INTISARI POLA PENGOBATAN ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYAPADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN RSUD BRIGJEND H. HASAN BASRY KANDANGAN PERIODE

dokumen-dokumen yang mirip
POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL

INTISARI. Puskesmas 9 NopemberBanjarmasin. 1 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 2

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dari penyakit infeksi ke penyakit non infeksi, yaitu penyakit tidak

Kata Kunci: Kesesuaian dan ketidaksesuaian, Resep, Obat Antihipertensi

INTISARI. Kata Kunci : Hipertensi, Pelayanan Komunikasi, Informasi Dan Edukasi.

INTISARI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PERILAKU PENGOBATAN DENGAN TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUD DR.

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTI-HIPERTENSI PADA RESEP PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI INSTALASI FARMASI UNIT RAWAT JALAN RSUD

DAFTAR ISI RINGKASAN... SUMMARY... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang paling sering dijumpai pada pasien-pasien rawat jalan, yaitu sebanyak

PERBANDINGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DAN TEKANAN DARAH ANTARA PENGGUNAAN LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT DAN APLIKASI DIGITAL PILLBOX REMINDER

BAB 1 PENDAHULUAN. Prevention, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC-7)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INTISARI. M. Fauzi Santoso 1 ; Yugo Susanto, S.Si., M.Pd., Apt 2 ; dr. Hotmar Syuhada 3

INTISARI IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIHIPERTENSI PADA RESEP PASIEN UMUM DI UNIT RAWAT JALAN INSTALASI FARMASI RSUD DR. H.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

INTISARI GAMBARAN KUALITAS HIDUP DAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan angka morbiditas secara global sebesar 4,5 %, dan

Karakteristik Pasien Hipertensi di Bangsal Rawat Inap SMF Penyakit Dalam RSUP DR. M. Djamil Padang Tahun 2013

INTISARI. Endah Dwi Janiarti; Erna Prihandiwati; Anna Apriyanti

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian. promotif dan preventif untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA TERAPI ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT INAP DI RSU PANCARAN KASIH GMIM MANADO

RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN PROLANIS DI PUSKESMAS KARANGPANDAN KABUPATEN KARANGANYAR. Tugas Akhir

ABSTRAK. EFEK TERAPI AJUVAN EKSTRAK DAUN SELEDRI (Apium graveolens L.) TERHADAP PENDERITA HIPERTENSI

BAB I PENDAHULUAN. seluruh pembuluh dimana akan membawa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah

Diajukan oleh RA Oetari

I. PENDAHULUAN. Hipertensi dikenal secara umum sebagai penyakit kardiovaskular. Penyakit

EVALUASI DOSIS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI DI INSTALASI RAWAT INAP RS X TAHUN 2010 DAN 2011 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

Tugas Akhir. Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan. memperoleh gelar Ahli Madya D3 Farmasi. Oleh: Lusiana Rizqi M DIPLOMA 3 FARMASI

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat deskriptif dengan metode cross sectional. Pengambilan data dari

Prosiding Farmasi ISSN:

BAB 1 PENDAHULUAN. membangun sumber daya manusia berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan

INTISARI PENGARUH LAYANAN PESAN SINGKAT PENGINGAT TERHADAP KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RSUD

I. PENDAHULUAN. dilakukan rata-rata dua kali atau lebih dalam waktu dua kali kontrol (Chobanian,

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

HUBUNGAN KEPATUHAN PASIEN DALAM MENGKONSUMSI OBAT CAPTOPRIL TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS ALALAK SELATAN BANJARMASIN

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN DENGAN PENYAKIT GINJAL KRONIS DI BANGSAL PENYAKIT DALAM RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu penyakit menular

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jumpai. Peningkatan tekanan arteri dapat mengakibatkan perubahan patologis

AKADEMI FARMASI ISFI BANJARMASIN (Jl. Flamboyan 3 No.

INTISARI PENGARUH KEPATUHAN MINUM OBAT TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI DI POSYANDU LANSIA PADA PUSKESMAS SUNGAI JINGAH BANJARMASIN

MEDIKA TADULAKO, Jurnal Ilmiah Kedokteran, Vol.1 No.2 Mei 2014

KAJIAN PENGOBATAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS KARANG ASAM SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. merupakan penyakit nomor satu penyebab kematian di Indonesia dan sekitar 20-

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga meningkatkan risiko PKV seperti pembesaran ventrikel kiri, infark

BAB 1. mempengaruhi jutaan orang di dunia karena sebagai silent killer. Menurut. WHO (World Health Organization) tahun 2013 penyakit kardiovaskular

BAB 1 PENDAHULUAN. tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan. mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia menderita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejak beberapa dekade belakangan ini para ilmuan dibidang kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit saat ini telah mengalami perubahan yaitu adanya transisi

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

I. PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi menetap yang penyebabnya tidak

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab utama kematian secara

Kata Kunci : Medication Error, skrining resep, persentase ketidaklengkapan administrasi resep

EVALUASI KERASIONALAN PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT INAP DI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI-JUNI 2014

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA PENGGUNAAN ANTIHIPERTENSI KOMBINASI DUA OBAT PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

INTISARI. Ari Aulia Rahman 1 ; Yugo Susanto 2 ; Rachmawati 3

STUDI PENGGUNAAN CALCIUM CHANNEL BLOCKER pada PASIEN STROKE ISKEMIK RAWAT INAP di RSU. Dr SAIFUL ANWAR MALANG

GAMBARAN KESESUAIAN DAN KETIDAKSESUAIAN RESEP PASIEN ASKES RAWAT JALAN DENGAN DPHO PADA APOTEK APPO FARMA BANJARMASIN PERIODE JULI-AGUSTUS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN KLINIS PASIEN GASTROENTERITIS DEWASA YANG DIRAWAT INAP DI RSUD DR. PIRNGADI MEDAN PERIODE JUNI DESEMBER 2013 OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

STUDI PENGGUNAAN ANGIOTENSIN RESEPTOR BLOKER (ARB) pada PASIEN STROKE ISKEMIK RAWAT INAP di RSU. Dr. SAIFUL ANWAR MALANG

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN BPJS DI RSUD KRT SETJONEGORO WONOSOBO

EVALUASI PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI DI EMPAT PUSKESMAS KOTA MEDAN SKRIPSI OLEH: ABDULLAH SYAHRIL SITEPU NIM

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

POLA PENGOBATAN HIPERTENSI PADA PASIEN LANSIA DI PUSKESMAS WINDUSARI, KABUPATEN MAGELANG KABUPATEN MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. mencakup dua aspek, yakni kuratif dan rehabilitatif. Sedangkan peningkatan

Susanty Wahyu Nanurlaili, I Wayan Sudhana Program Studi Pendidikan Dokter Universitas Udayana, Denpasar, Bali.

INTISARI KESESUAIAN PERESEPAN OBAT PASIEN BPJS KESEHATAN DENGAN FORMULARIUM NASIONAL DI RSUD BANJARBARU PERIODE OKTOBER SAMPAI DESEMBER 2015

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI DI RS SANTA CLARA MADIUN TAHUN 2011 FRANSISKA MADE RATNA KUMALA DEWI

EVALUASI KELENGKAPAN FARMASETIK RESEP UMUM POLI ANAK RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN PERIODE JANUARI - MARET TAHUN

PROFIL EKG PASIEN HIPERTENSI DI POLIKLINIK JANTUNG (ECG Profile of Hypertension patients in Outpatient Cardiac Unit)

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya angka harapan hidup penduduk Indonesia (BPS, 2013).

ANALISIS LAMA KAMBUH PASIEN HIPERTENSI DENGAN SENSOR TIPE III MENGGUNAKAN REGRESI COX KEGAGALAN PROPORSIONAL

ANGKA KEJADIAN SINDROMA KORONER AKUT DAN HUBUNGANNYA DENGAN HIPERTENSI DI RSUP H. ADAM MALIK, MEDAN PADA TAHUN 2011 KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tekanan darah lebih dari sama dengan 140mmHg untuk sistolik dan lebih dari

ANALISIS EFEKTIVITAS BIAYA TERAPI ANTIHIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. MOEWARDI TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

4.10 Instrumen Penelitian Prosedur Penelitian Manajemen Data Analiasis Data BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.

DAFTAR ISI. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Manfaat...7

BAB I PENDAHULUAN. darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya

HUBUNGAN BIAYA OBAT TERHADAP BIAYA RIIL PADA PASIEN RAWAT INAP JAMKESMAS DIABETES MELITUS DENGAN PENYAKIT PENYERTA DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2013

Transkripsi:

INTISARI POLA PENGOBATAN ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYAPADA PASIEN HIPERTENSI RAWAT JALAN RSUD BRIGJEND H. HASAN BASRY KANDANGAN PERIODE 2015 Norlia Hidayati 1 ; Erna Prihandiwati 2 ; Erveni Aulia 3 Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko utama penyebab gangguan jantung. Selain mengakibatkan gagal jantung, hipertensi dapat juga berakibat terjadinya gagal ginjal maupun penyakit serebrovaskular. Di negara berkembang, hipertensi telah menggeser penyakit menular sebagai penyebab terbesar mortalitas dan morbiditas. Hal ini dibuktikan dari hasil Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2013 melalui pengukuran pada umur > 18 tahun di wilayah Kalimantan Selatan menduduki peringkat kedua yakni sebanyak 30,8%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola pengobatan antihipertensi dan kesesuaiannya pada pasien hipertensi rawat jalan RSUD Brigjend H. Hasan Basry Kandangan periode 2015. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang bersifat deskriptif dan retrospektif dengan sampel berupa data resep dan data rekam medik kesehatan (RKM) pasien hipertensi di RSUD Brigjend H. Hasan Basry Kandangan periode 2015. Sampel yang didapat dari penelitian yaitu sebanyak 210 resep pasien dengan metode systematic random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa golongan antihipertensi yang sering digunakan pada pasien rawat jalan RSUD Brigjend H. Hasan Basry Kandangan adalah golongancalcium Channel Blokers (CCB) yaitu sebanyak 122 macam (36,86%). Obat antihipertensi yang diresepkan paling banyak adalah Amlodipin (36,25%). Kesesuaian obat antihipertensi pada pasien hipertensi rawat jalan RSUD Brigjend H. Hasan Basry Kandangan dengan literatur Joint National Seventh (JNC VII), dinyatakan bahwa pengobatan antihipertensi yang sesuai adalah sebanyak 115 resep pasien (54,76%) dan yang dinyatakan tidak sesuai adalah sebanyak 95 resep pasien (45,24%). Kata Kunci : Hipertensi,Antihipertensi, Pola Pengobatan, Kesesuaian 1 Akademi Farmasi ISFI Banjarmasin 2 RSUD Brigjend H. Hasan Basry Kandangan i

ii ABSTRACT ANTIHYPERTENSIVE TREATMENT PATTERN AND ITS SUITABILITY WITH THE HYPERTENSION OUTPATIENTS AT BRIGJEND H. HASAN BASRY HOSPITAL IN KANDANGAN PERIOD 2015 Norlia Hidayati 1 ; Erna Prihandiwati 2 ; Erveni Aulia 3 Hypertension is one of the main causes of heart diseases. In addition to causing heart failure, hypertension can also lead to kidney failure and cerebrovascular disease. In developing countries, hypertension has replaced the position of infectious diseases as the largest cause of mortality and morbidity. This is evidenced from the Basic Health Research in 2013 through the measurement of the age less than or at 18 years in South Kalimantan. It is at the second rank, as much as 30.8%. The purpose of this study was to determine the pattern of treatment antihypertensive drugs and its suitability with the hypertensive outpatients at Brigjend H. Hasan Basry hospital in Kandangan period of 2015. This study was a descriptive and retrospective observational study where the samples were the prescriptions and the medical records of health (RKM) of the hypertensionpatients at Brigjend H. Hasan Basry hospital in Kandangan period 2015. The samples obtained for this study were as many as 210 prescriptions taken using systematic random sampling method. The results showed that type of antihypertensive often used by the outpatients of Brigjend H. Hasan Basry hospitals Kandangan was calcium channel blockers (CCB). It was as many as 122 types or36,86%. Antihypertensive drugs most widely prescribed are amlodipine (36.25%). Based on the literature of Seventh Joint National (JNC VII), it was found that at Brigjend H. Hasan Basry hospital in Kandangan, as many as 115 prescriptions or 54.76% of the antihypertensive drug types for the hypertension outpatients were stated suitable, and as many as 95 prescriptions or 45.24% were stated not suitable. Keywords: Hypertension, Antihypertensive, Treatment patterns, Suitability 1 Academy of Pharmacy ISFI Banjarmasin 2 Brigjend H. Hasan Basry Hospital, Kandangan

3 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hipertensi merupakan penyakit yang sering disebut sebagai silent killer (pembunuh diam-diam) termasuk penyakit yang sangat berbahaya karena tidak ada tanda khas sebagai peringatan dini. Peningkatan tekanan darah sistolik dan atau diastolik meningkatkan kejadian kardiovaskular. Semakin tinggi tekanan darah maka semakin tinggi risiko terjadinya penyakit jantung koroner, gagal jantung, stroke, atau gagal ginjal (Kabo, 2011). Menurut Joint National Commitee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment on High Blood Pressure VII(JNC VII)Amerika Serikat, hampir 1 milyar orang menderita hipertensi di dunia (Chobanian et al., 2004). Hipertensi menduduki peringkat ke-3 penyebab kematian setelah stroke dan tuberkolosis, yakni mencapai 6,7% dari populasi kematian pada semua umur di Indonesia. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Balitbangkes tahun 2007 menunjukkan prevalensi hipertensi secara nasional mencapai 31,7% (Depkes, 2010). Prevalensi hipertensi meningkat sejalan dengan perubahan gaya hidup seperti merokok, obesitas, inaktivitas fisik dan strees psikososial di banyak negara. Hipertensi sudah menjadi masalah yang lebih besar jika tidak ditanggulangi sejak dini (Depkes, 2007). Di negara berkembang, hipertensi telah menggeser penyakit menular sebagai penyebab terbesar mortalitas dan morbiditas. Hal ini dibuktikan dari hasil Riset Kesehatan Dasar melalui pengukuran pada umur 18 tahun tertinggi di Bangka Belitung (30,9%), diikuti Kalimantan selatan (30,8%), Kalimantan Timur (29,6%) dan Jawa Barat (29,4%)(Riskesdas, 2013). Dan dari hasil survei Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik yang dilaksanakan pada tahun 2009, bahwa hipertensi termasuk dalam 10 penyakit yang paling sering dijumpai pada pasienpasien rawat jalan, yaitu sebanyak 123.269 kasus, berjajar bersama penyakit menular lainnya

4 seperti infeksi saluran napas, diare, dan gastroenteritis, dan lain-lain. Jumlah ini meningkat drastis, mengingat pada tahun 2007 penyakit hipertensi tidak termasuk dalam 10 penyakit yang paling sering dijumpai pada pasien-pasien rawat jalan (Depkes, 2006). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati (2015) dengan judul Pola Penggunaan Obat Antihipertensi dan Kesesuaiannya pada Pasien Geriatri Rawat Jalan di RSUD Ulin Banjarmasin Periode April 2015 diperoleh hasil penelitian bahwa didomininasi oleh pasien hipertensi stage 1 dengan jumlah 105 pasien (53,30%) kemudian diikuti oleh pasien pre-hipertensi dengan jumlah 49 pasien (24,88%)dan selanjutnya pasien hipertensi stage 2 yaitu sebanyak 43 pasien (21,82%). Obat antihipertensi yang diresepkan pada pasien geriatri ini kebanyakan digunakan secara tunggal yaitu sejumlah 119 pasien (60,41%). Golongan antihipertensi yang paling banyak digunakan adalah golongan penghambat kalsium (CCB) yaitu sebanyak 116 pasien (42,02%). Kesesuaian terapi penggunaan obat antihipertensi pada pasien geriatri rawat jalan di RSUD Ulin Banjarmasin dibandingkandengan literatur Joint National Comitte Seventh (JNC VII),dinyatakan bahwa terapi penggunaan yang sesuai 100 pasien (50,77%) dan yang dinyatakan tidak sesuai adalah sebanyak 97 pasien (49,23%). Penggunaan obat antihipertensi adalah salah satu cara untuk mengobati dan mengatasi penyakit tersebut. Pemilihan obat antihipertensi ditentukan oleh keadaan klinis pasien, derajat hipertensi, dan sifat obat antihipertensi tersebut. Faktor yang perlu diperhatikan pada pemberian obat antihipertensi dari segi klinis pasien adalah keparahan pasien, usia pasien, derajat hipertensi, gagal ginjal, gangguan fungsi hati, penyakit penyerta dan penggunaan obat-obat yang rasional (Depkes RI, 2006). Pengobatan yang tidak rasional merupakan masalah yang terus terjadi di masyarakat Indonesia yang dapat meningkatkan mortalitas dan morbiditas pada pasien hipertensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak rasionalnya peresepan terjadi dibanyak negara terutama

5 negara-negara berkembang seperti Indonesia. Ini telah menjadi perhatian yang serius karena merupakan outcome pengobatan sehingga perlu dilakukan evaluasi kerasionalan peresepan obat (Cote, et al., 2003). Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.03/I/0848/2015 bahwa RSUD Brigjend H.Hasan Basry Kandangan merupakan Rumah Sakit tipe B dimana rumah sakit ini merupakan rujukan pertama sebanua anam.penelitian ini dilakukan di RSUD Brigjend H.Hasan Basry Kandangan karena dari studi pendahuluan yang dilakukan bahwa data rekam medik yang diperoleh pada periode2013, 2014 dan 2015 hipertensi termasuk 5 besar penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan dan di Poliklinik penyakit dalam hipertensi menduduki urutan pertama dari 10 besar penyakit terbanyak pada tahun 2015 dengan jumlah 883 pasien. Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pola pengobatan antihipertensi dan kesesuaiannya pada pasien hipertensi rawat jalan RSUD H.Hasan Basry Kandangan.