PENGARUH IMBAL JASA LINGKUNGAN TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Disampaikan pada Kegiatan Alih Teknologi Jasa Lingkungan, 23 Mei 2013

dokumen-dokumen yang mirip
Kepastian Pembiayaan dalam keberhasilan implementasi REDD+ di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA EKONOMI PEMBANGUNAN KEHUTANAN: Aplikasi MUTAN

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Ekosistem /SDAL memiliki nilai guna langsung dan tidak langsung

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. dan hutan tropis yang menghilang dengan kecepatan yang dramatis. Pada tahun

SINTESA RPI 16 EKONOMI DAN KEBIJAKAN PENGURANGAN EMISI DARI DEFORESTASI DAN DEGRADASI. Koordinator DEDEN DJAENUDIN

I. PENDAHULUAN. kerja dan mendorong pengembangan wilayah dan petumbuhan ekonomi.

I. PENDAHULUAN. kayu, rotan, getah, dan lain-lain, tetapi juga memiliki nilai lain berupa jasa

Fakta tentang Air. Air tawar itu terbatas dan langka

PENDAHULUAN. Ekosistem /SDAL memiliki nilai guna langsung dan tidak langsung

PERHUTANAN SOSIAL DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT YANG EFEKTIF

Kesiapan dan Tantangan Pengembangan Sistem MRV dan RAD/REL Provinsi Sumbar

KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN LITBANG KEHUTANAN PUSAT LITBANG PERUBAHAN IKLIM DAN KEBIJAKAN

Ketidakpastian Pasar Karbon

RINGKASAN. Murung Raya STRATEGI PERTUMBUHAN EKONOMI HIJAU. Sektor terpilih untuk pertumbuhan. ekonomi hijau

ALAM. Kawasan Suaka Alam: Kawasan Pelestarian Alam : 1. Cagar Alam. 2. Suaka Margasatwa

II. TINJAUAN PUSTAKA. mempengaruhi debit air khususnya debit air tanah. Kelangkaan sumberdaya air

KONTRIBUSI (PERAN) SEKTOR KEHUTANAN DALAM PENANGANAN PERUBAHAN IKLIM

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati. Dengan kata lain manfaat

Ringkasan Eksekutif INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2009

VISI HIJAU UNTUK SUMATRA

BAB I. PENDAHULUAN. Perubahan iklim merupakan fenomena global meningkatnya konsentrasi

RENCANA STRATEGIS

BRIEF Volume 11 No. 01 Tahun 2017

KERANGKA PIKIR PENELITIAN DAN HIPOTESIS. Referensi menunjukkan, bahwa keberadaan agroforestri mempunyai peran

KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan

I. PENDAHULUAN. Gambar 1. Kecenderungan Total Volume Ekspor Hasil hutan Kayu

Potensi implementasi mekanisme berbasis pasar untuk mitigasi dampak perubahan iklim. Rini Setiawati Sekretariat JCM Indonesia

MEKANISME DISTRIBUSI INSENTIF REDD+

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAMBI NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG JASA LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAMBI,

BAB 1. PENDAHULUAN. Kalimantan Tengah pada tahun 2005 diperkirakan mencapai 292 MtCO2e 1 yaitu

Setelah sesi ini, peserta diharapkan dapat mengerti dengan baik tentang kegiatan, pendekatan, dan persyaratan yang ada pada Jendela-2: Pengelolaan

pembayaran atas jasa lingkungan

Konsep Imbal Jasa Lingkungan Dalam Penyelenggaraan Konservasi Tanah dan Air Oleh: Khopiatuziadah *

BAB I. PENDAHULUAN. Aktivitas manusia telah meningkatkan emisi gas rumah kaca serta

KERANGKA DAN STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DALAM PROGRAM KARBON HUTAN BERAU (PKHB)

I. PENDAHULUAN. manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Pemanfaatan tersebut apabila

OVERVIEW DAN LESSON LEARNED DARI PEMBANGUNAN PSP UNTUK MONITORING KARBON HUTAN PADA KEGIATAN FCPF TAHUN

Penanganan Banjir Jabodetabek (Belajar dari Pengalaman Banjir Missisippi Tahun 1993) Rabu, 09 Januari 2013

I. PENDAHULUAN. hayati yang tinggi dan termasuk ke dalam delapan negara mega biodiversitas di

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P. 20/Menhut-II/2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KARBON HUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II. PERENCANAAN KINERJA

PENDANAAN REDD+ Ir. Achmad Gunawan, MAS DIREKTORAT MOBILISASI SUMBERDAYA SEKTORAL DAN REGIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PERUBAHAN IKLIM

TIPE INSTRUMEN EKONOMI, KELEBIHAN & KEKURANGAN

I. PENDAHULUAN. Hutan merupakan bagian penting dari negara Indonesia. Menurut angka

PENDEKATAN SERTIFIKASI YURISDIKSI UNTUK MENDORONG PRODUKSI MINYAK SAWIT BERKELANJUTAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. menyebabkan perubahan tata guna lahan dan penurunan kualitas lingkungan. Alih

PEMBAGIAN MANFAAT REDD+ DI KAWASAN HUTAN

BAB I PENDAHULUAN. Agribisnis kelapa sawit mempunyai peranan yang sangat besar dalam

I. PENDAHULUAN. degradasi hutan. Hutan tropis pada khususnya, sering dilaporkan mengalami

PEDOMAN DAN APLIKASI UNTUK PENGELOLAAN HUTAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PELESTARIAN BIODIVERSITAS DAN PERUBAHAN IKLIM JOHNY S. TASIRIN ILMU KEHUTANAN, UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Silvia Irawan, Luca Tacconi, Irene Ring

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan perekonomian masyarakat maupun Negara. Bisa melalui

II. TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi. Dapat juga dikatakan bahwa sumberdaya adalah komponen dari

Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat Perikanan Budidaya Melalui PUMP Perikanan Budidaya Sebagai Implementasi PNPM Mandiri Kelautan Dan Perikanan

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) seperti karbon dioksida

KSN Mamminasata. Menuju Pertumbuhan Ekonomi Hijau

2018, No Carbon Stocks) dilaksanakan pada tingkat nasional dan Sub Nasional; d. bahwa dalam rangka melaksanakan kegiatan REDD+ sebagaimana dima

Seminar dengan tema Penentuan Kebutuhan Hutan Tetap Lestari untuk Mendukung Pencapaian SDGs

Kebijakan Fiskal Sektor Kehutanan

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nilai Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan

Pembangunan Kehutanan

TERM OF REFERENCE FASILITASI KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS (KLHS)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pulau Jawa merupakan salah satu pulau yang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

PENDAHULUAN. Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 4 Tahun 2007 Seri E Nomor 4 Tahun 2007 NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN JASA LINGKUNGAN

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUSUTAMAAN ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL

Memperhatikan pokok-pokok dalam pengelolaan (pengurusan) hutan tersebut, maka telah ditetapkan Visi dan Misi Pembangunan Kehutanan Sumatera Selatan.

Perlindungan Hutan Tropis Berbasis Kearifan Lokal. Inisiatif Hutan Desa di Kabupaten Merangin

KEMENTERIAN KEHUTANAN

Integrasi Isu Perubahan Iklim dalam Proses AMDAL Sebagai Alternatif Penerapan Ekonomi Hijau Pada Tingkatan Proyek

5.2 Pengendalian Penggunaan Lahan dan Pengelolaan Lingkungan Langkah-langkah Pengendalian Penggunaan Lahan untuk Perlindungan Lingkungan

Pendahuluan Daniel Murdiyarso

Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat (PSDABM)

STATUS PEROLEHAN HAKI PUSPIJAK

Disampaikan kembali Oleh Ardinis Arbain

GLOBAL. Dr. Ir. Dodik Ridho Nurrochmat, M.Sc Dr. Meti Ekayani, S.Hut, M.Sc Asti Istiqomah, SP, M.Si EKONOMI KEHUTANAN ESL 325 (3-0)

I. PENDAHULUAN. manusia dalam penggunaan energi bahan bakar fosil serta kegiatan alih guna

1.1. Latar Belakang Perlunya Pembaruan Kebijakan Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan

Opportunity Cost Dalam Pelaksanaan REDD

USULAN STRUKTUR KELEMBAGAAN KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

VISI, MISI & SASARAN STRATEGIS

BAB VI KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. 6.1 Kesimpulan. sektor kehutanan yang relatif besar. Simulasi model menunjukkan bahwa perubahan

RISET dan REGULASI PENGELOLAAN DAS

MEKANISME PERDAGANGAN KARBON: PELUANG DAN TANTANGAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. bawah tanah. Definisi hutan menurut Undang-Undang No 41 Tahun 1999 tentang

I. PENDAHULUAN. (21%) dari luas total global yang tersebar hampir di seluruh pulau-pulau

FCPF CARBON FUND DAN STATUS NEGOSIASI TERKINI

PERMASALAHAN dan PENGEMBANGAN IRIGASI LAHAN KERING. di NUSA TENGGARA BARAT PENDAHULUAN

KERJA SAMA PEMERINTAH INDONESIA DAN JERMAN

Transkripsi:

PENGARUH IMBAL JASA LINGKUNGAN TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Disampaikan pada Kegiatan Alih Teknologi Jasa Lingkungan, 23 Mei 2013 DEDEN DJAENUDIN Email: dendja07@yahoo.com.au Pusat Litbang Perubahan Iklim dan Kebijakan Kehutanan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan KEMENTERIAN KEHUTANAN

BEBERAPA FAKTA TERKAIT SUMBERDAYA HUTAN: 1. Merupakan ekosistem terluas; dengan 4 miliar hektar atau 30% permukaan bumi. 2. Menyimpan 2,400 Gt Carbon atau hampir 50% dari carbon pool. 3. Menyimpan 75% biodiversitas. 4. Menyediakan kebutuhan hidup untuk 1.6 miliar penduduk dunia. 5. Tingkat kerusakan hutan (deforestasi/degradasi) : 13 juta ha/tahun 6. Deforestasi menyumbang sebesar 17-20% dari emisi GRK global (5,8 Gt CO 2 -eq per tahun) 7. 97% emisi GRK dari deforestasi berasal dari tropis dan sub tropis 8. Nilai jasa ekosistem hutan diduga sebesar USD 6,120 /ha/yr 9. Lebih dari 2,000 kelompok indigenous people tinggal di ekosistem hutan. 10.Masyarakat miskin di sekitar kawasan hutan: ± 10,2 juta orang; jumlah desa di sekitar dan berinteraksi langsung dengan kawasan konservasi: ± 1908 desa, dengan sekitar 660.845 KK 11.Lebih dari 3% dari total perdagangan dunia adalah produk hutan atau lebih dari USD 300 miliar per tahun.

Definisi dan cakupan Imbal Jasa Lingkungan (atau PES) didefinisikan sebagai: Transaksi sukarela atas jasa lingkungan yang dihasilkan (atau penggunaan lahan untuk menghasilkan jasa tersebut) yang dibayar oleh pengguna jasa kepada penyedia jasa secara berkelanjutan (Wunder, 2005) Cakupan PES: karbon, air, biodiversitas dan landscape beauty

Penilaian Jasa Lingkungan Mengapa perlu penilaian? Nilai manfaat (maximum payment) Biaya korbanan (minimum payment) Manfaat bagi pengguna lahan Deforestasi dan penggunaan untuk padang rumput Konservasi Minimum payment Konservasi dengan pembayaran jasa Payment Biaya bagi penduduk hilir Maximum payment Sumber: Pagiola dan Platais, 2005

Dapatkah PES meningkatkan kesejahteraan? Pertanyaan kunci terkait hubungan antara jasa lingkungan dan kesejahteraan (poverty alleviation) adalah apakah masyarakat dapat berpartisipasi (Pagiola et al., 2005). Program PES menciptakan manfaat hanya kepada rumahtangga yang berpartisipasi dan menghasilkan jasa lingkungan

TabeldampakpotensialPES terhadapkemiskinan Penyedia Potensi dampak Besar dampak tergantung pada Pihak terkait (participants) Pemilik lahan - kepemilikan jelas Pendapatan dari PES (+) jumlah pembayaran (+) Biaya korbanan (-) jumlah pembayaran (+) Pemilik lahan - kepemilikan tidak jelas Pendapatan dari PES (+) Penggarap Pendapatan dari PES (+) Biaya korbanan (-) kemampuan untuk berpartisipasi (+) jumlah pembayaran (+) Biaya korbanan (-) Bagi hasil dengan pemilik lahan (-) Pengguna jasa di hilir jumlah pembayaran (+) Pembayaran PES (-) Jika tidak ada PES (+) Menerima Jasa (+) Bukan pihak terkait (non participants) kebutuhan TK relatif untuk PES (+/-) Tenaga kerja sektor pertanian Perubahan permintaan TK (+/-) kesempatan pekerjaan lain (+/-) Masyarakat pengumpul HHBK Perubahan ketersediaan dan akses ke HHBK (+/-) tergantung pada situasi lokal (+/-) + menurunkan kemiskinan / meningkatkan kesejahteraan ; - meningkatkan kemiskinan / menurunkan kesejahteraan Sumber: Stefano Pagiola, Agustin Arcenas and Gunars Platais, 2005

Syarat PES: Efisien: Mengkonservasi hutan yang layak untuk dikonservasi Sustainabilitas: Tidak tergantung pada donor atau NGO tetapi karena kepentingan dua pihak, pengguna dan penyedia jasa Supaya bekerja efektif, diperlukan: Pembayaran kepada penyedia jasa oleh pengguna Penyediaan jasa harus menggunakan konsep/ilmu yang tepat

Identifikasi Jasa Lingkungan Demand: Apa jasa lingkungan yang dihasilkan? Siapa penerima manfaat dari jasa lingkungan tersebut? Berapa manfaat yang mereka terima? Supply: Bagaimana jasa tersebut dihasilkan? Bagaimana jasa tersebut berubah jika penggunaan lahan berubah? Siapa yang menghasilkan jasa tersebut?

Contoh: Jasa Air Penawaran: Pola penggunaan lahan di hulu mempengaruhi kuantitas dan kualitas aliran air Permintaan: Penerima manfaat potensial: Rumahtangga Irigasi pertanian Hydro-electric Power (HEP) Perikanan Rekreasi Ekosistem hilir

Dari teori ke praktek 1. Pemahaman tentang ilmu terkait obyek Pengaruh hidrologis dan ilmu ekonomi Jasa air Kesejahteraan pengguna air Pengguna an lahan Carbon sequestration Konservasi Biodiversitas Penurunan emisi Jasa ekosistem Pembeli Karbon Kesejahteraan Penerima manfaat Pembayaran 2. Tarif bagi pengguna jasa 3. Pembayaran kepada penyedia jasa Sumber: Pagiola dan Platais, 2005

Komponenmekanisme pembayaran Fungsi: Mengumpulkan pembayaran Mengelola dana Mekanisme pengawasan Teknis Fungsi: Identifikasi jasa lingkungan Identifikasi penggunaan $ lahan yang layak user Monitoring dampak pada jasa Secara periodik menyesuaikan pengunaan lahan yang layak Mekanisme Mekanisme $ $ $ dibutuhkan: user pendanaan Pembayaran Analysts (hydrologists, economists, etc) Service Service Service user $ Jasa lingkungan Land users Fungsi: Promosi Kontrak dengan pengguna lahan Monitoring Membutuhkan: Penyuluh

Analisisuntukpenyediaan jasaair Hydrological effects Water services Welfare of water users Land use Carbon sequestration Emission reductions Carbon buyers Biodiversity conservation Ecosystem services Welfare of beneficiaries Irrigation Cost of production, profitability Land use Hydrological effects Hydropower producers Cost of production, profitability Domestic water supply Consumer WTP

PembiayaandanPembayaran PEMBIAYAAN: Pengguna Jasa Kebutuhan pembiayaan Biaya diawal untuk menghasilkan mekanisme Pembayaran ke penyedia jasa Biaya transaksi: Identifikasi penerima manfaat: Siapa saja dan berapa besar? Bagaimana dan berapa besar bagian untuk kegiatan konservasi? Bagimana seharusnya dana tersebut dikelola? PEMBAYARAN: Penyedia Jasa Tujuan: Memasukan keinginan untuk merubah penggunaan lahan secara berkelanjutan Minimum cost Prinsip: Pembayaran secara berkelanjutan dan open-ended Pembayaran harus ditargetkan Hindari insentif yang berlebihan

Jasa usaha karbon

Mekanisme Distribusi Pembayaran Jasa Air di Propinsi Banten

Jasa Air di Lombok, NTB

PengelolaanLahanGambut (CCFPI)

MikroHidroCinta Mekar, Subang DANA UN-ESCAP KOPERASI DESA PLN LSM PENGAWAS LABA KOPERASI: 20% SWASTA: 20 % PEMELIHARAN PLTA OLEH LSM : 60 % 65 % Pemasangan jaringan KK kurang mampu 35% Biayaoperasionalkoperasi, pendidikan, kredit kecil, kesehatan, pembangunan infrastruktur

Tantangan implementasi PES Intervensi pemerintah secara langsung Pendekatan percontohan Pendekatan peraturan Subsidi (uang atau natura) Tingkat adopsi yang rendah Adopsi yang diikuti dengan penolakan (Pagiola, et al., 2005)

Yang perlu diperhatikan: Terbatasnya hak atau akses masyarakat lokal dan masyarakat yang tergantung pada sumberdaya hutan penciptaan alternatif lapangan pekerjaan Ekuiti yang berkeadilan dalam menjual jasa lingkungan Ekuiti dalam pembayaran dimana masyarakat rentan dan terpengaruh terhadap kontrak Kemudahan dalam implementasi Dampak ekonomi lokal yang akan mempengaruhi non-participants

Untuk meningkatkan kesejahteraan: Lebih fokus pada tujuan lingkungan Kurangi kegiatan sampingan yang tidak begitu terkait Tujuan penurunan kemiskinan dieksplisitkan: Terutama untuk wilayah pedesaan dengan angka kemiskinan yang tinggi Peningkatan partisipasi penduduk miskin, dengan memberikan penghargaan kepada penduduk pedesaan hulu untuk jasa lingkungan