KOPERASI YANG MENGELOLA USAHA SIMPAN PINJAM

dokumen-dokumen yang mirip
CHECKLIST PERMOHONAN PENGESAHAN AKTA PENDIRIAN KOPERASI

, No Usaha Kecil dan Menengah Nomor 19/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi sudah ti

PROSES PENGESAHAN BADAN HUKUM KOPERASI DAN PERSYARATAN ADMINISTRASI

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI, DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 19/Per/M.KUKM/XI/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI, DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 19/Per/M.KUKM/XI/2008 TENTANG

PROSEDUR/TATA CARA MENDIRIKAN KOPERASI Di KALANGAN MASYARAKAT

KEPUTUSAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 91/Kep/M.KUKM/IX/2004

TENTANG TATA CARA PENERBITAN IZIN PEMBUKAAN KANTOR CABANG, KANTOR CABANG PEMBANTU DAN KANTOR KAS KOPERASI SIMPAN PINJAM DI KOTA SURABAYA

2017, No Menengah Republik Indonesia tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor 15/PER/M.KUKM/IX/2015

GUBERNUR JAWA TENGAH

PROSEDUR PENDIRIAN KOPERASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 17 TAHUN 2010 RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tambah

DASAR HUKUM NO. PROSEDUR PELAYANAN PERSYARATAN BIAYA (Rp) WAKTU PELAYANAN PELAYANAN PELAYANAN

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT

FORMULIR PENGESAHAN BADAN HUKUM KOPERASI DATA AKTA PENDIRIAN KOPERASI

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 01/Per/M.KUKM/I/2006 TENTANG

PERATURAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN. 02 /Per/Dep.6/IV/2017 TENTANG PEDOMAN PENGAWASAN KEPATUHAN KOPERASI DEPUTI BIDANG PENGAWASAN,

PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

Satuan Kerja : Dinas Koperasi UMKM dan Perindustrian dan Perdagangan

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN NOMOR : 03/Per/Dep.2/I/2017 TENTANG PENDAMPINGAN KOPERASI DAN USAHA MIKRO DAN KECIL DI BIDANG PEMBIAYAAN

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

Kata Pengantar. Demikianlah Makalah Ekonomi Koperasi ini semoga dapat berguna bagi diri penulis pada khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. Nomor : 01/Per/Dep.

FORMAT PROPOSAL PERMOHONAN PINJAMAN/PEMBIAYAAN MODAL KERJA SIMPAN PINJAM (PRIMER/SEKUNDER) KEPADA LPDB-KUMKM

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 06/per/M.KUKMI/I/2007

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/ 27 /PBI/2000 TENTANG BANK UMUM GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM I OLEH KOPERASI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG PERUSAHAAN PENJAMINAN KREDIT DAN PERUSAHAAN PENJAMINAN ULANG KREDIT

Koperasi Prinsip Koperasi


- 2 - Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Nega

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 222/PMK.010/2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 08/Per/M.KUKM/II/2007 TENTANG

PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 10 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. NOMOR : 07 / Per / Dep.2 / XII /2016

STANDAR PELAYANAN PUBLIK DINAS KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2009

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 15 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1995 TENTANG PELAKSANAAN KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM OLEH KOPERASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - GUBERNUR BANK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 302MPP/Kep/10/2001 TENTANG

UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian di Pasal 44 sebagai dasar dan kekuatan hukum untuk melaksanakan kegiatan usaha simpan pinjam menyatakan:

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/22/PBI/2004 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I. KETENTUAN UMUM

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA Nomor : 14/Per/M.KUKM/VII/2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA JAMBI PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG

APLIKASI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) USAHA SIMPAN PINJAM KOPERASI DALAM PENILAIAN KESEHATAN KSP/ USP KOPERASI

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMINAN

TATA CARA PENDIRIAN KOPERASI DALAM RANGKA MENDUKUNG PROGRAM DESA/KELURAHAN MANDIRI ANGGUR MERAH

TINJAUAN HUKUM PENDIRIAN BADAN HUKUM KOPERASI MEIDYA ANUGRAH / D

TENTANG. memperluas. pembiayaan; Undang-Undang. 2. Tahun 2003

ANGGARAN RUMAH TANGGA KJKS BMT DARUSSALAM MADANI

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 8 TAHUN 2006 SERI D =================================================================

PERATURAN DIREKSI LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NOMOR : 35/PER/LPDB/2010 T E N T A N G

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 35.3/Per/M.KUKM/X/2007 TENTANG

Lampiran V Keanggotaan sukarela dan terbuka 2.50

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR: 28/Per/M.KUKM/VII/2007

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR : 08 TAHUN 2005 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 8 TAHUN 2005 TENTANG

koperasi perlu diatur pengelolaannya;

Lampiran 1. No. : Lamp : Kepada Gubernur Bank Indonesia Jl. M.H. Thamrin No.2 JAKARTA Up. Direktorat Perbankan Syariah

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G RETRIBUSI PELAYANAN PERIJINAN PENYELENGGARAAN KOPERASI

koperasi, dilakukan oleh anggota secara demokratis One man one vote, dalam Rapat Anggota Tahunan koperasi

REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH. NOMOR 08/per/Dep.

PERATURAN DIREKSI LEMBAGA PENGELOLA DANA BERGULIR KOPERASI DAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH NOMOR: 36/PER/LPDB/2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 39/Per/M.KUKM/XII/2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA 35.2/PER/M.KUKM/X/2007 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 21/Per/M.KUKM/XI/2008

S A L I N A N PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 28 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS KREDIT MODAL KERJA USAHA MIKRO DI KABUPATEN PROBOLINGGO

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PENERBITAN SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN

KOPERASI DAN MENENGAH NOMOR 35 T E N T A N G. Pemberian. pembiayaan. pinjaman/ Petunjuk. Nomor 116, Nomor 4286); Nomor 4355); Nomor 15

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DI INDONESIA

DEPUTI BIDANG PENGAWASAN

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 448/KMK.017/2000 TENTANG PERUSAHAAN PEMBIAYAAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 28/POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2006 NOMOR 29 SERI E

GUBERNUR BANK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KOPERASI, PENGUSAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 351/KEP/M/XII/1998

PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 14/Per/M.KUKM/XII/2009 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 10/Per/M.KUKM/IX/2015 TENTANG KELEMBAGAAN KOPERASI

PROPOSAL PERMOHONAN PINJAMAN KEPADA UPDB-KUMKM DINAS KOPERASI DAN UMKM KABUPATEN TANGERANG

Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat di tempat.

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

No. 11/ 24 /DPbS Jakarta, 29 September SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK UMUM KONVENSIONAL DI INDONESIA

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

5.00 a. Kepatuhan Koperasi dalam pengambilan keputusan dan penetapan kebijakan dan pengelolaan koperasi,

LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Perusahaan adalah perusahan pembiayaan dan perusaha

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN. REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 302/MPP/Kep/10/2001 TENTANG PENDAFTARAN

QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (PT.

Transkripsi:

KOPERASI YANG MENGELOLA USAHA SIMPAN PINJAM I. POLA PELAYANAN : A. Konvensional : 1. Koperasi Simpan Pinjam ( KSP ) adalah Koperasi yang melaksanakan kegiatan usahanya hanya usaha simpan pinjam. 2. Unit Simpan Pinjam ( USP-Kop ) adalah unit usaha Koperasi yang bergerak dibidang usaha simpan pinjam sebagai bagian dari kegiatan usaha Koperasi yang bersangkutan. B. Syariah : 1. Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) adalah Koperasi yang kegiatan usahanya meliputi simpanan, pinjaman dan pembiayaan sesuai prinsip Syariah, termasauk mengelola ziswaf. 2. Unit Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah ( USPPS ) adalah unit usaha Koperasi yang bergerak dibidang usaha meliputi simpanan, pinjaman dan pembiayaan sesuai prinsip Syariah, termasuk mengelola ziswaf.

II. KEGIATAN USAHA SIMPAN PINJAM A. Konvensional : 1. Menghimpun simpanan dari anggota

IZIN USAHA SIMPAN PINJAM KOPERASI ( BERDASARKAN : PERMEN KOPERASI & UKM RI NO. 15/Per/M.KUKM/IX/2015, psl. 7 ) I. PENERBITAN : 1. Bupati / Walikota menerbitkan ijin usaha simpan pinjam Koperasi yang wilayah keanggotaanya dalam 1 ( satu ) daerah Kab / Kota. 2. Gubernur menerbitkan ijin usaha simpan pinjam Koperasi Koperasi yang wilayah keanggotaanya lintas daerah Kab / Kota dalam 1 ( satu ) daerah Provinsi. 3. Menteri menerbitkan ijin usaha simpan pinjam Koperasi yang wilayah keanggotaanya lintas daerah Provinsi.

II. PERSYARATAN : 1. Surat permohonan pengajuan ijin usaha simpan pinjam. 2. Fotocopy pengesahan Akta Pendirian / Perubahan Anggaran Dasar Koperasi beserta surat keputusannya. 3. Fotocopy surat bukti setoran modal dalam bentuk deposito di Bank Pemerintah atas nama Koperasi dan atau salah satu Pengurusnya. 4. Daftar riwayat hidup Pengurus dan Pengawas serta fotocopy KTP Pengurus dan Pengawas. 5. Fotocopy nomor rekening atas nama Koperasi. 6. Rencana kerja selama 2 ( dua ) tahun.

III. PENJELASAN : 1. Rencana kerja selama 2 ( dua ) tahun yang menjelaskan paling sedikit hal-hal sebagai berikut : Rencana permodalan yang meliputi: a. Rencana penghimpunan modal sendiri yang berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, hibah dan cadangan b. Rencana perolehan dan pengembalian modal pinjaman yang berasal dari anggota, calon anggota, koperasi lain atau anggotanya c. Rencana modal penyertaan

Rencana kegiatan usaha yang meliputi: a. Rencana penghimpunan dana simpanan yang berasal dari anggota, calon anggota dalam bentuk tabungan atau simpanan berangka. b. Ketentuan yang mengatur tentang penyetoran, penarikan, dan prosedur penghmpunan dana simpanan. c. Jumlah simpanan yang diproyeksi. Organisasi dan SDM meliputi : a. Struktur organisasi. b. Uraian tugas dan wewenang. c. Jumlah karyawan.

2. Lampiran pengusulan : a. Surat pernyataan tidak mempunyai hubungan keluarga antara pengurus, pengawas dan pengelola USP. b. Daftar sarana kerja. c. Buku daftar anggota, pengurus dan pengawas Koperasi. d. Surat pernyataan dari pengurus Koperasi tentang kesediaan diri untuk dinilai kesehatan Koperasinya oleh pejabat berwenang. e. Formulir pinjaman, tabungan, formulir menjadi anggota Koperasi, berhenti menjadi anggota dan formulir pinjaman. f. Neraca unit Usaha Simpan Pinjam Koperasi. g. Struktur organisasi Koperasi. h. Surat perjanjian status kantor Koperasi. i. Buku RAT ( untuk Koperasi yang sudah berbadan Hukum, tapi belum punya izin usaha simpan pinjam )

KANTOR CABANG KSP/USP 1. Koperasi dapat membuka jaringan pelayanan ( kantor cabang, kantor cabang pembantu dan kantor kas ) untuk mendekatkan jarak pelayanan dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada anggota. 2. Pembukaan Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu Koperasi dapat dilaksanakan setelah Koperasi yang bersangkutan melaksanakan kegiatan usaha simpan pinjam sekurang-kurangnya 2 ( dua ) tahun dan mempunyai anggota sekurang-kurangnya 20 ( dua puluh ) orang di daerah yang akan dibuka jaringan pelayanannya. 3. Pembukaan Kantor kas setelah koperasi yang bersangkutan melaksanakan kegiatan usaha simpan pinjam sekurangkurangnya 6 ( enam ) bulan denagn jumlah anggota sekurangkurangnya 20 ( dua puluh ) orang.

I. PERSYARATAN PEMBUKAAN KANTOR CABANG DAN KANTOR CABANG PEMBANTU : a. Alamat Kantor Cabang atau Kantor Cabang Pembantu yang akan dibuka. b. Foto copy Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. c. Modal kerja untuk Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu. d. Foto copy hasil penilaian kesehatan dengan prediket kesehatan sekurang-kurangnya cukup sehat. e. Daftar sarana kerja beserta kondisi fisiknya. f. Neraca dan perhitungan hasil usaha Koperasi yang bersangkutan dalam 1 ( satu ) tahun terakhir. g. Rencana kerja Kantor Cabang paling sedikit setahun. h. Daftar nama dan riwayat hidup calon pimpinan dan daftar nama calon karyawan kantor cabang. i. Calon kepala Kantor Cabang wajib memiliki sertifikasi standar kompetensi.

II. PERSYARATAN PEMBUKAAN KANTOR KAS : a. Memiliki Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu. b. Nama calon kepalan Kantor Kas.

III. PROSEDUR PEMBUKAAN JARINGAN PELAYANAN : a. Pengurus mengajukan permohonan pembukaan jaringan pelayanan kepada Bupati / Walikota denagn melampirkan persyaratan. b. Bupati / Walikota setempat menerbitkan persetujuan dan penolakan paling lama 7 ( tujuh ) hari kerja. c. Kantor Cabang dan Kantor Cabang Pembantu yang telah memperoleh peretujuan, wajib sudah melaksanakan kegiatan usaha simpan pinjam selambat - lambatnya 1 ( satu ) bulan sejak tanggal persetujuan dikeluarkan. d. Apabila dalam waktu yang telah ditetapkan, Koperasi belum melaksanakan kegiatan usaha simpan pinjam, maka persetujuan tersebut dinyatakan tidak berlaku dan bersifat final. e. Bupati / Walikota melakukan pembinaan dan pengawasan Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu dan Kantor Kas yang berkedudukan diwilayahnya.

f. Dalam hal pengawasan sebagaimana dimaksud diatas, terdapat bukti bahwa Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu dan Kantor Kas tidak memenuhi peraturan dalam usaha simpan pinjam oleh Koperasi, Bupati / Walikota diberi kewenangan untuk menutup.

Persyaratan Pembukaan Kantor Cabang : 1. KSP dan USP-Koperasi yang membuka kantor cabang harus menyediakan modal sendiri / modal tetap untuk investasi dan modal kerja awal. 2. Pernyataan dari pengurus Koperasi yang berisi bahwa dana yang dihimpun dikantor cabang harus disalurkan di kantor cabang yang bersangkutan paling sedikit 80%. 3. Layak berusaha secara ekonomi. 4. Anggota yang dilayani sekurang-kurangnya berjumlah 20 ( dua puluh ) orang dalam wilayah Kabupaten/Kota ybs. 5. Memasang papan nama pada kantor dimana kantor cabang tersebut didirikan. Permohonan pembukaan kantor cabang diatas ditambah dengan rekomendasi / persetujuan / pernyataan tidak keberatan dari pejabat berwenang di Kabupaten/Kota dimana kantor cabang tersebut kan didirikan.

BAGAN PROSES PEMBUKAAN KANTOR CABANG USAHA SIMPAN PINJAM KOPERASI Koperasi dengan keanggotaan di wilayah Kab A Keterkaitan masyarakat di luar wilayah kabupaten A untuk bergabung menjadi anggota Koperasi melakukan PAD wilayah keanggotaan melalui rapat Anggota melaporkan PAD kepada pejabat berwenang dan diumumkan dalam media massa Usaha simpan pinjam Koperasi berkembang Usaha simpan pinjam telah berjalan min 2 th dan telah dinilai kesehatan Anggota diluar Kabupaten A bertambah menjadi 20 orang / lebih dan ada kebutuhan untuk mendekatkan pelayanan Sesuai PP No. 4 Tahun 1994 dan Permen No. 01 Tahun 2006 Mengajukan permohonan rekomendasi /persetujuan dari Dinas Koperasi dimana Kantor Cabang akan dibuka Mengajukan permohonan pembukaan kantor cabang kepada pejabat berwenang Membuka kantor cabang setelah izin keluar Sesuai Permen 15 Tahun 2009

PENILAIAN KESEHATAN KSP/USP (PERMEN NO : 20/Per/M.KUKM/XI/2008) TATA CARA PENYELENGGARAAN PENILAIAN KESEHATA Koperasi yang dinilai 1. KSP telah beropersai paling tidak 1 th & telah melakukan RAT 2. USP telah beroperasi paling tidak 1 th & dikelola secara terpisah dari jenis usaha lainnya Pelaksanaan tiap akhir tahun (SK Menteri ttg pedoman Pelaksanaan penilaian Kesehatan KSP dan USP Koperasi) Dilakukan pejabat penilaian KSP &USP Koperasi yang diangkat oleh Menteri Diberikan sertifikat predikat tingkat kesehatan Ruang Lingkup Penilaian Predikat Penilaian Hasil Penilaian Kesehatan Permodalan Kualitas Aktiva Produktif Manajemen Efisiensi Likuiditas Kemandirian dan Pertumbuhan Jatidiri Koperasi 80-100= SEHAT 60-80 = CUKUP SEHAT 40-60 = KURANG SEHAT 20-40 = SANGAT TIDAK SEHAT a. Kertas Kerja Penilaian KSP dan USP Koperasi yang Bersangkutan b. Laporan Keuangan KSP dan USP Koperasi yang Bersangkutan c. Salinan atau fotocopy sertifilkat predikat kesehatan KSP dan USP Koperasi

PENGAWASAN KSP/USP (PERMEN No:21/Per/M.KUKM/XI/2008) 1. Pembinaan pelaksanaan pengendalian internal KSP dan USP Koperasi 2. Pemanfaatan laporan keuangan KSP dan USP Koperasi 3. Pemeriksaan Organisasi & Usaha 4. Penilaian Kesehatan KSP & USP Koperasi 1. Meningkatkan efektifitas pelaksanaan tugas & fungsi rapat Anggota 2. Meningkatkan efektifitas tugas da fungsi pengurus 3. Meningkatkan efektifitas tufgas dan fungsi pengawas 4. Meningkatkan efektifetas penge ndalian internal 5. Mendorong dilaksanakannya pendidikan anggota 6. Mendorong terjadinya efesiensi biaya organisasi 7. Mendorong dipatuhinya seluruh pedoman dan aturan Dengan cara: 1. Menyusun rencana dan target tahunan pemantauan laporan keuangan 2. Menyusun petunjuk teknis

ADMINISTRASI IZIN USAHA SIMPAN PINJAM KOPERASI

PROSEDUR PENGURUSAN SURAT PERMOHONAN IZIN USAHA SIMPAN PINJAM 1. Penerimaan surat Petugas menerima surat permohonan Izin Usaha Simpan Pinjam Koperasi. Meneliti kelengkapan Surat Permohonan. Mencatat dalam buku Daftar Penerimaan dan membubuhi tanggal dan waktu permohonan tersebut diterima. Memberi Bukti Tanda Permohonan yang dibubuhi tanggal dan tanda tangan.

2. Pencatatan dan penyampaian Surat Permohonan Pengesahan pada Pimpinan. Petugas menyampaikan kepada Pimpinan. Pimpinan ( staf khusus ) mencatat dalam Buku Daftar Permohonan. 3. Pengesahan Pimpinan menetapkan Izin Usaha Simpan Pinjam. Surat Izin Usaha Simpan Pinjam dicatat dalam buku yang telah disediakan.

PENATAAN BERKAS PERMOHONAN 1. Berkas disimpan di lemari/filling cabinet khusus. 2. Berkas disusun demikian rupa sehingga memudahkan untuk ditemukan kembali apabila diperlukan. 3. Berkas harus segera disimpan agar tidak menyulitkan penataannya.

CONTOH PERMOHONAN IZIN USAHA SIMPAN PINJAM Nama : / / / Lampiran : Perihal : Permohonan Izin Usaha Simpan Pinjam Kepada Yth. Gubernur/Bupati/Walikota/ Kepala Dinas/Instansi yang membidangi Koperasi di Propinsi/Kab/Kota Dengan hormat, Bersama ini kami mengajukan Permohonan Izin Usaha Simpan Pinjam sebaimana dimaksud dalam Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia nomor: 19/Per/M.KUKM/XI/2008 tentang pedoman pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi. Permohonan Izin Baru/ Pendaftaran Ulang. I. IDENTITAS KUASA PENDIRI / KETUA PENGURUS Nama :... Alamat tempat tinggal :... NomorTelp :.. NomorKTP :.. Kewarganegaraan :...

II. III. IDENTITAS KOPERASI Nama :. Alamat Koperasi :... NomorTelp. : Propinsi :... Kab/Kota :... Kecamatan : Kelurahan/Desa :... KodePos :... MODAL Modal Sendiri : Rp...,- (....) Demikian Permohonan Izin Usaha Simpan Pinjam ini kami buat dan diisi dengan sebenarnya, dan apabila dikemudian hari ternyata data atau informasi dan keterangan tersebut tidak benar atau palsu, kami menyatakan bersedia untuk dicabut izin usaha simpan pinjam yang telah diterbitkan dan dituntut sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku....,... 20... Kuasa Pendiri/Pengurus Materai 6000...

SURAT IZIN USAHA SIMPAN PINJAM NOMOR : /SISP/ / /20.. NAMAKOPERASI :.. NOMOR DAN TANGGAL AKTA PENDIRIAN/ PERUBAHANANGGARAN DASAR : Nomor :... Tanggal :... NAMAKETUAPENGURUS/MANAGER KELEMBAGAAN ALAMATKOPERASI NOMORTELEPON MODALTETAP : : Unit Simpan Pinjam Koperasi :.. :. : Rp...,-(... rupiah) - Izin ini berlaku u ntuk melakukan usaha simpan pinjam dari dan untuk anggota Koperasi, calon anggota koperasi yang bersangkutan, Koperasi lain dan anggota koperasi lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan kebijakan Pemerintah di bidang usaha simpan pinjam koperasi. - Koperasi pemegang izin ini wajib menyampaikan laporan keuangan secara berkala setiap triwulan dan laporan tahunan kepada pejabat pemberi izin sesuai dengan peraturan yang berlaku....,...2009 An. Menteri Koperasi dan UKM Gubernur/ Bupati/ Walikota/ Kepala Dinas/ Instansi yang membidangi Koperasi di Propinsi/ Kab/Kota Tembusan Yth. - Deputi Bidang Pembiayaan Koperasi dan UKM. - Deputi Bidang Kelembagaan Koperasi dan UKM. NIP.

KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH/UNIT JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS/UJKS) (KEPMENEGKOP DAN UKM NOMOR: 91/Kep/M.KUKM/IX/2004) KJKS adalah koperasi yang kegiatan usahanya bergerak di bidang pembiayaan, investasi dan simpanan sesuai pola bagi hasil syariah(tidak boleh mempunyai unit usaha lain). UJKS adalah unit koperasi yang bergerak di bidang usaha pembiayaan, investasi dan simpanan dengan pola bagi hasil. (syariah) sebagai bagian dari kegiatan koperasi yang bersangkutan. Kegiatan usaha KJKS/UJKS diperuntukkan bagi anggota, calon anggota, koperasi lain dan atau anggota koperasi lain.

PERSYARATAN DAN TATACARA PEMBENTUKAN KJKS/UJKS Pendirian KJKS Primer & Sekunder PeraturanPemerintah Nomor4 tahun 1994 tentang PersyaratandanTata Cara Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi sertapetunjuk PelaksanaanPembentukan, Pengesahan Akta Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi Pembentukan UJKS Primer & Sekunder Mengajukan Permohonan Pengesahan Akta Pendirian KJKS pada pejabat yg berwenang Tata Cara Pendirian/ Pembentukan Mengajukan permohonan pengesahan perubahan AD dg mencantumkan UJKS si dlmad kpd pejabat yg berwenang Dokumen Persyaratan : Dokumen Persyaratan: 1. Berita acara rapat pendirian 1. Hasil keputusan RA 2. Surat Bukti penyetoran modal sendiri 2. Surat bukti penyetoran modal tetap 3. Rencana kerja paling sedikit 1 tahun 3. rencana kerja paling sedikit 1 tahun 4. Nama dan riwayat hidup calon pengeloa 4. DRH Pengurus, pengawas, Ahli/Dewan Syariah& calon pengelola 5. Ket pokok- 2 adm& pembukuan yg didisain sesuai syariah 5. Adm& pembukuan sesuai syariah 6. Daftar sarana kerja 6. daftar sarana kerja Kop dan UJKS 7.SPKPngurusKop.DgnPengelolaUJKSKop Jawaban Permohonan dikeluarkan paling lambat 3 bulan jawaban permohonan dikeluarkan Diberikan dalam 2 tahap: paling lambat 1 bulan 1. Pengesahan 2. Pemberian ijin Usaha

Persyaratan Permohonan izin Koperasi Jasa Keuangan Syariah/ Unit Jasa Keuangan Syariah 1. Koperasi Jasa Keuangan Syariah Primer dibentuk minimal 20 orang. 2. Koperasi Jasa Keuangan Syariah Sekunder dibentuk minimal 3 Koperasi yang berbadan hukum. 3. Pengajuan permohonan pengesahan akta pendirian KJKS wajib melampirkan: a. Berita acara rapat, pendirian KJKS disertai daftar hadir, bukti fotokopi KTP seluruh anggota b. Suear bukti penyetoran modal awal pendirian KJKS Primer minimal Rp. 15.000.000, dan KJKS Sekunder minimal Rp. 50.000.000,; c. Setoran dalam bentuk deposito pada bank syariah atas nama Menteri cq. Ketua Koperasi d. Rencana kerja minimal 1 tahun antara lain: 1) Rencana penghimpunan dana dan pengalokasian pembiayaan beserta jenis akad 2) SOP yang memuat peraturan 3) Rencana modal sendiri 4) Rencana modal pembiayaan yang diterima 5) Rencana modal pendapatan dan beban 6) Rencana dibidang organisasi

e. Nama dan riwayat hidup calon pengelola f. Keterangan pokok-pokok administrasi dan pembukuan yang didesain sesuai karakteristik lembaga keuangan syariah g. Daftar sarana kerja. 4. Pengurus Koperasi yang belum mencantumkan kegiatan jasa keuangan dalam anggaran dasar wajib mengajukan permohonan pengesahan perubahan anggaran dasarnya kepada pejabat dengan mencantumkan usaha jasa keuangan syariah 5. Pembentukan Unit Jasa Keuangan Syariah dilaksanakan sesuai dengan PP Nomor 4 Tahun 1994, dan Permenkop dan UKM nomor : 01/Per/M.KUKM/I/2006 tentang petunjuk pelaksanaan pembentukan, pengesahan Akta pendirian dan perubahan Anggaran Dasar Koperasi

Struktur Internal Organisasi Koperasi umumnya terdiri dari 3 unsur yaitu: 1. Unsur Perangkat Organisasi Koperasi: - Rapat Anggota - Pengurus - Pengawas 2. Unsur Dewan Penasehat 3. Unsur pelaksana yaitu manajer dan karyawan. 4. Pada koperasi jasa keuangan syariah/unit Jasa Keuangan Syariah ditambah keberadaan Unsur Dewan Pengawas Syariah/Dewan Syariah.

KANTOR CABANG KJKS/UJKS (KEPMENEGKOP 91/KEP/M.KUKM/IX/2004) 1. Koperasi dapat membuka jaringan pelayanan (kantor cabang, kantor cabang pembantu dan kaantor kas ) untuk mendekatkan jarak pelayanan dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada anggota. 2. Koperasi dapat membuka kantor jaringan pelayanan setelah Koperasi yang bersangkutan memiliki kinerja yang baik atas Organisasi, kelangsungan Usaha dan Aspek Finansial, Manajemen serta telah memiliki anggota yang dilayani sekurang-kurangnya 20 orang pada lokasi dimana Kantor cabang pembantu, atau kantor kas akan dibuka. 3. Melaksanakan kegiatan usaha simpan pinjam sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun setelah berbadan hukum atau disahkan perubahan anggaran dasarnya, setelah mendapatkan rekomendasi dari pejabat Instansi yang membawahi bidang Koperasi dimana kantor Cabang tersebut akan dibuka. 4. Pembukaan kantor cabang pembantu dan kantor kas dilaporkan oleh pengurus Koperasi kepada pejabat ditempat koperasinya berdomisili dengan tembusan kepada instansi yang membidangi koperasi pada kantor cabang pembantu dan kantor kas Koperasi.

Permohonan pembukaan kantor cabang diajukan oleh pengurus koperasi yang bersangkutan dengan melampirkan: a. Alamat kantor cabang yang akan dibuka. b. Surat bukti setoran modal kerja yang disediakan untuk kantor cabang c. Daftar sarana kerja. d. Nama dan riwayat hidup calon pimpinan dan daftar nama calon karyawan kantor cabang. e. Data anggota yang dipersyaratkan disertai dengan bukti KTP yang telah dilegalisir oleh kantor lurah setempat. f. Neraca dan perhitungan Hasil Usaha Koperasi yang bersangkutan dalam 2(dua) tahun terakhir. g. Rencana kerja Kantor Cabang sekurang-kurangnya setahun. h. Nama Dewan Kerja Syariah.

ASPEK PEMBINAAN/ MONITORING/PENGAWAS KJKS/UJKS Pasal34: Pejabat pemerintah yang bertanggungjawab dalam bidang perkoperasian melaksanakan pembinaan terhadap KJKS dan UJKS sebagai berikut: 1. Memantau perkembangan KJKS dan UJKS secara berkala melalui laporan keuangan KJKS dan UJKS ybs. 2. Melakukan pemeriksaan secara menyeluruh baik yang menyangkut organisasi maupun usahanya, termasuk pelaksanaan program pembinaan anggota sesuai Standar Operasional Prosedur(SOP) KJKS dan UJKS. 3. Melakukan penilaian kesehatan KJKS dan UJKS sesuai kesehatan Pola Bagi Hasil ( Syariah ). Pasal 32: Dewan Pengawas Syariah bertugas melakukan pengawasan pelaksanaan kegiatan usaha KJKS/UJKS berdasarkan prinsip-prinsip Syariah dan melaporkan hasil pengawasannya kepada pejabat.

ASPEK MONITORING/PENGAWASAN KJKS/UJKS Kepmen91tahun2004: 1. KJKS dan UJKS melalui Koperasi ybs wajib menyampaikan laporan keuangan secara berkala yaitu setiap triwulan dan laporan tahunan kepada Pejabat yang berwenang memberikan pengesahan dan PAD koperasi ybs. 2. Laporan triwulan disampaikan selambat-lambatnya 30 hari sejak bulan terakhir pada periode ybs. 3. Laporan tahunan disampaikan selambat-lambatnya 5 bulan sejak periode tahunan itu terakhir. 4. Laporan keuangan KSP dan USP meliputi unsur-unsur neraca, perhitungan hasil usaha dan laporan arus kas. 5. KJKS/UJKS yang menjalankan kegiatan maal, wajib membuat laporan penerimaan dan distribusi dana zakat,infaq, sadaqah serta wakaf (ZISWAF), melengkapi laporan keuangan sebagaimana maksud di atas. 6. Perlakuan akuntasi seluruh perkiraan dilakukan berdasarkan prinsip akuntansi syariah yang berlaku umum.

PENGENDALIAN RESIKO Pengelolaan KJKS/UJKS wajib memperhatikan azas-azas dan pembiayaan yang sehat dan menerapkan prinsip-prinsip kehati-hatian serta pembiayaan yang benar sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Penilaian atas kemampuan dan kesanggupan anggota/calon anggota yang dibiayai untuk melunasi kewajibannya sesuai dengan yang diperjanjikan wajib mempertimbangkan watak, kemampuan, modal agunan dan prospek usaha dari an.ggota/ calon anggota