PENERAPAN PENGELOLAAN (TREATMENT) AIR UNTUK PENCEGAHAN KOROSI PADA PIPA ALIRAN SISTEM PENDINGIN DI INSTALASI RADIOMETALURGI

dokumen-dokumen yang mirip
PERBANDINGAN DEPRESIASI UMUR PAKAI PIPA AKIBAT KOROSI PADA PIPA INSTALASI AIR DINGIN, TANPA DAN DENGAN PROGRAM WATER TREATMENT

II. LATAR BELAKANG PENGOLAHAN AIR

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Perhitungan kadar Fe metode titrasi sederhana : Pagi, WIB : a. Kadar Fe lantai dasar : Fe = 1000

ELEKTROKIMIA DAN KOROSI (Continued) Ramadoni Syahputra

PERAWATAN BOILER WATER TUBE BOILER

TUGAS KOROSI FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU KOROSI

KESADAHAN DAN WATER SOFTENER

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER

BAB II LANDASAN TEORI

: Komposisi impurities air permukaan cenderung tidak konstan

Dapat juga digunakan sebuah metode yang lebih sederhana: Persentase kehilangan panas yang disebabkan oleh gas kering cerobong

BAB I PENDAHULUAN. Boiler merupakan salah satu unit pendukung yang penting dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Dan langit itu kami bangun dengan kekuasaan (kami) dan sesungguhnya kami benar-benar berkuasa. Dan bumi itu kami hamparkan, maka sebaik-baik yang

PENCEGAHAN KOROSI DENGAN BOILER WATER TREATMENT (BWT) PADA KETEL UAP KAPAL.

BAB IV PEMBAHASAN. -X52 sedangkan laju -X52. korosi tertinggi dimiliki oleh jaringan pipa 16 OD-Y 5

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang kaya akan energi panas bumi.

BAB I PENDAHULUAN. juga menjadi bisnis yang cukup bersaing dalam perusahaan perbajaan.

ANALISIS KERUSAKAN SISTEM KONTROL SUHU DAN TEKANAN AIR PENDING IN DI IRM

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

PENCEGAHAN KERAK DAN KOROSI PADA AIR ISIAN KETEL UAP. Rusnoto. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Cooling tower system merupakan sarana sirkulasi air pendingin yang

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk

Pengaruh Lingkungan Terhadap Efisiensi Inhibisi Asam Askorbat (Vitamin C) pada Laju Korosi Tembaga

ANALISA PERBANDINGAN LAJU KOROSI MATERIAL STAINLESS STEEL SS 316 DENGAN CARBON STEEL A 516 TERHADAP PENGARUH AMONIAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di Asia -

K I M I A A I R. A N A L I S I S K I M I A Asiditas dan Alkalinitas

PENGENDALIAN KOROSI PADA SISTEM PENDINGIN MENGGUNAKAN PENAMBAHAN ZAT INHIBITOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berputar, sehingga merupakan suatu siklus (daur ulang) yang lebih dikenal

12/3/2015 PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR 2.1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa korosi sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan tanpa

2. WATER TREATMENT 2.1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi yang terjadi beberapa dekade akhir ini mengakibatkan bahan

BAB I PENDAHULUAN. Korosi merupakan fenomena kimia yang dapat menurunkan kualitas suatu

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara

PENGARUH TEMPERATUR DAN ph AIR SADAH KALSIUM SULFAT TERHADAP KOROSI PADA BAJA KARBON

WATER TREATMENT (Continued) Ramadoni Syahputra


PENENTUAN KUALITAS AIR

ANALISISN AIR METODE TITRIMETRI TENTANG KESADAHAN AIR. Oleh : MARTINA : AK

BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN MANFAAT BAGI MITRA

PRODUCT WATER TREATMENT CHEMICALS COOLING TOWER TREATMENT. Mechatronic Pratama Prima,cv Water Treatment Consultan and Chemical Suppliers

Bab III Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Laju Korosi Baja Dalam Larutan Asam Sulfat dan Dalam Larutan Natrium Klorida

Mn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Klasifikasi Baja [7]

BAB I PENDAHULUAN. PLTU 3 Jawa Timur Tanjung Awar-Awar Tuban menggunakan heat. exchanger tipe Plate Heat Exchanger (PHE).

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU LOGAM DAN KOROSI

CARBON STEEL CORROSION IN THE ATMOSPHERE, COOLING WATER SYSTEMS, AND HOT WATER Gatot Subiyanto and Agustinus Ngatin

SUMBER AIR SESUATU YANG DAPAT MENGHASILKAN AIR (AIR HUJAN, AIR TANAH & AIR PERMUKAAN) SIKLUS AIR

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki lahan tambang yang cukup luas di beberapa wilayahnya.

PEMANFAATAN SUPLEMEN VITAMIN C SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DALAM MEDIA 3.5% NaCl DAN 0.1 M HCl

Jurnal Foundry Vol. 3 No. 1 April 2013 ISSN :

PENGARUH ph, SILIKA (SiO 2 ) DAN ORTOFOSFAT (O-PO 4 ) TERHADAP COOLING WATER TREATMENT UREA-1 (63-EF- 2101) PT. PUPUK ISKANDAR MUDA KARYA ILMIAH

BAB 6. Jika ke dalam air murni ditambahkan asam atau basa meskipun dalam jumlah. Larutan Penyangga. Kata Kunci. Pengantar

Penentuan Laju Korosi pada Suatu Material

2.1 PENGERTIAN KOROSI

Petunjuk Operasional IPAL Domestik PT. UCC BAB 6 PERAWATAN DAN PERMASALAHAN IPAL DOMESTIK

BAB I PENDAHULUAN. bertahan hidup tanpa air. Sebanyak 50 80% di dalam tubuh manusia terdiri

LOGO. Stoikiometri. Tim Dosen Pengampu MK. Kimia Dasar

1. Pengertian Perubahan Materi

Pertemuan <<22>> <<PENCEGAHAN KOROSI>>

PEMELIHARAAN AIR KETEL BANTU DI KAPAL. Paulus Suhardi Waluyo Staf Pengajar Akademi Maritim Yogyakarta ( AMY ) ABSTRAK

Pengaruh Polutan Terhadap Karakteristik dan Laju Korosi Baja AISI 1045 dan Stainless Steel 304 di Lingkungan Muara Sungai

Pemantauan Limbah Cair, Gas dan Padat

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Pengaruh pengelasan..., RR. Reni Indraswari, FT UI, 2010.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1. PENDAHULUAN. Proses pengendapan senyawa-senyawa anorganik biasa terjadi pada peralatanperalatan

MATERI DAN METODE Waktu dan Lokasi Materi Bahan Alat Peubah yang Diamati

BAB II LANDASAN TEORI. panas. Karena panas yang diperlukan untuk membuat uap air ini didapat dari hasil

12/3/2015 PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR PENGOLAHAN AIR. Ca Mg

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan

Bab II Tinjauan Pustaka

I. PENDAHULUAN. Proses pengendapan senyawa-senyawa anorganik biasa terjadi pada peralatanperalatan

ANALISIS EFEKTIVITAS HIDRAZIN (N 2 H 4 ) SEBAGAI ALTERNATIF INHIBITOR KOROSI PADA SISTEM PENDINGIN SEKUNDER RSG-GAS

( khususnya air minum ) cukup mengambil dari sumber sumber air yang ada di

Korosi Retak Tegang (SCC) Baja Karbon AISI 1010 dalam Lingkungan NaCl- H 2 O-H 2 S

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian

PENYIAPAN LARUTAN URANIL NITRAT UNTUK PROSES KONVERSI KIMIA MELALUI EVAPORASI

MATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1

BAB III Metodologi Penelitian

REDUKSI-OKSIDASI PADA PROSES KOROSI DAN PENCEGAHANNYA Oleh Sumarni Setiasih, S.Si., M.PKim.

PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF BENTUK PADAT BERAKTIVITAS RENDAH DI INSTALASI RADIOMETALURGI TAHUN 2007

MATERI 1.1 Pengertian Materi Sebagai contoh : Hukum Kekekalan Materi 1.2 Sifat Dan Perubahan Materi Sifat Materi

BAB 3 METODE PERCOBAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV KOROSI PADA TURBIN UAP

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN NaCl DENGAN KONSENTRASI 3,5%, 4% DAN 5% TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON SEDANG

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N.

BAB II ZAT DAN WUJUDNYA

SIFAT FISIK DAN MINERAL BAJA

BAB PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI TEPUNG BERAS

1. Fabrikasi Struktur Baja

Handout. Bahan Ajar Korosi

Transkripsi:

ISSN 1979-2409 Penerapan Pengelolaan (Treatment) AirUntuk Pencegahan Korosi Pada Pipa AliranSistem Pendingin Di Instalasi Radiometalurgi (Eric Johneri) PENERAPAN PENGELOLAAN (TREATMENT) AIR UNTUK PENCEGAHAN KOROSI PADA PIPA ALIRAN SISTEM PENDINGIN DI INSTALASI RADIOMETALURGI Eric Johneri Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir BATAN Kawasan PUSPIPTEK Tangerang 15314 ABSTRAK PENERAPAN PENGELOLAAN (TREATMENT) AIR UNTUK PENCEGAHAN KOROSI PADA PIPA ALIRAN SISTEM PENDINGIN DI INSTALASI RADIOMETALURGI. Sistem pendingin ruangan di gedung Instalasi Radiometalurgi (IRM) dipasok oleh Central Air Conditioning System (CAS) yang menggunakan air sebagai media pendingin dengan sistem sirkulasi tertutup. Pengelolaan (treatment) terhadap air dingin dalam pipa sirkulasi bertujuan untuk mencegah agar tidak terjadi kebocoran akibat korosi dan pengotor. Treatment dilakukan dengan cara mencampurkan zat kimia yang disebut Scale and Corrosion Inhibitor ke dalam sistem aliran air dingin sehingga terjadi reaksi kimia yang dapat mengikat unsur unsur pemicu terjadinya korosi pada pipa aliran serta membentuk fouling dan scaling yang sekaligus melapisi permukaan dalam pipa. Terikatnya secara kimia impuriti yang terbawa dalam aliran dengan berat jenis lebih berat dari air akan mengendap pada jalur pipa pengendapan. Dapat disimpulkan bahwa dengan mengendalikan fouling dan scaling serta pengotor lainnya maka ph air akan meningkat diatas 8,5, sehingga air tidak lagi bersifat korosif. Kata kunci : Air, korosi, pipa. PENDAHULUAN Sistem pendingin ruangan di gedung Instalasi Radiometalurgi (IRM) dipasok oleh Central Air Conditioning System (CAS), yang menggunakan air sebagai media pendingin dengan sistem sirkulasi tertutup. Unit chiller mendinginkan air, dan air hasil pendinginan ini dialirkan melalui sistem pemipaan. Udara (udara luar) dihembuskan melalui pipa-pipa dengan air dingin dalam sistem ini sehingga diperoleh udara dingin. Udara inilah yang akan mendinginkan ruang-ruang di dalam IRM. Dengan dioperasikanya sistem yang sudah berumur sekian lama (lebih dari 20 tahun), kemungkinan terjadinya korosi terhadap pipa saluran sangat besar, mengingat terjadinya kontak langsung air dengan permukaan dalam pipa. Untuk mencegah agar tidak terjadi kebocoran akibat korosi dan pengotor, dilakukan pengelolaan (treatment) terhadap air pendingin dalam pipa sirkulasi. 51

No. 13/Tahun VII. April 2014 ISSN 1979-2409 TEORI Korosi adalah suatu proses elektro kimia dan bila terjadi pada logam maka akan kembali pada bentuk aslinya [1,2]. Sebagai contoh bila korosi terjadi pada mild steel maka akan terbentuk besi oksida (Fe 2 O 3 ) yang merupakan salah satu komposisi dari mild steel. Sistem yang mengalami korosi ditandai dengan banyaknya terbentuk fouling yang terbawa pada sirkulasi air. Banyak terjadi salah pengertian bahwa pada sistem tertutup tidak akan terjadi korosi dengan alasan bahwa pada sistem tertutup, air yang disirkulasikan tidak bersinggungan dengan oksigen. Ini sama sekali tidak benar, karena tidak ada sistem yang benar-benar tertutup. Oksigen bisa saja tidak terdeteksi masuk melalui kebocoran pada pompa atau melalui make up water yang ditambahkan secara periodik. Tanpa disadari sebetulnya pada sistem telah terjadi suplai oksigen korosif secara kontinyu. Ada 3 jenis korosi yang terjadi pada sistem tertutup [3,5]. 1. General attack : Terjadi seragam pada seluruh permukaan, sebagian besar menghasilkan besi oksida dan mengendap sebagai fouling. 2. Pitting Attack : Terjadi secara acak atau pada titik-titik tertentu sehingga menimbulkan kebocoran. 3. Galvanic Attack : Terjadi pada sambungan-sambungan pipa yang berbeda. Air pada cooling sistem tetutup lebih stabil dibanding dengan sistem terbuka [5]. Pada sistem tertutup dioperasikan pada ph tinggi yaitu pada ph 8,5 hingga ph 12. Sistem lebih stabil karena tidak adanya penguapan dan kontak dengan atmosfir. Penambahan air segar sebagai make up water dapat memicu terbentuknya scale dan korosi. Dalam hal ini, air secara umum mengandung impuriti seperti gas terlarut (O 2, CO 2 ), alkaliniti (HCO - 3, CO = 3 ), kesadahan (Ca, Mg dan garam lainnya) serta solid (padatan) terlarut lainnya. Kandungan impuriti akan menyebabkan tinggi rendahnya ph air [1,3,5]. Pada sistem pendingin sistem tertutup, air akan bersifat korosif bila mengandung Oksigen terlarut dan mempunyai ph < 8,5, sedangkan scale terbentuk sebagai efek konsentrasi zat terlarut akibat penguapan. 52

ISSN 1979-2409 Penerapan Pengelolaan (Treatment) AirUntuk Pencegahan Korosi Pada Pipa AliranSistem Pendingin Di Instalasi Radiometalurgi (Eric Johneri) METODA Air tanpa treatment akan menimbulkan salah satu atau semua bentuk korosi yang disebut diatas. Telah dijelaskan bahwa secara umum yang menyebabkan air menjadi korosif, adanya impuriti dalam bentuk gas terlarut (O 2, CO 2 ), sedangkan pembentukan scale dipicu oleh tingginya alkaliniti (HCO - 3, CO = 3 ), kesadahan (Ca, Mg, garam lainnya) dan solid terlarut lainnya [3,5]. Penggunaan campuran kimia yang disebut Scale and Corrosion inhibitor ke dalam sistem aliran air pendingin, menyebabkan terjadi reaksi kimia yang dapat mengikat unsur unsur pemicu terjadinya korosi pada pipa aliran, membentuk suatu senyawa berupa kotoran yang akan mengendap pada tandon dan dapat dibuang melalui saluran pembuangan (drainase). Disamping mengikat unsur pemicu terjadinya korosi, bahan Scale and Corrosion Inhibitor sekaligus melapisi permukaan dalam pipa agar korosi tidak berlanjut (terhenti). Dengan terikatnya secara kimia impuriti yang terbawa dalam aliran dengan berat jenis lebih berat dari air dalam sistem, akan mengendap pada jalur pipa pengendapan, dengan mengendalikan fouling dan scaling serta pengotor lainya maka ph air akan meningkat di atas 8,5, sehingga air tidak lagi bersifat korosif [4]. Tata kerja Pelaksanaan pemakaian Scale and Corrosion Inhibitor sebagai berikut (4) : Pada minggu pertama ditambahkan 50 % Scale and Corrosion inhibitor dari kapasitas air dalam sistem. Kotoran yang terperangkap pada tandon bawah dibuang melalui sistem drainase (blow down). Setelah membuang kotoran, lakukan penambahkan make up water. Minggu kedua, sisa 50 % Scale and Corrosion Inhibitor ditambahkan kedalam sistem, periksa kembali drainase, lakukan blow down jika diperlukan. Agar volume air dalam sistem tetap terjaga/penuh, dilakukan penambahan make up water dan Scale and Corrosion Inhibitor sebanding dengan penambahan make up water. Jika terjadi kebocoran cukup banyak, sehingga penambahan make up water juga dalam jumlah banyak, maka diambil perbandingan tiap 1000 m 3 make up water ditambahkan 10 pail Scale and Corrosion Inhibitor, dan kelipatannya [4]. 53

No. 13/Tahun VII. April 2014 ISSN 1979-2409 HASIL DAN PEMBAHASAN Sistem pendingin di IRM mempunyai kapasitas air terpasang cukup besar dengan jalur distribusi sistem pemipaan untuk memenuhi kebutuhan pendinginan baik pada ruang kantor, maupun laboratorium. Data Teknis. Kapasitas sistem : 18. 000 m 3 Make up water : ph 6,7 Air dalam sistem : ph 7,3... (seharusnya ph > 8,5). 1 pail = 8 galon ( 32 liter ). 1 galon = 4 liter. Untuk 18.000 m 3, diperlukan Scale and Corrosion inhibitor sebanyak 180 pail. Dengan kapasitas sistem 18.000 m 3. (ini kapasitas sistem cukup besar), diusulkan dua program perlakuan treatment sebagai berikut. Usulan program treatment. Program I : Pemakaian sesuai perbandingan data diatas dibuat program pengelolaan air selama 18 bulan, menggunakan Scale and Corrosion inhibitor secara bertahap. Pemakaian awal 90 pail untuk running 1 bulan pertama, setiap bulan berikutnya di tambahkan 5 pail perbulan secara bertahap selama 18 bulan, dengan penambahan make up water. Jadi jumlah kebutuhan Scale and Corrosion Inhibitor sebanyak 90 pail + ( 5 x 17 ) pail sebanyak 175 pail. Untuk bulan ke 19 dan seterusnya 1 pail per bulan dengan penambahan make up water. Program II : Pemakaian awal 60 pail untuk running 1 bulan pertama, setiap bulan berikutnya di tambahkan 4 pail perbulan secara bertahap selama 28 bulan, dengan penambahan make up water. Jadi jumlah kebutuhan Scale and Corrosion Inhibitor sebanyak 60 pail + ( 4 x 27 ) pail sebanyak 168 pail. Untuk bulan ke 29 dan seterusnya 1 pail per bulan dengan penambahan make up water. 54

ISSN 1979-2409 Penerapan Pengelolaan (Treatment) AirUntuk Pencegahan Korosi Pada Pipa AliranSistem Pendingin Di Instalasi Radiometalurgi (Eric Johneri) Dengan melakukan pemeriksaan endapan dan pengeluaran kotorannya (menguras) melalui sistem drainase secara berkala, dan melakukan analisa setiap bulan terhadap komposisi air dalam sistem, maka dapat diketahui kondisi air dalam sistem aliran, sehingga treatment berikutnya dapat dilaksanakan sesuai kebutuhan. Berikut contoh tabel pengujian air yang dikeluarkan oleh laboratorium pengujian untuk air pendingin. Parameter Tabel : 1. Contoh Tabel Kontrol Limit Hasil Uji Laboratorium [3]. Satuan Make Up Water Cooling Water Control Limit PH 6,7 7,3 8,5 12 Konduktivitas mhos Max 4500 Alkalinitas Ppm CaCO 3 Max 750 Ca-Harness Ppm CaCO 3 Max 100 Total Hardness Ppm CaCO 3 Max 200 Besi Ppm Fe Max 2 Clorida Ppm NaCl Silica Ppm SiO 2 Max 150 Zinc Ppm Zn 0,3 1,5 Ortho-Phospat Ppm PO 4 4,7 Pemakaian Scale and Corrosion Inhibitor diharapkan dapat mengendalikan dan menjaga tingkat keasaman air dalam sistem tetap berada pada tingkat ph diatas 8,5, dan dapat mengikat pengotor terlarut membentuk endapan sehingga mudah dibuang melalui drainase. Dengan terbentuknya lapisan film pada permukaan dalam pipa, maka pertumbuhan korosi dapat dicegah (terhenti). Pengelolaan air berikutnya dapat di lakukan berdasarkan hasil uji laboratorium (kontrol limit) dan kualitas serta kuantitas fouling dan scaling terbentuk. KESIMPULAN Dilihat dari data teknis bahwa nilai ph air dalam sistem sebesar ph 7,3 dan make up water sebesar ph 6,7 maka air bersifat korosif. Tingginya alkaliniti dan kesadahan akan menyebabkan terbentuknya scale. Scale dan korosi dapat dikendalikan melalui program treatment menggunakan Scale and Corrosion Inhibitor. 55

No. 13/Tahun VII. April 2014 ISSN 1979-2409 Melalui program pengelolaan (treatment) air, korosi dapat diminimalkan (mengurangi agresivitas serangan korosi pada sistem pendingin), dengan mengikat gas terlarut (O 2, CO 2 ) dan terbentuknya lapisan film pada permukaan dalam pipa. Dapat disimpulkan bahwa dengan pengendalian fouling dan scaling yang terbentuk dan membuangnya melalui sistem drainase, maka air akan lebih bersifat basa dengan ph > 8,5, sehingga air tidak lagi bersifat korosif. Dengan demikian pertumbuhan korosi pipa instalasi dapat dicegah, dan terhindar dari kebuntuan aliran karena berkurangnya kotoran (fouling dan scaling), sehingga usia pakai pipa instalasi sistem aliran air dapat tahan lebih lama. Program treatment kedua dapat di laksanakan mengingat instalasi pipa aliran terpasang di IRM sudah cukup lama, tentunya sudah terjadi penipisan di beberapa tempat. Dengan penggunaan 60 pail pada running bulan pertama, diharapkan kotoran yang terlepas dari dinding pipa terjadi secara perlahan sehingga tidak menyebabkan kebocoran. Disisi lain pengaturan pengadaan Scale and Corrosion inhibitor dapat dilakukan lebih leluasa agar program pengelolaan (treatment) ini dapat berjalan dengan baik mendukung kinerja laboratorium IRM - PTBBN. DAFTAR PUSTAKA. [1]. ARISMUNANDAR, W. dan SAITO, H., Penyegar Udara, Penerbit PT. Pradnya Paramita, Jakarta, tahun 1995. [2]. WIDHARTO SRI, Karat dan Pencegahannya, PT. Pradnya Paramita, Jakarta tahun 1999. [3]. TIRTA ATMAJA SUGENG, Pengendalian Korosi Pada Sistem PendinginMenggunakan Penambahan Zat Inhibitor, ROTASI Volume 12 Nomor 2 Apriltahun 2010. [4]. SALVEON, Guide and instruction for Scale and Corrosion Inhibitor. [5]. METALS HANDBOOK, Ninth Edition, Volume 11, Failure Analysis and Prevention,Third printing May 1990. 56