BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari adalah masalah sampah. Setiap manusia, memiliki potensi untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa balita adalah masa emas tumbuh kembang anak. Peran orang tua dalam membesarkan anak menjadi bagian

1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, khususnya masyarakat disekolah

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal. Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anak usia sekolah di Indonesia ± 83 juta orang (

BAB I PENDAHULUAN. 131/Menkes/SK/II/2004 dan salah satu Subsistem dari SKN adalah Subsistem

DAMPAK SAMPAH TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN DAN MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk meningkatkan derajat kesehatan dalam rangka memperbaiki kualitas

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia senantiasa berupaya meningkatkan kualitas hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mmpengaruhi kesehatan mereka (Hilderia, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Makanan jajanan dapat memberikan kontribusi zat gizi dalam

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB I PENDAHULUAN. perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya

Upaya penerapan PHBS di Sekolah

BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai danhak setiap individu agar

LAMPIRAN 1 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT) Yang bertanda tangan dibawah ini:

BAB I PENDAHULUAN. penting agar masyarakat tahu dan mau serta mampu menerapkan pola perilaku hidup

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang mempunyai peranan besar dalam menentukan

Gambaran Sanitasi Lingkungan Wilayah Pesisir Danau Limboto di Desa Tabumela Kecamatan Tilango Kabupaten Gorontalo Tahun 2013

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

BAB I PENDAHULUAN. Data Profil Kesehatan Puskesmas Getasan tahun 2014, menunjukkan bahwa terdapat 84 temuan kasus diare.

BAB 1 PENDAHULUAN. (PHBS) dapat dilaksanakan di masyarakat, rumah tangga, dan sekolah. PHBS

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dalam melaksanakan pembangunan nasional. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Target Millenium Development Goals (MDGs) ke-7 adalah setiap negara

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel 343 KK. Adapun letak geografis Kecamatan Bone sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sehat merupakan hak setiap individu agar dapat melakukan segala

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan hidup manusia di zaman modernisasi, namun pendidikan terasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. untuk meningkatkan derajat kesehatan. Perubahan perilaku dengan promosi

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH

Laporan Pengabdian Kepada Masyarakat di Desa Sumberjambe 2016 BAB 1. PENDAHULUAN

sekolah dengan upaya promotif dan preventif (Simon, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Indikator untuk menilai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ancaman penyakit yang berkaitan dengan higiene dan sanitasi khususnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Budaya jajan menjadi bagian dari keseharian hampir semua

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia melakukan berbagai aktivitas untuk memenuhi kesejahteraan

SOSIALISASI PANGAN JAJANAN ANAK SEKOLAH (PJAS) YANG AMAN DI SDN 8 LANGKAI KOTA PALANGKARAYA.

SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN) : Siswa-siswa sekolah dasar negeri (SDN) 05 dan 08 Pela Mampang, Mampang Prapatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atikah Sapta Maritsa, 2013

BAB I PENDAHULAUAN. optimal diselenggarakan upaya kesehatan dengan pemeliharan dan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maju adalah mempunyai derajat kesehatan yang tinggi, karena derajat kesehatan

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)

BAB I PENDAHULUAN. pasien dewasa yang disebabkan diare atau gastroenteritis (Hasibuan, 2010).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tahun 1980 ditingkatkan menjadi keputusan bersama antara Depdik-bud dan Depkes

BAB I PENDAHULUAN. juga dipengaruhi oleh tidak bersihnya kantin. Jika kantin tidak bersih, maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berakhlak mulia dan mampu menempatkan dirinya dalam situasi apapun. Karakter

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan manusia akan protein hewani, ini ditandai dengan peningkatan produksi daging

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Nama saya Sam Hilda NH, saya adalah mahasiswa Jurusan Kesehatan Masyarakat

kabel perusahaan telekomunikasi dan segala macam (Setiawan, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan (Nuraida dkk, 2014). Sedangkan pada kenyataannya masih banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

STUDI TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SDN SUKARASA 3

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dalam hal ini sarana pelayanan kesehatan harus pula memperhatikan keterkaitan

PENATALAKSANAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SISWI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 CILEULEUS TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan akan pelaksanaan pembangunan kesehatan masyarakat tidak

A. Pengetahuan Petunjuk: Jawablah pertanyaan berikut dengan memilih satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. merupakan cara yang efektif untuk memutuskan rantai penularan penyakit,

BAB I PENDAHULUAN. dipelihara dan ditingkatkan. Hendrik L. Bloom dalam Notoadmojo (2007)

BAB I PENDAHULUAN. (KLB) diare juga masih sering terjadi, dengan Case Fatility Rate (CFR) yang

BAB I PENDAHULUAN. Transmitted Helminths. Jenis cacing yang sering ditemukan adalah Ascaris

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian sehat sesuai dengan UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Timur berbatasan dengan desa Maleo. b. Sebelah Selatan berbatasan dengan desa Popayato

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan bangsa khususnya pada Program Pendidikan Dasar, anak usia

PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BAGI SISWA- SISWI SEKOLAH DASAR DI DUSUN PANJANG KECAMATAN TANAH TUMBUH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk dunia bergerak cepat dan terus bertambah. Sejarah

BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku buruk tentang sampah. Masyarakat membuang sampah sembarangan.

KESEHATAN DAN SANITASI LINGKUNGAN TIM PEMBEKALAN KKN UNDIKSHA 2018

Ciptakan lingkungan hijau dan bersih! Sehat akan menjadi sahabat kita.

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,

Suplemen. PHBS di Sekolah. Suplemen 2011

BAB IV HASIL PENELITIAN. Karanganyar terdapat 13 perusahaan tekstil. Salah satu perusahaan di daerah

BAB I PENDAHULUAN. Bina Suasana (Social Support) dan Gerakan Masyarakat (Empowerment) sehingga. meningkatkan kesehatan masyarakat Depkes RI (2002).

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat menekankan pada praktik-praktik kesehatan (Wong, 2009). Di dalam

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan pencegahan (Lastriyah, 2011). Yang dimaksud dengan kebersihan lingkungan

Makalah Permasalahan Sampah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu prioritas pangan yang menjadi perhatian serius adalah pangan

BAB I PENDAHULUAN. Dari lingkungan baru inilah sifat dan perilaku manusia terbentuk dengan sendirinya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. usaha yang dilakukan sekolah untuk menolong murid dan juga warga sekolah

BAB I PENDAHULUAN. makanan, kantin, swalayan di jalanan dan tempat-tempat keramaian umum

BAB I PENDAHULUAN. Dara Sopyan, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia sekolah merupakan generasi penerus bangsa dan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberadaan sampah tidak lepas dari adanya aktivitas manusia di

Ana Wahyuningtyas. Untuk SD Kelas iii semester 1. Universitas Sanata Dharma

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indikator perilaku hidup bersih dan sehat terdiri dari indikator perilaku dan indikator lingkungan dilima tatanan yaitu tatanan rumah tangga, tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum, tatanan sekolah, tatanan sarana kesehatan. Indikator tatanan sekolah dalam hal perilaku mencakup kebersihan pribadi, tidak merokok, olahraga teratur, tidak menggunakan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lain (NAFSA). Lingkungan mencakup ada jamban, ada air bersih, membuang sampah pada tempatnya, ada SPAL (saluran pengaliran air limbah), ada ventilasi, tidak dalam lingkungan padat, jajan sehat, ada uks, dan ada taman sekolah. (Depkes, 2002). Masalah Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) disekolah masih banyak terjadi yang menonjol di sekolah adalah masalah jajan sehat dan membuang sampah tidak pada tempatnya. Jajan tidak sehat seringkali dilakukan karena ketertarikan dan banyak ragam makanan yang disediakan dengan harga yang terjangkau sedangkan membuang sampah sembarangan seringkali menjadi kebiasaan masih dilakukan banyak orang karena membuang sampah sembarangan mudah untuk dilakukan sedangkan jajan tidak sehat seringkali dilakukan karena ketertarikan dan banyak ragam makanan yang disediakan dengan harga yang terjangkau. Anak membeli jajan menurut kesukaan mereka sendiri tanpa memikirkan bahan-bahan yang terkandung didalamnya, seringkali anak membeli makanan yang menarik dipandang mata tanpa mengetahui bahaya dari jajan 1

2 sembarangan yang tidak sehat (Judarwanto, 2008). Makanan yang dijual berkeliling oleh pedangang seringkali sudah terkena debu dan lalat, sehingga makanan seringkali menjadi kotor dan dapat menimbulkan penyakit.(murniati, 2008). Menurut WHO yang dikutip Chandra (2007), sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Sampah yang ada di lingkungan bila dikelola dengan baik maka akan menjadikan lingkungan yang baik pula, yaitu lingkungan yang bersih dan sehat akan tetapi pada kenyataannya masih sulit untuk diterapkan, semua itu dapat kita lihat pada perilaku membuang sampah sembarangan yang masih dilakukan oleh masyarakat, banyak sampah dibuang sembarangan baik itu diselokan, dikali/sungai, dan tempat-tempat lainnya, sampah yang seringkali dibuang dijalan,diselokan, dikali/disungai seringkali dibiarkan bertumpuk. Membuang sampah tidak pada tempatnya ini tidak hanya dilakukan oleh masyarakat yang kurang mampu bahkan yang berpendidikan tinggi pun melakukannya, banjir akibat tumpukan sampah seringkali terjadi tetapi kesadaran akan perilaku membuang sampah pada tempatnya masih saja tidak dilakukan karena masih saja terlihat sampah dijalan, selokan,kali/sungai dan tempat-tempat lainnya. Survei oleh BPOM tahun 2004 di sekolah dasar (seluruh Indonesia) dan sekitar 550 jenis makanan yang diambil untuk sampel pengujian menunjukkan bahwa 60% jajanan anak sekolah tidak memenuhi standar mutu dan keamanan. Disebutkan bahwa 56% sampel mengandung rhodamin dan 33% mengandung boraks. Survei BPOM tahun 2007, sebanyak 4.500 sekolah di Indonesia,

3 membuktikan bahwa 45% jajanan anak sekolah berbahaya (Suci, 2009). Bedasarkan pengamatan awal yang dilakukan oleh peneliti, di SDN Kejawan Putih Tambak I/ 243 Surabaya, peneliti melihat bahwa sudah ada kantin sekolah yang sudah disediakan di lingkungan sekolah akan tetapi masih banyak siswa yang jajan sembarangan diluar pagar sekolah khususnya setelah jam pelajaran usai. Tempat pembuangan sampah yang sudah di sediakan di halaman luar sekolah seringkali tidak dimanfaatkan dengan baik, karena masih terlihat sampah yang berserakan di halaman sekolah. Sampah yang peneliti lihat lebih didominasi oleh sampah plastik, semua ini dikarenakan adanya pedagang seperti pedagang pentol, pedagang es, pedagang lainnya yang menjajakan jualannya di luar pagar sekolah. Penyebab masalah jajan sembarangan dan membuang sampah sembarangan disekolah ini bisa terbentuk dan bertahan kuat didalam perilaku, antara lain siswa menganggap bahwa makanan yang di jual dengan harga yang terjangkau dan menarik dipandang adalah makanan yang enak dan sehat sehingga siswa tertarik untuk membeli jajanan yang di jajakan oleh pedagang yang berjualan di luar sekolah seringkali plastik sisa jajanan yang digunakan oleh siswa setelah jam belajar usai, dibuang sembarangan, siswa menganggap ini bukan merupakan suatu hal yang salah dan wajar untuk dilakukan. Norma dari lingkungan sekitar seperti keluarga, sekolah, masyarakat, atau bahkan tempat pekerjaan. Kebiasaan jajan dipengaruhi oleh faktor terkait makanan, karakteristik personal (pengetahuan tentang jajanan, kecerdasan, persepsi, dan emosi), dan faktor lingkungan (Ariandani, 2011). Pengaruh lingkungan

4 merupakan suatu faktor besar didalam munculnya suatu perilaku (Depkes,2011). Contohnya, pengaruh lingkungan seperti jajan sembarangan menggunakan plastik dan membuang sampah sembarangan, akan menjadi faktor besar dalam munculnya perilaku membuang sampah sembarangan. Seseorang akan melakukan suatu tindakan yang dirasa mudah untuk dilakukan. Jadi, orang tidak akan membuang sampah sembarangan jika tersedianya banyak tempat sampah. Tempat yang asal mulanya terdapat banyak sampah, bisa membuat orang yakin bahwa membuang sampah sembarangan diperbolehkan ditempat itu. Jadi, warga sekitar tanpa ragu untuk membuang sampahnya di tempat itu. Kurangnya tempat sampah membuat orang sulit untuk membuang sampahnya. Jadi, orang dengan mudah akan membuang sampahnya sembarangan. Menurut WHO yang dikutip Chandra (2007), dampak yang akan timbul apabila jajan tidak sehat dan sampah tidak ditangani dengan baik ini akan tampak pada 3 aspek pertama aspek kesehatan,seperti penyakit diare tifus sedangkan sampah dapat memberikan tempat tinggal bagi vektor penyakit seperti serangga, tikus, cacing, jamur dan lain-lain. Yang dapat menimbulkan penyakit. Aspek kedua lingkungan, pedangang diluar sekolah menyebabkan pemandangan sekolah jadi kurang baik dan sampah sisa jajanan dapat mengganggu estetika lingkungan, penurunan kualitas udara, serta apabila sampah dibuang kebadan air akan menyebabkan terjadinya pencemaran air, permasalahan seperti banjir juga dapat terjadi akibat sampah yang tidak dikelola dengan baik sehingga mengakibatkan penumpukan sampah, khususnya ketika memasuki musim penghujan dimana sampah yang tidak dapat terurai tersebut dapat menyebabkan penyumbatan pada aliran air sehingga

5 menyebabkan banjir pada tempat yang ada dekat dengan selokan, dikali/sungai. Aspek ketiga sosial masyarakat, dalam hal sosial masyarakat sisa jajanan bila pengolahan sampah kurang baik dapat mencerminkan status keadaan sosial masyarakat serta keadaan lingkungan yang kurang saniter dan estetika akan menurunkan hasrat turis untuk datang berkunjung. Tindakan yang sudah pemerintah lakukan untuk meningkatkan kesadaran dalam hal membuang sampah, contohnya spanduk, yang berisi himbauan mengelola sampah yang baik dan benar,promosi kesehatan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan melalui kader, dan pemuka masyarakat untuk memilih jajanan sehat dan membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan dan mengelola sampah dengan baik, tetapi pada kenyataannya masih saja terlihat siswa sekolah jajan sembarangan dan terlihat sampah yang dibuang disembarang tempat. Dalam hal jajan sehat dan mengelola sampah perlu dukungan dari pihak lain pula, yaitu masyarakat itu sendiri, masyarakat harus menyadari tentang pentingnya jajan sehat dan mengelola sampah, cara memilih jajan sehat dan pengelolaan sampah sudah dapat kita ajarkan pada usia dini salah satunya usia sekolah dasar. Pendidikan kesehatan tentang jajan bersih di kantin dan pengelolaan sampah terhadap sikap dan tindakan jajan sehat dan membuang sampah harus ditanamkan sejak usia dini agar kebiasaan jajan sehat dan membuang sampah pada tempatya selalu dilakukan sampai usia tua kelak. Usia dini terutama usia sekolah dasar merupakan masa yang tepat untuk menanamkan nilai-nilai positif mengenai hidup bersih dan sehat karena pelajar merupakan penerus

6 harapan bangsa. Pelajar memegang peranan yang penting dalam kemajuan suatu negara, dengan adanya Pendidikan kesehatan tentang jajan sehat dan pengelolaan sampah terhadap sikap dan tindakan jajan sehat dan membuang sampah pada usia dini diharapkan penerapan pola hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari dapat melahirkan generasi yang berkualitas, karena pada usia ini anak akan lebih mudah untuk dibina, sehingga lebih memungkinkan untuk dapat membawa kebiasaan baik tersebut pada lingkungan sekolah, tempat tinggal dan tempat umum lainnya. Jumlah usia sekolah cukup besar yaitu 30% dari jumlah penduduk Indonesia merupakan masa keemasan untuk menanamkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sehingga anak usia sekolah berpotensi sebagai agen perubahan untuk pendidikan PHBS Proverawati dan Rahamawati (2012). Berdasarkan hasil penelitian Raharjo (2013) tentang hubungan antara pengetahuan, sikap, dan ketersediaan fasilitas disekolah didapatkan hasil bahwa ada hubungan antara sikap dengan penerapan PHBS membuang sampah pada tempatnya dapat dilihat berdasarkan fakta di lapangan bahwa 49 % mengerti tentang penerapan PHBS membuang sampah pada tempatnya, tetapi enggan untuk mempraktikannya. Siswa yang mempunyai sikap yang baik belum tentu melakukan penerapan PHBS membuang sampah pada tempatnya, sebagian besar siswa di SDN Banjarsari 02 Kecamatan Gabus Kabupaten Pati mengetahui tentang pengertian sampah dan dampak yang ditimbulkan akibat membuang sampah sembarangan, akan tetapi mereka tidak mau melakukan penerapan PHBS membuang sampah pada tempatnya, sebaliknya siswa yang tidak mengetahui tentang pengertian sampah dan dampak yang

7 ditimbulkan akibat membuang sampah sembarangan, mereka mau melakukan suatu tindakan nyata membuang sampah pada tempatnya. Berdasarkan hasil penelitian Pratama (2013) tentang Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Perubahan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku tentang Kebiasaan Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat Siswa SDN 1 Mandong, didapatkan hasil bahwa Data penelitian diperoleh dengan cara memberikan test sebanyak dua kali yaitu sebelum diberikan pendidikan kesehatan dan setelah pendidikan kesehatan. Hasil penelitian diketahui pengetahuan, sikap dan perilaku siswa meningkat setelah menerima pendidikan kesehatan. Kesimpulan penelitian adalah ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku tentang perilaku hidup bersih dan sehat siswa SDN 1 Mandong. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Pendidikan Kesehatan tentang Jajan Sehat dan Pengelolaan Sampah Terhadap Sikap dan Tindakan Jajan dan Membuang Sampah. 1.2 Rumusan Masalah 1) Adakah pengaruh pendidikan kesehatan tentang jajan sehat terhadap sikap dan tindakan jajan? 2) Adakah pengaruh pendidikan kesehatan tentang pengelolaan sampah terhadap sikap dan tindakan membuang sampah? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum 1) Mengetahui adanya pengaruh pendidikan kesehatan tentang jajan sehat terhadap sikap dan tindakan jajan.

8 2) Mengetahui adanya pengaruh pendidikan kesehatan tentang pengelolaan sampah terhadap sikap dan tindakan membuang sampah. 1.3.2 Tujuan Khusus 1) Mengidentifikasi sikap dan tindakan jajan sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang jajan sehat. 2) Mengidentifikasi sikap dan tindakan membuang sampah sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang pengelolaan sampah. 3) Menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan tentang jajan sehat terhadap sikap dan tindakan jajan sehat. 4) Menganalisis pengaruh pendidikan kesehatan tentang pengelolaan sampah terhadap sikap dan tindakan membuang sampah. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Teoritis Hasil penelitian dapat dijadikan bahan pengembangan ilmu keperawatan komunitas tentang jajan sehat dan pengelolaan sampah. 1.4.2 Praktis 1) Hasil penelitian yang dilakukan dapat menjadi masukan dan acuan kepada pelayanan keperawatan / puskesmas dalam menyusun program promosi kesehatan di sekolah. 2) Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan dan acuan kepada sekolah dalam memantau dan mengevaluasi anak didik dalam hal jajan sehat di kantin dan membuang sampah.

9 3) Hasil penelitian yang dilakukan diharapkan dapat menjadi acuan untuk lebih menjaga lingkungan, kesehatan dan sosial masyarakat dalam hal jajanan sehat dan membuang sampah