Pedoman Penilaian dan Laporan Perkembangan Pembangunan Properti terkait LTV

dokumen-dokumen yang mirip
Pedoman Penilaian dan Laporan Perkembangan Pembangunan Properti terkait LTV

Pedoman Penilaian Properti Untuk Kepentingan LTV (P2L) & Laporan Perkembangan Pembangunan Properti (LP3)

No. 15/40/DKMP Jakarta, 24 September Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No. 15/40/DKMP Jakarta, 24 September Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

2 Kredit atau Pembiayaan Properti dan Uang Muka untuk Kredit atau Pembiayaan Kendaraan Bermotor; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tent

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BANK INDONESIA SEPTEMBER 2013

No.17/ 25 /DKMP Jakarta, 12 Oktober Kepada SEMUA BANK UMUM, BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

Eksposur Draft Standar Penilaian Indonesia 366 (SPI 366) Penilaian Untuk Tujuan Lelang

Eksposur Draft Standar Penilaian Indonesia 366 (SPI 366) Penilaian Untuk Tujuan Lelang

No. 14/ 10 /DPNP Jakarta, 15 Maret Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No. 18/19/DKMP Jakarta, 6 September 2016 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM, BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. metropolitan terbesar di provinsi tersebut. Memiliki luas total sekitar 350,54 km².

BAB I PENDAHULUAN. adalah bank, nasabah, pengembang atau developer, pemerintah, serta Bank

2 berkeinginan untuk membeli Properti maupun kendaraan bermotor. Langkah tersebut dilakukan bersamaan dengan pelonggaran Rasio Loan to Value atau Rasi

DAMPAK PERUBAHAN KEBIJAKAN LOAN TO VALUE (LTV) TERHADAP PERKEMBANGAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH Oleh Tim Riset SMF

BAB I PENDAHULUAN. perumahan sebagai kebutuhan dasar. Rumah merupakan kebutuhan dasar. manusia dalam meningkatkan harkat, martabat, mutu kehidupan dan

Bank Konvensional Syariah Roda 2 20% 20% Roda 3 atau lebih non produktif 25% 25% Roda 3 atau lebih produktif 20% 20%

ketentuan Loan to Value meningkatkan aspek kehati-hatian bank dalam penyaluran

PELAKSANAAN PEMBERIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DI BANK JATIM CABANG PEMBANTU WARU SIDOARJO RANGKUMAN TUGAS AKHIR

PEDOMAN PENYUSUNAN STANDARD OPERATING PROCEDURE ADMINISTRASI KREDIT PEMILIKAN RUMAH DALAM RANGKA SEKURITISASI

Panduan Penerapan Penilaian Indonesia 18 (PPPI 18) Penilaian Dalam Rangka Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

Eksposur Draft. Petunjuk Teknis PENILAIAN UNTUK TUJUAN LELANG (SPI 366)

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

No. 14/ 33 /DPbS Jakarta, 27 November Kepada SEMUA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dianggap investasi tersebut menguntungkan. Menurut Tandelilin (2010) investasi

Analisa Statistik Uang Beredar (M2) dan Perkembangan Dana, Kredit serta Suku Bunga Perbankan

Petunjuk Teknis PENILAIAN UNTUK TUJUAN LELANG (SPI 366)

PENJELASAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/ 26 /PBI/2011 TENTANG

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PENILAIAN UNTUK PELAPORAN KEUANGAN

ANALISIS NILAI AGUNAN RUMAH TINGGAL JL. SEMOLOWARU SELATAN XII SURABAYA

Ekspose Draf Standar Penilaian Indonesia 363 ( SPI 363 ) Kaji Ulang Penilaian

Petunjuk Teknis PENILAIAN TERHADAP PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM (SPI 306)

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai institusi yang memberikan jasa keuangan bagi seluruh pelaku

Analisa Nilai Agunan Rumah Tinggal di Medokan Asri Utara XII Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan intensitasnya, kebutuhan manusia dibagi menjadi 3 (tiga) yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. yang harus dipikirkan oleh pemerintah. Berdasarkan data yang diperoleh dari

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN

Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/ 26 /PBI/2011 TENTANG

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 68 /POJK.04/2017 TENTANG PENILAI YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL

2 e. bahwa Peraturan Menteri Keuangan Nomor 125/PMK.01/2008 tentang Jasa Penilai Publik dipandang sudah tidak relevan dengan perkembangan profesi sehi

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENILAI YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TENTANG JASA PENILAI PUBLIK MENTERI KEUANGAN,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentan

Penyempurnaan atas PBI No.16/20/PBI/2014

2017, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan

No. 15/28/DPNP Jakarta, 31 Juli 2013 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dan pusat perkantoran (Rusteliana, 2014). Pertumbuhan bisnis properti ini

LEMBARAN BERITA DAERAH KABUPATEN KARAWANG

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA. Perihal: Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum

PEMBIAYAAN UMKM DALAM PAKET KEBIJAKAN EKONOMI SEPTEMBER 2015

2017, No Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38/PRT/M/2015 TENTANG

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 61 /POJK.04/2016 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 201

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /SEOJK.03/2017 TENTANG TRANSPARANSI INFORMASI SUKU BUNGA DASAR KREDIT

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34 /SEOJK.03/2017 TENTANG TRANSPARANSI INFORMASI SUKU BUNGA DASAR KREDIT

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pilih produk PermataKPR yang sesuai dengan kebutuhan dan nikmati berbagai keuntungan PermataKPR bagi Anda dan Keluarga.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA ANGGOTA DEWAN GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 12 /SEOJK.03/2017 TENTANG KEPEMILIKAN SAHAM BANK UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

PETUNJUK PELAKSANAAN PENGELOLAAN DANA FLPP BAB I FASILITAS LIKUIDITAS PEMBIAYAAN PERUMAHAN

BAB II TINJAUAN UMUM

PROFESI PENILAI & KONSEP DAN TEORI DASAR PENILAIAN PROPERTI

KANTOR JASA PENILAI PUBLIK (KJPP) O, P, Q DAN REKAN. LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KOMPARATIF 31 DESEMBER 2013 DAN 2014 (Dinyatakan dalam Rupiah)

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 12 /SEOJK.03/2017 TENTANG KEPEMILIKAN SAHAM BANK UMUM

BAB II LANDASAN TEORI

No. 15/4/DPNP Jakarta, 6 Maret 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal: Kepemilikan Saham Bank Umum

No. 14/ 20 /DPNP Jakarta, 27 Juni 2012 SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

2017, No Indonesia Nomor 3608); 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

Penyusunan Prospektus Penawaran Umum Terbatas Dalam Rangka Penerbitan HMETD

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KRISIS SISTEM KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 2001, hlm Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah: dari Teori ke Praktik, Gema Insani, Jakarta,

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 61 /POJK.04/2016 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan ekonomi mengakibatkan tingkat kebutuhan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN DARI PERSEWAAN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 8/19/PBI/2006 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF

I. PENDAHULUAN. Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

TINJAUAN YURIDIS PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO PADA BANK SUMUT YANG MELAKUKAN PEMBERIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH (STUDI PADA BANK SUMUT) SKRIPSI

No. 11/ 35 /DPNP Jakarta, 31 Desember Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

Yth: 1. Direksi Bank Umum Syariah; dan 2. Direksi Bank Umum Konvensional yang Memiliki Unit Usaha Syariah di tempat.

I. PENDAHULUAN. Inflation Targeting Framework (ITF) tidaklah cukup untuk mengatasi. krisis ekonomi dan keuangan, maka perlu adanya sebuah instrument

Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

No. 3/30/DPNP Jakarta, 14 Desember Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No.17/18/DKEM Jakarta, 30 Juni 2015 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA KORPORASI NONBANK DI INDONESIA

OOTORITAS JASA KEUANGAN ReREPUBLIK INDONESIA

2 Keseluruhan kondisi tersebut menyebabkan meningkatnya risiko penurunan capacity to repay (default) dari ULN Korporasi Nonbank. Selain itu, sebagian

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

Transkripsi:

Pedoman Penilaian dan Laporan Perkembangan Pembangunan Properti terkait LTV 1. Latar Belakang Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/40/DKMP tanggal 24 September 2013 perihal Penerapan Manajemen Risiko pada Bank yang Melakukan Pemberian Kredit atau Pembiayaan Pemilikan Properti, Kredit atau Pembiayaan Konsumsi Beragun Properti, dan Kredit atau Pembiayaan Kendaraan Bermotor. Sejalan dengan tingginya pertumbuhan kredit atau pembiayaan pemilikan properti, kredit atau pembiayaan konsumsi beragun properti, dan kredit atau pembiayaan kendaraan bermotor yang berpotensi menimbulkan berbagai Risiko maka Bank perlu meningkatkan kehati-hatian dalam penyaluran kredit atau pembiayaan pemilikan properti, kredit atau pembiayaan konsumsi beragun properti, dan kredit atau pembiayaan kendaraan bermotor. Sejalan dengan ketentuan dan peraturan yang diatur oleh Bank Indonesia maupun Regulasi terkait lainnya, maka perlu disusun pedoman penilaian yang dapat digunakan oleh Penilai dalam pemenuhan penentuan nilai properti sebagai agunan terkait penentuan besaran nilai kredit berdasarkan ketentuan rasio Loan to Value (LTV) oleh Bank Indonesia dan Laporan Perkembangan Pembangunan Properti (LP3). 2. Ruang Lingkup Secara khusus pedoman ini disusun dikaitkan kepada Penilaian Pemilikan Properti untuk kepentingan Kredit atau Pembiayaan Pemilikan Properti sesuai ketentuan LTV (P2L) berdasarkan ketentuan dan peraturan yang berlaku. Pedoman ini juga dilengkapi dengan pedoman Laporan Perkembangan Pembangunan Properti (LP3). Dalam pemahaman lebih luas, secara bersamaan pedoman ini harus dipahami bersamaan dengan KPUP serta Standar Penilaian lainnya, antara lain : Kode Etik Penilai Indonesia (KEPI) Konsep dan Prinsip Umum Penilaian (KPUP) SPI 101 - Nilai Pasar Sebagai Dasar Penilaian SPI 103 - Lingkup Penugasan SPI 105 Pelaporan Penilaian SPI 202 - Penilaian Untuk Tujuan Penjaminan Utang SPI 300 - Penilaian Real Properti 3. Definisi dan Pengertian 3.1. Definisi merujuk kepada Surat Edaran BI No. 15/40/DKMP, tanggal 24 September 2013 : Properti terdiri dari rumah tapak, rumah susun, rumah toko, dan rumah kantor. Rasio Loan to Value atau Financing to Value, yang selanjutnya disebut LTV atau FTV, adalah angka rasio antara nilai kredit atau pembiayaan yang dapat diberikan oleh Bank terhadap nilai agunan berupa Properti pada saat pemberian kredit atau pembiayaan berdasarkan harga penilaian terakhir.

Rumah Tapak adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal yang merupakan kesatuan antara tanah dan bangunan dengan bukti kepemilikan berupa surat keterangan, sertifikat, atau akta yang dikeluarkan oleh lembaga atau pejabat yang berwenang. Rumah Susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional baik dalam arah horizontal maupun vertikal dan merupakan satuansatuan yang masing- masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, antara lain griya tawang, kondominium, apartemen, dan flat. Rumah Kantor atau Rumah Toko adalah tanah berikut bangunan yang izin pendiriannya sebagai rumah tinggal sekaligus untuk tujuan komersial antara lain perkantoran, pertokoan, atau gudang. Kredit atau Pembiayaan Pemilikan Properti, yang selanjutnya disebut KPP atau KPP ib adalah kredit atau pembiayaan yang diberikan bank untuk pembelian Rumah Tapak, Rumah Susun, Rumah Toko dan/atau Rumah Kantor. Kredit atau Pembiayaan Pemilikan Rumah, yang selanjutnya disebut KPR atau KPR ib, adalah kredit atau pembiayaan yang ditujukan untuk pembelian Rumah Tapak. Kredit atau Pembiayaan Pemilikan Rumah Susun, yang selanjutnya disebut KPRS atau KPRS ib, adalah kredit atau pembiayaan yang ditujukan untuk pembelian Rumah Susun. Kredit atau Pembiayaan Pemilikan Rumah Kantor, yang selanjutnya disebut KPRukan atau KPRukan ib adalah kredit atau pembiayaan yang ditujukan untuk pembelian Rumah Kantor. Kredit atau Pembiayaan Pemilikan Rumah Toko, yang selanjutnya disebut KPRuko atau KPRuko ib adalah kredit atau pembiayaan yang ditujukan untuk pembelian Rumah Toko. Kredit atau Pembiayaan Konsumsi Beragun Properti, yang selanjutnya disebut KKBP atau KKBP ib adalah kredit atau pembiayaan konsumsi di luar KPP atau KPP ib dengan agunan berupa Properti. 3.2. Nilai Pasar didefinisikan sebagai estimasi sejumlah uang yang dapat diperoleh dari hasil penukaran suatu aset atau liabilitas pada tanggal penilaian, antara pembeli yang berminat membeli dengan penjual yang berminat menjual, dalam suatu transaksi bebas ikatan, yang pemasarannya dilakukan secara layak, di mana kedua pihak masing-masing bertindak atas dasar pemahaman yang dimilikinya, kehati-hatian dan tanpa paksaan (SPI 101-3.1). 4. Pedoman Teknis Berdasarkan 15/40/DKMP, tanggal 24 Sepetember 2013 tentang perihal Penerapan Manajemen Risiko pada Bank yang melakukan pemberian kredit atau Pembiayaan Pemilikan Properti, Kredit atau Pembiayaan Konsumsi Beragun Properti, dan Kredit atau Pembiayaan Kendaraan Bermotor; Terkait Penerapan Manajemen Risiko pada Bank tersebut, maka diperlukan jasa Penilai Publik meliputi : a. Penentuan Nilai Agunan pada tahap awal pemberian kredit yang selanjutnya disebut Penilaian Properti Untuk Kepentingan LTV (P2L). b. Pemberian opini terhadap perkembangan pembangunan properti yang selanjutnya disebut Laporan Perkembangan Pembangunan Properti (LP3).

Pedoman sebagaimana yang dimaksud pada butir a dan b di atas diatur sebagai uraian berikut di bawah ini. 4.1. Penilaian Properti Untuk Kepentingan LTV (P2L) Nama Penugasan Lingkup Kredit Tujuan Penilaian Penilaian Pemilikan Properti untuk kepentingan Kredit atau Pembiayaan sesuai dengan Surat Edaran BI 15/40/DKMP, tanggal 24 September 2013 Kredit atau Pembiayaan Pemilikan Properti (KPP) atau KPP ib Memberikan opini Nilai Pasar untuk tujuan pengikatan perjanjian Kredit atau Pembiayaan Pemilikan Properti antara Bank dengan Debitur/Pembeli sebagaimana diatur dalam peraturan dibidang perbankan. Dasar Nilai Nilai Pasar (SPI 101-3.1) Objek Penilaian Pemilikan atas Properti yang tergolong sebagai real properti (dalam proses pengembangan) dan akan berfungsi menjadi Rumah Tapak, Rumah Susun, Rumah Toko dan/atau Rumah Kantor. Pemilikan Properti dimaksud merupakan hak atas properti dalam penyelesaian pembangunan secara fisik untuk kepentingan kredit yang terikat kepada perjanjian dan kewajiban pengembang berdasarkan perjanjian pengikatan jual beli kepada calon debitur. Bentuk Kepemilikan Penilai mengasumsikan bahwa Properti yang dinilai akan dilengkapi dengan dokumen kepemilikan dan perijinan atas properti. Tanggal Penilaian Merupakan tanggal yang ditetapkan sesuai dengan penugasan penilaian.

Asumsi Penilaian a) Seluruh asumsi umum yang dianggap signifikan agar dicantumkan dalam Lingkup Penugasan (kontrak) dan Laporan Penilaian. Lihat SPI 103, 104 dan 105 tahun 2013. b) Asumsi khusus adalah asumsi yang berbeda dari fakta yang sebenarnya pada tanggal penilaian (lihat SPI 103 - Lingkup Penugasan), yaitu suatu properti yang sedang dibangun dinyatakan telah selesai pada tanggal penilaian. c) Penyataan asumsi khusus dalam Pelaporan Penilaian setidaktidaknya mencantumkan hal-hal sebagai berikut : 1) Properti sebagai objek penilaian dimaksud terikat kepada persyaratan teknis sebagaimana yang diuraikan dalam Laporan Penilaian (sebagaimana yang dilaporkan) adalah benar dan terikat kepada tanggung jawab pengembang dalam penyelesaiannya; 2) Seluruh hak, legalitas dan perizinan yang terikat dengan hasil penilaian adalah benar dan tersedia pada tanggal penilaian; 3) Seluruh kondisi, persyaratan dan fasilitas yang diinformasikan dalam Laporan Penilaian pada tanggal penilaian adalah benar dan terikat kepada tanggung jawab pengembang dalam penyelesaiannya ; 4) Apabila asumsi khusus sebagai mana yang dimaksud pada butir (1) sampai dengan (3) di atas tidak dapat terpenuhi, maka opini nilai yang disampaikan Penilai tidak dapat digunakan. d) Untuk pemenuhan penilaian LTV ini, sekurang-kurangnya Penilai perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : 1. Persyaratan legal terkait dengan properti sudah dipenuhi oleh pengembang dan disetujui oleh pihak Bank; - Kepemilikan tanah dalam status free and clear. - Master plan yang sudah disetujui. - IMB dan ketentuan pengembangan (KDB, KLB, ketinggian bangunan, GSB). 2. Adanya persetujuan bank mengenai kelayakan usaha pembangunan proyek. 3. Adanya pernyataan pengembang yang meliputi : - Pernyataan kesanggupan oleh pengembang untuk mendapatkan dana ekuitas. - Pernyataan oleh pengembang atas jaminan kualitas kontraktor bahwa bangunan akan selesai pada tanggal yang sudah diperjanjikan antara bank dan pengembang. - Pernyataan oleh pengembang untuk melakukan pemecahan sertifikat pada saat bangunan selesai. - Pernyataan oleh Pengembang untuk menyelesaikan proyek ini dengan itikad baik selain semua persyaratan yang dinyatakan di atas. 4. Adanya perkembangan fisik pembangunan property dengan minimum perkembangan pembangunan fisik berupa kegiatan land clearing dan penunjukkan main contractor yang mencerminkan batas minimum pengembangan dengan resiko yang bisa diukur.

Lingkup Penugasan Implementasi Pelaporan Penilaian Lain-lain Penilai harus menggunakan SPI 103 tentang Lingkup Penugasan sebagai rujukan dalam melaksanakan penilaian yang dimaksud oleh pedoman ini; Dalam hal penugasan dilakukan secara terus menerus untuk suatu bank, maka perjanjian atau kontrak dalam pelaksanakan penilaian dilakukan secara individu atau secara terpusat (perjanjian induk). Memenuhi SPI 104 tentang Implementasi. Minimal dapat menggunakan Laporan Penilaian Ringkas (LPR) sebagaimana diatur oleh SPI 105 dan dengan merujuk ketentuan yang berlaku. Penilaian untuk kepentingan P2L ini berlaku dengan batasan : a) Pelaksanaan pekerjaan harus memenuhi Kode Etik Penilai Indonesia (KEPI); b) Pelaksanaan pekerjaan harus didasari perjanjian kerja/kontrak yang memuat Lingkup Penugasan sesuai SPI 103; c) Hasil penilaian tidak memisahkan tanah dan bangunan; d) Kondisi dan Syarat Pembatas yang relevan harus dicantumkan. 4.2. Laporan Perkembangan Pembangunan Properti (LP3) Nama Penugasan Objek Lingkup Kredit Lingkup Pekerjaan Laporan Perkembangan Pembangunan Properti (LP3) untuk kepentingan Kredit atau Pembiayaan sesuai dengan Surat Edaran BI 15/40/DKMP, tanggal 24 Sepetember 2013 Realisasi perkembangan pembangunan fisik Properti Kredit atau Pembiayaan Pemilikan Properti (KPP) atau KPP ib a) Pengamatan perkembangan pembangunan fisik properti yang telah diikat perjanjian kredit antara Bank dengan Debitur/Pembeli; b) Dasar penentuan besaran bobot rencana pembangunan dapat dilihat kepada : 1. Gambar kerja rencana pembangunan. c) Dasar penentuan besaran bobot realisasi perkembangan pembangunan dapat dilihat kepada : 1. Laporan perkembangan pekerjaan lapangan secara berkala pada tanggal pengamatan. 2. Hasil verfikasi laporan perkembangan pekerjaan lapangan berdasarkan realisasi fisik yang terlihat di lapangan. d) Verifikasi realisasi pembangunan fisik properti di lapangan selanjutnya diklarifikasi berdasarkan kesesuaian spesifikasi bangunan atau properti yang menjadi objek pengamatan. e) Dasar penentuan besaran acuan perkembangan tahapan pekerjaan dan kunjungan mengikuti pedoman yang disusun bank. Seperti tahapan pekerjaan pondasi (...%); pasangan dinding (...%) dan penutup atap (...%).

Jadwal Penanggung Jawab Kualifikasi Pelaksana Sesuai dengan rencana pembangunan oleh pengembang yang telah disepakati oleh bank. Penilai Publik dan KJPP Anggota MAPPI yang memahami lingkup penugasan dan memiliki kemampuan secara teori dan teknis terhadap karateristik fisik objek penugasan. Bentuk Laporan Laporan LP3 disusun dan disampaikan secara tertulis sesuai format yang disesuaikan dengan kebutuhan; Laporan ditujukan kepada pemberi tugas; Jumlah laporan LP3 disusun dengan bahasa Indonesia sebanyak 3 (tiga) rangkap termasuk pertinggal. Ketentuan Lain dan batasan Pekerjaan LP3 merupakan pekerjaan konsultansi (bukan pekerjaan Penilaian) yang berdiri sendiri dalam suatu penugasan tertentu; Pelaksanaan pekerjaan ini harus dilengkapi dengan Lingkup Penugasan/Perjanjian Kerja antara Penilai dan Pengembang serta diketahui oleh Kreditur/Bank yang mendanai; Penilaian untuk kepentingan LP3 ini berlaku dengan batasan Pelaksanaan pekerjaan harus memenuhi Kode Etik Penilai Indonesia (KEPI); 5. Penutup Pedoman ini ditetapkan oleh KPSPI pada tanggal 10 Maret 2014. Ketentuan teknis pelaksanaan terkait kepada kepentingan Penilai Publik dan / atau KJPP dapat diatur pada pedoman tersendiri lebih lanjut. Komite Penyusun Standar Penilaian Indonesia (KPSPI) MASYARAKAT PROFESI PENILAI INDONESIA ( MAPPI )