preparasi selulosa bakterial dari limbah cair tahu dan sintesis kopolimer

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dimulai sejak bulan Maret sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari 2011 sampai dengan

3. Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Secara umum, metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi aspek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Riset Kimia, Laboratorium Riset

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan Januari 2012

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Secara umum, penelitian yang dilakukan adalah pengujian laju korosi dari

3. Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. teknologi elektronika. Alternatif yang menarik datang dari fuel cell, yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan Jurusan

Bab III Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3. Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

Direndam dalam aquades selama sehari semalam Dicuci sampai air cucian cukup bersih

BAB III METODE PENELITIAN

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015

PREPARASI DAN KARAKTERISASI BENTONIT TERMODIFIKASI SURFAKTAN KATIONIK FATTY IMIDAZOLINIUM

BAB III METODE PENELITIAN. Preparasi, sintesis material konduktor ionik dan uji kinerja material

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan November 2014 sampai Mei 2015,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Jurusan Pendidikan

BAB III METODA PENELITIAN. Secara umum, proses penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan sejak bulan Februari sampai dengan bulan Juni

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode

3. Metodologi Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini telah disintesis tiga cairan ionik

3 Metodologi Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Alat Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Alat-alat Gelas.

3 Metodologi Penelitian

BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai selesai. Penelitian dilakukan

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

BAB III METODE PENELITIAN. Anorganik, Departemen Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. diekstrak dari limbah pabrik tekstil sebagai inihibitor korosi dalam media yang

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015

BAB III METODE PENELITIAN. menjadi 5-Hydroxymethylfurfural dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agustus 2011 di laboratorium Riset Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu untuk sintesis di antaranya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang diperoleh dari daerah Soreang dan Sumedang. Tempat penelitian menggunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3. Metode Penelitian

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan terhitung sejak bulan Desember 2014 sampai dengan Mei

3. Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari sampai Oktober 2012. Tahapan sintesis dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Makanan dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Tahapan karakterisasi material dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA dan di Department of Chemical Engineering Hiroshima University Jepang. 3.2 Sistematika Penelitian Sistematika penelitian dibagi dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah sintesis garam fatty imidazolinium sebanyak tiga jenis, yaitu dengan memvariasikan tiga substitusi gugus alkil pada kation dengan gugus oleil cis [cisω-9-ch 3 (CH 2 ) 16 CH 2 -], stearil [CH 3 (CH 2 ) 16 -CH 2 -], dan palmitil [CH 3 (CH 2 ) 14 -CH 2 - ] dengan anion iodida (I - ). Tahap kedua adalah sintesis matriks keramik dari bahan alumina (Al 2 O 3 ) dan dextrin. Tahap ketiga adalah proses impregnasi fatty imidazolinium iodida terhadap matriks keramik sehingga menghasilkan membran keramik. Seluruh produk sebelum dan setelah impregnasi dilakukan karakterisasi struktur dengan menggunakan Fourier Transform Infra Red (FTIR) Spectroscopy. Membran keramik yang telah diimpregnasi dilakukan karakterisasi fisikokimia dengan Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS), Kapasitas Penukar

31 Ion/Proton (KPI), karakterisasi kestabilan termal menggunakan Thermal Gravimetric / Differntial Thermal Analysis (TG/DTA), dan karakterisasi morfologi menggunakan Scanning Electron Microscopy (SEM). Gambar 3.1. memperlihatkan diagram alur yang dilakukan. ASAM LEMAK + DETA ALUMINA + DEXTRIN Diberi gelombang microwave 800 W hingga suhu maksimum Direfluks 30 menit oleh etil asetat Filtrat ditrefluks kembali oleh larutan metil iodida selama 4 jam Ditimbang sebanyak 1 gram Dicetak dan dipress dengan tekanan 60 gauge Dikeringkan pada suhu 60 o C selama 1 hari Disintering pada suhu 1100 o C selama 2 jam FATTY IMIDAZOLINIUM IODIDA Karakterisasi FTIR Proses impregnasi dengan variasi waktu 6 jam, 12 jam, 1 hari, 3 hari, 5 hari, dan 7 hari. KERAMIK Karakterisasi FTIR dan SEM KERAMIK TERIMPREGNASI FATTY IMIDAZOLINIUM IODIDA Karakterisasi FTIR Karakterisasi Fisikokimia EIS dan KPI Karakterisasi TG/DTA Karakterisasi SEM Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian

32 3.3 Alat dan Bahan 3.3.1 Alat Peralatan yang digunakan untuk tahapan preparasi dan sintesis kristal cair ionik fatty imidazolinium antara lain: microwave 800W, alat-alat gelas, satu set alat refluks, termometer raksa, magnetic stirrer, pemanas listrik, corong Buchner, pompa vakum, satu set alat rotary evaporator, neraca analitik, aluminium foil, kertas saring. Sedangkan untuk karakterisasi struktur, studi elektrokimia, analisis termal dan morfologi digunakan Fourier Transform Infra Red (FTIR, SHIMADZU FTIR-8400) Spectrophotometer, Electrochemical Impedance Spectroscope, Kapasitas Penukar Ion (KPI), Thermal Gravimetric/Differential Thermal Analyzer (TG/DTA, Shimadzu DTG-60A), dan Scanning Electron Microscope (SEM, S-5000 Hitachi). 3.3.2 Bahan Bahan-bahan yang digunakan untuk keseluruhan penelitian ini adalah: asam oleat-cis ekstrak pure produk Merck, asam stearat p.a produk Merck, asam palmitat p.a produk Merck, metil iodida p.a produk Aldrich, dietilenatriamina p.a produk Aldrich, metilen klorida teknis produk Bratachem, etil asetat teknis produk Bratachem, metanol teknis produk Bratachem, n-heksana teknis produk Bratachem, alumina p.a produk Merck, dextrin teknis produk Bratachem, aquabides, NaOH teknis produk Bratachem, dan HCl pekat.

33 3.4 Sintesis Fatty Imidazolinium Iodida Sintesis kristal cair ionik fatty imidazolinium dibagi ke dalam dua tahap diantaranya sintesis fatty imidazolin dan metilasi-kuartenerisasi. Dalam sintesis fatty imidazolin seringkali digunakan metode refluks, namun pada penelitian ini digunakan metode microwave yang berhasil diujicobakan oleh Divya Bajpai dan Tyagi (2008) dan hasilnya sangat baik. Sedangkan dalam sintesis fatty imidazolinium (metilasi-kuatenerisasi) digunakan metode refluks sesuai dengan yang digunakan dalam penelitian Divya Bajpai dan Tyagi, 2008. 3.4.1 Sintesis Fatty Imidazolin Ke dalam gelas kimia pyrex ukuran 50 ml, dimasukkan 2,06 gram (20 mmol) dietilenatriamina dan 40 mmol asam lemak (asam palmitat, asam stearat, atau asam oleat-cis) secara hati-hati lalu diaduk hingga merata. Campuran pereaksi diiradiasi menggunakan microwave dengan daya 800W selama waktu tertentu dan suhu akhir dicatat. Pertama kali, dilakukan penentuan waktu optimal reaksi dengan cara mengukur suhu dari campuran setiap 30 detik. Setelah menunjukkan dua suhu maksimum, maka kemudian reaksi dihentikan. Setelah waktu optimal reaksi diketahui, untuk reaksi selanjutnya microwave di set pada waktu tersebut. Campuran reaksi dibiarkan hingga mencapai suhu ruangan. Kemudian campuran dipindahkan ke dalam labu dasar bulat leher tiga. Etilasetat ditambahkan sebanyak 80 ml dan campuran kemudian dipanaskan sampai mendekati titik didih (40 o C) etilasetat, kurang lebih dibutuhkan waktu 30 menit. Campuran disaring dalam keadaan panas menggunakan corong Buchner yang

34 dihubungkan dengan pompa vakum. Kemudian filtrat dipekatkan dengan evaporator dengan cara memisahkan pelarut etil asetat. Gambar 3.2 memperlihatkan diagram alur sintesis senyawa fatty imidazolin yang telah dilakukan. 2,06 gram DETA (20 mmol) Dimasukkan ke dalam gelas kimia pyrex 50 ml Ditambahkan 40 mmol asam lemak Diaduk hingga merata dengan batang pengaduk Diiradiasi dalam microwave (800W) selama selang waktu tertentu Dibiarkan hingga mendekati suhu ruangan campuran berwarna putih (lapisan bawah) dan coklat kekuningan (lapisan atas) Campuran digerus hingga halus (untuk stearil dan palmitil) Dipindahkan ke dalam labu dasar bulat leher tiga 500 ml Ditambahkan 80 ml etilasetat Di refluks hingga mendekati titik didih etil asetat ±30 menit Disaring dengan corong Buchner dalam keadaan panas Dievaporasi pada suhu 80 o C selama 2 jam Filtrate dikeringkan dalam keadaan vakum Cis oleil imidazolin (cairan kental berwarna coklat) Stearil imidazolin (padatan berwarna coklat kekuningan) Stearil imidazolin (padatan berwarna coklat kekuningan) Gambar 3.2 Sintesis Senyawa Fatty Imidazolin

35 3.4.2 Sintesis Fatty Imidazolinium Iodida 1 mol fatty imidazolin ditambahkan metilen klorida hingga larut dan kemudian dimasukkan ke dalam labu dasar bulat leher tiga. Ke dalam labu dasar bulat ditambahkan 2 mol metil iodida, selanjutnya campuran di refluks pada suhu konstan 40 o C sambil diaduk dengan magnetic stirrer kurang lebih selama 4 jam. Kemudian hasilnya didinginkan hingga mencapai suhu ruangan, dan selanjutnya dikeringkan dengan menggunakan evaporator pada suhu 80 o C kurang lebih selama 1 jam. Gambar 3.3 memperlihatkan diagram alur sintesis senyawa fatty imidazolinium iodida yang telah dilakukan. 1 mol fatty imidazoline Dilarutkan dalam metilen klorida Larutan fatty imidazoline Dimasukkan dalam labu dasar bulat leher tiga Ditambahkan 2 mol metil iodida Direfluks selama 4 jam sambil diaduk dengan magnetic stirrer Larutan hasil refluks Dievaporasi pada suhu 80 o C selama 2 jam produk hasil evaporasi Dimurnikan Fatty imidazolinium iodida Gambar 3.3 Sintesis Senyawa Fatty Imidazolinium Iodida

36 3.5 Preparasi Membran Keramik Suspensi alumina dengan konsentrasi 20 vol% dicampurkan dengan larutan dextrin 3 wt% kemudian diaduk dengan magnetic stirrer. Campuran didekantasi dan dipisahkan dari pelarut (aquabides), kemudian dikeringkan. Serbuk campuran ditimbang sebanyak 1 gram kemudian dipress dan dicetak menjadi spesimen silinder (pellet) dengan tekanan 60 gauge. Spesimen dikeringkan pada temperatur 60 o C selama 1 hari kemudian disintering pada temperatur 1100 o C selama 2 jam. Gambar 3.4. memperlihatkan diagram alur preparasi membran keramik yang telah dilakukan. Suspensi alumina 20 vol% dalam aquabides Larutan dextrin 3 wt% dalam aquabides Campuran Diaduk, Didekantasi, Dikeringkan Serbuk campuran Ditimbang sebanyak 1 gram Dicetak dan dipress dengan tekanan 60 gauge Dikeringkan pada suhu 60 o C selama 1 hari Disintering pada suhu 1100 o C selama 2 jam Spesimen silinder (pellet) keramik Gambar 3.4 Preparasi Membran Keramik

37 3.6 Impregnasi Membran Keramik dengan Fatty Imidazolinium Iodida Modifikasi membran keramik dilakukan dengan cara perendaman membran dengan cairan ionik fatty imidazolinium iodida dalam metanol. Cairan ionik fatty imidazolinium iodida ditimbang sebanyak 10 gram dilarutkan dengan 40 ml methanol. Perendaman dilakukan dengan variasi waktu selama 6 jam, 12 jam, 1 hari, 3 hari, 5 hari, dan 7 hari pada suhu ruang, kemudian membran dikeringkan dengan vacum selama ±10 menit. Gambar 3.5 memperlihatkan proses impregnasi membran keramik yang telah dilakukan. Fatty imidazolinium iodida 10 gram 40 ml metanol Larutan Fatty imidazolinium iodida Keramik Impregnasi selama 6 jam, 12 jam, 1 hari, 3 hari, 5 hari, dan 7 hari pada suhu ruang. Dikeringkan dengan vacum ±10 menit Keramik terimpregnasi fatty imidazolinium iodida Gambar 3.5 Proses Impregnasi Membran Keramik

38 3.7 Tahapan Karakterisasi 3.7.1 Karakterisasi Struktur dengan FTIR Pada penentuan struktur atau gugus fungsi dari fatty imidazolinium dan matriks keramik dilakukan analisis menggunakan metode spektroskopi Fourier Transform Infra Red (FTIR) di Laboratorium Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI Bandung. Analisis tersebut bertujuan untuk menentukan gugus fungsi suatu senyawa. Hal yang diterapkan pada karakterisasi ini yaitu dengan membandingkan spektra sebelum dan sesudah sintesis, adanya kesesuaian ataupun perbedaan puncak yang teramati dapat menjelaskan struktur senyawa yang dihasilkan. 3.7.2 Uji Karakter Fisikokimia 3.7.2.1 Tahapan Uji Daya Hantar Ionik Dengan EIS Untuk menentukan daya hantar ion dari membran keramik-fatty imidazolinium dilakukan analisis menggunakan alat Electrochemical Impedance Spectroscopy (EIS). Analisis ini bertujuan untuk menentukan seberapa besar arus yang dapat dihantarkan melalui pengukuran tahanan dari fatty imidazolinium. Pada tahapannya, membran diukur ketebalan dan luas permukaannya. Kemudian membran dijepit dengan elektroda yang telah dihubungkan dengan sumber daya dan multimeter. Sumber tegangan diatur sebesar 20V, lalu dicatat arus yang dihasilkan. Nilai konduktivittas dapat diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut :

39 σ = I x l V x A dengan : σ = konduktivitas (S/cm) l = tebal membran (cm) A = luas permukaan (cm 2 ) I = kuat arus (ampere) V = tegangan (volt) 3.7.2.2 Tahap Uji Kapasitas Penukar Ion (KPI) Pada pengujian kapasitas penukar ion, membran direndam dalam 50 ml HCl 0,01M selama 24 jam yang sudah dibakukan konsentrasinya dengan NaOH 0,01M standar yang sebelumnya telah distandarisasi dengan menggunakan asam oksalat. Setelah itu, larutan HCl hasil rendaman membran dipipet sebanyak 10 ml, kemudian dititrasi NaOH standar menggunakan indikator fenolpthalein. Nilai KPI dapat diperoleh dengan menghitung hasil volume NaOH yang diperlukan untuk titrasi. KPI = (v blanko v sampel ) x [basa] x f m Keterangan: m = massa membran (gram) v = volume (ml)

40 [basa] = konsentrasi NaOH yang digunakan (M) f = 5 (jika diambil aliquot 10 ml dari 50 ml) 3.7.3 Karakterisasi Kestabilan Termal Tahapan studi karakter stabilitas termal dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui suhu dekomposisi dari membran keramik yang terimpregnasi fatty imidazolinium yang disintesis. Analisis terhadap karakter stabilitas termal menggunakan teknik termogravimetri. Termogravimetri adalah teknik untuk mengukur perubahan berat dari suatu senyawa sebagai fungsi dari suhu ataupun waktu. Pada prinsipnya, sampel dengan berat beberapa miligram dipanaskan pada laju konstan (berkisar 1-20 o C/menit), kemudian pemanasan dihentikan setelah sampel terdekomposisi seluruhnya atau hingga berat tertentu (tidak menunjukkan lagi dekomposisi). Pengujian karakter kestabilan termal ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia. Spesifikasi instrumen yaitu Simultaneous DTA-TG Apparatus Shimadzu tipe DTG-60A. Rangkaian alat dikondisikan pada temperatur kamar, perningkatan suhu dari 28 o C 550 o C, dialiri gas nitrogen dengan laju 260mL/menit, dan laju pemanasan (heating rate) 10 o C/menit. 3.7.4 Analisis SEM Karakterisasi morfologi untuk membran keramik-fatty imidazolinium dilakukan dengan menggunakan alat Scanning Electron Microscope (SEM) tipe

41 S-5000 Hitachi di Department of Chemical Engineering Hiroshima University Jepang. Analisis Scanning Elektron Microscopy (SEM) dilakukan untuk mengetahui gambaran permukaan membran serta mengetahui ukuran pori-pori membran, sehingga dapat diketahui pengaruh dari impregnasi fatty imidazolinium pada morfologi membran.