KOMPONEN IPM 5.1 INDIKATOR KESEHATAN. Keadaan kesehatan penduduk merupakan salah satu modal

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PASER

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik atau meningkat. Pembangunan Nasional yang berlandaskan. dan stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.

BAB IV GAMBARAN UMUM INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa berada di garda terdepan. Pembangunan manusia (human development)

Indeks Pembangunan Manusia

I. PENDAHULUAN. Manusia merupakan kekayaan bangsa dan sekaligus sebagai modal dasar

Data Pokok Pembangunan 2014 PEMBANGUNAN MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Menurut Soembodo (2011),

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan daerah lain di pulau Jawa yang merupakan pusat dari pembangunan

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) METODE BARU

PERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN NGADA, TAHUN O14

I. PENDAHULUAN. perubahan dengan tujuan utama memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Boks 1. Perkembangan Peta Perekonomian Sulawesi Tengah di Indonesia Wilayah Timur 1

PERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN NGADA, TAHUN O15

Bab I. Pendahuluan. Analisis Pembangunan Sosial Kabupaten Bandung Latar Belakang

IV. POLA KONSUMSI RUMAHTANGGA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia tidak bisa memenuhi kebutuhan hidupnya. berbagai aspek kehidupan masyarakat, dan dilaksanakan secara terpadu.

BAB 1 PENDAHULUAN Hal ini berdasarkan dikeluarkannya Undang Undang No. 22 tahun 1999

BAB IV KONDISI SOSIAL EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

I. PENDAHULUAN. pembangunan manusiadengan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi. untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mewujudkan pendidikan yang lebih upaya untuk meningkatkan

Tahun Penduduk menurut Kecamatan dan Agama Kabupaten Jeneponto

,1.1,1..1.1t». <,1. efts INDIKATOR SOSIAL BUDAYA KOTA LUBUKLINGGAU

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Daftar Tabel Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD ) Kab. Jeneponto Tahun 2016

I. PENDAHULUAN. hidup pada tahap subsisten dan mata pencarian utama adalah dari mata. pencaharian di sektor pertanian, perikanan dan berburu.

BAB II JAWA BARAT DALAM KONSTELASI NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. suatu perhatian khusus terhadap pembangunan ekonomi. Perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas (Irawan dan Suparmoko 2002: 5). pusat. Pemanfaatan sumber daya sendiri perlu dioptimalkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1 Apriliyah S. Napitupulu, Pengaruh Indikator Komposit Indeks

RINGKASAN EKSEKUTIF BUKU INDIKATOR MAKRO PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BEKASI 2012

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

I. PENDAHULUAN. perubahan besar dalam struktur sosial, sikap-sikap mental yang sudah terbiasa

BAB I PENDAHULUAN. Pendekatan pembangunan manusia telah menjadi tolak ukur pembangunan. pembangunan, yaitu United Nations Development Programme (UNDP)

Ada 5 (lima) macam ukuran yang digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan dalam pembangunan yaitu:

CAPAIAN PERTUMBUHAN EKONOMI BERKUALITAS DI INDONESIA. Abstrak

BAB VII P E N U T U P

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

I. PENDAHULUAN. orang untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka yaitu sandang, pangan, dan papan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR

DAFTAR ISI RPJMD KABUPATEN PONOROGO TAHUN

I..PENDAHULUAN. Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) secara fisik dan mental. pembangunan. Tujuan dari pembangunan adalah menciptakan lingkungan

DAFTAR TABEL PENGGUNAAN TANAH DI KOTA PEKALONGAN PER KECAMATAN TAHUN LUAS PENGGUNAAN TANAH/LAHAN DI KOTA PEKALONGAN TAHUN 2012/

Pemanfaatan DATA Statistik Dalam Perencanaan Pembangunan Daerah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting daripada pembangunan nasional, dengan tujuan akhir adalah untuk

I. PENDAHULUAN. yang lebih dikenal dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang kesehatan. Sedangkan. yang bermutu, aman, efisien, dan terjangkau.

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dilakukan suatu Negara untuk tujuan menghasilkan sumber daya

Mengeluarkan uang dalam rangka membiayai proses pendidikan adalah investasi yang sangat menguntungkan dan dapat dinikmati selama-lamanya.

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator yang penting dalam

2.1. Konsep dan Definisi

STATISTIK PEMBANGUNAN GUBERNUR JAWA BARAT KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... xii

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu tujuan dari pembangunan

BAB II METODOLOGI Konsep dan Definisi. Angka Harapan Hidup 0 [AHHo]

BAB I PENDAHULUAN. nilai inti untuk memahami pembangunan yang paling hakiki antara lain

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan Perkapita Terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Di Provinsi Riau. Vol. II, No. 02, (Oktober, 2015), 1-2.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator kemajuan suatu negara tercermin pada kemajuan bidang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat untuk mengumpulkan dana guna membiayai kegiatan-kegiatan

I. PENDAHULUAN. negara untuk mengembangkan outputnya (GNP per kapita). Kesejahteraan

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Tujuan utama dari

TABEL MATRIK REALISASI CAPAIAN KINERJA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH YANG TERKAIT LANGSUNG DENGAN TARGET RPJMD KABUPATEN PEKALONGAN

Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Indikator

BAB I PENDAHULUAN. maka membutuhkan pembangunan. Manusia ataupun masyarakat adalah kekayaan

B A B II EVALUASI KINERJA PEMBANGUNAN TAHUN 2002, TAHUN 2003, DAN INDIKATOR PENCAPAIAN TAHUN 2004

BAB I PENDAHULUAN. bermartabat. Kemiskinan menurut PBB didefenisikan sebagai kondisi di mana

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BONTANG

I. PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan merupakan salah satu unsur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sarana pembangunan, transportasi dan komunikasi, komposisi industri, teknologi,

BAB VI P E N U T U P

BAB I PENDAHULUAN. 1994). Proses pembangunan memerlukan Gross National Product (GNP) yang tinggi

2016, No Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaks

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan di daerah setempat. Penyediaan lapangan kerja berhubungan erat dengan

I. PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembangunan merupakan rangkaian kegiatan dari programprogram

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Posisi manusia selalu menjadi tema sentral dalam setiap program

DEMOGRAFI KOTA TASIKMALAYA

Gambar 3.1 Bagan Hubungan Pengeluaran Publik Kesehatan Terhadap Angka Kematian Bayi

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

NOMOR : TANGGAL : TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2013 BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemiskinan merupakan hal klasik yang belum tuntas terselesaikan terutama

BAB I PENDAHULUAN. Kebijakan pembangunan pada era 1950-an hanya berfokus pada bagaimana

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. GBHN, bahwa penduduk merupakan modal dasar pembangunan yang potensial. kualitas sumber daya manusia yang baik pula.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, memperluas angkatan kerja dan mengarahkan pendapatan yang merata

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di segala bidang yang dilakukan pemerintah bersama

BAB I PENDAHULUAN. Masalah besar yang dihadapi negara sedang berkembang adalah disparitas

BAB I PENDAHULUAN. Uang didefinisikan sebagai alat pertukaran (medium of exchange) yaitu suatu


BAB I PENDAHULUAN. pembangunan milenium (Millenium Development Goals/MDG s), yang

Indikator Kinerja Utama Kabupaten CilacapPeriode

Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi)

Gambar Perkembangan Kemiskinan di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan institusiinstitusi

Transkripsi:

KOMPONEN IPM Pembangunan manusia adalah suatu proses untuk memperbanyak pilihan-pilihan yang dimiliki manusia (masyarakat). Di antara berbagai pilihan, yang terpenting yaitu berumur panjang dan sehat, berilmu pengetahuan, dan memiliki akses terhadap sumber daya yang dibutuhkan agar dapat hidup secara layak.. 5 Lokasi: Danau Ranau 5.1 INDIKATOR KESEHATAN Keadaan kesehatan penduduk merupakan salah satu modal bagi keberhasilan pembangunan bangsa, karena aspek kesehatan 49

sangat berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia sebagai pelaku pembangunan. Kondisi kesehatan penduduk tersebut dapat ditinjau dari dua sisi, yaitu dari sisi derajat kesehatannya dan dari sisi status kesehatannya. Derajat kesehatan penduduk dapat diukur melalui angka kematian bayi atau Infant Mortality Rate (IMR) dan Angka Harapan Hidup (Life Expectancy at Birth), yang merupakan indikator penting dalam penghitungan IPM. Angka harapan hidup memberikan banyak arti dalam kaitannya dengan berbagai sektor kehidupan masyarakat. Angka harapan hidup atau yang dikenal dengan istilah Life Expectancy At Birth merupakan rata - rata peluang hidup penduduk. Dari angka harapan hidup tersebut tercermin tingkat kesejahteraan masyarakat khususnya kualitas kesehatan penduduk di suatu wilayah. Sejalan dengan menurunnya angka kematian bayi, maka angka harapan hidup penduduk di Kabupaten OKU Selatan pun 50

mengalami peningkatan. Secara perlahan peluang hidup penduduk di Kabupaten OKU Selatan menunjukkan perbaikan setiap tahunnya. Angka harapan hidup penduduk Kabupaten OKU Selatan pada tahun 2011 mencapai 69,44 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2011 rata-rata tiap penduduk Kabupaten OKU Selatan memiliki harapan usia hidup antara 69 tahun sampai 70 tahun. Angka harapan hidup ini meningkat dibandingkan pada tahun 2010, yakni sebesar 0,07 tahun. 5.2 INDIKATOR PENDIDIKAN Pada era globalisasi saat ini keberhasilan suatu bangsa di ajang internasional tidak lagi ditentukan oleh keunggulan komparatif seperti kekayaan sumber daya alam yang dimiliki, akan tetapi akan lebih ditentukan oleh keunggulan kompetitif, yang dalam hal ini akan sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. Karenanya pendidikan sebagai suatu upaya untuk 51

meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) menjadi instrumen yang sangat penting. Peningkatan kualitas SDM bertitik tolak pada upaya pembangunan bidang pendidikan. Melalui pendidikan diharapkan akan terbentuk SDM yang berkualitas dan berdaya guna bagi pembangunan. Bagi pemerintah keuntungan yang akan diperoleh dari investasi di bidang pendidikan antara lain bahwa pendidikan merupakan salah satu cara dalam rangka memerangi kemiskinan, mengurangi ketimpangan pendapatan dan meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Sedangkan bagi masyarakat, pendidikan yang semakin baik merupakan modal dalam memperebutkan kesempatan kerja, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan mereka. Untuk mengetahui sampai sejauh mana perkembangan pembangunan pendidikan di Kabupaten OKU Selatan akan dijelaskan mengenai kondisi pendidikan penduduk di Kabupaten 52

OKU Selatan melalui pendekatan indikator turunan dari IPM. 5.2.1 Angka Melek Huruf Pada tingkat makro ukuran yang sangat mendasar dari tingkat pendidikan adalah kemampuan baca tulis penduduk. Secara minimal penduduk harus mempunyai kemampuan untuk membaca dan menulis agar dapat menerima informasi secara tertulis, dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembangunan dan dapat menikmati hasil-hasil pembangunan secara wajar. Sehingga dapat dikatakan bahwa kemampuan baca tulis merupakan ketrampilan minimum yang dibutuhkan oleh penduduk untuk dapat menuju hidup sejahtera. Berdasarkan ukuran demografi, kemampuan penduduk dalam membaca dan menulis dilihat dari angka melek huruf (Literacy Rate), yang menunjukkan proporsi penduduk berusia 10 tahun ke atas yang memiliki kemampuan membaca dan menulis. 53

Kondisi pendidikan penduduk Kabupaten OKU Selatan dilihat dari angka melek huruf masih belum merata. Pada tahun 2011 angka melek huruf penduduk OKU Selatan sudah mencapai 97,93 persen. Hal ini berarti masih ada sekitar 2,07 persen lagi penduduk berumur 15 tahun ke atas di kabupaten OKU Selatan yang tidak dapat membaca dan menulis. Jika dibandingkan dengan tahun 2009, angka ini mengalami peningkatan sebesar 0,2 persen. 5.2.2 Rata-rata Lama Sekolah Ukuran lain dari tingkat pendidikan adalah rata-rata lama sekolah (Mean Years School). Secara umum indikator ini menunjukkan jenjang pendidikan yang telah dicapai oleh penduduk dewasa (15 tahun keatas). Semakin lama rata-rata lama sekolah penduduk, berarti semakin baik tingkat pendidikan penduduk tersebut. 54

Rata-rata lama sekolah penduduk Kabupaten OKU Selatan pada tahun 2011 mencapai 7,47 tahun. Kondisi ini menunjukkan pula bahwa pada umumnya penduduk berusia 15 tahun ke atas di OKU Selatan hanya mengenyam pendidikan sampai kelas 2 SMP saja. 5.3. INDIKATOR DAYA BELI Daya beli masyarakat merupakan variabel yang mencerminkan kemampuan masyarakat dalam membeli barangbarang dan jasa. Tingkat daya beli masyarakat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang antara lain : pendapatan, pengeluaran konsumsi, indeks harga konsumen dan indeks kemahalan. Oleh karena itu pendapatan yang tinggi belum menjamin daya beli masyarakat yang tinggi pula. Faktor inflasi merupakan salah satu faktor utama yang menentukan seberapa riil nilai uang yang dimiliki masyarakat, artinya seberapa mampu masyarakat 55

membelanjakan dengan uang yang dipegangnya. Jika dilihat kemampuan membeli barang dan jasa (daya beli) antar wilayah maka daya beli itu sendiri merupakan sesuatu yang relatif, artinya pertanyaan apakah daya beli masyarakat suatu wilayah lebih baik dari daya beli masyarakat di wilayah lain, maka faktor relatif-nya daya beli tersebut melatarbelakangi perhitungan indeks kemahalan. Tingkat daya beli penduduk menggambarkan kondisi relatif daya beli antar wilayah dan antar waktu. Sehubungan dengan hal tersebut daya beli penduduk yang dicerminkan dari indikator IPM ini diadjust dengan komponen lainnya seperti indeks harga dan indeks kemahalan melalui formula atkinson, sehingga angka daya beli yang dihasilkan tidak dapat diinterpretasikan berdasarkan angka nominalnya, melainkan harus diinterpretasi secara riil, dengan membandingkannya antar wilayah dan antar waktu. Angka daya beli ini dibaca sebagai nilai pada kondisi tahun 1996. 56

Daya beli penduduk OKU Selatan pada tahun 2011 sebesar 617,55, hal ini menunjukkan bahwa taraf kesejahteraan penduduk Kabupaten OKU Selatan secara umum masih di bawah standar, yakni sebesar 732,72. 5.4 PERKEMBANGAN KOMPONEN IPM Secara umum, IPM menggambarkan tingkat pencapaian pembangunan manusia di suatu wilayah dalam kurun waktu setahun. Pembangunan manusia ini diukur dari aspek kesehatan, pendidikan, dan ekonomi. Artinya bahwa membangun manusia adalah mewujudkan penduduk yang intelektualnya tinggi, cerdas, berbadan sehat sehingga berumur panjang, dan memiliki kemampuan ekonomi yang baik agar hidupnya sejahtera. 57

Tabel 5.1: Perkembangan Komponen IPM Kabupaten OKU Selatan Tahun 2010-2011 Komponen IPM 2010 2011 (1) (2) (3) Angka Harapan Hidup 69.37 69.44 Angka Melek Huruf 97.90 97.93 Rata-rata Lama Sekolah 7.45 7.47 Daya Beli 613.03 617.55 Sumber: BPS RI Tabel 5.1 memperlihatkan bahwa selama satu tahun dari 2010 ke 2011 seluruh bidang (kesehatan, pendidikan, dan ekonomi) mengalami peningkatan dampaknya terhadap masyarakat. Peningkatan pembangunan di bidang kesehatan akan berbanding lurus dengan meningkatnya angka harapan hidup masyarakat. Sampai tahun 2011, persebaran puskesmas hampir merata di wilayah Kabupaten OKU Selatan, yakni sudah ada 15 puskesmas dari 19 kecamatan. Selain itu, jumlah tenaga kesehatan pun, baik dokter, bidan, dan perawat bertambah jumlahnya. 58

Peningkatan daya beli masyarakat pada tahun 2011 menunjukkan membaiknya perekonomian masyarakat. Selain itu, perkembangan wilayah OKU Selatan ternyata mendorong meningkatnya sektor jasa transportasi dan perdagangan. 59

60