ANALISIS ARUS INRUSH TERHADAP PENGARUH KINERJA RELAI DIFERENSIAL PADA TRANSFORMATOR 150 KV

dokumen-dokumen yang mirip
SETTING RELAY DIFFERENSIAL PADA GARDU INDUK KALIWUNGU GUNA MENGHINDARI KEGAGALAN PROTEKSI

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang. Berikut dibawah ini data yang telah dikumpulkan :

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi salah satu penentu kehandalan sebuah sistem. Relay merupakan

BAB I PENDAHULUAN. atau konsumen, peranan transformator daya pada Gardu Induk Pauh Limo

BAB III PENGAMANAN TRANSFORMATOR TENAGA

ANALISA TROUBLE DIFFERENTIAL RELAY TERHADAP TRIP CB ( CIRCUIT BREAKER ) 150 KV TRANSFORMATOR 30 MVA PLTGU PANARAN

STUDI PENYETELAN RELAI DIFERENSIAL PADA TRANSFORMATOR PT CHEVRON PACIFIC INDONESIA

Penentuan Setting Rele Arus Lebih Generator dan Rele Diferensial Transformator Unit 4 PLTA Cirata II

Institut Teknologi Padang Jurusan Teknik Elektro BAHAN AJAR SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK. TATAP MUKA X&XI. Oleh: Ir. Zulkarnaini, MT.

ANALISIS PENGGUNAAN RELE DIFERENSIAL SEBAGAI PROTEKSI PADA TRANSFORMATOR DAYA 16 MVA DI GARDU INDUK JAJAR

STUDI SISTEM PROTEKSI RELE DIFERENSIAL PADA TRANSFORMATOR PT. PLN (PERSERO) KERAMASAN PALEMBANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. pernah dilakukan sebagai rujukan penulis guna mendukung penyusunan

Studi Koordinasi Proteksi PT. PJB UP Gresik (PLTGU Blok 3)

Ground Fault Relay and Restricted Earth Faulth Relay

STUDI SETTING RELE DIFFERENTIAL PADA TRANSFORMATOR TENAGA DI PT PERTAMINA REFINERY UNIT IV CILACAP

KOORDINASI SISTEM PROTEKSI OCR DAN GFR TRAFO 60 MVA GI 150 KV JAJAR TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISIS PROTEKSI RELE DIFERENSIAL PADA TRAFO GARDU INDUK KONSUMEN TEGANGAN TINGGI DI GARDU INDUK SEMEN MERAH PUTIH REMBANG

Sidang Tugas Akhir (Genap ) Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro ITS

KOORDINASI PROTEKSI TEGANGAN KEDIP DAN ARUS LEBIH PADA SISTEM KELISTRIKAN PT. WILMAR NABATI, GRESIK JAWA TIMUR

Analisis Setting Relay Proteksi Pengaman Arus Lebih Pada Generator (Studi Kasus di PLTU 2X300 MW Cilacap)

PENGGUNAAN RELAY DIFFERENSIAL. Relay differensial merupakan suatu relay yang prinsip kerjanya berdasarkan

ANALISA SISTEM PROTEKSI RELE DIFERENSIALPADA TRANSFORMATOR DAYA 60MVA DI GARDU INDUK WONOGIRI

BAB II LANDASAN TEORI

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Analisis Rele Pengaman Peralatan dan Line Transmisi Switchyard GITET Baru 500kV PT PLN (PERSERO) di Kediri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang Masalah

PEMODELAN RELAI DIFERENSIAL PADA TRANSFORMATOR DAYA 25 MVA MENGGUNAKAN ANFIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik.

EVALUASI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI GARDU INDUK GARUDA SAKTI, PANAM-PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

BAB IV. ANALISA SETTING RELAI JARAK 150 kv GARDU INDUK KELAPA GADING

GT 1.1 PLTGU Grati dan Rele Jarak

Analisa Relai Arus Lebih Dan Relai Gangguan Tanah Pada Penyulang LM5 Di Gardu Induk Lamhotma

BAB III METODOLOGI. 3.2 Tahap Pelaksanaan Penyusunan Laporan Akhir

BAB III PEMBAHASAN RELAY DEFERENSIAL DAN RELEY DEFERENSIAL GRL 150

EVALUASI GROUND FAULT RELAY AKIBAT PERUBAHAN SISTEM PENTANAHAN DI KALTIM 1 PT. PUPUK KALTIM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN. Gardu Induk Godean berada di jalan Godean Yogyakarta, ditinjau dari

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA BAB I PENDAHULUAN

BAB IV ANALISA HASIL PENYETINGAN RELAI DIFFERENSIAL

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka

Praktikum SISTEM PROTEKSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III SISTEM PROTEKSI DENGAN RELAI JARAK. terutama untuk masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Kebutuhan tenaga

FEEDER PROTECTION. Penyaji : Ir. Yanuar Hakim, MSc.

BAB VI. RELE DIFFERENTIAL

BAB IV. PERHITUNGAN GANGGUAN SIMPATETIK PADA PENYULANG 20 kv GARDU INDUK DUKUH ATAS

EVALUASI SETTING RELAY PROTEKSI GENERATOR DAN TRAFO GENERATOR DI PLTGU TAMBAK LOROK BLOK 1

BAB I PENDAHULUAN. dalam sistem tenaga listrik, maka diperlukan proteksi dengan teknik yang tepat

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk

PENGGUNAAN RELE DIFFERENSIAL PADA TRANSFORMATOR DAYA 20 MVA DI GARDU INDUK SUNGAI JUARO

ANALISA PEMAKAIAN RELE DIFFERENSIAL SEBAGAI PENGAMAN TRANSFORMATOR DAYA 10 MVA 70/20 KV TERHADAP ARUS HUBUNG SINGKAT DI GARDU INDUK TALANG RATU PT.

STUDI PENGURANGAN ARUS INRUSH AKIBAT ENERGIZING PADA TRANSFORMATOR DAYA GARDU INDUK MENGGUNAKAN METODE SEQUENTIAL PHASE ENERGIZATION (SPE)

Gambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik (3)

BAB III GANGGUAN SIMPATETIK TRIP PADA GARDU INDUK PUNCAK ARDI MULIA. Simpatetik Trip adalah sebuah kejadian yang sering terjadi pada sebuah gardu

Analisa Kerja Rele Diferensial Pada Trafo 60 MVA Di Gardu Induk Wonosari 150 kv

Studi Koordinasi Proteksi PT. PJB UP Gresik (PLTGU Blok 3)

EVALUASI KERJA AUTO RECLOSE RELAY TERHADAP PMT APLIKASI AUTO RECLOSE RELAY PADA TRANSMISI 150 KV MANINJAU PADANG LUAR

ANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH

PENGUJIAN RELAY DIFFERENSIAL GI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisa Koordinasi Rele Pengaman Transformator Pada Sistem Jaringan Kelistrikan di PLTD Buntok

BAB I PENDAHULUAN. Transmisi, dan Distribusi. Tenaga listrik disalurkan ke masyarakat melalui jaringan

KOORDINASI RELE ARUS LEBIH DI GARDU INDUK BUKIT SIGUNTANG DENGAN SIMULASI (ETAP 6.00)

RANCANG BANGUN SIMULATOR PROTEKSI ARUS HUBUNG SINGKAT FASA KE TANAH PADA SISTEM DISTRIBUSI MENGGUNAKAN RELAI TIPE MCGG

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

BAB III GANGGUAN PADA JARINGAN LISTRIK TEGANGAN MENENGAH DAN SISTEM PROTEKSINYA

Perencanaan Koordinasi Rele Pengaman Pada Sistem Kelistrikan Di PT. Wilmar Gresik Akibat Penambahan Daya

TUGAS AKHIR. SETTING KOORDINASI OVER CURRENT RELAY PADA TRAFO 60 MVA 150/20 kv DAN PENYULANG 20 kv

ABSTRAK Kata Kunci :

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG 20 KV DENGAN OVER CURRENT RELAY (OCR) DAN GROUND FAULT RELAY (GFR)

STUDI ANALISIS SETTING BACKUP PROTEKSI PADA SUTT 150 KV GI KAPAL GI PEMECUTAN KELOD AKIBAT UPRATING DAN PENAMBAHAN SALURAN

KAJIAN PROTEKSI MOTOR 200 KW,6000 V, 50 HZ DENGAN SEPAM SERI M41

STUDI KOORDINASI RELE PROTEKSI PADA SISTEM KELISTRIKAN PT. BOC GASES GRESIK JAWA TIMUR

Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia Abstrak

MEDIA ELEKTRIK, Volume 3 Nomor 1, Juni 2008

Setting Relai Gangguan Tanah (Gfr) Outgoing Gh Tanjung Pati Feeder Taram Pt. Pln (Persero) Rayon Lima Puluh Kota

Studi Analisis Koordinasi Over Current Relay (OCR) dan Ground Fault Relay (GFR) pada Recloser di Saluran Penyulang Penebel

SIMULASI OVER CURRENT RELAY (OCR) MENGGUNAKAN KARATERISTIK STANDAR INVERSE SEBAGAI PROTEKSI TRAFO DAYA 30 MVA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Dalam segi peningkatan kualitas sistem tenaga listrik, banyak aspek yang bisa

BAB III PROTEKSI TRANSFORMATOR DAYA

Analisis Koordinasi Rele Arus Lebih Pda Incoming dan Penyulang 20 kv Gardu Induk Sengkaling Menggunakan Pola Non Kaskade

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROGRAM STUDI TEKNIK LISTRIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MEDAN

TUGAS AKHIR. ANALISA PENGGUNAAN DAN PENYETINGAN RELAI DIFFERENSIAL PADA TRAFO STEP UP 11,5/150 kv di PLTGU BLOK I U.P MUARA KARANG

BAB III PROTEKSI TRANSFORMATOR DAYA MENGGUNAKAN TRANSFORMASI HILBERT

STUDI KOORDINASI RELE ARUS LEBIH DAN PENGARUH KEDIP TEGANGAN AKIBAT PENAMBAHAN BEBAN PADA SISTEM KELISTRIKAN DI PT. ISM BOGASARI FLOUR MILLS SURABAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap kondisi abnormal pada operasi sistem. Fungsi pengaman tenaga listrik antara lain:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB III SISTEM PROTEKSI TEGANGAN TINGGI

JURNAL TUGAS AKHIR. Kata kunci : Sistem Proteksi, Beban Lebih, Arus Lebih, Relai Arus Lebih

BAB IV ANALISIA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Koordinasi Proteksi Pada Gardu Induk Wonosobo. Gardu induk Wonosobo mempunyai pengaman berupa OCR (Over Current

Transkripsi:

ANALISIS ARUS INRUSH TERHADAP PENGARUH KINERJA RELAI DIFERENSIAL PADA TRANSFORMATOR 150 KV Oxiandra Ali Rizki, Muhamad Mujahidin, ST., MT, Ibnu Kahfi Bachtiar, ST, M.Sc Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Maritim Raja Ali Haji E-mail : oxiandra88@gmail.com; mujahidin_moh@yahoo.com; kahfi@umrah.ac.id ABSTRAK Pengoperasian transformator yang handal sangat diperlukan dalam sistem tenaga listrik. Transformator dilengkapi dengan pengaman-pengaman sesuai dengan kebutuhan. Untuk transformator daya sistem proteksi yang digunakan adalah relai diferensial. Dalam pengoperasiannya relai diferensial kadang melakukan kesalahan kerja yang mengakibatkan transformator yang diproteksi mengalami trip meskipun pada kenyataannya transformator dalam keadaan normal. Salah satu faktor yang menyebabkan hal ini tejadi adalah adanya fenomena arus inrush yang terjadi pada transformator sehingga mengganggu kinerja relai diferensial. Pada Gardu Induk Batu Besar PT. PLN Batam, relai diferensial pada transformator #1 mengalami trip ketika transformator #2 sedang proses energisasi sehingga timbul arus inrush pada transformator #2 yang justru menyebabkan transformator #1 trip. Maka diperlukan perhitungan untuk mengetahui dampak arus inrush terhadap kerja relai diferensial dan metode penyetelan relai diferensial terhadap gangguan arus inrush. Dari analisa yang dilakukan, Ketika terjadi gangguan arus inrush pada transformator #2 150 kv Gardu Induk Batu Besar Batam, nilai parameter pada relai diferensial pada transformator #1 mengalami perubahan, nilai arus diferensial (Id) menjadi 12,693 Ampere dan arus setting (Iset) sebesar 11,8365 Ampere. Begitu pula dengan nilai seting slope pada relai diferensial. Ketika terjadi gangguan arus inrush pada transformator #2 150 kv Gardu Induk Batu Besar Batam, nilai slope mengalami kenaikan 77,3% sehingga terdeteksi sebesar 107% sehingga relai diferensial trip. Selain itu juga penyetelan relai diferensial dapat dilakukan dengan memperhatikan parameter slope dan juga arus setting (Iset) dari relai agar disetel lebih tinggi terhadap gangguan yang terjadi. Dari gangguan yang terjadi didapatkan slope sebesar 107% dari setelan yang seharusnya 100%. Untuk arus diferensial (Id) yang bekerja ketika gangguan adalah 12,693 Ampere dan arus settingnya (Iset) adalah 11,8365 Ampere. Maka penyetelan ulang harus lebih tinggi dari nilai parameter tersebut. Maka didapatkan setelan slope sebesar 150 % yang arus settingnya (Iset) didapatkan sebesar 17,75475 Ampere. Kata Kunci: Relai Diferensial, Arus Inrush, Setting Slope, Trip 1. Pendahuluan PT. PLN Batam merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penyuplai listrik bagi masyarakat Batam. Demi keselamatan kerja maka seluruh peralatan listrik dilengkapi dengan sistem proteksi sebagai pengaman dari gangguan yang dapat menghambat proses pendistribusian listrik berlangsung. Dalam aplikasinya sering kali terjadi permasalahan selama proses suplay listrik berlangsung, baik dalam pembangkitan, transmisi, ataupun distribusi, sehingga menyebabkan kerugian finansial bagi perusahaan. Pengoperasian transformator yang handal sangat diperlukan dalam sistem tenaga listrik. Dimana transformator dilengkapi dengan pengaman-pengaman sesuai dengan kebutuhan. Untuk transformator daya sistem proteksi yang digunakan salah satunya adalah relai diferensial. Dalam pengoperasiannya relai diferensial kadang melakukan kesalahan kerja yang mengakibatkan transformator yang diproteksi mengalami trip meskipun pada kenyataannya transformator dalam keadaan normal. Salah satu faktor yang menyebabkan hal ini tejadi adalah adanya fenomena arus inrush yang terjadi pada transformator sehingga mengganggu kinerja relai diferensial. Pada Gardu Induk Batu Besar PT. PLN Batam, relai diferensial pada transformator #1 mengalami trip ketika transformator #2 sedang proses energisasi sehingga timbul arus inrush pada transformator #2 yang justru menyebabkan transformator #1 trip. Timbulnya arus inrush pada saat energisasi transformator adalah satu fenomena yang terjadi pada sistem tenaga listrik. Arus inrush adalah arus yang memiliki nilai cukup tinggi dan bersifat tiba-tiba yang timbul pada saat transformator dioperasikan. Arus tersebut mempunyai nilai beberapa kali dari arus beban penuh normal. Jika tidak ada usaha untuk mengurangi arus tersebut, maka dalam jangka

pendek akan menyebabkan seringnya sistem proteksi dari transformator mengalami kesalahan kerja dan penurunan kualitas daya dari sistem tenaga listrik. Sedangkan untuk jangka panjang akan memperpendek umur kerja transformator karena arus inrush mempengaruhi isolasi dan belitan transformator (Titiek Suheta, 2010). Relai diferensial adalah salah satu relai pengaman utama sistem tenaga listrik yang bekerja seketika tanpa koordinasi relai disekitarnya sehingga waktu kerja dapat dibuat secepat mungkin. Daerah pengamanannya dibatasi oleh pasangan trafo arus dimana relai diferensial dipasang sehingga relai diferensial tidak dapat dijadikan sebagai pengaman cadangan untuk daerah berikutnya. Proteksi relai diferensial bekerja dengan prinsip keseimbangan arus (Liem Ek Bien el all, 2007). Selanjutnya akan dibahas dampak arus inrush terhadap kinerja relai diferensial dan metode penyetelan relai diferensial terhadap gangguan arus inrush. 2. Model Perhitungan Matematis Dalam perhitungan ini akan menentukan rasio CT yang ideal untuk trafo #1 G.I. Batu Besar. Setelah itu dilakukan perhitungan besar error mismatch pada transformator arus yang terpasang pada trafo #1 G.I. Batu Besar. Setelah itu akan dihitung besar nilai arus setting (Iset) dan besar nilai arus diferensial (Id) pada relai diferensial ketika keadaan normal maupun ketika kondisi gangguan. Setelah itu dilakukan penyetelan ulang terhadap relai diferensial. 2.1 Pemilihan Rasio CT Ideal Mencari arus nominal pada trafo (Liem Ek Bien et al, 2007): Dalam pemilihan CT Ratio, sebaiknya yang mendekati Irating, maka menghitung Irating (Liem Ek Bien et al, 2007): % dari besar ratio CT yang dipilih. Error mismatch merupakan kesalahan dalam membaca perbedaan arus dan tegangan di sisi primer dan sekunder transformator serta pergeseran fasa di trafo tersebut (Anna Istimaroh et al, 2013). Maka untuk menapatkan nilai error mismatch adalah (Anna Istimaroh et al, 2013): CT (ideal) = trafo arus ideal V1 = teg. Sisi tinggi (V) V2 = teg. Sisi rendah (V) 2.3 Menghitung Nilai Arus Diferensial (Id) dan Arus Setting Relai Diferensial (Iset) Untuk menghitung nilai Iprimer dan Isekunder (Ir. Zulkarnain, 2011): CT1 = Nilai rasio CT 1 I = Arus yang mengalir (A) Untuk menghitung arus diferensial (Liem Ek Bien et al, 2007): In = Arus Nominal (A) S = Daya yang tersalur (MVA) V = Sisi tegangan pada trafo (V) 2.2 Menghitung Error Mismatch Error mismatch dapat ditentukan dengan membandingkan ratio CT ideal dengan yang ada dipasaran, dengan pertimbangan tidak melebihi 5 Id = Arus diferensial (A) Menghitung arus penahan (restrain) ketika terjadi gangguan:

Ir = Arus penahan (A) Menghitung Isetting relai diferensial: 2.4 Menghitung Nilai Slope Relai Diferensial Untuk menghitung nilai setting slope (Liem Ek Bien et al, 2007): Id = Arus diferensial (A) Ip = Arus penahan (A) 3. Metodologi Penelitian TIDAK RELAI DIFERENSIAL AKTIF MELAKUKAN PENYETELAN RELAIDIFERENSIAL TERHADAP GANGGUAN START PEMILIHAN SISTEM KELISTRIKAN G.I. BATU BESAR PENGUMPULAN DATA - DATA TRANSFORMATOR - DATA TRANSFORMATOR ARUS - DATA GANGGUAN - DATA PARAMETER RELAI DIFERENSIAL MENGHITUNG RASIO CT MENGHITUNG ERORR MISSMATCH MENGHITUNG NILAI PARAMETER RELAI DIFERENSIAL KETIKA KEADAAN NORMAL DAN KETIKA TERJADI GANGGUAN JIKA Iset > Id Setting slope > Slope gangguan RELAI DIFERENSIAL TIDAK AKTIF SISTEM NORMAL PENARIKAN KESIMPULAN SELESAI YA 4. Pembahasan Dengan model matematis terdahulu yang telah dibangun maka perhitungan kinerja relai diferensial dapat dilakukan. Data yang diperoleh dari Gardu Induk Batu Besar Batam diolah dan dimasukkan kedalam sistem perhitungan. Dalam perhitungan ini akan diketahui rasio CT yang ideal untuk trafo. Setelah itu dilakukan perhitungan besar error missmatch pada transformator arus yang terpasang pada trafo #1 G.I. Batu Besar apakah masih berada dibawah standar dari error mismatch trafo arus. Setelah itu akan dihitung besar nilai arus setting (Iset) dan besar nilai arus diferensial (Id) pada relai diferensial ketika keadaan normal maupun ketika kondisi gangguan untuk mengetahui kinerja relai diferensial. Setelah itu dilakukan penyetelan ulang terhadap relai diferensial. Untuk rasio CT ideal yang terpasang pada trafo #1 G.I. Batu Besar, didapatkan untuk rasio CT sisi 150 kv (CT 1) adalah 150 : 1 dan untuk rasio CT sisi 20 kv (CT 2) adalah 1000 : 1. Dari data yang didapatkan, rasio CT yang terpasang pada trafo #1 G.I. Batu Besar adalah untuk rasio CT sisi 150 kv (CT 1) = 300 : 1 dan untuk rasio CT sisi 20 kv (CT 2) = 1000 : 1. Sehingga dapat disimpulkan bahwa rasio CT yang terpasang pada trafo #1 G.I. Batu Besar merupakan rasio CT ideal. Nilai error mismatch pada transformator arus sisi 150 kv dan sisi 20 kv dari perhitungan didapatkan pada transformator arus sisi 150 kv sebesar 0,44 %. Sedangkan untuk nilai error mismatch pada transformator arus sisi 20 kv adalah sebesar 2,25 %, keduanya masih dibawah standar yang ditentukan yaitu sebesar 5 %. Ketika transformator #1 150 kv Gardu Induk Batu Besar Batam dalam kondisi normal, nilai parameter pada relai diferensial seperti nilai arus diferensial (Id) adalah sebesar 0,401 Ampere dan arus setting (Iset) sebesar 0,405 Ampere. Namun ketika terjadi gangguan arus inrush pada transformator #2 150 kv Gardu Induk Batu Besar Batam, nilai parameter pada relai diferensial mengalami perubahan, dimana nilai arus diferensial (Id) menjadi 12,693 Ampere dan arus setting (Iset) sebesar 11,8365 Ampere. Sehingga ketika gangguan terjadi, arus diferensial (Id) mengalami kenaikan sebesar 12,292 Ampere dan arus setting mengalami kenaikan sebesar 11,4315 Ampere. Ketika transformator #1 150 kv Gardu Induk Batu Besar Batam dalam kondisi normal, nilai arus setting (Iset) lebih besar daripada nilai arus diferensial (Id), sehingga relai tidak mengalami trip. Namun ketika terjadi gangguan arus inrush pada transformator #2 150 kv Gardu Induk Batu Besar Batam, selain perubahan kedua parameter tersebut, nilai arus setting (Iset)

menjadi lebih kecil daripada nilai arus diferensial (Id), sehingga relai mengalami trip. Begitu pula dengan nilai seting slope pada relai diferensial. Pada relai diferensial, nilai setting slope pada relai diferensial disetel sebesar 100 %. Ketika transformator #1 150 kv Gardu Induk Batu Besar Batam dalam kondisi normal, nilai slope adalah 29,7 %. Namun ketika terjadi gangguan arus inrush pada transformator #2 150 kv Gardu Induk Batu Besar Batam, nilai slope mengalami kenaikan 77,3 % sehingga terdeteksi sebesar 107 % sehingga relai diferensial trip. Penyetelan relai diferensial memperhatikan parameter slope dan juga arus setting (Iset) dari relai agar disetel lebih tinggi terhadap gangguan yang terjadi. Dari gangguan yang terjadi didapatkan slope sebesar 107 % dari setelan yang seharusnya 100 %. Untuk arus diferensial (Id) yang bekerja ketika gangguan adalah 12,693 Ampere dan arus settingnya (Iset) adalah 11,8365 Ampere. Maka penyetelan ulang harus lebih tinggi dari nilai parameter tersebut. Maka didapatkan setelan slope sebesar 150 % yang arus settingnya (Iset) didapatkan sebesar 17,75475 Ampere. Dengan demikian penelitian ini membahas mengenai perubahan nilai parameter yang terdapat pada relai diferensial akibat dari arus inrush yang menyebabkan terjadinya trip. Selain itu penelitian ini juga membahas mengenai bagaimana menemukan cara penyetelan relai diferensial agar kedepannya relai diferensial dapat mengatasi gangguan arus inrush. 5. Kesimpulan Berdasarkan pada pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Ketika terjadi gangguan arus inrush pada transformator #2 150 kv Gardu Induk Batu Besar Batam, nilai parameter pada relai diferensial pada transformator #1 mengalami perubahan, arus diferensial (Id) mengalami kenaikan sebesar 12,292 Ampere dan arus setting mengalami kenaikan sebesar 11,4315 Ampere. Sehingga nilai arus diferensial (Id) menjadi 12,693 Ampere dan arus setting (Iset) sebesar 11,8365 Ampere dari sebelumnya yaitu untuk nilai arus diferensial (Id) adalah sebesar 0,401 Ampere dan arus setting (Iset) sebesar 0,405 Ampere. Ketika transformator #1 150 kv Gardu Induk Batu Besar Batam dalam kondisi normal, nilai arus setting (Iset) lebih besar daripada nilai arus diferensial (Id), sehingga relai tidak mengalami trip. Namun ketika terjadi gangguan arus inrush pada transformator #2 150 kv Gardu Induk Batu Besar Batam, selain perubahan kedua parameter tersebut, nilai arus setting (Iset) menjadi lebih kecil daripada nilai arus diferensial (Id), sehingga relai mengalami trip. Begitu pula dengan nilai seting slope pada relai diferensial. Pada relai diferensial, nilai setting slope pada relai diferensial disetel sebesar 100 %. Ketika transformator #1 150 kv Gardu Induk Batu Besar Batam dalam kondisi normal, nilai slope adalah 29,7 %. Namun ketika terjadi gangguan arus inrush pada transformator #2 150 kv Gardu Induk Batu Besar Batam, nilai slope mengalami kenaikan 77,3 % sehingga terdeteksi sebesar 107 % sehingga relai diferensial trip. 2. Penyetelan relai diferensial dapat dilakukan dengan memperhatikan parameter slope dan juga arus setting (Iset) dari relai agar disetel lebih tinggi terhadap gangguan yang terjadi. Dari gangguan yang terjadi didapatkan slope sebesar 107 % dari setelan yang seharusnya 100 %. Untuk arus diferensial (Id) yang bekerja ketika gangguan adalah 12,693 Ampere dan arus settingnya (Iset) adalah 11,8365 Ampere. Maka penyetelan ulang harus lebih tinggi dari nilai parameter tersebut. Maka didapatkan setelan slope sebesar 150 % yang arus settingnya (Iset) didapatkan sebesar 17,75475 Ampere. DAFTAR PUSTAKA Badruddin, I. Relai Diferensial. Badruddin, I. Sistem Proteksi Perlindungan Transformator Daya. Bien, L. E., et, al. 2007. Studi Penyetelan Relai Diferensial Pada Transformator PT. Chevron Pacific Indonesia. JETri, Volume 6, Nomor 2, Februari 2007, 41-68. Istimaroh, A., et, al. 2013. Penentuan Setting Rele Arus Lebih Generator dan Rele Diferensial Transformator Unit 4 PLTA Cirata II. Jurnal Reka Elkomika Institut teknologi Nasional Vol.1 No.2, Februari 2013. Napitupulu, C. V. 2011. Studi Pengurangan Arus Inrush akibat Energizing Pada Transformator Daya Gardu Induk Menggunakan Metode Sequential Phase Energization (SPE). Medan.

PLN. 2009. Himpunan Buku Petunjuk Batasan Operasi Dan Pemeliharaan Peralatan Penyaluran Tenaga Listrik Transformator Arus. Jakarta. PLN. 2009. Himpunan Buku Petunjuk Batasan Operasi Dan Pemeliharaan Peralatan Penyaluran Tenaga Listrik Transformator Tenaga. Jakarta. Suheta, T. 2010. Minimalisasi Arus Inrush Pada Daya Transformator Daya 20 kv. Prosiding Seminar Nasional Teknoin. Syukriyadin, et, al. 2011. Analisis Proteksi Relay Differensial Terhadap Gangguan Internal dan Eksternal Transformator Menggunakan PSCAD/EMTDC. Jurnal Rekayasa Elektrika Vol. 9, No.3, April 2011. Zulkarnain, I. 2011. Sisitem Proteksi Tenaga Listrik. Padang.