EVALUASI KEMAMPUAN FISIK BERDASARKAN JOB SEVERITY INDEX GUNA KESELAMATAN PEKERJA

dokumen-dokumen yang mirip
Sem inar N asional W aluyo Jatm iko II F TI U P N V eteran Jaw a Tim ur ANALISIS PEMINDAHAN MATERIAL DENGAN PENDEKATAN RECOMMENDED WEIGHT LIMIT

NIOSH Work Practices Guide for Manual Lifting. Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc

ANALISIS SIKAP KERJA OPERATOR PENGISIAN BOTOL LITHOS DENGAN MENGGUNAKAN METODE RECOMMENDED WEIGHT LIMIT

ANALISA BEBAN KERJA PADA OPERATOR VISUAL DENGAN PENDEKATAN RECOMMENDED WEIGHT LIMIT (RWL) DI PT. JAPPRO BATAM

ERGONOMI PADA BURUH GENDONG PEREMPUAN. ( Oleh : Risma A Simanjuntak, Prastyono Eko Pambudi ) Abstrak

PERBAIKAN WORKSTATION DI PT. YUSHIRO INDONESIA UNTUK MENGURANGI RESIKO KELUHAN MUSKULOSKELETAL

BAB 2. REVISED NIOSH LIFTING EQUATION

Oleh: DWI APRILIYANI ( )

ANALISIS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN NIOSH EQUATION

Analisis Beban Kerja dengan Menggunakan Metode Recommended Weight Limit (RWL) di PT. Indah Kiat Pulp and Paper. Tbk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisa Beban Kerja Pekerja Tahapan Pengemasan Unit Padatan PT Petrosida Gresik dengan Metode Recommeded Weight Limit (RWL)

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan manual material handling. Manual material handling didefinisikan

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya teknologi yang ada. Sampai saat ini tenaga kerja manusia

Ada yang pernah tau tentang Niosh Lifting Equation??? Disini saya mencoba menulis gambaran tentang Niosh Lifting Equation (NLE).

TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI POSTUR KERJA MENGGUNAKAN METODE OWAS DAN ANALISIS KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PERONTOKAN PADI

PERHITUNGAN ENERGI EXPENDITUR, KONSUMSI ENERGI DAN PENILAIAN BEBAN KERJA PADA AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING

BAB I PENDAHULUAN. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam

ANALISA ERGONOMI KEGIATAN MENGANGKAT BEBAN STUDI KASUS MENGANGKAT GALON AIR KE ATAS DISPENSER oleh: I Wayan Sukania *

Perbaikan Postur Kerja dengan Pendekatan Metode RULA dan NIOSH di Bagian Produksi Mixer

BAB I PENDAHULUAN. Pemindahan dengan tenaga sendiri itu disebut manual material handling.

IMPLEMENTASI KONSEP ERGONOMI PADA PEMBUATAN ALAT TENUN TRADISIONAL MENGGUNAKAN PRINSIP PERANCANGAN YANG DAPAT DISESUAIKAN

BAB II TINJAUN PUSTAKA Pengertian Ergonomi Ergonomi berasal dari kata Ergon (kerja) dan Nomos (hukum alam) dan

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

PENENTUAN MAXIMUM ACCEPTABLE WEIHGHT LIMIT (MAWL) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN FISIOLOGI

ERGONOMI GERAKAN PENGRAJIN FURNITURE DI DESA BOJONG

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

Evaluasi Postur Kerja Operator Pengangkatan Pada Distributor Minuman Kemasan ABSTRAK

Perancangan Peralatan Material Handling Pada Lantai Produksi Percetakan Koran PBP Di PT X

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BIOMEKANIKA PERTEMUAN #14 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS AKTIVITAS ANGKAT BEBAN PISAU HAND PRESS

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kata yunani yaitu Ergo yang berarti kerja dan Nomos yang berarti hukum.

Usulan Desain Proses Pengangkatan Sari Kedelai ke Penyaringan (Studi Kasus Pabrik Tahu di Batam)

Jurusan Teknik Industri Agro, Politeknik ATI Makassar Jl. Sunu No. 220 Makassar (1)

APLIKASI RECOMMENDED WEIGHT LIMIT (RWL) DALAM PERBAIKAN CARA PENGANGKATAN

Vol. 2, No. 1, Mei 2014 ISSN: JURNAL REKAVASI. Jurnal Rekayasa & Inovasi Teknik Industri. Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

I. PENDAHULUAN. Kata Kunci Biomekanika, Loading, Low Back Pain, L5/S1 Disc Compression, Manual Material Handling

TUGAS AKHIR ANALISA AKTIVITAS KERJA FISIK DENGAN METODE STRAIN INDEX (SI)

kekuatan fisik manusia kekuatan atau daya fisik

Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Sekarang sudah banyak alat-alat yang dapat digunakan untuk

Jurnal Ilmiah Widya Teknik Volume 16 Nomor ISSN

Rekomendasi Teknis Pengangkatan Material dan Waktu Istirahat pada Aktivitas Angkat-Angkut Tradisional Wanita Madura

PERANCANGAN ULANG ALAT BANTU MANUAL MATERIAL HANDLING OPERATOR PEMINDAH TABUNG GAS LPG 3 KG UNTUK MEREDUKSI TINGKAT BEBAN KERJA

APLIKASI ANTHROPOMETRI UNTUK PERANCANGAN STASIUN KERJA DI LOBBY PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS X, SURABAYA

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI TAMAN UNTUK MAHASISWA (STUDI KASUS : MAHASISWA UNIVERSITAS KADIRI)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan seseorang mulai dari keluhan sangat

PERBAIKAN ALAT BANTU PENGECORAN UNTUK MENGURANGI RESIKO CIDERA AKIBAT KERJA (Studi kasus di Industri Pengecoran Logam ABC Klaten)

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: DESAIN ALAT BANTU PADA AKTIVITAS PENUANGAN MATERIAL KEDALAM MESIN PENCAMPUR DI PT ABC DENGAN METODE REBA

LAMPIRAN 1. MODUL VI KESELAMATAN & KESEHATAN KERJA (K3) (Sekarang)

BAB I PENDAHULUAN I-1

Penilaian Resiko Manual Handling dengan Metode Indikator Kunci. dan Penentuan Klasifikasi Beban Kerja dengan Penentuan. Cardiovasculair Load

PT. Indospring Tbk adalah sebuah perusahaan otomotif manufacturing yang memproduksi spring dengan mutu

Evaluasi Ergonomi Aktivitas Manual Material Handling pada Bagian Produksi di CV. GMS, Bangkalan

ANALISA POSTUR KERJA TERHADAP AKTIVITAS MANUAL MATERIAL HANDLING MENGGUNAKAN METODE OWAS

BAB I PENDAHULUAN. mengenai sistem muskuloskeletal. Gangguan muskuloskeletal (musculoskeletal

RANCANG ULANG WHEELBARROW YANG ERGONOMIS DAN EKONOMIS

MUSCULOSKELETAL DISORDERS. dr.fauziah Elytha,MSc

ANALISIS PENGUKURAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN METODE FISIOLOGI

ANALISIS POSTUR KERJA PADA PROSES MAINTENANCE EXCAVATOR PC200-7 DENGAN MENGGUNAKAN METODE OWAS DI PT. UNITED TRACTORS, Tbk PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan pekerjaan manual handling. Suatu hal yang sangat beralasan,

BAB 9. 2D BIOMECHANICS

Usulan Perbaikan Meja Kerja Yang Ergonomis Untuk Proses Pemasangan Karet Kaca Pada Kendaraan Niaga Jenis TD di PT XYZ

Kata Kunci: metode QEC, pekerja gerabah, sepuluh postur duduk

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

Muhammad Zeki, Iskandar, dan Mohd Iqbal Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Samudra Langsa, Aceh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terutama kegiatan penanganan material secara manual (Manual Material

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS ERGONOMI PADA PRAKTIK MEMELIHARA RODA DAN BAN MENGGUNAKAN METODE REBA

ANALISIS POSTUR KERJA MANUAL MATERIAL HANDLING DENGAN METODE OVAKO WORKING ANALISIS SYSTEM (OWAS) PADA HOME INDUSTRI MAWAR

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Demikian juga dalam dunia industri, penggunaan teknologi atau

PERBANDINGAN KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PEMINDAHAN BAHAN SECARA MANUAL

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran

Kegiatan Belajar -8. Modul 5: BIOMEKANIKA. Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc. Modul-5, data M Arief Latar

Antropometri Dan Aplikasinya Dalam Perancangan Fasilitas Kerja

APLIKASI SISTEM INFORMASI K3 DENGAN METODE RULA DAN NIOSH

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. PT. Sinar Sosro merupakan salah satu perusahaan industri yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ASPEK ERGONOMI DALAM PERBAIKAN RANCANGAN FASILITAS PEMBUAT CETAKAN PASIR DI PT X.

ANALISA ERGONOMI PADA POSTUR KERJA OPERATOR PAKAN AYAM MENGGUNAKAN METODE RAPID UPPER LIMB ASSESMENT (RULA) DI PT. X. Abstrak

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kegiatan Belajar -6. Modul 4: Konsumsi Energi. Ir. MUH. ARIF LATAR, MSc. Modul-4, data M Arief Latar

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

EVALUASI KEMAMPUAN FISIK BERDASARKAN JOB SEVERITY INDEX GUNA KESELAMATAN PEKERJA Risma Adelina Simanjuntak Joni Suhendar Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND Jl. Kalisahak 28 Komplek Balapan, Yogyakarta 55222 e-mail : rismastak@yahoo.com ABSTRACT Job safety and healthy need to be paid attention because some cases which is caused by mistakes in material handling and to much loads, are the result of injury. This result is done in making roof file activities that located in kebumen. The activities that is done still using human energy in wirring material by the process it self. If the activities are done continually caused apprehension will occur an accident impact. So from that case needs evaluation that is from energy consumtion through heart beat measuring, act of determining optimal rest time Recommended Weight Limit (RWL) Lifting Index(LI) and Job Severity Index (JSI). From the result of the research energy consumtion counting of every operator 5,08884 kcal/minutes, 4.85391 kcal/minutes, 4,57234 kcal / minutes, 4,63272 kcal/minutes. Still in normal limit from the energy consumtion so can be estabilished of optimal resttime for every operator 90,99 minutes; 76,47 minutes;55,93 minutes;60,64 minutes. Than for the counting RWL is 16,25 kg;12, 87 kg;13,59 kg; 12,90 kg; get lifting indeks 2,22 ; 0,93 ; 0,88 ; and 0,93, so from some job activities which are done content of injury risk that is LI >1 so that activities are done repair. By using JSI method is 1,29 ; 0,25 ; 0,20 ; and 0,19 from that result axist some activities that are caused injury rest JSI > 1 so that activities need result by using RWL is got 37,05 with (LI) 0,97 so LI < 1 that activities do not caused injury risk. The repairing use JSI is got 0,95 so can be determined JSI < 1 that the activities do not cause injury risk or in safe limit to be done. Keyword:, Recommended Weight Limit, Lifting Index, Job Severity Index INTI SARI Keselamatan dan kesehatan kerja perlu diperhatikan karena hal-hal yang disebabkan oleh kesalahan dalam penanganan bahan dan beban berlebih, merupakan penyebab terjadinya cidera. Penelitian ini dilakukan di aktivitas pembuatan genteng yang berada di Kebumen. Aktivitas yang dilakukan masih menggunakan tenaga manusia dalam memindahkan material dengan aliran prosesnya. Apabila aktivitas tersebut dilakukan secara terus menerus dikhawatirkan akan menimbulkan dampak kecelakaan. Maka dari itu perlu adanya evaluasi yaitu dari Recommended Weight Limit (RWL) dan Job Severity Index (JSI). Dari hasil penelitian didapat RWL dari empat aktivitas/operator adalah 16,25 kg; 12,87 kg; 13,59 kg; 12,90 kg; sehingga didapat lifting index : 2,22; 0,93; 0,88 dan 0,93. Dari aktivitas kerja yang dilakukan mengandung resiko cidera jika LI > 1 maka aktivitas tersebut dilakukan perbaikan. Dengan menggunakan metode JSI adalah 1,29; 0,25; 0,20; dan 0,19 dari hasil tersebut terdapat aktivitas yang menimbulkan resiko cidera JSI > 1 maka aktivitas tersebut perlu dilakukan perbaikan aktivitas kerja. Dari hasil perbaikan dengan menggunakan RWL didapat 37,05 dengan (LI) 0,97 maka LI < 1 aktivitas tersebut tidak menimbulkan resiko cidera. Perbaikan menggunakan JSI didapat 0,95 maka dapat dipastikan JSI < 1 bahwa aktivitas tersebut tidak menimbulkan resiko cidera atau dalam batas aman untuk dikerjakan. Kata kunci : Recommended Weight Limit, Lifting Index, Job Severity Index PENDAHULUAN Aktivitas pemindahan bahan secara manual (manual material handling/mmh) merupakan suatu aktivitas kerja yang masih banyak di jumpai, meskipun mesin-mesin yang digunakan dalam industri mampu untuk menggantikan pekerjaan manual, sistem yang sepenuhnya dikerjakan secara otomatis ataupun yang tidak lagi menggunakan pekerjaan manual masih jauh dari kenyataan. Baik pertimbangan-pertimbangan ekonomis seperti biaya peralatan otomatis atau keadaan serba praktis seperti keterbatasan ruang atau kondisi yang tidak diharapkan terkadang bisa membuat automatisasi yang komplit menjadi rumit. Akibatnya pekerjaan manualpun tidak dapat dihindari diberbagai tempat kerja. Pekerjaan manual, baik yang berat ataupun yang ringan, dapat menimbulkan kelelahan dan cidera yang berulang-ulang. Kelelahan karena menggunakan peralatan manual (MMH), merupakan 238

penyebab utama cidera pada punggung. Aktivitas / pekerjaan MMH mempunyai peranan vital dalam suatu sistem produksi manufaktur, yang bertujuan untuk mengalirkan material sesuai dengan aliran prosesnya dengan tepat waktu dan tujuannya. Kelebihan MMH bila dibandingkan dengan penanganan material dengan menggunakan alat bantu adalah pada fleksibilitas gerakan yang dapat dilakukan untuk beban beban ringan. Akan tetapi dibalik keuntungan tersebut terdapat kekurangan, yaitu dalam hal keselamatan dan kesehatan kerja yang disebabkan kesalahan dalam penanganan material tersebut, terutama kecenderungan terjadinya cidera. Pemindahan bahan secara manual apabila tidak dilakukan secara ergonomis akan menimbulkan kecelakaan dalam industri. Kecelakaan industri (industrial accident) yang disebut sebagai Over exertion-lifting and carrying yaitu kerusakan jaringan tubuh yang diakibatkan oleh beban angkat yang berlebih. Keluhan otot skeletal pada umumnya terjadi karena kontraksi otot yang berlebihan akibat pemberian beban kerja yang terlalu berat dengan durasi pembebanan yang panjang apabila kontraksi otot melebihi 20% maka peredaran darah ke otot berkurang menurut tingkat kontraksi yang dipengaruhi oleh besarnya tenaga yang diperlukan. Suplai oksigen keotot menurun, proses metabolisme karbohidrat terhambat dan sebagai akibatnya terjadi penimbunan asam laktat yang menyebabkan rasa nyeri otot. Pembuatan genteng Di Perusahaan SWR Sokka yang berlokasi didaerah Kebumen ini masih menggunakan peralatan manual oleh manusia. Aktivitas produksi genteng dan pemasaran selalu melakukan proses pengangkatan secara manual dikarenakan keterbatasan peralatan yang dipergunakan. Aktivitas ini dilakukan secara berulang-ulang sehingga menimbulkan kelelahan otot yang berdampak cidera pada pekerja. Pada pengangkatan beban kerja terjadi kontak langsung antara beban dan tubuh manusia. Hal ini dapat menyebabkan kecelakaan kerja, bila metode pengangkatan dan beban tidak sesuai dengan kemampuan manusia. Sehingga dibutuhkan suatu analisis terhadap metode pengangkatan dan beban yang diangkat oleh manusia untuk menghindari kecelakaan kerja. Oleh karena itu untuk mengurangi bahkan mencegah cidera para pekerja perlu diadakan evaluasi pengangkatan secara manual menurut permasalahan diatas, penelitian ini akan memberikan solusi berdasarkan pedoman NIOSH dengan metode job severity index (JSI). Selain itu dengan metode job severity index (JSI) dapat mengetahui tingkat kekerasan kerja yang secara langsung mempengaruhi produktifitas kerja dari masing-masing pekerja. Berdasarkan penelitian diatas dan uraian latar belakang masalah yang ada maka dilakukan penelitian dengan judul : Evaluasi Kemampuan Fisik Pengangkatan Secara Manual Berdasarkan Job Severity Index Dengan Pedoman NIOSH Untuk Menjaga Keselamatan Pekerja. Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan pokok permasalahan dari penelitian yang dilakukan adalah menganalisis seberapa besar tingkat resiko cidera terhadap aktivitas manual material handling dan mengevaluasi terhadap hasil tingkat resiko cidera tersebut Tujuan dari penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah (1) menentukan nilai beban angkat teoritis serta nilai dari tingkat tegangan fisik dan menentukan indeks kekerasan kerja dari aktivitas pengangkatan material secara manual yang dilakukan pekerja. LANDASAN TEORI Pengertian Pemindahan Bahan Pengertian pemindahan bahan secara manual, menurut American Material Handling Society (AMHS) bahwa material handling dinyatakan sebagai seni dan ilmu yang meliputi penanganan (handling), pemindahan (moving), pengepakan (packging), penyimpanan (storing), dan pengawasan (controling) dan material dengan segala bentuknya (Wignjosoebroto, 1996). Aktivitas yang dilakukan oleh sebagian besar orang yang sedang bekerja membutuhkan usaha fisik dan penanganan manual terhadap material dan peralatan. Dalam melakukan pekerjaan sering terjadi kecelakaan kerja misalnya sakit akibat salah urat pada tangan. Resiko cidera tulang belakang disebabkan frekuensi pengangkatan, kekuatan, ukuran tubuh, tekanan beban angkat atau tekanan tubuh dan tekanan dari tangan dan kaki yang menyebabkan tidak nyaman. NIOSH (National Institute of Occupational Safety and Health) melakukan analisis terhadap faktor-faktor yang berpengaruh terhadap biomekanika, yaitu : Berat dari benda yang dipindahkan, hal ini ditentukan oleh pembebanan langsung Posisi pembebanan dengan mengacu pada tubuh, hal ini dipengaruhi oleh:s a. Jarak horizontal b. Jarak vertikal c. Sudut pemindahan beban dari posisi sagital Frekuensi pemindahan yang digunakan adalah sebagai rata-rata pemindahan permenit untuk permindahan berfrekuensi paling tinggi Pariode (durasi) total waktu yang diberlakukan dalam pemindahan pada suatu pencatatan. 239

Batasan Angkat Dalam rangka untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan sehat maka perlu adanya batasan angkat oleh operator. Batasan angkat ini dipakai sebagai batasan angkat secara internasional. Adapun beberapa batasan angkat secara legal adalah sebagai berikut : Batasan angkat dengan menggunakan biomekanika Nilai dari analisa biomekanika adalah rentang postur atau posisi aktivitas kerja, ukuran beban dan ukuran manusia yang dievaluasi. Batasan angkat secara fisiologi Pengangkatan ini mempertimbangkan rata-rata beban metabolisme dari aktivitas angkat yang berulang (repetitive lifting) sebagaimana dapat juga ditemukan jumlah konsumsi oksigen. Hal ini haruslah benar-benar diperhatikan terutama dalam rangka untuk menentukan batas angkat. Kelelahan kerja yang terjadi dari aktivitas yang berulang akan meningkatkan resiko rasa nyeri tulang belakang karena akumulasi dari asam laktat yang menumpuk secara berlebihan. Pengertian Ergonomi Pengertian ergonomi berasal dari ergo yang berarti kerja sedangkan nomos yang berarti aturan, Prinsip atau kaidah. Sehingga kata ergonomi berarti suatu studi mengenai hubungan antara manusia dan pekerjaannya, (Wignjosoebroto, 1995). Dalam perkembangannya, pengertian ergonomi suatu istilah yang digunakan secara luas dengan istilah human interface engenering atau human factor yaitu suatu ilmu yang mempelajari perangkat interface maupun bentuk interaksi antara manusia dengan objek yang digunakan dengan lingkungan tempat bekerja. Mc Cormick dan Sanders (1992) mendefinisikan ergonomi dengan menggunakan pendekatan yang lebih komprehensif. Pendekatan ini dilakukan melalui tiga hal pokok yaitu ; fokus dari ergonomi adalah manusia dan interaksinya dengan produk, peralatan, fasilitas, prosedur dan lingkungan pekerjaan serta kehidupan sehari-hari. Tujuan ergonomi adalah meningkatkan efektifitas dan efisiensi pekerjaan, memperbaiki keamanan, mengurangi kelelahan dan stress, meningkatkan kenyamanan, penerimaan pengguna yang lebih besar, meningkatkan kepuasan kerja dan memperbaiki kualitas hidup dan pendekatan dilakukan dalam ergonomi adalah aplikasi yang sistematis dari informasi yang relevan tentang kemampuan, keterbatasan, karakteristik, prilaku dan motivasi manusia dan rancangan produk dan prosedur yang digunakan untuk lingkungan tempat menggunakannya. Prinsip yang selalu digunakan adalah prinsip fitting the task / job to the man. Dengan demikian pekerjaanlah yang harus disesuaikan agar berada dalam jangkauan kemampuan dan keterbatasan manusia. Keadaan ini akan memberikan keuntungan dalam proses pemilihan pekerja untuk suatu pekerjaan tertentu. Mencari pekerja yang mampu menahan beban kerja yang berat bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Namun mengupayakan cara kerja lainnya yang mengurangi beban kerja sampai berada dalam batas kemampuan rata-rata, akan mempermudah kita dalam mencari pekerja yang sanggup melaksanakan pekerjaan tersebut. Recommended weight limit (RWL) Pengertian Recommended weight limit (RWL) Recommended weight limit (RWL) merupakan rekomendasi batas beban yang dapat diangkat oleh manusia tanpa menimbulkan cidera meskipun dlakukan secara repetitive dan dalam jangka waktu yang lama. RWL ditetapkan oleh NIOSH. Syarat-syarat NIOSH agar dalam mengangkat dan menurunkan beban: Mengangkat dan menurunkan dengan kedua tangan. Mengangkat dan menurunkan lebih dari 8 jam. Mengangkat dan menurunkan ketika tidak sedang duduk atau berlutut. Mengangkat dan menurunkan didaerah yang ruangnya terbatas. Mengangkat dan menurunkan tidak stabil. Mengangkat dan menurunkan dengan tidak menarik atau mendorong. Mengangkat dan menurunkan tidak dengan kecepatan yang cepat. Berdasarkan sikap dan kondisi sistem kerja pengangkatan dalam proses pengangkatan barang yang dilakukan para pekerja. Maka langkah yang ditempuh untuk melakukan pengukuran faktor-faktor yang mempengaruhi maka digunakan pendekatan ketetapan NIOSH. Persamaan yang digunakan untuk menentukan beban yang di rekomendasikan untuk diangkat pakerja dalam kondisi tertentu menurut NIOSH adalah sebagai berikut : 240

RWL = LC x HM x VM x DM x AM x FM x CM Keterangan : : Batas beban yang direkomendasikan : Konstanta pembebanan = : Faktor pengali horizontal = : Faktor pengali vertikal = : Faktor pengali perpindahan = : Faktor pengali asimetrik = : Faktor pengali frekuensi : Faktor pengali kopling Keterangan : H = Jarak horizontal antara mata kaki dan material yang akan diangkat (cm) V = Jarak vertikal antara posisi awal beban dengan posisi beban pada saat diangkat (cm) D = Jarak yang ditempuh seseorang saat melakukan aktivitas memindahkan material (cm) A = Sudut puntir Adanya perbedaan ini karena faktor pengali vertikalnya sangat bergantung pada anthropometri ketinggian knucle (jarak vertikal dari lantai sampai ujung jari tangan dengan posisi lurus kebawah). Perumusan faktor pengali vertikal adalah : Setelah nilai RWL diketahui, selanjutnya perhitungan Lifting Index (indeks rata-rata), untuk mengetahui indeks pengangkatan yang tidak mengandung resiko cidera, dengan persamaan : Catatan : - Jika LI > 1, maka aktivitas tersebut mengandung resiko cidera - Jika LI < 1, maka aktivitas tersebut tidak mengandung resiko cidera Job Severity Index (JSI) Job Severity Index (JSI) Kegunaannya adalah pada analisa aktivitas pengangkutan dan penurunan barang. Dasar pemikiran JSI yaitu bahwa tingkat kekerasan kerja dilihat dari segi potensi cideranya adalah sebuah fungsi dari permintaan dan kemampuan kerja. Jika kemampuan seseorang untuk bekerja dibawah kapasitas kerja yang dilakukannya, maka dapat dipastikan bahwa kerja itu akan berbahaya bagi orang tersebut. Jadi skema evaluasi kerja JSI adalah untuk mengukur tingkat kesenjangan diantara kebutuhan oleh muatan kerja dan kapasitas kemampuan pekerja. Berikut ini adalah pengukuran JSI : Rumus ini menyimpulkan bahwa bila terjadi sebuah penyesuaian yang bagus antara 2 koefisien, maka rasio JSI nya pastilah bernilai 1,0. Kapasitas pekerja yang melebihi kebutuhan kerja akan membuat nilai JSI kurang dari 1,0. Hal ini adalah ketika JSI melebihi kesatuan, yang mana dalam situasi tersebut kita menjadi lebih terfokus. Satuan JSI memberi poin-poin yang lebih mendetail untuk seorang peneliti dengan data-data tambahan. Hal diatas dapat digunakan untuk memprediksi kapasitas angkut individu. Pembutuhan kerja pada kalkulasi JSI, pembutuhan tugas dikelompokan kedalam pembutuhan kerja melalui rumus : 241

Keterangan : Pembahasan : Jumlah dari kelompok pekerjaan : Jumlah tugas pada group i : Total hari kerja perminggu untuk group i : Total hari kerja perminggu untuk jenis tugas : Waktu kerja perhari untuk group i waktu untuk melaksanakan tugas perhari : Frekuensi angkutan untuk tugas j : Total frekuensi angkutan untuk group i : Berat maksimal yang diangkut tugas j : Kapasitas angkut yang dihitung tugas j Pengumpulan data Aktivitas pengangkatan dan penurunan beban dalam proses produksi, terdapat 4 (empat) aktivitas pengangkatan yang akan diteliti antara lain : a. Pengangkatan bahan baku (koeh) Koeh mempunyai ukuran panjang 60 cm, lebar 35 cm, tinggi 30 cm, dengan berat 36 kg. Koeh dari sawah dibawa menuju ke truk yang disusun secara horizontal. Koeh dinaikkan keatas truk setinggi 110 cm dan. Sudut asimetri asal dan tujuan 90º. Jarak horizontal asal 9 cm. Dan ketinggian vertikal pengangkatan yang terjadi adalah 152 cm. Jarak horizontal ditempat tujuan 1800 cm. Aktivitas pengangkatan dilakukan 3 orang operator, setiap operator rata-rata mengangkat 510 koeh selama 5 jam b. Penurunan koeh dari proses mesin molen Pengangkatan koeh padat dengan ukuran 30 cm x 15 cm x 20 cm dari mesin molen ke tanah Berat rata-rata koeh padat yang diangkat adalah 12 kg. Koeh padat diangkat dari atas mesin molen dengan jarak horizontal asal 7 cm, ketinggian vertikal 40 cm. Jarak dari mesin molen ketujuan 400 cm. Sudut asimetri asal dan tujuan 180 kemudian koeh padat diletakkan diatas tanah. Aktivitas penurunan koeh padat ini dilakukan oleh 3 operator, setiap operator mengangkat 1200 koeh padat selama 5 jam c. Pemindahan koeh ke rak-rak Untuk Diaginkan Koeh padat tersebut berukuran 30 cm x 20 cm x 15 cm yang diangkat dari atas tanah menuju ke rak yang disusun secara horizontal. Berat rata-rata objek yang diangkat adalah 12 kg. Koeh padat diangkat dari atas tanah menuju ke rak dengan ketinggian vertikal 138 cm. Jarak dari tumpukan koeh padat dari atas tanah ke rak 800 cm. Sudut asimetri asal dan tujuan 90º, jarak horizontal asal 10 cm kemudian koeh padat diletakkan dirak-rak. Aktivitas ini dilakukan oleh 4 operator, setiap operator mengangkat 900 koeh padat selama 5 jam d. Pengangkatan genteng Aktivitas ini merupakan tugas pengangkatan genteng untuk dibawa menuju ke truk. Aktivitas ini dilakukan oleh 4 operator, setiap operator mengangkat rata-rata 10 genteng dengan ketinggian 10 cm yang disusun secara vertikal, jadi genteng yang akan diangkat tersebut berukuran 30 cm x 20 cm x 30 cm dari atas tanah Berat rata-rata genteng yang diangkat adalah 12 kg. Genteng diangkat dari atas tanah menuju truk dengan tinggi vertikal 95 cm. Jarak tumpukan genteng dari atas tanah ke truk 350 cm. Sudut asimetri asal dan tujuan 90º, jarak horizontal asal 10 cm kemudian genteng diletakkan ke truk. Setiap operator mengangkat 1200 tumpukan genteng selama 5 jam 242

Data pengamatan perhitungan Recommended Weight Limit dan Lifting Index Tabel 1 Data Recommended Weight Limit (RWL) dan Lifting Index (LI) Data Rata-Rata Berat Beban Horizontal (H) Vertikal (V) Jarak (D) Asimetrik (A) Nama Supriono 36 kg 9 cm 152 1800 cm 90 Darmoko 12 kg 7 cm 40 400 cm 180 Wandi 12 kg 10 cm 138 800 cm 90 Eryanto 12 kg 10 cm 95 350 cm 90 Tabel 2 Data Job Severity Index (JSI) Data Jam Kerja Hari Kerja / minggu Panjang Benda Angkut Frekuensi Angkut/Menit Berat Benda Angkut Nama Supriono 5 6 60 cm 1,7 36 kg Darmoko 5 6 30 cm 4 12 kg Wandi 5 6 30 cm 3 12 kg Eryanto 5 6 30 cm 4 12 kg Pengolahan Data Perhitungan Recommended Weight Limit (RWL) Tabel 3 Perhitungan Frekuensi Pengangkatan (FM) dan coupling (CM) Nama Data Frekuensi Angkatan/Menit Pengali Frekuensi (FM*) Coupling (CM*) Supriono 510 510/300 = 1,7 0,63 0,90 Darmoko 1200 1200/300 = 4 0,45 0,90 Wandi 900 900/300 = 3 0,55 0,90 Eryanto 1200 1200/300 = 4 0,45 0,90 Untuk mencari nilai FM operator Supriono menggunakan metode Interpolasi polimial lagrang. Sebagai contoh dibawah ini perhitungan nilai FM untuk operator Supriono. 243

Untuk perhitungan Recommended Weight Limit (RWL) Contoh perhitungan RWL untuk operator Supriono : 1. Menentukan konstanta pembebanan 2. Menentukan faktor pengali horizontal 3. Menentukan faktor pengali vertikal 4. Menentukan faktor pengali perpindahan atau jarak 5. Menentukan faktor pengali asimetrik A 6. Menentukan faktor pengali frekwensi 7. Menentukan faktor pengali coupling Jadi nilai Perhitungan Lifting Index (LI) Untuk perhitungan Lifting Index (LI) Tabel 4. Rekapitulasi (RWL) dan (LI) Metode RWL LI Nama Supriono 16,25 kg 2,22 Darmoko 12,87 kg 0,93 Wandi 13,59 kg 0,88 Eryanto 12,90 kg 0,93 244

Perhitungan Job Severity Index (JSI) Untuk perhitungan Job Severity Index (JSI) a. Penentuan jarak angkutan diukur secara vertikal (dalam inchi) diantara titik-titik inisial (titik awal) dan keterminal (titik akhir) angkutan. Enam jarak angkutan itu adalah 1) FK : Dari lantai ke tulang tinju 2) FS : Dari lantai ke bahu 3) FR : Dari lantai sampai ke jangkauan atas 4) KS : Dari tulang tinju sampai kejangkauan atas 5) SR : Dari bahu sampai ke jangkauan atas Untuk pengangkatan Supriono masuk kriteria FS yaitu dari lantai ke bahu b. Perhitungan kapasitas awal yang ditetapkan menggunakan jarak angkutan, frekuensi angkutan dan jenis kelamin c. Perhitungan perbaikan kapasitas awal dengan menggunakan ukuran muatan d. Perhitungan perbaikan yang dibuat dengan persentase, populasi Penetapan kapasitas populasi pria sebanyak 95% dalam melaksanakan pekerjaan tersebut e. Perhitungan penjumlahan untuk hasil memutar (dengan reduksi 5% pada kapasitas angkut) Keterangan : 1 lb = 0,453 kg Jadi nilai Job Severity Index (JSI) : Tabel 5 Rekapitulasi Job Severity Index (JSI) Metode Kapasitas Angkut JSI Nama (CAPj) Supriono 9,26 kg 1,29 Darmoko 15,93 kg 0,25 Wandi 14,98 kg 0,20 Eryanto 15,93 kg 0,19 245

Evaluasi aktivitas kerja Evaluasi aktivitas (pengangkatan bahan baku) untuk Recommended Weight Limit (RWL) dan Lifting Index (LI) Tabel 6 Data Evaluasi RWL dan LI Data Aktivitas Ratrata berat beban Horizontal (H) Sebelum Sesudah Vertikal (V) Jarak (D) Asimetrik (A) 36 kg 9 cm 152 1800 cm 90 36 kg 5 cm 152 1800 cm 30 b. Evaluasi aktivitas pengangkatan (koeh) untuk Job Severity Index (JSI) Tabel 7 Data Evaluasi JSI Data Jam Kerja Aktivitas Sebelum Sesudah Hari Kerja/Minggu Panjang Benda Angkut Frekuensi Angkut / Menit Berat Benda Angkut 5 6 60 1,7 36 5 6 60 0,3 36 Untuk perhitungan Recommended Weight Limit (RWL) Perhitungan Lifting Index (LI) Untuk perhitungan Lifting Index (LI) Tabel 8.Rekapitulasi Evaluasi Recommended Weight Limit (RWL) dan Lifting Index (LI) Metode RWL LI Aktivitas Sebelum 16,25 kg 2,22 Sesudah 37,05 kg 0,97 Perhitungan Job Severity Index (JSI) 246

Jadi nilai job severity index (JSI) : 5 Tabel9. Rekapitulasi Evaluasi Job Severity Index (JSI) Metode Aktivitas Sebelum Sesudah Kapasitas Angkut JSI (CAPj) 9,26 kg 1,29 12,62 kg 0,95 Berdasarkan analisa-analisa yang telah diuraikan diatas, dan setelah dilakukan evaluasi, maka akan memberikan manfaat bahwa pekerja dapat bekerja dengan efisien, aman, sehat, dan efektif. Kriteria efisien adalah hasil keluaran pekerja, sebelum adanya perbaikan dan sesudah adanya perbaikan berdasarkan perbedaan yang dirasakan secara psikis yaitu sistem kerja tersebut memberikan beban kerja fisik dan kelelahan yang seminimal mungkin bagi manusia sebagai pekerjaannya. Kriteria aman dapat diartikan bahwa suatu pekerjaaan yang dilakukan tidak memiliki potensi terjadinya cidera pada pekerja, sedangkan kriteria sehat yaitu energi yang dikonsumsi oleh pekerja saat melakukan pekerjaan harus memenuhi rata-rata energi yang dikonsumsi seharian yaitu sebesar 600 kkal untuk pria dan 500 kkal untuk wanita (Grandjean,1986), jika satu liter oksigen dikonsumsi oleh tubuh. Maka tubuh akan mendapat 4,8 kkal energi (Nurmianto, 1996), untuk memenuhi rata-rata energi yang dikonsumsi seharian, maka diperlukan 125 liter oksigen yang dikonsumsi oleh tubuh untuk pekerja pria. Kriteria efektif adalah sebagai hasil dan usulan perbaikan diharapkan bahwa pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan secara lebih mudah dan laju produksi bisa ditingkatkan. 247

Kesimpulan Berdasarkan perhitungan Recommended weight limit (RWL) dan Lifting Index (LI) diketahui beban angkat aktual dari masing-masing aktivitas maka didapat nilai Lifting Index (LI) dari masing-masing operator.. Dari empat aktivitas tersebut yang menimbulkan dampak resiko cidera yaitu aktivitas operator Supriono karena nilai LI maka untuk aktivitas operator Supriono perlu dilakukan perbaikan aktivitas kerja agar terhindar resiko cidera. Berdasarkan perhitungan Job Severity Index (JSI) dari masing-masing aktivitas, dari empat aktivitas operator maka yang bisa menimbulkan cidera adalah aktivitas operator Supriono karena nilai JSI untuk itu aktivitas Supriono perlu dilakukan perbaikan kerja untuk menghindari resiko cidera dan untuk menjaga keselamatan pekerja. Dari evaluasi yang dilakukan dengan menggunakan RWL dan LI untuk metode JSI dari perhitungan perbaikan aktivitas yang dilakukan nilainya adalah 0,95. Dari hasil perbaikan tersebut (JSI < 1) maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas perbaikan yang dilakukan operator Supriono tidak menimbulkan resiko cidera dan aman untuk dilakukan. DAFTAR PUSTAKA Granjean, E, 1982. Fitting The Task to The Man : An Ergonomic Approach. London : Taylor Francis ltd Mc Cormick, E. J. And Sanders, M. S., 1992, Human Faktor In Engineering and Design, ed. Me Graw Hill, Inc, Singapore Mustafa Pulat, Babur & David C. Alexander, 1991, Industrial Ergonomics (Case Study). Mc Graw-Hill. Inc NIOSH, 1981, NIOSH Work Practice Guide to Manual Lifting National Institute Of Occupational Safety and Healt ; Cincinnati, Ohio Nurmianto, E., 1996, Ergonomi : Konsep Dasar dan Aplikasinya, Guna Widya, Surabaya Pulat, B.M., 1996. Fundamental Of Industrial Ergonomics, Waveland, Guna Widya, Surabaya Sritomo Wignjosoebroto, 1995, Ergonomi Studi Gerak Dan Waktu, Teknik Analisis untuk Penimgkatan Produktivitas Kerja, Guna Widya, Jakarta 248