SAMBUTAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PADA PEMBUKAAN SOSIALISASI KELEMBAGAAN MELALUI FORUM KOMUNIKASI BAKOHUMAS 2015 DENGAN TEMA DUNIA KEARSIPAN MENYONGSONG MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015 DI GEDUNG ANRI JALAN GAJAH MADA JAKARTA, 22 OKTOBER 2015 Yang terhormat Ibu Rieke Dyah Pitaloka, selaku Duta Arsip sekaligus Anggota DPR RI; Yang saya hormati Pejabat Eselon I dan II di Lingkungan Arsip Nasional Republik Indonesia; Yang saya hormati para Narasumber; Serta para hadirin dan undangan, yang berbahagia. Assalamu alaikum Warokhmatullohi Wabarokatuh, selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua. Dengan Memanjatkan Puji Syukur Ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, pada hari ini Kamis, 22 Oktober 2015, kita bisa berkumpul di Gedung Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) dalam rangka penyelenggaraan Forum Komunikasi Bakohumas dengan
Tema Dunia Kearsipan Menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.. Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya atas kehadiran Bapak/Ibu tamu undangan dalam memenuhi undangan kami. Sungguh suatu kehormatan dan kebahagiaan yang tiada taranya bagi kami menerima kehadiran Bapak/Ibu sekalian. Seperti kita ketahui bahwa BAKOHUMAS sangat dibutuhkan dalam rangka koordinasi dan kerjasama antar Humas Lembaga Pemerintah, Lembaga Negara serta BUMN guna meningkatkan peranan dan fungsi instansi pemerintah dalam pelancaran arus informasi antar lembaga dalam penyelenggaraan pemerintah Negara. Sehingga ANRI sebagai lembaga Kearsipan Nasional memiliki kepentingan untuk ikut mensosialisasikan programprogram kearsipan nasional memalui forum yang terhormat ini. Seperti kita ketahui bahwa saat ini, Pasar bebas ASEAN atau yang lebih dikenal dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) telah di depan mata. Penghujung tahun 2015 ini memang digadang-gadang sebagai pelaksanaan single market sesuai dengan yang telah disepakai dalam Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN yang digelar di Bali. Penerapan MEA tentunya akan memberikan manfaat bagi Indonesia namun disisi lain mempunyai tantangan tersendiri yang harus dihadapi. Semakin besarnya pasar yang terbuka menjadi sebuah harapan cerah akan kehadiran MEA. Bagi sektor bisnis, MEA merupakan hal yang dinanti. Dimana pasar menjadi semakin luas dan tanpa batas. Bisnis dapat diakses dengan mudah dari berbagai negara
(kawasan ASEAN) tanpa sekat-sekat yang selama ini menghambat laju perekonomian. Tentu saja ketika single market berlaku, yang berbiacara adalah kualitas baik barang atau jasa yang ditawarkan. Konsekuensi yang menyertai, mau tidak mau para penyedia barang atau jasa harus mau bersaing dalam perkara kualitas. Hal ini tentu saja sangat menguntungkan konsumen namun memunculkan hukum rimba dalam dunia bisnis siapa yang kuat (secara kualitas) dia yang mampu bertahan. Berbicara mengenai MEA tidak akan terlepas dari produk, jasa dan sumber daya manusia. Karena tiga komponen tersebutlah yang akan sangat terpengaruh dari single market. Tidak hanya dalam dunia bisnis, MEA juga akan sangat berpengaruh bagi profesi yang memiliki kekhususan. Ambil saja contoh, para tenaga medis di Indonesia yang saat ini tengah bersaing dengan tenaga medis (dokter) asing yang perlahan-lahan mulai membanjiri negeri ini. Kedatangan tenaga professional dalam bidang IT di berbabagai perusahaan di Indonesia membuat para lulusan IT dalam negeri harus bersaing ekstra keras dalam mendapatkan lowongan pekerjaan, dan masih banyak lagi cerita mengenai tenaga professional yang singgah di negeri ini. Mereka yang memiliki kemampuan khusus dituntut untuk semakin meningkatkan kualitasnya demi posisi tawar yang lebih baik. Dunia kearsipan juga tengah menyongsong MEA. Sebagaimana telah disebutkan diatas, sebagai dunia profesi kekhususan, dunia kearsipan juga tengah bersiap. Ilmu Kearsipan dikatakan sebagai ilmu khusus. Mereka yang menggeluti bidang kearsipan di Indonesia dalam
UU Nomor 43 Tahun 2009 disebutkan Arsiparis dan SDM Kearsipan. Secara garis besar, mereka adalah yang diberikan wewenang khusus untuk melakukan pengelolaan di bidang kearsipan. Jelas sudah bahwa profesi di bidang kearsipan adalah profesi khusus. Jika kita tarik sebuah kesimpulan dari silogisme di atas, maka akan kita peroleh bahwa dunia kearsipan juga akan merasakan pengaruh (dampak) dari pemberlakukan MEA 2015. Kesiapan dunia kearsipan dalam menghadapi MEA 2015 pun akan dipertanyakan. Berangkat dari hal diatas, Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) sebagai lembaga Pembina Kearsipan tingkat nasional memiliki kepedulian besar terhadap MEA. Sebagai lembaga yang menghasilkan kebijakan dalam bidang kearsipan, ANRI memperhatikan arah kebijakan yang perlu dibuat untuk memberikan perlindungan dalam bidang kearsipan. Selain kebijakan, sebagai lembaga Pembina Kearsipan tentunya perlu untuk ANRI mempersenjatai para SDM kearsipan maupun Jasa Layanan Arsip sehingga mereka mampu bersaing dengan Negara lain. Invasi tenaga kerja maupun perusahaan asing yang bergerak di bidang kearsipan yang baru-baru ini terjadi telah membuka mata bangsa Indonesia bahwa tantangan mengahadapi persaingan dalam kerangka MEA benar adanya. Kesadaran yang mungkin belum dirasakan oleh semua pihak di negeri ini. Oleh karena itu, ANRI melalui Forum Komunikasi Bakohumas Tahun 2015 mengakat tema Dunia Kearsipan Menyongsong Masyarakat Ekonomi Asean 2015 guna memberikan awareness kepada para SDM Kearsipan dan para pelaku usaha jasa layanan Arsip untuk mempersiapkan diri sehingga mampu bersaing dalam profesi/ bidang masing-masing. Diharapkan melalui forum ini,
masyarakat semakin bersiap menghadapi pasar bebas ASEAN tahun 2015. Sekali lagi kami atas nama ANRI mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas pelaksanaan kegiatan ini, semoga dapat membawa manfaat bagi kita semua. Akhir kata, dengan mengucapkan Bismillahirohmanirrohim, Forum Komunikasi Bakohumas dengan Tema Dunia Kearsipan Menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015., secara resmi saya buka. Sekian dan terima kasih. Wassalaamualai kum Warohmatullaahi Wabarakaatuh. Jakarta, 22 Oktober 2015 Kepala Arsip Nasional RI Dr. Mustari Irawan, MPA