BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan analisis investasi di pasar sekuritas dapat dilakukan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. (real assets) dan investasi dalam bentuk surat-surat berharga (financial

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk tetap going concern. Pertumbuhan perusahaan menunjukkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan merupakan suatu harapan yang diinginkan oleh pihak

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan merupakan suatu harapan penting yang diinginkan

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan perusahaan merupakan suatu harapan yang diinginkan oleh pihakpihak

BABI PENDAHULUAN. Manajer dan pemegang saham selalu berbeda kepentingan, yang dikenal. dengan konflik keagenan (Jensen, 1986). Konflik keagenan akan

BAB III METODE PENELITIAN. keuangan tahunan. Kerangka pemikiran dari penelitian ini adalah dengan

diharapkan akan memberikan return yang tinggi. Potensi pertumbuhan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. aspek yang positif bagi perusahaan seperti adanya suatu kesempatan

BAB II URAIAN TEORITIS. Suharli (2006) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh profitability

II. LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal adalah suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Myers (1977) memandang nilai perusahaan sebagai sebuah kombinasi assets in

BAB II DASAR TEORI. antara aktiva riil (asset in place) dan pilihan-pilihan investasi pada masa

Bab 1 Pendahuluan. Peristiwa yang terjadi pada dunia global membawa perubahan-perubahan baik

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. abad ke-18 dan awal abad ke-19 di Eropa khususnya di Inggris, sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan perusahaan tersebut dimasa depan. Tujuan utama perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan (Brigham dan Houston,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Hal ini berarti memaksimalkan kemakmuran pemegang saham.

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan harga saham yang terjadi seorang investor bisa memperoleh return.

ANALISIS HUBUNGAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET (IOS) BERDASARKAN NILAI PASAR DAN NILAI BUKU DENGAN REALISASI PERTUMBUHAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. antara variabel-variabel melalui analisis data dalam pengujian hipotesis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana

BAB I PENDUHULUAN. mengembangkan usahanya perusahaan harus mengembangkan perusahaannya

keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun kuantitatif berupa laporan keuangan dan annual report yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian

( Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun ) SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN, DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

BAB II LANDASAN TEORI. Laporan tahunan (annual report) adalah suatu laporan resmi mengenai keadaaan

BAB I PENDAHULUAN. maupun eksternal perusahaan seperti investor dan kreditur. Pertumbuhan ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nilai perusahaan didefinisikan sebagai persepsi investor terhadap tingkat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan yang ingin dicapai dalam setiap usahanya adalah untuk

BAB II LANDASAN TEORI. waktu yang tertentu. Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan. dibedakan menjadi dua, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. mempertimbangkan kemungkinan financial distress, perusahaan akan membatasi

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia. Sampel yang digunakan merupakan perwakilan dari populasi. Teknik

BAB III METODE PENELITIAN

menggunakan beragam rasio proksi IOS. Secara umum, set kesempatan investasi pada suatu perusahaan akan tergantung kepada faktor-faktor khusus dari

Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari data sekunder yang

BAB I PENDAHULUAN. prospek yang menguntungkan, karena investasi yang ditanamkan diharapkan akan

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu hal yang dapat menunjukkan trend negatif dalam pergerakan saham

BAB IV PEMBAHASAN Metode Pengambilan Sampel dan Pengelompokan Data. Penentuan sampel dilakukan dengan metode purposive judgment sampling

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Pasar modal merupakan lembaga perantara (intermediaries) yang berperan

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel yang digunakan berdasarkan purposive sampling method yaitu

BAB I PENDAHULUAN. untuk menentukan berapa banyak deviden yang dibagikan kepada pemegang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

KEBIJAKAN PENDANAAN DAN DIVIDEN DENGAN PENDEKATAN INVESTMENT OPPORTUNITY SET

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... xivi DAFTAR LAMPIRAN...

BAB II TELAAH TEORETIS DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah

BAB III METODE PENELITIAN. purposive sampling dengan bebrapa pertimbangan kriteria tertentu yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. kasus aktivitas rekayasa manajerial ini terbukti telah mengakibatkan hancurnya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

earnings per share (EPS), dan volume perdagangan] terhadap risiko sistematis

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan instrumen melalui jangka panjang seperti obligasi, saham dan

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi penelitian ini terdiri atas perusahaan automotif yang terdaftar di Bursa Efek

I. PENDAHULUAN. kinerjanya dari tahun ke tahun. Selain keuntungan yang besar, saat ini perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. modal dikatakan efisiensi secara informasional apabila harga sekuritassekuritasnya

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, sehingga muncul konflik yang dinamakan Agency Conflict. (Richardson, (1998);

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan, karyawan, dan lainnya (Uma Sekaran, 2013). Obyek penelitianya

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui

BAB III METODE PENELITIAN

Disusun Oleh : Nama : FLORENTIUS HENDY INDRIARTO NIM :

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan diharapkan dapat memberi dampak positif bagi perusahaan sehingga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Disusun oleh : ARUM DESMAWATI MURNI MUSSALAMAH B

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan perusahaan dapat didasarkan pada kemampuan perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan berkembangnya perekonomian, banyak perusahaan yang

(Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode ) Yanto Drs. H. Prasetiono, M.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. konflik kepentingan antara prinsipal dan agen, kontrak yang tidak lengkap, serta

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kausal komparatif

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian Smith dan Watts (1992) melihat pengaruh investment

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP REAKSI PASAR YANG DIMODERASI INVESTMENT OPPORTUNITY SET

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. topik pengaruh arus kas operasi, keputusan pendanaan dan dividen perusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengguji hipotesis sehingga termasuk dalam

Bisma Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 6, No. 1 Januari 2012 Hal

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi yang meningkat dalam suatu periode, menuntut pihak

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena secara sistematis melalui pernyataan hubungan antar variabel.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian global sekarang ini, perusahaan melakukan

ANALISIS PENGARUH LEVERAGE DAN MARKET TO BOOK RATIO TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BEI TAHUN NASKAH PUBLIKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian ini adalah pada bulan Maret 2015 bulan Desember 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional. Sebagai salah satu elemen

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memiliki topik yang sama. Penelitian tersebut antara lain :

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini semakin banyaknya perusahaan-perusahaan besar yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam melakukan analisis investasi di pasar sekuritas dapat dilakukan dengan berbagai metode, salah satu diantaranya adalah dengan analisis fundamental. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa setiap sekuritas mempunyai nilai intrinsik yang dapat ditentukan berdasarkan fundamental perusahaan seperti laba, dividen, struktur modal, dan potensi pertumbuhan perusahaan (Foster, 1986). Nilai intrinsik disebut juga nilai fundamental yaitu nilai yang mencerminkan nilai perusahaan yang sebenarnya (Hartono, 1998). Nilai intrinsik saham juga menunjukkan karakteristik perusahaan sebagai dasar untuk mengetahui apakah suatu saham dinilai lebih rendah (undervalue) atau lebih tinggi (overvalue). Perbedaan nilai saham dipengaruhi kondisi internal perusahaan yang mengisyaratkan apakah perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang tumbuh atau tidak tumbuh dan potensi pertumbuhan dapat juga ditunjukkan dengan perbandingan antara nilai pasar saham dan nilai bukunya (Hartono, 1998). Menurut Smith dan Watts (1992), pertumbuhan perusahaan dapat diproksikan oleh kombinasi dari berbagai nilai Investment Opportunity Set (IOS). Nilai IOS dihitung dengan kombinasi berbagai jenis proksi yang mengimplikasikan nilai aktiva ditempat (berupa nilai buku aktiva maupun ekuitas perusahaan) dan nilai kesempatan yang tumbuh suatu perusahaan di masa depan ( berupa nilai pasar perusahaan). Oleh karena itu berbagai jenis proksi IOS telah

digunakan oleh banyak peneliti dalam studi empirisnya secara tidak seragam. Semakin banyak proksi IOS yang digunakan maka hal ini akan menunjukkan semakin tepat dalam menentukan kelompok atau karakteristik perusahaan dan dapat mengurangi kesalahan dalam menentukan klasifikasi tingkat pertumbuhan perusahaan (Sami dkk, 1999, Gaver & Gaver, 1993) Perbandingan nilai aktiva yang dimiliki (asset in place) dengan opsi investasi di masa yang akan datang atau kesempatan bertumbuh dalam bentuk kombinasi keunggulan dan keterbatasan perusahaan akan menentukan potensi pertumbuhan perusahaan. Kesempatan bertumbuh yang diukur dengan IOS dipengaruhi oleh perusahaan dalam bentuk reputasi perusahaan, jenis perusahaan multinasional, ukuran size dan profitabilitas perusahaan, sedangkan keterbatasan dalam bentuk leverage dan resiko sistematis perusahaan. Reputasi perusahaan merupakan signal yang penting sehingga menjadi suatu karakteristik yang dapat menjadikan perusahaan lebih unggul dan kompetitif dalam industri yang sejenis. Ukuran reputasi perusahaan dapat berbentuk kualitas manajemen, kualitas produk atau pelayanan, inovatif dan sejenisnya (Kallapur dan Trombley, 2001). Jenis perusahaan multinasional akan dapat mendatangkan keunggulan dalam berkompetisi dan dapat mencapai atau mendapatkan keuntungankeuntungan dalam pengaturan arus kas keuangan perusahaan (Alnajjar dan Belkaoui, 2001). Oleh karenanya perusahaan jenis multinasional akan lebih menguntungkan dibandingkan yang belum multinasional.

Ukuran size perusahaan mencerminkan bahwa perusahaan tersebut besar dan dapat berkompetisi dengan pesaingnya karena memiliki aktiva yang relatif besar. Perusahaan yang besar akan dapat lebih meningkatkan nilai investasinya dengan membuat keputusan investasi yang berbeda dalam membuat barriers to entry yang dapat menghentikan dan menunda faktor-faktor kompetisi dalam memperhitungkan return proyek investasi dengan konsep opportunity cost (Alnajjar dan Belkaoi, 2001). Keterbatasan perusahaan dalam bentuk leverage memiliki hubungan negative dengan IOS. Menurut Gaver dan Gaver (1993), Smith dan Watts (1992), telah melakukan penelitian empiris yang mengungkapkan terdapatnya hubungan negatif antara leverage dengan kesempatan pertumbuhan, dalam hal ini adalah IOS. Kompetisi IOS perusahaan ditentukan dari leverage perusahaan, dimana kesempatan pertumbuhan perusahaan yang lebih tinggi akan cenderung mempunyai market leverage yang rendah (Barclay, Morellac dan Smith, 2001; Jones dan Sarma, 2001). Demikian pula dengan keterbatasan resiko sistematis yang dipresentasi dengan ukuran beta. Pengaruh kesempatan pertumbuhan perusahaan dengan resiko sistematis masih beragam hasilnya, bergantung bagaimana kita mendefenisikan parameter pertumbuhan dalam suatu model. Hubungan tersebut dapat bersifat positif dan dapat pula bersifat negatif (Alnajjar dan Belkaoi, 2001). Perusahaan dengan tingkat kesempatan bertumbuh yang tinggi memiliki assets in place lebih rendah dibandingkan perusahaan dengan tingkat pertumbuhan rendah (Myers, 1977). Perusahaan dengan assets in place rendah

akan memiliki leverage yang rendah karena leverage dapat dilakukan melalui pendanaan dari hutang perusahaan dan besarnya jumlah hutang yang dapat diperoleh ditentukan oleh jumlah asset yang dapat dijadikan sebagai jaminan. Perusahaan dengan leverage rendah akan membagikan dividen yang rendah juga. Kebijakan yang dilakukan perusahaan terhadap pembagian dividen akan mempengaruhi kebijakan pendanaan perusahaan. Sisa dividen yang dibagikan akan dimanfaatkan manajemen untuk meningkatkan leverage perusahaan. Kebijakan peningkatan leverage ini diharapkan akan berbanding lurus dengan peningkatan deviden yang akan diterima investor di masa yang akan datang. Hubungan antara IOS dengan kinerja manajemen ditunjukkan oleh adanya pertumbuhan nilai perusahaan yang dikelola oleh manajemen. Menurut Kallapur dan Trombley (1999), realisasi pertumbuhan perusahaan ditunjukkan dalam pertumbuhan nilai buku aktiva dan nilai buku perusahaan. Nilai IOS suatu perusahaan juga mempengaruhi keputusan kebijakan perusahaan. Hubungan antara pertumbuhan perusahaan dengan kebijakan pendanaan, dividen, kompensasi perusahaan telah ditemukan buktinya oleh Smith dan watts (1992), Gaver dan Gaver (1993), Kallapur dan Trombley (1999), Hartono (1999), dan Sami dkk. (1999). Hubungan antara IOS dengan kebijakan pilihan prosedur akuntansi telah ditemukan buktinya oleh Skinner (1993). Demikian juga hubungan antara IOS dengan kebijakan disclosure telah ditemukan oleh Cahan dan Hossain (1996). Hubungan antara potensi pertumbuhan perusahaan dengan resiko suatu saham telah ditemukan buktinya oleh Chung dan Charoenwong (1991) dalam

studinya yang menyatakan bahwa perusahaan yang tidak berpotensi tumbuh mempunyai resiko tidak sistematis dibandingkan dengan perusahaan yang berpotensi tumbuh. Menurut Gaver & Gaver (1993) opsi investasi masa depan tidak sematamata hanya ditunjukkan dengan adanya proyek-proyek yang didukung oleh kegiatan riset dan pengembangan saja tetapi juga dengan kemampuan perusahaan yang lebih dalam mengeksploitasi kesempatan mengambil keuntungan dibandingkan dengan perusahaan yang setara dalam suatu kelompok industrinya. Kemampuan perusahaan yang lebih tinggi ini bersifat tidak dapat diobservasi (unobservable), oleh karena itu jika ingin mengetahuinya maka harus mencari dan menghitung sendiri. Beberapa peneliti telah melakukan hal ini, baik penelitian yang menggunakan proksi IOS secara individual maupun secara komposit atau gabungan dari beberapa proksi yang diregresikan. Beberapa dari mereka yang terkenal antara lain, Smith dan Watts (1992), Gaver dan Gaver (1993), Kallapur dan Trombley (1999), Sami dkk. (1999) dan Hartono (1999). Berdasarkan pengertian tersebut para peneliti telah mengembangkannya menjadi proksi IOS sesuai dengan tujuan dan jenis data yang tersedia dalam penelitiannya. Penelitian yang dilakukan Imam Subekti dan Indra Wijaya Kusuma (2001) terhadap asosiasi antara Set Kesempatan Investasi (IOS) dengan kebijakan pendanaan dan dividen perusahaan serta implikasinya terhadap perubahan harga saham menggunakan lima proksi IOS untuk mengklasifikasikan perusahaan apakah termasuk perusahaan yang bertumbuh atau tidak bertumbuh. Kelima proksi tersebut adalah :

1. Rasio book value of gross property plant and equipment to the book value of the assets (PPE/BVA). 2. Rasio market to book value of equity (MVE/BVE). 3. Rasio price to earning (P/E). 4. Rasio market value to book value of assets (MVA/BVA). 5. Rasio capital addition to assets book value (CAP/BVA). Penelitian yang dilakukan Subekti dan Kusuma (2001) mengambil beberapa kesimpulan antara lain adalah, bahwa tidak semua variabel rasio yang dipakai peneliti sebelumnya menunjukkan arah korelasi positif yang konsisten terhadap pertumbuhan perusahaan. Rasio-rasio yang menunjukkan arah korelasi positif adalah rasio market to book value of equity (MVE/BE), rasio market value to book value of assets (MVA/BVA) dan capital addition to assets book value (CAP/BVA). Perusahaan yang tumbuh memiliki kebijakan eksternal lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan yang tidak tumbuh dan hasil pengujian perbedaan perubahan harga saham terhadap klasifikasi perusahaan yang tumbuh dan tidak tumbuh cenderung tidak signifikan secara statistik. Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan penelitian yang sudah ada. Perbedaannya, penelitian sebelumnya menggunakan sampel perusahaanperusahaan dengan berbagai jenis industri, sedangkan penelitian ini akan menggunakan sampel perusahaan dari satu jenis industri, yaitu industri whole sale and retail trade. Alasan memilih industri ini dengan asumsi bahwa industri ini memiliki peluang investasi yang tinggi. Pertumbuhan penduduk dan arus globalisasi yang cepat menyebabkan manusia semakin konsumtif. Sifat konsumtif

ini hanya bisa dipuaskan dengan menyediakan barang-barang konsumsi dan barang-barang kebutuhan yang lain. Untuk menjawab tantangan dalam penyediaan barang-barang konsumsi dan kebutuhan inilah yang menjadi peluang investasi bagi industri whole sale and retail trade. Peluang investasi in beberapa tahun belakangan ini benar-benar dimanfaatkan industri whole sale and retail trade. Sebelumnya industri ini hanya hadir di beberapa kota besar yang merupakan ibukota provinsi tetapi beberapa tahun terakhir industri ini sudah mulai masuk ke kota-kota kecil. Perbedaan lain, dalam penelitian ini menambah satu proksi IOS, yaitu capital expenditure to market value of asset (CAPMVA) yang sebelumnya telah digunakan oleh Fitjrianti dan Hartono (2002). Penelitian ini juga bertujuan untuk mempelajari proksi IOS yang tepat sebagai variabel untuk menentukan karekteristik pertumbuhan perusahaan dalam satu jenis industri dan untuk membuktikan apakah hasil penelitian sebelumnya tetap sama jika menggunakan sampel satu jenis industri. Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian ini mengambil judul Hubungan Investment Opportunity Set (IOS) dengan kebijakan Pendanaan dan Implikasinya pada Perubahan Harga Saham pada Industri Whole Sale and Retail Trade. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah ada hubungan IOS dengan kebijakan pendanaan pada industri whole sale and retail trade? 2. Apakah IOS berpengaruh terhadap perubahan harga saham pada industri whole sale and retail trade? 1.3. Batasan Masalah Agar pembahasan terhadap objek yang diteliti tidak terlalu luas maka perlu adanya fokus penelitian sehingga menjadi lebih terarah terhadap permasalahan yang ada, maka peneliti membatasi penelitian ini pada : 1. Penelitian dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam industri whole sale and retail trade. Alasan memilih industri ini seperti telah dijelaskan di latar belakang adalah karena industri ini memiliki peluang investasi yang besar sebagai industri yang berperan sebagai penyedia dan penyalur barangbarang konsumsi dan barang-barang kebutuhan masyarakat. 2. Perusahaan telah terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan aktif melakukan perdagangan saham dalam kurun waktu Januari 1999 sampai dengan Desember 2003. 3. Penelitian ini menggunakan data harga penutupan saham yang dihitung secara rata-rata tahunan. Harga penutupan harian dijumlah dan dibagi dengan jumlah hari aktif dalam satu tahun tersebut untuk mendapatkan harga rata-rata tahunan. Harga rata-rata tahunan ini digunakan karena dianggap lebih mendekati harga saham sebenarnya daripada harga penutupan tahunan dalam mewakili harga saham yang terjadi selama periode satu tahun. Data harga saham rata-rata yang diambil dari

data saham harian mempunyai tingkat kepekaan yang lebih tinggi dalam merespon reaksi pasar dibandingkan data harga saham mingguan ataupun bulanan. 1.4. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana hubungan IOS dengan kebijakan pendanaa dan seberapa besar pengaruh IOS terhadap perubahan harga saham pada industri whole sale and retail trade. 1.5. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah : H 1a : Rasio MVE/BVE berkorelasi positif dengan realisasi pertumbuhan penjualan, laba, ekuitas dan aktiva. H 1b : Rasio MVA/BVA berkorelasi positif dengan realisasi pertumbuhan penjualan, laba, ekuitas dan aktiva. H 1c : Rasio CAP/MVA berkorelasi positif dengan realisasi pertumbuhan penjualan, laba, ekuitas dan aktiva. H 1d : Rasio CAP/BVA berkorelasi positif dengan realisasi pertumbuhan penjualan, laba, ekuitas dan aktiva. H 2 : IOS memiliki hubungan dengan kebijakan pendanaan pada industri whole sale and retail trade. H 3 : IOS berpengaruh terhadap perubahan harga saham pada industri whole sale and retail trade.

1.6. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan peneliti dari hasil penelitian ini adalah : 1.6.1. Bagi Ilmu Pengetahuan Dapat memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan dan pemakai informasi yang relevan. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya. 1.6.2. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan bagi perusahaan dalam membuat kebijakan pendanaan dan karakteristik pertumbuhan perusahaan dapat memberikan manfaat bagi investor, para analis sekuritas dan stakeholders lainnya di masa yang akan datang dalam menentukan keputusan investasinya. Portofolio saham yang akan dibentuk dengan dasar klasifikasi pertumbuhan perusahaan merupakan informasi penting bagi investor. 1.6.3. Bagi Penulis Penelitian ini menambah pengetahuan penulis mengenai manajemen keuangan khususnya mengenai hubungan IOS dengan kebijakan pendanaan dan implikasinya terhadap perubahan harga saham pada perusahaan whole sale and retail trade.

1.7. Metodologi Penelitian 1.7.1. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari database Pusat pengembangan Akuntansi UKDW dan Indonesian Capital Market Directory, berupa : a. Data harga saham harian. b. Neraca, laporan laba rugi dan jumlah saham yang beredar. Periode pengamatan dalam penelitian ini adalah dari Januari 1999 hingga Desember 2003. 1.7.2. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah metode observasi, yaitu meneliti kepustakaan dari sumber-sumber yang resmi, berupa laporan keuangan tahunan, laporan harga penutupan saham harian dan laporan jumlah saham yang beredar. Observasi itu sendiri adalah cara pengumpulan data dengan melakukan pencatatan secara cermat dan sistematik. 1.7.3. Metode Pengambilan Sampel Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling, yaitu pengambilan sampelnya sesuai dengan tujuan penelitian bahwa dengan sampel yang diambil dapat dilakukan analisis perbandingan terhadap tehnik yang digunakan (Soeratmo, 1988). Dalam penelitian ini sample yang digunakan adalah hanya perusahaan-perusahaan dari industri whole sale and retail trade yang terdaftar di BEJ dan aktif melakukan

perdagangan saham selama peiode yang ditentukan. Periode dalam penelitian ini adalah Januari 1999 sampai Desember 2003 1.7.4. Metode Analisis Data Penelitian ini menggunakan model dan langkah analisis sebagai berikut : a. Menentukan klasifikasi perusahaan berdasarkan nilai IOS Pengklasifikasian sampel sebagai perusahaan yang tumbuh dan tidak tumbuh diproksikan dengan nilai IOS dengan rumus sebagai berikut : MVE/BVE = ( jumlah sahamberedar x harga rata rata saham per tahun) total ekuitas MVA/BVA = ( aset total ekuitas + ( lembar sahamberedar xharga rata rata saham per tahun )) total asset CAP/BVA = ( nilai buku aktivatetap nilai buku aktiva tetap ) t t 1 total asset CAP/MVA = ( nilai buku aktivatetap nilai buku aktiva tetap ) t lembar sahamberedar x aset total ekuitas + harga rata rata saham per tahun t 1 Proksi IOS tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan common factor analysis. Jumlah faktor yang dapat digunakan adalah faktor yang mempunyai eigenvalues sama atau lebih dari satu atau jumlah suatu nilai

eigenvalues sama atau melampaui nilai total communalities seluruh variabel yang digunakan (Hair, dkk. 1998). Faktor yang mempunyai nilai eigenvalues sama atau melebihi satu dianggap telah mewakili nilai-nilai keseluruhan variabel. Apabila faktor yang terbentuk lebih dari satu maka nilai tersebut akan dijumlahkan menjadi satu indeks faktor saja. Indeks faktor yang diperoleh selanjutnya diurutkan mulai dari tertinggi sampai pada terendah. Empat puluh persen tertinggi merupakan klasifikasi perusahaan yang tumbuh, sebaliknya 40% indeks terendah merupakan klasifikasi perusahaan yang tidak tumbuh. Sampel yang indeks faktornya terletak di tengah sebanyak 20% akan dihilangkan karena dianggap kurang ekstrem untuk membedakan klasifikasi perusahaan. Penggunaan porsentasi pengklasifikasian dalam penelitian ini mengikuti penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Subekti dan Kusuma (2001). Untuk mengkonfirmasi pilihan IOS yang dipilih merupakan alternatif yang tepat dan memiliki nilai ekonomis yang memadai, maka alternatif yang dipilih akan dihubungkan dengan realisasi pertumbuhan perusahaan meliputi realisasi pertumbuhan penjualan, laba, ekuitas dan pertumbuhan aktiva (Kallapur & Trombley, 1999). b. Pengukuran variabel 1. Variabel realisasi pertumbuhan perusahaan Realisasi pertumbuhan perusahaan diproksikan dengan nilai pertumbuhan perusahaan yang meliputi pertumbuhan aktiva dan ekuitas (Kallapur dan Trombley, 1999) dan pertumbuhan penjualan dan laba

(Fitjrianti dan Hartono, 2002) yang dihitung dengan rumus sebagai berikut : Aktiva = Ekuitas = Penjualan = Laba = [ total aktiva tahun X total aktiva tahun X 1] [ total aktiva tahun X ] [ total ekuitas tahun X total ekuitas tahun X 1] [ total ekuitas tahun X ] ( total penjualan netto total penjualan netto ) labat laba laba t 1 t 1 total penjualan netto t 1 1 t 1 t 1 2. Variabel kebijakan perusahaan Kebijakan pendanaan perusahaan diproksikan oleh variable book debt equity (BD/E) dan market debt equity (MD/E), (Subekti dan Kusuma, 2001; Fitjrianti dan Hartono, 2002). Kebijakan pendanaan dihitung dengan rumus : BD/E = [ total hu tan g] [ total nilai buku ekuitas] MD/E = [ total hu tan g] [ saham beredar x harga penutupan saham] 3. Variabel perubahan harga saham Variabel perubahan harga saham dihitung dengan rumus : P it = P it P it 1 P it P it = Perubahan harga saham i pada tahun ke - t = Harga saham i pada tahun ke - t P it 1 = Harga saham i pada tahun ke - t-1

c. Analisis Data Penelitian ini menggunakan data yang bersifat pooled untuk menginvestigasi hubungan antara IOS dengan kebijakan pendanaan perusahaan dan implikasinya terhadap perubahan harga saham. Penggunaan data pooled sesuai dengan anjuran peneliti sebelumnya, yaitu Subekti dan Kusuma (2001), Sami dkk (1999) dan Gaver dan Gaver (1993). Menurut para peneliti tersebut pengujian atas data pooled dapat meningkatkan daya uji empiris (the power of empirical test) dibandingkan dengan pengujian secara cross sectional yang telah mereka lakukan terhadap asosiasi antara IOS dengan kebijakan perusahaan. Pengujian atas data pooled juga mempunyai keunggulan lain yaitu dapat mengurangi pengaruh perbedaan metode akuntansi yang diterapkan perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear sederhana dengan data pooled (Johnston, 1997 : 397). Alasan menggunakan analisis regresi linear sederhana dengan data pooled karena data yang akan diolah bersifat time series dan cross section juga karena masing-masing variabel akan diregres antara satu variabel dependen (terikat) dengan satu variabel independen (bebas). Untuk mengolahnya akan digunakan program Eviews3. Rumus untuk regresi linear sederhana : Y it = α i + βx it + µ it

Dimana : Y it = variabel dependen α i β X it = intercept = slope parameter = variabel independen µ it = error term Dalam perhitungan untuk membuktikan beberapa hipotesis yang telah ditetapkan, pertama adalah menghitung analisis korelasi IOS dengan kebijakan pendanaan perusahaan. Analisis korelasi ini bertujuan untuk mengukur kuat atau derajat hubungan linear antara dua variabel yang dinyatakan melalui sebuah bilangan yang disebut koefisien korelasi (r). Koefisien korelasi akan terletak antara positif satu dan negatif satu,-1<r<1. Kedua adalah meregres IOS terhadap perubahan harga saham, untuk melihat sejauh mana pengaruh IOS terhadap perubahan harga saham. d. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan dengan penetapan hipotesis nol, pemilihan test statistik dan penghitungannya. 1. Pengujian hipotesis nol Hipotesis nol (Ho) adalah suatu hipotesis tentang tidak adanya perbedaan yang umumnya untuk ditolak, sedangkan hipotesis alternative (Hi) merupakan hipotesis yang ditetapkan peneliti.

Ho 1a : Rasio MVE/BVE tidak berkorelasi positif dengan realisasi pertumbuhan penjualan, laba, ekuitas dan aktiva. H 1a : Rasio MVE/BVE berkorelasi positif dengan realisasi pertumbuhan penjualan, laba, ekuitas dan aktiva. Ho 1b : Rasio MVA/BVA tidak berkorelasi positif dengan realisasi pertumbuhan penjualan, laba, ekuitas dan aktiva. H 1b : Rasio MVA/BVA berkorelasi positif dengan realisasi pertumbuhan penjualan, laba, ekuitas dan aktiva. Ho 1c : Rasio CAP/MVA tidak berkorelasi positif dengan realisasi pertumbuhan penjualan, laba, ekuitas dan aktiva. H 1c : Rasio CAP/MVA berkorelasi positif dengan realisasi pertumbuhan penjualan, laba, ekuitas dan aktiva. Ho 1d : Rasio CAP/BVA tidak berkorelasi positif dengan realisasi pertumbuhan penjualan, laba, ekuitas dan aktiva. H 1d : Rasio CAP/BVA berkorelasi positif dengan realisasi pertumbuhan penjualan, laba, ekuitas dan aktiva. Ho 2 : IOS tidak memiliki hubungan dengan kebijakan pendanaan pada industri whole sale and retail trade. H 2 : IOS memiliki hubungan dengan kebijakan pendanaan pada industri whole sale and retail trade. Ho 3 : IOS tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham pada industri whole sale and retail trade.

H 3 : IOS berpengaruh terhadap perubahan harga saham pada industri whole sale and retail trade. 2. Pemilihan test statistik Untuk membuktikan bahwa koefisien regresi suatu model regresi itu signifikan atau tidak, dipakai nilai t-statistic. Apabila nilai absolut T hitung < T tabel, maka tidak terdapat pengaruh antara variable independen dengan variable dependen. Apabila nilai absolut T hitung > T tabel, maka terdapat pengaruh antara variable independen dengan variable dependen, (Arief, 1993).