KALIMAT EFEKTIF DALAM BERKOMUNIKASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAHASA INDONESIA DALAM PERUNDANG-UNDANGAN. Wisnu Sasangka *

STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.

BAB 1 PENDAHULUAN. atau kaidah tertentu berdasarkan hasil berpikir ilmiah. Proses berfikir ilmiah terdiri

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan sehari-hari. Tidak terlalu berlebihan jika dikatakan sejak bangun tidur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. KAJIAN PUSTAKA. mengungkapkan pikiran yang utuh (Alwi, 2003:311). Dalam wujud lisan, kalimat

RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER ( R P K P S )

anak manis D M sebatang rokok kretek M D M sebuah rumah mewah M D M seorang guru M D

KARAKTERISTIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KEILMUAN PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. (sikap badan), atau tanda-tanda berupa tulisan. suatu tulisan yang menggunakan suatu kaidah-kaidah penulisan yang tepat

Pengertian Kalimat Efektif

KALIMAT. Menu SK DAN KD. Pengantar: Bahasa bersifat Hierarki 01/08/2017. Oleh: Kompetensi Dasar: 3. Mahasiwa dapat menjelaskan kalimat

KEEFEKTIFAN KALIMAT DALAM TEKS PADA BUKU PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SD/MI

KETIDAKEFEKTIFAN BAHASA INDONESIA DALAM KARYA ILMIAH SISWA DI KELAS XI UPW A SMK NEGERI 1 SINGARAJA

RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER ( R P K P S )

PENGARUH PENGUASAAN KOMPETENSI SINTAKSIS TERHADAP PRODUKSI KALIMAT EFEKTIF PADA KARANGAN EKSPOSISI

PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF

BAB I PENDAHULUAN. lisan maupun tulisan. Bahasa menurut Kridalaksana (2001: 21) adalah sistem

Tugas Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup suatu Bangsa dan Negara. Hal ini karena pendidikan

KESANTUNAN KALIMAT DAN PARAGRAF

Modul ke: BAHASA INDONESIA. Ragam Bahasa. Sudrajat, S.Pd. M.Pd. Fakultas FEB. Program Studi Manajemen.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri di dalam masyarakat,

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

II. LANDASAN TEORI. rapi dan rasional akan membuat sebuah wacana lebih mudah pahami. Kalimat

Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri yang khas, yaitu kesepadanan struktur, keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, kepaduan, dan

KUALITAS PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM ABSTRAK SKRIPSI MAHASISWA JURUSAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS NEGERI MALANG TAHUN

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015

KALIMAT EFEKTIF. Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Bahasa Indonesia Dosen Pengampu: Ibu Suprihatiningsih

Bahasa Indonesia dalam Karya Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. perasaan dengan memakai tanda-tanda, bunyi-bunyi, gesture, atau tanda-tanda yang

: Bahasa Indonesia dalam Psikologi. Ragam Bahasa Ilmiah

BAB II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN PERTANYAAN PENELITIAN. Kerangka teoretis merupakan suatu rancangan teori-teori mengenai hakikat

Untuk STIKOM Bandung Tahun Nantia Rena Venus, S.S., M.I.Kom.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan medium utama berupa bunyi ujaran (unsur bahasa yang hanya

: Bahasa Indonesia dalam Psikologi. Kalimat

BAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS

SKRIPSI ANALISIS POLA KALIMAT DALAM TULISAN MAHASISWA BIPA FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA, UNIVERSITAS UDAYANA REVINA INELDA NIVIRAWATI

RINGKASAN PENELITIAN

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA MAKALAH MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAMULANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SINTAKSIS. Sintaksis adalah menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. B. KATA SEBAGAI SATUAN SINTAKSIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

STMIK CIC CIREBON Nurul Bahiyah, M. Kom.

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat.

HUBUNGAN MAKNA ANTARKLAUSA DALAM KOLOM SENO GUMIRA AJIDARMA PADA BUKU KENTUT KOSMOPOLITAN

04/10/2016. Dengan bangga, kami mempersembahkan KALIMAT. Pertemuan 6

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan struktur kebahasaannya dengan baik (penggunaan kosa kata, tatabahasa,

BAB I PENDAHULUAN. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah

KONSTRUKSI SINTAKSIS KALIMAT TULIS PEMBELAJAR ASING BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari yang digunakan oleh manusia.

Analisis Penggunaan Kalimat Bahasa Indonesia pada Karangan Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 10 Sanur, Denpasar

Bahasa yang Efisien & Efektif dalam Iptek

Bahasa Indonesia. Ragam Bahasa. Dwi Septiani, S.Hum., M.Pd. Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

PEMAKAIAN KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM BUKU TEKS SEKOLAH DASAR. oleh. Nunung Sitaresmi. Abstrak

BAHASA INDONESIA KALIMAT EFEKTIF. Drs. SUMARDI, M. Pd. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi

I. PENDAHULUAN. tulis (Alwi, 2003:7). Ragam bahasa lisan memiliki beberapa perbedaan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau amanat yang lengkap (Chaer, 2011:327). Lengkap menurut Chaer

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan bahasa sebagai sarana untuk berinteraksi antar manusia.

akurat ringkas A.Kesepadanan dan Kesatuan B.Keparalelan C.Ketegasan dan Keutamaan kepenulisan E. Variasi

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU

Oleh: Dwi Astuti Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas dari isi yang

I. PENDAHULUAN. dalam komunikasi, baik bertindak sebagai komunikator (pembicara atau penulis)

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

Oleh: Nurul Habibah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Surat kabar sebagai media informasi dan publikasi. Surat kabar sebagai media

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Surat sebagai sarana komunikasi tertulis mempunyai kelebihan

SEKELUMIT TENTANG PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM KARYA TULIS ILMIAH

KEMAMPUAN MENULIS TEKS PIDATO SISWA KELAS X SMA NEGERI 4 MALANG TAHUN AJARAN 2012/2013

KALIMAT EFEKTIF. Karina Jayanti

WACANA HUKUM INDONESIA SEBUAH PERSPEKTIF KEBAHASAAN

BAB I PENDAHULUAN. Tarigan (1987 : 27), Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau

BAHASA INDONESIA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

BAB I PENDAHULUAN. melalui berita-berita yang terdapat di berbagai media. Penyampaian berita (pesan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hidup bermasyarakat merupakan salah satu sifat manusia. Manusia tidak

ANALISIS STRUKTUR FUNGSIONAL PADA PERIBAHASA INDONESIA: TINJAUAN SINTAKSIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Verba berprefiks..., Indra Haryono, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Bahasa juga merupakan interaksi antar manusia mengenal tiga

ii MATEMATIKA EKONOMI: Fungsi dan Aplikasi

Oleh Septia Sugiarsih

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan

I. PENDAHULUAN. mencapai tujuan yang diinginkan pada suatu lingkungan belajar. Melalui

KEEFEKTIFAN KALIMAT DALAM LAPORAN PERJALANAN SISWA KELAS VIII MTs HIDAYATUL MUSLIHIN 2011/2012. Oleh

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA KALIMAT MAHASISWA THAILAND YANG BELAJAR DI UMS (ASPEK EJAAN, KEMUBAZIRAN, KEPADUAN, DAN KELOGISAN)

RENCANA PERKULIAHAN SEMESTER (RPS) JURUSAN BIOLOGI FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MALANG SEMESTER GASAL 2013/2014

Ilmu Komunikasi Sistem Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan

BAHASA INDONESIA. Karakteristik Bahasa Indonesia. Sri Rahayu Handayani, S.Pd. MM. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi

Transkripsi:

Abstrak KALIMAT EFEKTIF DALAM BERKOMUNIKASI Trismanto 1) Staf Pengajar Fakultas Bahasa dan Budaya Universitas 17 Agustus 1945 Semarang Jalan Pemuda No. 70 Semarang 50132 Email : trismanto_tris@yahoo.co.id Dalam sebuah komunikasi, kalimat memiliki peranan yang sangat penting, lebih-lebih dalam komunikasitertulis.kejelasan makna kalimat menjadi kunci keberhasilan komunikasi antara penulis dan pembaca.olehkarena itu, dalan setiap komunikasi, khususnya komunikasi tertulis, dibutuhkan kalimat-kalimat yang baik.kalimat yang baik harus memenuhi persyaratan gramatikal. Artinya, kalimat tersebut disusun berdasarkankaidah-kaidah yang berlaku, yaitu (1) unsur-unsur penting yang harus ada dalam suatu kalimat, (2) aturan-aturan tentang ejaan (EYD), dan (3) cara-cara memilih kata (pendiksian). Kalimat yang jelas dan baik akanmudah dipahami orang lain secara tepat. Kalimat yang demikian itu disebut kalimat efektif, yang secara tepatdapat mewakili pikiran dan keinginan penulisnya. Kata kunci :Kalimat efektif, gramatikal, ejaan, pendiksi. PENDAHULUAN Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Dengan kata lain dapat dikatakan bahasa merupakan wahana komunikasi bagi manusia, baik komunikasi lisan maupun komunikasi tulis. Bahasa, di dalam wacana linguistik diberi pengertian sebagai sistem simbol bunyi bermakna dan berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap), bersifat arbitrer dan konvensional yang dipakai sebagai alat berkomunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan perasaan dan pikiran (Bromley, 1992:22). Bahasa adalah kombinasi kata yang diatur secara sistematis dirangkai menjadi sebuah kalimat sehingga memiliki makna yang mudah dipahami dalam berkomunikasi.(widjono, 2007: 146) Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang merupakan kesatuan pikiran. Dalam bahasa lisan kalimat diawali dan diakhiri dengan kesenyapan. Dalam bentuk bahasa tulis, kalimat diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya. Imam Syafii mengatakan (1990:116) dalam sebuah komunikasi, kalimat memiliki peranan yang sangat penting, lebih - lebih dalam komunikasi tertulis. Kejelasan makna kalimat menjadi kunci keberhasilan komunikasi antara penulis dan pembaca.oleh karena itu, dalan setiap komunikasi, khususnya komunikasi tertulis, dibutuhkan kalimat-kalimat yang baik. Kalimat yang baik harus memenuhi persyaratan gramatikal. Artinya, kalimat tersebut disusun berdasarkan kaidahkaidah yang berlaku, yaitu (1) unsur-unsur penting yang harus ada dalam suatu kalimat, (2) aturan-aturan tentang ejaan MAJALAH BANGUN REKAPRIMA 33

(EYD), dan (3) cara-cara memilih kata dalam kalimat (Imam Syafii, 1990:116). KALIMAT EFEKTIF Kalimat yang jelas dan baik akan mudah dipahami orang lain secara tepat. Kalimat yang demikian itu disebut kalimat efektif, yang secara tepat dapat mewakili pikiran dan keinginan penulisnya. Dengan kata lain, kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan sesuai dengan yang diharapkan oleh si penulis atau si pembicara. Kalimat efektif harus dapat digunakan untuk mengungkapkan gagasan, maksud, atau informasi kepada orang lain secara lugas sehingga gagasan itu dipahami secara sama oleh pembaca atau pendengar. Dengan demikian, kalimat efektif harus mampu menciptakan kesepahaman antara penulis dan pembaca atau antara pembicara dan pendengar.untuk itulah, kalimat efektif harus bercirikan kelugasan, ketepatan, kejelasan, kehematan, keutuhan, dan kesejajaran. Kelugasan Kelugasan dalam kalimat efektif mensyaratkan bahwa informasi yang disampaikan dalam kalimat itu ialah yang pokok-pokoknya saja, tidak berbelit-belit tetapi sederhana. (1a) Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada PT Tirta Kencana Industri yang berdiri pada tanggal 23 mei 1967 oleh Bapak Achsan yang berlokasi di Jalan Kartini No. 17 Semarang. (2a) Terus meningkatnya permintaan terhadap produk shutlecock, mau tidak mau memaksa industri bola bulutangkis menambah produksinya dan lebih meningkatkan mutu bola itu sendiri. Kalimat (1a 2a) di atas termasuk kalimat yang tidak efektif karena ketidaklugasan informasi yang disampaikan. Ketidaklugasan pada kalimat (1a) disebabkan informasi yang akan disampaikan masih mengambang dan belum selesai. Meskipun panjang, kalimat (1a) di atas belum menunjukkan kelengkapan makna bahkan terkesan hanya sebuah frase karena ditandai dengan penggunaan kata yang.untuk itu, agar menjadi kalimat yang efektif, contoh di atas harus diubah menjadi bentuk yang lugas seperti pada kalimat-kalimat di bawah ini. (1b) Berdasarkan penelitian, PT Tirta Kencana Industri didirikan pada tanggal 23 Mei 1967 oleh Bapak Achsan dan berlokasi di Jalan Kartini No. 17 Semarang. (1c) Be rdasarkan penelitian, PT Tirta Kencana Industri yang berlokasi di Jalan Kartini No. 17 Semarang MAJALAH BANGUN REKAPRIMA 34

didirikan pada tanggal 23 Mei 1967 Ketepatan dalam kalimat efektif oleh Bapak Achsan mensyaratkan bahwa informasi yang akan (1d) PT Tirta Kencana yang didirikan disampaikan dalam kalimat itu harus jitu oleh Bapak Achsan pada tanggal 23 (sesuai dengan sasaran) sehingga Mei 1967, berdasarkan penelitian, berlokasi di Jalan Kartini No. 17 dibutuhkan ketelitian. Kalimat yang tepat tidak akan menimbulkan multitafsir karena Semarang. kalimat yang multitafsir pasti Setelah membuang beberapa kata yang pada kalimat di atas dapat disimpulkan menimbulkan ketaksaan atau keambiguan, yaitu maknanya lebih dari satu, menjadi bahwa kalimat (1b -1d) tentu lebih lugas kabur bahkan meragukan. Berikut daripada kalimat (1a). Demikian pula ketidakefektifan kalimat (2a) juga disebabkan oleh penggunaan disajikan beberapa contoh. (3a) Rumah seniman yang antik itu dijual dengan harga murah. frase mau tidak mau dan kata sendiri (4a) Dosen yang mendalami dan dalam frase bola itu sendiri. Agar efektif, mengembangkan bidang ilmu yang penggunaan kedua frase itu seharusnya langka diberikan anggaran dan ditanggalkan sehingga menjadi seperti kalimat-kalimat di bawah ini. fasilitas khusus oleh pemerintah. Kalimat (3a-4a) di atas termasuk kalimat (2b) Terus meningkatnya permintaan yang tidak efektif karena ketidaktepatan terhadap produk shutlecock, informasi yang akan disampaikan. Frase memaksa industri bola bulutangkis yang antik dalam Rumah seniman yang menambah produksi dan antik itu pada kalimat (3a) dapat meningkatkan mutunya. ditafsirkan lebih dari satu makna, yaitu (i) (2c) Permintaan yang terus meningkat yang antik itu rumahnya atau yang antik terhadap produk shutlecock, itu senimannya. Untuk itu,agar tidak memaksa industri bola bulutangkis menimbulkan multitafsir atau keambiguan menambah produksi dan makna, kalimat-kalimat di bawah harus meningkatkan mutunya. diubah. (2d) Peningkatan permintaan terhadap produk shutlecock, memaksa industri (3b) Rumah yang antik milik seniman itu dijual dengan harga murah. bola bulutangkis menambah (3c) Rumah antik milik seniman itu dijual produksi dan meningkatkan dengan harga murah. mutunya. Ketepatan (3d) Seniman yang antik itu menjual rumahnya dengan harga murah. MAJALAH BANGUN REKAPRIMA 35

(3e) Seniman itu memiliki rumah antik yang dijual dengan harga murah. mengembangkan bidang ilmu yang langka. (S-P-K) Sementara itu, ketidakefektifan pada Kalimat (4b 4e) dapat mengungkapkan contoh (4a) disebabkan ketidaktepatan informasi secara tepat karena tidak penggunaan kata kerja diberikan dalam multitafsir sehingga maknanya tidak kalimat tersebut. Penggunaan kata meragukan, tidak kabur, atau lebih dari diberikan pada kalimat itu berimplikasi pada subjek sebagai pelaku, yaitu Dosen satu, tidak seperti kalimat (4a) yang maknanya kabur dan meragukan. yang mendalami dan mengembangkan bidang ilmu yang langka malah akan diberikan (kepada) anggaran dan fasilitas. Kejelasan Kejelasan dalam kalimat efektif Seharusnya dosen itu menerima anggaran dan fasilitas khusus. Untuk itu agar informasinya tidak ditafsirkan seperti itu, kata kerja diberikan diubah menjadi diberi mensyaratkan bahwa kalimat itu harus jelas strukturnya dan lengkap unsurunsurnya. Kalimat yang jelas strukturnya memudahkan orang memahami makna atau memperoleh seperti pada yang terkandung di dalamnya, tetapi kalimatkalimat di bawah ini : ketidak jelasan struktur bisa jadi (4b) Dosen yang mendalami dan menimbulkan kebingungan orang untuk mengembangkan bidang ilmu yang memahami makna yang terkandung di langka diberi (oleh) pemerintah dalamnya. anggaran dan fasilitas khusus. (S-P- (5a) Pasal 52 ayat (2) UU SJSN Pel) mengamanatkan kepada keempat (4c) Dosen yang mendalami dan badan tersebut untuk menyesuaikan mengembangkan bidang ilmu langka dengan UU SJSN. memperoleh anggaran dan fasilitas khusus dari pemerintah. (S-P-O-K) (6a) Pemerintah secara eksplisit berniat mengatur agar setiap orang di negeri (4d) Pemerintah akan memberikan ini mendapatkan layanan kesehatan anggaran dan fasilitas khusus kepada dasar secara cuma-cuma, jaminan dosen yang mendalami dan hari tua, jaminan pensiun, dan mengembangkan bidang ilmu yang langka. (S-P-O-K) (4e) Anggaran dan fasilitas khusus dari pemerintah akan diberikan kepada santunan akibat kecelakaan. Jika kalimat (5a) dianalisis tampak bahwa Pasal 52 ayat (2) UU SJSN berfungsi sebagai subjek, mengamanatkan berfungsi dosen yang mendalami dan sebagai predikat, kepada keempat badan MAJALAH BANGUN REKAPRIMA 36

tersebut berfungsi sebagai keterangan, dan untuk menyesuaikan dengan prinsip UU SJSN juga merupakan keterangan. Dari segi struktur, kalimat tersebut tidak ada anak kalimat. Akan tetapi, kalimat tersebut belum menunjukkan keapikan struktur. Hal ini disebabkan mengatur merupakan verba transitif yang seharusnya langsung masalah sebab struktur semacam itu diikuti objek yang berupa nomina atau merupakan pengembangan pola dasar S-P- K. Namun karena predikat kalimat tersebut frase nominal (setiap orang di negeri ini) dan bukan diikuti oleh keterangan anak berupa verba transitif, yaitu kalimat. Selain itu, agar pada kalimat mengamanatkan unsur yang berada di sebelah kanan verba tersebut seharusnya tersebut seharusnya mendahalui verba mendapatkan bukan mendahalui orang di adalah nomina atau frase nominal, bukan negeri ini sehingga kalimat tersebut frase preposisional. Agar struktur kalimat tersebut menjadi benar, preposisi kepada seharusnya seperti berikut. (6b) Pemerintah secara eksplisit berniat ditiadakan seperti kalimat (5b) atau mengatur setiap orang di negara ini dipindahkan tempatnya seperti pada agar mendapatkan layanan kesehatan kalimat (5c) berikut. dasar secara cuma-cuma, jaminan (5b) Pasal 52 ayat (2) UU SJSN memerintah keempat badan tersebut hari tua, jaminan pensiun, dan santunan akibat kecelakaan. untuk melakukan penyesuaian dengan UU SJSN (S-P-O-K) Kehematan (5c) Pasal 52 ayat (2) UU SJSN Kehematan dalam kalimat efektif memerintahkan penyesuaian dengan mensyaratkan bahwa informasi yang akan UU SJSN kepada keempat badan disampaikan dalam kalimat itu harus tersebut. (S-P-O-K) cermat, tidak boros, dan perlu kehatihatian. Sementara itu, unsur-unsur kalimat pada Untuk itu perlu dihindari bentuk- contoh (6a) telah terpenuhi, yaitu bentuk yang bersinonim. pemerintah berfungsi sebagai subjek, (7a) Pemberian penghargaan dapat secara eksplisit berfungsi sebagai diberikan dalam bentuk tanda jasa, keterangan, berniat mengatur berfungsi sebagai predikat, dan agar setiap orang di negeri ini mendapatkan layanan kesehatan dasar secara cuma-cuma, jaminan hari tua, jaminan pensiun, dan santunan akibat kenaikan pangkat istimewa, uang, piagam, atau bentuk penghargaan lain. (8a) Berdasarkan penjelasan sebagaimana tersebut di atas, penelitian ini ingin kecelakaan berfungsi sebagai keterangan MAJALAH BANGUN REKAPRIMA 37

mengungkapkan beberapa temuantemuan sebagai berikut. Kedua contoh di atas memperlihatkan ketidakefektifan kalimat karena ketidakhematan dalam menyampaikan informasi. Pada contoh (7a) digunakan bentuk yang mirip antara subjek dan predikat, yaitu pemberian dan diberikan serta gaji karyawan dan digaji. Sementara itu, penggunaan bentuk bersinonim seperti tersebut dan di atas serta penggunaan kata penanda jamak beberapa dan bentuk jamak temuan-temuan, serta penggunaan sebagaimana pada kalimat (8a) menyebabkan kalimat tersebut tidak efektif karena pemborosan kata. Kalimat tersebut menjadi efektif jika penyebab ketidakefektifan itu diperbaiki, misalnya (i) predikatnya diubah dan dicarikan bentuk yang lain, (ii) subjeknya diubah supaya bentuknya tidak mirip dengan predikat, (iii) kata-kata yang bersinonim tidak perlu dimunculkan secara bersama. Di bawah ini adalah kalimatkalimat yang sudah dibetulkan. (7b) Pemberian penghargaan dapat berbentuk tanda jasa, kenaikan pangkat istimewa, uang, piagam atau bentuk penghargaan lain (7c) Penghargaan dapat diberikan dalam bentuk tanda jasa, kenaikan pangkat istimewa, uang, piagam, atau bentuk penghargaan lain. (8b) Berdasarkan penjelasan tersebut, penelitian ini ingin mengungkapkan beberapa temuan, yaitu sebagai berikut. (8c) Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian ini ingin mengungkapkan temuan-temuan sebagai berikut. (8d) Berdasarkan penjelasan di atas, penelitian ini ingin mengungkapkan beberapa temuan berikut. Kehematan dalam berbahasa seharusnya tidak hanya dilakukan ketika seseorang sedang menulis, tetapi ketika seseorang sedang berbicara, terutama saat berbicara pada situasi formal. Sampai saat ini orang masih beranggapan bahwa kecermatan seseorang dapat dilihat ketika ia hemat dan hati-hati dalam berbahasa. Kesejajaran Kesejajaran menurut Sasangka (2012:103) dikatakan bahwa kalimat efektif mensyaratkan bentuk dan struktur yang digunakan dalam kalimat efektif harus paralel, sama, atau sederajat. Dalam hal bentuk, kesejajaran terutama terletak pada penggunaan imbuhan, sedangkan dalam hal struktur, kesejajaran terletak pada klausa-klausa yang menjadi pengisi dalam kalimat majemuk setara. Cermatilah kalimat-kalimat di bawah ini. MAJALAH BANGUN REKAPRIMA 38

(9a) Buku itu dibuat oleh Pusat Bahasa Senada dengan itu, kalimat (10a) juga dan Balai Bahasa yang menunjukkan hal yang mirip, penggunaan menerbitkannya. konjungtor serta menuntut bentuk verba (10a) Tugas tersebut dilakukan dalam harus satu tipe. Oleh karena itu, kalimat rangka peningkatan keberterimaan (10a) dapat dibetulkan menjadi produk nasional, mendorong (10b) Tugas tersebut dilakukan dalam produktivitas dan daya guna rangka meningkatkan keberterimaan produksi, serta menjamin mutu produk nasional, mendorong barang dan jasa sehingga produktivitas dan daya guna meningkatkan daya saing. produksi, serta menjamin mutu Kedua contoh di atas memperlihatkan barang dan jasa sehingga ketidakefektifan kalimat karena meningkatkan daya saing. kesejajaran bentuk tidak terpenuhi. Jika dianalisis, kalimat (9a) terdiri atas dua klausa, yaitu (i) Buku itu dibuat oleh Pusat (10c) Tugas tersebut dilakukan dalam rangka peningkatan keberterimaan produk nasional untuk mendorong Bahasa dan (ii) Balai Pustaka yang produktivitas dan daya guna menerbitkan. Apabila klausa pertama produksi serta untuk menjamin mutu dianalisis lebih lanjut, buku itu berfungsi barang dan jasa sehingga sebagai subjek, dibuat berfungsi sebagai meningkatkan daya saing. predikat, oleh Pusat Bahasa berfungsi sebagai pelengkap (S-P-Pel), sedangkan pada klausa kedua tampak bahwa Balai Pustaka berfungsi sebagai predikat, dan yang menerbitkannya berfungsi sebagai subjek (P-S). Untuk itu, agar terdapat KESIMPULAN Kalimat memiliki peranan yang sangat penting, lebih-lebih dalam komunikasi tertulis.kejelasan makna kalimat menjadi kunci keberhasilan komunikasi antara kesejajaran bentuk dan struktur, kalimat penulis dan pembaca.dalan setiap (9a) di atas harus diperbaiki menjadi komunikasi, khususnya komunikasi seperti di bawah ini. (9b) Buku itu dibuat oleh Pusat Bahasa tertulis, dibutuhkan kalimat-kalimat yang baik atau efektif. dan diterbitkan oleh Balai Pustaka Kalimat efektif dapat mewakili pikiran dan (S-P-Pel dan S-P-Pel) keinginan penulisnya. Dengan kata lain, (9c) Pusat Bahasa yang membuat buku itu kalimat efektif adalah kalimat yang dapat dan Balai Pustaka yang mengungkapkan gagasan sesuai dengan menerbitkannya. (P-S dan P-S) MAJALAH BANGUN REKAPRIMA 39

yang diharapkan oleh si penulis atau si pembicara. Kalimat efektif harus dapat digunakan untuk mengungkapkan gagasan, maksud, atau informasi kepada orang lain secara lugas sehingga gagasan itu dipahami secara sama oleh pembaca atau pendengar. Dengan demikian, kalimat efektif harus mampu menciptakan kesepahaman antara penulis dan pembaca atau antara pembicara dan pendengar. Untuk itulah, kalimat efektif harus bercirikan kelugasan, ketepatan, kejelasan, kehematan, keutuhan, dan kesejajaran. DAFTAR PUSTAKA Alwi, Hasan, dkk. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka Bromley, K.D. 1992. Language Arts : Exploring Conenections. Boston: Allyn and Bacon Sasangka, Sry Satriya Tjatur Wisnu & Nani Darheni. 2012. Jendela Bahasa Indonesia. Jogyakarta : Almatera Publishing Syafii, Imam. 1990. Bahasa Indonesia Profesi. Malang : FPBS IKIP Malang Widjono, Hs. 2007.Bahasa Indonesia : Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Jakarta : Grasindo. MAJALAH BANGUN REKAPRIMA 40