I. PENDAHULUAN. Pada dewasa ini, listrik menjadi kebutuhan utama yang harus dipenuhi. Listrik

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. masyarakat. Tanpa adanya listik lampu-lampu tidak dapat menerangi desa atau

I. PENDAHULUAN. Negara (PLN) masih merupakan satu-satunya perusahaan listrik sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. manusia, yang kemudian digunakan untuk beragam fungsi dalam kehidupan. Listrik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kalangan masyarakat. Perusahaan Listrik Negara (PLN) memiliki peran

PENDAHULUAN. setiap kegiatan baik di rumah tangga maupun industri. orang, didapatkan oleh perusahaan penyedia layanan jasa. Dalam pengertianya,

BAB I PENDAHULUAN. pada saat ini ruang gerak informasi, investasi, teknologi, sumber daya dan. pesat dan mengarah pada persaingan pasar sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. bagi pelanggannya. Pelanggan yang puas dapat memberi keuntungan bagi. pelayanan kepada pelanggan yang disampaikan akan mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat sebagai konsumen yang seakan merasa ketergantungan akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gita Desyalita,2013

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan lajunya perkembangan teknologi dewasa ini, listrik

BAB I PENDAHULUAN. persaingan pada setiap jenis usaha. Hal ini menuntut perusahaan dapat

I. PENDAHULUAN. karena sampai sekarang ini masih banyak kasus yang timbul mengenai perlindungan terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia pada era sebelum tahun 1980, faktor pelayanan pada pelanggan masih kurang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk, Bidang dan Perkembangan Usaha Bentuk Usaha. Proses terbentuknya Perusahaan Umum Listrik Negara dengan

BAB I PENDAHULUAN Bentuk, Bidang, dan Perkembangan usaha

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di seluruh Indonesia. Melalui mutu pelayanan dan keamanan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan Jaringan) Bandung adalah perusahaan jasa penyedia tenaga listrik yang

BAB 1 PENDAHULUAN. listrik di seluruh Indonesia (rasio electricity). Jakarta sebagai ibukota negara, pusat

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi saat ini menuntut organisasi ataupun perusahaan untuk

BAB I. Wilayah/Distribusi untuk meningkatkan pelayanan kepada para pelanggan.

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, peran listrik sebagai salah satu bentuk energi sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan listrik masyarakat dipenuhi oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN),

BAB I PENDAHULUAN. dan operasi industri semakin meningkat. Sehingga peran inovasi tentunya akan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang terjadi saat ini membawa dampak terhadap perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, diantaranya untuk membatu kegiatan rumah tangga. Seakan-akan

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN PELANGGAN PT. PLN (PERSERO) UPJ GROGOL DALAM KEMUDAHAN PEMBAYARAN TAGIHAN REKENING LISTRIK S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN. diberikan kepada pelanggan atau konsumen. Pelayanan ialah usaha melayani

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo PT. PLN (Persero) Sumber : Company Profile PT. PLN (Persero) Rayon Cimahi Kota

harus meliputi lima komponen yakni lingkungan pengendalian, penilaian risiko, informasi dan komunikasi, aktivitas pengendalian, serta pengawasan

BAB I PENDAHULUAN. publik yang berperan penting dalam melayani kebutuhan masyarakat umum. mampu meningkatkan pelayanan publik menjadi lebih terjamin.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dirasakan sangat penting, tidak hanya oleh pemerintah tapi juga oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. (Persero) mempunyai tugas sebagai pengelola transmisi, operasi sistem dan

ANALISIS SURVEI KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PENYELENGGARAAN PELAYANAN PASANG BARU (STUDI KASUS DI PT. PLN (PERSERO) RAYON SEMARANG TENGAH)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

2014, No dalam huruf a telah mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia sesuai hasil Rapat Kerja Komisi VII Dewan Perwakil

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan teknologi dan arus informasi yang sangat cepat mendorong

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Semua kekayaan bumi Indonesia yang dikelola sebagai pengembangan

LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN TAHUN 2010 NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pelayanan profesionalisme sesuai dengan bidangnya masingmasing.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional merupakan usaha peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan secara profesional sesuai dengan bidangnya masing-masing agar

BAB 1 PENDAHULUAN. ke seluruh wilayah Indonesia. Hal ini diatur dalam UU No 15 tahun Tentang Ketenaga-listrikan pada pasal 1 yang berbunyi:

PERANAN AUDIT OPERASIONAL DALAM MENINGKATKAN EFEKTIVITAS PENGENDALIAN BIAYA OPERASI

BAB II TINJAUAN UMUM PT. PLN (PERSERO) UPJ BANDUNG UTARA

BAB III TINJAUAN UMUM PT PLN RAYON SUKOHARJO. berinteraksi secara langsung dengan PT. PLN Interaksi yang dilakukan seperti

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber: republika.co.id, diakses tanggal 2 April 2016) bergerak di bidang public serviceberusaha meningkatkan kualitas pelayanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN. kinerja PT PLN APJ Yogyakarta dalam memberikan sesuai dengan indikator yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan secara berturut-turut dibahas tentang latar

2016, No Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 33 Tahun 2014 ten

LEMBAR EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA AKSI BESADU.be KECAMATAN PONTIANAK BARAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN SUBJEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN. PT. PLN atau Perusahaan Listrik Negara merupakan suatu perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang makin menyebabkan proses globalisasi bergerak semakin cepat telah

POKOK-POKOK UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG KETENAGALISTRIKAN

BAB I PENDAHULUAN. ditingkatkan, agar tersedia tenaga listrik dalam jumlah yang cukup dan merata. tahun jumlah masyarakat semakin bertambah banyak.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG TARIF TENAGA LISTRIK YANG DISEDIAKAN OLEH PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO)

2 Menetapkan: 2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan Lembar

Analisis Piutang Pada PT. PLN (Persero) Area Pelayanan Dan Jaringan Bandung

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kesan yang baik terhadap produk atau layanan tersebut sehingga

I. PENDAHULUAN. negara, tetapi pembangunan memiliki perspektif yang luas lebih dari itu. Dimensi

BAB I PENDAHULUAN. PT. Pos Indonesia merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan tipe

BAB I PENDAHULUAN. barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Dalam melakukan transaksi

SISTEM INFORMASI PENGGUNAAN LAYANAN LISTRIK PRA-BAYAR (LPB) PT. PLN (PERSERO) RAYON PONOROGO

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian sesuai dengan selera konsumen pelanggan Hansen

Pelayanan Publik yang Berorientasi pada Pelanggan. Oleh: Marita Ahdiyana

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

FICKRI ARDIANSYAH

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Selain itu ketenagalistrikan akan mempengaruhi laju perekonomian dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi informasi (TI) menjadi bagian penting dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi sekarang ini, menuntut Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

2017, No Nomor 23 Tahun 2014, perlu menetapkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral tentang Tingkat Mutu Pelayanan dan Biaya yang T

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuannya secara maksimal. suatu Sistem Informasi yang sekaligus dapat memanajemen kegiatan-kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan maupun pengembangan suatu wilayah. Besarnya peranan tersebut mengharuskan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

2016, No Listrik yang disediakan oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara; b. bahwa penerapan subsidi tarif tenaga lis

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 001/PUU-I/2003

2015, No Sumber Daya Mineral tentang Ketentuan dan Tata Cara Penetapan Alokasi dan Pemanfaatan Serta Harga Gas Bumi; Mengingat : 1. Undang-Und

BAB I PENDAHULUAN. Listrik merupakan suatu kebutuhan penting bagi manusia dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. tangga maupun umum. Dengan kata lain, PT PLN (Persero) merupakan salah satu

BAB V PENUTUP. pelayanan mancakup Bukittinggi, Padang Panjang, Agam, Simpang Empat. Unsur-unsur bauran pemasaran jasa di PLN :

TANYA JAWAB Pelaksanaan Kebijakan Subsidi Listrik Tepat Sasaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1905, di Jawa Barat khususnya di kota Bandung berdiri perusahaan Bandungsche

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan Undang-Undang No 12 Tahun 2008

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dewasa ini, listrik menjadi kebutuhan utama yang harus dipenuhi. Listrik menentukan strategis perekonomian negara selain bahan bakar dan tenaga kerja, terutama bagi wilayah yang perekonomiannya sedang berkembang. Masyarakat sepenuhnya bergantung terhadap penggunaan listrik dalam kehidupan sehari-hari. Setiap manusia pasti memerlukan listrik untuk rumah tangga, wilayah perkantoran, instansi pemerintah, pabrik industri, perusahaan dll. Jika pasokan listrik di suatu wilayah tercukupi dengan baik, maka sistem perekonomiannya akan stabil dan dapat berkembang dengan pesat. Tingginya permintaan pasokan listrik tersebut tidak diimbangi dengan jumlah pembangkit listrik yang ada di seluruh wilayah Indonesia. Jaringan pembangkit listrik tidak dapat bekerja secara berkesinambungan dengan normal tanpa adanya gangguan. (ESDM, 23 Januari 2014). PT. PLN (Persero) meru pakan BUMN pemegang kuasa usaha ketenagalistrikan, yang bertugas menyediakan tenaga listrik bagi kepentingan umum dalam jumlah dan mutu yang memadai, memberikan jasa pelayanan umum berperan mengawasi sektor ketenagalistrikan yang merupakan faktor penting agar industri, pedagang,

2 pengusaha, dan masyarakat dapat melakukan aktivitasnya. PT. PLN (Persero) mempunyai tugas sebagai pengelola transmisi, operasi sistem dan transaksi tenaga listrik dengan kualitas pelayanan kelas dunia yang mampu memenuhi harapan stakeholder dan memberikan kontribusi dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. PT. PLN (Persero) banyak memberikan jasa pelayanan diantaranya pemasangan listrik baru, penyediaan lampu penerangan jalan, penambahan daya listrik dan layanan gangguan. PT. PLN (Persero) harus mampu memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat karena akan menciptakan kepuasan bagi konsumen seperti yang ada pada UU No. 30 Tahun 2009 tentang ketenagalistrikan bahwa konsumen berhak mendapatkan pelayanan yang baik. Konteks pelayanan atau layanan publik tentu berkenaan dengan pemberian atau distribusi barang dan jasa yang menjadi harapan masyarakat sesuai yang dijanjikan lembaga atau badan publik menurut Duadji (2013:17). Sesungguhnya pembedaan secara tegas antara barang dan jasa (layanan) tidaklah gampang dilakukan. Hal ini dikarenakan pembelian barang fisik sering kali dibarengi pula dengan unsur jasa layanan tertentu. Penawaran sebuah organisasi kepada konsumen maupun calon konsumen biasanya mencakup sejumlah bentuk layanan. Pelaksana layanan atau penyelenggara pelayanan adalah merupakan pejabat publik. Akan tetapi sering sekali terjadi bahwa penguasa atau penyelenggara pelayanan merasa ingin dilayani daripada untuk melayani. Hal ini membuat

3 birokrasi menjadi semakin jauh dari misinya untuk memberikan pelayanan publik. Menurut Dwiyanto,dkk (2008:4), bahwa kemampuan dari suatu sistem pelayanan publik dalam merespons dinamika yang terjadi dalam masyarakatnya secara tepat dan efisien akan sangat ditentukan oleh bagaimana misi dari birokrasi dipahami dan dijadikan sebagai dasar dan kriteria dalam pengambilan kebijakan oleh birokrasi itu. Menurut Sugandi (2011:123), birokrasi pada sektor publik pada dasarnya dihadirkan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat. Meskipun birokrasi publik memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan organisasi bisnis, tetapi dalam menjalankan misi, tujuan dan programnya menganut prinsip-prinsip efisiensi, efektivitas, dan menempatkan masyarakat sebagai stakeholder yang harus dilayani secara optimal. Maka dari itu, masalah tanggung jawab publik dan pelayanan aparat birokrasi sebenarnya bukan semata-mata masalah aparat birokrasi, tetapi masalah semua pihak yang terlibat dalam urusan pemerintahan, sehingga perlu perhatian dari setiap komponen penyelenggara negara. Banyak cara yang telah dilakukan organisasi perusahaan dan organisasi publik dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, diantaranya adalah dengan memberikan kesan atau citra yang baik dalam hal produk dan jasa maupun pelayanan kepada konsumen. Hal ini perlu didukung dengan adanya respon dari penyelenggara pelayanan publik. Sugandi (2011:124) mengatakan bahwa responsivitas adalah sebagai salah satu indikator pelayanan berkaitan dengan

4 daya tanggap aparatur terhadap kebutuhan masyarakat yang membutuhkan pelayanan sebagaimana diatur di dalam aturan perundang-undangan. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, Penyelenggara pelayanan publik harus mampu memperhatikan kebutuhan masyarakat dan kondisi lingkungan. Dalam hal ini, masyarakat dilibatkan dalam penyelenggaraan pelayanan tersebut untuk mengawasi pelaksanaan standar pelayanan juga mendapat tanggapan terhadap pengaduan yang diajukan. Penulis mengutip dari (http://www.academia.edu/9323905/manajemen_pelayanan_publik, diakses 03/03/15 pukul 23:30) yang mengatakan bahwa: Pelayanan publik yang buruk akan mengakibatkan terganggunya psikologi masyarakat yang dapat terlihat dari akan berkurangnya rasa saling menghargai di kalangan masyarakat, timbulnya kecurigaan-kecurigaan, meningkatnya pilih kasih pada salah satu pihak yang berlebihan yang akhirnya akan menimbulkan apatisme masyarakat baik terhadap pemerintah sebagai penyelenggara pelayanan publik maupun kepada masyarakat sebagai citizen yang memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan yang prima dan adil. Sehingga dibutuhkan pelayanan yang mampu memberikan keadilan bagi masyarakat dilihat dari bagaimana penyelenggara publik dalam memberikan pelayanan yang baik. Perusahaan atau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang penyediaan tenaga listrik, yaitu PT. Perusahaan Listrik Negara ( PLN) bertugas melayani masyarakat dengan menyediakan tenaga listrik yang kebutuhannya meningkat setiap tahunnya. Peningkatan akan kebutuhan tenaga listrik sebagai akibat dari peningkatan kualitas kesejahteraan masyarakat diiringi juga oleh perkembangan industri di Indonesia. Dampaknya sering terjadi pemadaman listrik

5 secara bergilir. Hal ini membuat masyarakat menjadi resah. Kasus lainnya adalah bahwa setiap bulan PT. PLN (Persero) harus mencatat meteran dan keluhan konsumen terkait lonjakan tagihan pemakaian listrik yang tidak sesuai dengan yang tercantum pada meteran sebagai akibat pembacaan meteran yang tidak benar oleh petugas, kedatangan petugas pencatat meteran pada waktu yang tidak tepat dirasa mengganggu konsumen, menghitung dan menerbitkan rekening yang harus dibayar pelanggan, melakukan penagihan kepada pelanggan yang terlambat atau tidak membayar, dan memutus aliran listrik jika pelanggan terlambat atau tidak membayar rekening listrik setelah waktu yang ditentukan. Untuk itu, PT. PLN ingin memanjakan masyarakat dengan adanya inovasi yang telah diciptakan sehingga masyarakat tidak lagi berhubungan langsung dengan petugas PLN. Maka PLN menciptakan berbagai inovasi yang tujuannya untuk mempermudah masyarakat dalam menikmati penggunaan listrik. Sehingga ada harapan besar agar kasus-kasus tersebut tidak lagi dirasakan. (Sumber: wawancara penulis) PT. PLN (Persero) Distribusi Lampung merupakan perusahaan listrik yang melayani 14 Kabupaten se-wilayah Lampung dalam menyediakan listrik dan salah satunya Rayon Way Halim. Didasari dengan kebutuhan listrik yang dari tahun ke tahun pasti mengalami peningkatan khususnya di wilayah Lampung, PT. PLN (Persero) Distribusi Lampung Rayon Way Halim dituntut untuk melakukan perbaikan oleh perkembangan jaman yang saat ini terjadi. Selaku perusahaan BUMN yang menangani masalah kepentingan listrik dan memberikan jumlah pasokan listrik kepada masyarakat dalam jumlah yang sangat besar, tentunya PT. PLN (Persero) ingin memberikan pelayanan yang maksimal. PLN ini salah

6 satunya perusahaan yang sudah menciptakan beberapa inovasi dan telah memperkenalkannya ke masyarakat melalui berbagai cara, seperti: Listrik Pintar, Pelayanan pasang baru, cek tagihan secara online dan pengaduan melalui call center 123. (Sumber: Wawancara Penulis) Sosialisasi pelayanan listrik prabayar di Indonesia dimulai pada tahun 2008 khususnya untuk daerah Jawa dan Bali, sementara untuk PT PLN (Persero) Distribusi Lampung melakukan sosialisasi dan pemasangan listrik prabayar dimulai pada bulan Oktober 2009. Data yang didapatkan terkait pengguna pelayanan PT. PLN (Persero) Distribusi Lampung pada awal -akhir Desember 2013 oleh Bidang Niaga & PP PT PLN (Persero) Distribusi Lampung, saat ini jumlah pelanggan PLN di wilayah Lampung telah mencapai 1.502.275 pelanggan dengan tingkat Ratio Elektrifikasi mencapai 77,55 % pada Desember 2013 lalu. Sedangkan pada UPJ Way Halim pada Aplikasi Pelayanan Pelanggan Terpusat (AP2T) jumlah pelanggan UPJ Way Halim hingga Oktober 2013 sebanyak 86.053 pelanggan yang terdiri dari 67.633 pelanggan pascabayar dan 18.420 pelanggan prabayar. Sedangkan pada Maret 2015 pelanggan prabayar meningkat menjadi 30.075. Rincian jumlah pelanggan total dan pelanggan listrik pra bayar PT PLN (Persero) UPJ Way Halim tersebut dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Pelanggan PT. PLN (Persero) UPJ Way Halim- Listrik Prabayar No. Golongan Tarif/Daya Pelanggan 1. Sosial S2/450 VA I 1 S2/900 VA I 77 S2/1.300 VA 60 S2/2.200 VA 48 S2/3.500 VA s/d 200 43

7 S3/200 KVA 0 Jumlah Sosial 229 2. Rumah Tangga R.1/450 VA I 41 R.1/900 VA I 17.325 R.1/1.300 VA 8.254 R.1/2.200 VA 2.341 R.2 / 3.500 VA s/d 5.500 616 R.3 / 6.600 VA keatas I 72 Jumlah Rumah Tangga 28.649 3. Bisnis B.1/450 VA I 1 B.1/900 VA I 275 B.1/1.300 VA 256 B.1/2.200 VA s/d 5.500 500 B.2/6.600 VA s/d 200 k 145 B.3/>200 kva 0 Jumlah Bisnis 1.177 4. Industri I.1/450 VA I 0 I.1/900 VA I 1 I.1/1.300 VA 0 I.1/2.200 VA 0 I.1/3.500 s/d 14 kva 1 I.2/>14kVA s/d 200 kv 0 I.3/>200 kva 0 I.4/30.000 kva keatas 0 Jumlah Industri 2 5. Pemerintah P.1/450 VA 0 P.1/900 VA 2 P.1/1.300 VA 5 P.1/2.200 VA s/d 5.500 5 P.1/6.600 VA s/d 200 k 5 P.2/>200 kva 0 P.3 1 Jumlah P 18 Total Pelanggan 30.075 Sumber: Buku Info Pintar Pelanggan PT. PLN (Persero) Rayon Way Halim Tahun 2015 PT. PLN (Persero) memiliki harapan dengan adanya inovasi pelayanan ini, yaitu masyarakat akan lebih sejahtera untuk menikmati pelayanan yang diberikan dan akan lebih mudah dalam mengontrol penggunaan listrik. Masyarakat juga tentu menginginkan supaya kontinuitas dan kualitas pelayanan listrik PLN dapat dijamin. Namun dalam operasional pelayanan tidak dapat dihindari terjadinya kesalahan administrasi maupun gangguan teknis. Hal semacam inilah yang dapat

8 menimbulkan ketidakpuasan pelanggan. Mengingat besarnya peranan inovasi bagi setiap organisasi publik dan swasta dalam era global membawa dampak dalam setiap pelayanan yang diberikan kepada masyarakat, sehingga dapat mempengaruhi meningkatnya kualitas pelayanan. Konsumen atau pelanggan mempunyai arti penting bagi PLN (Persero) yang bergerak dibidang jasa ataupun industri, suatu organisasi (PLN) akan tidak sangat mungkin dapat hidup tanpa didukung oleh keberadaan konsumen atau pelanggan. Konsumen atau pelanggan adalah faktor utama bagi ekstensi bagi suatu perusahaan (PLN) oleh sebab itu orientasi pada konsumen atau pelanggan merupakan syarat mutlak yang harus dipegang PLN (Persero). Salah satunya memberikan pelayanan yang baik yang berkualitas bagi pelanggan agar terjadi hubungan yang baik antara, PLN dan konsumen. Kepuasan pelanggan merupakan respon pelanggan terhadap ketidaksesuaian antara tingkat kepentingan sebelumnya dan kinerja aktual yang dirasakannya setelah pemakaian. Berdasarkan hal tersebut peneliti merasa tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai INOVASI PELAYANAN PUBLIK (STUDI PADA PT. PLN (PERSERO) DISTRIBUSI LAMPUNG RAYON WAY HALIM). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana inovasi pelayanan publik pada PT. PLN (Perser o) Rayon Way Halim dalam meningkatkan kualitas pelayanan bagi masyarakat?

9 2. Apa saja faktor penghambat yang dihadapi PT. PLN (Persero) Rayon Way Halim dalam pelaksanaan inovasi pelayanan publik? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan: 1. Untuk memberikan gambaran tentang bagaimana inovasi pelayanan publik pada PT. PLN (Persero) Rayon Way Halim dalam meningkatkan kualitas pelayanan bagi masyarakat 2. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi kendala-kendala yang dihadapi PT. PLN (Persero) Rayon Way Halim dalam pelaksanaan inovasi pelayanan publik. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Manfaat dari kegiatan penelitian yang dilakukan oleh penulis secara akademik, bahwa temuan-temuan dalam penelitian menjadi bahan kajian yang memberikan manfaat bagi Universitas Lampung yaitu khususnya dalam rangka pengembangan ilmu administrasi negara, dan pengembangan tentang konsep inovasi pelayanan publik dari sisi peningkatan kualitas pelayanan publik. 2. Manfaat dari kegiatan penelitian yang dilakukan oleh penulis secara praktis, bahwa hasil penelitian ini memberikan masukan bagi pemerintahan khususnya bagi instansi yang terkait dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik pada masyarakat, dengan menerapkannya dalam pelaksanaan inovasi

10 pelayanan publik sehingga dapat mengetahui pada titik mana masyarakat akan puas dengan pelayanan yang diberikan sesuai dengan keinginan masyarakat.