PENGUJIAN TERHADAP ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SEBAGAI REAKSI PASAR MODAL ATAS PERISTIWA STOCK SPLIT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan studi peristiwa. Studi peristiwa menurut Jogiyanto

I. PENDAHULUAN. Stock split merupakan salah satu corporate action berupa pemecahan saham yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan membutuhkan dana untuk membiayai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara pelaku ekonomi. Sebagai dampaknya, terjadi

BAB III METODE PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia (

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

I Putu Gede Brahmaputra Waisnawa Suhadak R. Rustam Hidayat Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu unsur penting dan tolak ukur bagi kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. membuktikan bahwa krisis ekonomi yang melanda negara-negara di Benua Eropa

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang

ABSTRACT. Keywords : Stocksplit, Stock Price, Liquidity. Universitas Kristen Maranatha

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini menganalisis volume perdagangan saham dan abnormal

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan studi peristiwa (event study). Event study merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Objek penelitian ini adalah seluruh perusahaan go public yang terdaftar di

ANALISIS PERBEDAAN TRADING VOLUME ACTIVITY SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba merupakan fokus

ANALISIS PERBEDAAN TRADING VOLUME ACTIVITY

BAB I PENDAHULUAN. pesat seiring dengan pertumbuhan perekonomian pada sektor riil di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN, LIKUIDITAS SAHAM, DAN TINGKAT KEMAHALAN HARGA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH PEMECAHAN SAHAM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kecil (Akhmad dan Ramadyansari, 2013). Pasar modal merupakan fasilitas yang

III. METODE PENELITIAN. Objek penelitian pada skripsi ini adalah emiten yang masuk dalam LQ 45 periode

Oleh : INDAH NOOR KHOIRIA DEWI B FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG

PENGARUH PENGUMUMAN DIVIDEN SAHAM TERHADAP ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SAHAM DI BEI

Reaksi Pasar Terhadap Pengumuman Saham Bonus di Bursa Efek Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di

ANALISIS REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PERISTIWA PENERBITAN SUKUK DAN OBLIGASI KORPORASI. Anggi Dian Pratiwi ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. menawarkan saham perusahaan kepada publik atau biasa disebut go public.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. peneliti untuk menilai dampak dari suatu peristiwa tertentu terhadap harga saham dari

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini investasi di Indonesia semakin berkembang, hal ini

BAB III METODE PENELITIAN. dan juga berdasarkan dimensi waktunya (Mudrajat Kuncoro, 2009:84)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS RESPON PASAR TERHADAP PENGUMUMAN SAHAM BONUS PADA BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN LIKUIDITAS SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PERIODE

III.METODE PENELITIAN

PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS SAHAM DAN ABNORMAL RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN

METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional. Stock Split adalah perubahan nilai nominal perlembar saham dengan menambah

ABSTRAK. Kata-kata kunci: return saham, abnormal return, stock split, volume perdagangan saham, trading volume activity

ABNORMAL RETURN DI SEKITAR TANGGAL PENGUMUMAN STOCK SPLIT

PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS DAN RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA NASKAH PUBLIKASI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia. Sampel yang digunakan merupakan perwakilan dari populasi. Teknik

BAB III METODE PENELITIAN. yang signifikan antara variabel independent dengan variabel dependent melalui

ANALISIS PERBANDINGAN ABNORMAL RETURN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan analisis dan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan. Dalam

REAKSI PASAR MODAL TERHADAP PERISTIWA STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut menjadi bentukbentuk

Reynold Soebijono Tjipto Yoyo Cahyadi, SE., MM.,

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STOCK SPLIT. Endang Sri Utami Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana Yogyakarta.

III. METODOLOGI PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini adalah volume perdagangan, jumlah saham yang

BAB 1 PENDAHULUAN. daya saing dan pangsa pasar agar dapat tetap survive dalam dunia bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. operasionalnya. Untuk perusahaan yang sudah go public dana tersebut salah

1BAB III METODE PENELITIAN. informasi yang dapat mempengaruhi atau memancing reaksi pasar. Reaksi pasar

STUDI KOMPARATIF VOLUME PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN LQ45 DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB III METODE PENELITIAN

Ali Sadikin. Fakultas Ekonomi Universitas Lambung Mangkurat Jl. Brigjen H. Hasan Basry Kayu Tangi Banjarmasin

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk memperoleh modal. Bagi perusahaan go public, beberapa

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan Abnormal Return (AR) dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Kt Mas Trisna, Lucy S Musmini dan Edy Sujana, 2014.

BAB II URAIAN TEORITIS. Rahayu (2006) melakukan penelitian dengan judul Reaksi Pasar Terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah tempat yang mempertemukan pihak yang membutuhkan

III. METODE PENELITIAN. untuk secara langsung menjelaskan hubungan sebab akibat (non causality

Shochihatuz Zainia Fauzi Suhadak R. Rustam Hidayat Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dan index harga saham gabungan diperoleh dari Yahoo Finance tahun

BAB I PENDAHULUAN. permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan iklim investasi di Indonesia saat ini, ditandai dengan semakin

PERBEDAAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE

ABSTRAK Kata kunci: Universitas Kristen Maranatha

PERBEDAAN HARGA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH PENGUMUMAN STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PERTUMBUHAN LABA, DIVIDEND PAYOUT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO DAN RETURN ON EQUITY TERHADAP PRICE EARNING RATIO

ABSTRAK. Kata Kunci : abnormal return, reaksi pasar, dividen tunai, declaration date

ANALISIS PERGERAKAN HARGA SAHAM DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM TERHADAP PENGUMUMAN RIGHT ISSUE PADA EMITEN DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB I PENDAHULUAN. tentunya kondisi perekonomiannya. Dimana kondisi ekonomi negara tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Darmawan. Jurusan Akuntansi Program S1 Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

Analisis Perbandingan Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split

Management Analysis Journal

BAB III METODE PENELITIAN

Jordan Vincent & Ratnawati Kurnia 1

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi yang besar bagi perekonomian Indonesia (Purbawati dkk, 2016).

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. harga pasar. Salah-satu karakteristik utama pasar modal yang efisien

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini ditandai dengan adanya kesepakatan dalam bidang bisnis yaitu ASEAN

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas Obyek atau Subyek

diperdagangkan dan terdaftar di BEJ (Bursa efek Jakarta) dan dilaporkan dalam

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut kamus istilah keuangan dan investasi, stock split atau pemecahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya negara di dunia ini memiliki pasar modal (capital market).

Transkripsi:

PENGUJIAN TERHADAP ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY SEBAGAI REAKSI PASAR MODAL ATAS PERISTIWA STOCK SPLIT Yovita Vivianty Indriadewi Atmadjaja * ABSTRACT Stock split is a corporate action by the company. Stock split means a share split into n shares. Company made a stock split because of the high price of company shares, so investors can not afford to buy the shares of the company and result in reduced liquidity of these shares. Capital market reaction to stock split events can be analyzed by comparing the abnormal returns and trading volume activity before and after the stock split. This study used a sample of stocks which listed on the Indonesia Stock Exchange period January 2010 to June 2012. Tests performed using paired sample t-test. The test results showed that there was no significant difference between the abnormal returns before and after the stock split event. Likewise, the volume of trading activity, in which the test results also showed no significant difference between before and after the stock split. Thus it can be said that the market showed no reaction to the stock split events for the period January 2010 - June 2012. Keywords: stock split, abnormal return, trading volume activity ABSTRAKSI Stock split (pemecahan saham) merupakan salah satu aksi korporasi yang dilakukan perusahaan. Stock split berarti memecah selembar saham menjadi n lembar saham. Perusahaan melakukan stock split karena tingginya harga saham perusahan, sehingga investor tidak mampu untuk membeli saham perusahan dan mengakibatkan menurunnya likuiditas dari saham tersebut. Reaksi pasar modal terhadap peristiwa stock split dapat dianalisis dengan membandingkan abnormal return dan trading volume activity stock split. Penelitian ini menggunakan sampel saham-saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode bulan Januari 2010 sampai dengan Juni 2012. Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji t-paired sample (uji beda rata-rata). Hasil pengujian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan abnormal return yang signifikan antara peristiwa stock split. Demikian juga dengan trading volume activity, di mana hasil pengujian juga menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan antara stock split. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pasar tidak menunjukkan reaksi atas adanya peristiwa stock split untuk periode Januari 2010 Juni 2012. Kata kunci: stock split, abnormal return, trading volume activity *Fakultas Ekonomi UNTAG Banyuwangi 1

2 PENDAHULUAN Latar Belakang Pasar modal sebagai salah satu lembaga untuk memobilisasi dana, baik dari dalam negeri maupun luar negeri memberikan manfaat, yaitu terbukanya peluang bagi perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dana jangka panjang dari investor dan bagi masyarakat sebagai investor dan calon investor diberikan kesempatan untuk ikut memiliki saham perusahaan sehingga dapat memperoleh keuntungan, berupa dividend dan capital gain (selisih positif antara harga jual dan harga beli). Perkembangan pasar modal di Indonesia dewasa ini cukup pesat. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya perusahaan yang terdaftar di bursa saham serta semakin banyaknya masyarakat Indonesia yang mulai memilih pasar modal sebagai alternatif investasi. Tujuan utama perusahaan go public tidak hanya untuk memaksimalkan laba jangka pendek, tetapi juga untuk memaksimalkan nilai perusahaan atau memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Salah satu faktor yang memengaruhi permintaan dan penawaran saham adalah tingkat harga saham. Bilai saham, dinilai terlalu tinggi oleh pasar, maka jumlah permintaan akan berkurang. Sebaliknya, apabila pasar saham dinilai terlalu rendah, maka jumlah permintaan akan meningkat. Harga saham yang tinggi akan mengurangi kemampuan investor untuk membeli saham tersebut. Hukum permintaan dan penawaran akan berlaku dan sebagai akibatnya, harga saham yang tinggi tersebut akan menurun sampai tercipta keseimbangan baru. Salah satu cara perusahaan untuk menjaga agar saham perusahaannya berada dalam rentang perdagangan yang optimal sehingga daya beli investor meningkat adalah dengan melakukan kebijakan stock split (pemecahan saham). Stock split dilakukan oleh perusahaan karena tingginya

3 harga saham perusahaan tersebut, sehingga investor tidak mampu untuk membeli saham perusahaan dan mengakibatkan menurunnya likuiditas dari saham tersebut. Secara teoritis, dengan adanya stock split, investor akan melakukan reaksi dengan membeli saham. Harapan investor adalah untuk memperoleh return yang lebih tinggi setelah pemecahan saham. Dengan adanya peningkatan permintaan saham dan jumlah saham yang diperdagangkan tetap maka akan mengakibatkan harga saham meningkat setelah peristiwa stock split. Reaksi investor setelah adanya peristiwa stock split adalah melakukan transaksi saham yang lebih banyak karena harga saham yang menjadi lebih rendah dibandingkan sebelumnya, sehingga mengakibatkan volume perdagangan saham akan meningkat. Berdasarkan kedua hal teoritis tersebut di atas, dapat terlihat bahwa pasar modal bereaksi terhadap peristiwa stock split dengan ditunjukkan oleh abnormal return dan trading volume activity. Dalam kenyataannya, untuk menganalisis reaksi pasar modal terhadap peristiwa stock split diperlukan penelitian lebih lanjut. Untuk itu, penelitian ini dilakukan untuk menganalisis reaksi pasar modal terhadap peristiwa stock split dengan membandingkan abnormal return sebelum dan sesudah stock split dan trading volume activity sebelum dan sesudah stock split pada sahamsaham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia mulai Januari 2010 Juni 2012. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan dapat dirumuskan pokok permasalahan sebagai berikut: a. Apakah terdapat abnormal return saham sebelum dan sesudah peristiwa stock split? b. Apakah terdapat perbedaan Trading Volume Activity peristiwa stock split?

4 Tujuan Penelitian 1. Untuk menganalisis reaksi pasar modal terhadap peristiwa stock split dengan membandingkan abnormal return saham sebelum dan sesudah peristiwa stock split 2. Untuk menganalisis reaksi pasar modal terhadap peristiwa stock split dengan membandingkan Trading Volume Activity sebelum dan sesudah peristiwa stock split LANDASAN TEORI Pengertian Stock Split (Pemecahan Saham) Menurut Jogiyanto (2003:415) stock split berarti memecah selembar saham menjadi n lembar saham, di mana harga per lembar saham baru setelah di stock split adalah sebesar 1/n dari saham sebelumnya. Sedangkan menurut Sugiri (2005:125), stock split hanya berakibat bertambahnya jumlah saham yang dimiliki tanpa mengubah nilai keseluruhan. Oleh karena nilai keseluruhan tidak berubah tetapi jumlah lembar sahamnya bertambah, maka nilai per lembar berubah menjadi lebih kecil dari sebelumnya. Pada dasarnya ada dua jenis stock split yaitu split-up (pemecahan naik) dan split-down atau reverse split (pemecahan turun). Split-up adalah penambahan jumlah saham yang beredar dengan mengurangi nilai nominal per lembar saham secara proporsional. Contoh stock split dengan rasio 1:2. Artinya satu saham dipecah menjadi dua saham. Sedangkan split-down adalah pengurangan jumlah saham yang beredar dengan meningkatkan nilai nominal per lembar saham secara proporsional. Contoh splitdown dengan rasio 2:1. Artinya dari dua saham menjadi satu saham. Tujuan stock-split menurut Halim (2005:97) adalah untuk menjaga harga pasar saham agar tidak terlalu tinggi sehingga sahamnya lebih memasyarakat dan lebih banyak

5 diperdagangkan. Stock split juga dilakukan pada saat harga dinilai terlalu tinggi dengan tujuan agar menarik minat para investor untuk membelinya dan membuat saham lebih likuid untuk diperdagangkan. Dasar Teori Utama Stock Split Dasar teori utama yang digunakan sebagai literatur stock split adalah signaling theory dan trading range theory (Marwata, 2001:152). Signaling theory menyatakan bahwa stock split memberikan informasi kepada investor tentang prospek peningkatan return masa dengan yang substansial. Sedangkan trading range theory menyatakan bahwa stock split akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham. Menurut teori ini, dengan adanya stock split menyebabkan harga saham menjadi murah, sehingga akan semakin banyak investor yang melakukan transaksi saham tersebut. Pengertian Abnormal Return Return atau tingkat keuntungan adalah tingkat pengembalian uang dinikmati oleh investor atas investasi yang dilakukannya. Menurut Husnan (2001) abnormal return adalah selisih antara tingkat keuntungan sebenarnya (actual return) dengan tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return). Tingkat keuntungan sebenarnya diperoleh dari selisih harga saham hari ini dengan hari sebelumnya dibagi dengan harga hari sebelumnya. Sedangkan tingkat keuntungan yang diharapkan diperoleh dari rumus market model yaitu i + i R mt. i adalah konstanta, i adalah koefisien beta saham i dan R mt adalah tingkat keuntungan sebenarnya dari pasar pada periode t yang diperoleh dari selisih indeks harga saham gabungan hari ini dengan indeks harga saham hari sebelumnya dibagi indeks harga saham gabungan pada hari sebelumnya.

6 Pengertian Trading Volume Activity (TVA) Trading Volume Activity (TVA) merupakan indikator likuiditas saham. TVA merupakan instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi melalui parameter perubahan volume perdagangan saham di pasar modal. Perhitungan TVA dilakukan dengan membandingkan jumlah saham perusahaan yang diperdagangkan dalam suatu periode tertentu dengan keseluruhan jumlah saham yang beredar pada kurun waktu yang sama. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian event study (studi peristiwa). Event study merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman atau suatu tanggal pencatatan di bursa. Dalam penelitian ini digunakan tanggal pencatatan stock split sebagai peristiwa dan melihat pengaruhnya terhadap reaksi pasar yang ditunjukkan dengan adanya abnormal return dan trading volume activity. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang menyangkut data mengenai harga saham penutupan (closing price) dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di sekitar pengumuman stock split mulai Januari 2010 sampai Juni 2012, volume perdagangan, jumlah saham yang beredar sebelum dan sesudah stock split dan suku bunga SBI 30 hari. Periode pengamatan adalah 10 hari sebelum stock split dan 10 hari sesudah stock split. Periode pengamatan tersebut diambil karena pada periode tersebut diperkirakan stock split masih menarik untuk diteliti.

7 Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan mengeluarkan aksi korporasi stock split pada Januari 2010 sampai dengan bulan Juni 2012 sebanyak 20 perusahaan. Sedangkan sampel yang diambil menggunakan metode purposive sampling dimana populasi yang akan dijadikan sampel adalah populasi yang memenuhi kriteria sampel sesuai dengan yang dikehendaki oleh peneliti, yaitu perusahaan yang terdaftar di BEI selama periode pengamatan, perusahaan yang melakukan stock split selama periode Januari 2010 Juni 2012, perusahaan yang aktif diperdagangkan minimal 10 hari peristiwa stock split, perusahaan yang datanya tersedia secara lengkap untuk keperluan analisis. Sesuai kriteria di atas, maka sampel penelitian adalah sebanyak 17 perusahaan. Tabel. 1. Daftar Perusahaan yang Melakukan Stock Split Januari 2010 Juni 2012 No. Kode Emiten Nama Perusahaan Tanggal Stock Split Split Faktor 1 CTRA PT. Ciputra Development Tbk. 15 Juni 2010 1 : 2 2 TURI PT. Tunas Ridean Tbk. 17 Juni 2010 1 : 4 3 DILD PT. Intiland Development Tbk. 26 Juli 2010 1 : 2 4 CPIN PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk. 08 Desember 1 : 5 2010 5 BBRI PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. 11 Januari 2011 1 : 2 6 LSIP PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk. 25 Pebruari 1 : 5 2011 7 BTPN PT. Bank Tabungan Pensiunan Negara 28 Maret 2011 1 : 5 Tbk. 8 INTA PT. Intraco Penta Tbk. 06 Juni 2011 1 : 5 9 SSIA PT. Surya Semesta Internusa Tbk. 07 Juli 2011 1 : 4 10 MTFN PT. Capitalinc Investment Tbk. 11 Juli 2011 1 : 5 11 JTPE PT. Jasuindo Tiga Perkasa Tbk. 26 Juli 2011 1 : 5 12 MTSM PT. Metro Realty Tbk. 18 Oktober 1 : 4 2011 13 PTRO PT. Petrosea Tbk. 06 Maret 2012 1 : 10 14 PWON PT. Pakuwon Jati Tbk. 30 Maret 2012 1 : 4 15 HERO PT. Hero Supermarket Tbk. 05 April 2012 1 : 10 16 ASII PT. Astra Internasional Tbk. 05 Juni 2012 1 : 10 17 IMAS PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk. 07 Juni 2012 1 : 2 Sumber: ICMD 2010, 2011, 2012

8 Metode Analisis Data Dalam penelitian ini dilakukan uji normalitas data. Uji ini dilakukan untuk mengetahui Abnormal return saham diukur melalui perhitungan: AR it = R it E(R it ) Dimana, AR it = abnormal apakah data yang digunakan return untuk saham i pada dalam penelitian ini berdistribusi normal atau tidak. Metode pengujian menggunakan One Kolmogorov Smirnov Test dengan tingkat keyakinan 95% (α=5%). Kreteria pengambilan keputusan dengan melihat periode t, R it = tingkat keuntungan sebenarnya dari saham i pada periode t, sedangkan E(R it ) merupakan tingkat keuntungan yang diharapkan dari saham i pada periode t. besaran Kolmogorov Smirnov Test adalah sebagai berikut: a. Jika signifikansi > 0,05 maka data normal b. Jika signifikansi 0,05 maka b. Mengukur Trading Volume Activity (TVA) TVA dukur dengan rumus sebagai berikut: data tidak normal Sedangkan metode yang TVA it Saham i yang diperdagan gkan pada hari t Saham i yang beredar pada hari t digunakan untuk menganalisis data adalah uji beda dua rata-rata (t-paired samples test). Uji ini digunakan untuk menguji adanya perbedaan terhadap variabel setelah pengamatan tertentu. Sebelum dilakukan uji beda, terlebih dahulu dilakukan pengukuran sebagai berikut: a. Menghitung Abnormal Return saham Setelah dihitung rata-rata dari pengukuran abnormal return dan trading volume activity seluruh saham sebelum dan sesudah peristiwa, kemudian dilakukan uji hipotesis yaitu uji t- paired samples dengan langkahlangkah sebagai berikut: 1. Merumuskan hipotesis a. Untuk abnormal return H 0 : tidak terdapat perbedaan abnormal

9 return yang signifikan antara sebelum dan sesudah peristiwa stock split H a : terdapat perbedaan abnormal return yang signifikan antara peristiwa stock split b. Untuk trading volume activity H 0 : tidak terdapat perbedaan trading volume activity yang signifikan antara peristiwa stock split H a : terdapat perbedaan trading volume activity yang signifikan antara peristiwa stock split 2. Menentukan taraf nyata ( ) sebesar 5% dan derajat kebebasan (df) = n -1. 3. Melakukan uji statistik di mana t hitung ditentukan dengan rumus: t X n Di mana, X = rata-rata sampel, = rata-rata populasi, n = banyaknya sampel dan = standar deviasi yang dihitung dengan rumus: X i X n 1 4. Mentukan daerah penerimaan dan daerah penolakan 5. Menentukan kesimpulan berdasarkan uji statistik yang telah dilakukan. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a. Hasil Pengukuran Abnormal Return Tabel 2. Menunjukkan rata-rata abnormal return pada 2 masing-masing perusahaan sebelum dan sesudah peristiwa stock split.

10 Tabel 2. Rata-Rata Abnormal Return pada Masing-Masing Perusahaan Sebelum dan Sesudah Stock Split Kode Nama Perusahaan Rata-Rata Abnormal Return Sebelum Sesudah CTRA PT. Ciputra Development Tbk. -0,004317793-0,304133697 TURI PT. Tunas Ridean Tbk. 0,017601335 0,013580181 DILD PT. Intiland Development Tbk. -0,02311528-0,015664315 CPIN PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk. -0,023457617-0,042304219 BBRI PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. 0,022757614 0,030240694 LSIP PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk. 0,036394576 0,042668022 BTPN PT. Bank Tabungan Pensiunan Negara Tbk. -0,016972576-0,031778571 INTA PT. Intraco Penta Tbk. 0,016587968 0,00442484 SSIA PT. Surya Semesta Internusa Tbk. 0,004210594 0,015018798 MTFN PT. Capitalinc Investment Tbk. -0,154426723-0,155957361 JTPE PT. Jasuindo Tiga Perkasa Tbk. 0,110904462 0,096794944 MTSM PT. Metro Realty Tbk. -0,061619852-0,06923492 PTRO PT. Petrosea Tbk. -0,062739767-0,089996606 PWON PT. Pakuwon Jati Tbk. 0,019016371 0,014921286 HERO PT. Hero Supermarket Tbk. 0,3044262 0,258337698 ASII PT. Astra Internasional Tbk. 0,018800268 0,010725811 IMAS PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk. 0,044727008 0,026754587 Sumber: ICMD 2010, 2011, 2012 dan diolah Tabel 2. di atas menunjukkan bahwa rata-rata abnormal return pada masing-masing perusahaan dengan periode pengamatan 10 hari sebelum dan 10 hari sesudah peristiwa stock split secara keseluruhan b. Hasil Perhitungan Trading Volume Activity Tabel 3. menunjukkan rata-rata trading volume activity (TVA) pada masingmasing perusahaan sebelum dan sesudah peristiwa stock split.

11 Tabel 3. Rata-Rata TVA pada Masing-Masing Perusahaan Sebelum dan Sesudah Stock Split Kode Nama Perusahaan Rata-Rata TVA Sebelum Sesudah CTRA PT. Ciputra Development Tbk. 0,001390364 0,001639401 TURI PT. Tunas Ridean Tbk. 0,003529169 0,003678871 DILD PT. Intiland Development Tbk. 0,00186512 0,00238831 CPIN PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk. 0,00429028 0,001658788 BBRI PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. 0,004457338 0,00190483 LSIP PT. PP London Sumatra Indonesia Tbk. 0,004284674 0,00302606 BTPN PT. Bank Tabungan Pensiunan Negara Tbk. 0,000265852 0,000160352 INTA PT. Intraco Penta Tbk. 0,019676817 0,009383739 SSIA PT. Surya Semesta Internusa Tbk. 0,007761034 0,011711526 MTFN PT. Capitalinc Investment Tbk. 0,00010806 0,000127118 JTPE PT. Jasuindo Tiga Perkasa Tbk. 0,010195523 0,005556287 MTSM PT. Metro Realty Tbk. 0,00003201 0,00000752 PTRO PT. Petrosea Tbk. 0,002230804 0,005479201 PWON PT. Pakuwon Jati Tbk. 0,001175563 0,000282696 HERO PT. Hero Supermarket Tbk. 0,0000325 0,000118071 ASII PT. Astra Internasional Tbk. 0,001055216 0,000942115 IMAS PT. Indomobil Sukses Internasional Tbk. 0,00156534 0,001466308 Sumber: ICMD 2010, 2011, 2012 dan diolah c. Pengujian Normalitas Data Pengujian normalitas data dilakukan untuk mengetahui data yang digunakan apakah berdistribusi normal atau tidak. Pengujian dilakukan dengan menggunakan one sample kolmogorov-smirnov test. Data dikatakan berdistribusi normal apabila memiliki nilai probabilitas > 0,05 dan data tidak berdistribusi normal jika memiliki nilai probabilitas 0,05. Hasil uji normalitas dapat disajikan sebagai berikut:

12 Tabel 4. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test No Variabel Z Asymp.Sig. (2-Tailed) Distribusi 1. 2. 3. 4. Rata-Rata AR sebelum stock split Rata-Rata AR sesudah stock split Rata-Rata TVA sebelum stock split Rata-Rata TVA sebelum stock split 1,055 0,828 1,104 0,861 0,215 0,499 0,175 0,448 Normal Normal Normal Normal Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa semua variabel berdistribusi normal, karena memiliki probabilitas lebih dari 0,05 sehingga semua data dapat diuji dengan menggunakan uji beda rata-rata (t-paired samples test).. d. Hasil Pengujian Hipotesis 1. Pengujian t-paired sampel Terhadap Abnormal Return Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan terhadap ratarata abnormal return peristiwa stock split. Hipotesis nol yang digunakan adalah tidak ada perbedaan antara rata-rata abnormal return peristiwa stock split. Dengan membandingkan hasil perhitungan t-hitung dengan t-tabel, dapat diketahui apakah hipotesis nol diterima atau ditolak. Tabel 5. Ringkasan Hasil Uji T-Paired Sampel Terhadap Rata-Rata AR Pada Masing-Masing Perusahaan Selama Periode Penelitian KETERANGAN Rata-Rata AR Sebelum Sesudah Rata-rata abnormal return 0,0146339287-0,0115060487 t-hitung 1,498 t-tabel 2,120 Taraf nyata 5% Hasil H 0 diterima

13 Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai t-hitung rata-rata abnormal return sebesar 1,498 sedangkan nilai t-tabel adalah 2,120, sehingga hipotesis nol diterima (karena nilai t-hitung lebih kecil daripada nilai t-tabel). Hal ini berarti bahwa tidak ada perbedaan abnormal return yang signifikan antara 10 hari sebelum dan 10 hari sesudah peristiwa stock split. Hal ini wajar terjadi karena secara teoritis harga saham akan mengalami penurunan setelah pengumuman stock split sehingga penurunan ini berdampak pada tidak ditemukannya abnormal return yang diharapkan. 2. Pengujian t-paired sampel Terhadap Trading Volume Activity Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan terhadap ratarata trading volume activity (aktivitas volume perdagangan saham) peristiwa stock split. Hipotesis nol yang digunakan adalah tidak ada perbedaan antara rata-rata trading volume activity (TVA) sebelum dan sesudah peristiwa stock split. Dengan membandingkan hasil perhitungan t-hitung dengan t-tabel, dapat diketahui apakah hipotesis nol diterima atau ditolak. Tabel 6. Ringkasan Hasil Uji T-Paired Sampel Terhadap Rata-Rata TVA Pada Masing-Masing Perusahaan Selama Periode Penelitian KETERANGAN Rata-Rata TVA Sebelum Sesudah Rata-rata TVA 0,0037597449 0,0029135996 t-hitung 1,111 t-tabel 2,120 Taraf nyata 5% Hasil H 0 diterima

14 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa terjadi penurunan nilai rata-rata TVA sebelum dan sesudah peristiwa stock split. Sebelum stock split rata-rata TVA sebesar 0,0037597449 sedangkan setelah stock split rata-rata TVA sebesar 0,0029135996 atau terjadi penurunan sebesar 0,0008461453. Nilai t-hitung ratarata TVA sebesar 1,111 lebih kecil daripada nilai t-tabel sebesar 2,120. Hal ini berarti hipotesis nol diterima sehingga tidak terdapat perbedaan rata-rata TVA yang signifikan antara sebelum dan sesudah peristiwa stock split. e. Pembahasan Dari hasil pengujian terhadap rata-rata abnormal return 10 hari sebelum dan 10 hari sesudah peristiwa stock split, diketahui bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara abnormal return stock split. Hal ini dapat terjadi karena berkaitan dengan peristiwa pengumuman stock split yang direspon negatif oleh pasar. Hal lain yang menjadi penyebab adalah adanya informasi yang dapat diserap dengan baik oleh pasar, sehingga pasar cenderung untuk melakukan penyesuaian terkait dengan informasi yang berkembang. Informasi tersebar dengan baik dan merata, sehingga tidak ada informasi yang dapat memengaruhi pasar. Informasi tercermin dalam pergerakan harga saham di pasar, sehingga mengakibatkan rata-rata abnormal return sesudah peristiwa stock split cenderung tidak berbeda dengan rata-rata abnormal return sesudah stock split. Sedangkan hasil pengujian terhadap rata-rata trading volume activity antara

15 peristiwa stock split menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan. Hal ini dapat terjadi karena preferensi investor mengenai informasi aksi korporasi berupa stock split dianggap tetap pengumuman stock split. Dengan demikian investor tidak bereaksi melakukan transaksi dengan volume yang lebih banyak setelah adanya peristiwa stock split, sehingga volume perdagangan saham tidak berubah. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Reaksi pasar terhadap peristiwa stock split yang diwakili dengan rata-rata abnormal return melalui uji t- paired sample dengan taraf nyata lima persen diketahui tidak menunjukkan perbedaan antara peristiwa stock split. Atau dengan kata lain tidak terdapat perbedaan antara rata-rata abnormal return stock split. Hal ini dapat terjadi karena informasi mengenai stock split yang dilakukan oleh emiten telah diantisipasi oleh para investor sebelum peristiwa terjadi, sehingga pasar tidak bereaksi ketika peristiwa stock split terjadi. 2. Reaksi pasar terhadap peristiwa stock split yang diwakili dengan rata-rata TVA peristiwa stock split melalui uji t-paired sample juga menghasilkan tidak adanya perbedaan. Hal ini terjadi karena preferensi investor atas peristiwa stock split adalah tetap sebelum dan sesudah stock split. Dengan demikian investor tidak bereaksi melakukan transaksi dengan volume yang lebih banyak setelah adanya

16 peristiwa stock split, sehingga volume perdagangan saham tidak berubah. Saran-saran yang dapat diberikan baik kepada investor maupun untuk pengembangan penelitian sejenis adalah sebagai berikut: 1. Hendaknya investor dapat memperhatikan perkembangan informasi terkait dengan aksi korporasi yang dilakukan oleh emiten misalkan peristiwa stock split. Karena dengan adanya informasi yang dimaksud, investor dapat memanfaatnya untuk mengambil keputusan investasi yang tepat. Namun, investor harus memperhatikan kandungan informasi yang ada tersebut agar tidak mengalami kerugian dalam berinvestasi. 2. Untuk penelitian selanjutnya, hendaknya mempertimbangkan untuk memasukkan analisis fundamental dalam melihat reaksi pasar atas peristiwa stock split selain analisis teknikal saham seperti yang digunakan dalam penelitian ini. Penggunaan analisis fundamental berguna untuk mengetahui kinerja saham apakah telah mencerminkan kinerja perusahaan secara umum, baik sebelum maupun setelah peristiwa stock split. DAFTAR PUSTAKA Halim, Abdul. 2005. Analisis Investasi. Edisi 2, Salemba Empat. Jakarta. Husnan, Suad. 2001. Dasar- Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi 3. UPP AMP YKPN. Yogyakarta. ICMD (Indonesian Capiltal Market Directory). 2010. PT Bursa Efek Indonesia. Jakarta. ICMD (Indonesian Capiltal Market Directory). 2011. PT Bursa Efek Indonesia. Jakarta. ICMD (Indonesian Capiltal Market Directory). 2012. PT Bursa Efek Indonesia. Jakarta. Jogiyanto. 2003. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketiga, BPFE. Yogyakarta. Marwata. Mei 2001. Kinerja Keuangan, Harga Saham, Dan Pemecahan Saham. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 2, No. 2. Hal. 151-164. Sugiri, Slamet. 2005. Akuntansi Pengantar 2. Edisi Keempat, UUP AMP YKPN. Yogyakarta.