barang yang dihasilkan. Menurut para ahli, kualitas adalah :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Statistical Process Control

2. Pengawasan atas barang hasil yang telah diselesaikan. proses, tetapi hal ini tidak dapat menjamin bahwa tidak ada hasil yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pasar nasional negara lain. Dalam menjaga konsistensinya perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

ABSTRAK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel merupakan sebagian anggota dari populasi yang dipilih dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Kualitas (Quality)

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Gramedia Cikarang yaitu dengan menggunakan metode DMAIC (Define,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengendalian merupakan suatu proses dalam mengarahkan sekumpulan

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. PT. Citra Tunas Baru Gramindo adalah sebuah perusahaan garmen yang

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas Pengertian Kualitas Dimensi Kualitas

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK BAKERY BOX MENGGUNAKAN METODE STATISTICAL PROCESS CONTROL (STUDI KASUS PT. X)

BAB I PENDAHULUAN. atau kualitas. Dalam dunia industri, kualitas barang yang dihasilkan merupakan

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas produk merupakan faktor penting yang mempengaruhi tingkat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Sumber : PQM Consultant QC Tools Workshop module.

BAB IV METODE PENELITIAN. Perspektif pendekatan penelitian yang digunakan adalah dengan metode

BAB 3 METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Desain Penelitian. Jenis dan Metode. Penelitian. kasus. kasus. kasus

ABSTRAK ABSTRAK. Kata Kunci : Pengendalian Kualitas, Peta kendali P, Histogram, Pareto, diagram sebab- akibat. vii. Universitas Kristen Maranatha

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga produk jadi Crude Palm Oil (CPO) PT Kalimantan Sanggar Pusaka

Pengendalian Kualitas Kertas Dengan Menggunakan Statistical Process Control di Paper Machine 3

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan teknologi, pertumbuhan industri berkembang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

III Control chart for variables. Pengendalian Kualitas TIN-212

BAB 1 PENDAHULUAN. pengertian manajemen sendiri menurut George R. Terry ( 2003) adalah:

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Kerangka Pemikiran 6

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah kegiatan usaha peranan manajemen sangatlah penting, karena

BAB III METODE CONTROL CHART. sebagai metode grafik yang di gunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Sistem kualitas begitu penting dan diperlukan dalam dunia usaha untuk dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Manajemen dan Manajemen Operasi. Manajemen operasi merupakan bagian dari ilmu manajemen.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan dalam bentuk apapun akan berorientasi pada pencarian laba

management is defined as the design, operation, and improvement of the system that

BAB I PENDAHULUAN. dan kemajuan yang cukup signifikan. Hal ini bisa terjadi karena adanya niat serta

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia industry manufaktur maupun jasa semakin ketat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PERANCANGAN SISTEM PENGENDALIAN KUALITAS DENGAN METODE STATISTIK PADA PRODUK KACA LEMBARAN DI PT. MULIA GALSS FLOAT DIVISION

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Daya saing dalam era globalisasi pada perusahaan dan industri yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Zaman sekarang ini terdapat persaingan yang semakin ketat dalam dunia usaha

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda bangsa Indonesia pada tahun 1998 membuat

BAB 2 LANDASAN TEORI. karena apabila diterapkan secara rinci antara produsen dan konsumen akan terjadi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. dihasilkan agar dapat memenuhi kebutuhan yang telah dispesifikasikan guna

PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK GARAM PADA PT. SUSANTI MEGAH SURABAYA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu peranan manajemen operasi bagi suatu perusahaan adalah membantu

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Metode Penelitian 3.3 Pengumpulan Data Pengumpulan data primer

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil, pasti. membutuhkan manajemen operasi. Teknik manajemen operasi diterapkan di

BAB II LANDASAN TEORI. Penelitian Fouad dan Mukattash (2010) yang berjudul Statistical Process

III. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan perekonomian Indonesia berada pada tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini perekonomian telah memasuki era globalisasi yang akan diwarnai

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. persaingan ketat antar industri khususnya industri rumahan atau home industry.

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

Definisi II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Mutu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Agronesia Divisi Industri Plastik

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat, baik industri dalam skala besar dan menengah, maupun dalam skala

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu perusahaan manufaktur, sistem manajemen harus

3 BAB III LANDASAN TEORI

7 Basic Quality Tools. 14 Oktober 2016

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1. Pengertian Pengendalian Dalam suatu proses produksi terutama pada perusahaan manufaktur diperlukan adanya suatu pengendalian agar kegiatan yang dilakukan dalam perusahaan dapat terkendali dan tujuan perusahaan dapat tercapai. Pengendalian merupakan suatu cara untuk memeriksa dan mengarahkan suatu kejadian baik yang sedang atau telah dilakukan agar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Yamit (2004:41) pengendalian adalah keseluruhan fungsi atau kegiatan yang harus dilakukan untuk menjamin tercapainya sasaran perusahaan dalam hal kualitas produk atau jasa pelayanan yang diproduksi. 3.2. Pengertian Kualitas Peranan kualitas diperlukan dalam suatu produk dengan tujuan memenuhi kebutuhan konsumen dan mencapai kepuasan konsumen. Dengan adanya perkembangan teknologi maka produsen berusaha menjaga reputasinya. Usaha untuk menjaga reputasi (nama baik) dapat dilakukan melalui kualitas dari barang yang dihasilkan. Menurut para ahli, kualitas adalah : 1. Keseluruhan fiture dan karakteristik produk atau jasa yang mampu memuaskan kebutuhan yang terlihat atau yang tersamar (Render, Barry & Heizer, 2004:253). 2. Suatu standar khususnya dimana kemampuannya, kinerja, kendalanya, kemudahan pemeliharaan dan karakteristiknya dapat diukur (Yamit, 1996:337). 17

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas adalah keseluruhan ciri atau karakteristik produk yang dapat diukur dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan. 3.3. Dimensi-Dimensi Kualitas Menurut Gavin dalam Ariani (2001:210) ada delapan dimensi kualitas yang telah dikembangkan dan dapat diterapkan atau dipergunakan sebagai kerangka perencanaan strategis dan analisis, terutama untuk produk yang standart kualitasnya termasuk di dalam dimensi-dimensi kualitas dapat dirinci sebagai berikut : 1. Kinerja karakteristik operasi pokok dari produk inti 2. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (Feature) 3. Kehandalan (Reliability) 4. Kesesuaian dengan spesifikasi (Confermance to specification) 5. Daya tahan (charability) berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat digunakan 6. Serviceability, meliputi tentang kecepatan, kenyamanan dan mudah direparasi. 7. Estetika, berkaitan dengan daya tarik produk terhadap panca indera 8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality) berkaitan dengan citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadap barangnya. 3.4. Pengertian Pengendalian Kualitas Jaminan suatu produk atau jasa yang dihasilkan produsen standar yang telah ditetapkan perusahaan diperlukan suatu manajemen yang baik dari perusahaan. Manajemen tersebut mencakup semua sumber daya yang ada di 18

perusahaan dan semua aktifitas yang mendukung terciptanya suatu produk yang berkualitas baik. Untuk mengurangi terjadinya produk cacat maka perlu adanya pengawasan kualitas. Bila suatu produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan baik, maka perusahaan memiliki citra baik di mata konsumen serta perusahaan mendapatkan kepercayaan konsumen untuk mengkonsumsi produk yang dihasilkan perusahaan tersebut. Oleh sebab itu, untuk menghasilkan suatu produk atau jasa yang berkualitas baik diperlukan adanya pengendalian kualitas. Dengan adanya pengendalian kualitas yang baik perusahaan dapat mengetahui adanya suatu kesalahan sedini mungkin pada proses produksi, sehingga dapat dihindari adanya produk cacat dan tidak sesuai dengan standard perusahaan. Ada beberapa pengertian pengendalian kualitas dari para ahli, antara lain : 1. Menurut Assauri (1999:210) pengendalian kualitas adalah kegiatan untuk memastikan apakah kebijakan dalam hal mutu dapat tercermin dan hasil akhir atau usaha agar dapat mempertahankan mutu atau kualitas dari barang yang telah dihasilkan, agar sesuai dengan spesifikasi produk yang telah diterapkan berdasarkan perusahaan. 2. Menurut Purnomo (2003:163) pengendalian kualitas adalah alat Bantu manajemen untuk menjamin kualitas, karena pada dasarnya tidak ada 2 produk yang dihasilkan perusahaan itu sama besar dan tidak dapat dihindarkan adanya variasi. 3. Menurut Handoko (2003:162) pengendalian kualitas adalah aktivitas pengendalian proses untuk mengukur ciri-ciri kualitas produk, 19

membandingkan dengan spesifikasi atau persyaratan dan mengambil tindakan-tindakan penyehatan yang sesuai apabila ada perbedaan penampilan yang sebenarnya dan yang standar. 3.5. Tujuan dan Fungsi Pengendalian Kualitas Menurut Ahyari (2002:239) tujuan dan fungsi pengendalian kualitas adalah : 1. Peningkatan kepuasan konsumen 2. Penggunaan biaya serendah-rendahnya 3. Selesai tepat pada waktunya Menurut Assauri (1999:210) tujuan dilaksanakannya pengendalian kualitas adalah : Agar hasil produksi dapat mencapai standart mutu dan kualitas yang telah ditetapkan Agar bisa menyesuaikan biaya inspeksi menjadi sekecil mungkin Mengusahakan agar biaya design produk dan proses penggunaan mutu tertentu dapat menjadi kecil Mengusahakan agar biaya produksi menjadi serendah mungkin Dari pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa prinsip dan tujuan pengendalian kualitas adalah agar produk yang dihasilkan sesuai dengan standart yang telah ditentukan dan direncakan sebelumnya. Sedangkan fungsi pengendalian kualitas mengandung pelaksanaan, pengukuran dan pola tindakan korektif yang meyakinkan tercapainya tujuan secara luas akibat pengendalian adalah : 20

1. Melakukan pengukuran pelaksanaan tujuan atau rencana kegiatan kebijakan yang telah diterapkan lebih dulu 2. Untuk menganalisis pelaksanaan kegiatan, tujuan, rencana dan kebijakan untuk mencari penyebabnya. 3. Untuk mempertimbangkan alternatif atas dasar arah tindakan yang dapat diambil dapat mengoreksi semua gejala-gejala yang ada didalamnya. 4. Menilai dan melengkapi alternatif yang baik dan sesuai dengan kemampuan di dalam pengendalian kualitas yang baik tentang hasil rencana dan kebijakan tetang pengendalian yang dapat dikomunikasikan dengan baik dan lengkap. 3.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas Kualitas pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya sebagai berikut : 1. Fungsi suatu barang Suatu barang yang dihasilkan hendaknya memperhatikan fungsi untuk apa barang tersebut digunakan atau dimaksudkan. Dengan demikian barang-barang yang dihasilkan harus dapat benar-benar memenuhi fungsi tersebut. 2. Wujud luar barang Salah satu faktor yang sering dilakukan konsumen dalam melihat suatu barang pertama kalinya untuk menentukan kualitas barang tersebut secara fisik wujud luar tercermin dari usaha, bentuk, susunan dan sebagainya. 3. Biaya barang Barang-barang yang mempunyai biaya atau harga yang mahal dapat menunjukkan bahwa mutu atau kualitas dari barang tersebut lebih baik dari pada barang yang lainnya. Hal ini terjadi 21

karena biasanya untuk mendapatkan mutu yang lebih baik dibutuhkan biaya yang lebih mahal, karena kemungkinan besar barang tersebut menggunakan bahan baku atau teknik pembuatan yang membutuhkan biaya yang lebih mahal. Menurut Assauri (1999:206) secara umum ada beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas dapat diklarifikasikan sebagai berikut : 1. Fasilitas operasi seperti kondisi fisik bangunan. 2. Peralatan dan perlengkapan. 3. Bahan baku dan material. 4. Pekerja maupun staff organisasi. 3.7 Aktivitas Pengendalian Kualitas Pengertian aktivitas pengendalian kualitas menurut Purnomo (2003:162) : 1. Pengamatan terhadap informa produk atau proses. 2. Membandingkan perfoma yang di tampilkan dengan standar yang berlaku. 3. Mengambil tindakan-tindakan apabila terdapat penyimpanganpenyimpangan yang cukup signifikan dan bila perlu dibuat tindakantindakan untuk mengoreksinya. 3.8 Pengendalian Proses Statistikal Pengendalian proses statistical merupakan suatu alat yang dapat mempengaruhi keputusan yang berhubungan dengan pembuatan produk yaitu fungsi spesifikasi, produksi dan insfeksi. 22

Pengendalian proses statistical adalah suatu terminologi yang mulai digunakan sejak tahun 1970-an untuk menjabarkan penggunaan teknik statistical dalam memantau dan meningkatkan performansi proses penghasilan produk yang berkualitas. Pada tahun 1950-an sampai 1960-an digunakan terminology pengendalian kualitas statistical yang memiliki pengertian sama dengan pengendalian proses statistical. Standar Industri Jepang (JIS) mendefinisikan pengendalian mutu adalah suatu sistem tentang metode produksi yang secara ekonomis memproduksi barangbarang atau jasa yang bermutu yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Banyak keputusan mengenai masalah yang berhubungan dengan mutu diperlukan dalam sistem produksi, teknik pengendalian proses statistical dapat memberi suatu sumbangan yang berguna bagi penelitian semacam ini. Teknik pengendalian proses statistical mendatangkan hasil tertentu yang diinginkan yang tidak dapat dicapai dengan cara lainnya, hal ini mungkin dapat dikatakan sebagai manfaat langsung dari pengendalian proses statistical. A. Pengendalian Proses Secara Statistik Sistem pengendalian proses dapat digambarkan sebagai sistem umpan balik. Sistem pengendalian proses secara statistk merupakan salah satu tipe sistem umpan balik. Adapun 4 unsur penting yang terdapat dalam sistem tersebut adalah sebagai berikut : 1. Proses 23

Melalui proses ini kita dapat mengkombinasikan tentang supliyer, produsen, manusia, bahan, metode dan lingkungan yang bekerja sama menghasilkan produk (output) dan pelanggan yang menggunakan produk tersebut. Performa total dari proses tergantung pada proses tersebut di disain dan di implementasikan serta bagaimana cara tersebut di oprasikan dan diatur. Sistem produksi baik terhadap pengendalian tingkat mutu tinggi maupun terhadap perbaikan performa total proses. 2. Informasi Tentang Performa Informasi yang paling membantu berasal dari pemahaman proses itu sendiri dan variable internal. Kita perlu menentukan target terhadap karakteristik proses yang hasilnya terdapat pada proses yang paling produktif. Serta memonitor seberapa dekat atau jauh dari target tersebut jika informasi tersebut digabung dan dapat di interprestasi kan maka dapat di ketahui apakah proses tersebut berjalan sebagai mana biasanya atau tidak. Tindakan yang sesuai dan tepat waktu perlu di lakukan untuk memperbaiki proses, sehingga usaha pengumpulan informasi tidak sia-sia. 3. Tindakan terhadap proses Merupakan tindakan paling ekonomis untuk mencegah karakteristik karakteristik penting tidak berbeda terlalu jauh dari target. Tindakan dapat di lakukan terhadap : Perubahan pada operasi seperti pada operator. Unsur unsur dasar proses, seperti peralatan yang perlu diperbaiki, desain proses secara keseluruhan dan bagaimana orang berkomunikasi Pengaruh tindakan tersebut harus di monitor dan di analisis lebih lanjut. 24

4. Tindakan dapat dilakukan terhadap produk Tindakan ini sebenarnya kurang ekonomis jika di batasi untuk mendeteksi dan mengoreksi di luar spesipikasi produk tanpa menunjukan masalah proses yang mendasari. Jika produk yang umum tidak memenuhi kebutuhan pelanggan, maka perlu dilakukan penyortiran terhadap semua produk dan menghasilkan kembali beberapa rincian barang yang sesuai. 3.9 Ruang Lingkup Pengendalian Kualitas Statistik Ruang lingkup pengendalian kualitas statistik pada dasarnya mempunyai beberapa alat yang digunakan dalam pengendalian kualitas yaitu : 1. Lembar Periksa ( Cheek Sheet ). Merupakan lembar pemeriksaan atau lembar pengumpulan data yang digunakan sebagai alat bantu untuk memudahkan pengumpulan data. Bentuk dan isinya disesuaikan dengan kebutuhan maupun kondisi masalah yang ada. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengisi lembar periksa adalah sebagai berikut: Tujuan pengisian lembar periksa (Pengumpulan data) harus jelas apa yang hendak diketahui untuk dilakukan penelitian, sehingga dalam pemilihan data akan lebih terarah sesuai dengan tujuan. Lembar pengumpulan data harus sederhana bentuknya membuat kolom yang sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat diisi dengan mudah dan tepat. Lembar pengumpulan data mudah di mengerti, dalam pembuatannya harus benar dan mudah untuk di fahami baik oleh pengumpul data maupun oleh orang lain. 25

Lembar pengumpulan data harus memberikan informasi yang diperlukan, maksudnya apakah data yang di dapat cukup lengkap sebagai landasan untuk bertindak, sehingga data yang dikumpulkan memberi manfaat seperti: - Memahami situasi yang sebenarnya. - Menganalisa masalah yang ada. - Membantu dalam mengambil keputusan. Tabel 3. 1 Contoh Lembar Periksa ( Check Sheet) NO TANGGAL JUMLAH KERTAS 1 2 3 2. Histogram. JUMLAH DITOLAK JUMLAH DITERIMA Digunakan untuk distribusi data yang dikumpulkan. 80 60 40 20 3. Diagram Pareto Gambar 3.1 Bentuk Histogram 26

Digram pareto adalah diagram balok yang di susun secara berjenjang mulai dari yang tertinggi hingga yang terendah. Yang digunakan untuk menentukan urutan prioritas masalah yang dipecahkan Langkah-langkah diagram pareto : 1. Menentukan item klasifikasi yang akan anda gunakan dalam grafik sebagai contoh, grafik dapat mendaftar item sesuai macam cacat, kerusakan, grup kerja, produk dan kehancuran. (bila cacat anda tidak diklasifikasikan atau di itemisasikan maka anda dapat menyusun diagram pareto, ulangi lembaran pemeriksaan anda. Sehingga data anda akan di itemisasikan. 2. Tetapkan periode waktu untuk digambarkan pada grafik anda dengan kata lain dari waktu apa mencakup ke waktu apa. Tidak terdapat batasan periode waktu sehinga pada umumnya periode waktu akan berpariasi sesuai dengan situasi. Hal yang penting untuk diingat adalah mencoba menetapkan periode yang sama untuk semua grafik yang berkaitan sehingga anda dapat membandingkan. 3. Jumlah setiap item untuk periode yang anda tetapkan jumlah setiap item akan ditunjukan dengan balok panjang. Bila perlu dapat digunakan 100 % sebagai total dan menghitung jumlah persentase setiap item. 4. Gambar sumbu horizontal dan vertikal pada kertas grafik dan membatasi sumbu vertical dengan unit yang tepat (jumlah cacat dan persentase cacat). 5. Dibawah sumbu horizontal, tulis item yang paling penting dan yang lainnya, sehingga item cacat utama ditunjukan pada grafik paling kiri. 27

6. Gambar balok, tinggi balok akan menggambarkan nilai pada sumbu vertikal. Jagalah lebar balok agar selalu sama dan setiap balok harus selalu nempel dengan balok lainnya. Jika anda membuat jarak antar balok buatlah jarak yang seragam. 7. Berikan judul pada grafik dan tulis dengan singkat sumber data grafik tersebut. Kegunaan diagram pareto Diagram pareto adalah langkah pertama dalam membuat perbaikan Menunjukan masalah utama, maksudnya yaitu bahwa diagram pareto dapat menunjukan penyebab utama yang merupakan kunci dalam penyeleksian produk cacat. Membantu dalam mengambil keputusan Menyatakan perbandingan masing-masing persoalan terhadap keseluruhan masalah Untuk mengevaluasi pada tahap selanjutnya. Tabel 3. 2 Data Jumlah Cacat NO JENIS CACAT JUMLAH CACAT % CACAT 1 2 3 28

80 60 40 20 80 60 40 20 Gambar 3. 2 Diagram Pareto 4. Diagram sebab akibat Diagram sebab akibat adalah suatu alat untuk menemukan faktor-faktor yang berpengaruh pada masalah yang akan dipecahkan. Perbaikan kualitas dari produk hasil proses produksi dapat disebabkan oleh: Bahan baku Mesin Metode Manusia Lingkungan Faktor-faktor diatas mempunyai hubungan dengan perbedaan kualitas yang dapat digambarkan dalam sebab akibat, sehingga dapat dengan mudah diketahui penyebab utama dalam perbaikan kualitas yang paling dominan. Langkah-langkah membuat diagram sebab akibat (Fishbone Diagram) adalah sebagai berikut : 29

1. Mulai dengan pernyataan-pernyataan masalah-masalah utama yang penting dan mendesak untuk diselesaikan. 2. Tulis pernyataan masalah itu pada kepala ikan yang merupakan akibat (effect). Tulis pada sisi sebelah kanan dari kertas (kepala ikan) kemudian gambarkan tulang belakang dari kiri kekanan dan tempatkan pernyataan masalah itu dalam kotak. 3. Tulis faktor-faktor penyebab-penyebab utama (sebab-sebab yang mempengaruhi masalah kualitas sebagai tulang besar yang ditempatkan dalam kotak. 4. Tulis penyebab-penyebab sekunder yang mempengaruhi penyebabpenyebab utama (tulang besar) serta penyebab sekunder itu dinyatakan sebagai tulang berukuran sedang. 5. Tuliskan penyebab-penyebab tersier yang mempengaruhi penyebabpenyebab sekunder (tulang berukuran sedang) serta penyebab-penyebab tersier itu dinyatakan sebagai tulang berukuran kecil. 6. Tentukan item-item yang penting dari setiap faktor dan berilah tanda faktor-faktor penting tertentu yang kelihatan memiliki pengaruh nyata terhadap karakteristik kualitas. 7. Catatlah informasi yang perlu didalam diagram sebab akibat itu. Seperti judul, nama produk, proses, kelompok, tanggal dan lain-lain. Apabila dikerjaka oleh suatu grup, maka pembuatan diagram sebab akibat melalui sumbang saran (brain storming) dengan dasar pendekatan sistem. Dengan cara pendekatan ini dapat membantu penyusunan diagram sebab akibat. 30

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam sumbang saran yang harus dipenuhi yaitu : Berupa diskusi bebas Tidak mengkritik atau mencela orang lain Tidak melarang orang untuk berbicara atau berpendapat Prinsip-prinsip tersebut dianut dengan alasan bahwa makin banyak pendapat akan semakin baik. Baru kemudian dilakukan penyaringan (eliminasi). Dan diambil pokok-pokok penting dari pendapat tersebut yang merupakan faktor yang berpengaruh terhadap suatu akibat tertentu. Kegunaan diagram sebab akibat Digunakan untuk menemukan sebab-sebab timbulnya persoalan serta apa akibatnya. Diagram ini digunakan untuk menganalisa timbulnya akibat, yaitu mencari atau menemukan dan menggambarkan faktor-faktor penyebab dari suatu akibat yang diamati Dalam hal ini ada 5 faktor utama yang perlu diperhatikan yaitu : Bahan baku Mesin Metode Manusia LingkunganSebab-sebab keragaman dapat terjadi karena : Manusia Mesin Metode Deffect material Material Lingkungan 31

Gambar 3. 3 Diagram Sebab Akibat 5. Diagram Pancar (Scater Diagram) Diagram pancar adalah suatu diagram yang memperlihatkan hubungan atau korelasi antara sebab dan akibat. Diantara suatu penyebab dengan penyebab lain dan hubungan dengan satu penyebab dengan dua penyebab lain. Pedoman pembuatan diagram pancar adalah : 1. Mengumpulkan sejumlah data yang akan diteliti kedalam lembar pemeriksaan. 2. Membuat sumbu tegak dan sumbu datar beserta skalanya. Bila hubungan antara data-data tersebut merupakan sebab-akibat, maka, besaran penyebab diletakan pada sumbu (X) sumbu mendatar dan besaran akibat diletakan pada sumbu (Y). 3. Masukan data yang dihasilkan dari penelitian. 6. Stratifikasi Stratifikasi adalah alat yang digunakan untuk menguraikan atau mengklasifikasikan persoalan menjadi kelompok-kelompok yang mempunyai karakteristik yang sama (misalnya : jenis, sifat dan ukuran). Data atau ukuran yang diamati biasanya selalu bervariasi yang disebabkan oleh berbagai factor. Apabila data tersebut dapat digolongkan berdasarkan faktor-faktor yang diduga merupakan penyebab variasi maka faktor-faktor penyebab tersebut, akan mudah 32

didapati karena dipersempit variasinya. Dengan cara ini kita akan lebih mudah meningkatkan mutu dengan mengurangi variasi dan meningkatkan keseragaman. Kegunaan stratifikasi adalah : 1. Melihat masalah secara baik terarah dan mendalam 2. Mempermudah dalam mengambil keputusan 3. Menghindari salah tafsir 4. Membantu membuat diagram Pareto, Histogram dan lain-lain. 7. Peta Kendali Pertama kali dikenalkan oleh W.A. Shewher pada tahun 1924. Dengan pandangan untuk menghilangkan variasi tidak normal dengan membedakan variasi terhadap assignable Couses dari Change Causes. Sebuah peta kendali terdiri dari garis tengah ( GT ), batas kendali atas (BKA) dan batas kendali bawah (BKB) serta nilai karakteristik digambarkan peta yang menggambarkan proses (keadaan proses). BKA GT BKB Gambar 3. 4 Peta Kendali Bagan kendali control (Control Chart) merupakan garis grafik dengan pencantuman batas maksimum dan minimum yang merupakan batas daerah pengendalian. Bagian ini menunjukan perubahan data dari waktu ke waktu tetapi 33

tidak menunjukan penyebab penyimpangan, menskipun adanya penyimpangan itu terlihat pada bagan kendali tersebut. Salah satu tujuan dari bagan pengendalian adalah untuk membuat atau menghasilkan produk-produk yang sama sesuai standar. Apabila kondisi pembuatan atau faktor-faktor utama dari suatu sistem berubah dari biasanya, maka pada bagan pengendalian menunjukan perubahan tersebut. Dalam hal ini tindakan yang harus diambil untuk mengembalikan bagan pada kondisi semestinya. Yaitu dengan mencari penyebabnya. Dengan demikian akan meyakinkan aktivitas produksi berada dalam kondisi standar. Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan bagan kendali yaitu : 1. Mengumpulkan data. Diperlukan lebih dari 100 data. Data dan cara pengambilannya serupa dengan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang. 2. Membagi 2 data dalam beberapa sub grup. Pemilihan sub grup dapat didasarkan pada urutan pengukuran atau lot dan tiap sub grup terdiri atas 2 hingga 5 buah data. - Data yang diperoleh dengan kondisi teknik yang sama di kelompokan dalam satu grup - Dalam satu grup jangan dimasukan data dari lot atau sifat yang berbeda. Karena itu, umumnya data dikelompokan dalam satu grup menurut hari, waktu, lot dan sebagainya. Jumlah data di dalam masingmasing sub grup dinyatakan sebagai n, sedangkan jumlah sub grup dinyatakan dalam k. 34

Bagan kendali dapat diklasifikasikan kedalam 2 tipe umum. Apabila karakteristik kualitas dapat diukur dan dinyatakan dalam bilangan, ini biasanya dinamakan bagan pengendali variabel. Yang termasuk bagan pengendali variable yaitu : - Grafik X - Grafik R - Grafik S Sedangkan apabila karakteristik kualitas tidak dapat diukur dan dinyatakan dalam bilangan, biasanya dinamakan bagan pengendali sifat (atribut). Yang termasuk bagan pengendali sifat adalah : - Grafik P dan NP - Grafik C - Grafik U Bagan pengendali yang digunakan dalam penelitian ini adalah peta kendali P. Peta P merupakan peta control proses yang berhubungan dengan karakteristik kualitas yang hanya didapat dan diperoleh sebagai atribut atau karakteristik kualitas yang dianggap sebagai atribut. Peta P digunakan untuk fraksi tolak produk karena tidak memenuhi spesifikasi atau dapat juga dikatakan cacat. Fraksi tolak (P) dedefinisikan sebagai angka rasio antara jumlah produk yang tidak memenuhi spesifikasi pada suatu pemeriksaan dengan jumlah total produk yang diperiksa. Persentase tolak atau 100 P merupakan kelipatan 100 dari fraksi tolak. Untuk perhitungan batas kontrol aktual perlu digunakan fraksi tolak 35

untuk pemetaan dan persentasi umum tentang hasil kepada operator dan manajemen, fraksi tolak biasanya dikonversikan kepersentase tolak. Pemakaian peta P, didasarkan pada konsep yang menyatakan bahwa distribusi nilai P akan mengikuti distribusi binomial. Peta P dapat digunakan pada pemeriksaan 100 % maupun pada sample lot perlot. Batas control yang digunakan pada peta P biasanya adalah 3, karena pertimbangan ekonomis dan juga mampu memberikan indikasi terjadinya variasi etnik pada proses melalui peta. Hal tersebut didasarkan atas pemikiran bahwa peluang jatuhnya nilai P diluar batas kontrol adalah 0.27 % yang sangat kecil kemungkinannya apabila proses tidak berubah. Kegunaan dari peta kontrol P adalah : 1. Untuk menemukan proporsi rata-rata produk yang tidak sesuai (rusak/cacat) berdasarkan pemeriksaan selama satu periode 2. Memberikan informasi menajemen tentang perubahan-perubahan dalam rata-rata tingkatan mutu 3. Memberikan indikasi gambaran proses sehingga dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan tindakan untuk mengidentifikasi dan mengoreksi sebab-sebab terjadinya penurunan kualitas 4. Memberikan gambaran mengenai tempat-tempat penggunaan X dan R, guna mendiagnosis masalah-masalah kualitas. Langkah-langkah yang digunakan dalam pembuatan peta control yang umumnya digunakan untuk keperluan praktis adalah : Persiapan pembuatan peta control a. Penentuan tujuan pembuatan peta control. 36

b. Pemilihan stasiun pemeriksaan dan karakteristik kualitas yang dipetakan c. Menentukan penyeleksian atau pemilihan sub grup d. Pemilihan jenis (tipe) bagan yang akan digunakan (P dan np) e. Menentukan keputusan mengenai perhitungan batas-batas control f. Penyusunan lembar / formulir pencatatan dan pembaganan data. Pembuatan peta control a. Pencatatan pengumpulan data b. Menghitung fraksi tolak (P). setiap sub grup, rumus yang digunakan dalam menghitung fraksi tolak tiap grup (P) adalah : Pi ri n r i = jumlah produk yang ditolak dalam sub grup n = jumlah yang diperiksa dalam sub grup c. Menghitung P, rata-rata bagian yang ditolak (fraksi tolak) Rumus yang digunakan : P ri n ri = Jumlah keseluruhan produk yang ditolak selama periode tertentu n = Jumlah keseluruhan produk yang diperiksa selama periode penelitian. d. Menghitung batas-batas control untuk setiap sub grup berdasarkan rata-rata bagian yang diamati, P. rumus yang digunakan untuk menghitung simpangan baku, P yaitu : 37

σ P P(1 P) n Maka batas-batas control untuk peta P sebagai berikut : BKAp P 3 GT P BKBp P 3 P(1 P n P(1 P n e. Penebaran (pelukisan) titik-titik dan batas-batas control. Lukiskan batas-batas control percobaan segera setelah dihitung dan di perhatikan apakah proses tersebut tampaknya berada dalam control. Melanjutkan penggunaan peta control a. Pemilihan fraksi tolak (P) b. Perhitungan batas-batas control c. Penebaran titik-titik dan batas-batas d. Penafsiran mengenai kurangnya control e. Peninjauan kembali dan revisi nilai standar periodik (P) Laporan dan tindakan berdasarkan peta kontrol a. Tindakan untuk membawa proses kedalam control pada tindakan yang memuaskan b. Peninjauan kembali spesifikasi dalam hubungannya dengan kemampuan proses produksi c. Informasi bagi manajemen mengenai tingkatan mutu Interpretasi keadaan tak terkendali pada peta kontrol Kemampuan melakukan interpretasi terhadap berbagai pola yang timbul pada peta kontrol merupakan hal yang penting dalam menggunakan 38

peta control. Pengetahuan dan pemahaman yang mendalam atas proses yang dikendalikan sangat membantu keefektipan penggunaan peta kontrol. Setelah peta kontrol di implementasikan dalam produksi, peta ontrol akan memeberikan informasi tentang perubahan yang terjadi selama proses berlangsung yaitu saat tindakan perbaikan perlu diambil. Tetapi peta kontrol tidak memberikan letak sumber masalah itu sendiri. Secara terperinci keadaan tak terkendali yang terlihat pada peta X dan peta P adalah apabila kondisi sebagai berikut : 1. Beberapa titik (nilai P atau X). keluar dari batas kontrol (termasuk titik-titik yang tepat pada garis batas kontrol) untuk proses yang sudah baik (terkendali selama periode yang panjang) proses tidak terkendali apabila : - Dari 35 titik yang berurutan terdapat lebih dari 7 titik yang keluar dari batas kontrol. - Dari 100 titik yang berurutan terdapat lebih dari 2 titik yang keluar dari batas kontrol. 2. Titik-titik yang secara mengelompok menunjukan bentuk khusus. Meskipun dalam batas-batas kontrol. Untuk keadaan yang terkendali pada kasus ini dapat dibentuk : a. Deret Bila ada beberapa titik pada peta control selalu berada di atas atau di bawah garis tengah secara berurut. Yang kejadiannya dapat berupa : 39

Bila ada 7 titik berurutan semuanya jatuh di atas atau di di bawah garis tengah Bila ada 11 titik berurutan paling sedikit 10 titik jatuh diatas atau dibawah garis tengah Bila dalam 14 titik secara berurutan terdapat paling 12 titik jatuh diatas atau dibawah garis tengah Bila dalam 17 titik secara berurutan terdapat paling sedikit 14 titik berada diatas atau di bawah garis tengah Bila dalam 20 titik secara berurutan terdapat paling sedikit 16 titik berada di atas atau di bawah garis tengah b. Kecenderungan Apabila dari sekumpulan titik terdapat paling sedikit 7 titik secara kontinu jatuh membentuk kecenderungan keatas atau kebawah. 40