BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN (REVISI) GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

3.2. Kebijakan Pengelolalan Keuangan Periode

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI JAWA BARAT TAHUN ANGGARAN 2007

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Merangin. Gambaran Pengelolaan Keuangan Daerah dan Kerangka Pendanaan

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2016 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

STRUKTUR APBD DAN KODE REKENING

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

SIKLUS ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH

SISTEM DAN PROSEDUR PENYUSUNAN KEBIJAKAN UMUM APBD DAN PRIORITAS DAN PLAFON ANGGARAN SEMENTARA

PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA (APBD) Lab. Politik dan Tata Pemerintahan, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya

RANPERDA APBD TA SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG APBD PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN ANGGARAN 2018

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

5.1. KINERJA KEUANGAN MASA LALU

RANPERDA PERUBAHAN APBD TA SOSIALISASI RANCANGAN PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN APBD PROVINSI SULAWESI BARAT TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN KEUANGAN POKOK

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III PENGELOLAAN KEUANGAN DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI

PEMERINTAH PROVINSI LAMPUNG. LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN Desember 2015 dan 2014

Tabel Kapasitas Rill kemampuan keuangan daerah untuk mendanai Pembangunan Daerah

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012

Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan Mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PETERNAKAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 07 AKUNTANSI BELANJA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA TAHUN ANGGARAN 2011

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

c. Pembiayaan Anggaran dan realisasi pembiayaan daerah tahun anggaran dan proyeksi Tahun 2013 dapat dijabarkan dalam tabel sebagai berikut:

BAB III PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH DALAM PRAKTEK

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2013

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN ANGGARAN 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

, ,00 10, , ,00 08,06

PROFIL KEUANGAN DAERAH

Anggaran Realisasi Realisasi Cat

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB IV PLAFON ANGGARAN SEMENTARA BERDASARKAN URUSAN PEMERINTAHAN DAN PROGRAM/KEGIATAN

3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1985 tentang Pajak Bumi dan Bangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 68, Tambahan Lembaran

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 8B TAHUN 2012 TENTANG

BAB III KEBIJAKAN UMUM DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Grafik 5.1. Realisasi Pendapatan Daerah Provinsi Kaltara Tahun Anggaran Sumber: Hasil Olahan, 2016

3. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH (Realisasi dan Proyeksi)

WALIKOTA MAGELANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2013 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG

[A.1] PENYUSUNAN KUA DAN PPAS. 1. Berdasarkan Peraturan Gubernur tentang RKPD dan Peraturan Menteri Dalam

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN CILACAP TAHUN ANGGARAN 2012

STRUKTUR, PENYUSUNAN DAN PENETAPAN APBD

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

RPJMD KABUPATEN LINGGA BAB 3 - GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

DAFTAR RINGKASAN APBD TAHUN ANGGARAN 2013

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

KERTAS KERJA PENYUSUNAN NERACA KONSOLIDASI POSISI PER TANGGAL.

PEDOMAN PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) KABUPATEN PASURUAN TAHUN ANGGARAN 2016

Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini 1

PENDAHULUAN. Laporan Keuangan Kabupaten Sidoarjo. Page 1. D a t a K e u a n g a n K a b u p a t e n S i d o a r j o T a h u n s.

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

WALIKOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT

SISTEM DAN PROSEDUR PENYIAPAN RANPERDA APBD

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

NO SERI. E PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NO SERI. E

PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB V PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN SKPD

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG POKOK POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR

BAB V ANGGARAN PEMBANGUNAN DAERAH

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 1 TAHUN 2013 T E N T A N G ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2014

NOTA KESEPAKATAN PEMERINTAH KABUPATEN TANAH DATAR DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR

Transkripsi:

BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Berdasarkan Pasal 18 Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, bahwa dalam rangka penyusunan Rancangan APBD diperlukan penyusunan Kebijakan Umum Anggaran yang berfungsi sebagai salah satu penentu kapabilitas dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan daerah. Kebijakan Umum Anggaran menunjang diterapkannya model anggaran berbasis kinerja, yang menekankan bahwa setiap alokasi biaya yang direncanakan harus dikaitkan dengan tingkat pelayanan atau hasil yang diharapkan dapat dicapai. Dasar penyusunan Kebijakan Umum APBD adalah RPJP Daerah, RPJM Daerah serta RKPD yang merupakan penjabaran dari RPJM serta Daftar Skala Prioritas yang merupakan hasil Musrenbang Kabupaten. Kebijakan Umum APBD yang disusun memuat target pencapaian kinerja yang terukur dari program-program yang akan dilaksanakan oleh pemerintah daerah untuk setiap urusan pemerintahan daerah yang disertai dengan proyeksi pendapatan daerah, alokasi belanja daerah dan pembiayaan. Program-program yang ada disesuaikan dengan prioritas pembangunan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Berdasarkan hal tersebut diatas, pemerintah kabupaten bersama DPRD menyusun dan menyepakati Kebijakan Umum APBD yang disusun berpedoman pada Peraturan Bupati Wonosobo Nomor 14 Tahun 2010 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah ( RKPD ) Tahun 2011, dengan tujuan untuk menjamin konsistensi antara perencanaan dengan penganggaran, serta terciptanya komunikasi yang berkelanjutan dan berkualitas antara eksekutif dan legislatif. Kebijakan Umum APBD yang telah disepakati oleh Pemerintah Kabupaten Wonosobo dengan DPRD Kabupaten Wonosobo, dilanjutkan dengan penyusunan rancangan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) yang selanjutnya menjadi pedoman bagi seluruh SKPD dalam menyusun RKA SKPD. RKA SKPD Tahun 2011 berisi program, kegiatan dan anggaran satuan kerja disusun oleh SKPD sesuai dengan peran, tugas pokok dan fungsi masing-masing SKPD. RKA-SKPD yang telah disusun disampaikan kepada Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) untuk dibahas oleh Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD), yang selanjutnya menjadi bahan penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2011. Program dan kegiatan tersebut merupakan implementasi dari visi dan misi daerah Menuju Wonosobo Lebih Maju dan Sejahtera dengan misi, agenda dan prioritas sebagaimana telah disampaikan pada Bab II. A. PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH Pendapatan Daerah adalah hak Pemerintah Daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih, pendapatan daerah dimaksud meliputi semua penerimaan uang melalui rekening kas umum daerah, yang menambah ekuitas dana, merupakan hak Daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali oleh Daerah. Dalam struktur APBD Tahun Anggaran 2011 disusun berdasarkan sistem penganggaran yang diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah bahwa pendapatan daerah dirinci menurut kelompok pendapatan terdiri atas : 1. Pendapatan Asli Daerah ; 2. Dana Perimbangan ; LKPJ 2011 Bab III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah 19

3. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah. Setiap kelompok pendapatan dirinci menurut jenis pendapatan, setiap jenis pendapatan dirinci menurut obyek pendapatan dan setiap obyek pendapatan dirinci menurut rincian obyek pendapatan. Adapun arah dan kebijakan umum pendapatan daerah Kabupaten Wonosobo adalah sebagai berikut : 1. Melaksanakan dan mengamankan kebijakan Pemerintah Daerah pada umumnya dan Anggaran Pendapatan Daerah pada khususnya secara optimal; 2. Penetapan target Pendapatan Asli Daerah yang realistis sesuai dengan potensi riil sumbersumber pendapatan yang ada pada SKPD pengelola pendapatan; 3. Mengembangkan potensi sumber-sumber pendapatan yang sudah ada dan mengupayakan penggalian sumber-sumber PAD baru dengan tidak memberatkan masyarakat; 4. Mengoptimalkan pendayagunaan aset-aset Daerah yang dapat menghasilkan penerimaan PAD; 5. Mengoptimalkan hubungan yang seimbang antara anggaran belanja dengan anggaran pendapatan masing-masing SKPD guna terciptanya keselarasan kemampuan keuangan Daerah. Sedangkan pendapatan Daerah tahun anggaran 2011, setelah Perubahan APBD dianggarkan sebesar Rp 963,388,994,066,00 dapat direalisasi sebesar Rp 979.683.002.107,00 atau 101,69 % yang berarti lebih dari anggaran sebesar Rp 16.294.008.041,00, dengan rincian sebagai berikut: LKPJ 2011 Bab III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah 20

Tabel III.A.1 Uraian Pendapatan Tahun 2011 Uraian Pendapatan Asli Daerah Anggaran (Setelah Perubahan APBD) Realisasi Pajak Daerah 6.385.965.031 8.822.722.948 Retribusi Daerah 12.757.146.200 13.017.003.175 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan (Laba BUMD) 5.761.070.832 4.967.038.563 Lain - lain PAD yang Sah 36.414.323.658 40.591.962.617 Jumlah PAD 61.318.505.721 67.398.727.303 Pendapatan Transfer Transfer Pemerintah Pusat-Dana Perimbangan Dana Bagi Hasil Pajak 29.804.079.680 36.131.188.729 Dana Bagi Hasil Bukan Pajak 5.640.349.034 6.655.156.196 Dana Alokasi Umum 485.766.386.000 485.766.439.000 Dana Alokasi Khusus 62.280.600.000 62.280.600.000 Jumlah Dana perimbangan 583.491.414.714 590.833.383.925 Transfer Pemerintah Pusat-Lainnya Dana Otonomi Khusus - - Dana Penyesuaian 150.627.650.080 145.743.885.040 Jumlah Transfer Lainnya 150.627.650.080 145.743.885.040 Transfer Pemerintah Provinsi Pendapatan Bagi Hasil Pajak 18.970.263.551 27,661,188,705 Pendapatan Bagi Hasil Lainnya - - Jumlah Transfer Provinsi 18.970.263.551 27,661,188,705 Jumlah Pendapatan Transfer 753.089.328.345 764.238.457.670 Lain-Lain Pendapatan Yang Sah Pendapatan Hibah 7.500.000.000 7,50000.00 Pendapatan Dana Darurat - - Pendapatan Lainnya 141.481.160.000 140.545.817.134 Jumlah Lain-lain Pendapatan yang Sah 148.981.160.000 148.045.817.134 Jumlah Pendapatan 963.388.994.066 979.683.002.107 LKPJ 2011 Bab III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah 21

Tabel III.A.2 Uraian Pendapatan menurut Organisasi Pengelola Pendapatan No. Unit Organisasi Anggaran Pendapatan Realisasi Pendapatan 1 Kantor Perpustakaan Umum 16.000.000 14.606.600 2 Dinas Kesehatan 5.240.252.000 5.055.365.550 3 Badan Rumah Sakit Umum Daerah 30.873.800.000 32.179.164.222 4 Dinas Pekerjaan Umum 160.000.000 311.858.784 5 Dinas Perhubungan dan Kominfo 884.615.000 1.074.121.100 6 Dinas Kependudukan dan Capil 2.500.000.000 2.225.991.000 7 Sekretariat Daerah Kab. Wsb. 5.657.170.832 4.898.646.860 8 DPPKAD 913.931.977.034 929.347.376.556 9 Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu 753.839.200 1.132.613.932 10 Dinas Peternakan dan Perikanan 206.840.000 178.714.595 11 Dinas Pariwisata dan Kebudayaan 670.500.000 794.203.350 12 Dinas Perindag 1.578.000.000 1.557.189.958 13 Dinas Koperasi dan UMKM 100.000.000 21.042.600 14 Dinas Pendidikan, Pemuda dan OR 1.000.000 1.000.000 15 Bapermasdes 800.000.000 891.107.000 16 Dinas Pertanian Tanaman Pangan 15.000.000 0 Jumlah 963.388.994.066 979.683.002.107 Secara umum kondisi pendapatan daerah sangat dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal antara lain kondisi politik, ekonomi, sosial budaya, ketertiban dan keamanan. Sedangkan faktor internal sangat tergantung pada kemampuan menentukan arah dan kebijakan unit pengelola pendapatan. Faktor eksternal dan internal tidak hanya mempengaruhi kondisi umum pendapatan daerah, tetapi juga dapat menjadi permasalahan utama terhadap pendapatan daerah. Adapun permasalahan utama pendapatan daerah Kabupaten Wonosobo adalah : 1. Peran BUMD dalam memberikan kontribusi terhadap PAD masih rendah; 2. Kurangnya sarana dan prasarana yang ada untuk menunjang penarikan pajak/retribusi; 3. Kurangnya penegakan sanksi bagi wajib pajak maupun wajib retribusi yang melanggar hukum; 4. Rendahnya kesadaran masyarakat dalam membayar Pajak/retribusi; 5. Penanganan pajak dan retribusi belum dilaksanakan satu pintu dan kurangnya sosialisasi peraturan daerah tentang pajak dan retribusi. 6. Belum adanya transparansi perhitungan Bagi Hasil Pajak dan Retribusi dari Provinsi. 7. Pendistribusian Bagi Hasil Pajak yang kurang tepat waktu. LKPJ 2011 Bab III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah 22

B. PENGELOLAAN BELANJA DAERAH Belanja Daerah adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih, belanja daerah dimaksud meliputi semua pengeluaran dari rekening kas umum daerah yang mengurangi ekuitas dana, merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran dan tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh daerah. Dengan mempertimbangkan perubahan mendasar dalam penyusunan Belanja Daerah sebagai konsekuensi pelaksanaan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2011 maka belanja daerah diprioritaskan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan. Pelaksanaan urusan pemerintahan dijabarkan dalam program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Belanja Daerah Tahun Anggaran 2011 merupakan formulasi kebijakan yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan Pemerintah Kabupaten Wonosobo dalam rangka melaksanakan urusan pemerintahan dan pembangunan, pelayanan masyarakat, dan upaya penyelesaian berbagai persoalan yang dihadapi daerah, yang dikelompokkan ke dalam Belanja Tidak langsung dan Belanja Langsung. Belanja Daerah tersebut meliputi : 1. Belanja Tidak Langsung, merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan yang terdiri dari : a. Belanja Pegawai, merupakan alokasi anggaran untuk membiayai belanja gaji dan tunjangan serta penghasilan lainnya kepada PNS, uang representasi dan tunjangan pimpinan dan anggota DPRD serta gaji dan tunjangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah serta penghasilan dan penerimaan lainnya yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan ; b. Belanja Hibah, merupakan alokasi anggaran untuk belanja pemberian uang, barang dan/atau jasa kepada pemerintah atau pemerintah daerah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat dan organisasi kemasyarakatan, yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak mengikat; c. Belanja Bantuan Sosial, merupakan alokasi anggaran untuk belanja bantuan sosial kepada organisasi kemasyarakatan bersifat tidak wajib dan tidak mengikat; d. Belanja Tidak Terduga, merupakan alokasi anggaran untuk kegiatan-kegiatan yang sifatnya tidak biasa/tanggap darurat dalam rangka pencegahan dan gangguan terhadap stabilitas penyelenggaraan pemerintahan demi terciptanya keamanan dan ketertiban di daerah dan tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam dan bencana sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya, termasuk pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya yang telah ditutup. 2. Belanja Langsung, merupakan belanja yang dianggarkan terkait secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan yang terdiri dari jenis belanja sebagai berikut : a. Belanja Pegawai, merupakan pengeluaran daerah untuk honorarium kepanitiaan, upah, stimulant, honorarium tenaga kontrak pemerintah daerah dalam melaksanakan program dan kegiatan pemerintahan daerah ; LKPJ 2011 Bab III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah 23

b. Belanja Barang dan Jasa, merupakan pengeluaran daerah untuk memenuhi kebutuhan belanja barang pakai habis, bahan/material, jasa kantor, premi asuransi, perawatan kendaraan bermotor, cetak/penggandaan, sewa gedung, sewa sarana mobilitas, sewa alat-alat berat, sewa peralatan dan perlengkapan kantor, makanan dan minuman, pakaian dinas dan atributnya, pakaian kerja dan perjalanan dinas. c. Belanja Modal, merupakan pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembelian/pengadaan atau pembangunan aset tetap berwujud yang mempunyai nilai manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintahan, seperti dalam bentuk tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan dan jembatan, irigasi dan jaringan listrik, kendaraan dinas operasional, peralatan kantor dan aset tetap lainnya. Kebijakan umum belanja daerah yang diformulasikan kedalam program, kegiatan serta belanja langsung dan belanja tidak langsung Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dimaksud diarahkan untuk : 1. Meningkatkan partisipasi masyarakat dengan penjaringan aspirasi stakeholdesrs melalui Focus Group Discussion dan MUSRENBANG. 2. Pemenuhan kebutuhan pelayanan dasar masyarakat melalui upaya peningkatan pelayanan dan sarana / prasarana pendidikan, kesehatan, dan memperluas kesempatan kerja. 3. Pengembangan ekonomi rakyat yang memberikan insentif bagi penanggulangan kemiskinan melalui pelaksanaan program dan kegiatan revitalisasi pertanian, pemberdayaan koperasi, UKM dan LKM, menarik investasi dan meningkatkan ekspor non migas, peningkatan sector industri dan kerajinan baik industri rumah tangga, industri kecil maupun menengah. 4. Pembangunan infrastruktur (sumber daya air dan irigasi, transportasi, perumahan dan pemukiman, listrik pedesaan). 5. Peningkatan penyelenggaraan pemerintahan dengan memperkuat system perencanaan, mengefektifkan pelaksanaan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan, serta peningkatan sarana dan prasarana kerja dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Rencana Belanja Daerah Tahun Anggaran 2011 setelah Perubahan sebesar Rp 1.041.666.738.473,00 dapat direalisasi Rp 888.438.419.143,00 atau 87,56% terdiri dari Belanja Operasi direncanakan sebesar Rp 812.170.839.183,00 dapat direalisasi sebesar Rp 767.806.178.165,00 atau 94,54%, Belanja Modal direncanakan sebesar Rp 201.495.899.290,00 dapat direalisasi sebesar Rp 119.760.572.978,00 atau 59,44%, Belanja Tak Terduga direncanakan sebesar Rp 1.000.000.000,00 dapat direalisasi sebesar Rp 871.668.000,00 atau 87,17%. Belanja Transfer / Bagi Hasil ke Desa tidak ada rencana dan tidak ada realisasi karena sudah masuk pada pos Belanja Bantuan Keuangan, adapun rincian realisasi belanja sebagai berikut : LKPJ 2011 Bab III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah 24

Tabel III.B.1 Uraian Belanja Tahun 2011 Uraian Anggaran Realisasi Belanja Operasi Belanja Pegawai 496.206.036.755 481.802.855.570 Belanja Barang dan Jasa 242.466.530.460 214.304.608.463 Belanja Bunga - - Belanja Subsidi - - Belanja Hibah 25.437.771.968 25.132.403.455 Belanja Bantuan Sosial 2.602.500.000 2.004.753.477 Belanja Bantuan Keuangan 45.458.000.000 44.561.557.200 Jumlah Belanja Operasi 812.170.839.183 767.806.178.165 Belanja Modal Belanja Tanah 1.800.000.000 766.495.629 Belanja Peralatan dan Mesin 34.375.022.790 24.750.149.006 Belanja Gedung dan Bangunan 60.898.608.500 41.248.248.684 Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 87.723.258.000 40.650.700.189 Belanja Aset Tetap Lainnya 16.699.010.000 12.344.979.470 Belanja Aset Lainnya - - Jumlah Belanja Modal 201.495.899.290 119.760.572.978 Belanja Tidak terduga 1.000.000.000 871.668.000 Jumlah Belanja TT 1.000.000.000 871.668.000 Transfer/Bagi Hasil Ke Desa - - Jumlah Belanja dan Transfer 1.014.666.738.473 888.438.419.143 Belanja Daerah mencakup semua pengeluaran dari rekening kas umum daerah dan merupakan kewajiban daerah dalam satu tahun anggaran yang dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten yang terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan. Berbagai permasalahan dan tantangan pokok yang dihadapi pemerintah daerah dalam tahun 2011 yang mempengaruhi alokasi belanja daerah antara lain : LKPJ 2011 Bab III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah 25

1. Jumlah penduduk miskin masih cukup besar. Program-program untuk menurunkan prosentase penduduk miskin mencakup penanganan berbagai persoalan lintas sektoral seperti kesehatan, pendidikan, ketenagakerjaan, industri rumah tangga/ industri kecil, pertanian, infrastruktur (air bersih dan pengairan, transportasi, ketenagalistrikan) serta ekspor non migas. 2. Permasalahan lingkungan hidup. Permasalahan lingkungan hidup yang dihadapi, antara lain dilema pemanfaatan sumber daya alam dengan kehidupan berkelanjutan (sustainable livelihood) antara lain tercermin dari usaha pertambangan yang dapat merusak ekosistem dan habitat lingkungan, tingginya tingkat erosi di kawasan atas akibat pengelolaan lahan yang tidak memperhatikan kelestarian lingkungan. 3. Penyelenggaraan Pemerintahan. Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam upaya peningkatan penyelenggaraan pemerintahan antara lain kurangnya aplikasi teknologi informasi, rendahnya kompetensi dan profesionalisme aparatur pemerintah, belum optimalnya perencanaan dan pengendalian pembangunan, lemahnya system pengawasan, kurang optimalnya pengelolaan asset, dan sarana prasarana pendukung kerja yang kurang memadai. C. KEBIJAKAN PEMBIAYAAN DAERAH Pembiayaan Daerah adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Pembiayaan Daerah dimaksud meliputi semua transaksi keuangan untuk menutup defisit atau untuk memanfaatkan surplus. Pembiayaan meliputi : 1. Pembiayaan Penerimaan Pembiayaan pada sisi penerimaan dianggarkan dari Sisa Lebih Perhitungan Tahun Lalu (SILPA) dan penerimaan dari angsuran pokok piutang daerah yang jatuh tempo, yang berasal dari penyertaan modal bergulir pemerintah daerah. 2. Pembiayaan Pengeluaran Pembiayaan pada sisi pengeluaran dianggarkan untuk penyertaan modal pada PT. Bank Jateng maupun BUMD, penyertaan modal dalam rangka pemberdayaan ekonomi rakyat seperti penyertaan modal bergulir, pembentukan dana cadangan serta digunakan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban pemerintah daerah yaitu pembayaran utang pokok yang jatuh tempo. 3. Realisasi Pembiayaan Daerah Realisasi Pembiayaan Tahun Anggaran 2011 dapat diuraikan sebagai berikut: a. Pembiayaan Penerimaan direncanakan sebesar Rp 60.723.744.407,00 dapat direalisasi sebesar Rp 35.704.318.707,00 atau 58,80 % kurang dari anggaran sebesar Rp 25.019.425.700,00 yang terdiri dari : Sisa Lebih Perhitungan Anggaran tahun yang lalu (SiLPA) direncanakan Rp LKPJ 2011 Bab III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah 26

35.593.744.407,00 dapat direalisasi sebesar Rp 35.593.744.407,00. Penerimaan Pinjaman Daerah direncanakan Rp 25.000.000.000,00 direalisasikan sebesar Rp 0,00. Penerimaan Piutang direncanakan Rp 130.000.000,00 dapat direalisasi sebesar Rp 110.574.300,00. b. Pembiayaan Pengeluaran direncanakan sebesar Rp 9.446.000.000,00 dapat direalisasi sebesar Rp 9.446.000.000,00 atau 100 % berupa : Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Kab. Wonosobo dengan anggaran Rp 9.446.000.000,00 terdiri dari : URAIAN ANGGARAN (Rp) REALISASI (Rp) 1. Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) : a. Bank Pasar b. BPR BKK c. PDAM 2. Bank : a. Bank Jateng 8.250.000.000 0 0 8.250.000.000 1.196.000.000 1.196.000.000 8.250.000.000 0 0 8.250.000.000 1.196.000.000 1.196.000.000 Jumlah 9.446.000.000 9.446.000.000 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan (SILPA)= Rp 117.502.901,671,00. LKPJ 2011 Bab III Kebijakan Umum Pengelolaan Keuangan Daerah 27