MODUL PRAKTIKUM BIOKIMIA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

dokumen-dokumen yang mirip
PENUNTUN PRAKTIKUM BIOKIMIA M.T. SIMANJUNTAK J. SILALAHI. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Farmasi Universitas Sumatera Utara

UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN PROTEIN

R E A K S I U J I P R O T E I N

Uji Kualitatif Karbohidrat dan Hidrolisis Pati Non Enzimatis

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK KI-2051 PERCOBAAN 7 & 8 ALDEHID DAN KETON : SIFAT DAN REAKSI KIMIA PROTEIN DAN KARBOHIDRAT : SIFAT DAN REAKSI KIMIA

PERCOBAAN I KARBOHIDRAT Uji Molish

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA II KLINIK

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

Kimia Pangan ~ Analisis Karbohidrat ~

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

LAPORAN BIOKIMIA KI 3161 Percobaan 1 REAKSI UJI TERHADAP ASAM AMINO DAN PROTEIN

cincin ungu pada batas larutan fruktosa cincin ungu tua pada batas larutan glukosa cincin ungu tua pada batas larutan

ANALISIS. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Analisa Karbohidrat. Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc

A. PENETAPAN ANGKA ASAM, ANGKA PENYABUNAN DAN ANGKA IOD B. PENETAPAN KADAR TRIGLISERIDA METODE ENZIMATIK (GPO PAP)

KARBOHIDRAT II (KARAKTERISTIK ZAT PATI)

ANALISIS PROTEIN. Free Powerpoint Templates. Analisis Zat Gizi Teti Estiasih Page 1

BAB III METODE PENELITIAN

I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan (4) Reaksi Percobaan.

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

: Mengidentifikasi bahan makanan yang mengandung karbohidrat (amilum dan gula ), protein, lemak dan vitamin C secara kuantitatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pereaksi-pereaksi yang digunakan adalah kalium hidroksida 0,1 N, hidrogen

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

Lampiran 1. Prosedur kerja analisa bahan organik total (TOM) (SNI )

PERTEMUAN 2 PERCOBAAN KARBOHIDRAT TUGAS PRAKTIKUM : MENGIDENTIKASI LARUTAN SAMPEL, APAKAH TERMASUK MONO, DI ATAU POLISAKARIDA DAN APA JENISNYA.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR. Percobaan 3 INDIKATOR DAN LARUTAN

BAB III METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Atsiri dan Bahan

ANALISA KUALITATIF KARBOHIDRAT

Uji Makanan dengan Lugol, Benedict, Biuret, Kertas Minyak

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN II SIFAT-SIFAT KELARUTAN SENYAWA OGANIK

PEMBUATAN REAGEN KIMIA

I. TOPIK PERCOBAAN Topik Percobaan : Reaksi Uji Asam Amino Dan Protein

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENENTUAN KADAR GULA METODE NELSON-SOMOGYI. Kelompok 8 Dini Rohmawati Nafisah Amira Nahnu Aslamia Yunus Septiawan

LAPORAN RESMI PABRIKASI GULA I PENGARUH WAKTU TERHADAP KERUSAKAN MONOSAKARIDA

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

Analisis Kation Golongan III

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA. Penentuan Kadar Glukosa Darah

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

LAMPIRAN A A.1 Pengujian Total Padatan Terlarut (SNI yang dimodifikasi*) Dengan pengenceran A.2 Pengujian Viskositas (Jacobs, 1958)

Lampiran 1. Diagram alir pembuatan sabun transparan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201

Laporan Praktikum TITRASI KOMPLEKSOMETRI Standarisasi EDTA dengan CaCO3

LAPORAN PRAKTIKUM. ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

ANALISA KUALITATIF DAN KUANTITATIF KARBOHIDRAT

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi

BAB III METODOLOGI. A.2. Bahan yang digunakan : A.2.1 Bahan untuk pembuatan Nata de Citrullus sebagai berikut: 1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SIFAT DAN REAKSI MONOSAKARIDA DAN DISAKARIDA

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

Desikator Neraca analitik 4 desimal

LAPORAN PRAKTIKUM 2 PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

BAB III METODE PENGUJIAN. Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM BIOKIMIA. (Uji Pembentukan Emulsi Lipid)

Asam Amino dan Protein

: Kirana patrolina sihombing

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Penentuan Kesadahan Dalam Air

LAPORAN PRAKTIKUM 03 ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

KESEIMBANGAN ASAM BASA

Menyiapkan tabung reaksi yang bersih dan kering. Setelah itu dipipet 5 ml reagen benedict lalu dimasukkan kedalam tabung.

LAPORAN PRAKTIKUM 2 PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA, DAN PENGENCERAN

Metodologi Penelitian

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISIS ANALISIS KUALITATIF SENYAWA ORGANIK

Sumber:

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

Disusun oleh: Jamaludin Al Anshori, S.Si

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA

Atas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

: Kirana patrolina sihombing

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

ASIDI-ALKALIMETRI PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT

Kadar air % a b x 100% Keterangan : a = bobot awal contoh (gram) b = bobot akhir contoh (gram) w1 w2 w. Kadar abu

REAKSI SAPONIFIKASI PADA LEMAK

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN LEMAK UJI SAFONIFIKASI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian kali ini adalah penetapan kadar air dan protein dengan bahan

BAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA PANGAN PERCOBAAN 3: UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN PROTEIN

I. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH

LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010

Gugus Fungsi Senyawa Karbon

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Transkripsi:

MODUL PRAKTIKUM BIOKIMIA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

I. PROTEIN A. REAKSI UJI PROTEIN 1. PENGENDAPAN PROTEIN OLEH GARAM-GARAM ANORGANIK Kelarutan protein akan berkurang bila kedalam larutan protein ditambahkan garam-garam anorganik. Pengendapan terus terjadi karena kemampuan ion garam untuk menghidrasi, sehingga terjadi kompetisi antara garam anorganik dengan molekul protein untuk mengikat air. Karena garam anorganik lebih menarik air maka jumlah air yang tersedia untuk molekul protein akan berkurang. a. ammonium sulfa t b. pereaksi Millon (15 gr merkuri oxide dalam 20 ml Asam Nitrat panas diencerkan dengan 30 ml aquades) c. pereaksi Biuret Cara Kerja: 1. Jenuhkan 10 ml larutan protein dengan ammonium sulfat, dengan cara penambahan ammonium sulfat kristal sedikit demi sedikit, aduk hingga larut. Tambah dan aduk lagi sehingga sedikit garam ammonium yang tertinggal tidak larut lagi (terbentuk larutan lewat jenuh). Saring. 2. Uji kelarutan endapan dalam pereaksi Millon dan pada filtratnya, tambahkan pereaksi Biuret. Pengendapan Protein oleh garam anorganik Uji Koagulasi I ( endapan ) Millon II ( filtrat ) Biuret 2. UJI KOAGULASI Protein dengan penambahan asam atau pemanasan akan terjadi koagulasi. Pada ph isoelektrik (ph larutan tertentu biasanya berkisar 4 4,5 dimana protein mempunyai muatan positif dan negatif sama, sehingga saling menetralkan) kelarutan protein sangat menurun atau mengendap. Pada

temperatur diatas 60 o C kelarutan protein akan berkurang (koagulasi) karena pada temperatur yang tinggi energi kinetik molekul protein meningkat sehingga terjadi getaran yang cukup kuat untuk merusak ikatan atau struktur sekunder, tertier dan kuartener yang menyebabkan koagulasi. a. asam asetat 1M b. pereaksi Millon Cara Kerja: 1. ke dalam tabung reaksi yang berisi 5 ml larutan protein ditambahkan dua tetes asam asetat 1M. 2. letakkan tabung dalam air mendidih selama lima menit. 3. ambil endapan dan ujilah kelarutannya dalam air dan pereaksi millon. Uji Koagulasi I ( endapan ) Air II ( endapan ) Millon 3. PENGENDAPAN DENGAN ALKOHOL Protein dapat diendapkan dengan penambahan alkohol. Pelarut organik akan mengubah (mengurangi) konstanta dielektrika dari air, sehingga kelarutan protein berkurang, dan juga karena alkohol akan berkompetisi dengan protein terhadap air. a. HCl 0,1 M b. NaOH 0,1 M c. Buffer asesat 1M (ph 4,7) d. Etanol 95% Cara Kerja: 1. Sediakan 3 tabung reaksi dan isi masing-masing tabung reaksi dengan 5ml larutan protein. 2. Ke dalam tabung I : tambahkan 1ml HCl 0,1M dan 6ml etanol 95% II : 1ml NaOH 0,1M dan 6ml etanol 95% III : 1ml Buffer asetat dan 6ml etanol 95% 3. Lihat tabung-tabung mana yang tidak larut.

Pengendapan dengan alkohol I ( 5 ml Protein ) 1 ml HCl 0,1 N 6 ml etanol 95 % II ( 5 ml Protein ) 1 ml NaOH 0,1 N 6 ml etanol 95 % III ( 5 ml Protein ) 1 ml buffer acetate 6 ml etanol 95 % 4. DENATURASI PROTEIN Denaturasi dapat diartikan suatu proses terpecahnya ikatan hidrogen, ikatan garam atau bila susunan ruang atau rantai polipetida suatu molekul protein berubah. Dengan perkataan lain denaturasi adalah terjadi kerusakan struktur sekunder, tertier dan kuartener, tetapi struktur primer (ikatan peptida) masih utuh. a. buffer asetat 1M (ph 4,7) b. HCl 0,1M c. NaOH 0,1M Cara Kerja: 1. Sediakan tiga tabung reaksi masing-masing tabung diisi dengan 9ml larutan protein. 2. Ke dalam tabung I : tambahkan 1ml HCl 0,1M II : 1ml NaOH 0,1M III : 1ml Buffer asetat 3. Tempatkan ketiga tabung dalam air mendidih selama 15 menit dan dinginkan pada temperatur kamar. 4. Lihat ke dalam tabung mana terjadi endapan. 5. Lanjutkan percobaan di atas terhadap tabung I dan II dengan menambahkan 10 ml buffer asetat.

Denaturasi Protein a ) I ( 9 ml larutan Protein ) 1 ml HCl 0,1 N II ( 9 ml larutan Protein ) 1 ml NaOH 0,1 N III ( 9 ml larutanprotein ) 1 ml buffer acetate b ) I ( Hasil a ) 10 ml buffer acetat II ( Hasil a ) 10 ml Buffer asetat B. PENENTUAN KADAR CASEIN Casein merupakan protein yang terdapat dalam susu. Hampir 80% protein dalam susu terdiri dari casein di samping Laktalbumin dan laktoglobulin. a. Asam asetat 1 N dan 0,25 N b. NaOH 0,1 N c. Formaldehyde 40% d. Fenolftalein Cara kerja : 1. 20 ml sampel masukkan dalam beaker glas, panaskan di penangas air pada suhu 40 o C, bila digunakan sampel susu kental diencerkan dengan aquades perbandingan 1:2 dan susu bubuk ditambahkan aquades 1:9. 2. Tambahkan 1,5 ml asam asetat 1 N, aduk homogen dan diamkan selama 20 menit. Tambah lagi 4,5 ml asam asetat 0,25 N (untuk mencapai ph isoelektrik dari casein) aduk dan diamkan selama 1 jam. 3. Dekanter kedalam corong dengan kertas saring. Cuci endapan dengan aquades sampai air cucian bersifat netral. 4. Kemudian kertas saring dan endapan masukkan kedalam beaker semula dan tambahkan aquades sampai dengan volume 20 ml.

5. Tambahkan 4 ml larutan NaOH 0,1 M, panaskan diatas penangas air sampai larut seperti susu dan dinginkan sampai suhu 21-24 o C. Teteskan 3 tetes fenolftalein. 6. Tambahkan 4 ml Formaldehyde 40% (warna rose hilang), titrasi dengan NaOH 0,1 N sampai terbentuk warna rose kembali. Kadar Casein = ml NaOH 0,1 N 0,9 % Catatan: Protein bersifat amfoter sehingga sulit dititrasi sebagai asam maupun sebagai basa. Supaya dapat dititrasi sebagai asam, maka sifat basa dari gugus amino dapat dihilangkan dengan mereaksikannya dengan Formaldehyde sehingga ion H+ dapat dititrasi dengan NaOH. Penentuan Kadar Casein Volume NaOH 0,1 N V1=.. ml V2=.. ml V3=.. ml V rata rata = ml Kadar Casein = Vol rata rata NaOH 0,1 N x 0,9 % II. KARBOHIDRAT

A. REAKSI UMUM KARBOHIDRAT 1. Reaksi Molish Prinsip: ikatan glikosida pada karbohidrat akan terhydrolisa oleh H2SO4 (pekat) menghasilkan monosakarida yang kemudian dihydrasi membentuk Furfural. Dan bila direaksikan dengan Alpha Naftol akan memberikan warna ungu. Bahan/Alat : - Larutan karbohidrat - Asam sulfat pekat - Larutan alpha nafthol 5% dalam etanol.(dibuat baru) - Tabung reaksi Cara Kerja : 1. Dalam tabung reaksi yang bersih dan kering dimasukkan 2 ml larutan karbohydrat dan 3 tetes larutan alpha nafthol 2. Melalui dinding tabung tambah secara perlahan-lahan larutan asam sulfat pekat sampai terbentuk cincin coklat. 3. Ulangi percobaan di atas dengan mempergunakan 2 ml air sebagai pengganti 2 ml larutan karbohydrat. (percobaan blanko). Amati apa yang terjadi. Keterangan : Disakarida yang dalamsuasana asam akan terhidrolisa dan menyebabkan reaksi positif. Reaksi positif. Ditunjukkan dengan adanya Endapan Cu2O yang berwarna merah bata. Reaksi Molish Tabung Bahan Pereaksi Hasil Keterangan I 2 ml Karbohydrat H2SO4 3 tts alpha napthol II 2 ml air, 3 tts lar. Alpha napthol H2SO4 2. Reaksi Yodium Prinsip : Senyawa polisakarida akan memberikan warna yang spesifik dengan yodium. Bahan dan alat : - Larutan amylum - Larutan dekstrin

- Larutan Yodium - Spot plate Larutan yodium terdiri dari: Kristal yodium kalium yodida dan aquades Cara kerja : 1. Pada plat tetes yang bersih dan kering dimasukkan 3 tetes larutan yang diperiksa. 2. Campur dengan 2 tetes larutan yodium 3. Terbentuk warna biru untuk amylum dan warna merah anggur untuk dekstrin. Reaksi Yodium Plat tetes Bahan Pereaksi Hasil Keterangan Lobang I 3 tetes sample 2 tetes Yodium Lobang II 3 tetes sampel 2 tetes Yodium 3. Reaksi Benedict Prinsip: Cu 2+ akan direduksi oleh gula menjadi Cu+. Dalam hal ini terbentuk endapan Cu2O. reaksi dinyatakan positif apabila terbentuk endapan berwarna biru kehijauan sampai merah batu bata. (tergantung pada kadar gula reduksi yang tersedia). Bahan dan alat: - Larutan sukrosa - Larutan laktosa - Larutan Benedict - Tabung reaksi Cara kerja: 1. Ke dalam tabung reaksi yang bersih dan kering dimasukkan 1 ml larutan yang akan diselidiki kemudian dicampur dengan 2 ml larutan Benedict. Kocok. 2. Didihkan selama 2 menit atau masukkan dalam air yang mendidih selama 5 menit. 3. Perhatikan warna reaksi yang terjadi. Larutan Benedict terdiri dari; -CuSO4. 5H2O -Na2CO3.6 H2O -Natrium Citrat -Aquades

I (1 ml sampel) 2 ml Benedict D. PENENTUAN KADAR GLUKOSA 1. Iodimetri Prinsip: Glukosa adalah termasuk gula reduksi karena monosakarida yang memiliki gugus OH laktol bebas dan dapat berobah menjadi glukosa alifatis dengan gugus aldehide sebagai reduktor lemah dan kemudian dapat dioksidasi oleh oksidator lemah seperti Yodium membentuk asam glukonat. a. Indikator larutan kanji b. Larutan natrium karbonat 14,3 % c. Larutan Yodium 0,1 N d. HCl encer e. Larutan natrium tiosulfat 0,1 N Cara kerja: Ditimbang seksama sampel padat yang mengandung kira-kira 100 mg glukosa yang tidak mengandung reduktor lainnya, dilarutkan di dalam 50 ml air suling di dalam erlenmeyer bertutup. Ditambahkan 25 ml yodium 0,1 N dan 10 ml larutan natrium karbonat 14,3 %, ditutup dan dibiarkan selama 30 menit ditempat gelap. Kemudian ditambahkan 15 ml asam klorida encer dan yodium yang tersisa dengan larutan natrium tiosulfat 0,1 N sampai terjadi warna kuning lemah. Ditambahkan lagi indikator kanji dan lanjutkan titrasi sampai warna biru hilang. Dilakukan titrasi blanko. Tiap ml yodium 0,1 N setara dengan 9,9185 mg glukosa. Penentuan Kadar Glukosa Volume larutan 0,1 N yodium V1=.. ml V2=.. ml V3=.. ml V rata rata larutan Yodium = ml III. LIPIDA

Lipida adalah senyawa organik yang terdapat dalam mahluk hidup yang larut di dalam pelarut non-polar tetapi tidak larut di dalam air. Lipida terdiri dari lemak (sekitar 95%), steroida, karotenoida, vitamin yang larut dalam lemak. A. PEMERIKSAAN KELARUTAN LEMAK Prinsip: Jika minyak dikocok kuat dengan air akan terjadi emulsi yang tidak mantap karena butir-butir minyak kecil akan memisah dari air. Penambahan emulgator misalnya, protein, gom, sabun akan terbentuk emulsi yang stabil. Lemak larut dalam pelarut non-polar seperti eter, heksan, bensin, kloroform, tetapi tidak larut didalam pelarut polar. Lemak dalam larutan NaOH atau KOH akan terjadi penyabunan. Bahan dan alat: Cara kerja : -Minyak goreng, mentega -Bensin, air, eter, alkohol 95%, NaOH 1 N -Tabung reaksi, pipet ukur 1. Siapkan 5 buah tabung reaksi yang bersih dan kering 2. Tambahkan pada masing-masing tabung reaksi 1 ml minyak goreng, kemudian dicampurkan dengan bahan sebagai berikut: -Tabung I : ditambah 1 ml air -Tabung II : ditambah 1 ml bensin -Tabung III : ditambah 1 ml alkohol 96% -Tabung IV : ditambah 1 ml eter -Tabung V : ditambah 1 ml NaOH 1N 3. Aduk-aduk sampai homogen. Diamkan beberapa menit dan amati serta catat perubahan yang terjadi. 4. Ulangi percobaan di atas dengan memakai mentega sebagai sumber lipida. Tabung Minyak goreng Pereaksi Hasil Keterangan I 1 ml 1 ml air II 1 ml 1 ml Bensin III 1 ml 1 ml alkohol 96% IV 1 ml 1 ml eter V 1 ml 1 ml NaOH B. REAKSI PENYABUNAN DAN SIFAT-SIFAT ASAM LEMAK Prinsip:

Sabun merupakan garam alkali dari asam lemak rantai panjang yang bersumber dari minyak atau lemak, dimana jumlah rantai karbon mulai dari asam lemak pembentuk sabun dari atom C-10-C-16. Kebanyakan sabun dibuat dengan jalan penyabunan antara lemak dengan suatu basa monovalen seperti natrium hidroksida melalui reaksi penyabunan. Bahan dan alat : - Larutan NaOH 1N, HCl 1N, etanol 96%, bensin - Beker glas, erlenmeyer, batang pengaduk - minyak goreng kelapa sawit Cara kerja : 1. 5 gram minyak goreng dimasukkan ke dalam beker glas kemudian ditambahkan NaOH 1 N sedikit demi sedikit sambil dipanaskan pada suhu 70 o C sebanyak 5x 0,142 g = 1,71 g (yang terdapat dalam sekitar 42 ml 1N NaOH). Pemanasan dilanjutkan sampai terbentuk sabun. Kedalam larutan sabun yang telah terbentuk ditambahkan HCl 1N kemudian amati apa yang terjadi. 2. Kedalam campuran yang telah ditambahkan HCl ditambahkan bensin atau alkohol 96 % dan amati apa yang terjadi. Reaksi Penyabunan Tabung NaOH 1 N Pemanasan HCl 1 N Keterangan I 42 ml 30 menit 5 ml + bensin : + alkohol 96% :