PENGARUH IMBAL JASA LINGKUNGAN TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Disampaikan pada Kegiatan Alih Teknologi Jasa Lingkungan, 23 Mei 2013 DEDEN DJAENUDIN Email: dendja07@yahoo.com.au Pusat Litbang Perubahan Iklim dan Kebijakan Kehutanan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan KEMENTERIAN KEHUTANAN
BEBERAPA FAKTA TERKAIT SUMBERDAYA HUTAN: 1. Merupakan ekosistem terluas; dengan 4 miliar hektar atau 30% permukaan bumi. 2. Menyimpan 2,400 Gt Carbon atau hampir 50% dari carbon pool. 3. Menyimpan 75% biodiversitas. 4. Menyediakan kebutuhan hidup untuk 1.6 miliar penduduk dunia. 5. Tingkat kerusakan hutan (deforestasi/degradasi) : 13 juta ha/tahun 6. Deforestasi menyumbang sebesar 17-20% dari emisi GRK global (5,8 Gt CO 2 -eq per tahun) 7. 97% emisi GRK dari deforestasi berasal dari tropis dan sub tropis 8. Nilai jasa ekosistem hutan diduga sebesar USD 6,120 /ha/yr 9. Lebih dari 2,000 kelompok indigenous people tinggal di ekosistem hutan. 10.Masyarakat miskin di sekitar kawasan hutan: ± 10,2 juta orang; jumlah desa di sekitar dan berinteraksi langsung dengan kawasan konservasi: ± 1908 desa, dengan sekitar 660.845 KK 11.Lebih dari 3% dari total perdagangan dunia adalah produk hutan atau lebih dari USD 300 miliar per tahun.
Definisi dan cakupan Imbal Jasa Lingkungan (atau PES) didefinisikan sebagai: Transaksi sukarela atas jasa lingkungan yang dihasilkan (atau penggunaan lahan untuk menghasilkan jasa tersebut) yang dibayar oleh pengguna jasa kepada penyedia jasa secara berkelanjutan (Wunder, 2005) Cakupan PES: karbon, air, biodiversitas dan landscape beauty
Penilaian Jasa Lingkungan Mengapa perlu penilaian? Nilai manfaat (maximum payment) Biaya korbanan (minimum payment) Manfaat bagi pengguna lahan Deforestasi dan penggunaan untuk padang rumput Konservasi Minimum payment Konservasi dengan pembayaran jasa Payment Biaya bagi penduduk hilir Maximum payment Sumber: Pagiola dan Platais, 2005
Dapatkah PES meningkatkan kesejahteraan? Pertanyaan kunci terkait hubungan antara jasa lingkungan dan kesejahteraan (poverty alleviation) adalah apakah masyarakat dapat berpartisipasi (Pagiola et al., 2005). Program PES menciptakan manfaat hanya kepada rumahtangga yang berpartisipasi dan menghasilkan jasa lingkungan
TabeldampakpotensialPES terhadapkemiskinan Penyedia Potensi dampak Besar dampak tergantung pada Pihak terkait (participants) Pemilik lahan - kepemilikan jelas Pendapatan dari PES (+) jumlah pembayaran (+) Biaya korbanan (-) jumlah pembayaran (+) Pemilik lahan - kepemilikan tidak jelas Pendapatan dari PES (+) Penggarap Pendapatan dari PES (+) Biaya korbanan (-) kemampuan untuk berpartisipasi (+) jumlah pembayaran (+) Biaya korbanan (-) Bagi hasil dengan pemilik lahan (-) Pengguna jasa di hilir jumlah pembayaran (+) Pembayaran PES (-) Jika tidak ada PES (+) Menerima Jasa (+) Bukan pihak terkait (non participants) kebutuhan TK relatif untuk PES (+/-) Tenaga kerja sektor pertanian Perubahan permintaan TK (+/-) kesempatan pekerjaan lain (+/-) Masyarakat pengumpul HHBK Perubahan ketersediaan dan akses ke HHBK (+/-) tergantung pada situasi lokal (+/-) + menurunkan kemiskinan / meningkatkan kesejahteraan ; - meningkatkan kemiskinan / menurunkan kesejahteraan Sumber: Stefano Pagiola, Agustin Arcenas and Gunars Platais, 2005
Syarat PES: Efisien: Mengkonservasi hutan yang layak untuk dikonservasi Sustainabilitas: Tidak tergantung pada donor atau NGO tetapi karena kepentingan dua pihak, pengguna dan penyedia jasa Supaya bekerja efektif, diperlukan: Pembayaran kepada penyedia jasa oleh pengguna Penyediaan jasa harus menggunakan konsep/ilmu yang tepat
Identifikasi Jasa Lingkungan Demand: Apa jasa lingkungan yang dihasilkan? Siapa penerima manfaat dari jasa lingkungan tersebut? Berapa manfaat yang mereka terima? Supply: Bagaimana jasa tersebut dihasilkan? Bagaimana jasa tersebut berubah jika penggunaan lahan berubah? Siapa yang menghasilkan jasa tersebut?
Contoh: Jasa Air Penawaran: Pola penggunaan lahan di hulu mempengaruhi kuantitas dan kualitas aliran air Permintaan: Penerima manfaat potensial: Rumahtangga Irigasi pertanian Hydro-electric Power (HEP) Perikanan Rekreasi Ekosistem hilir
Dari teori ke praktek 1. Pemahaman tentang ilmu terkait obyek Pengaruh hidrologis dan ilmu ekonomi Jasa air Kesejahteraan pengguna air Pengguna an lahan Carbon sequestration Konservasi Biodiversitas Penurunan emisi Jasa ekosistem Pembeli Karbon Kesejahteraan Penerima manfaat Pembayaran 2. Tarif bagi pengguna jasa 3. Pembayaran kepada penyedia jasa Sumber: Pagiola dan Platais, 2005
Komponenmekanisme pembayaran Fungsi: Mengumpulkan pembayaran Mengelola dana Mekanisme pengawasan Teknis Fungsi: Identifikasi jasa lingkungan Identifikasi penggunaan $ lahan yang layak user Monitoring dampak pada jasa Secara periodik menyesuaikan pengunaan lahan yang layak Mekanisme Mekanisme $ $ $ dibutuhkan: user pendanaan Pembayaran Analysts (hydrologists, economists, etc) Service Service Service user $ Jasa lingkungan Land users Fungsi: Promosi Kontrak dengan pengguna lahan Monitoring Membutuhkan: Penyuluh
Analisisuntukpenyediaan jasaair Hydrological effects Water services Welfare of water users Land use Carbon sequestration Emission reductions Carbon buyers Biodiversity conservation Ecosystem services Welfare of beneficiaries Irrigation Cost of production, profitability Land use Hydrological effects Hydropower producers Cost of production, profitability Domestic water supply Consumer WTP
PembiayaandanPembayaran PEMBIAYAAN: Pengguna Jasa Kebutuhan pembiayaan Biaya diawal untuk menghasilkan mekanisme Pembayaran ke penyedia jasa Biaya transaksi: Identifikasi penerima manfaat: Siapa saja dan berapa besar? Bagaimana dan berapa besar bagian untuk kegiatan konservasi? Bagimana seharusnya dana tersebut dikelola? PEMBAYARAN: Penyedia Jasa Tujuan: Memasukan keinginan untuk merubah penggunaan lahan secara berkelanjutan Minimum cost Prinsip: Pembayaran secara berkelanjutan dan open-ended Pembayaran harus ditargetkan Hindari insentif yang berlebihan
Jasa usaha karbon
Mekanisme Distribusi Pembayaran Jasa Air di Propinsi Banten
Jasa Air di Lombok, NTB
PengelolaanLahanGambut (CCFPI)
MikroHidroCinta Mekar, Subang DANA UN-ESCAP KOPERASI DESA PLN LSM PENGAWAS LABA KOPERASI: 20% SWASTA: 20 % PEMELIHARAN PLTA OLEH LSM : 60 % 65 % Pemasangan jaringan KK kurang mampu 35% Biayaoperasionalkoperasi, pendidikan, kredit kecil, kesehatan, pembangunan infrastruktur
Tantangan implementasi PES Intervensi pemerintah secara langsung Pendekatan percontohan Pendekatan peraturan Subsidi (uang atau natura) Tingkat adopsi yang rendah Adopsi yang diikuti dengan penolakan (Pagiola, et al., 2005)
Yang perlu diperhatikan: Terbatasnya hak atau akses masyarakat lokal dan masyarakat yang tergantung pada sumberdaya hutan penciptaan alternatif lapangan pekerjaan Ekuiti yang berkeadilan dalam menjual jasa lingkungan Ekuiti dalam pembayaran dimana masyarakat rentan dan terpengaruh terhadap kontrak Kemudahan dalam implementasi Dampak ekonomi lokal yang akan mempengaruhi non-participants
Untuk meningkatkan kesejahteraan: Lebih fokus pada tujuan lingkungan Kurangi kegiatan sampingan yang tidak begitu terkait Tujuan penurunan kemiskinan dieksplisitkan: Terutama untuk wilayah pedesaan dengan angka kemiskinan yang tinggi Peningkatan partisipasi penduduk miskin, dengan memberikan penghargaan kepada penduduk pedesaan hulu untuk jasa lingkungan