BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
|
|
- Suhendra Jayadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan, khususnya pembangunan manusia dapat dinilai secara parsial dengan melihat seberapa besar permasalahan yang paling mendasar di masyarakat dapat teratasi. Permasalahan-permasalahan tersebut diantaranya adalah kemiskinan, pengangguran, buta huruf, ketahanan pangan dan penegakan demokrasi. Namun persoalannya adalah capaian pembangunan manusia secara parsial sangat bervariasi dimana beberapa aspek pembangunan tertentu berhasil dan beberapa aspek pembangunan lainnya gagal. Selanjutnya bagaimanakah keberhasilan pembangunan manusia secara keseluruhan? Dewasa ini persoalan mengenai capaian pembangunan manusia telah menjadi perhatian para penyelenggara pemerintahan. Berbagai macam ukuran pembangunan manusia dibuat namun tidak semuanya dapat digunakan sebagai ukuran standar yang dapat dibandingkan antar wilayah atau negara. Dengan demikian, Badan Perserikatan Bangsa-bangsa( PBB) menetapkan suatu ukuran standar pembangunan manusia yaitu Indeks Pembangunan Manusia ( IPM) atau Human Development Index (HDI). Dari tahun ke tahun perhatian pemerintah khususnya para elit kekuasaan, politisi termasuk para pengamat, akademis dan peneliti tertuju pada laporan Human Development Index (HDI) yang dipublikasikan setiap tahun oleh United Nation Devlopment Programme (UNDP) yaitu lembaga dunia yang bernaung di bawah Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Laporan penyajian pembangunan sumber daya manusia (SDM) atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM) seringkali memunculkan polemik dan pro-kontra, namun semuanya sepakat bahwa pembangunan SDM sangat penting dan menjadi kunci keberhasilan pembangunan Daerah maupun Nasional pada berbagai bidang terutama terkait dengan kesejahteraan rakyat. Dengan kata lain, Indeks Pembangunan Manusia merupakan tolok ukur keberhasilan pembangunan sosial, ekonomi dan bidangbidang lain. 1
2 Untuk itu peningkatan mutu sumber daya manusia adalah suatu keharusan yang tidak saja bertumpu pada tanggung jawab pemerintah (negara) namun semua pihak baik keluarga dan masyarakat secara kelompok berkepentingan lainnya (stakeholders). Peningkatan kualitas SDM ini perlu upaya sistematis sehingga harus terintegrasikan dalam semua aspek kehidupan; ekonomi, pendidikan, kesehatan, politik, budaya dan kehidupan sosial lainnya Perkembangan Model Pembangunan Manusia di Indonesia Menurut UNDP (1990) pembangunan manusia dirumuskan sebagai perluasan pilihan bagi penduduk (enlarging the choices of people), yang dapat dilihat sebagai proses upaya ke arah perluasaan pilihan dan sekaligus sebagai taraf yang dicapai dari upaya tersebut. Pada saat yang sama, pembangunan manusia dapat dilihat juga sebagai pembangunan (formation) kemampuan manusia melalui perbaikan taraf kesehatan, pengetahuan, dan keterampilan; sekaligus sebagai pemanfaatan (utillization) kemampuan/keterampilan mereka tersebut. Konsep pembangunan ini jauh lebih luas pengertiannya dibandingkan konsep pembangunan ekonomi yang menekankan pada pertumbuhan ekonomi (economic growth), kebutuhan dasar (basic needs), kesejahteraan masyarakat (social wefare), dan pengembangan sumber daya manusia (human resource development). Empat unsur utama yang terkandung dalam paradigma Pembangunan Manusia tersebut adalah produktifitas (productivity), pemerataan (equity), kesinambungan (sustainability), dan pemberdayaan (empowerment). Pembangunan manusia dapat juga dilihat dari sisi pelaku atau sasaran yang ingin dicapai. Dalam kaitan ini, UNDP melihat pembangunan manusia sebagai macam model pembangunan tentang penduduk, dan oleh penduduk, yang dapat dijelaskan sebagai berikut: 2
3 a. Tentang penduduk; berupa investasi di bidang pendidikan, kesehatan, dan pelayanan sosial lainnya. b. Untuk penduduk; berupa penciptaan peluang kerja melalui perluasan (pertumbuhan ekonomi dalam negeri). c. Oleh penduduk; penduduk dalam menentukan harkat manusia dengan cara berpartisipasi dalam proses politik dan pembangunan. Untuk mengukur tingkat pemenuhan ke-tiga unsur diatas, UNDP menyusun suatu indeks komposit berdasarkan 3 (tiga) indikator yaitu: angka harapan hidup (life expectancy at age 0 : eo), angka melek huruf penduduk dewasa (adult literacy rate : lit) dan rata-rata lama sekolah (mean years of schooling : MYS ) dan daya beli masyarakat (purchasing power parity) yang merupakan ukuran pendapat yang sudah disesuaikan dengan paritas daya beli. Indikator pertama mengukur umur panjang dan sehat, dua indikator berikutnya mengukur pengetahuan dan keterampilan, sedangkan indikator terakhir mengukur kemampuan dalam mengakses sumber daya ekonomi dalam arti luas. Ketiga indikator inilah yang digunakan sebagai kompenen dalam penyusun HDI yang dalam publikasi ini diterjemahkan menjadi IPM. Berdasarkan perhitungan IPM dapat digambarkan bahwa negara yang baik adalah negara yang yang penduduknya mempunyai tingkat kesehatan yang baik, pemikiran yang cerdas, dan kekuatan daya beli yang baik. IPM bukan ukuran yang menyeluruh mengenai pembangunan manusia, sehingga perlu dilengkapi dengan indikator lainnya yang jumlahnya masih banyak (Ananta 1996, Agung 1997). Indeks ini memang tidak melihat pelayanan kesehatan, kesehatan lingkungan, angka kematian, status gizi, imunisasi, akses ke media masa, kematian maternal, angka prevalensi kontrasepsi, dan sebagainya. Indeks ini memang hanya disusun dari tiga indikator dasar yang data umumnya umumnya tersedia di setiap negara sehingga bisa diperbandingkan. Walaupun terjadi perubahan-perubahan berupa berbagai penambahan atau penyesuaian, prinsip dasar pengukuran IPM tetap sama. Pada intinya, kesehatan diukur dengan angka harapan hidup waktu lahir, pendidikan diukur dengan 3
4 kombinasi antara angka melek huruf dewasa yang memiliki timbangan 2/3 dan erollment ratio untuk pendidikan dasar, menengah, dan atas yang memiliki timbangan 1/3, serta pendapatan per kapita yang diukur dengan kemampuan daya beli (purchasing power parity). Pada IPM sebelumnya, pendidikan diukur dengan tahun sekolah, namun karena variabel ini tidak selalu tersedia di setiap negara, lalu diganti dengan enrollment ratio. Daya beli diukur dengan purchasing power parity (PPP) dalam dolar Amerika (US$) yang mencoba menyesuaikan pendapatan per kapita tiap negara dengan daya beli di negara yang bersangkutan. Penyesuaian ini didasarkan pada kenyataan bahwa 10 US$ di Indonesia jauh lebih bernilai dibandingkan 10 US$ di Amerika. Penyesuaian ini menjadi menarik karena telah memperhitungkan perbedaan daya beli. Untuk perhitungan IPM, BPS (1997) menggunakan pengeluaran riil per kapita. Sejauh ini, belum ada hasil analisa yang memadai tentang penggunaan indikator PPP yang diyakini lebih akurat untuk mengukur IPM di tingkat Kabupaten / Kota IPM untuk Perencanaan Pembangunan Indeks pembangunan manusia (IPM) merupakan indikator komposit tunggal yang digunakan untuk mengukur pencapaian pembangunan manusia yang telah dilakukan disuatu wilayah tidak dapat mengukur semua dimensi dari pembangunan manusia yang dinilai mencerminkan status kemampuan dasar (basic capabilities) penduduk. Ketiga kemampuan dasar itu adalah umur panjang, dan sehat yang diukur melalui angka harapan hidup waktu lahir, berpengetahuan dan berketerampilan yang diukur dengan angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah, serta akses terhadap sumber daya yang dibutuhkan untuk mencapai standar hidup layak yang diukur dengan pendapatan perkapita yang disesuaikan. 4
5 Usia hidup diukur dengan angka harapan hidup waktu lahir (eo) yang dihitung menggunakan metode tidak langsung (metode brass atau varian trussel) berdasarkan variabel rata-rata anak lahir hidup dan rata-rata anak yang masih hidup per wanita usia tahun. Komponen pengetahuan di ukur dengan menggunakan dua indikator yaitu melek huruf penduduk 16 tahun ke atas dan rata-rata lama sekolah. Indikator melek huruf diperoleh dari variabel kemampuan membaca dan menulis, sedangkan indikator rata-rata lama sekolah dihitung dengan menggunakan tiga variabel secara simultan yaitu partisipasi sekolah, tingkat kelas yang sedang/pernah dijalani, dan jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Komponen standar hidup layak diukur menggunakan indikator konsumsi riil yang disesuaikan. Sebagai catatan, UNDP mengunakan indikator PDB perkapita riil yang telah disesuaikan (adjust real percapita) sebagai ukuran komponen tersebut karena tidak tersedia indikator lain yang lebih baik untuk keperluan perbandingan antar negara atau wilayah. Perhitungan ketiga komponen di atas menunjukan bahwa setiap komponen merupakan hasil perhitungan tersendiri dan bukan merupakan hasil perhitungan dari indikator-indikator lain. Sehingga tidak dapat dibentuk suatu model yang terdiri dari indikator-indikator pembentukan setiap komponen. Karena itu, pemanfaatan IPM dalam perencanaan pembangunan daerah harus dilengkapi dengan kajian dan analisis situasi terhadap indikator-indikator yang mempengaruhi perkembangan nilai IPM. Pendekatan logis yang dilakukan menghasilkan variabel-variabel yang dianggap mempengaruhi setiap komponen IPM. Namun demikian, variabelvariabel tersebut tidak secara mutlak mempunyai keterkaitan langsung dengan komponen-komponen IPM. Sehingga besar kontribusi masing-masing variabel terhadap komponen IPM belum terukur. Selain itu, variabel-variabel tersebut bergerak secara dinamis, artinya variabel yang mempengaruhi akan terus berubah sesuai dengan kajian dan analisis situasi. Oleh karenanya belum dapat ditetapkan model keterkaitan yang baku dari setiap variabel didalam komponen IPM yang dapat digunakan dalam menentukan nilai IPM akan dicapai. 5
6 1.4. Fungsi dan Keterbatasan Pada dasarnya IPM adalah suatu indeks komposit yang diharapkan mampu mencerminkan kinerja pembangunan manusia sehingga dapat dibandingkan antar wilayah bahkan antar waktu. Fungsi utama sebagai alat banding ini sejalan dengan fungsi yang dikenal sebelumnya, yang disebut Indeks Mutu Hidup (IMH) atau Psysical Quality of Life Index (PQLI), yaitu suatu indeks komposit yang disusun dari tiga komponen : (1). Angka kematian bayi (AKB) atau IMR (2). Angka harapan hidup umur 1 tahun (e1), dan (3). Angka melek huruf (Lit) Salah satu kritik mendasar terhadap IMH adalah bahwa dua komponen pertama kurang lebih mengukur hal yang sama, seperti dibuktikan oleh kuatnya korelasi antar keduanya, sehingga sebenarnya cukup diwakili oleh salah satu saja. Kelemahan inilah yang antara lain melatarbelakangi diperkenalkannya indeks komposit baru yakni Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Namun demikian, IPM nampaknya meneruskan tradisi mengemban nama \bombastis/ seperti halnya IMH, yaitu mencoba menggambarkan suatu angka indeks. Adalah suatu kemustahilan bahwa pembangunan manusia dalam artian yang luas dapat diukur hanya dengan satu indeks komposit, tak peduli seberapa banyak komponen indikatornya apalagi jika diingat bahwa semakin banyak variabel yang dimasukan kedalam indeks komposit tersebut semakin tinggi pula kemungkinan besarnya kesalahan. Hal yang sama juga berlaku bagi IMH, karena mutu hidup sendiri juga mempunyai arti yang sangat luas. Barangkali, persamaan ini hanya untuk keperluan menarik perhatian. Disamping itu, IPM juga masih mempunyai kelemahan sebagaimana yang terkandung dalam IMH, yaitu dari segi data dan arti. Dari segi data kelemahannya terletak pada kenyataan bahwa konsep/definisi dan kualitas data yang digunakan antar negara sangat beragam sehingga mengurangi kekuatan IPM sebagai alat banding international. 6
7 Kelemahan yang bersifat umum dari suatu indeks komposit adalah tidak memiliki arti tersendiri secara individual. Jelasnya IPM suatu wilayah (provinsi, kabupaten /kota, misalnya) tidak bermakna tanpa dibandingkan dengan IPM wilayah lain. Akhirnya, kelemahan lain yang juga melekat (inherent) dalam suatu indeks komposit seperti IPM adalah ketidakmampunya dalam memberikan saran kebijaksanaan (policy implication) yang jelas. Dan ini memang bukan tujuan pembentukan indeks tersebut. 7
8 BAB II METODOLOGI 2.1. Pengertian Secara khusus Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengukur tingkat pencapaian pembangunan manusia berbasis sejumlah komponen dasar kualitas hidup. IPM dihitung berdasarkan data yang dapat menggambarkan keempat komponen yaitu angka harapan hidup yang mewakili bidang kesehatan; angka melek huruf dan rata- rata lama sekolah mengukur capaian pembangunan di bidang pendidikan; dan kemampuan daya beli masyarakat terhadap sejumlah kebutuhan pokok yang dilihat dari rata-rata besarnya pengeluaran per kapita sebagai pendekatan yang mewakili capaian pembangunan untuk hidup layak Variabel yang Digunakan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan tanggapan UNDP terhadap tuntutan perlunya indikator yang mampu menggambarkan sejauh mana suatu negara (wilayah) telah menggunakan sumber daya penduduknya untuk meningkatkan mutu kehidupan manusia negara atau wilayah tersebut. Isu yang kemudian berkembang adalah bahwa keberhasilan meningkatkan prestasi ekonomi suatu negara atau wilayah ke tingkat yang lebih tinggi tidak selalu diikuti oleh meningkatnya mutu kehidupan warga masyarakatnya. Dengan alasan itulah muncul pemikiran bahwa mutu kehidupan individu/perorangan menjadi prasyarat guna meningkatkan mutu kehidupan bangsanya. Apabila peningkatan mutu kehidupan setiap bangsa bisa dicapai diharapkan rasa aman dan damai menjadi kenyataan. Untuk itu setiap pembangunan diarahkan pada peningkatan kesejahteraan rakyatnya. Berdasarkan dari hal diatas mengenai peran mutu manusia dan kehidupan masyarakat maka dirasa perlu untuk menetapkan parameternya. Parameter tersebut diharapkan bisa digunakan sebagai alat (tools) untuk mengukur mutu pembangunan manusia berikut bagaimana cara mengukurnya. 8
9 2.3. Formulasi Umum IPM/ Penyusunan Indeks Seperti dikemukakan sebelumnya komponen IPM adalah angka harapan hidup (e0), angka melek huruf (Lit), rata-rata lama sekolah (MYS), dan daya beli atau Purchasing Power Parity (PPP). Dipilihnya ke-empat komponen tersebut mengikuti pembakuan komponen yang dilakukan oleh UNDP. Dengan demikan sejauh mungkin hasilnya terbandingkan secara internasional, nasional dan daerah. Rasionalitas pemilihan komponen tersebut dibahas dalam laporan HDR (UNDP) yang dipublikasikan setiap tahun sejak 1990 yang mempertimbangkan antara lain a. makna dari masing-masing indikator dalam kaitannya dengan konsep pembangunan manusia versi UNDP. b. Ketersediaan data secara internasional. Masing-masing komponen tersebut terlebih dahulu dihitung indeksnya sehingga bernilai antara 0 (keadaan terburuk) dan 1 (keadaan terbaik). Lebih lanjut komponen angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah digabung menjadi satu sebagai indikator pendidikan (pengetahuan) dangan perbandingan 2 : 1. Dalam penyajiannya indeks tersebut dikalikan 100 untuk mempermudah penafsiran. Teknik penyusunan indeks tersebut pada dasarnya mengikuti formulasi sebagai berikut : X(i,j) = Nilai komponen IPM ke i X(i min) = Nilai komponen IPM ke i yang terendah X( i- max) = Nilai komponen IPM ke I yang tertinggi 9
10 Untuk tujuan penghitungan indeks, dapat ditempuh berbagai cara untuk menetapkan nilai maksimum dan minimum X(ij). Sebagai ilustrasi, jika tujuannya hanya sekedar membandingkan kinerja propinsi/ kabupaten/ kota dalam satu tahun tertentu maka nilai tertinggi dan terendah X(ij) pada tahun tersebut dapat dipilih sebagai nilai maksimum dan minimum (nilai ekstrim) Angka Harapan Hidup (e0) Angka harapan hidup merupakan indikator penting dalam mengukur longevity (panjang umur). Panjang umur seseorang tidak hanya merupakan produk dari upaya yang bersangkutan melainkan juga seberapa jauh masyarakat atau negara dengan penggunaan sumber daya yang tersedia berusaha untuk memperpanjang hidup atau umur penduduknya. Secara teori, seseorang dapat bertahan hidup lebih lama apabila dia sehat dan bilamana menderita sakit dia harus mengatur untuk membantu mempercepat kesembuhannya sehingga dia dapat bertahan hidup lebih lama (datang kefasilitas/petugas kesehatan). Oleh karena itu, pembangunan masyarakat dikatakan belum berhasil apabila pemanfaatan sumber daya masyarakat tidak diarahkan pada pembinaan kesehatan agar dapat tercegah warga meninggal lebih awal dari yang seharusnya. 10
11 Dengan demikian, variabel harapan hidup (e0) ini diharapkan mencerminkan lama hidup sekaligus hidup sehat suatu masyarakat. Hal ini sebenarya berlebihan, mengingat angka morbiditas (angka kesakitan) akan lebih valid dalam mengukur hidup sehat. Walaupun demikian, karena hanya sedikit negara yang memliliki data morbiditas yang dapat dipercaya maka variabel tersebut tidak digunakan untuk tujuan perbandingan. Sebenarnya dalam Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional), setiap tahun variabel morbiditas telah dikumpulkan datanya sehingga dapat digunakan untuk tujuan perbandingan antar propinsi kabupaten/kota, namun sejauh ini belum diketahui tingkat kecermatannya sehingga belum digunakan dalam publikasi ini. Estimasi angka e0 yang digunakan dalam publikasi ini diperoleh dari Susenas. Angka ini diperoleh dengan menggunakan metode tidak langsung dengan menggunakan 2 data dasar yaitu rata rata anak lahir dan rata -rata anak masih hidup. Prosedur penghitungan angka harapan hidup sejak lahir (AHH0) dilakukan dengan menggunakan Sofware Mortpack Life. Setelah mendapatkan angka harapan hidup sejak lahir selanjutnya dilakukan penghitungan indeks dengan cara membandingkan angka tersebut terhadap angka yang telah distandarkan (dalam hal ini UNDP) Seperti dilihat dalam Tabel 2.1 batas minimum dari angka harapan hidup ini adalah 25 tahun. Sebenarnya di Indonesia tidak ada propinsi termasuk kabupaten/kota yang memiliki angka harapan hidup e0 =25 tahun. Namun demikian, dengan alasan kepentingan komparasi, UNDP menggunakan e0 =25 sebagai nilai Melek minimum Huruf dan (Lit) 85 tahun dan sebagai Lama nilai Sekolah maksimum. (MYS) Harkat dan martabat manusia akan meningkat apabila yang bersangkutan mempunyai kecerdasan yang memadai. Tingkat kecerdasan (intilligence) seseorang pada titik waktu tertentu merupakan produk gabungan dari keturunan (heredity), pendidikan dan pengalamannya. Prestasi pembangunan masyarakat akan diukur dengan melihat seberapa jauh masyarakat di kawasan tersebut telah memanfaatkan sumber dayanya untuk memberikan fasilitas kepada warganya agar menjadi lebih cerdas. Hidup sehat dan 11
12 cerdas diyakini akan meningkatkan kemampuan produktivitas seseorang, sedang hidup yang panjang dalam keadaan tetap sehat dan cerdas juga akan memperpanjang masa produktif tersebut sehingga pada gilirannya akan meningkatkan mutu peran warga tersebut sebagai pelaku (agent) pembangunan. Dalam kaitannya dengan IPM ini, tersebut dua jenis indikator pendidkan, yaitu angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah. Kedua indikator pendidikan ini diharapkan mencerminkan tingkat pengetahuan dan keterampilan penduduk. Pentingnya angka melek huruf (Lit) sebagai kompenen IPM tidak banyak diperdebatkan. Permasalahannya adalah Lit yang digunakan UNDP bervariasi antar negara dalam hal konsep operasional dan kualitas data. Sebagai ilustrasi, konsep Lit yang didefinisikan sebagai mampu membaca dan menulis diperkirakan akan menghasilkan angka yang berbeda jika misalnya, didefinisikan sebagai mampu membaca pesan tertulis yang sederhana. Datanya diperkirakan juga berbeda jika pengumpulannya datanya menggunakan suatu alat peraga. Dalam publikasi ini masalah tersebut dapat dihindari karena konsep mampu membaca dan menulis dan menanyakannya (tanpa alat peraga) di Indonesia diberlakukan secara seragam. 12 cara
13 BAB III INDIKATOR DAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA 3.1. Indikator Pembangunan Manusia Grafik 3.1. Indeks Pembangunan Manusia menurut Kabupaten/Kota Tahun 2010 Pendekatan konseptual pembangunan manusia mencakup empat elemen pokok yaitu; produktifitas, pemerataan, keberlanjutan dan pemberdayaan masyarakat. Peningkatan kualitas hidup akan menjadi lebih luas dan terjamin jika kemampuan dasar yang mencakup hidup panjang dan sehat, berpangetahuan (serta menguasai IPTEK) dan mempunyai akses terhadap sumbar daya yang dibutuhkan agar dapat hidup secara layak (berdaya beli) dimiliki oleh panduduk. Produktivitas berarti manusia harus dapat meningkatkan produktivitasnya dalam artian ekonomi, yaitu untuk memperoleh pendapatan dan berpartisipasi dalam pasar kerja. Pemerataan berarti semua mempunyai kesempatan yang sama berpartisipasi dalam seluruh kegiatan, termasuk ekonomi, sosial dan politik. Makna berkelanjutan adalah bahwa semua kegiatan dalam rangka pembangunan manusia dilakukan terus menerus, sedangkan pemberdayaan berarti semua lapisan 13
14 masyarakat ikut berpartisipasi penuh dalam proses pembangunan. Sehingga pada akhirnya, sasaran pembangunan manusia diprioritaskan pada tiga tujuan dasar, yaitu: 1. Usia hidup (longevity) 2. Pengetahuan (knowledge), dan 3. Standar hidup Layak (decent living). IPM merupakan salah satu indikator komposit selain banyak ragam indikator lain yang dapat dibuat dari berbagai kegiatan pengumpulan data oleh BPS selama ini. Indikator itu sendiri merupakan petunjuk yang memberikan indikasi tentang sesuatu keadaan dan merupakan refleksi dari keadaan tersebut. Dalam definisi lain, indikator dapat dikatakan sebagai alat pengukur perubahan. Variabel-variabel ini terutama digunakan apabila perubahan yang akan dinilai tidak dapat diukur secara langsung Indikator Harapan Hidup Angka harapan hidup dapat menggambarkan tingkat kesehatan yang telah dicapai masyarakat. Semakin baik tingkat kesehatan masyarakat diharapkan kesempatan untuk hidupnya cenderung semakin besar/lama. Sebaliknya tingkat kesehatan yang buruk akan cenderung memperpendek usia hidup. Angka harapan hidup berbanding terbalik dengan tingkat kematian bayi, artinya semakin tinggi angka kematian bayi maka angka harapan hidup cenderung semakin pendek, demikian pula sebaliknya. 14
15 Selanjutnya dari angka harapan hidup dapat diturunkan indeks harapan hidup yang telah dicapai dibanding kondisi 'ideal' sesuai standar UNDP yaitu 85 tahun (100 persen). Indeks harapan hidup masyarakat di Kota Tangerang baru mencapai 72,29 persen, yang berarti pencapaian usia harapan hidup sejak lahir terhadap perkiraan usia harapan hidup maksimal naik 0,29 persen dibanding tahun Tabel 3.2. Indeks Harapan Hidup Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, Tahun Indikator Pendidikan Angka melek huruf di ambil dari data kemampuan baca tulis, yang dipandang sebagai modal dasar yang perlu dimiliki setiap individu, agar mempunyai peluang yang sama untuk terlibat dan berpartisipasi dalam pembangunan. Sedangkan tingkat pengetahuan dan keterampilan lainnya secara umum dapat digambarkan melalui rata-rata lama sekolah, angka ini dihitung dengan menggunakan 2 variabel secara simultan yaitu tingkat kelas yang pernah atau sedang dijalani dan jenjang pendidikan yang ditamatkan. 15
16 Tabel 3.5. Angka Melek Huruf Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, Tahun Pencapaian Pembangunan Manusia Angka IPM suatu daerah memperlihatkan jarak yang harus ditempuh untuk mencapai nilai ideal (100). Angka ini dapat diperbandingkan antar daerah di Indonesia. Dengan demikian tantangan bagi semua daerah adalah bagaimana menemukan cara yang tepat, dalam hal ini program pembangunan yang diterapkan masing-masing daerah, untuk mengurangi jarak terhadap nilai ideal. IPM dapat digolongkan menurut skor/nilainya sbb: 16
17 Tabel 3.8. Indeks Pembangunan Manusia dan Komponennya di Kota Tangerang Tahun 2010 Tabel 3.9. Peringkat IPM Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, Tahun
18 BAB IV PENUTUP 4.1. KESIMPULAN Pengukuran tingkat keberhasilan pembangunan sumber daya manusia suatu negara atau wilayah dapat digambarkan melalui Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang merupakan indeks pembangunan komposit dari tiga dimensi pembangunan manusia, yaitu lamanya hidup, pengetahuan dan standar kehidupan yang layak. Indeks ini diukur dengan angka harapan hidup, capaian pendidikan dan tingkat pendapatan yang disesuaikan. Ketiga indeks ini diharapkan dapat mencerminkan dan mewakili indikator-indikator pembangunan manusia lainnya. Dari ketiga komponen IPM, yang masih jauh dari pencapaian maksimal adalah daya beli masyarakat yang berkaitan langsung dengan pendapatan masyarakat yang pada umumnya masih rendah. Untuk pencapaian bidang pendidikan melalui angka melek huruf (kemampuan membaca dan menulis) penduduk dewasa usia 15 tahun keatas cukup tinggi 98,39. Namun demikian pencapaian tingkat pendidikan formal masih perlu diupayakan bersama dan dengan penuh kesungguhan karena pencapaianya masih belum memuaskan yaitu baru mencapai 9,98 dengan indeks 66,51 atau setara dengan kelas I SLTA. Sedangkan pencapaian maksimal sesuai standar UNDP adalah setara dengan tamat D3. Dengan demikian angka pencapaian indeks ini mempunyai arti bahwa capaian rata-rata lama sekolah pada tahun 2010 ada pada status menengah atas. Kalau kita amati lebih lanjut, dalam periode 5 tahun terakhir pencapaian pendidikan formal menunjukkan adanya peningkatan yaitu pada dua tahun terakhir sehingga statusnya menjadi ada pada menengah atas. Dalam periode yang sama, kita dapat juga melihat apakah ada perbaikan pada bidang kesehatan dibanding tahun-tahun sebelumnya dengan melihat indikator angka harapan hidup. Pada rahun 2010, terjadi sedikit kenaikan walaupun relatif kecil yaitu dari 68,1 tahun (tahun 2006) menjadi 68,33 tahun Walaupun angka pencapaian harapan hidup ada pada status menengah atas 18
19 dengan indeks 72,29 tetapi kenaikannya sangat lambat dalam kurun 5 tahun angka harapan hidup Kota Tangerang mengalami kenaikan sebesar 0,17 tahun. Dengan demikian, secara keseluruhan pembangunan manusia di Kota Tangerang pada tahun 2010 mengalami peningkatan, walaupun tidak sebesar (bahkan masih relatif jauh) untuk mencapai kondisi ideal(100). Indeks pembangunan manusia baru mencapai 75,17. IPM Kota Tangerang cenderung meningkat dari tahun ke tahunnya, tetapi peningkatanya sangat lambat ditunjukkan dengan reduksi shortfall yang sebesar 1,09. Walaupun lazimnya wilayah dengan IPM tinggi perkembangannya sangat lambat, namun Kota Tangerang Selatan dan Kota Cilegon bisa mencapai reduksi shortfall lebih tinggi dari Kota Tangerang atau dengan kata lain kecepatan pembangunan di kedua daerah tersebut lebih cepat di banding Kota Tangerang. 19
20 DAFTAR PUSTAKA 20
BAB I PENDAHULUAN. maka membutuhkan pembangunan. Manusia ataupun masyarakat adalah kekayaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara maka membutuhkan pembangunan. Manusia ataupun masyarakat adalah kekayaan bangsa dan sekaligus sebagai
Lebih terperinciIndeks Pembangunan Manusia
Indeks Pembangunan Manusia Kuliah Pengantar: Indeks Pembangunan Sub Bidang Pembangunan Perdesaan Di Program Studi Arsitektur, ITB Wiwik D Pratiwi, PhD Indeks Pembangunan Manusia Indeks Pembangunan Manusia
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN GUNUNG MAS 2017
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN GUNUNG MAS 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN GUNUNG MAS 2017 Nomor ISBN : Ukuran Buku : 6,5 x 8,5 inchi Jumlah Halaman : vii + 38 Halaman Naskah Penanggung
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PASER
BERITA RESMI STATISTIK BPS KABUPATEN PASER IPM (INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA) KABUPATEN PASER TAHUN 2011 Pencapaian pembangunan manusia di Kabupaten Paser pada kurun 2007 2011 terus mengalami peningkatan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. senantiasa berada di garda terdepan. Pembangunan manusia (human development)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perencanaan pembangunan dewasa ini, pembangunan manusia senantiasa berada di garda terdepan. Pembangunan manusia (human development) dirumuskan sebagai perluasan
Lebih terperinciHalaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi)
Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi) Jurnal Paradigma Ekonomika Vol.1, No.7 April 2013 ANALISIS INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PERIODE 2007-2011 H. Syamsuddin. HM ABSTRACT
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI BANTEN
BAB IV GAMBARAN UMUM INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI PROVINSI BANTEN 4.1 Pendidikan di Banten Pemerintah Provinsi Banten sejauh ini berupaya melakukan perbaikan tingkat kesejahteraan masyarakat salah satunya
Lebih terperinciBab I. Pendahuluan. Analisis Pembangunan Sosial Kabupaten Bandung Latar Belakang
Bab I. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Informasi statistik merupakan salah satu bahan evaluasi pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah, serta sebagai bahan masukan dalam proses perumusan kebijakan perencanaan
Lebih terperinciHUMAN DEVELOPMENT INDEX
HUMAN DEVELOPMENT INDEX Oleh : 1. ITRA MUSTIKA (135030201111117) 2. YUSRIN RIZQI FARADITA (135030201111119) 3. DINAR DWI PURNAMASARI (135030201111135) 4. ERVINGKA RAHMA Y.S (135030207111101) Jurusan Ilmu
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA 2013
BADAN PUSAT STATISTIK INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA 2013 BPS KABUPATEN WONOSBO Visi: Pelopor Data Statistik Terpercaya Untuk Semua Nilai-nilai Inti BPS: Profesional Integritas Amanah Pelopor Data Statistik
Lebih terperinciANALISIS HASIL INDIKATOR PEMBANGUNAN MANUSIA KOTA JAKARTA SELATAN 2014
ANALISIS HASIL INDIKATOR PEMBANGUNAN MANUSIA KOTA JAKARTA SELATAN 2014 (Oleh Endah Saftarina Khairiyani, S.ST) 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan era globalisasi menuntut setiap insan untuk menjadi
Lebih terperinciBeberapa prinsip dasar dalam penyusunan Indeks Pembanguan Manusia Kabupaten Banyuwangi tahun 2010 yaitu:
BAB II METODOLOGI 2. 1 PRINSIP DASAR PENYUSUNAN Prinsip dasar penyusunan publikasi ini masih merupakan kelanjutan dari tahun sebelumnya, yaitu tetap melakukan pengukuran terhadap kinerja pembanguan manusia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Manusia merupakan kekayaan bangsa dan sekaligus sebagai modal dasar
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan kekayaan bangsa dan sekaligus sebagai modal dasar pembangunan. Tujuan dari pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan bagi rakyat untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Otonomi daerah merupakan salah satu kebijakan pengembangan wilayah yang mencoba merubah sistem sentralistik menjadi desentralistik. Melalui kebijakan ini, diharapkan
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) METODE BARU
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) METODE BARU H.Nevi Hendri, S.Si Soreang, 1 Oktober 2015 Pendahuluan Metodologi IPM Hasil Penghitungan IPM Metode Baru Penutup Pendahuluan SEJARAH PENGHITUNGAN IPM 1990:
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN NGADA, TAHUN O15
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN NGADA No. 0/07/Th. VIII, 1 Juli 016 PERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN NGADA, TAHUN 011 - O15 Selama kurun waktu 011-015, IPM Kabupaten Ngada meningkat dari
Lebih terperinciBAB II METODOLOGI Konsep dan Definisi. Angka Harapan Hidup 0 [AHHo]
BAB II METODOLOGI 2.1. Konsep dan Definisi Angka Harapan Hidup 0 [AHHo] Perkiraan rata-rata lamanya hidup sejak lahir (0 tahun) yang akan dicapai oleh sekelompok penduduk. Angka Kematian Bayi (AKB) Banyaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan milenium (Millenium Development Goals/MDG s), yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di negara berkembang seperti Indonesia, peranan sumber daya manusia mengambil tempat yang sentral, khususnya dalam setiap pencapaian pembangunan ekonomi, di
Lebih terperinciPERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN NGADA, TAHUN O14
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN NGADA No. 02/10/Th. VII, 05 Oktober 2015 PERKEMBANGAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN NGADA, TAHUN 2010-2O14 (PENGHITUNGAN DENGAN MEMAKAI METODE BARU) Selama kurun
Lebih terperinciKOMPONEN IPM 5.1 INDIKATOR KESEHATAN. Keadaan kesehatan penduduk merupakan salah satu modal
KOMPONEN IPM Pembangunan manusia adalah suatu proses untuk memperbanyak pilihan-pilihan yang dimiliki manusia (masyarakat). Di antara berbagai pilihan, yang terpenting yaitu berumur panjang dan sehat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Apriliyah S. Napitupulu, Pengaruh Indikator Komposit Indeks
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata materil dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik atau meningkat. Pembangunan Nasional yang berlandaskan. dan stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan merupakan suatu langkah dalam membuat sesuatu yang belum ada menjadi ada atau membuat suatu perubahan yaitu membuat sesuatu menjadi lebih baik atau meningkat.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam pembangunan adalah IPM (Indeks Pembangunan Manusia). Dalam. mengukur pencapaian pembangunan sosio-ekonomi suatu negara yang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesejahteraan masyarakat merupakan hal yang harus dicapai dalam pembangunan. Adapun salah satu indikator untuk mengukur keberhasilan dalam pembangunan adalah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi bagi suatu negara. Demi meningkatkan kelanjutan ekonomi suatu
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Manusia merupakan harta atau aset yang sangat berharga bagi kelanjutan ekonomi bagi suatu negara. Demi meningkatkan kelanjutan ekonomi suatu negara, pengembangan kualitas akan
Lebih terperinci2.1. Konsep dan Definisi
2.1. Konsep dan Definisi Angka Harapan Hidup 0 [AHHo] Perkiraan rata-rata lamanya hidup sejak lahir (0 tahun) yang akan dicapai oleh sekelompok penduduk. Angka Kematian Bayi (AKB) Banyaknya kematian bayi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan manusia diukur melalui Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proses perubahan negara menjadi Negara yang jauh lebih baik yaitu melalui pembangunan manusia, karena pembangunan suatu Negara agar menjadi Negara yang baik tidak hanya
Lebih terperinciBAB II URAIAN TEORITIS
BAB II URAIAN TEORITIS 2.1. Konsep Pembanguanan Manusia dan Pengukurannya UNDP mendefenisikan pembangunan manusia sebagai suatu proses untuk memperluas pilihan-pilihan bagi penduduk. Dalam konsep tersebut
Lebih terperinciIndeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara 2014 i i Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Penajam Paser Utara 2014 ii ii INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA 2014
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015
BPS PROVINSI D.I. YOGYAKARTA No. 38/07/34/Th.XVIII, 1 Juli 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015 IPM Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2015 Pembangunan manusia di Daerah Istimewa Yogyakarta pada
Lebih terperinciIPM KABUPATEN BANGKA: CAPAIAN DAN TANTANGAN PAN BUDI MARWOTO BAPPEDA BANGKA 2014
IPM KABUPATEN BANGKA: CAPAIAN DAN TANTANGAN PAN BUDI MARWOTO BAPPEDA BANGKA 2014 LATAR BELAKANG Sebelum tahun 1970-an, pembangunan semata-mata dipandang sebagai fenomena ekonomi saja. (Todaro dan Smith)
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. pembangunan manusia dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Pada tahun 1990 UNDP (United Nations Development Programme) dalam
BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini diuraikan definisi dan teori pembangunan manusia, pengukuran pembangunan manusia, kajian infrastruktur yang berhubungan dengan pembangunan manusia, dan kajian empiris
Lebih terperinciIndeks Pembangunan Manusia (IPM) Tahun 2015 di Kabupaten Asmat
Nomor : BRS-02/BPS-9415/Th. I, 28 Juni 2016 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tahun 2015 di Kabupaten Asmat 1. IPM pertama kali diperkenalkan oleh United Nation Development Programme (UNDP) pada tahun 1990
Lebih terperinci1.1 LATAR BELAKANG. I n d e k s P e m b a n g u n a n M a n u s i a K a b u p a t e n B a n y u w a n g i
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dari berbagai indikator makro ekonomi dan sosial yang kerap digunakan sebagai alat ukur dalam menentukan keberhasilan pembangunan di suatu daerah, implementasinya terkadang
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Proses pembangunan sebenarnya adalah merupakan suatu perubahan sosial
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Pembangunan adalah suatu orientasi dan kegiatan usaha yang tanpa akhir. Proses pembangunan sebenarnya adalah merupakan suatu perubahan sosial budaya. Pembangunan agar
Lebih terperinciLokasi: Dermaga Desa Kota Batu, Kec.Warkuk Ranau Selatan. suatu paradigma yang menempatkan manusia sebagai titik
LATAR BELAKANG Pembangunan manusia merupakan perwujudan jangka panjang dari masyarakat itu sendiri, yaitu meletakkan pembangunan di sekeliling manusia, bukan manusia di sekeliling pembangunan 1 Lokasi:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik selama periode tertentu. Menurut Sukirno (2000), pertumbuhan ekonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara yang berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. internasional dikenal adanya tujuan posisi manusia sebagai central dalam
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia adalah objek utama dalam perabadan dunia. Dalam skala internasional dikenal adanya tujuan posisi manusia sebagai central dalam pembangunan dan peradaban,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Wagner mengemukakan suatu teori mengenai perkembangan pengeluaran
13 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Pengeluaran Pemerintah Wagner mengemukakan suatu teori mengenai perkembangan pengeluaran pemerintah yang semakin besar dalam persentase terhadap GNP yang juga didasarkan
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) BANTEN TAHUN 2015
No. 40/07/36/Th.X, 1 Juli 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) BANTEN TAHUN 2015 STATUS PEMBANGUNAN MANUSIA BANTEN MENINGKAT MENJADI TINGGI Pembangunan manusia di Banten pada tahun 2015 terus mengalami
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) BANTEN TAHUN 2016
No. 30/05/36/Th.XI, 5 Mei 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) BANTEN TAHUN 2016 PEMBANGUNAN MANUSIA BANTEN TERUS MENGALAMI KEMAJUAN Pembangunan manusia di Banten pada tahun 2016 terus mengalami kemajuan,
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 No. 25/05/15/Th.XI, 5 Mei 2017 IPM Provinsi Jambi Tahun 2016 Pembangunan manusia di Provinsi Jambi pada tahun 2016 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA 2007-2008 ISBN : Nomor Publikasi : Katalog : Ukuran buku Jumlah halaman : 17.6 x 25 cm : x + 100 halaman Naskah : Sub Direktorat Konsistensi Statistik Diterbitkan oleh : Badan
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK KOTA BONTANG
1. Metodologi No. 03/6474/Th. VI, 07 Desember 2016 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KOTA BONTANG Tahun 2015 Secara nasional Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tahun 2015 berdasarkan metode baru Tahun 2010
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan bagi rakyatnya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembangunan Manusia Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Tujuan utama dari pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan bagi rakyatnya untuk menikmati
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN TUBAN 2009
Katalog BPS: 1413.3523 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN TUBAN 2009 BADAN PUSAT STATISTIK DAN BAPPEDA KABUPATEN TUBAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN TUBAN 2009 No. Publikasi : 35230.0310 Katalog
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendapatan di daerah setempat. Penyediaan lapangan kerja berhubungan erat dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daya beli masyarakat berkaitan erat dengan pendapatan perkapita, Sedangkan pendapatan perkapita dipengaruhi oleh penyediaan lapangan kerja dan distribusi pendapatan
Lebih terperinciSecara lebih sederhana tentang IPM dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Angka harapan hidup pd saat lahir (e0)
Lampiran 1. Penjelasan Singkat Mengenai IPM dan MDGs I. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA 1 Sejak 1990, Indeks Pembangunan Manusia -IPM (Human Development Index - HDI) mengartikan definisi kesejahteraan secara
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 No. 33/05/51/Th. II, 5 Mei 2017 IPM Provinsi Bali Tahun 2016 Progres pembangunan manusia pada tahun 2016 terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan terus
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perubahan dengan tujuan utama memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan upaya yang sudah direncanakan dalam melakukan suatu perubahan dengan tujuan utama memperbaiki dan meningkatkan taraf hidup masyarakat, meningkatkan
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA METODE BARU UMUR PANJANG DAN HIDUP SEHAT PENGETAHUAN STANDAR HIDUP LAYAK BADAN PUSAT STATISTIK DAFTAR ISI Pembangunan Manusia Perubahan Metodologi IPM Implementasi IPM Metode
Lebih terperinciHarapan Lama Sekolah (HLS) didefinisikan sebagai lamanya (tahun) sekolah formal yang diharapkan akan dirasakan oleh anak pada umur tertentu di masa me
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAGELANG No.02/05/33.08/Th. I, 04 Mei 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KABUPATEN MAGELANG 2016 1. Perkembangan IPM Kabupaten Magelang, 2010-2016 Pembangunan manusia
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Regresi Hubungan antara variabel terikat Y dengan variabel bebas biasanya dilukiskan dalam sebuah garis, yang disebut dengan garis regresi. Garis regresi ada yang berbentuk
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Tujuan utama dari
1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Manusia adalah kekayaan bangsa yang sesungguhnya. Tujuan utama dari pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan bagi rakyatnya untuk menikmati umur
Lebih terperinciINDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN. Minggu 13
INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN Minggu 13 Continuum of family welfare Satiety Affluence Deprivation The common man Poverty TODAY S TOPICS Berapa ukuran pembangunan ekonomi: HDI GDI dan GEM GII HPI PMI
Lebih terperinciKerjasama : Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN KUDUS Dengan Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Kudus Tahun 2009
Katalog BPS : 1413.3319 Publikasi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator komposit tunggal yang digunakan untuk mengukur pencapaian pembangunan manusia yang telah dilakukan di suatu wilayah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang merdeka, berdaulat, bersatu, dan berkedaulatan rakyat dalam suasana. pergaulan yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata baik materil dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016
No. 36/06/17/II, 2 Juni 2017 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN IPM PROVINSI BENGKULU TAHUN TERMASUK KATEGORI SEDANG Pembangunan manusia di Provinsi Bengkulu terus mengalami kemajuan yang ditandai
Lebih terperinciANALISIS INDIKATOR PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN GRESIK TAHUN 2017
PENGETAHUAN STANDAR HIDUP LAYAK ANALISIS INDIKATOR PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN GRESIK TAHUN BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH KABUPATEN GRESIK Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Posisi manusia selalu menjadi tema sentral dalam setiap program
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Posisi manusia selalu menjadi tema sentral dalam setiap program pencapaian pembangunan. Dalam skala internasional dikenal tujuan pembangunan milenium (Millenium
Lebih terperinciPembangunan dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, maka tujuan dasar dan paling essensial dari pembangunan tidak lain adalah
BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, maka tujuan dasar dan paling essensial dari pembangunan tidak lain adalah mengangkat kehidupan manusia
Lebih terperinciBADAN PUSAT STATISTIK KOTA BONTANG
BADAN PUSAT STATISTIK KOTA BONTANG No. 03/6474/Th. V, 07 Desember 2015 1. Metodologi INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KOTA BONTANG Tahun 2014 Secara nasional Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tahun 2014
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. negara untuk mengembangkan outputnya (GNP per kapita). Kesejahteraan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebelum dekade 1970, pembangunan identik dengan pertumbuhan ekonomi. Pembangunan ekonomi lebih menitikberatkan pada kemampuan suatu negara untuk mengembangkan outputnya
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016 No. 29/05/72/ThXX, 05 Mei 2017 IPM Sulawesi Tengah Tahun 2016 Pembangunan manusia di Sulawesi Tengah terus mengalami kemajuan yang ditandai dengan meningkatnya
Lebih terperinciKAJIAN DAN ANALISIS SUMBER DAYA MANUSIA (TINJAUAN IPM) PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN
KAJIAN DAN ANALISIS SUMBER DAYA MANUSIA (TINJAUAN IPM) PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2005-2013 KAJIAN DAN ANALISIS SUMBER DAYA MANUSIA (TINJAUAN IPM) PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN 2005-2013 Ukuran Buku
Lebih terperinciKATA SAMBUTAN BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR
KATA SAMBUTAN BUPATI TANJUNG JABUNG TIMUR Assalamualaikum Wr. Wb. Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas perkenan dan rahmat-nya, kita telah diberi kesempatan untuk mencurahkan segenap kemampuan
Lebih terperinciData Pokok Pembangunan 2014 PEMBANGUNAN MANUSIA
PEMBANGUNAN MANUSIA Proses pembangunan yang sedang dilaksanakan terutama pada Negara berkembang hakikatnya adalah pembangunan terhadap manusianya. Taraf kualitas kehidupan manusia merupakan tujuan utama
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) SEKADAU TAHUN 2014
BPS KABUPATEN SEKADAU No.02/11/6109/Th. I, 30 November 2015 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) SEKADAU TAHUN 2014 IPM KABUPATEN SEKADAU TAHUN 2014 SEBESAR 61,98 MENINGKAT SELAMA LIMA TAHUN TERAKHIR IPM pertama
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pertumbuhan Ekonomi 2.1.1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan
Lebih terperincijayapurakota.bps.go.id
INDEKS PEMBANGUNGAN MANUSIA DAN ANALISIS SITUASI PEMBANGUNAN MANUSIA KOTA JAYAPURA TAHUN 2015/2016 ISSN: Nomor Katalog : 2303003.9471 Nomor Publikasi : 9471.1616 Ukuran Buku Jumlah Halaman Naskah : : 16,5
Lebih terperinciKatalog BPS :
Katalog BPS : 4102002.3523 Katalog BPS: 4102002.3523 INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN TUBAN TAHUN 2011 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN TUBAN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN TUBAN 2011 No. Publikasi
Lebih terperinciBAB IV KONDISI SOSIAL EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR
BAB IV KONDISI SOSIAL EKONOMI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Per Kapita dan Struktur Ekonomi Tingkat pertumbuhan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam lima tahun terakhir
Lebih terperinciIndeks Pembangunan Manusia Kabupaten Mamuju
Katalog BPS: 4102002.7604 Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Mamuju Human Development Index of Mamuju Regency 2012 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN MAMUJU Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Mamuju
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA K o t a B a t a m Tahun 2015 No. Publikasi : 2171.15.07 No. Katalog BPS : 4102.002.2171 Ukuran Buku : 21 cm x 15 cm Jumlah Halaman : viii + 50 Naskah : Badan Pusat Statistik
Lebih terperinciKatalog BPS :
Katalog BPS : 1413.7371 Indeks Pembangunan Manusia Kota Makassar 2014 Katalog BPS : 1413.7371 Naskah/Editor : Seksi Neraca Wilayah & Analisis Statistik Gambaran Kulit : Seksi Neraca Wilayah & Analisis
Lebih terperinciUkuran Buku / Book Size : 16,50 cm x 21,59 cm Jumlah Halaman / Page Number : x + 56 Halaman / Page
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KOTA JAYAPURA Human Development Index Jayapura Municipality 2013 Nomor Katalog / Catalog Number : 1164.9471 Nomor Publikasi / Publication Number :9471.1303 Ukuran Buku / Book
Lebih terperinciHuman Development Index ( HDI ) Salah Satu Indikator Yang Populer Untuk Mengukur Kinerja Pembangunan Manusia
Human Development Index ( HDI ) Salah Satu Indikator Yang Populer Untuk Mengukur Kinerja Pembangunan Manusia M. Faqihudin Progdi Manajemen FE. UPS Tegal m.faqihudin@yahoo.co.id ABSTRAK Tujuan pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (United Nations Development Programme) sejak tahun 1996 dalam seri laporan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dibuat dan dipopulerkan oleh UNDP (United Nations Development Programme) sejak tahun 1996 dalam seri laporan tahunan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu perhatian khusus terhadap pembangunan ekonomi. Perekonomian suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam memperkuat suatu perekonomian agar dapat berkelanjutan perlu adanya suatu perhatian khusus terhadap pembangunan ekonomi. Perekonomian suatu negara sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan merupakan suatu langkah dalam membuat sesuatu yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan merupakan suatu langkah dalam membuat sesuatu yang belum ada menjadi ada atau membuat suatu perubahan yaitu membuat sesuatu menjadi lebih baik atau
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pembangunan manusiadengan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi. untuk menghasilkan barang dan jasa akan meningkat.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini banyak literatur ekonomi pembangunan yang membandingkan antara pembangunan manusiadengan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN MANOKWARI TAHUN 2013 ISSN : No. Publikasi/Publication Number : 9105.1104 No. Katalog BPS/Catalogue Number: 1101001.9105 Ukuran Buku/Book Size : 16,5 cm x 21,5 cm Jumlah
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KOTA PAREPARE 2012
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KOTA PAREPARE 2012 No. Publikasi : 7372.5.1103 Katalog BPS : 4102002.7372 Ukuran Buku Jumlah Halaman Naskah Penyunting Gambar Kulit Diterbitkan Oleh : 21 cm x 15 cm : 82 Halaman
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KOTA PAREPARE TAHUN 2014
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KOTA PAREPARE TAHUN 2014 ISSN : Nomor Publikasi : 73720.1412 Katalog Publikasi : 4102002.7372 Ukuran buku : 21 x 15 cm Jumlah Halaman : 85 halaman Naskah : Seksi Neraca
Lebih terperinciKATA SAMBUTAN WALIKOTA MADIUN
WALIKOTA MADIUN KATA SAMBUTAN Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Puji dan Syukur senantiasa kita panjatkan ke Hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa atas perkenan dan ridho-nya bahwa buku "ANALISIS
Lebih terperinciPEMBANGUNAN PENDIDIKAN SEBAGAI MOTOR PENGGERAK IPM JAWA BARAT
Terakreditasi Berdasarkan Keputusan Dirjen Dikti Depdiknas Nomor : 23a/DIKTI/Kep./2004 Tgl 4 Juni 2004 PEMBANGUNAN PENDIDIKAN SEBAGAI MOTOR PENGGERAK IPM JAWA BARAT Westi Riani * Abstrak Indeks pendidikan
Lebih terperinciBAB II STUDI PUSTAKA. Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index) yang telah
BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. Kajian Pustaka 2.1.1. Pengertian Indeks Pembangunan manusia Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index) yang telah dikembangkan oleh United Nations for Develpment Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan di segala bidang yang dilakukan pemerintah bersama
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan di segala bidang yang dilakukan pemerintah bersama masyarakat melalui tahapan pelita demi pelita telah banyak membawa kemajuan bagi bangsa Indonesia. Namun
Lebih terperinciINDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KOTA BOGOR
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KOTA BOGOR Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kota Bogor Tahun Anggaran 2014 Indeks Pembangunan Manusia Kota Bogor Tahun Anggaran 2014 i Penyusunan
Lebih terperinciBab 1 Pendahuluan. Gambar 1.1 Peta Dunia Berdasarkan Indeks Pembangunan Manusia (2004). menengah. tinggi. data ( ) rendah (
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup untuk
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. didasarkan pula pengamatan di negara-negara Eropa, U.S dan Jepang pada
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Pengeluaran Pemerintah Wagner mengemukakan suatu teori mengenai perkembangan pengeluaran pemerintah yang semakin besar dalam persentase terhadap GNP yang juga didasarkan pula
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rumusan masalah, pertanyaan penelitian, hipotesis dan definisi operasional yang
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, hipotesis dan definisi operasional yang berkaitan dengan efektifitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang berkeadilan, berdaya saing, maju, dan sejahtera dalam wadah. rupa sehingga setiap tahap semakin mendekati tujuan.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan adalah suatu proses perubahan menuju ke arah yang lebih baik dan terus menerus untuk mencapai tujuan yakni mewujudkan masyarakat Indonesia yang berkeadilan,
Lebih terperinciIndikator Pembangunan. Pengantar Ekonomi Pembangunan
Indikator Pembangunan Pengantar Ekonomi Pembangunan Sub Pokok bahasan pertemuan ke-2 Perlunya Indikator Pembangunan Indikator Moneter Indikator Sosial Kelemahan Indikator pendapatan per kapita Indikator
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suatu wilayah akan berkembang sesuai dengan cara alokasi pemanfaatan sumber daya yang tersedia. Sumber daya tersebut adalah sumber daya manusi (SDM) dan sumber daya modal,
Lebih terperinciBPS KABUPATEN EMPAT LAWANG. Pembangunan manusia didefinisikan sebagai proses perluasan pilihan bagi penduduk
BPS KABUPATEN EMPAT LAWANG No. 001/05/1611/Th.XIX, 24 Mei 2017 INDEKS PEMBANGUNA AN MANUSIA (IPM) TAHUN IPM Empat Lawang Tahun Pembangunan manusia di Empat Lawang pada tahun terus mengalami kemajuan yang
Lebih terperinciSKRIPSI. Disusun Oleh: SARITA BUDIYANI PURNAMASARI NIM
PEMILIHAN CLUSTER OPTIMUM PADA FUZZY C-MEANS (Studi kasus: Pengelompokan Kabupaten/Kota di Jawa Tengah berdasarkan Indikator Indeks Pembangunan Manusia) SKRIPSI Disusun Oleh: SARITA BUDIYANI PURNAMASARI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sementara pada waktu yang sama mengalami pertumbuhan penduduk yang cepat.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk yang besar akan menguntungkan bila diikuti dengan kualitas yang memadai. Artinya aspek kualitas penduduk menjadi sangat penting agar jumlah yang besar
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Malang, 2012 Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Malang
KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan ridho-nya sehingga telah tersusun buku Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Malang
Lebih terperinciEKONOMIKA PEMBANGUNAN: INDIKATORPEMBANGUNAN
EKONOMIKA PEMBANGUNAN: INDIKATORPEMBANGUNAN Sekilas Indikator Pembangunan Indikator Pembangunan merupakan tolak ukur yang digunakan dalam mengukur performa suatu negara dalam pencapaian pembangunannya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bermartabat. Kemiskinan menurut PBB didefenisikan sebagai kondisi di mana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bappenas (2005) mendefinisikan kemiskinan sebagai kondisi seseorang atau sekelompok orang, laki-laki dan perempuan, tidak mampu memenuhi hak dasarnya untuk
Lebih terperinci