BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III LANDASAN TEORI

8 PENGANTAR SISTEM INFORMASI

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI RESTORAN

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Sistem adalah kumpulan elemen-elemen atau sumberdaya yang saling

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Pujawan dan Erawan (2010) memilih supplier merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. beberapa ahli, definisi sistem adalah sebagai berikut.

BAB II LANDASAN TEORI. saling terkait dan tergantung satu sama lain, bekerja bersama-sama untuk. komputer. Contoh lainnya adalah sebuah organisasi.

BAB II LANDASAN TEORI. disebut dengan Siklus Hidup Pengembangan Sistem (SHPS). SHPS adalah. dijelaskan langkah-langkah yang terdapat pada SHPS.

BAB III LANDASAN TEORI. mereka sendiri, dan disebut sistem lingkaran tertutup (closed-loop system). Sistem

BAB XI PENYIAPAN PROPOSAL SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI. Institut merupakan Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan

BAB III LANDASAN TEORI

bagaimana (how) mengerjakan tugas tersebut. (Moekijat, 2001, 5)

BAB 1 ASUMSI PERANAN PENGANALISIS SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV PENJELASAN PEKERJAAN

Layanan Pengoptimalan Cepat Dell Compellent Keterangan

BAB III LANDASAN TEORI. tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan (Jogiyanto, 2005).

BAB 2 FASE DEFINISI Memahami Masalah User

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

Meskipun jumlah tahapan dalam SDLC dalam berbagai litertur berbeda-beda, namun pada prinsipnya secara keseluruhan semua proses yang dilakukan sama

BAB 15 PROTOTIPE. Bekerja dengan Model Pertama

BAB 15 PROTOTIPE. Bekerja dengan Model Pertama

Bekerja dengan Model Pertama

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Jurnal IPTEK Juli 2010

Bab 20 Pengembangan Sistem 20.1 Pendahuluan

Ringkasan Chapter 12 Developing Business/ IT Solution

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sutabri (2004), sistem adalah sekelompok unsur yang erat

BAB 3 LANDASAN TEORI

PENGEMBANGAN SISTEM DALAM SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

Peranan Strategis Manajemen Sistem Informasi Publik

STRUKTUR DAN FUNGSI PENGOLAHAN DATA

Perancangan Algoritma Pemotongan Gaji Untuk Pajak Penghasilan

BAB III LANDASAN TEORI. pelayanan lengkap terhadap seseorang ataupun kelompok orang yang ingin

KATA PENGANTAR. Surabaya, 10 April Penyusun SIKLUS PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI 1

STRATEGI PENGEMBANGAN SIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB 2 FASE DEFINISI Memahami Masalah User

BAB V PENGEMBANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SISTEM INFORMASI PENGOLAHAN DATA ABSENSI KARYAWAN PADA PTPN II PATUMBAK

STMIK GI MDP SISTEM INFORMASI EKSEKUTIF PEMBELIAN, PERSEDIAAN DAN PENJUALAN PADA PT MULYA KARYA SEJATI PALEMBANG

BAB 1 PENDAHULUAN. pada perkembangan dari sistem informasi. E-commerce adalah salah satu

Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional Persiapan untuk rancang bangun implentasi

Nama : Rendi Setiawan Nim :

APLIKASI RENCANA ANGGARAN PROYEK PADA KONTRAKTOR PT. HEXA MULIA. Solmin Dosen Universitas Cokroaminoto Palopo

gagal. CRM Forum menyatakan lebih dari 50% proyek CRM di Amerika Serikat, dan lebih dari 85% di Eropa dianggap gagal. Gartner Group menyatakan bahwa

A. Spesifikasi Perangkat Lunak

BAB I PENDAHULUAN. pesat dalam era globalisasi saat ini. Masalah penggajian merupakan masalah yang

SISTEM INFORMASI : dari konsep dasar menuju pengadaannya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sumber pendapatan negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran

Jurnal Ilmiah d ComPutarE Volume 2 Juni 2012

BAB II LANDASAN TEORI. untuk mencapai tujuan (McLeod, 2010). Sistem juga dapat didefinisikan sebagai

TEKNIK AUDIT BERBANTUAN KOMPUTER

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Siklus Pengembangan Sistem Informasi Untuk Membangun dan Mengimplementasikan Sistem Informasi Bisnis Di Suatu Perusahaan Siklus Hidup System

RANGKUMAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BAB I IV

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang. Dewasa ini konstruksi bangunan merupakan salah satu langkah yang diperlukan

1. Mana di bawah ini yang bukan termasuk dalam kelompok pengendalian umum:

STMIK GI MDP. Program Studi Sistem Informasi Skripsi Sarjana Komputer Semester Genap Tahun 2009/2010

Rancangan Antar Muka

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya

Heruaji Eko Setiawan Jurusan Sistem Informasi STMIK PalComTech Palembang. Abstrak

BAB II LANDASAN TEORI. yang seragam dari transaksi-transaksi bisnis yang terjadi.

Bab III. Landasan Teori

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. elemen. Elemen sistem menjelaskan unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut, sedangkan

BAB l Pengujian Perangkat Lunak

BAB III LANDASAN TEORI. membeli. Untuk mewujudkan kepuasan konsumen maka perusahaan harus

Kemajuan di bidang teknologi khususnya di dunia komputer dari hari ke. yang semakin kompleks. Dari berbagai macam aktivitas yang digeluti, sebuah

Analisa Sistem Dan Desain

Jurusan Sistem Informasi, STMIK Mikroskil, Medan

SIKLUS PENGEMBANGAN PRODUK SISTEM INFORMASI DAN TEKNIK PROTOTYPING. Oleh : Ilham Arief Gautama P

PERANCANGAN SISTEM PENJUALAN BERBASIS APLIKASI DESKTOP PADA CV. CANANGSARI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENGGAJIAN DI PT. BIG SURABAYA. Abstract. Keyword: PT. BIG Surabaya, payroll information system

TIK.JK JUDUL UNIT

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Komponen Utama Sistem Informasi

BAB III LANDASAN TEORI. adapun beberapa definisi gaji seperti berikut ini:

BAB I PENDAHULUAN. macam hal dan tujuan awal pembuatan website tersebut, bahkan ada yang

SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN DI SEKRETARIAT DPRD KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. satu file sehingga menghasilkan satu hasil yang dikehendaki. (Abdul Kadir,

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. sangat penting dikarenakan menunjang kegiatan selama penelitian, sehingga halhal

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI

BAB II LANDASAN TEORI. beberapa ahli, definisi sistem adalah sebagai berikut.

SISTEM INFORMASI LAPORAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) KOTA PALOPO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Manajemen Proyek Sistem Informasi. Menulis dan Menampilkan Proposal Sistem

PERANCANGAN BASIS DATA

BAB 1. Instruksi Penggunaan Buku

Pengembangan Perangkat Lunak. Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Jurusan Sistem Informasi Univesitas Gunadarma

Pengantar Sistem Informasi & e-bisnis. Defri Kurniawan

RANGKUMAN SIM BAB 13 Mengembangkan Sistem Informasi (Building Information Systems)

Transkripsi:

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Penggajian Amstrong (1995:199) menyatakan bahwa sistem penggajian adalah proses untuk menentukan, mencatat, menaikkan dan mengendalikan tingkat gaji karyawan. Amstrong (1995:7) menyatakan bahwa gaji merupakan bayaran pokok yang diterima oleh seseorang, tidak termasuk unsur-unsur variabel dan tunjangan lainnya. Menurut Simamora (2001:545) gaji dapat menjadi faktor penting dalam penentuan apakah seorang karyawan akan masuk kerja pada hari tertentu. Ketidakhadiran dapat disebabkan oleh keinginan menghindari ketidaknyamanan suatu lingkungan kerja (pekerjaan, rekan sejawat, penyelia, kondisi kerja), atau kekecewaan terhadap struktur balas jasa organisasi (gaji, promosi, pengakuan karyawan). Oleh karenanya, ketidakhadiran dapat menjadi salah satu cara dimana seorang karyawan dapat bereaksi pada suatu bentuk ketidakadilan yang sesuai dengan teori keadilan. Para karyawan pada umumnya diberikan kesempatan untuk kehilangan beberapa jumlah hari tertentu setiap tahun (karena sakit, izin meninggalkan kerja) tanpa kehilangan gaji mereka. Bagaimanapun, beberapa karyawan tetap tidak hadir kerja meskipun hal ini akan mengurangi gaji mereka. Menurut UU no 13 tahun 2003 pengertian upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha sebagai pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan atau peraturan perundang undangan, 5

6 termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan. Menurut Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Nomor SE-07/MEN/1990 Tahun 1990, komponen upah terbagi menjadi tiga yaitu : 1. Upah pokok Upah Pokok adalah imbalan dasar yang dibayarkan kepada pekerja menurut tingkat atau jenis pekerjaan yang besarnya ditetapkan berdasarkan kesepakatan. 2. Tunjangan tetap Tunjangan Tetap adalah suatu pembayaran yang teratur berkaitan dengan pekerjaan yang diberikan secara tetap untuk pekerja dan keluarganya serta dibayarkan dalam satuan waktu yang sama, dengan pembayaran upah pokok, seperti Tunjangan Istri; Tunjangan Anak; Tunjangan Perumahan; Tunjangan Kemahalan; Tunjangan Daerah dan lain-lain. Tunjangan Makan dan Tunjangan Tranport dapat dimasukkan dalam komponen tunjangan tetap apabila pemberian tunjangan tersebut tidak dikaitkan dengan kehadiran, dan diterima secara tetap oleh pekerja menurut satuan waktu, harian atau bulanan. 3. Tunjangan tidak tetap Tunjangan Tidak Tetap adalah suatu pembayaran secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan pekerja, yang diberikan secara tidak tetap untuk pekerja dan keluarganya serta dibayarkan menurut satuan waktu yang tidak sama dengan waktu pembayaran upah pokok, seperti Tunjangan Transport yang didasarkan pada kehadiran, Tunjangan Makan dapat dimasukkan ke dalam tunjangan tidak tetap apabila tunjangan tersebut diberikan atas dasar

7 kehadiran (pemberian tunjangan biasa dalam bentuk uang atau fasilitas makan). Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 7 tahun 1983 pasal 7 ayat 1 tentang pajak penghasilan menyatakan bahwa kepada orang pribadi atau perseorangan sebagai wajib pajak dalam negeri diberikan pengurangan berupa penghasilan tidak kena pajak yang besarnya : 1. Rp. 960.000,- (sembilan ratus enam puluh ribu rupiah) untuk diri wajib pajak; 2. Rp. 480.000,- (empat ratus delapan puluh ribu rupiah) untuk wajib pajak yang kawin; 3. Rp. 960.000,- (sembilan ratus enam puluh ribu rupiah) tambahan untuk seorang istri yang mempunyai penghasilan dari usaha atau dari pekerjaan yang tidak ada hubungannya dengan usaha suami atau anggota keluarga lain; 4. Rp. 480.000,- (empat ratus delapan puluh ribu rupiah) tambahan untuk setiap orang keluarga sedarah dan semenda dalam garis keturunan lurus, serta anak angkat, yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3(tiga) orang untuk setiap keluarga. 2.2. Sistem Informasi Menurut Sutabri (2004) sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan informasi adalah data yang telah diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasikan untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan. Sehingga sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian

8 yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan 2.3. Siklus Hidup Pengembangan Sistem Menurut Kendall (2003:11) siklus hidup pengembangan sistem adalah pendekatan melalui beberapa tahap untuk menganalsis dan merancang sistem yang dimana sistem tersebut telah dikembangkan dengan sangat baik melalui penggunaan siklus kegiatan penganalisis dan pemakai secara spesifik. Meskipun masing-masing tahap ditampilkan secara terpisah, namun tidak pernah tercapai sebagai satu langkah terpisah. Melainkan beberapa aktifitas muncul secara simultan dan aktivitas tersebut dilakukan secara berulang-ulang. Lebih berguna lagi memikirkan bahwa siklus hidup pengembangan sistem bisa dicapai dengan tahap-tahap (dengan aktivitas berulang yang saling tumpang tindih satu sama lainnya dan menuju ke tujuan terakhir) dan tidak dalam langkah-langkah terpisah. Siklus hidup pengembangan sistem ditunjukkan pada Gambar 2.1. Gambar 2.1 Siklus Hidup Pengembangan Sistem

9 2.3.1 Mengidentifikasi Masalah, Peluang dan Tujuan Di tahap pertama dari siklus hidup pengembangan sistem ini, penganalisis mengidentifikasi masalah, peluang, dan tujuan-tujuan yang hendak di capai. Tahap ini sangat penting bagi keberhasilan proyek, karena tidak seorang pun ingin membuang-buang waktu kalau tujuan masalah yang keliru. Tahap pertama ini bahwa penganalisis melihat dengan jujur pada apa yang terjadi di dalam bisnis. Kemudian, bersama-sama dengan anggota organisasional lain, penganalisis menentukan dengan tepat masalah-masalah tersebut. Seringnya, masalah ini akan dibawa oleh lainnya, dan mereka adalah alasan kenapa penganalisis mula-mula di panggil. Peluang adalah situasi di mana penganalisis yakin bahwa peningkatan bisa dilakukan melalui penggunaan sistem informasi terkomputerisasi. Mengukur peluang memungkinkan bisnis untuk mencapai sisi kompetitif atau menyusun standard-standard industri. Mengidentifikasi tujuan yang juga menjadi komponen terpenting di tahap pertama ini. Pertama, penganalisis harus menemukan apa yang sedang dilakukan dalam bisnis. Barulah, kemudian penganalisis akan bisa melihat beberapa aspek dalam aplikasi-aplikasi sistem informasi untuk membantu bisnis supaya mencapai tujuan-tujuannya dengan menyebut problem atau peluang-peluang tertentu. Orang-orang yang terlibat dalam tahap pertama ini diantaranya ialah pemakai, penganalisis dan manajer sistem yang bertugas untuk mengkoordinasi proyek. Aktivitas dalam tahap ini meliputi wawancara terhadap menajemen pemakai, menyimpulkan pengetahuan yang diperoleh, mengestimasi cakupan proyek, dan mendokumentasi hasil-hasilnya. Output hasil ini ialah laporan yang

10 feasible berisikan definisi problem dan ringkasan tujuan. Kemudian manajemen harus membuat keputusan apakah output tersebut selanjutnya akan diproses berdasarkan proyek yang diajukan. Bila kelompok pemakai tidak memiliki cukup dana dalam anggarannya atau ingin menyelesaikan problem-problem lainnya atau bila problem tersebut ternyata tidak memerlukan suatu sistem komputer, solusi manualnya bisa di rekomendasikan, dan proyek sistem tidak akan diproses lebih lanjut. 2.3.2 Menentukan Syarat-syarat Informasi Dalam tahap berikutnya, penganalisis memasukkan apa saja yang menentukan syarat-syarat informasi untuk para pemakai yang terlibat. Diantara perangkat-perangkat yang dipergunakan untuk menetapkan syarat-syarat informasi di dalam bisnis diantaranya ialah menentukan sampel dan memeriksa data mentah, wawancara, mengamati perilaku pembuat keputusan dan lingkungan kantor dan prototyping. Dalam tahap syarat-syarat informasi SHPS, penganalisis berusaha keras untuk memahami informasi apa yang dibutuhkan pemakai agar bisa ditampilkan dalam pekerjaan mereka. Anda dapat melihat beberapa metode untuk menentukan syarat-syarat informasi ini melibatkan interaksi secara langsung dengan pemakai. Tahap ini membentuk gambaran mengenai organisasi dan tujuan-tujuan yang dimiliki oleh seorang penganalisa. Kadang-kadang hanya 2 tahap pertama dari siklus pengembangan sistem saja yang di jalani. Jenis studi ini memiliki tujuan yang berbeda dengan biasanya dilakukan oleh seorang spesialis yang disebut Penganalisis Informasi (PI).

11 Orang-orang yang terlibat dalam tahap ini adalah penganalisis dan pemakai, biasanya manajer operasi dan pegawai operasional. Penganalisis sistem perlu tahu detail-detail fungsi-fungsi sistem yang ada: siapa(orang-orang yang terlibat), apa (kegiatan bisnis), dimana(lingkungan dimana pekrjaan itu dilakukan), kapan(waktu yang tepat), dan bagaimana(bagaimana prosedur yang harus dijalankan) dari bisnis yang sedang di pelajari. Kemudian penganalisis juga harus bertanya mengapa bisnis menggunakan sistem yang ada. Ada alasan yang bagus melakukan bisnis dengan menggunakan metode-metode yang ada, dan halhal seperti ini harus dipertimbangkan saat merancang sebuah sistem baru. Bila alasan dilakukannya operasi sebelumnya adalah karena bisnis biasa dilakukan dengan cara seperti itu, maka penganalisis bisa berupaya memperbaikinya berdasarkan prosedur yang dimiliki. Reengeneering proses bisnis bisa mambantu membentuk kerangka pendekatan untuk memikirkan ulang bisnis dengan cara yang lebih kreatif. Pada akhir tahap ini, penganalisis akan bisa memahami bagaimana fungsi-fungsi bisnis dan melengkapi informasi tentang masyarakat, tujuan, dan prosedur yang terlibat. 2.3.3 Menganalisis Kebutuhan Sistem Tahap berikutnya adalah menganalisis kebutuhan-kebutuhan sistem. Sekali lagi, perangkat dan teknik-teknik tertentu akan membantu penganalisis menemukan kebutuhan. Perangkat yang dimaksud ialah penggunaan diagram aliran data untuk menyusun daftar input, proses, dan output fungsi bisnis dalam bentuk grafik terstruktur. Dari diagaram aliran data, dikembangkan suatu kamus data berisikan daftar seluruh item data yang digunakan dalam sistem berikut

12 spesifikasinya, apakah berupa alphanumeric atau teks, serta berapa banyak spasi yang dibutuhkan saat dicetak. Selama tahap ini, penganalisis sistem juga menganalisis keputusan terstruktur yang dibuat. Keputusan terstruktur adalah keputusan-keputusan dimana kondisi, kondisi alternatif, tindakan serta aturan tindakan ditetapkan. Ada tiga metode utama untuk menganalisis keputusan terstruktur, yakni: bahasa inggris, rancangan keputusan, dan pohon keputusan. Tidak semua keputusan dalam organisasi berupa keputusan terstruktur, namun yang terpenting bagi penganalisis sistem ialah ia bisa memahami mereka. Keputusan semi terstruktur(keputusan yang dibuat berdasarkan resiko) seringnya didukung oleh sistem pendukung keputusan. Saat menganalisis keputusan semiterstruktur, penganalisis memeriksa kebutuhan berdasarkan tingakat kemampuan membuat keputusan yang diperlukan, tingkat kerumitan masalah, serta kriteriakriteria yang harus dipertimbangkan saat keputusan tersebut dibuat. Analisis keputusan dengan beragam kriteria (keputusan dimana banyak faktor yang harus di seimbangkan) adalah bagian dari tahap ini. Beberapa teknik tersedia untuk menganalisis keputusan dengan dengan beragam kriteria ini, meliputi proses pertukaran dan penggunaan metode-metode yang berbobot. Pada poin ini, penganalisis sistem menyiapakan suatu proposal sistem yang berisikan ringkasan apa saja yang ditemukan, analisis biaya/keuntungan alternatif yang tersedia, serta rekomendasi atas apa saja (bila ada) yang harus dilakukan. Bila salah satu rekomendasi tersebut bisa diterima oleh manajemen, penganalisis akan memprosesnya lebih lanjut. Setiap problem sistem berifat unik,

13 dan tidak pernah terdapat satu solusi yang benar. Hal-hal dimana rekomendasi atau solusi dirumuskan tergantung pada kualitas individu dan latihan profesional masing-masing penganalisis. 2.3.4 Merancang Sistem Yang Direkomendasikan Dalam tahap desain dari siklus hidup pengembangan sistem, penganalisa sistem menggunakan informasi-informasi yang terkumpul sebelumnya untuk mencapai desain sistem informasi yang logik. Penganalisis merancang prosedur data-entry sedemikian rupa sehingga data yang dimasukkan kedalam sistem informasi benar-benar akurat. Selain itu, penganalisis menggunakan teknik-teknik bentuk dan perancangan layar tertentu untuk menjamin keefektifan input sistem informasi. Bagian dari perancangan sistem informasi yang logik adalah peralatan antarmuka pengguna. Antarmuka menghubungkan pemakai dengan sistem, jadi perannya benar-benar sangat penting. Contoh dari antarmuka pemakai adalah keyboard (untuk mengetik pertanyaan dan jawaban), menu-menu pada layar (untuk mendatangkan perintah pemakai), serta berbagai jenis Graphical User Interfaces (GUIs) yang menggunakan mouse atau cukup dengan sentuhan pada layar. Tahap perancangan juga mencakup perancangan file-file atau basisdata yang bisa menyimpan data-data yang diperlukan oleh pembuat keputusan. basisdata yang terususn dengan baik adalah dasar bagi seluruh sistem informasi. Dalam tahap ini, penganalisis juga bekerja sama dengan pemakai untuk merancang output (baik pada layar maupun pada hasil cetakan).

14 Terakhir, penganalisis harus merancang prosedur-prosedur back-up dan kontrol untuk melindungi sistem dan data serta untuk membuat paket-paket spesifikasi program bagi pemogram. Setiap paket bisa teridiri dari layout input dan output, spesifikasi file, dan detail-detail proses; serta pohon keputusan atau tabel, diagram aliran data, flowchart sistem, serta nama-nama dan fungsi-fungsi subprogram yang tertulis. 2.3.5 Mengembangkan Dan Mendokumentasikan Perangkat Lunak Dalam tahap kelima dari siklus hidup pengembangan sistem, penganalisis bekerja bersama-sama dengan pemogram untuk mengembangkan suatu perangkat lunak awal yang diperlukan. Beberapa teknik terstruktur untuk merancang dan mendokumentasikan perangkat lunak meliputi rencana struktur dan pseudocode. Penganalisis sistem menggunakan salah satu semua perangkat ini untuk memprogram apa yang perlu di program. Selama tahap ini, penganalisis juga bekerja sama dengan pemakai untuk mengembangkan dokumentasi perangkat lunak yang efektif, mencakup melakukan prosedur secara manual, bantuan online, dan web site yang membuat fitur Frequently Asked Questions (FAQ), di file Read Me yang dikirimkan bersama-sama dengan perangkat lunak baru. Kegiatan dokumentasi menunjukkan kepada pemakai tentang cara penggunaan perangkat lunak dan apa yang harus dilakukan bila perangkat lunak mengalami masalah. Pemogram adalah pelaku utama dalam tahap ini karena mereka merancang, membuat kode, dan mengatasi kesalahan-kesalahan dari program komputer. Bila programnya adalah untuk dijalankan dalam lingkungan

15 mainframe, maka perlu diciptakan suatu Job Control Language (JCL). Untuk memastikan kualitasnya, pemogram bisa membuat perancangan dan kode program yang akan dijalankan, menjelaskan bagian-bagian kompleks program kepada tim pemogram lainnya. 2.3.6 Menguji Dan Mempertahankan Sistem Sebelum sistem informasi dapat digunakan, maka harus dilakukan pengujian terlebih dahulu. Akan bisa menghemat biaya bila dapat menangkap adanya masalah sebelum sistem tersebut ditetapkan. Sebagian pengujian dilakukan oleh pemrogram sendiri, dan lainnya dilakukan oleh penganalisis sistem. Rangkaian penguji ini pertama-tama di jalankan bersama-sama dengan data contoh serta dengan data aktual dari sistem yang telah ada. Mempertahankan sistem dan dokumentasinya di mulai di tahap ini dan dilakukan secara rutin selama sistem informasi dijalankan. Sebagian besar kerja rutin pemrogram adalah melakukan pemeliharaan, dan bisnis menghabiskan banyak uang untuk kegiatan pemeliharaan. Kegiatan pemeliharaan seperti memperbaharui program, bisa di lakukan secara otomatis melalui suatu vendor site di World Wide Web. Sebagian besar prosedus sistematis dan dijalankan penganalisis selama siklus hidup pengembangan sistem membatu memastikan bahwa pemeliharaan bisa dijaga sampai tingkat minimum. 2.3.7 Mengimplementasikan Dan Mengevaluasi Sistem Di tahap terakhir dari pengembangan sistem, penganalisis membantu untuk mengimplemantasikan sistem informasi. Tahap ini melibatkan pelatihan bagi pemakai untuk mengendalikan sistem. Sebagian pelatihan tersebut dilakukan

16 oleh vendor, namun kesalahan pelatihan merupakan tanggung jawab penganalisis sistem. Selain itu, penganalisis perlu merencanakan konversi perlahan dari sistem lama ke sistem baru. Proses ini mencakup pengubahan file-file dari format lama ke format baru atau membangun suatu basis data, menginstall peralatan, dan membawa sistem baru untuk diproduksi. Evaluasi yang ditunjukkan sebagai bagian dari tahap terakhir dari siklus hidup pengembangan sistem biasanya dimaksudkan untuk pembahasan. Sebenarnya, evaluasi dilakukan di setiap tahap. Kriteria utama yang harus dipenuhi ialah apakah pemakai yang dituju benar-benar menggunakan sistem. Perlu diingat bahwa kerja sistem biasanya berulang. Ketika penganalisis menyelesaikan satu tahap pengembangan sistem akan berlanjut ke tahap berikutnya, penemuan suatu masalah bisa memaksa penganalisis kembali ke tahap sebelumnya dan memodifikasi pekerjaannya di tahap tersebut. Sebagai contoh, selama tahap pengujian, pemrogram menemukan bahwa program tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya, apakah karena disebabkan kodenya tidak tertulis secara benar untuk mendukung bagian perancangan sistem tertentu atau desainnya tidak lengkap. Di dua peristiwa yang membuat program harus dimodifikasi itu, penganalisis bisa mengubah beberapa materi rancangan sistem. Sebaliknya, ia juga bisa bertemu dengan pemakai untuk melakukan penyelidikan ulang bagaimana agar aktivitas bisnis bisa berfungsi.