JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA PELETAKAN BOOSTER PUMP PADA ONSHORE PIPELINE JOB PPEJ (JOINT OPERATING BODY PERTAMINA PETROCHINA EAST JAVA)

PIPELINE STRESS ANALYSIS PADA ONSHORE DESIGN JALUR PIPA BARU DARI CENTRAL PROCESSING AREA(CPA) JOB -PPEJ KE PALANG STATION DENGAN PENDEKATAN CAESAR

NAJA HIMAWAN

BAB I PENDAHULUAN. kini, misalnya industri gas dan pengilangan minyak. Salah satu cara untuk

FULL DEVELOPMENT OF PIPELINE NETWORKING AT X FIELD

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN

ANALISA KEANDALAN PADA PIPA JOINT OPERATING BODY PERTAMINA-PETROCHINA EAST JAVA ( JOB P-PEJ )BENGAWAN SOLO RIVER CROSSING

Analisa Tegangan pada Pipa yang Memiliki Korosi Sumuran Berbentuk Limas dengan Variasi Kedalaman Korosi

Bab 3 Data Operasi Sistem Perpipaan pada Topside Platform

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192

ANALISA PRESSURE DROP DALAM INSTALASI PIPA PT.PERTAMINA DRILLING SERVICES INDONESIA DENGAN PENDEKATAN BINGHAM PLASTIC

OPTIMASI DESAIN ELBOW PIPE

SKRIPSI PURBADI PUTRANTO DEPARTEMEN METALURGI DAN MATERIAL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA GENAP 2007/2008 OLEH

Pipeline Stress Analysis Pada Onshore Design Jalur Pipa Baru Dari Central Processing Area (CPA) Ke Palang Station JOB PPEJ Dengan Pendekatan Caesar II

Prasetyo Muhardadi

UNIVERSITAS DIPONEGORO PERANCANGAN SISTEM PIPA DISTRIBUSI BAHAN BAKAR (SOLAR) JALUR PEKANBARU - BATAM TUGAS AKHIR RENDY ARIE CHAMETANA L2E

Analisa Laju Erosi dan Perhitungan Lifetime Terhadap Material Stainless Steel 304, 310, dan 321

PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH DINGIN DARI TANGKI ATAS MENUJU HOTEL PADA THE ARYA DUTA HOTEL MEDAN

Analisis Aliran Fluida Terhadap Fitting Serta Satuan Panjang Pipa. Nisa Aina Fauziah, Novita Elvianti, dan Verananda Kusuma Ariyanto

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Ketebalan pipa dapat berbeda-beda sesuai keadaan suatu sistem perpipaan.

STUDI PARAMETER PENGARUH TEMPERATUR, KEDALAMAN TANAH, DAN TIPE TANAH TERHADAP TERJADINYA UPHEAVAL BUCKLING PADA BURRIED OFFSHORE PIPELINE

SIDANG P3 JULI 2010 ANALISA RESIKO PADA ELBOW PIPE AKIBAT INTERNAL CORROSION DENGAN METODE RBI. Arif Rahman H ( )

PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM

Analisa Pemasangan Ekspansi Loop Akibat Terjadinya Upheaval Buckling pada Onshore Pipeline

UNIVERSITAS DIPONEGORO PERANCANGAN SISTEM PIPELINE MINYAK SOLAR CILACAP-YOGYAKARTA TUGAS AKHIR FREDERIK LUKAS SIANTURI L2E

BAB III METODE PENELITIAN. Diagram alir studi perencanaan jalur perpipaan dari free water knock out. Mulai

PENGARUH DEBIT ALIRAN TERHADAP HEAD LOSSES PADA VARIASI JENIS BELOKAN PIPA

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Fluida

TUGAS AKHIR (ME ) STUDI TEKNIS EKONOMIS ANTARA MAIN RING SISTEM DENGAN INDEPENDENT SISTEM BALLAST PADA KAPAL TANKER MT YAN GT

Prototipe Pembangkit Listrik Tenaga Air Memanfaatkan Teknologi Sistem Pipa Kapiler

Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup

PENGARUH REYNOLD NUMBER ( RE ) TERHADAP HEAD LOSSES PADA VARIASI JENIS BELOKAN PIPA ( BERJARI JARI DAN PATAH )

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: B-169

BAB III DATA DESAIN DAN HASIL INSPEKSI

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2 (2017), ( X Print)

BAB V ANALISA HASIL. Dari hasil perhitungan awal dapat diketahui data-data sebagai berikut :

STUDI EKSPERIMENTAL PENGUKURAN HEAD LOSSES MAYOR (PIPA PVC DIAMETER ¾ ) DAN HEAD LOSSES MINOR (BELOKAN KNEE 90 DIAMETER ¾ ) PADA SISTEM INSTALASI PIPA

MODEL ANALITIK MUFFLER ABSORPTIVE PADA VENTILASI UDARA

PENGUJIAN PENGARUH VARIASI HEAD SUPPLY DAN PANJANG LANGKAH KATUP LIMBAH TERHADAP UNJUK KERJA POMPA HIDRAM

ANALISA PERANCANGAN INSTALASI GAS

Analisis Kekuatan Konstruksi Sekat Melintang Kapal Tanker dengan Metode Elemen Hingga

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

JUDUL TUGAS AKHIR ANALISA KOEFISIEN GESEK PIPA ACRYLIC DIAMETER 0,5 INCHI, 1 INCHI, 1,5 INCHI

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA DATA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB II DASAR TEORI. m (2.1) V. Keterangan : ρ = massa jenis, kg/m 3 m = massa, kg V = volume, m 3

ANALISIS PENGARUH KEKASARAN PERMUKAAN PIPA TERHADAP BESARNYA HEADLOSSES SISTEM PERPIPAAN DI KAPAL

Model Matematika dan Analisanya Dari Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih di Suatu Kompleks Perumahan

2.5 Persamaan Aliran Untuk Analisa Satu Dimensi Persamaan Kontinuitas Persamaan Energi Formula Headloss...

SISTEM MANAJEMEN PERAWATAN UNIT MMU PUMP DAN OIL SHIPPING PUMP

ANALISA RANCANGAN PIPE SUPPORT PADA SISTEM PERPIPAAN DARI POMPA MENUJU PRESSURE VESSE DAN HEAT EXCHANGER DENGAN PENDEKATAN CAESARR II

DESAIN TEGANGAN PADA JALUR PEMIPAAN GAS DENGAN PENDEKATAN PERANGKAT LUNAK

ANALISA PERANCANGAN SISTEM INSTALASI BAHAN BAKAR UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN KRI DI MAKO ARMATIM. Oleh

SIDANG P3 TUGAS AKHIR JURUSAN TEKNIK KELAUTAN 28 JANUARI 2010

STUDI EKSPERIMENTAL DAN NUMERIK ALIRAN DUA FASE (AIR-UDARA) MELEWATI ELBOW 60 o DARI PIPA VERTIKAL MENUJU PIPA DENGAN SUDUT KEMIRINGAN 30 o

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi fluida

Gambar 3-15 Selang output Gambar 3-16 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk Gambar 3-17 Skema penelitian dengan sudut pipa masuk

Perancangan Termal Heat Recovery Steam Generator Sistem Tekanan Dua Tingkat Dengan Variasi Beban Gas Turbin

Masalah aliran fluida dalam PIPA : Sistem Terbuka (Open channel) Sistem Tertutup Sistem Seri Sistem Parlel

PEMODELAN DAN SIMULASI JARINGAN PIPA GAS DENGAN DUA SUMBER SUMUR GAS

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2, (2017) ISSN: ( Print) G-189

BAB IV PERANCANGAN SISTEM PERPIPAAN AIR UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN KEBUN VERTIKAL

ANALISIS PENGARUH JENIS DAN KONSENTRASI SURFAKTAN PADA PIPA MINYAK BERSIFAT PARAFFINIC WAX DARI LAPANGAN X (STUDI LABORATURIUM DAN SIMULASI)

DECANTER (D) Sifat Fisis Komponen Beberapa sifat fisis dari komponen-komponen dalam decanter ditampilkan dalam tabel berikut.

Bab 4 Pemodelan Sistem Perpipaan dan Analisis Tegangan

STUDI EKSPERIMENTAL DAN NUMERIK KARAKTERISTIK ALIRAN DUA FASE AIR-UDARA MELEWATI ELBOW 75⁰ DARI PIPA VERTIKAL MENUJU PIPA DENGAN SUDUT KEMIRINGAN 15

Bab III Data Perancangan GRP Pipeline

BAB III ANALISA IMPELER POMPA SCALE WELL

PADA INSTALASI ALAT PENGUJI ALIRAN FLUIDA CAIR SKRIPSI

DESAIN BASIS DAN ANALISIS STABILITAS PIPA GAS BAWAH LAUT

Pemodelan dan Simulasi Penurunan Tekanan pada Pipa Transmisi Menggunakan Metode Secant

Menghitung Pressure Drop

Existing : 790 psig Future : 1720 psig. Gambar 1 : Layout sistem perpipaan yang akan dinaikkan tekanannya

Analisa Variable Moment of Inertia (VMI) Flywheel pada Hydro-Shock Absorber Kendaraan

UJI PERFORMANSI POMPA BILA DISERIKAN DENGAN KARAKTERISTIK POMPA YANG SAMA

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

TUGAS AKHIR PIPELINE STRESS ANALYSIS TERHADAP TEGANGAN IJIN PADA PIPA GAS ONSHORE DARI TIE-IN SUBAN#13 KE SUBAN#2 DENGAN PENDEKATAN CAESAR II

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisa aliran berkembang..., Iwan Yudi Karyono, FT UI, 2008

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-91

Analisa Pengaruh Variasi Pinch Point dan Approach Point terhadap Performa HRSG Tipe Dual Pressure

LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA TEGANGAN SISTEM PIPA PROCESS LIQUID DARI VESSEL FLASH SEPARATOR KE CRUDE OIL PUMP MENGGUNAKAN PROGRAM CAESAR II

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 1, (2016) ISSN: ( Print) B36

Alat ukur aliran sangat diperlukan dalam industri oil, bahan kimia, bahan makanan, air, pengolahan limbah, dll.

PERBANDINGAN KINERJA POMPA REKONDISI TIPE VERTIKAL API 610 OH-4 MODEL 3900L DI PT.Y DENGAN CAE

ANALISA RESIKO PADA REDUCER PIPELINE AKIBAT INTERNAL CORROSION DENGAN METODE RBI (RISK BASED INSPECTION)

Analisa Rancangan Pipe Support Sistem Perpipaan dari Pressure Vessel ke Air Condenser Berdasarkan Stress Analysis dengan Pendekatan CAESAR II

TUGAS AKHIR PERANCANGAN DELUGE SYSTEM SPRINKLER MENGGUNAKAN SMOKE DETECTOR PADA GEDUNG DIREKTORAT PPNS-ITS. Ricki Paulus Umbora ( )

TUGAS AKHIR. Perbandingan Temperatur Pada PTC Dengan Kamera Infrared antara Fluida Air dan Minyak Kelapa Sawit

SPRINKLER DI GUDANG PERSONAL WASH PT. UNILEVER INDONESIA TBK. Wisda Mulyasari ( )

(Indra Wibawa D.S. Teknik Kimia. Universitas Lampung) POMPA

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Optimasi konfigurasi sudut elbow dengan metode field cold bend untuk pipa darat pada kondisi operasi

PENERAPAN PERANGKAT LUNAK KOMPUTER UNTUK PENENTUAN KINERJA PENUKAR KALOR

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

PERANCANGAN SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH PADA PERUMAHAN SETIA BUDI RESIDENCE DARI DISTRIBUSI PDAM MEDAN DENGAN MENGGUNAKAN PIPE FLOW EXPERT SOFTWARE

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (213) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) 1 Analisa Peletakan Booster Pump pada Onshore Pipeline JOB PPEJ (Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java) Debrina Alfitri Kentania, Ir. Imam Rochani,M.Sc., dan Silvianita,S.T.,M.Sc.,Ph.D Jurusan Teknik Kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 6111 Indonesia e-mail: imamr@oe.its.ac.id Abstrak Onshore Pipeline adalah sistem pipeline yang digunakan untuk menyalurkan hasil hidrokarbon ke tempat pemrosesan yang ada di darat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa peletakan booster pump yang ada pada onshore pipeline milik JOB PPEJ (Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java) dari Sukowati field menuju ke CPA (Central Processing Area) Mudi. Pemodelan dalam analisa tugas akhir ini menggunakan software untuk simulasi pemodelan aliran fluida pada jalur onshore pipeline. Dari hasil analisa menunjukkan bahwa besar pressure drop pada onshore pipeline sebesar 2,65 psi/mil. Sedangkan untuk solusi mengurangi adanya pressure drop dengan peletakan booster pump pada onshore pipeline adalah dengan peletakan booster pump. Dimana booster pump merupakan pompa yang mengatur tekanan pada aliran fluida internal dari suatu fluida di dalam pipa, sehingga pada jalur onshore pipeline pompa booster pump di Valve 4. Hal ini karena tekanan total yang dibutuhkan dari sukowati ke valve 4 mendekati tekanan MAOP (Maximum Allowable Operating Pressure) yaitu dengan MAOP sebesar 124 psi. Kata Kunci Booster Pump, Head Loss, Onshore Pipeline, Pressure Drop, I. PENDAHULUAN Pada perusahaan migas di Indonesia salah satu cara yang digunakan untuk menyalurkan hasil hidrokarbon ke tempat pemrosesan adalah dengan menggunakan pipa. Cara ini dilakukan untuk mempermudah proses penyaluran hidrokarbon yang aman dengan meminimumkan resiko terjadinya kecelakaan. Dalam analisa pada suatu sistem perpipaan terlebih dahulu yang dilakukan adalah analisa internal flow dan tekanan internal dari fluida yang mengalir dalam pipa. Penerapan dari prinsip mekanika fluida ini sering dijumpai di industri terutama dalam industri migas yang menggunakan prinsip tersebut untuk mengalirkan fluida. Tujuan untuk analisa tugas akhir ini adalah untuk mengetahui berapa besar penurunan tekanan (pressure drop) yang terjadi pada onshore pipeline JOB PPEJ serta solusi yang harus dilakukan untuk mengatasi adanya penurunan tekanan (pressure drop) pada onshore pipeline tersebut. Instalasi onshore pipeline yang akan dibahas dalam tugas akhir ini yang menganalisa peletakan booster pump dari studi kasus onshore pipeline milik JOB PPEJ (Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java) yang menghubungkan antara Sukowati field ke CPA (Central Processing Area) Mudi sepanjang 1,2 km dengan diameter onshore pipeline 16 in. II. URAIAN PENELITIAN A. Studi Literatur dan Pengumpulan Data Pipeline Berupa analisa yang pernah dilakukan sebelumnya, referensi buku sebagai pedoman untuk mengerjakan tugas akhir ini, serta data operasional onshore pipeline JOB PPEJ (Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java). B. Pengumpulan Data Data-data yang digunakan adalah data-data yang didapatkan dengan kondisi menyesuaikan data existing pipa dengan studi kasus onshore pipeline JOB PPEJ (Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java) yaitu onshore pipeline dari Sukowati filed menuju ke CPA (Central Processing Area) Mudi. Tabel 1. Data Operasional Pipeline JOB PPEJ Outside Diameter 16 in,464 m ID Pipa 15,312 in,3889 m Tebal Pipa,688 in,174 m Length Pipeline 1,2 km Desain Temperature 25 F Kelas Material Pipa Seamless ; API 5L Gr B X- 6 Design Code ASME B31.8 Production Crude Oil 8. bbl/day Per Day API 38,84 Viskositas Dinamis (µ) 7,5 cp (centi poise) C. Perhitungan Fluida Internal pada Pipa Analisa perhitungan berupa analisa pada aliran internal fluida yang mengalir dalam pipa dengan kondisi menyesuaikan dengan data existing pipa dengan studi kasus onshore Petrochina East Java). D. Analisa Penurunan Tekanan (Pressure Drop) Analisa ini berdasarkan pada hasil perhitungan, sehingga diketahui tekanan total yang dibutuhkan untuk pertimbangan peletakan pompa booster yang efisien pada jalur pipa JOB PPEJ (Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java) serta untuk kebutuhan daya pompa yang dibutuhkan untuk

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (213) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) 2 mengalirkan fluida dengan ketentuan target flow rate sebagai produksi per hari sesuai dengan data existing. E. Pemodelan dengan Software Permodelan yang dilakukan dalam analisa tugas akhir ini adalah untuk menunjukkan simulasi pola aliran serta menunjukkan adanya penurunan tekanan (pressure drop) sehingga hanya diambil untuk beberapa sample saja yang dekat dengan station pengukuran tekanan untuk dilihat simuasi perubahan tekan dengan pemodelan. Untuk pemodelan dengan menggunakan software bertujuan untuk mengetahui simulasi pola aliran serta menunjukkan adanya penurunan tekanan (pressure drop). F. Analisa Booster Pump Station Analisa yang dilakukan pada tahap ini meliputi analisa kebutuhan daya pada pompa, booster pump station, peletakan booster pump pada onshore pipeline. Untuk analisa kebutuhan daya pada pompa merupakan hal penting dalam analisa tugas akhir ini, sebab dalam hal ini harus diketahui besarnya tekanan yang dibutuhkan untuk memenuhi target kapasitas produksi (flow rate) per hari yang bertujuan sebagai efisiensi peletakan booster pump station yang efektif dan efisien pada onshore Petrochina East Java) sehingga hal ini berhubungan untuk peletakan booster pump pada onshore pipeline. A. Friction Factor III. DASAR TEORI Friction factor merupakan faktor gesekan yang berhubungan dengan head losses dan pressure drop akibat gesekan sepanjang panjang diberikan pipa dengan kecepatan rata-rata aliran fluida. Persamaan Shell-MIT merupakan salah satu persamaan untuk friction factor untuk heavy crude oil dengan perhitungan reynolds number (Re) dilanjutkan perhitungan friction factor dengan persamaan sebagai berikut berdasarkan buku liquid pipeline hydraulics (E. Shashi Menon). f =,18 +,662 (1/Rm) (1) f = Friction factor Rm = Reynolds Number Modified B. Penurunan Tekanan (Pressure Drop) Penurunan tekanan atau lebih dikenal sebagai penurunan tekanan (pressure drop) dalam aliran pipa pada umumnya dihitung dengan menggunakan persamaan Darcy-Weisbach yang diketahui adalah sebagai berikut: ΔP = ρ x g x H L (2) ΔP = Pressure Drop g = Percepatan Gravitasi Bumi (ft/s 2 ) ρ = Massa Jenis Fluida H L = Head Losses Pada setiap fluida yang mengalir terdapat adanya gesekan (friction) antara fluida dan dinding pipa yang dapat menimbulkan head losses sehingga menyebabkan terjadinya penurunan tekanan (pressure drop) dalam aliran internal fluida. Aliran fluida yang mengalir pada pipa akan mempengaruhi penurunan tekanan suatu fluida yang mengalir. Faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan tekanan suatu fluida yang mengalir pada pipa: Viskositas Kecepatan aliran Panjang pipa Diameter dalam pipa Kekerasan permukaan dinding dalam pipa (friction) Sedangkan untuk persamaan untuk mentukan penurunan tekanan (pressure drop) yang digunaka untuk heavy crude oil dan didapatkan persamaan sebagai berikut: ΔP =,241 x ( ) (3) ΔP ` = Pressure Drop (psi/mil) Q = Flow Rate (bbl/day) f = Friction Factor SG = Spesifik Gravity ID = Diameter Internal (in) C. Minor Losses Minor losses (fitting) adalah head losses akibat aliran fluida melewati sambungan, sehingga besarnya head losses juga dipengaruhi oleh adanya fitting pada pipa, debit aliran internal fluida pada pipa, dan viskositas fluida dengan persamaan minor losses adalah sebagai berikut: H L.minor losses = K (v 2 /2g) (4) H L.minor losses = Minor Losses v = Kecepatan Alir Fluida Rata-rata (ft/s) g = Percepatan Gravitasi Bumi (ft/s 2 ) K = Koefsien Minor Losses D. MAWP (Maximum Allowable Working Pressure) MAWP (Maximum Allowable Working Pressure) adalah tekanan maksimum dari dalam pipa yang diijinkan yang timbul akibat tekanan dari fluida yang mengalir di dalam pipa pada saat pipa itu dioperasikan atau digunakan. Dengan kata lain, bahwa tekanan fluida yang mengalir di dalam pipa tidak boleh lebih besar dari nilai MAWP (Maximum Allowable Working Pressure) pipa tersebut. Tekanan operasi maksimum yang diijinkan untuk pipa transportasi minyak berdasarkan pada ASME B.31.8 Gas Transmission And Distribution Piping Systems. Berikut merupakan persamaan untuk mengetahui MAWP (Maximum Allowable Working Pressure) berdasarkan ASME B31.8: P = x F x E x T (5) OD = Diameter Luar Pipa (in)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (213) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) 3 E F P S T t = Longitudinal Joint Factor = Desain Faktor Obtained = Pressure Design = Specified Minimum Yield Strength = Temperatur = Tebal Pipa (in) Tekanan Rata-rata E. Booster Pump Pompa booster (booster pump) adalah jenis pompa yang digunakan untuk meningkatkan tekanan fluida yang sudah mengalir dari satu tempat ke tempat lain dalam pipa. Pompa booster sering digunakan dalam pipa untuk menambah tekanan untuk memindahkan cairan ke terminus (ujung akhir aliran pada pipa). Pada tekanan pompa suatu fluida terdapat total head pompa yang merupakan kemampuan tekanan maksimum pada titik kerja pompa, sehingga pompa tersebut mampu mengalirkan fluida dari satu tempat ke tempat lainnya. Pada aliran suatu fluida terdapat adanya gaya gesek (friction) yang terjadi karena gesekan antara fluida dengan permukaan dalam pipa, hal ini meyebabkan hambatan pada tekanan aliran fluida. Dalam suatu pipeline memerlukan adanya booster pump untuk mengatur tekanan pada aliran internal fluida pipa yang sesuai dengan desain perancangan aliran pipa dan yang dibutuhkan di terminus (ujung akhir aliran pada pipa). IV. PEMBAHASAN A. Analisa Tekanan Operasional Berdasarkan data existing operating pressure yang ada pada onshore pipeline JOB PPEJ (Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java) berikut merupakan besar tekanan rata-rata pada jalur untuk setiap station pengukuran berdasarkan pada tabel 2. Tabel 2. Data Operasional Tekanan Rata-rata Pipeline JOB PPEJ Tekanan Rata-rata Sukowati field 22,75 Valve 1 19 Valve 2 185 Valve 3 167,92 Valve 4 157,75 Pada gambar 1 menunjukkan grafik perbedaan tekanan rata-rata pada jalur onshore pipeline JOB PPEJ (Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java) untuk setiap station pengukuran berdasarkan pada tabel 2 Gambar 1. Grafik Tekanan Rata-rata Onshore Pipeline JOB PPEJ B. Perhitungan Fluida Internal pada Pipa Perhitungan fluida internal pada pipa digunakan untuk mengetahui berapa besar penurunan tekanan di sepanjang jalur onshore Petrochina East Java). Tabel 3. Hasil Perhitungan Komponen Fluida (Cruide Oil) SG,8278 ρ.crude 51,65 slug/ft 3 827,8 kg/m 3 oil Mass flow 121,87 kg/s rate v 3,723 ft/s 1,13 m/s Re 5,95 x 1 4 f,21 ΔP 2,65 psi/mil 11,16 Pa/m MAWP 124 psi 831287,4 Pa C. Analisa Pressure Drop pada Onshore Pipeline JOB PPEJ Hasil analisa berikut merupakan yang terjadi pada onshore Petrochina East Java). Adapun data yang digunakan untuk menetukan besar pressure drop pada aliran pipa adalah berdasarkan dengan data existing tekanan pada kondisi pipa yang diamati untuk setiap station valve. Dalam tabel 4 dan gambar 2 merupakan besar pressure drop per station operating pressure pada onshore pipeline JOB PPEJ (Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java). Tabel 4. Hasil Perhitungan Pressure Drop Total per Station Operating Pressure Pressure Drop Total per Station Operating Pressure Sukowati-Valve 1 81,58 Valve 1 - Valve 2 78,97 Valve 2 - Valve 3 81,4 Valve 3 - Valve 4 8,26 Valve 4 - CPA 4,97

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (213) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) 4 Pressure Drop Total per Station Operating Pressure 1 5 Gambar 2. Pressure Drop Total per Station Operating Pressure Pada setiap fluida yang mengalir terdapat adanya gesekan (friction) antara fluida dan dinding pipa yang dapat menimbulkan head losses sehingga menyebabkan terjadinya penurunan tekanan (pressure drop) dalam fluida. Dalam tabel 5 merupakan Hasil Perhitungan Tekanan yang Dibutuhkan pada Onshore Pipeline JOB PPEJ yang telah dilakukan analisa pada pembahasan ini untuk setiap station pengukuran dan grafik ditunjukkan pada gambar 3. Tabel 5. Hasil Perhitungan Tekanan yang Dibutuhkan pada Onshore Pipeline JOB PPEJ Tekanan yang Dibutuhkan Sukowati-Valve 1 31,57 Valve 1 - Valve 2 294,55 Valve 2 - Valve 3 283,75 Valve 3 - Valve 4 267,34 Valve 4 - CPA 18,33 4, 3, 2, 1,, Tekanan yang Dibutuhkan Gambar 3. Tekanan yang Dibutuhkan pada Onshore Pipeline JOB PPEJ Tekanan gradien hidrolik adalah sebuah grafik representasi dari variasi tekanan di sepanjang pipa. Hal ini ditunjukkan dengan profil elevasi pipa. Karena elevasi tersebut diplot untuk mewakili tekanan pipa. Dalam tabel 6 merupakan hasil perhitungan tekanan per station valve dan grafik ditunjukkan pada gambar 4 analisa yang dilakukan dengan studi kasus onshore Petrochina East Java) juga terdapat perhitungan yang bertujuan sebagai pertimbangan lokasi peletakan dari booster pump. Tabel 6. Hasil Perhitungan Tekanan per Station Valve Tekanan per Station Sukowati 124 Valve 1 92,43 Valve 2 67,88 Valve 3 324,13 Valve 4 56,79 CPA -123,54 1 1 - Tekanan per Station Gambar 4. Tekanan per Station Valve Perbedaan tekanan sebelum adanya pompa dan setelah adanya pompa dapat dilihat pada tabel 7. merupakan hasil perhitungan yang menunjukkan perbedaan tekan tersebut dan grafik ditunjukkan pada gambar 5. analisa yang dilakukan dengan studi kasus onshore pipeline JOB PPEJ (Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java) juga terdapat perhitungan untuk perbedaan tekanan yang bertujuan sebagai pertimbangan untuk lokasi peletakan dari booster pump. Tabel 7. Hasil Perhitungan Perbedaan Tekanan akibat Pengaruh Booster Pump Tekanan per Station Tekanan Akhir Sukowati 124 124 Valve 1 92,42745 92,42745 Valve 2 67,8799 67,8799 Valve 3 324,1297 324,1297

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (213) ISSN: 2337-3539 (231-9271 Print) 5 Valve 4 56,78985 27,28985 CPA -123,5357 83,75415 1 1 - Tekanan per Station Gambar 5. Perbedaan Tekanan akibat Pengaruh Booster Pump D. Analisa Peletakan Booster Pump Dalam analisa peletakan booster pump merupakan hal utama dalam analisa tugas akhir ini, sebab untuk peletakan booster pump haruslah mempertimbangkan keefektifan dan efisiensi pada jalur onshore pipeline JOB PPEJ (Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java). Dan untuk jumlah dari booster pump pada onshore pipeline didapatkan sejumlah 2 booster pump yang dipasang secara paralel, dengan pertimbangan dari MAWP (Maximum Allowable Working Pressure) yang dibagi dengan jumlah kebutuhan tekanan pada onshore pipeline tersebut. Hal ini dijadikan pertimbangan sebab untuk menghindari adanya kerusakan yang tidak diinginkan dari fungsional pompa jika dipasang seri pada jalur onshore pipeline tersebut. Untuk peletakan booster pump pada jalur onshore pipeline ini terdapat pada gambar 6. diperlukan adanya booster pump yang berfungsi untuk meningkatkan tekanan aliran dari suatu fluida yang mengalir dalam pipa.hal menjadi pertimbangan karena untuk menghindari terjadinya perubahan bentuk fasa pada fluida tersebut akibat adanya pressure drop. Maka peletakan di valve 4 karena tekanan total yang dibutuhkan dari sukowati ke valve 4 mendekati tekanan MAOP (Maximum Allowable Operating Pressure) yaitu dengan MAOP sebesar 124 psi. UCAPAN TERIMA KASIH Dalam penyelesaian tugas akhir ini penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan dukungan moral dan material baik secara langsung ataupun tidak langsung. Penulis juga mnegucapkan kepada JOB PPEJ (Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java)yang telah membantu dalam penyediaan data yang digunakan dalam tugas akhir ini. DAFTAR PUSTAKA [1] Arnold, Ken., Maurice Stewar., 1986, Surface Production Operations Vol.1, Houston., Texas.,U.S.A, Gulf Publishing Company. [2] Geankoplis, Christie J., 1993, Transport Processes and Unit Operations, U.S.A, Prentice-Hall Inc. [3] Menon, E. Shashi., 24, Liquid Pipeline Hydraulics, U.S.A, Marcel Dekker Inc. [4] Menon, E. Shashi., 211, Pipeline Planning and Construction Filed Manual, U.S.A, Elsevier Inc. Letak Booster Pump Gambar 6. Peta Peletakan Booster Pump pada Onshore Pipeline JOB PPEJ. V. KESIMPULAN/RINGKASAN Berdasarkan analisa tugas akhir ini dapat disimpulkan bahwa: 1. Besar penurunan tekanan (pressure drop) pada onshore pipeline sebesar 2,65 psi/mil. 2. Untuk mengurangi adanya pressure drop pada aliran fluida internal pipa maka dalam sistem perpipaan