INOVASI PAKAN KOMPLIT TERHADAP PERTAMBAHAN BERAT BADAN HARIAN TERNAK SAPI PERANAKAN ONGOLE JANTAN Teguh Wahyono, Suharyono dan Irawan Sugoro Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi why.tguh@gmail.com ABSTRACT Research was conducted to determine the inovation of complete feed in daily weight gain of male ongole descendant cattle. The given complete feed consisted of Penisetum purpureum pellet, concentrate plus, field grass, cassava leaf pellet and biosuplement. Tweleve of male ongole descendant cattle were used in this research. Feed treatments were: T1 (60% field grass + 40% Penisetum purpureum pellet+concentrate plus); T2 (57.5% field grass + 42.5% Penisetum purpureum pellet+concentrate plus); T3 (60% field grass + 37.5% Penisetum purpureum pellet+concentrate plus + 2.5% cassava leaf pellet); T4 (60% field grass + 40% Penisetum purpureum pellet+concentrate plus + 0.1 kg Biosuplement). Parameters of feed analysis and daily weight gain for 3 months were observed. Result showed that feed treatment 3 had the highest average daily weight gain then followed by treatment 4, 1 and 2 which were 1.34 ± 0.13 ; 0.88 ± 0.19 ; 0.87 ± 0.24 and 0.74 ± 0.18 kg/cattle/day, respectively. This result suggests that complete feed supplemented with cassava leaf pellet gives the best daily weight gain. Keyword: complete feed, ongole crossbreed cattle, daily weight gain ABSTRAK Telah dilakukan Penelitian Aplikasi Pakan Komplit terhadap Produktivitas Ternak Sapi Potong. Pakan komplit yang digunakan dalam penelitian merupakan kombinasi dari pelet rumput gajah dan konsentrat plus, rumput lapangan, pelet daun singkong dan biosuplemen. Bangsa sapi yang digunakan adalah sapi potong Peranakan Ongole (PO) jantan berjumlah 12 ekor. Pakan perlakuan pada sapi jantan dibagi menjadi empat macam yaitu : T1 (rumput lapangan 60% + pellet rumput gajah+konsentrat plus 40%); T2 (rumput lapangan 57,5% + pellet rumput gajah+konsentrat plus 42,5%); T3 (rumput lapangan 60%+ pellet rumput gajah+konsentrat plus 37,5%+ pellet daun singkong 2,5%); T4 (rumput lapangan 60%+ pellet rumput gajah+konsentrat plus 40% + Biosuplemen 0,1 kg). Parameter yang dianalisis adalah Pertambahan Berat Badan harian (PBBh). Hasil Perlakuan Pakan pada sapi jantan menunjukkan bahwa pakan perlakuan 3 memiliki PBBh yang paling tinggi, yaitu 1,34 ± 0,13 kg/ekor/hari disusul pakan 4, 1 dan 2 (0,88 ± 0,19 ; 0,87 ± 0,24 dan 0,74 ± 0,18 kg/ekor/hari). Pemberian pakan komplit dengan adanya kandungan pelet daun singkong memberikan hasil PBBh yang lebih tinggi. Kata kunci : Pakan komplit, sapi peranakan ongole, Pertambahan Berat Badan harian 445
PENDAHULUAN Produktivitas ternak dipengaruhi oleh faktor pakan, manajemen dan pembibitan. Permasalahan yang sering dihadapi peternak adalah ketersediaan pakan, dimana pakan yang diberikan pada ternak memiliki kandungan nutrisi yang rendah. Sebagai contoh adalah limbah hasil samping pertanian, industri pertanian dan pangan. Limbah pertanian berasal dari limbah tanaman pangan seperti jerami jagung, jerami padi dan lain-lain 1. Kandungan nutrisi yang rendah akan mempengaruhi kecernaan pakan dan ketersediaan nutrisi sehingga produktivitas ternak juga rendah. Peningkatan kualitas pakan dapat dilaksanakan dengan cara memformulasikan bahan-bahan limbah pertanian, industri pertanian dan pangan menjadi formula dalam bentuk pelet pakan komplit, dimana kandungan nutrisinya mampu mencukupi kebutuhan ternak ruminansia Hasil litbang BATAN dengan menggunakan teknik nuklir perunut P 32 sebelumnya dilaporkan bahwa dengan formulasi dari limbah/hasil samping bahan-bahan tersebut telah diperoleh suplemen pakan untuk ternak ruminansia yaitu Urea Molases Multinutrien Blok (UMMB), Suplemen Pakan Multinutien (SPM) dan Suplemen Pakan Multinutrien Tanpa Molases (SPMTM) 2 3 4 Pemberian pakan komplit dalam bentuk pellet dapat diberikan sekaligus bersamaan dengan hijauan yang dikemas sedemikian rupa menjadi pakan yang komplit dan nilai nutrisinya lebih lengkap, lebih tinggi kualitasnya serta lebih praktis baik untuk ternak, pekerja kandang maupun dari segi waktu 5. BATAN dalam pengembangannya juga telah menghasilkan pakan komplit yang merupakan generasi formula dari suplemen pakan hasil litbang sebelumnya. Formula pakan komplit yang terpilih telah diuji secara laboratorium dan mampu menghasilkan Pertambahan Berat Badan harian (PBBh) domba jantan sebesar 0,205 ± 0,05 kg/ekor/hari 6. Berdasarkan permasalahan di atas maka dilakukan penelitian untuk mempelajari pengaruh pemberian pakan komplit terhadap produktivitas khususnya PBBh sapi potong jantan. Bangsa sapi potong yang digunakan dalam penelitian merupakan bangsa sapi potong Peranakan Ongole (PO) jantan. Sapi PO banyak dipelihara masyarakat terutama pada peternakan rakyat, sehingga produktivitasnya perlu ditingkatkan dengan pemberian pakan yang optimal. MATERI DAN METODE Penelitian ini dilakukan bekerja sama dengan Peternakan milik Pesantren Nurul Ihsan, Momongor, Kecamatan Setu, Tangerang Selatan selama 3 bulan. Sapi yang digunakan adalah sapi potong Peranakan Ongole (PO) jantan sebanyak 12 ekor dengan rerata berat badan awal 160,38 kg dan rerata umur 1,5 tahun. 446
Metode perlakuan pakan yang digunakan adalah sebagai berikut : Pakan perlakuan I (T1): rumput lapangan 60% + pellet rumput gajah+konsentrat plus 40% Pakan perlakuan II (T2): rumput lapangan 57,5% + pellet rumput gajah+konsentrat plus 42,5% Pakan perlakuan III (T3): rumput lapangan 60% + pellet rumput gajah+konsentrat plus 37,5% + pellet daun ubi kayu 2,5% Pakan perlakuan IV (T4): rumput lapangan 60% + pellet rumput gajah+konsentrat plus 40% + Biosuplemen 0,1 kg Masing-masing perlakuan yang diberikan di ulang tiga kali. Data yang diambil adalah data hasil analisa pakan yang diberikan dan data Pertambahan Berat Badan harian (PBBh) ternak selama perlakuan (3 bulan). Analisa pakan dilakukan di Balai Pengujian Mutu Pakan Ternak (BPMPT) Bekasi Jawa Barat yang meliputi analisa Bahan Kering (%BK), Bahan Organik (%BO), Protein Kasar (%PK), Lemak Kasar (%LK), Serat Kasar (%SK), Kalsium (%Ca), Phospor (%P) dan Gross Energy (kkal/kg). Penimbangan berat badan sapi dilakukan setiap 2 minggu sekali. Data PBBh diperoleh dari selisih antara berat penimbangan awal dengan akhir dibagi dengan lama pengamatan (14 hari). Data PBBh dianalisis menggunakan analisis variansi dan apabila terdapat perbedaan antar perlakuan dilanjutkan dengan uji Duncan pada taraf 1-5% (P<0,01 P<0,05). HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis pakan Hasil analisa pakan yang meliputi kandungan Bahan Kering (BK), Bahan Organik (BO) ditampikan pada Gambar 1 dan Protein Kasar (PK) disajikan pada Gambar 2. Dalam penyusunan ransum, komponen yang harus diketahui adalah kandungan BK, BO dan PK yang terdapat pada bahan pakan yang akan diformulasikan. Hal ini berkaitan dengan kandungan air dan protein yang berbeda pada tiap bahan pakan 7. 447
biosuplemen Gambar 1. Kandungan BK dan BO Pakan Ternak yang Diberikan Gambar 2. Kandungan PK Pakan Ternak yang Diberikan Hasil analisis pakan menunjukkan bahwa pelet daun ubi kayu memiliki kandungan protein yang paling tinggi disusul pelet rumput gajah+konsentrat plus, biosuplemen dan rumput lapangan dengan nilai berturut turut 15,13%; 13,77%; 10,31% dan 6,20%. Daun ubi kayu merupakan sumber protein yang sangat baik yang dapat diberikan pada ternak ruminansia. Kendala dari bahan pakan daun ubi kayu adalah adanya kandungan Asam Sianida (HCN). Hal ini dapat diatasi dengan 448
dikering-anginkan daun ubi kayu setelah dipanen selama 24 jam 8. Pemberian daun ubi kayu dalam perlakuan dilakukan dalam bentuk pelet. Hal ini sesuai dengan penemuan sebelumnya dimana pakan bentuk pelet dalam pembuatannya harus dalam kondisi kering atau dikering-anginkan lebih dari 24 jam. Dengan demikian kandungan HCN pada pelet daun ubi kayu telah berkurang atau dihilangkan. Pertambahan Berat Badan harian (PBBh) Data PBBh sapi selama perlakuan disajikan pada Gambar 3. Perlakuan pakan 3 memiliki perbedaan yang sangat nyata yaitu menghasilkan PBBh yang paling tinggi dibandingkan ketiga perlakuan lainnya. a b b b Gambar 3. Grafik Pertambahan Berat Badan Sapi Potong Jantan a,b Huruf superskrip berbeda menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) Pada penelitian sebelumnya, pemberian pakan tambahan berupa daun ubi kayu sebanyak 0,5 kg dan ubi kayu 0,2 kg dapat meningkatkan PBBh domba 0,13 kg/ekor /hari 9. Sementara pada pemberian pakan komplit yang mengandung pellet daun ubi kayu dapat meningkatkan PBBh domba 0,205 ± 0,05 kg/ekor/hari 6. Hasil perlakuan pakan pada sapi jantan menunjukkan bahwa pakan perlakuan 3 memiliki PBBh yang paling tinggi, yaitu 1,34 ± 0,13 kg/ekor/hari disusul kemudian pakan 4, 1 dan 2 (0,88 ± 0,19 ; 0,87 ± 0,24 dan 0,74 ± 0,18 kg/ekor/hari). Hal ini disebabkan karena dalam formula pakan perlakuan 3 terdapat pelet daun ubi kayu yang memiliki kandungan protein kasar (PK) tinggi (15,13 %), sehingga zat nutrisi tambahan yang dapat dimanfaatkan untuk sintesis protein mikroba akan lebih banyak diperoleh pada ternak yang diberikan pakan perlakuan 3. Konsumsi protein dan energi yang lebih tinggi akan menghasilkan laju pertumbuhan yang lebih cepat 10. 449
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pada perlakuan pakan komplit dengan adanya kandungan pelet daun ubi kayu memberikan hasil PBBh sapi PO yang paling tinggi. Pertambahan Berat Badan harian sapi PO mencapai 1,34 ± 0,13 kg/ekor/hari setelah pemberian pakan komplit selama 3 bulan. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada Crhisterra Ellen K, S.Pt dan para teknisi nutrisi ternak Bidang Pertanian BATAN atas bantuan yang diberikan selama berlangsungnya proses penelitian. Penulis juga mengucapkan apresiasi kepada para santri di Pondok Pesantren Nurul Ihsan Momongor, Serpong atas perkenannya untuk menggunakan sapi dan membantu segala kegiatan di lapangan selama penelitian. DAFTAR PUSTAKA Budiono, R.S., R.S. Wahyuni, dan R. Bijanti. 2003. Kajian kualitas dan potensi formula pakan komplit vetunair terhadap pertumbuhan pedet. Prosiding dalam Seminar Nasional Aplikasi Biologi Molekuler Di Bidang Veteriner dalam Menunjang Pembangunan Nasional, Surabaya, 1 Mei 2003. Febrina, D. dan M. Liana. 2008. Pemanfaatan Limbah Pertanian Sebagai Pakan Ruminansia pada Peternak Rakyat di Kecamatan Rengat Barat Kabupaten Indragiri Hulu. Jurnal Peternakan, 5 (1) : 28-37 Kamal, M. 1998. Bahan Pakan dan Ransum Ternak. Yogyakarta: Laboratorium Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada. Risalah Lokarya. Pemanfaatan Hasil Litbang Iptek Nuklir pada program IPTEKDA tahun 1999 2004. Yogyakarta. Rusdiana. S. dan D. Priyanto. 2009. Analisis Ekonomi Penggemukan Ternak Domba Jantan Berbasis Tanaman Ubi Kayu di Pedesaan. http://pse.litbang.deptan.go.id/ind/pdff iles/mp_pros_a9_2009.pdf. diakses 11 Februari 2011. Soeparno. 2005. Ilmu dan Teknologi Daging. Cetakan Keempat. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Suharyono. 2009. Pengembangan Suplemen Pakan Untuk Ternak Ruminansia dan Pengenalannya Kepada Peternak. Presentai Ilmiah. Jakarta, 16 Februari 2009: Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi, Badan Tenaga Nuklir Nasional. 450
Suharyono, C.E. Kusumaningrum, T. Wahyono dan D. Ansori. 2010. Inovasi Pakan Komplit Terhadap Fermentasi Rumen, Kecernaan dan Pertambahan Berat Badan Pada Ternak Domba. Laporan Teknis, Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi. Jakarta: Badan Tenaga Nuklir Nasional. Wahyono, T., C.E. Kusumaningrum dan Suharyono. 2010. Pengaruh Pemberian Suplemen Pakan Multinutrien Tanpa Molasses Terhadap Pertambahan Berat Badan Harian Sapi Potong Dara. Prosiding dalam Simposium dan Pameran Teknologi Aplikasi Isotop dan Radiasi. Jakarta, 27-28 Oktober 2010: Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi, Badan Tenaga Nuklir Nasional. Wargiono. J dan B. Sudaryanto. 2005. Cassava Leaves and Forage Crops for Ruminants Feed in The Estabilishment of Sustainable Cassava Farming System In Indonesia.http://webapp.ciat.cgiar.org/asia_cas sava/pdf/ proceedings_workshop_02/496.pdf. diakses 13 Januari 2010. 451