PENGUATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH A. RIDWAN SIREGAR. Program Studi Perpustakaan dan Informasi Universitas Sumatera Utara. Abstract

dokumen-dokumen yang mirip
PENGUATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH. A. Ridwan Siregar Universitas Sumatera Utara Abstrak

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BACA DI SEKOLAH

PERAN PUSTAKAWAN DALAM PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN MANAJEMEN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI DALAM ERA GLOBALISASI INFORMASI

P e r p u s t a k a a n : Energi Pembangunan Bangsa

P e r p u s t a k a a n : Energi Pembangunan Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana. diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH PADA SMA MUHAMMADIYAH 1 MEDAN TUGAS AKHIR AHMAD IQBAL

PENGEMBANGAN BUDAYA BACA MASYARAKAT MELALUI PERPUSTAKAAN A. RIDWAN SIREGAR. Program Studi Perpustakaan dan Informasi Universitas Sumatera Utara

SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN PADA SMA DHAMA PANCASILA MEDAN TUGAS AKHIR MALER BADDIH

Perpustakaan umum kabupaten/kota

DRAFT- KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) PENDIRIAN PUSAT SUMBER DAYA PENGETAHUAN (KNOWLEDGE RESOURCE CENTER) BKPP PROPINSI ACEH

Perpustakaan umum kabupaten/kota

BAB II PROFIL PERPUSTAKAAN USU

Perpustakaan Elektronik: Definisi, Karakteristik dan Penanganannya

MANAJEMEN PERPUSTAKAAN SEKOLAH. Oleh Arif Surachman 1

SEJARAH MBS DAN PENERAPANNYA DI INDONESIA

PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM MENDUKUNG PROSES BELAJAR MENGAJAR

PERAN PERPUSTAKAAN UMUM DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

Layanan Bahan Ajar (Modul) Online di Perpustakaan UT:

Langkah Dukungan Pendidikan bagi Siswa yang Tidak Berbahasa Cina (Tahun Ajaran 2014/15) (Bahasa)

PERAN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

OPTIMALISASI PENERAPAN LITERASI INFORMASI DI PERPUSTAKAAN SMA NEGERI 1 PADANG

BIMBINGAN TEKNIS (BIMTEK) TENAGA KEPENDIDIKAN BIDANG PERPUSTAKAAN TINGKAT PENGELOLA

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Studi pelayanan perpustakaan sekolah menengah atas sebagai sumber belajar (studi kasus di SMA Negeri 7 Surakarta)

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 058 TAHUN 2017 TENTANG TRANSFORMASI PERPUSTAKAAN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

TER AHUAN ALAM. Universitas Sumatera Utara

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PROVINSI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usaha pemerintah ke arah ini telah dilaksanakan dengan menambah jumlah

2015 STUDI PENILAIAN PEMUSTAKA TENTANG KOMPETENSI MANAJERIAL TENAGA PENGELOLA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Perlu menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan berkembangnya potensi atau daya yang dimiliki masyarakat dalam hal membaca.

PERATURAN DAERAH SERAM BAGIAN TIMUR NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG PERPUSTAKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERAM BAGIAN TIMUR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG PERPUSTAKAAN. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

ANALISIS DAMPAK AKREDITASI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus Di SD Negeri Donohudan 3 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali)

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

BAB I PENDAHULUAN. (bersejarah) ternyata telah dilakukan sejak zaman dahulu kala, dimulai sejak adanya

Perpustakaan sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah

MANAJEMEN PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Sistem Pendidikan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Motivasi berarti dorongan dalam diri manusia untuk bertindak atau

Proyek TPSA Terus Memberikan Pelatihan Bisnis Internasional untuk Memperkuat Pelayanan Ekspor Pemerintah Indonesia

KOMPETENSI PUSTAKA WAN KHUSUS DI ABAD KE-21 PENGANTAR

BUPATI MUARA ENIM PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PERPUSTAKAAN

PENGANTAR. Jakarta, 20 Oktober Michael Calvano, Ph.D. Chief of Party, DBE 2

Perpustakaan perguruan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masalah-masalah baru yang kompleks timbul dengan tiada henti-hentinya

BAB I PENDAHULUAN. pada lembaga pendidikan khususnya pada tingkat pendidikan menengah

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI, DAN TATA KERJA

BAB I PENDAHULUAN. kualitas dan mutu pendidikannya masih rendah. Hal ini sejalan dengan pendapat

2018, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 2. Peraturan Pemerintah Republik Indo

Resources Sharing Perpustakaan melalui konsorsium: manfaat dan tantangan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH PADA ERA GLOBALISASI. Paningkat Siburian. Abstrak

BAB I. PENDAHULUAN. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) pada era global sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. upaya-upaya secara maksimal untuk menciptakan rerangka kebijakan yang

Urgensi Perpustakaan untuk menunjang. sukses belajar mengajar di lingkungan sekolah

Pengembangan Kapasitas Institusi. Teknologi Informasi dan Komunikasi (Perguruan Tinggi Swasta)

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. iii

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI. maka dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:

1.4 Metodologi Penelitian

REGULASI PERPUSTAKAAN DAN DILEMA PENERAPANNYA SERTA DAMPAKNYA PADA MASA DEPAN PROFESI PUSTAKAWAN

SERTIFIKASI PUSTAKAWAN DI NEGARA BAGIAN AMERIKA SERIKAT

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A. Sejarah Singkat Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KONSULTAN PELATIHAN PENINGKATAN KAPASITAS untuk ditempatkan di Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia (BNPB)

KOLEKSI LANGKA. Langka. Disusun oleh: Anang Fitrianto Sapto Nugroho. a.f.s.n

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)

B. Maksud dan Tujuan Maksud

04/PP/DITDIKTENDIK/2012 PEDOMAN UMUM PEMILIHAN PUSTAKAWAN BERPRESTASI

Pelestarian Bahan Pustaka Modul 9 by Yuni Nurjanah ORGANISASI, LEMBAGA RISET, DAN LEMBAGA PENDIDIKAN BIDANG PELESTARIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut:

MODEL LAYANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH LUAR BIASA TESIS

DAFTAR ISI... i TUJUAN PROGRAM KEAHLIAN...1 STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN...2 PROFIL KOMPETENSI LULUSAN...5 RUANG LINGKUP PEKERJAAN...

KURIKULUM SMK EDISI 2004 BAGIAN II GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENDIDIKAN, DAN PELATIHAN

Tentang Jurusan Manajemen Informatika. Written by Super Admin Monday, 21 November :34 -

Program Pengembangan BOSDA Meningkatkan Keadilan dan Kinerja Melalui Bantuan Operasional Sekolah Daerah

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 581/P/SK/HT/2010

[TT2] (MDGs), Education For All (EFA), dan Education for. sasaran-sasaran Millenium Development Goals. Memenuhi komitmen global untuk pencapaian

2015 KONTRIBUSI KEBIJAKAN PENGADAAN KOLEKSI SIRKULASI TERHADAP PENINGKATAN FREKUENSI PEMINJAMAN BAHAN PUSTAKA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

Jurnal Pustakawan Indonesia Volume 10 No. 1 PENGADAAN BAHAN PUSTAKA DI PERGURUAN TINGGI : SUATU PENGALAMAN DI PERPUSTAKAAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

SUATU TINJAUAN TENTANG PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PENUNJANG KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR DI SMKN 5 PADANG

MANUAL SPMI POLITEKNIK NEGERI BALIKPAPAN

BAB II KAJIAN TEORETIS. koleksi buku adalah syarat mutlak untuk meningkatkan kemauan dan kemampuan

AGENDA AKSI DEKADE KETIGA GERAKAN PUSAKA INDONESIA DASA WARSA Tema "Pusaka untuk Kesejahteraan Rakyat"

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN. dasar di Sumatera dan Jawa masih termasuk sebagai kualitas rendah. Jumlah guru

MEMBANGUN E-SCHOOL LIBRARY: MERAIH MIMPI FROM ZERO TO HERO. Andras Setyorini Kepala Humas SMA Taruna Nusantara Magelang

BAB V PENUTUP. Akselerasi (Studi kasus di SMP Islam Pekalongan), maka dapat. 1. Desain pembelajaran PAI dalam program akselerasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

POLA STRATEGI SINERGIS PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. koleksi digital beserta infrastruktur pendukungnya (Pendit, 2008:15).

KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015

Transkripsi:

PENGUATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH A. RIDWAN SIREGAR Program Studi Perpustakaan dan Informasi Universitas Sumatera Utara Abstract The role of school libraries is very important in increasing the quality of education where it should prepares students to be life-long learners. Therefore, school library condition that is not support to the direction of improving the quality of education should be improved by searching of some breakthroughs to fund the school libraries. In this paper is discussed the condition of school libraries in the country and some factors that cause of its backwardness. In order to reform such condition, a strengthening program should be design and implemented gradually. General guidelines to be covered in the program are also discussed. Keywords: School Libraries, Library Strengthening Program, Teacher-Librarians, Elementary and Secondary Education. Pendahuluan Perpustakaan sekolah adalah suatu tempat dimana para siswa memperoleh akses terhadap informasi dan pengetahuan. Perpustakaan merupakan fasilitas pendukung proses pengajaran dan pembelajaran melalui penyediaan bahan pustaka dan pelayanan yang sesuai dengan kurikulum sekolah. Dengan fasilitas perpustakaan para siswa dapat mengembangkan kreativitas dan imajinasi mereka. Dalam manifesto IFLA (International Federation of Library Association), yang kemudian diratifikasi oleh UNESCO pada tahun 1999, dinyatakan bahwa perpustakaan sekolah menyediakan informasi dan ide-ide yang sangat mendasar terhadap berfungsinya dengan sukses suatu masyarakat berbasis informasi dan pengetahuan dewasa ini. Bagaimana pentingnya peran perpustakaan sekolah juga dapat disimak dari pernyataaan seorang mantan anggota komisi pendidikan di Amerika Serikat yang menyebutkan bahwa apa yang dipikirkan oleh suatu sekolah tentang perpustakaannya adalah suatu ukuran apa yang dirasakannya tentang pendidikan. Pendidikan harus mempersiapkan siswa menjadi pelajar sepanjang hayat. Oleh karenanya, sekolah harus memberikan keterampilan kepada siswa cara untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan. Bahkan pengalaman atau pengetahuan bagaimana cara menemukan informasi tersebut jauh lebih penting dari pada informasi itu sendiri. Dalam manifesto IFLA juga dinyatakan bahwa perpustakaan sekolah harus membekali siswa dengan keterampilan belajar sepanjang hayat dan mengembangkan imajinasi yang memungkinkan mereka hidup sebagai warganegara yang bertanggung-jawab. Siswa yang sukses adalah siswa yang mampu berpikir kreatif, memiliki keterampilan yang memungkinkannya bergerak secara kompeten menuju suatu masyarakat kaya informasi, dan mampu mengambil keuntungan dari pangkalan berkas (file elektronik) yang tersedia melalui jalan raya informasi. Tanpa perpustakaan sekolah yang efektif dan pustakawan-guru yang terlatih dan berpengalaman, hal itu tidak akan menjadi kenyataan. 2004 Digitized by USU digital library 1

Kondisi Umum Perpustakaan Sekolah Hingga saat ini, perpustakaan di sekolah-sekolah baik pendidikan dasar maupun menengah di Indonesia kelihatannya belum dipandang penting untuk peningkatan kualitas pendidikan. Hal ini terlihat dari tidak berkembangnya perpustakaan di sekolah-sekolah terutama di luar kota-kota besar atau bahkan ada sekolah yang tidak memiliki perpustakaan sama sekali atau jika ada pintunya lebih banyak terkunci atau tidak diminati oleh para siswa dan guru. Beberapa perpustakaan yang masih bertahan hidup sebagian besar hanya memiliki koleksi yang sudah usang dan miskin dukungan dari administrator sekolah. Perlu diingat bahwa tidak semua jenis perpustakaan harus melestarikan koleksinya, fungsi semacam itu menjadi kewajiban perpustakaan nasional dan daerah.sedangkan perpustakaan sekolah yang dikenal bersifat dinamis, seharusnya hanya mengoleksi karya yang relevan dengan pengajaran di kelas. Lemahnya kondisi perpustakaan sekolah juga tercermin dari rendahnya produksi buku dan sumber-sumber belajar lainnya di Indonesia baik dari segi jumlah judul maupun jumlah eksemplarnya. Pengembangan perpustakaan sekolah disamping mampu memberdayakan para siswa dan guru juga akan mendorong berkembangnya industri perbukuan termasuk dunia kepengarangan, percetakan dan toko buku yang menjadi salah satu ciri tingkat kemajuan pendidikan suatu negara. Di beberapa negara seperti di lnggris misalnya lebih dari separuh buku yang terjual di seluruh pelosok negara tersebut pembelinya adalah perpustakaan. Jika sekitar 194.000 sekolah yang terdapat di Indonesia, tidak termasuk taman kanak-kanak, menjadi konsumen yang diperkuat maka produksi buku nasional akan meningkat secara drastis. Para ekonom dan pebisnis punya hitungan tersendiri bagaimana dampak pengali dan akselerasinya. Faktor Penyebab Keterbelakangan Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab tidak berkembangnya perpustakaan sekolah. Pertama, rendahnya persentase anggaran yang dialokasikan untuk sektor pendidikan baik di tingkat nasional maupun daerah. Pada tingkat sekolah, diperkirakan tidak tersedia alokasi untuk fasilitas perpustakaan. Hal ini berbeda dengan di perguruan tinggi, walaupun dalam anggaran rutin tidak tersedia, sejumlah perguruan tinggi mengalokasikannya dari sumber lain yang besarnya sekitar 5% dari seluruh anggaran belanja operasional perguruan tinggi tidak termasuk gaji. Di tingkat nasional sudah ada upaya peningkatan anggaran pendidikan walaupun hasilnya belum terlihat, tetapi di tingkat daerah atau kota sebagaimana kita baca pada berbagai surat kabar, pada umumnya masih jauh dari harapan. Pengembangan non-kependidikan kelihatannya masih tetap menjadi primadona. Mungkin pemerintah ingin melihat segera hasil kerjanya, sementara hasil pendidikan baru dapat dilihat setelah sepuluh tahun, itu pun jika dilakukan penyempurnaan berkelanjutan. Kedua, lemahnya perencanaan program perpustakaan di tingkat sistem baik nasional maupun daerah. Kita mungkin belum pernah mendengar adanya suatu program pengembangan perpustakaan sekolah yang direncanakan, diimplementasikan, dan dievaluasi dengan baik. Dari sisi ketenagaan, juga hampir tidak ada rekrutmen tenaga pustakawan dengan latar belakang pendidikan ilmu perpustakaan untuk sekolah-sekolah. Demikian juga halnya dengan pelatihan untuk profesi pustakawan-guru yang hampir tidak pernah dilakukan. Pelatihan untuk memperoleh kualifikasi tertentu seyogianya bisa dilakukan bekerjasama dengan institusi lain seperti perguruan tinggi yang memiliki jurusan ilmu perpustakaan dan informasi. 2004 Digitized by USU digital library 2

Ketiga, kurangnya upaya pemerintah termasuk pemerintah daerah untuk mencari berbagai terobosan bagaimana mendanai pelayanan perpustakaan. Pemerintah daerah melalui dinas pendidikan mungkin belum mengajak berbagai pihak seperti swasta, tokoh masyarakat, orangtua siswa, sekolah, dan perguruan tinggi untuk memikirkan dan mencari terobosan bagaimana untuk mengembangkan rota pendanaan dan penyelenggaraan perpustakaan. Keempat, lemahnya upaya pengintegrasian pelayanan perpustakaan dengan kurikulum sekolah di tingkat operasional. Administrator sekolah mungkin belum memikirkan bagaimana mengintegrasikan sumber-sumber belajar dengan aktifitas pembelajaran di kelas, sehingga peran perpustakaan dan pustakawan sekolah serasa tidak diperlukan. Perbaikan sistem pengajaran di kelas memberikan dampak pada penggunaan fasilitas perpustakaan dan sebaliknya perbaikan fasilitas dan karakteristik pelayanan perpustakaan juga akan memberikan dampak pada proses pengajaran dan pembelajaran. Program Penguatan Sejalan dengan era otonomi daerah dewasa ini, sudah saatnya kita mengembangkan kembali perpustakaan di sekolah-sekolah. Pemerintah daerah yang memiliki visi untuk meningkatkan kualitas rakyatnya dalam jangka panjang, dan memilih sektor pendidikan sebagai salah satu prioritas utama, sudah saatnya berusaha keras mencari berbagai terobosan untuk meningkatkan secara berkelanjutan kualitas sekolah-sekolah termasuk perpustakaannya. Suatu program yang tepat untuk penguatan perpustakaan sekolah harus dirancang dan diimplementasikan secara bertahap.keberhasilan pada satu atau dua tempat yang dipilih sebagai proyek perintis, setelah dievaluasi berhasil dengan baik, kemudian dapat dijadikan sebagai model untuk diimplementasikan ke seluruh sekolah di suatu daerah. Keberhasilan suatu daerah selanjutnya bisa dijadikan sebagai model untuk daerah lainnya. Persyaratan utama dari program seperti ini adalah adanya visi dari komitmen penuh dari pemerintah daerah dan sekolah. Di beberapa negara yang lebih maju program penguatan perpustakaan juga dapat ditemukan seperti di Amerika Serikat. Di negara ini, karena keprihatinan berbagai pihak termasuk pengusaha atas kualitas perpustakaan sekolah, pemerintah bekerjasama dengan berbagai pihak mengembangkan suatu program yang dikenal dengan Library Power Program, yang dimulai pada tahun 1988 untuk kurun waktu sepuluh tahun. Program ini merupakan suatu upaya untuk memperbaiki pelayanan yang amat diperlukan untuk membantu meletakkan landasan perubahan, yang dirancang untuk menyempurnakan proses pengajaran dan pembelajaran di sekolah-sekolah. Perbaikan yang didanai dari program tersebut mencakup renovasl ruang perpustakaan, pembelian buku-buku dan bahan-bahan lainnya, dan penyelenggaraan pengembangan profesional untuk pustakawan, guru dan administrator sekolah untuk mengintegrasikan perpustakaan sekolah ke dalam aktifitas pengajaran dan pembelajaran. Setiap perpustakaan sekolah seharusnya memiliki pustakawan penuh waktu dan mengimplementasikan suatu penjadwalan perpustakaan yang fleksibel yang memungkinkan para siswa dan guru dapat menggunakan perpustakaan sepanjang hari, bukan hanya pada jam-jam tertentu. Selain itu, perlu dibuat suatu program penyediaan bantuan teknis perpustakaan untuk sekolah-sekolah. Pekerjaan ini dapat diserahkan kepada ikatan pustakawan sekolah, jika belum ada dapat dibentuk kemudian, yang dapat membantu untuk mengadministrasikan program tersebut dan memberikan bantuan teknis dan administratif yang diperlukan oleh sekolah langsung pada situs perpustakaan. Bantuan teknis dapat meliputi seluruh aspek pengelolaan perpustakaan termasuk kegiatan pegadaan, 2004 Digitized by USU digital library 3

pengatalogan, pelayanan pengguna, dari pemanfaatan komputer baik untuk penelusuran talian (online) maupun penggunaan bahan-bahan multimedia. Panduan dan Evaluasi Walaupun setiap perpustakaan dapat memiliki karakteristik dan keunikan tersendiri, tetapi suatu panduan secara garis besar perlu dibuat, diantaranya memuat hal-hal seperti berikut: 1) Perpustakaan harus memfasilitasi berbagai aktifitas seperti: belajar kelompok, penelitian sederhana, dan membaca tenang. 2) Koleksi buku, bahan-bahan penelitian, komputer dan pangkalan berkas harus relevan dengan kegiatan pengajaran di kelas. 3) Perpustakaan harus dioperasikan dengan jadwal yang fleksibel yang memungkinkan para guru dan siswa dapat menggunakan perpustakaan sepanjang hari sekolah sesuai dengan kebutuhan, bukan hanya selama jadwal belajar di kelas. 4) Perpustakaan harus diberikan staf yaitu pustakawan penuh waktu yang mengkonsentrasikan diri pada dukungan aktifitas pengajaran dan pembelajaran, dan staf pendukung dan tenaga sukarela untuk melakukan tugas-tugas klerikal yang biasanya dilakukan oleh pustakawan. Untuk mengetahui hasil dari program tersebut, institusi lain sepelii perguruau tinggi dapat diminta untuk melakukan evaluasi terhadap program penguatan perpustakaan sekolah untuk mempelajari sekurang-kurangnya tentang dua hal yaitu: 1) apakah perpustakaan sekolah mengalami penyempurnaan sebagai hasil dari program tersebut; dan 2) apakah perpustakaan sekolah memainkan suatu peranan penting dalam hal pengajaran dan pembelajaran. Hasil yang diharapkan adalah kombinasi dari fasilitas yang direnovasi, penjadwalan yang fleksibel, kolaborasi di antara para profesional pendidikan; mampu mengubah peran perpustakaan sekolah. Jika ternyata peran perpustakaan sekolah tidak sangat penting terhadap proses pengajaran dan pembelajaran, kemudian harus dicarikan solusi untuk menyediakan fasilitas dalam bentuk lain untuk menggantikan perpustakaan. Kesimpulan Peran perpustakaan sekolah adalah sangat penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan, dimana pendidikan harus mempersiapkan siswa menjadi pelajar sepanjang hayat. Oleh karena itu kondisi perpustakaan sekolah yang tidak mendukung ke arah perbaikan kualitas pendidikan perlu segera diperbaiki dengan mencari berbagai terobosan untuk mendanai perpustakaan sekolah. Program penguatan perpustakaan sekolah perlu dirancang dan diimplementasikan dengan melibatkan berbagai pihak yang sekurang-kurangnya mencakup aspek perbaikan ruangan perpustakaan, pengadaan buku perekrutan pustakawan sekolah, dan pengembangan profesional untuk mengintegrasikan perpustakaan dengan pengajaran di kelas. 2004 Digitized by USU digital library 4

Daftar Pustaka "Giving school libraries the power to make a difference". 6/1/2003. <http://www.wallacefunds.org/publications/pub_lib97/giving.htm> Hanbleton, Alixe E. and John P. Wilkinson. "The role of the school library in resource-based learning". SSTA Research Centre Report #94-11.6/1/2003. <http://www.ssta.sk.ca/research/instruction/94-11.htm> Neuman, Susan. "The role of school libraries in elementary and secondary education". United States Department of Education. 6/1/2003. <http://www.laurabushloundation.org/neuman.pdf> Siregar, A. Ridwan. Pengembangan budaya baca masyarakat melalui perpustakaan. Medan: USU, 1996 (tidak diterbitkan). 2004 Digitized by USU digital library 5