KAJIAN TENTANG PENGEMBANGAN KOMPETENSI SDM BAPETEN MELALUI PERUBAHAN KURIKULUM MAGISTER REKAYASA KESELAMATAN

dokumen-dokumen yang mirip
PENDEKATAN ANALISIS KEBUTUHAN PELATIHAN (TRAINING NEEDS ASSESSMENT) PADA BADAN PENGAWAS PEMANFAATAN TEKNOLOGI NUKLIR

PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA DALAM PENGAWASAN PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN PLTN

WORKSHOP AKADEMIK UNTUK PROGRAM MAGISTER

PERAN PERGURUAN TINGGI DALAM PENYIAPAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) UNTUK MENYONGSONG ERA PLTN DI INDONESIA

Dokumen Kurikulum Program Studi : Teknik Mesin

KURIKULUM TEKNIK MESIN 2016

BAB I PENDAHULUAN. sangat terbatas, oleh karenanya Jepang melakukan terobosan inovasi dengan

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

1. Project Management Awareness

ENME Matematika Teknik Lanjut Advanced Engineering Mathematics 4 Wajib Peminatan Specialization Course 8 Subtotal 12

PENYIAPAN SDM UNTUK PLTN PERTAMA DI INDONESIA

Dokumen Kurikulum Program Studi : Arsitektur

STUDI PERENCANAAN PENGEMBANGAN PEMBANGKIT WILAYAH BANGKA BELITUNG DENGAN OPSI NUKLIR

KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI

KESIAPAN SUMBER DAYA PENGAWAS PLTN DI INDONESIA

Dokumen Kurikulum Program Studi : Ilmu dan Teknik Material

GAMBARAN SUMBER DAYA PENGAWAS PLTN DI INDONESIA

Deskripsi Umum, Learning Outcomes, dan Kurikulum Inti Program Studi Teknik Industri

1. PENDAHULUAN PROSPEK PEMBANGKIT LISTRIK DAUR KOMBINASI GAS UNTUK MENDUKUNG DIVERSIFIKASI ENERGI

PENINGKATAN MUTU HASIL UJI KOMPETENSI PERSONIL PPR SEBAGAI STRATEGI PENGAWASAN TENAGA NUKLIR

PERBANDINGAN BIAYA PEMBANGKITAN LISTRIK NUKLIR DAN FOSIL DENGAN MEMPERTIMBANGKAN ASPEK LINGKUNGAN. Mochamad Nasrullah, Suparman

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

SOSIALISASI BIDANG PEMINATAN KURIKULUM 2014

Kode Dokumen. Versi. Kemahasiswaan. Institut Teknologi. 8 April

JAMINAN MUTU UNTUK PERSIAPAN PEMBANGUNAN PLTN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.326, 2010 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Standar Kompetensi. Manajer Energi Bidang Industri.

Lampiran IV.a : Prospektus Perguruan Tinggi di Indonesia: UGM, ITB, UI, STTN

BAB III METODE STUDI SEKURITI SISTEM KETERSEDIAAN DAYA DKI JAKARTA & TANGERANG

KONTRIBUSI PLTN DALAM MENGURANGI EMISI GAS CO2 PADA STUDI OPTIMASI PENGEMBANGAN SISTEM PEMBANGKITAN LISTRIK SUMATERA

Bab I Pendahuluan. Gambar 1.1 Perbandingan biaya produksi pembangkit listrik untuk beberapa bahan bakar yang berbeda

Dokumen Kurikulum Program Studi Doktor Teknik Geofisika

ANALISIS EMISI CO2 PADA STUDI PERENCANAAN PENGEMBANGAN PEMBANGKITAN LISTRIK WILAYAH BANGKA BELITUNG DENGAN OPSI NUKLIR

Dokumen Kurikulum Program Studi : Doktor Kimia

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Struktur kurikulum berdasarkan urutan mata kuliah (MK) semester demi semester, dengan mengikuti format tabel berikut:

Kurikulum Prodi per Semester

Generation Of Electricity

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional, penyediaan tenaga listrik di

1. Aturan konversi I berlaku untuk MK Wajib (baru) pada Kurikulum 2011 yang berasal dari MK Pilihan (lama) pada Kurikulum 2006, meliputi:

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. perdagangan. Berbasiskan di Bandung dan Jakarta, didirikan pada tahun 2005

STUDI KOMPARASI PP NO. 43/2006, PP NO. 35/2002 DAN PP NO. 8/2007 TERHADAP RENCANA PENGELOLAAN DANA DEKOMISIONING REAKTOR DAYA

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan

Program Studi Magister Manajemen (Penyelenggara Fakultas Ekonomi)

SENSITIVITAS ANALISIS POTENSI PRODUKSI PEMBANGKIT LISTRIK RENEWABLE UNTUK PENYEDIAAN LISTRIK INDONESIA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA ITP

KAJIAN RINGKAS REGULASI PENGEMBANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR

Tenaga Uap (PLTU). Salah satu jenis pembangkit PLTU yang menjadi. pemerintah untuk mengatasi defisit energi listrik khususnya di Sumatera Utara.

Profil Lulusan / Kualifikasi

Kebijakan Pemerintah Di Sektor Energi & Ketenagalistrikan

SUMBER DAYA PANAS BUMI: ENERGI ANDALAN YANG MASIH TERTINGGALKAN

Fakultas. Kode Dokumen. Versi. Kemahasiswaan. Institut Teknologi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERHITUNGAN FAKTOR EMISI CO2 PLTU BATUBARA DAN PLTN

Fakultas Teknologi Informasi

BAB II LINGKUP DAN AKTIVITAS KERJA PRAKTIK. Pelaksanaan kerja praktik di Fakultas Teknik jurusan Teknik Mesin Universitas Mercubuana bertujuan untuk :

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Besaran dan peningkatan rata-rata konsumsi bahan bakar dunia (IEA, 2014)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SEMESTER 1 NO KODE MATA KULIAH SKS. 1 MGU-1008 Bahasa Arab 2. 2 FTK-2001 Bahasa Inggris (Reading and Writing) 2

Pengukuran Kinerja Program Studi Teknik Industri Universitas Trunojoyo

PEMODELAN SISTEM KONVERSI ENERGI RGTT200K UNTUK MEMPEROLEH KINERJA YANG OPTIMUM ABSTRAK

PROGRAM STUDI SARJANA TEKNIK PERTAMBANGAN PERIODE JANUARI DESEMBER 2016

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.327, 2010 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Standar Kompetensi. Menajer Energi Bidang Bangunan Gedung.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENJABARAN KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA JENJANG KUALIFIKASI V KE DALAM LEARNING OUTCOMES

Dokumen Kurikulum Program Studi : Magister Teknik Fisika

REFURBISHING PENGENDALI ARUS LISTRIK PENGELASAN PADA MESIN LAS RESISTANCE SPOT WELDING ME-25 UNTUK PERAKITAN KELONGSONG BAHAN BAKAR NUKLIR PLTN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 18 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERTAMBANGAN DAN ENERGI KABUPATEN SUMBAWA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG

PROGRAM STUDI MAGISTER (S2) TEKNIK MESIN PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

BAB V. SIMPULAN, KETERBATASAN, & SARAN

PENGERTIAN DAN TUJUAN AUDIT

KEBIJAKAN & RPP DI KEBIJAKAN & RPP BIDANG ENERGI BARU TERBARUKAN BARU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGAWASAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR DALAM BIDANG ENERGI

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) BAHAN AJAR/DIKTAT

Analisis Pengaruh Rasio Reheat Pressure dengan Main Steam Pressure terhadap Performa Pembangkit dengan Simulasi Cycle-Tempo

KOMPETENSI LULUSAN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS BRAWIJAYA KL.UJM-JM-FE-UB.01

Ringkasan Eksekutif INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2009

AKTIVITAS SDM UJI TAK RUSAK-PTRKN UNTUK MENYONGSONG PLTN PERTAMA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. mendirikan beberapa pembangkit listrik, terutama pembangkit listrik dengan

SISTEM TENAGA LISTRIK

Lampiran SM UB. (1) Rumusan Capaian Pembelajaran minimal aspek keterampilan kerja

TUJUAN Dalam rangka melaksanakan misi dan pencapaian visi PS MTM Universitas Lampung, maka ditetapkan tujuan Program Studi sebagai berikut:

ANALISIS DAYA GENERATOR PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP) SIBAYAK LAPORAN TUGAS AKHIR

3 MO092319Pemodelan Fisik dan Numerik 3 MO092320Metode Kuantitatif untuk Riset Menejemen Pantai 3 MO092321Sistem Informasi dan Pengindraan Jauh 3

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Potensi Sumber Daya Energi Fosil [1]

ANALISIS PENGARUH KONSERVASI LISTRIK DI SEKTOR RUMAH TANGGA TERHADAP TOTAL KEBUTUHAN LISTRIK DI INDONESIA

Dokumen Kurikulum Program Studi : Doktor Teknik Fisika

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pun kena dampaknya. Cadangan bahan tambang yang ada di Indonesia

ANALISIS PERENCANAAN KETERJAMINAN ALIRAN DAYA DAN BIAYA PRODUKSI PLN SUB REGION BALI TAHUN TESIS

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

TIN102 - Pengantar Teknik Industri Materi #1 Ganjil 2016/2017. h t t p : / / t a u f i q u r r a c h m a n. w e b l o g. e s a u n g g u l. a c.

PENINGKATAN PELAYANAN KESELAMATAN KERJA DI PUSAT TEKNOLOGI NUKLIR BAHAN DAN RADIOMETRI

KEBIJAKAN PENGAWASAN PLTN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

COURSE CR302 POWER AND STEAM GENERATION. Tangerang, September 2008 DSS HO

Misi ini kemudian agar terarah, diimplemantasikan dalam tujuan strategik Program Doktor Akuntansi Universitas Gadjah Mada:

ANALISIS THERMAL KOLEKTOR SURYA PEMANAS AIR JENIS PLAT DATAR DENGAN PIPA SEJAJAR

BAB II PROSES BISNIS PT. INDONESIA POWER UBP KAMOJANG

Transkripsi:

KAJIAN TENTANG PENGEMBANGAN KOMPETENSI SDM BAPETEN MELALUI PERUBAHAN KURIKULUM MAGISTER REKAYASA KESELAMATAN AMIN S. ZARKASI, SUDARTO P2STPIBN, BAPETEN Abstrak Operasional pembangkit listrik baik dengan bahan bakar gas, batubara, nuklir, maupun yang lainnya membutuhkan ilmu pengetahuan tentang sistem keselamatan dan juga teknologi pengendalian mesin-mesin pembangkit energi untuk mendapatkan sistem pembangkit energi dengan efisiensi dan tingkat keselamatan yang tinggi. Terkait dengan kesiapan SDM Pengawas Tenaga Nuklir untuk menghadapi tantangan introduksi PLTN, sejauh ini belum ada upaya pengembangan kompetensi SDM melalui perubahan kurikulum yang dirancang secara khusus dalam perguruan tinggi. Namun, pada tahun anggaran 2007, BAPETEN bekerja sama UGM dan ITB berhasil melakukan perubahan kurikulum magister rekayasa keselamatan untuk menghadapi introduksi PLTN dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Tujuan dilakukan kajian terhadap perubahan kurikulum ini secara luas adalah untuk mendapatkan lesson learned dalam pengembangan Sumber Daya Manusia, khususnya SDM BAPETEN dan para praktisi industri agar mampu merencanakan, menjaga dan mengelola, serta melakukan pengawasan terhadap power plant, sehingga mempunyai kinerja dan reliabilitas yang baik. Dalam makalah ini dibahas hasil kajian tentang pengembanagn kompetensi SDM BAPETEN dengan menganalisis perubahan kurikulum program magister rekayasa MSTE UGM, yang meliputi kompetensi lulusan, kerangka kurikulum, beban studi, jabaran kurikulum. Dapat disimpulkan bahwa pengembangan kompetensi SDM BAPETEN dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan perguruan tinggi dengan cara berperan aktif dalam penyertaan perubahan kurikulum berbasis kompetensi Badan Pengawas Tenaga Nuklir. Kata Kunci : kompetensi pengawasan,kurikulum berbasis kompetensi, program magister perubahan kurikulum, magister rekayasa. Abstract A high level safety and effective operation of any electricity generation plant fuelled either by gas, coal, nuclear or others needs knowledge of safety and control technology. As to BAPETEN preparation in facing the development of the first nuclear power plant in Indonesia, there is not much work has been done in term of human resources development of regulatory body trough development of university curricula. However during 2007 fiscal year BAPETEN in cooperation with Mechanical and Industrial Engineering Department, Gadjah Mada University (UGM), Yogyakarta and Mechanical Engineering Department, Bandung Institute Technology (ITB), Bandung had successes in developing a change in graduate program curricula and started the new graduate program in related to nuclear safety engineering. In this article the assessment to the BAPETEN program of human resources development is done, especially in term of higher education system, i.e., university graduate program curricula. The components has been analyzed includes: graduate competence, curricula, detail syllabus and load study. It was concluded that the human resources development program for the nuclear regulatory body could be implemented through the cooperation with the high level education system by proactively developing a nuclear energy regulatory competency based curricula Keywords : regulatory competency, competency based curricula, graduate program Amin S. Zarkasi dan Sudarto 81 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN

PENDAHULUAN Menurut data ISI Statistik Ketenagalistrikan, kapasitas pembangkit listrik yang tersedia di Indonesia adalah sebesar kurang lebih 24.000 MW. Sesuai dengan prediksi pertumbuhan kebutuhan energi listrik sebesar 7,5% pertahun maka pada tahun 2025 dibutuhkan pembangunan pembangkit listrik baru yang cukup besar. Oleh karena itu pemerintah mencanangkan program percepatan 10.000 MW. Akibat adanya krisis energi yang ditandai dengan melambungnya harga minyak mentah, pemerintah, datam hal ini PLN, berusaha untuk menswitch penggunaan bahan bakar minyak dalam pembangkit listrik yang sudah ada menjadi bahan bakar gas. Selain itu dalam tender pembangkit listrik 10.000 MW, pemerintah memfokuskan pembangunan pembangkit listrik baru dengan batubara sebagai bahan bakar. Penggunaan batubara ini tentu saja membawa dampak yang perlu mendapat perhatian, terutama peningkatan efek rumah kaca. Lebih dari itu, untuk menjamin ketahanan energi melalui Perpres No. 5 Tahun 2006 Presiden SBY telah mencanangkan kebijakan energi nasional. Salah satu isi dari kebijakan ini adalah sampai tahun 2025 prosentase energi nuklir (bersama-sama dengan tenaga air, surya, dan angin) dalam program energi mix adalah sebesar 5%. Sesuai dengan roadmap industri energi nuklir maka pada tahun 2016 diharapkan telah mulai beroperasi pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN). Rencana pembangunan pembangkit energi (listrik) dalam jumlah yang cukup banyak seperti telah disebutkan di atas, tentu saja membutuhkan sumber daya manusia yang handal. Operasional pembangkit listrik baik dengan bahan bakar gas, batubara, nuklir, maupun yang lainnya membutuhkan ilmu pengetahuan tentang sistem keselamatan dan juga teknologi pengendalian mesin-mesin pembangkit energi untuk mendapatkan sistem pembangkit energi dengan efisiensi dan tingkat keselamatan yang tinggi. Terkait dengan kesiapan SDM Pengawas Tenaga Nuklir untuk menghadapi tantangan introduksi PLTN, sejauh ini belum ada upaya pengembangan kompetensi SDM melalui perubahan kurikulum yang dirancang secara khusus dalam perguruan tinggi. Namun, pada tahun anggaran 2007, SEMINAR NASIONAL V BAPETEN bekerja sama UGM dan ITB berhasil melakukan perubahan kurikulum magister rekayasa keselamatan untuk menghadapi introduksi PLTN dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Mengapa pihak perguruan tinggi mendukung perubahan kurikulum tersebut? Di pihak perguruan tinggi (misal UGM dan ITB) memberikan alasan bahwa dari hasil studi pasar menunjukkan pada saat ini ada kecenderungan minat yang menjurus ke arah keilmuan yang terkait dengan operasional pembangkit energi, khususnya mengarah kepada kontrol unjuk kerja dan kehandalan sistem. Untuk merespon hal ini dan mengingat tersedianya sumber daya jurusan yang mampu mendukung terselenggaranya pendidikan berdasarkan kecenderungan tersebut di atas, maka kurikulum di UGM dan ITB perlu diadakan perubahan. Tujuan dilakukan kajian terhadap perubahan kurikulum ini secara luas adalah untuk mendapatkan lesson learned dalam pengembangan Sumber Daya Manusia, khususnya SDM BAPETEN dan para praktisi industri agar mampu merencanakan, menjaga dan mengelola, serta melakukan pengawasan terhadap power plant, sehingga mempunyai kinerja dan reliabilitas yang baik. Dalam sub bab berikut selanjutnya dibahas pengertian dan metodologi, uraian hasil kajian terhadap perubahan kurikulum program magister rekayasa MSTE UGM, yang meliputi kompetensi lulusan, kerangka kurikulum, beban studi, jabaran kurikulum. PENGERTIAN DAN METODOLOGI KAJIAN Dalam dokumen BAPETEN tahun 2007 mengenai Konsep Sistem Renbang SDM BAPETEN telah ditentukan model kompetensi BAPETEN secara lengkap 1. Hal ini dapat diperhatikan dalam konsep tersebut pada pasal 7 yang menyatakan: 1. Dalam mencapai dan mengembangkan kompetensi fungsi pengawasan, BAPETEN harus menerapkan model kompetensi pengawasan empat-kuadran, masing-masing kuadran teridri dari kelompok kompetensi yang konsisten menurut konteks kuadrannya. 2. Secara lengkap kompetensi pengawasan empat-kuadran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah: Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN 82 Amin S. Zarkasi dan Sudarto.

. Kuadran pertama harus mencakup kompetensi yang terkait dengan dasar hukum dan proses pengawasan yang memperkuat jalannya pengawasan BAPETEN. 4. Pada kuadran kedua harus berisi kompetensi yang terkait dengan kelompok teknologi dasar, terapan dan lanjutan/spesialis. 5. Kuadran ketiga harus mencakup kelompok kompetensi praktik pengawasan seperti teknik penilaian dan inspeksi, investigasi, dan audit. 6. Kuadaran terakhir harus memuat kompetensi yang terkait dengan keefektifan personil dan interpersonil (umumnya dikenal sebagai ketrampilan lunak dan/atau faktor-manusia). Untuk menjelaskan pengertian setiap kompetensi pengawasan yang termuat dalam empat-kuadran dalam Konsep Sistem Renbang tersebut menggunakan definisi sebagai berikut: 1. Kompetensi adalah sekumpulan pengetahuan, ketrampilan dan/atau sikap yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan sesuai dengan jabatan dan/atau tugasnya. 2. Kompetensi Dasar Hukum adalah kemampuan untuk membaca, memahami, mengartikan dan menggunakan dokumen relevan yang memuat segala ketentuan untuk mendapatkan izin, serta yang memuat wewenang-wewenang pegawai badan pengawas berikut batas-batasannya.. Kompetensi Proses Pengawasan adalah pelaksanaan kerja yang sesuai dengan aturan, peraturan dan protokol pengawasan yang ada untuk mencapai tujuan pengawasan yang diinginkan. 4. Kompetensi Pengembangan Peraturan dan Pedoman Pengawasnan adalah kapasitas untuk membuat peraturan dan dokumen petunjuk, termasuk kebijakan dan prosedur yang berisi langkah-langkah praktis, yang bisa membantu pemegang izin dalam memenuhi ketentuan pengawasan dan membantu staf badan pengwas dalam mengambil keputusan. 5. Kompetensi Penyelenggaraan Perizinan adalah kapasitas untuk memastikan bahwa izin dan dokumen perizinan yang terkait itu sudah sesuai, dalam bentuk dan isi, dengan ketentuan pengawasan. 6. Kompetensi Proses Penegakan Hukum adalah pembuatan rekomendasi yang kuat untuk tindak penindakan, sesuai dengan kebijakan badan pengawas. 7. Kompetensi Teknologi Dasar adalah pemahaman dasar keilmuan dan keteknikan dalam bidang tertentu, yang setara dengan gelar universitas. 8. Kompetensi Teknologi Terapan adalah pemahaman tambahan dan kemampuan nyata dalam menggunakan konsep teknik dan keilmuan yang berkaitan dengan industri nuklir. 9. Kompetensi Teknologi Spesialis adalah pemahaman dan kemampuan nyata dalam merumuskan dan menyelesaikan masalah di bidang khusus. 10. Kompetensi Teknik Analitik Terfokus- Keselamatan adalah analisa obyektif dan penyatuan informasi dengan menggunakan fokus keselamatan untuk membuat kesimpulan pengawasan yang kuat. 11. Kompetensi Teknik Inspeksi adalah pengumpulan informasi secara mandiri melalui telaah, observasi dan komunikasi terbuka dan menentukan kelayakan informasi dengan membandingkannya dengan kriteria yang ada. 12. Kompetensi Teknik Audit adalah audit dokumen dan/atau program kesesuaian terhadap standar dan prosedur dan membuat rekomendasi berdasarkan hasil audit tersebut. 1. Kompetensi Teknik Investigasi adalah pencarian penyebab kejadian yang muncul dari pemberitahuan, insiden atau informasi yang didapat sepanjang inspeksi dan/atau evaluasi dan pengumpulan fakta dalam rangka membuat keputusan pengawasan. 14. Kompetensi pemikiran analitis, pemecahan masalah dan pengambilan keputusan adalah pendekatan masalah secara objektif, mengumpulkan dan menyatukan informasi, dan pembangunan pemahaman yang menyeluruh dalam mencapai kesimpulan. 15. Kompetensi teknologi informasi adalah penggunaan teknologi dalam membuat, mengumpulkan, menggunakan menyampaikan dan/atau memberi informasi. 16. Kompetensi perencanaan dan pengaturan kerja adalah koordinasi efektif dan efisien dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Amin S. Zarkasi dan Sudarto 8 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN

17. Kompetensi manajemen diri adalah bekerja secara mandiri, mengeluarkan keputusan dan memperlihatkan fleksibilitas dalam menyelesaikan kegiatan, terutama dalam situasi yang sulit dan menantang. 18. Kompetensi komunikasi adalah mengikutsertakan orang lain (pemegang izin, kolega dan masyarakat) dalam dialog yang efektif, penjelasan dan interaksi dengan meyimak, berbicara, menulis dan presentasi. 19. Kompetensi kerjasama adalah bekerja sama dengan orang lain untuk mencapai tujuan bersama. 20. Kompetensi kepemimpinan adalah memberikan teladan dalam hal toleransi, objektivitas, keterbukaan dan keadilan saat berurusan dengan kolega dan anak buah. 21. Kompetensi negosiasi adalah berurusan dengan stakeholder untuk memperoleh konsensus melalui strategi atau program kegiatan untuk mencapai perbaikan keselamatan. 22. Kompetensi manajemen proyek adalah penyelesaian tugas kompleks, yang terkoordinasi dengan waktu, ruang lingkup dan anggaran. Sedangkan ruang lingkup dan metodologi yang dipergunakan dalam kajian ini adalah sebagai berikut : 1. Analisis terhadap dokumen perubahan kurikulum pada program magister rekayasa yang telah disusun oleh pihak UGM bekerja sama dengan BAPETEN tahun 2007, 2. Studi komparasi aspek pencapaian dan pemenuhan kompetensi para lulusan dengan kebijakan BAPETEN, khususnya terhadap kebijakan yang tertuang dalam konsep Sistem Renbang SDM BAPETEN,. Diskusi terkoordinasi dengan nara sumber, dosen. HASIL KAJIAN DAN PEMBAHASAN Kompetensi Lulusan Tolok ukur nasional dan internasional dipakai untuk menjamin mutu lulusan yang diharapkan. Dari tolok ukur nasional, Standar Kompetensi yang dirumuskan oleh organisasi profesi seperti PII dirujuk sebagai acuan. Untuk skala internasional, dipakai acuan butir-butir kemampuan yang tercantum dalam ABET 2000/2001. Secara khusus, lulusan Program Magister yang diadakan oleh MSTE-UGM ini SEMINAR NASIONAL V diperkirakan akan memiliki kemampuan dan pengetahuan mengenai: 1. Teknologi pembangkit energi dan rekayasa sistem pembangkit energi 2. Rekayasa keselamatan dan kehandalan sislem pembangkit energi serta indikator- indikatornya. Teknologi dan sistem pemeliharaan pembangkit energi 4. Faktor manusia di dalam keselamatan sistem pembangkit energi Selain itu, program hasil kerjasama UGM-BAPETEN ini juga akan melengkapi para mahasiswa dengan pengetahuan mengenai dasar-dasar operasi peralatan utama di dalam pembangkit energi yang spesifik misalnya PLTU, PLTN, PLTG, PLTGU, dan PLTA Kompetensi lulusan ini diarahkan dapat mengisi sebagian kompetensi pengawasan untuk memenuhi jumlah kebutuhan SDM sesuai kebijakan BAPETEN 2. Kerangka Kurikulum Secara garis besar, kurikulum pada Program Magister Sistem dan Teknologi Energi disusun atas matakuliah-matakuliah yang dapat dikelompokkan daiam struktur berdasar: 1. Mata Kuliah Wajib Program Studi : memuat pengetahuan dasar Teknik Mesin. 2. Mata Kuliah Wajib Konsentrasi : memuat materi keselamatan sislem dan teknologi energi. Mata Kuliah pilihan : mewadahi materi keminatan khusus yang lebih mendalam serta terkait langsung dengan tesis. Beban Studi Beban studi untuk program ini adalah 42 SKS, menyesuaikan dengan persyaratan beban studi untuk jenjang Pascasarjana (S2) yaitu 6-44 SKS. Jumlah SKS ini meliputi mata kuliah wajib, mata kuliah pilihan, dan tesis. Jabaran Kurikulum Kurikulum Program Magister Sistem dan Teknologi Energi disusun dengan bobot total SKS sejumlah 42 SKS, yang terdistribusi ke masing-masing kelompok mata kuliah sebagai berikut: 1. Mata Kuliah Wajib Program studi (MWPS), dengan bobot 1 SKS Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN 84 Amin S. Zarkasi dan Sudarto.

2. Mata Kuliah Wajib Konsentrasi (MWK), dengan bobot 2 SKS. Mata Kuliah Pilihan (MPK), dengan bobot 6 SKS Mata kuliah dalam masing-masing konsentrasi disusun dalam 4 semester, sehingga jumlah minimal SKS yang harus diambil oleh mahasiswa adalah 42. TabeI 4.4.1 berikut memperlihatkan distribusi kelompok mata kuliah di setiap semesternya. Tabel -1. Jabaran Kurikulum per Semester Semester I 01 Metode Analisis Teknik I MWPS TKM6801 02 Metodologi Penelitian MWPS TKM680 2 0 Desain Sistem Konversi Energi MWK TKM6811 04 Rekayasa KeseIamatan Sistem Pembangkit Energi MWK TKM6812 Semester II Jumlah 11 05 Sistem Perawatan MWK TKM681 06 Manajemen dan analisis Resiko MWK TKM6814 07 Metode Analisis Teknik II MWK TKM6802 08 Pengendalian Mesin-mesin Pembangkit Energi MWK TKM6815 Jumlah 12 Semester III 09 Kinerja Keselamatan Pembangkit Energi MWK TKM6816 (Plant Safety Performance) 10 Pilihan 1 MPK TKMG8... 1 J Pilihan 2 MPK TKMG8... 12 Case study MWK TKM6817 2 Jumlah 11 Semester IV 1 Thesis MWPS TKM6899 8 Total SKS 42 Tabel -2 Mata Kuliah Pilihan yang Ditawarkan 01 Pengujian tak merusak MPK TKM681 02 Analisa Dampak Lingkungan MPK TKM682 0 Perawatan Berpusat Kehandalan MPK TKM68 04 Pengendalian Polusi Udara MPK TKM684 Amin S. Zarkasi dan Sudarto 85 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN

Tabel -2 Mata Kuliah Pilihan yang Ditawarkan (lanjutan) 05 Energi Panas Bumi MPK TKM685 06 Teknik Kehandalan MPK TKM686 07 Alat Penukar Kalor MPK TKM687 08 Teknik Daya Nuklir MPK TKM688 09 Ekonomi Energi MPK TKM689 10 Analisis Kerusakan MPK TKM6840 11 Mesin-mesin Fluida MPK TKM6841 Tabel -4 Peta Kurikulum didasarkan kompetensi yang diharapkan No. Mata Kuliah SKS Kompetensi Berdasarkan sub bab 4.1 MATA KULIAH WAJIB 1 2 4 01 02 0 Metode Analisa Teknik I (Engineering analysis method I) Metodologi Penelitian (Research methodology) Desain Sistem Konversi Energi (Energy conversion system design) 2 04 Rekayasa Keselamatan Sistem Pembangkit energi (Plant safety engineering) 05 Sistem Perawatan (Maintenance system) 06 07 08 Manajemen dan analisis resiko (Risk Management & Analysis) Metode Analisis Teknik II (Engineering analysis method II) Pengendalian Mesin-mesin Pembangkit (Plant control) 09 Kinerja Keselamatan Pembangkit Energi (Plant Safety Performance) 12 Studi Kasus (Case Study) 2 1 Tesis 8 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN 86 Amin S. Zarkasi dan Sudarto.

Tabel -4 Peta Kurikulum didasarkan kompetensi yang diharapkan (lanjutan) No. Mata Kuliah SKS Kompetensi Berdasarkan sub bab 4.1 MATA KULIAH PILIHAN 1 2 4 A B C Pengendalian Polusi Udara Air Pollution Control Energi Panas Bumi Geothermal Energy Teknik Kehandalan Reliability Engineering D E F G H I J Alat Penukar Kalor Heat Exchanger Teknik Energi Nuklir Nuclear Power Engineering Perawatan Berpusat Keandalan Reliability Centered Maintenance Analisa Dampak Lingkungan Environmental Impact Analysis Ekonomi Energi Energy Economics Pengujian Tak Merusak Non Destructive Testing (NDT) for safety Analisis Kerusakan Failure Analysis Mesin-mesin Fluida K Fluid Machineries Pembahasan hasil kajian dimulai dengan melihat perbandingan dengan kurikulum lama (perhatikan Tabel -5). Pada dasarnya, jumlah sks total tidak berubah, yaitu tetap 42 sks. Mata kuliah keahlian tetap pada bidang konservasi energi. Adapun daftar susunan kurikulum baru dan lama adalah sebagai berikut : Tabel -5 Perbandingan Kurikulum Lama dan Baru No. Nama MK Semester I Kurikulum Lama SKS Nama MK Semester I Kurikulum Baru SKS 1 Metodologi Penelitian 2 Metode Analisis Teknik I 2 Sumber, Penggunaan dan Metodologi Penelitian 2 Kebijakan Energi Dampak Lingkungan Desain Sistem Konversi Penggunaan Energi Energi 4 Manajemen Proyek Energi Rekayasa Keselamatan Sistem pembangkit energi Amin S. Zarkasi dan Sudarto 87 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN

Tabel -5 Perbandingan Kurikulum Lama dan Baru (lanjutan) Kurikulum Lama Kurikulum Baru No. Semester II SKS Semester II SKS 5 Pemantauan dan Pengelolaan Sistem Perawatan Energi 6 Ekonomi Energi 2 Risk Management & Analysis 7 Termodinamika Sistem Energi Metode Analisis Teknik II 8 Pembangkitan dan Pemasukan Pengendalian Mesin-mesin Energi Listrik Semester III Pembangkit Energi Semester III 9 Pemodelan Polusi dan Sistem 2 Kinerja Keselamatan Energi Pembangkit Energi (Plant Safety Performance) 10 Energi Terbarukan 2 Pilihan ] -- 11 Pilihan 1 Pilihan 2 12 Pilihan 2 Case study 2 1 Case Study 2 Semester IV Semester IV 14 Thesis 8 Thesis 8 Mata kuliah pilihan 15 Pengendalian Polusi udara pengendalian Polusi udara 16 Energi Panas Bumi Energi Panas Bumi 17 Teknik kehandalan Teknik Kehandalan 18 Alat Penukar Kalor Alat Penukar Kalor 19 Motor Bakar Pembakanm Teknik Daya Nuklir Dalam 20 Energi Matahari Perawatan Berpusat Kehandalan 21 Teknik Daya Nuklir Analisa Dampak Lingkungan 22 Perawatan Berpusat Kehandalan Ekonomi Energi 2 Pemodelan Dampak Lingkungan Non Destructive Testing (NDT) for safety 24 Energi Terbaharu kan Failure Analysis 25 - Mesin-mesin Fluida Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN 88 Amin S. Zarkasi dan Sudarto.

KESIMPULAN Dari hasil kajian terhadap perubahan kurikulum (Tabel -1 ~ -5) dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa: 1. Tujuan perubahan kurikulum dapat dicapai dengan baik karena penjabarannya sesuai dengan visi dan misi program studi UGM semula karena jumlah SKS total tidak berubah, yaitu tetap 42 SKS, dan mata kuliah keahlian tetap pada bidang konservasi energi. 2. Pengembangan kompetensi SDM BAPETEN dapat diwujudkan melalui kerja sama dengan perguruan tinggi dengan cara berperan aktif dalam penyertaan perubahan kurikulum berbasis kompetensi Badan Pengawas Tenaga Nuklir. DAFTAR PUSTAKA 1. BAPETEN, Konsep Sistem Perencanaan dan Pengembangan SDM BAPETEN, Dokumen Tahun Anggaran 2007. 2. Sudarto, Yus Rusdian Ahmad, Amin Santoso Zarkasi, Analisis Kuantitatif Pengembangan SDM BAPETEN, Seminar STTN, Yogyakarta, 2008. TANYA JAWAB Pertanyaan 1. Standar kompetensi lulusan Perguruan Tinggi biasanya mengacu ke klasifikasi Bloom. Pada 4 kuadran Bapeten Competences Frame work tampaknya belum ada kompetensi psikomotorik. Mohon penjelasanya! (Djoko Hari Nugroho) 2. Mohon penjelasan matriks kurikulum untuk menyiapkan lulusan mencapai kompetensi seperti yang diinginkan! Jawaban 1. Karena master lulusan program S2 ini adalah BAPETEN maka digunakan standar kompetensi yang tercantum pada IAEA TECDOC 1254 2. Lihat jawaban no. 1 Amin S. Zarkasi dkk. 89 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir - BATAN

Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir-BATAN 90 Amin S. Zarkasi dan Sudarto.