Menurut Azwar (1996) prestasi atau keberhasilan belajar dapat dioperasionalkan dalam bentuk-bentuk atau indikator-indikator berupa:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang baik, yang sesuai dengan martabat manusia. Pendidikan akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Prestasi belajar atau hasil belajar adalah realisasi atau pemekaran

II TINJAUAN PUSTAKA. dan harus ditempuh oleh mahasiswa dengan sungguh-sungguh, keuletan dan. ketabahan. Sudjana (1989 : 5) menyatakan bahwa :

BAB II KAJIAN TEORETIS. Motivasi berasal dari kata motif yang artinya daya upaya yang mendorong seseorang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. antara sekianbanyak ciptaan-nya, makhluk ciptaan yang menarik, yang

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. 1. Persepsi Siswa Tentang Keterampilan Mengajar Guru

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyebabkan seseorang berbuat sesuatu (Purwanto, 1998). Motivasi

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini akan membahas beberapa hal mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan jaman saat ini, penguasaan lebih dari satu bahasa

TINJAUAN PUSTAKA. sesuatu yang menarik minatnya. Minat akan semakin bertambah jika

NIM /2007 : K

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penggerak belajar. Kekuatan penggerak tersebut berasal dari berbagai

Sutamat Amin, Patni Ninghardjanti, Jumiyanto Widodo. Pendidikan Administrasi Perkantoran. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah motivasi berasal dari bahasa latin, yakni movere yang artinya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. baik yang bersifat bedah maupun non bedah.(aditama,2002:6) sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan kode etik profesi keperawatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KONTRIBUSI KONSEP DIRI DAN PERSEPSI MENGAJAR GURU TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN SISWA SMA GAMA YOGYAKARTA TAHUN 2009 TESIS

BUDAYA BELAJAR SISWA STUDI SITUS SMP N 2 TEMANGGUNG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan, di dalam suatu pembelajaran harus ada motivasi belajar, agar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting bagi. tinggi dan berbagai keterampilan khusus yang dimiliki oleh peserta didik

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mengarahkan, dan mempertahankan perilaku. Dengan demikian, perilaku yang

BAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. Untuk mengemukakan pengertian tentang fasilitas, penulis dapat sajikan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. untuk pencapaian tujuan. Sumber daya manusia yang dimaksud dalam. perusahaan adalah karyawan atau orang yang bekerja dengan menjual

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Belajar Pengertian Belajar Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Disiplin merupakan perasaan taat dan patuh terhadap nilai-nilai yang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, perkembangan zaman sudah semakin modern terutama pada

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang.adanya bimbingan konseling, pelatihan-pelatihan, trainingtraining

BAB I PENDAHULUAN. tanah air, mempertebal semangat kebangsaan serta rasa kesetiakawanan sosial.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan. tugas teknis operasional (Depkes, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar peserta didik (Syah, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada umumnya adalah usaha sadar dan terencana

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. yang sewaktu baru dilahirkan sedemikian tidak berdayanya seperti bayi

adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun

BAB II. Landasan Teori

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia mengahadapi tantangan pembangunan yang luar biasa

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan negara di segala bidang. Agar mendapatkan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UPAYA GURU DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. terduga makin mempersulit manusia untuk meramalkan atau. dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha dari setiap bangsa dan negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. (Setiawati, 2008). Motivasi menurut Mc.Donald (Nursalam, 2008) adalah

MOTIVASI DALAM BELAJAR. Saifuddin Azwar

HUBUNGAN ANTARA MINAT DENGAN MOTIVASI BELAJAR MAHASISWA DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN PRAKTIK DILABORATORIUM KETERAMPILAN KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN. hipotesis penelitian; f) kegunaan penelitian; g) penegasan istilah.

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi setiap kecerdasan individu yang beragam. Dengan begitu guru

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan untuk meningkatkan

BAB II LANDASAN TEORI. dapat berdiri sendiri tanpa bergantung kepadaorang lain. Kemandirian dalam kamus psikologi yang disebut independence yang

BAB I PENDAHULUAN. yang membatasi antar negara terasa hilang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan menurut udang-undang No 20 tahun 2003 pasal 1 tentang sistem

BAB I PENDAHULUAN. profesionalisme staf rumah sakit (Hasibuan, 2002). Sebuah RS. pencegahan, penyembuhan dan pemulihan bagi pelanggan (pasien dan

BAB II LANDASAN TEORI. bekerja yang ditandai secara khas dengan adanya kepercayaan diri, motivasi diri

PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MEMOTIVASI KERJA GURU GUNA MEWUJUDKAN KUALITAS PEMBELAJARAN DI MTs BAHRUL ULUM GENUKWATU NGORO JOMBANG

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS. pembawaan, atau kebiasaan yang di miliki oleh individu yang relatif tetap.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu komponen penting dalam

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sumber daya manusia yang bermutu tinggi karena maju mundurnya sebuah negara

BAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan di Indonesia. Pada era global seperti saat ini, perubahan dalam sistem dan

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Upaya Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan modal utama pembangunan bangsa karena

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. kegiatan yang paling pokok, ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan

HUBUNGAN ANTARA HUMAN RELATIONS DENGAN MOTIVASI KERJA PADA KARYAWAN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI INTRINSIK DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. a. Pengertian Prestasi Belajar Akuntansi

BAB II KAJIAN TEORETIS. mencapai sesuatu yang dicita - citakan.. Hal ini menggambarkan bahwa seseorang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial yang selalu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembukaan UUD 1945 menyatakan dengan tegas bahwa mencerdaskan

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR. pendidikan. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kelekatan. melekat pada diri individu meskipun figur lekatnya itu tidak tampak secara fisik.

BAB I PENDAHULUAN. formal maupun lembaga non-formal, karena lembaga-lembaga tersebut memegang

Transkripsi:

A. Landasan Teori 1. Prestasi Akademik a. Pengertian Prestasi 2. faktor eksternal Dukungan keluarga Aspek motivasi : Lingkungan Intensitas perilaku belajar Budaya Motivasi Prestasi Menjadi Akademik Faktor Perawat internal 6 BAB (Y)(X) II Arah perilaku belajar 3.faktor pendekatan fisiologis belajar Keajegan kegiatan belajar tiap hari Ketertarikan TINJAUAN terhadap psikologis ilmu PUSTAKA keperawatan Metode pembelajaran Menurut (Poerwadarminta, 1980) dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, kata prestasi mempunyai arti hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan dan sebagainya). Dalam proses pendidikan, prestasi dibatasi pada prestasi belajar atau prestasi akademik. Djamarah (2002) mendefinisikan prestasi akademik adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil akhir dari aktivitas belajar. Sedangkan definisi prestasi akademik menurut Azwar (2002) adalah bukti peningkatan atau pencapaian yang diperoleh seorang siswa sebagai pernyataan ada tidaknya kemajuan atau keberhasilan dalam program pendidikan. Selanjutnya menurut Suryabrata (2006) prestasi akademik adalah hasil belajar terakhir yang dicapai oleh siswa dalam jangka waktu tertentu, yang mana di sekolah prestasi akademik siswa biasanya dinyatakan dalam bentuk angka atau simbol tertentu. Kemudian dengan angka atau simbol tersebut, orang lain atau siswa sendiri akan dapat mengetahui sejauh mana prestasi akademik yang telah dicapai. Dengan demikian, prestasi akademik di sekolah merupakan bentuk lain dari besarnya penguasaan bahan pelajaran yang telah dicapai siswa, dan rapor bisa dijadikan hasil belajar terakhir dari penguasaan pelajaran tersebut. Berdasarkan uraian dari beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa prestasi akademik adalah hasil atau pencapaian yang diperoleh siswa dari aktivitas belajar, yang dinyatakan dalam bentuk angka atau simbol tertentu. b. Ukuran prestasi Menurut Azwar (1996) prestasi atau keberhasilan belajar dapat dioperasionalkan dalam bentuk-bentuk atau indikator-indikator berupa: 1) Nilai raport

Dengan nilai rapor, kita dapat mengetahui prestasi belajar siswa. Siswa yang nilai rapornya baik dikatakan prestasinya tinggi, sedangkan yang nilainya jelek dikatakan prestasi belajarnya rendah. 2) Indeks prestasi akademik Indeks prestasi akademik adalah hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk angka atau simbol. Indeks prestasi dapat digunakan sebagai tolak ukur prestasi belajar seseorang setelah menjalani proses belajar. 3) Angka kelulusan Angka kelulusan merupakan suatu hasil yang diperoleh selama melaksanakan suatu pendidikan dalam institusi tertentu, dan hasil ini juga menjadi indikator penting prestasi belajar. 4) Predikat kelulusan Predikat kelulusan merupakan status yang disandang oleh seseorang dalam menyelesaikan suatu pendidikan yang ditentukan oleh besarnya indeks prestasi yang dimiliki 5) Waktu tempuh pendidikan Waktu tempuh pendidikan seseorang dalam menyelesaikan studinya menjadi salah satu ukuran prestasi, yang menyelesaikan studinya lebih awal menandakan prestasinya baik, sebaliknya waktu tempuh pendidikan yang melebihi waktu normal menandakan prestasi yang kurang baik. c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Akademik Keberhasilan dalam proses belajar yang terjadi, dilatarbelakangi oleh adanya sumber atau penyebab yang mempengaruhi berlangsungnya proses belajar mengajar itu sendiri. Faktor tersebut dapat berupa penghambat maupun pendorong pencapaian prestasi. Soeryabrata (dalam Tjundjing, 2001) menggolongkan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menjadi dua faktor, yaitu: 1. Faktor Internal

Faktor ini merupakan hal-hal dalam diri individu yang mempengaruhi prestasi belajar yang dimiliki. Faktor ini dapat di golongkan ke dalam dua kelompok, yaitu: a) Faktor Fisiologis Faktor fisiologis mengacu pada keadaan fisik, khususnya sistem penglihatan dan pendengaran, kedua sistem penginderaan tersebut dianggap sebagai faktor yang paling bermanfaat di antara kelima indera yang dimiliki manusia. Untuk dapat menempuh pelajaran dengan baik seseorang perlu memperhatikan dan memelihara kesehatan tubuhnya. Keadaan fisik yang lemah merupakan suatu penghalang yang sangat besar bagi seseorang dalam menyelesaikan program studinya. Untuk memelihara kesehatan fisiknya, seseorang perlu memperhatikan pola makan dan pola tidurnya, hal ini di perlukan untuk memperlancar metabolisme dalam tubuhnya. Selain itu untuk memelihara kesehatan, bahkan juga dapat meningkatkan ketangkasan fisik, juga di perlukan olahraga secara teratur. b) Faktor Psikologis Faktor psikologis meliputi faktor non fisik, seperti; motivasi, minat, intelegensi, perilaku dan sikap mental. 1) Motivasi Motivasi sangat meneentukan prestasi belajar seseorang menurut Djamarah (2002), motivasi adalah gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi bisa juga dalam bentuk usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. Jadi semakin besar motivasi yang dimiliki oleh seseorang maka dorongan yang timbul untuk berprestasi akan besar juga, sebaliknya semakin rendah motivasi seseorang semakin rendah rendah juga prestasi yang bisa diraih. 2) Intelegensi intelegensi cenderung mengacu pada kecerdasan intelektual. Kecerdasan intelektual yang tinggi akan mempermudah seseorang untuk memahami

suatu permasalahan. Oarng yang memiliki kecerdasan intelektual tinggi, pada umumnya memiliki potensi dan kesempatan yang lebih besar untuk meraih prestasi belajar yang baik dibandingkan dengan mereka yang memiliki kecerdasan intelektual biasa-biasa saja. Apalagi bila di bandingkan mereka yang tergolong memiliki kecerdasan intelektual rendah. Minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap. Minat dan sikap merupakan dasar bagi prasangka, dan minat juga penting dalam mengambil keputusan. Minat dapat menyebabkan seseorang giat melakukan menuju ke sesuatu yang telah menarik minatnya. (Gunarso, 1995 : 68). Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih (Hurlock, 1995 : 144). 3) Sikap mental Menurut The (dalam Tjundjing, 2001), seorang mahasiswa perlu memiliki sikap mental dan perilaku tertentu yang dianggap perlu agar dapat bertahan terhadap berbagai kesukaran dan jerih payah di perguruan tinggi. Sikap mental seseorang meliputi hal-hal berikut: (a) Tujuan belajar, dengan memiliki tujuan belajar yang jelas, seorang mahasiswa dapat terdorong untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Tanpa tujuan belajar, semangat akan mudah padam karena ia tidak memiliki sesuatu untuk di perjuangkan (b) Minat terhadap pelajaran untuk dapat berhasil, selain memiliki tujuan, mahasiswa juga harus menaruh minat pada pelajaran yang diikuti, bukan hanya terhadap satu, dua pelajaran, melainkan terhadap semua mata pelajaran. Minat mahasiswa terhaap pelajaran memungkinkan terjadinya pemusatan pikiran bahkan juga dapat menimbulkan kegembiraan dalam usaha belajar itu sendiri. Namun kenyataannya para mahasiswa umumnya tidak memiliki minat untuk mempelajari suatu pengetahuan. Hal ini dapat

disebabkan oleh minimnya pengetahuan tentang kegunaan, keuntungan dan hal-hal mempesonakan lainnya dalam ilmu pengetahuan. (c) Kepercayaan terhadap diri sendiri Setiap orang yang melakukan sesuatu harus memiliki keyakinan bahwa dirinya mempunyai kemampuan untuk memperoleh hasil yang baik dalam usahanya. Demikian pula dengan belajar, tanpa kepercayaan diri, hal-hal yang seharusnya dapat dikerjakan dengan baik ketika berada dalam keadaan tenang, dapat menjadi tidak terselesaikan. Kepercayaan diri dapat di pupuk dan di kembangkan dengan jalan belajar tekun. Hendaknya setiap orang yang menempuh studi menginsafi bahwa tidak ada hal yang tidak dapat di pahami kalau ia mau belajar dengan tekun setiap hari, dengan memiliki kepercayaan diri dan mempergunakan setiap peluang untuk mengembangkan diri, ia akan berhasil menyelesaikan studinya. (d) Keuletan banyak orang dapat memulai suatu pekerjaan, namun hanya sedikit yang dapat mempertahankannya sampai akhir. Cita-cita yang tinggi tidaklah cukup jika tidak disertai oleh kesanggupan untuk memperjuangkan citacita itu. Untuk dapat bertahan menghadapi kesukaran, seseorang harus melihatnya sebagai tantangan yang harus diatasi. Dengan memiliki keuletan yang besar seorang mahasiswa pasti dapat menyelesaikan pelajaran di perguruan tinggi. Selain itu yang terpenting ialah bahwa dalam pekerjaandan kehidupan factor keuletan juga memiliki pengaruh yang besar (e) Perilaku mahasiswa untuk meraih prestasi yang memuaskan, seorang mahasiswa harus memiliki prestasi yang mendukung. Perilaku itu antara lain meliputi, (a) pedoman belajar, yaitu belajar secara teratur, belajar dengan penuh

disiplin, belajar dengan memusatkan perhatian terhadap pelajaran atau belajar dengan memanfaaatkan perpustakaan. (b) cara belajar. (c) pengaturan waktu. (d) cara membaca yang baik. 2. Faktor Eksternal Selain faktor-faktor dalam diri inividu, masih ada hal-hal lain di luar diri yang dapat mempengaruhi prestasi yang diraih, yang di golongkan sebagai faktor eksternal, seperti lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. a) Faktor lingkungan keluarga. Faktor lingkungan keluarga dapat mempengaruhi prestasi siswa. Berikut ini di jelaskan faktor-faktor lingkungan keluarga tersebut: 1) Sosial ekonomi keluarga Dengan sosial ekonomi yang memadai seseorang lebih berkesempatan mendapatkan fasilitas belajar yang lebih baik, mulai dari buku, alat tulis, sampai pemilihan sekolah. 2) Pendidikan orang tua Orang tua yang telah menempuh jenjang pendidikan tinggi cenderung lebih memperhatikan dan memahami pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya dibandingkan dengan mereka yang menempuh pendidikan pada jenjang yang lebih rendah 3) Perhatian orang tua dan suasana hubungan antara anggota keluarga. Dukungan dari keluarga merupakan salah satu pemacu semangat berprestasi bagi seseorang. Dukungan dalam hal ini bisa secara langsung, berupa pujian maupun nasehat, maupun secara tidak langsung,. Misalnya dalam wujud kehidupan keluarga yang akrab dan harmonis. b) Faktor lingkungan sekolah 1) Sarana dan prasarana 2) Kelengkapan fasilitas sekolah seperti OHP, kipas angin, pelantang (microphone) akan membantu kelancaran proses belajar mengajar di

sekolah. Selain itu bentuk ruangan, sirkulasi udara dan lingkungan sekitar sekolah juga turut mempengaruhi proses belajar mengajar. 3) Kompetensi guru dan siswa Kualitas guru dan siswa sangat penting dalam meraih prestasi. Kelengkapan sarana dan prasarana tanpa di sertai kinerja yang baik dari para penggunanya akan sia-sia belaka. 4) Kurikulum dan metode mengajar. 5) Hal ini meliputi materi dan bagaimana cara memberikan materi tersebut kepada siswa. Metode pengajaran yang lebih interaktif sangat di perlukan untuk menumbuhkan minat dan peran serta siswa dalam kegiatan pembelajaran. c) Faktor lingkungan masyarakat 1) Sosial budaya Pandangan masyarakat tentang pentingnya pendidikan akan mempengaruhi kesungguhan pendidik dan peserta didik. Masyarakat yang masih memandang rendah pendidikan akan enggan mengirim anaknya ke sekolah dan cenderung memandang rendah pekerjaan guru atau pengajar. 2) Partisipasi terhadap pendidikan Bila semua pihak telah berpartisipasi dan mendukung kegiatan pendidikan, mulai dari pemerintah (berupa kebijakan dan anggaran) sampai pada masyarakat bawah (kesadaran akan pentingnya pendidikan), setiap orang akan lebih menghargai dan berusaha memajukan pendidikan dan ilmu pengetahuan. Hal ini akan memunculkan pendidik dan pesrta didik yang lebih berkualitas. Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat bersifat individual dan kompleks. Bersifat individual maksudnya adalah faktor penyebab tersebut pada setiap peserta didik selalu sama, bersifat kompleks maksudnya pengaruh tersebut

merupakan interaksi dari beberapa faktor baik dari luar diri maupun dari dalam diri mahasiswa. Faktor-faktor tersebut secara langsung maupun tidak langsung saling berinteraksi mempengaruhi individu mahasiswa dalam mencapai prestasi akademik. 2. Motivasi a. Pengertia n motivasi Istilah motivasi (motivation) berasal dari bahasa latin yakni, movere yang berarti menggerakkan (to move). Rumusan motivasi oleh Mitchell (1982) bahwa motivasi mewakili proses-proses psikologikal yang menyebabkan timbulnya, diarahkannya, dan terjadinya persistensi kegiatan-kegiatan sukarela (volunteeer) yang diarahkan ke arah tujuan tertentu (Winardi, 2007) Motivasi sering disebut penggerak perilaku (the energizer of behavior), ada juga yang menyatakan bahwa motivasi adalah penentu (determinan) perilaku (Irwantodkk,2004). Menurut MC.Donalld dalam Sardiman (2005) motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai munculnya feeling yang didahului dengan adanya tanggapan terhadap adanya tujuan.sedangkam menurut Handoko (1992) Motivasi adalah suatu faktor yang terdapat di dalam diri manusia yang menimbulkan, menyerahkan dan mengorganisasikan tingkah lakunya. Motivasi dipengaruhi pula oleh faktor-faktor seperti pengalaman masa lalu, taraf intelegensi, kemampuan fisik, situasi lingkungan dan cita-cita kedepannya Menurut Djamarah (2002), motivasi adalah gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi bisa juga dalam bentuk usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. Motivasi berhubungn erat dengan motif. Motif adalah alasan atau dorongan yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu atau melakukan tindakan bersikap tertentu. Motif mempunyai dua unsur pokok, yaitu dorongan/kebutuhan dan unsur tujuan, dimana proses interaksi timbal balik antara kedua unsur tersebut terjadi dalam diri manusia (Handoko, 1992).

Motivasi belajar merupakan keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri peserta didik yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan (Winkel, 1999). Motivasi dalam belajar dapat dilihat dari karakteristik dan tingkah laku peserta didik yang menyangkut persepsi, ketajaman perhatian, konsentrasi dan ketekunan (Purwanto,2004). Semakin tinggi motif tingkah laku itu disadari, semakin orang dapat dituntut pertanggungjawabannya. Dapat disimpulkan bahwa motivasi berhubungan erat dengan motif, yaitu alasan atau dorongan seseorang agar timbul keinginan dan kemauan untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu. Motivasi berkaitan erat dengan tujuan. Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauan untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mencapai tujuan tertentu (Purwanto, 2004). Sudah jelas bahwa setiap tindakan motivasi mempunyai tujuan. Semakin jelas tujuan yang diharapkan atau yang akan dicapai, makin jelas pula bagaimana tindakan motivasi dilakukan. b. Fungsi Motivasi Sardiman (2003) menyebutkan ada tiga fungsi motivasi yaitu: 1) Mendoron g manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. 2) Menentuka n arah perbuatan yakni kearah suatu yang hendak dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. 3) Menyeleks i perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.

c. Teori-teori Motivasi Handoko (1992), yang menyebutkan: 1) Teori Kognitif Manusia adalah makhluk rasional, berdasarkan pikirannya manusia bebas memilih dan menentukan apa yang akan dia perbuat, entah baik ataupun buruk. Tingkah laku manusia semata-mata ditentukan oleh kemampuan berfikirnya. Menurut teori ini tingkah laku tidak digerakkan oleh apa yang disebut motivasi, melainkan oleh rasio. Di dalam teori ini juga diletakkan pentingnya faktor kehendak bahkan faktor perasaan, sejauh fungsi berfikir dapat dipertanggungjawabkan. 2) Teori Hedonitas Teori ini mengatakan bahwa segala perbuatan manusia, entah itu disadari ataupun tidak disadari, entah itu timbul dar kekuatan luar ataupun kekuatan dalam, pada dasarnya mempunyai tujuan yang satu, yaitu mencari hal-hal yang menyenangkan 3) Teori Insting Setiap orang telah membawa kekuatan biologis sejak lahirnya. Inilah yang membuat seseorang bertindak menurut cara-cara tertentu. Kekuatan inilah yang seolah-olah memaksa seseorang untuk berbuat dengan cara-cara tertentu untuk pendekatan pada rangsang dengan cara tertentu 4) Teori Psikoanalisis Diakui adanya kekuatan bawaan di dalam diri setiap manusia dan kekuatan bawaan ilmiah yang menyebabkan dan mengarahkan tingkah laku msnusia. 5) Teori Keseimbangan Teori ini berpendapat bahwa tingkah laku manusia terjadi karena ketidakseimbangan di dalam diri manusia. Dengan kata lain, manusia selalu ingin mempertahankan adanya keseimbangan di dalam dirinya. 6) Teori Dorongan

Pada prinsipnya teori dorongan ini tidak berbeda dengan teori keseimbangan, hanya penekanannya berbeda. Teori dorongan memberikan tekanan pada hal yang mendorong terjadinya tingkah laku dalam hal ini tingkah laku belajar. Motivasi dapat digolongkan menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Menurut Djamarah (2002), motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada doronagn untuk melakukan sesuatu. Menurut Winkel(1999), yang termasuk dalam motivasi intinsik antara lain karena menyenangkan, etos belajar/kerja, managemen waktu, tantangan, harapan masa datang, peningkatan status. Sedangkan faktor ekstrinsik motivasi adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar. Jadi motivasi ini muncul bukan berasal dari kesadaran diri sendiri. Yang termasuk dalam motivasi eksternal antara lain reward/gaji, pengakuan/penghargaan, rekan kerja, keinginan orang lain, peningkatan jenjang/golongan, kebanggaan terhadap profesi atau lembaga. Menurut Petri (1981), motivasi merupakan suatu konsep yang dipakai untuk mendeskripsikan daya-daya dalam diri seseorang yang menyebabkan timbulnya serta mengarahkan tingkah laku. Motivasi seseorang ditandai oleh tiga aspek, yakni: 1) Energi, yakni apa yang memberikan kekuatan pada tingkah laku, sehingga intensitas perilaku dapat dipertahankan. Disini perilaku yang dimaksud adalah perilaku belajar, 2) Arah, yakni apa yang memberikan arah pada tingkah laku dan 3) Keajegan, yakni bagaimana tingkah laku itu dipertahankan. Mengukur motivasi umumnya terdapat dua cara, yaitu : (1) mengukur faktor-faktor luar tertentu, yang diduga menimbulkan dorongan dalam diri seseorang, dan (2) mengukur aspek tingkah laku tertentu yang mungkin menjadi ungkapan dan motif tertentu (Sabit 1997, diacu dalam Ngadimin 1998).

Aspek energi dari motivasi menunjukkan kesungguhan atau keseriusan orang bertingkah laku. Aspek arah dari motivasi menggambarkan mengapa orang mengarahkan usahanya pada satu hal tertentu dan bukan pada hal lain. Aspek keajegan menunjukkan keajegan atau kesinambungan dari kegiatan yang dilakukannya. Menurut Syah (2005), belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Sedangkan menurut Winkel (2004), belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dsalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Dari pengertian belajar, maka pengertian motivasi belajar ialah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri mahasiswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar dan memberi arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan. Motivasi belajar memegang peranan penting, dalam mmemberikan gairah atau semangat dalam belajar, sehingga siswa yang bermotivasi kuat memiliki energi banyak untuk melakukan kegiatan belajar. (Winkel, 2004). Motivasi memegang peranan penting dalam pencapaian prestasi. Individu yang memiliki motivasi yang tinggi bila dihadapkan pada tugas-tugas yang kompleks cenderung melakukannya dengan baik dan nampak berhasil, serta selalu penuh bersemangat dalam usaha menyelesaikan tugas dengan baik. Salah satu bentuk nyata peran motivasi terhadap pencapaian prestasi adalah tercermin pada diri seorang mahasiswa dalam menempuh pendidikan. Seorang mahasiswa dalam menempuh jenjang pendidikan tentunya memiliki dorongan untuk mencapai prestasi yang setinggi-tingginya dalam belajar. Bagi seorang mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Universitas Muhammadiah Semarang, motivasi yang berperan agar lebih giat belajar adalah motivasi menjadi perawat. Semakin tinggi motivasi seorang mahasiswa untuk menjadi perawat, maka biasanya mahasiswa tersebut akan berprestasi dalam bidang akademik dan sebaliknya, rendahnya motivasi mahasiswa untuk menjadi perawat akan diikuti pula oleh rendahnya prestasi akademik.

Meski demikian, terdapat faktor-faktor yang dapat mengganggu hubungan antara motivasi menjadi perawat dengan prestasi akademik, diantaranya faktor internal, lingkungan, budaya dan lain sebagainya. Hubungan antara motivasi menjadi perawat dengan prestasi akademik tersebut diperkuat oleh pendapat McClelland dalam Rakhmat, (1994), yang menyatakan bahwa ada korelasi positif antara motivasi dengan meningkatnya prestasi belajar. 3. Perawat Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam maupun di luar negeri sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan Musyawarah Nasional PPNI (1999), mengatakan bahwa perawat adalah seorang yang telah lulus pendidikan formal dalam bidang keperawatan yang program pendidikannya telah disahkan oleh pemerintah. Dewan pimpinan pusat PPNI (1999), mempertegas yang dikatakan perawat profesional yaitu perawat yang mengikuti pendidikan keperawatan pada jenjang pendidikan tinggi sekurang-kurangnya DIII Keperawatan. Perawat berpendidikan DIII Keperawatan disebut perawat profesional pemula (Nursalam, 2002). Merawat bagi orang sakit sudah ada sejak zaman purba yang didasari oleh insting dan pengalaman. Keperawatan menurut lokakarya Nasional Keperawatan tahun 1983 adalah suatu bentuk pelayanan keperawatan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia (Nursalam, 2002). Keperawatan sebagai pelayanan/asuhan profesional bersifat humanistik, menggunakan pendekatan holistik, dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berorientasi kepada kebutuhan objek klien, mengacu pada standar profesional keperawatan dan menggunakan etika keperawatan sebagai tuntutan utama. Demikianlah secara umum tentang keperawatan profesional yang merupakan tanggung jawab seorang perawat profesional yang selalu mengabdi kepada manusia dan kemanusiaan. Perawat dituntut

untuk selalu melaksanakan asuhan keperawatan dengan benar atau rasional dan baik atau etikal (Nursalam, 2002). Effendy (1995), menjelaskan keperawatan adalah pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat terhadap individu, keluarga dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan. Pelayanan yang diberikan adalah upaya mencapai derajat kesehatan semaksimal mungkin sesuai dengan potensi yang dimiliki dalam menjalankan kegiatan di bidang promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan menggunakan proses keperawatan. Perawat profesional adalah seorang yang mengenal kebutuhan kesehatan dasar manusia yang sakit maupun yang sehat serta mengetahui bagaimana kebutuhan ini dapat terpenuhi, perawat harus menguasai suatu ilmu pengetahuan keperawatan berdasarkan pada perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan dia mempunyai kemampuan untuk memelihara seseorang atau masyarakat. Karakteristik perawat profesional adalah sebagai berikut (Nursalam, 2002). a. Dalam melakukan tindakannya berdasarkan pada proses intelektual, mempunyai kualitas dalam membuat keputusan. b. Menerapka n ilmu yang dipelajari dalam melaksanakan prakteknya sebagai perawat dalam penerapannya selalu memperhatikan kepentingan masyarakat. c. Selalu mengikuti perkembangan keperawatan maupun kesehatan. d. Mempuny ai ilmu-ilmu yang berhubungan dengan bidangnya dan informasi yang dipunyai kepada teman sejawatnya. e. Memperha tikan faktor kemanusiaan dalam keperawatan. f. Menjadi anggota dan turut berpartisipasi dalam organisasi profesi

B. Kerangka Teori Kerangka berfikir dalam penelitian ini adalah : Prestasi akademik

Gambar 1. Kerangka teori Sumber: Tjundjing. (2001),Petri (1981), dan Ngadimin (1998) Keterangan Gambar : lingkup penelitian : Tidak Diteliti Prestasi akademik secara teoritis dipengaruhi oleh faktor internal dalam bermotivasi, factor eksternal dan pendekatan belajar. Dalam penelitian ini yang diteliti hanya hubungan motivasi dengan prestasi akademik, sedangkan faktor eksternal dan pendekatan belajar berusaha dikendalikan dengan cara menyamakan kondisi sampel yang dituangkan dalam kriteria inklusi. C. Kerangka Konsep Variabel independen variabel dependen Gambar 2. Kerangka konsep D. Veriabel penelitian

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri variabel bebas dan variabel terikat. 1. Variabel Bebas Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi, dalam hal ini adalah Motivasi belajar (X). 2. Variabel Terikat Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi, dalam hal ini adalah Prestasi Akademik Mahasiswa (Y) E. Hipotesis Ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi belajar dengan prestasi akademik mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Universitas Muhammadyah Semarang.