BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata persepsi berasal dari kata perception yang berarti pengalaman,

dokumen-dokumen yang mirip
Metode Metode Instruksional Dina Amelia/

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan klinik (clinical skills) pada profesi kedokteran merupakan hal

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. pendekatan dalam belajar adalah pendekatan konstruktivisme.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Persepsi Mahasiswa tentang Peer-Assissted Learning dalam Pembelajaran Keterampilan Laboratorium Klinik (Clinical Skills Lab/ CSL) di Fakultas

Kelompok 3. Edwin septian yusuf ( ) Iva marviana s ( ) Sindy ( ) Roxanne ( ) Reza

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. keberadaan objek, hubungan, dan kejadian yang diperoleh atas kepemilikkanindera,

BAB 1. Pendahuluan. Adolescent atau remaja, merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kurikulum nya masing-masing. Standar Kompetensi Dokter ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kekuatan perhatian pada suatu situasi belajar. Unsur motivasi dalam hal ini sangat

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP N 10 PADANG JURNAL

BAB II LANDASAN TEORITIS. perception berasal dari bahasa latin perceptio, dari percipere, yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia diharapkan memiliki kemampuan untuk beradaptasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kedudukan sosial. Teori peran menggambarkan interaksi sosial dalam. dimasyarakat yang ditetapkan oleh budaya.

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini ialah

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

PEDOMAN AKADEMIK PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB IV PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

BAB I PENDAHULUAN. melalui proses pembelajaran. Guru sangat berperan penting dalam peningkatan mutu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENINGKATAN HASIL BELAJAR KIMIA MELALUI PERAN TUTOR SEBAYA SISWA KELAS X.A SMA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Prinsip dalam Pembelajaran

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai arti yang penting dalam kehidupan. Negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kurikulum. Oleh karena itu, pendidikan harus membekali mereka dengan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rata diberi tugas untuk membantu kesulitan temannya untuk membantu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan. 1. Nilai mahasiswa yang mengikuti PAL lebih tinggi dari yang tidak mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan manusia. Dengan belajar manusia dapat mengembangkan potensipotensi

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB I PENDAHULUAN. perubahan itu sendiri. Perubahan zaman yang serba cepat menuntut sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan pendidikan selalu muncul bersamaan dengan

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2005

BAB II LANDASAN TEORI. Asisted Learning (PAL). PAL merupakan tindakan atau proses. a. Peer Teaching and Learning (belajar dan saling mengajari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumber daya

Metode Metode Pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. (Undang-undang No.20 Tahun 2003: 1). Pendidikan erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan global akan mutu lulusan pendidikan dan sistem Pendidikan

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku siswa akibat adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini peran dan fungsi pendidikan sekolah semakin penting dan

TINJAUAN PUSTAKA. untuk mencapai tujuan yang ditetapkan (Djamarah dan Zain, 1996:53).

BAB II LANDASAN TEORI. Belajar dan pembelajaran merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahkluk belajar (learning human). Sejak lahir manusia. mengenal lingkungannya, memahami dirinya sendiri, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ai Nunung Muflihah,2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. individu ada perhatian, lalu diteruskan ke otak dan baru kemudian individu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang dinamis di mana hubungan timbal-balik antara anggota yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gunawan Wibiksana, 2013 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. widya husada. Penelitian ini dilakaukan diakper widya husada

PENGGUNAAN TUTOR SEBAYA UNTUK PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan di Indonesia ataupun di setiap negara. Indonesia selalu berusaha

WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.2 JULI-DES 2015 ISSN :

BAB II KAJIAN PUATAKA. tujuan (Mc. Donald dalam Sardiman A.M, 2001:73-74). Menurut Mc. Donald. motivasi mengandung 3 elemen penting, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum istilah sains memiliki arti kumpulan pengetahuan yang tersusun

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah berusaha meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PERTEMUAN KE 5 dan 6

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu tempat dimana siswa mendapatkan ilmu secara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE KASUS MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA

UPAYA MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA

MEDIA PEMBELAJARAN (الوسائل التعليمية)

I. PENDAHULUAN. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya.

KAJIAN PUSTAKA. makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. persiapan pada bidang pekerjaan di waktu yang akan datang. Untuk mencapai

Bab II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II URAIAN TEORITIS. Rianawati (2005) judul Analisis Pengaruh Faktor Dari Perilaku Konsumen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

prinsip-prinsip kegiatan belajar-mengajar

BAB II KAJIAN TEORI. persepsi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 1167) kata

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Ruang Lingkup IPA SD/MI

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. Kemampuan adalah kecakapan untuk melakukan suatu tugas khusus dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berbicara tentang pendidikan, berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. siswa apabila siswa telah terlihat aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan pada semua sektor kehidupan. Perbaikan dibidang pendidikan dianggap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Motivasi Berprestasi Pada Atlet Sepak Bola. Menurut McClelland (dalam Sutrisno, 2009), motivasi berprestasi yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. namun tergantung dari profesi dan kesenangan masing-masing individu

METODOLOGI PEMBELAJARAN INOVATIF. blog: Pendidikan Ilmu Komputer Universitas Pendidikan Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. Motivasi berasal dari kata latin motivus yang artinya : sebab, alasan, dasar,

DWI KUSTIANTI A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. afektif. Kompetensi kognitif, keterampilan, dan afektif harus diuji dengan

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. berhubungan dengan variabel-variabel pada penelitian ini. Teori-teori tersebut

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI BILANGAN BULAT MELALUI PENDEKATAN PAKEM SISWA KELAS VII D SMP NEGERI 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2008/2009

Transkripsi:

6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persepsi Kata persepsi berasal dari kata perception yang berarti pengalaman, pengamatan, rangsangan, dan penginderaan. Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Maka objek yang ditangkap melalui alat indera dan diproyeksikan pada bagian tertentu di otak sehingga manusia dapat mengamati objek tersebut. Makin besar struktur susunan syaraf dan otaknya, dan ditambah dengan bertambahnya pengalaman tersebut dapat dikenal satu persatu terhadap objeknya, dapat membedakan antara satu benda dengan benda yang lainnya dan mengelompokan benda yang berdekatan atau serupa, kemampuan untuk membedakan, mengelompokan, memfokuskan, dan sebagainya itu disebut dengan kemampuan mengorganisasikan pengamatan (Echols, 2000). Sobur (2003) mengungkapkan bahwa persepsi merupakan bagian dari keseluruhan proses yang menghasilkan tanggapan setelah rangsangan

7 ditetapkan. Subproses psikologis yang lain adalah pengenalan, perasaan, dan penalaran, dimana pengenalan, perasaan, dan penalaran sangat berhubungan erat agar persepsi dapat tercipta. Shaleh (2004) mengemukakan bahwa persepsi merupakan pengungkapan tentang pengalaman mengenai suatu benda atau kejadian yang telah dialami oleh individu. Persepsi dianggap sebagai sebuah pengaruh atau kesan oleh benda yang hanya menggunakan pengamatan indra. Menurut kamus lengkap psikologi, persepsi adalah: (1) Proses mengetahui atau mengenali objek dan kejadian objektif dengan bantuan indera, (2) Kesadaran dari proses-proses organis, (3) (Titchener) satu kelompok penginderaan dengan penambahan arti-arti yang berasal dari pengalaman di masa lalu, (4) Variabel yang menghalangi atau ikut campur tangan, berasal dari kemampuan organisasi untuk melakukan pembedaan diantara perangsang-perangsang, (5) Kesadaran intuitif mengenai kebenaran langsung atau keyakinan yang serta merta mengenai sesuatu (Chaplin, 2006). 2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi Beberapa faktor yang dianggap penting pengaruhnya terhadap seleksi rangsangan dan juga dapat digunakan untuk persepsi atas orang dan keadaan, yaitu (Sobur, 2003): a. Intensitas, rangsangan yang lebih intensif, mendapatkan lebih banyak tanggapan daripada rangsangan yang kurang intens.

8 b. Ukuran, benda-benda yang lebih besar lebih menarik perhatian karena barang yang lebih besar lebih cepat dilihat. c. Kontras, hal-hal lain yang biasa kita lihat akan cepat menarik perhatian. Banyak orang sadar atau tidak, melakukan hal-hal aneh untuk menarik perhatian. Perilaku yang luar biasa menarik perhatian karena prinsipprinsip perbedaan itu. d. Gerakan, hal-hal yang bergerak lebih menarik perhatian daripada halhal diam. e. Keakraban, hal-hal yang akrab atau dikenal lebih menarik perhatian. f. Sesuatu yang baru, hal-hal yang baru juga menarik perhatian. Jika orang sudah biasa dengan kerangka yang sudah dikenal, suatu yang baru menarik perhatian. 2.3 Proses Terbentuknya Presepsi Persepsi menurut Slameto (2010) adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terusmenerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya. Persepsi dalam pengertian diatas merupakan proses persepsi individu dituntut untuk memberikan penilaian terhadap suatu obyek, persepsi tersebut dapat bersifat positif atau negatif. Persepsi menjadikan diri berinteraksi dengan sekitarnya, khususnya antar manusia.

9 Selanjutnya Sobur (2003), mengemukakan dalam proses persepsi terdapat tiga komponen utama yaitu: 1. Seleksi adalah proses penyaringan oleh indra terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit. 2. Interpretasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang. 3. Interpretasi dan persepsi kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi. Jadi proses persepsi adalah melakukan seleksi, interpretasi, dan pembulatan terhadap informasi yang diterima, sehingga menghasilkan sebuah bentuk tingkah laku sebagai reaksi. Dalam pengertian di atas secara lebih jauh akan melahirkan lima prinsip dasar tentang persepsi yang perlu diketahui agar menjadi komunikator yang efektif seperti diungkapkan Slameto (2010) yaitu: a. Persepsi itu relatif bukan absolut Artinya: pada dasarnya manusia bukan merupakan instrumen ilmiah yang mampu menyerap segala sesuatu persis seperti keadaan yang sebenarnya. b. Persepsi itu selektif Artinya: Seseorang hanya memperhatikan beberapa rangsangan dari banyak rangsangan yang ada disekelilingnya pada saat-saat tertentu. Persepsi itu selektif berarti bahwa rangsangan yang diterima akan

10 tergantung pada apa yang pernah dipelajari, pada suatu yang menarik perhatian dan kearah mana persepsi itu mempunyai kecenderungan. Keterbatasan dalam kemampuan seseorang untuk menerima rangsangan. c. Persepsi itu tatanan Artinya: orang yang menerima rangsangan dilakukan dengan hubunganhubungan atau kelompok-kelompok. Jika rangsangan datang tidak lengkap maka akan dilengkapi dengan sendirinya sehingga hubungan itu menjadi jelas. d. Persepsi dipengaruhi oleh harapan dan kesiapan Artinya: harapan dan kesiapan penerima pesan akan menentukan pesan yang akan dipilih untuk diterima, selanjutnya pesan yang dipilih akan ditata dan kemudian pesan akan di interpretasi. e. Persepsi seseorang atau kelompok berbeda dengan persepsi orang atau kelompok lain walaupun situasinya sama. Artinya: perbedaan persepsi dapat ditelusuri pada adanya perbedaanperbedaan individual, perbedaan dalam kepribadian, perbedaan dalam sikap atau perbedaan dalam motivasi. 2.4 Peer Assisted Learning Peer assisted learning adalah pendekatan pembelajaran berpusat pada mahasiswa yang melibatkan diskusi antara instruktur sebagai pengajar dan peserta sebagai yang diajar. Dalam Peer assisted learning, instruktur adalah seseorang yang tingkatannya masih sejajar dengan peserta dan bukan guru

11 secara profesi. Instruktur sudah dilatih terlebih dahulu sehingga kompeten dalam mengajar, meskipun bukan berpendidikan guru. Peer assisted learning sudah mulai sering digunakan dalam mempelajari ilmu kedokteran. Peer assisted learning dapat didefinisikan sebagai pengembangan pengetahuan dan keterampilan yang dilakukan melalui pemberian bantuan dan dukungan secara aktif melalui orang-orang dengan status yang sama (Topping, 1998). Instruktur adalah mahasiswa yang biasanya lebih senior dari peserta. Kebanyakan mahasiswa mau bergabung menjadi instruktur sebab mereka merasa percaya diri dalam membantu belajar rekan-rekannya karena pengetahuannya lebih dalam dari para peserta. Ada juga yang memberikan imbalan jasa bagi para instruktur (Sobral, 1994). Meskipun demikian, tujuan diadakan peer assisted learning seharusnya bukan untuk memanfaatkan tenaga murah para tutor ataupun agar dosen dapat mentransfer pekerjaannya kepada instruktur. Namun, tujuan peer assisted learning adalah untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam pembelajaran bagi instruktur dan peserta (Wadoodi & Crosby, 2007). Oleh karena itu, desain peer assisted learning perlu didahului dengan pembuatan materi untuk pelatihan peer assisted learning. Materi yang dilatihkan sedapat mungkin tidak hanya materi atau topik yang akan dibawakan oleh peer assisted learning tetapi juga materi prinsip teaching and learning bagi peer assisted learning (Topping, 2008).

12 2.5 Kriteria Peer Assisted Learning Menurut Sawali (2007) terdapat beberapa kriteria sebagai seorang Instruktur diantaranya yaitu: 1. Memiliki kemampuan akademis di atas rata-rata peserta satu kelas, 2. Mampu menjalin kerjasama dengan peserta lain, 3. Memiliki motivasi tinggi untuk meraih prestasi akademis yang baik, 4. Memiliki sikap toleransi, tenggang rasa, dan ramah dengan sesama, 5. Memiliki motivasi tinggi untuk menjadikan kelompok diskusinya sebagai yang terbaik, 6. Bersikap rendah hati, pemberani, dan bertanggung jawab, suka membantu sesamanya yang mengalami kesulitan. 2.6 Kelebihan dan Kekurangan Peer Assisted Learning Ada beberapa keunggulan dengan menggunakan Instruktur sebaya seperti yang dikemukakan Arikunto (1995) berikut ini. 1. Adakalanya hasilnya lebih baik bagi beberapa peserta yang mempunyai perasaan takut atau enggan kepada dosennya. 2. Bagi instruktur pekerjaan PAL akan dapat memperkuat konsep yang dibahas. 3. Bagi instruktur merupakan kesempatan melatih diri memegang tanggung jawab dalam mengemban suatu tugas dan melatih kesabaran.

13 4. Mempererat hubungan mahasiswa sehingga mempertebal perasaan sosial. Adapaun kekurangan dengan menggunakan peer assisted learning adalah sebagai berikut. 1. peserta yang dibantu seringkali belajar kurang serius karena hanya berhadapan dengan temannya sendiri sehingga hasilnya kurang memuaskan. 2. Ada beberapa orang peserta yang merasa malu atau enggan untuk bertanya karena takut kelemahannya diketahui oleh temannya. 3. Pada kelas-kelas tertentu pekerjaan PAL ini sukar dilaksanakan karena perbedaan jenis kelamin antar instruktur dengan peserta yang mengikuti peer assisted learning. 4. Bagi pembimbing sukar untuk menentukan seorang instruktur sebaya karena tidak semua siswa yang pandai dapat mengajarkan kembali kepada teman-temannya. 2.7 Manfaat Peer Assisted Learning Adapun manfaat menggunakan peer assisted learning bagi seorang tutor yaitu (Falchikov, 2001): a. Meningkatkan keterampilan dalam memimpin. b. Meningkatkan keterampilan dalam berkomunikasi. c. Meningkatkan kemampuan dalam presentasi.

14 d. Meningkatkan keterampilan dalam bekerja sama. e. Lebih mendalam dalam pemahaman materi tingkatan yang lebih rendah. f. Meningkatkan perilaku yang lebih baik. Sedangkan manfaat menggunakan peer assisted learning bagi seorang peserta yaitu: a. Meningkatkan kemampuan dalam pemahaman konsep-konsep materi yang diberikan. b. Meningkatkan kepuasan peserta dalam pemahaman materi c. Meningkatkan kenyamanan peserta dalam penerimaan materi yang disampaikan. d. Meningkatkan prestasi akademis. Adapun manfaat khusus peer assisted learning dalam pendidikan dokter yaitu (Burgess, McGregor, & Mellis, 2014) : a. Mengembangkan kemampuan professional. b. Meningkatkan kemampuan pemahaman konten yang disampaikan. c. Meningkatkan kualitas leadership. d. Meningkatkan angka kelulusan OSCE. 2.8 Keterampilan Klinik Kedokteran Salah satu area kompetensi yang diharapkan dari lulusan dokter di Indonesia adalah keterampilan (Konsil Kedokteran Indonesia, 2012). Pada setiap keterampilan klinik ditetapkan tingkat kemampuan yang harus dicapai di akhir

15 pendidikan dokter dengan menggunakan Piramid Miller. Sesuai dengan Piramid Miller terdapat 4 tingkat kemampuan yang harus dicapai: Tingkat kemampuan 1 (knows): mengetahui dan menjelaskan; Tingkat kemampuan 2 (knows how): pernah melihat atau didemonstrasikan; Tingkat kemampuan 3 (shows): pernah melakukan atau pernah menerapkan di bawah supervisi; Tingkat kemampuan 4 (does): mampu melakukan secara mandiri (Miller, 1990). Tingkat keterampilan yang perlu dicapai saat lulus dokter adalah 4A. Pada akhir pendidikan kedokteran mahasiswa diharuskan mampu untuk mencapai kompetensi dalam keterampilan klinik secara tuntas. Dalam hal ini standar kompetensi keterampilan klinik yang harus dituntaskan oleh mahasiswa pendidikan kedokteran adalah sesuai dengan Standar Kompetensi Dokter Indonesia (SKDI) sebagai penyesuaian terhadap Kurikulum Berbasis Kompetensi yang dikeluarkan oleh Kementrian Pendidikan Nasional (Saputra & Lisiswanti, 2015). Dalam pendidikan kedokteran mahasiswa diberikan materi keterampilan klinik yang harus dicapai dalam pembelajaran Clinical Skills Lab. Strategi pendidikan yang digunakan dalam CSL adalah pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (student centered), terpadu, problem-based dan pembelajaran mandiri serta multi-profesi (Dent, 2001). Dalam pembelajaran keterampilan klinik pada CSL dapat berbentuk kelompok kecil, kelompok besar. Pada CSL berbagai media yang digunakan untuk uji keterampilan klinik dapat

16 menggunakan pasien nyata maupun simulasi atau dapat juga dengan bermain peran yang dapat menjadi bagian dari metode pembelajaran. Digunakan pula media audio dan video recording yang cukup penting terutama dalam pengembangan keterampilan komunikasi dalam CSL (Bradley P, 2003). 2.9 Kerangka Teori dan Konsep Pembelajaran keterampilan klinis Peer Assisted Learning Kelebihan -Hasil belajar -Konsep -Tanggung Jawab -Hubungan Sosial Manfaat -Bagi Peserta -Bagi instruktur Kekurangan -Keseriusan -Keberanian bertanya -Pelaksanaan -Pemilihan instruktur Persepsi Gambar 1. Kerangka Teori (Arikunto, 1995; Falchikov, 2001; Echols, 2000) Peer Assisted Learning CSL Persepsi instruktur Persepsi peserta Gambar 2. Kerangka Konsep