Studi Koordinasi Proteksi Pada Pabrik PT.Chandra Asri Petrochemical Plant Butadiene

dokumen-dokumen yang mirip
Perencanaan Koordinasi Rele Pengaman Pada Sistem Kelistrikan Di PT. Wilmar Gresik Akibat Penambahan Daya

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No 1, (2013) 1-6

Studi Koordinasi Proteksi Sistem Kelistrikan di Project Pakistan Deep Water Container Port

EVALUASI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV DI GARDU INDUK GARUDA SAKTI, PANAM-PEKANBARU

Koordinasi Proteksi Tegangan Kedip dan Arus Lebih pada Sistem Kelistrikan Industri Nabati

KOORDINASI PROTEKSI TEGANGAN KEDIP DAN ARUS LEBIH PADA SISTEM KELISTRIKAN INDUSTRI NABATI

Analisis Rele Pengaman Peralatan dan Line Transmisi Switchyard GITET Baru 500kV PT PLN (PERSERO) di Kediri

Koordinasi Proteksi Sebagai Upaya Pencegahan Terjadinya Sympathetic Trip Di Kawasan Tursina, PT. Pupuk Kaltim

KOORDINASI PROTEKSI TEGANGAN KEDIP DAN ARUS LEBIH PADA SISTEM KELISTRIKAN PT. WILMAR NABATI, GRESIK JAWA TIMUR

Studi Koordinasi Rele Pengaman Sistem Tenaga Listrik di PT. Plaza Indonesia Realty Tbk.

STUDI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA SISTEM KELISTRIKAN PLTU EMBALUT, PT. CAHAYA FAJAR KALTIM

Perencanaan Koordinasi Rele Pengaman Pada Sistem Kelistrikan Di PT. Wilmar Gresik Akibat Penambahan Daya

Studi koordinasi Proteksi pada Joint Operating Pertamina-Petrochina di Tuban akibat Integrasi Sukowati Plant

Analisa Rele Proteksi pada Sistem Kelistrikan Industri Peleburan Nikel PT. Aneka Tambang Operasi Pomaala ( Sulawesi Tenggara )

Pendekatan Adaptif Multi Agen Untuk Koordinasi Rele Proteksi Pada Sistem Kelistrikan Industri

Hendra Rahman, Ontoseno Penangsang, Adi Soeprijanto

Analisis Koordinasi Sistem Pengaman Incoming dan Penyulang Transformator 3 di GI Sukolilo Surabaya

STUDI KOORDINASI RELE ARUS LEBIH DAN PENGARUH KEDIP TEGANGAN AKIBAT PENAMBAHAN BEBAN PADA SISTEM KELISTRIKAN DI PT. ISM BOGASARI FLOUR MILLS SURABAYA

Studi Koordinasi Proteksi PT. PJB UP Gresik (PLTGU Blok 3)

STUDI KOORDINASI RELE ARUS LEBIH DAN PENGARUH KEDIP TEGANGAN AKIBAT PENAMBAHAN BEBAN PADA SISTEM KELISTRIKAN DI PT. ISM BOGASARI FLOUR MILLS SURABAYA

Analisis Studi Rele Pengaman (Over Current Relay Dan Ground Fault Relay) pada Pemakaian Distribusi Daya Sendiri dari PLTU Rembang

Analisis Sympathetic Trip pada Penyulang Ungasan dan Bali Resort, Bali

Proseding Seminar Tugas Akhir Teknik Elektro FTI-ITS, Oktober

Analisis Sympathetic Trip pada Penyulang Ungasan dan Bali Resort, Bali

Presentasi Sidang Tugas Akhir (Ganjil 2013) Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro ITS. Nama : Rizky Haryogi ( )

Pendekatan Adaptif Multi Agen Untuk Koordinasi Rele Proteksi Pada Sistem Kelistrikan Industri

Perancangan Sistem Proteksi (Over Current dan Ground Fault Relay) Untuk Koordinasi Pengaman Sistem Kelistrikan PT. Semen Gresik Pabrik Tuban IV

EVALUASI KOORDINASI SISTEM PROTEKSI PADA JARINGAN 150kV DAN 20Kv PT.PLN (PERSERO) APJ GILIMANUK

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

KOORDINASI PROTEKSI RELE ARUS LEBIH DENGAN METODE FUZZY LOGIC MENGGUNAKAN PLANT PT.KPI (KALTIM PARNA INDUSTRI)

Setting Rele Diferensial Bus High Impedance Pada Sistem Distribusi Ring 33 kv di PT. Pertamina RU V Balikpapan

Studi Koordinasi Proteksi di PT. Ajinomoto, Mojokerto Oleh : Arif Andia K

Studi Koordinasi Pengaman Rele Arus Lebih Akibat Adanya Proses Integrasi Sistem Kelistrikan Joint Operating Body Pertamina-Petrochina East Java

2. TEORI PENUNJANG 1. PENDAHULUAN. Martinus Tri Wibowo, Ir. R. Wahyudi, Dedet Candra Riawan, S.T, M.Eng Jurusan Teknik Elektro FTI ITS

Analisa Stabilitas Transien dan Koordinasi Proteksi pada PT. Linde Indonesia Gresik Akibat Penambahan Beban Kompresor 4 x 300 kw

Studi Koordinasi Proteksi PT. PJB UP Gresik (PLTGU Blok 3)

Studi Koordinasi Proteksi Pada PT. Citic Seram Energy Ltd. Pulau Seram Maluku Tengah

Analisis Studi Rele Pengaman (Over Current Relay Dan Ground Fault Relay) pada pemakaian distribusi daya sendiri dari PLTU Rembang

Evaluasi Ground Fault Relay Akibat Perubahan Sistem Pentanahan di Kaltim 1 PT. Pupuk Kaltim

STUDI KOORDINASI PROTEKSI PADA PT PERTAMINA JOB MEDCO ENERGI TOMORI FIELD SENORO

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6

KOORDINASI RELAY PENGAMAN DAN LOAD FLOW ANALYSIS MENGGUNAKAN SIMULASI ETAP 7.0 PT. KRAKATAU STEEL (PERSERO) TBK

STUDI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA SISTEM KELISTRIKAN PT. WILMAR NABATI INDONESIA, GRESIK JAWA TIMUR. Studi Kasus Sistem Kelistrikan PT.

Pemodelan dan Simulasi Sistem Proteksi Microgrid

BAB II LANDASAN TEORI

Evaluasi Koordinasi Proteksi pada Pabrik III PT. Petrokimia Gresik Akibat Penambahan Current Limiter

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. Dalam penelitian ini menggunakan data plant 8 PT Indocement Tunggal

Studi Koordinasi Proteksi Pada Sistem Kelistrikan PT. Semen Tonasa.

STUDI KOORDINASI PROTEKSI PADA PT. PETROKIMIA GRESIK AKIBAT PENAMBAHAN BEBAN PABRIK DAN GENERATOR 1 X 26.8 MW

STUDI KOORDINASI RELE PROTEKSI PADA SISTEM KELISTRIKAN PT. BOC GASES GRESIK JAWA TIMUR

STUDI KOORDINASI PROTEKSI PADA PT. PUPUK SRIWIDJAJA DENGAN MEMPERTIMBANGKAN EKSPOR- IMPOR DAYA

STUDI KOORDINASI PROTEKSI PADA PT. CHANDRA ASRI AKIBAT INTEGRASI DENGAN PT. TRI POLYTA

Fajar Akhmad Fauzi, Ontoseno Penangsang, I Gusti Ngurah Satriyadi Hernanda Jurusan Teknik Elektro FTI ITS

Evaluasi Koordinasi Proteksi pada Pabrik III PT. Petrokimia Gresik Akibat Penambahan Current Limiter

RANCANG BANGUN SIMULASI PENGAMAN BEBAN LEBIH TRANSFORMATOR GARDU INDUK MENGGUNAKAN PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

Studi Koordinasi Proteksi Arus Lebih Fasa dan Ground Sistem Pembangkit UP PLTU Pacitan

Analisis Implementasi Saturated Iron Core Superconducting Fault Current Limiter pada Jaring Distribusi PT. PERTAMINA RU V BALIKPAPAN

Analisa Stabilitas Transien dan Koordinasi Proteksi pada PT. Linde Indonesia Gresik Akibat Penambahan Beban Kompresor 4 x 300 kw

STUDI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA SISTEM KELISTRIKAN PT. WILMAR NABATI INDONESIA, GRESIK JAWA TIMUR

II. SISTEM PENGAMAN TENAGA LISTRIK DAN ENERGI BUSUR API

Rifgy Said Bamatraf Dosen Pembimbing Dr. Ir. Margo Pujiantara, MT Dr. Dedet Chandra Riawan, ST., M.Eng.

Rimawan Asri/ Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Margo Pujiantara, MT. Dimas Fajar Uman Putra ST., MT.

Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka

JURNAL TEKNIK ELEKTRO Vol. 1, No. 1, (2014) 1-8

Perhitungan Setting Rele OCR dan GFR pada Sistem Interkoneksi Diesel Generator di Perusahaan X

Studi Koordinasi Proteksi Sistem Pembangkit UP GRESIK (PLTG dan PLTU)

Studi Koordinasi Proteksi Pada Sistem Kelistrikan Bandara Internasional Juanda Surabaya

Studi Perencanaan Koordinasi Proteksi Mempertimbangkan Busur Api pada Sistem Kelistrikan PT. Semen Indonesia Aceh Menggunakan Standar IEEE

ANALISIS DAN EVALUASI SISTEM KOORDINASI PROTEKSI PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA UAP (PLTU) PAITON 1 DAN 2

Studi Rele Pengaman (Over Current Relay Dan Ground Fault Relay) pada pemakaian distribusi daya sendiri dari PLTU Rembang

Koordinasi Proteksi Directional Overcurrent Relay dengan Mempertimbangkan Gangguan Arah Arus di Pabrik PT. Petrokimia Gresik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV SISTEM PROTEKSI GENERATOR DENGAN RELAY ARUS LEBIH (OCR)

Sidang Tugas Akhir (Genap ) Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro ITS

Setting Rele Diferensial Bus High Impedance Pada Sistem Distribusi Ring 33 kv di PT. Pertamina RU V Balikpapan

PERANCANGAN KOORDINASI RELAI ARUS LEBIH PADA GARDU INDUK DENGAN JARINGAN DISTRIBUSI SPINDLE

EVALUASI SETTING PROTEKSI ARUS LEBIH DI JENE STATION PT. MEDCO E&P INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN ETAP

Pembimbing : 1. Prof. Ir. Ontoseno Penangsang, MSc,PhD 2. Ir. R. Wahyudi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI BAB II DASAR TEORI

Studi Perencanaan Penggunaan Proteksi Power Bus di Sistem Kelistrikan Industri Gas

Analisis Koordinasi Sistem Pengaman Incoming dan Penyulang Transformator 3 di GI Sukolilo Surabaya

STUDI KOORDINASI RELE PENGAMAN PADA SISTEM KELISTRIKAN PT ENERGI MEGA PERSADA UNIT BISNIS EMP MALACCA STRAITS SA

SIMULASI OVER CURRENT RELAY (OCR) MENGGUNAKAN KARATERISTIK STANDAR INVERSE SEBAGAI PROTEKSI TRAFO DAYA 30 MVA ABSTRAK

Studi Skema Proteksi Adaptive Over Current Pada Jaringan Distribusi Dengan Pembangkit Tersebar Menggunakan Genetic Algorithm

Koordinasi Rele Pada Jaringan Transmisi 150 kv

ANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH

Bambang Prio Hartono, Eko Nurcahyo, Lauhil Mahfudz Hayusman 1

Simulasi dan Analisis Stabilitas Transien dan Pelepasan Beban pada Sistem Kelistrikan PT. Semen Indonesia Pabrik Aceh

KOORDINASI RELE ARUS LEBIH DI GARDU INDUK BUKIT SIGUNTANG DENGAN SIMULASI (ETAP 6.00)

STUDI PERENCANAAN PENGGUNAAN PROTEKSI POWER BUS DI PT. LINDE INDONESIA GRESIK

EVALUASI KOORDINASI SETTING RELAY PROTEKSI OCR PADA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 kv PT APAC INTI CORPORA SEMARANG DENGAN ETAP 12.6.

KAJIAN PROTEKSI MOTOR 200 KW,6000 V, 50 HZ DENGAN SEPAM SERI M41

Analisis Setting Relay Proteksi Pengaman Arus Lebih Pada Generator (Studi Kasus di PLTU 2X300 MW Cilacap)

F40. JURNAL TEKNIK ITS VOL.5, No.2, (2016) ISSN: ( Print)

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah dapat merusak peralatan-peralatan produksi yang terhubung dalam

Oleh : Thomas Lugianto Nurdin ( ) : Dr. Eng. I Made Yulistya Negara, ST., M.Sc.

STUDI KOORDINASI PROTEKSI SISTEM KELISTRIKAN PADA PT MEDCO ENERGI SINGA GAS FIELD LEMATANG BLOCK

Analisis Kestabilan Transien dan Pelepasan Beban Pada Sistem Integrasi 33 KV PT. Pertamina RU IV Cilacap akibat Penambahan Beban RFCC dan PLBC

ANALISIS PERENCANAAN KOORDINASI SISTEM PROTEKSI RELAY ARUS LEBIH PADA JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK DI PUSDIKLAT MIGAS CEPU

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 Studi Koordinasi Proteksi Pada Pabrik PT.Chandra Asri Petrochemical Plant Butadiene Arnoldus Gerry Siallagan, Margo Pujiantara, dan R.Wahyudi. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail: margo@ee.its.ac.id, wahyudi@ee.its.ac.id PT Chandra Asri Petrochemical, merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia yang terletak di cilegon. Pada tahun 2012, PT Chandra Asri Petrocemical merencanakan penambahan Plant baru yang bernama Plant Butadiene. Pada perencanaan pembangunannya, Sistem kelistrikan Plant Butadiene akan menggunakan sumber listrik dari PLN dengan kontrak 10MVA, distribusi 20KV, 6KV dan 380V. Dan sistem kelistrikannya akan dibuat terpisah dari kelistrikan PT Chandra Asri Petrochemical yang telah ada sebelumnya. Oleh karena itu, maka perlu untuk diadakan studi koordinasi proteksi pada Plant Butadiene PT Chandra Asri Petrochemical guna merencanakan Sistem Proteksi yang memenuhi standar pengamanan. Dalam studi koordinasi proteksi perlu diperhatikan besar arus gangguan yang dapat terjadi dan arus beban penuh dari peralatan listrik terpasang. Selain itu diperlukan juga karakteristik dari peralatan yang digunakan untuk melakukan analisa. Berdasarkan hasil pemodelan dan simulasi, kemudian dilakukan analisa untuk mendapatkan koordinasi rele proteksi yang sesuai terhadap standar yang berlaku. Serta dibentuk ke dalam sebuah kurva yang menggambarkan kondisi dari koordinasi rele proteksi pada sistem kelistrikan hasil dari analisis yang dilakukan. Maka disimpukan bahwa koordinasi proteksi yang direkomendasikan dalam analisis yang dilakukan sudah sesuai standard koordinasi dan mampu melindungi peralatan dalam sistem kelistrikan plant Butadiene PT Chandra Asri Petrochemical. Sehingga pengamanan peralatan listrik dapat terpasang baik dan keandalan sistem penyaluran tenaga listrik dalam kondisi optimal. Kata Kunci : rele arus lebih, koordinasi proteksi. dan menggerakkan pemutus tenaga (PMT) sehingga aliran daya yang mengalir pada saluran tersebut terputus. Selain itu diperlukan juga karakteristik dari peralatan yang digunakan untuk menganalisa kebutuhan perlindungan pada peralatan terhadap gangguan yang terjadi pada sistem kelistrikan. Studi Koordinasi proteksi dilakukan dengan pengaturan setting arus dan waktu beberapa rele dari data peralatan yang direncanakan, serta analisa simulasi yang dilakukan pada perencanaan sistem kelistrikan PT Chandra Asri Petrochemical Plant Butadiene dengan tujuan untuk memperoleh sistem pengaman dengan selektivitas yang tinggi dalam melokalisasi gangguan yang terjadi agar tidak meluas. Sehingga kontinuitas sistem tetap terjaga dengan koordinasi rele yang baik dan relevan mengisolir gangguan, keandalan dan kontinuitas supply daya akan tetap terjaga optimal. Dengan latar belakang tersebut, maka dilaksanakan tugas akhir ini dengan tujuan sebagai berikut : 1. Memodelkan, menyimulasikan, dan menganalisis sistem kelistrikan PT.Chandra Asri Petrochemical plant Butadiene 2. Mendapatkan setelan dan koordinasi pengaman arus lebih yang tepat pada perencanaan sistem kelistrikan PT.Chandra Asri Petrochemical plant Butadiene. Adapun untuk dapat mencapai tujuan seperti tersebut di atas, maka dalam pelaksanaan tugas akhir ini digunakan metodologi yang diberikan dalam diagram alir pada Gambar 1. Start I. PENDAHULUAN PT Chandra Asri Petrochemical yang terletak di cilegon, perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi petrokimia dan merupakan salah satu perusahaan dengan produksi petrokimia teritegrasi terbesar di Indonesia.Pada Tahun 2012 PT Chandra Asri Petrochemical merencanakan pembangunan sebuah Plant baru yang bernama Plant Butadiene. Perencanaan pembangunan Plant Butadiene tentu memerlukan sebuah perencanaan peralatan dan sistem kelistrikan yang baik, dengan keandalan dan kontinuitas penyaluran tenaga listrik yang terjaga. Sehingga perlu diadakan studi koordinasi proteksi pada perencanaan sistem kelistrikan PT Chandra Asri Petrochemical Plant Butadiene. Dalam studi koordinasi proteksi perlu diperhatikan besar arus gangguan yang dapat terjadi dan arus beban penuh dari peralatan listrik terpasang. Arus gangguan yang mengalir pada sistem tenaga listrik menyebabkan beroperasinya rele proteksi Mendapatkan data tentang system kelistrikan dan macam-macam relay Membuat single line diagram pada ETAP 7 Memasukkan data-data trafo, CB, motor dan kabel Analisa short circuit untuk menentukan besarnya arus short circuit maximum dan minimum Analisis Koordinasi Proteksi dengan menggunakan Star System-ETAP End Gambar.1 Metodologi Penelitian Tugas Akhir

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 2 II. DASAR KOORDINASI PROTEKSI PADA SISTEM KELISTRIKAN A. Rele Arus Lebih Rele arus lebih merupakan suatu jenis rele yang bekerja berdasarkan besarnya arus masukan, dan apabila besarnya arus masukan melebihi suatu harga tertentu yang dapat diatur (I p ) maka rele arus lebih bekerja. Dimana I p merupakan arus kerja yang dinyatakan menurut gulungan sekunder dari trafo arus (CT). Bila suatu gangguan terjadi didalam daerah perlindungan rele, besarnya arus gangguan If yang juga dinyatakan terhadap gulungan sekunder CT juga. Rele akan bekerja apabila memenuhi keadaan sebagai berikut : If > Ip rele bekerja (trip) If < Ip tidak bekerja (blok) B. Setting Rele Arus Lebih Dalam melakukan setting pada rele arus lebih gangguan fasa, diperlukan melakukan setting arus dan setting waktu. a. Setting Arus Batas penyetelan harus memperhatikan kesalahan pick up, menurut Standart British BS 142 batas penyetelan antara nominal 1.05 1.3 Iset. Pada penyetelan rele arus lebih juga harus memperhatikan batas maksimum setting, untuk alasan keamanan dan back up hingga ke sisi downstream estimasi setting ditetapkan : Iset < 0.8 Isc min (1) Dengan Isc min adalah arus hubung singkat 2 phasa dengan pembangkitan minimum yang terjadi diujung saluran seksi berikutnya. Mengacu pada konsep diatas persyaratan setelan arus dapat dirumuskan sebagai berikut : (1,05-1.3) I fl < Is < 0,8 Isc min (2) b. Setting Waktu Penyetelan waktu kerja rele terutama dipertimbangkan terhadap kecepatan dan selektivitas kerja dari rele, sehingga rele tidak salah operasi, yang dapat menyebabkan tujuan pengaman tidak berarti. Selain itu juga perlu diketahui waktu operasi dari rangkaian pengaman, yaitu waktu yang diperlukan untuk rele mulai pickup sampai kontak CB terbuka. Berdasar standard IEEE 242, yaitu sebagai berikut: waktu terbuka circuit beaker : 0,04 0,1 det (2-5 Cycle) overtravel dari rele : 0,1 det faktor Keamanan : 0,12 0,22 det Untuk rele statik dan rele digital berbasis microprosesor overtravel time dari rele dapat diabaikan. Sehingga total waktu yang diperlukan adalah 0,2 sampai 0,4 detik. Interval waktu ini sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai pertimbangan dalam koordinasi setting antar rele pada suatu sistem tenaga listrik. C. Karakteristik Rele Arus Lebih Berdasarkan karakteristik waktunya rele arus lebih dibedakan dalam beberapa jenis antara lain : a. Rele Arus Lebih Waktu Tertentu Rele arus lebih waktu tertentu memungkinkan pengaturan waktu operasi yang bervariasi berdasarkan level arus yang berbeda. Setelan rele ini dapat disesuaikan sedemikian rupa sehingga pemutus yang paling dekat dengan sumber gangguan akan trip lebih cepat daripada yang lain, dan pengaman sisanya akan trip jika setelah waktu tunda yang diberikan gangguan masih berlanjut. Pada rele arus lebih waktu tertentu, semua level arus yang melebihi pickup setpoint-nya akan diputuskan dalam waktu yang sama (definite). b. Rele Arus Lebih Waktu Inverse Rele arus lebih waktu invers memiliki waktu operasi yang berbanding terbalik dengan besarnya arus gangguan. Dengan kata lain, semakin besar arus gangguan maka rele akan beroperasi dalam waktu yang semakin cepat, dan juga sebaliknya jika arus gangguan kecil maka waktu tunda operasi rele akan lebih lama. Karakteristik invers ini dijelaskan dalam standar IEC 60255-3 dan BS 142. Standar-stan dar ini mendefinisikan beberapa jenis perlindungan waktu invers yang dibedakan oleh gradien kurvanya, yaitu standard inverse, very inverse dan extremely inverse. Standar lain, misalnya standar IEEE juga memberikan karakteristik kurva yang lain, seperti moderately inverse, long time inverse, dan short time inverse. c. Rele Arus Lebih Waktu Instan Rele Instan bekerja dengan nilai yang sudah ditetapkan dan seketika (tanpa waktu tunda) ketika arus yang mengalir melebihi nilai settingnya, rele akan bekerja dalam waktu beberapa mili detik. Rele ini jarang berdiri sendiri tetapi umumnya dikombinasikan dengan rele arus lebih dengan karakteristik yang lain. III. STUDI KASUS SISTEM KELISTRIKAN PT. CHANDRA ASRI PETROCHEMICAL PLANT BUTADIENE A. Sistem Kelistrikan PT.Chandra Asri Petrochemical plant Butadiene Sistem kelistrikan plant Butadiene dibuat terpisah dengan kelistrikan yang dimiliki PT Chandra Asri Petrochemical yang lama.untuk memenuhi kebutuhan listrik pada Plant butadiene, PT.Chandra Asri Petrochemical berlangganan dengan PLN pada level tegangan 20Kv. Sistem kelistrikan plant butadiene merupakan sistem kelistrikan sederhana yang menggunakan tiga level tegangan yaitu 20Kv, 6Kv, dan 0,38 Kv. Sistem distribusi yang digunakan pada sistem kelistrikan PT.Chandra Asri Petrochemical plant Butadiene adalah sistem radiel dengan dua buah trafo step-down dengan data diberikan sebagai berikut : Tabel.I Data Trafo Plant Buthadiene No Rating Transformer ID Prim. Kv Sec. Kc MVA 1 TR-101 20 6.3 6000 2 TR-201 6.0 0.4 2500 Beban Utama pada sistem kelistrikan plant Buthadiene merupakan beban motor tegangan menengah, motor tegangan rendah, dan beban lump pada tegangan rendah.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 3 Sedangkan untuk peralatan rele arus lebih yang digunakan, sampai saat pengerjaan tugas akhir dimulai, belum ditentukan pemilihan terhadap manufaktur tertentu yang digunakan. Maka dari itu dalam tugas akhir direkomendasikan untuk menggunakan peralatan rele arus lebih dengan manufaktur Merlin Gerin SEPAM 1000. B. Pemilihan Tipikal Koordinasi Untuk mempermudah studi koordinasi rele pengaman pada sistem kelistrikan PT. Chandra Asri Petrochemical plant Butadiene, diambil beberapa tipikal koordinasi yang dapat mewakili bentuk koordinasi keseluruhan sistem pengaman yang ada. Terdapat dua buah tipikal koordinasi yang diambil, yaitu tipikal 1 dan tipikal 2. Tipikal 1 merupakan daerah koordinasi mulai dari Bus LV- T2 sampai pada Bus 1. Bus LV-T2 adalah sisi tegangan rendah 0,38 kv dari trafo T2. Sedangkan Bus 1 merupakan Bus dari grid PLN. Dalam daerah koordinasi tipikal 1 terdapat beberapa peralatan seperti trafo T2, trafo T1, Kabel 1, Kabel 2, kabel 3, dan kabel 5. Selain itu daerah koordinasi tipikal 1 adalah merupakan satu-satunya feeder penghubung dari sumber grid PLN, kemudian sistem tegangan menengah menuju beban di tegangan rendah. Sehingga dipilih untuk melakukan koordinasi proteksi pada tipikal 1. Tipikal 2 merupakan daerah koordinasi mulai dari Bus 19 sampai pada bus 1. Pada Bus 19 terdapat motor tengangan menengah 6kV GAM-8231 dengan kapasitas 1000 kw. Maka perlu diperhatikan permasalahan operasi dari motor tersebut. Tipikal 2 juga dapat mewakili koordinasi pada motor motor tegangan menengah lainnya. Dikarenakan motor GAM-8231 merupakan kriteria motor terbesar. Pada derah koordinasi tipikal 2 juga terdapat beberapa peralatan yang diperhatikan, seperti kabel1, kabel2, kabel3, kabel4, dan trafo T4. Sehingga dipilih untuk dilakukan koordinasi proteksi pada tipikal 2. Pemilihan tipikal pada studi koordinasi proteksi di PT.Chandra Asri Petrochemical plant Butadiene dapat dilihat pada gambar 2. \ Gambar 2 Tipikal koordinasi rele pengaman PT. Chandra Asri Petrochemical plant Butadiene IV. HASIL SIMULASI DAN ANALISIS A. Simulasi Hubung Singkat Minimum Pada simulasi hubung singkat minimum, diperoleh nilai arus hubung singkat minimum 30 cycle dari software ETAP yang dapat dilihat pada Tabel II. Tabel II. Data Hasil Hubung Singkat Minim No BUS ID Tegangan (kv) Isc Min (ka) 1 Bus 2 20 28,91 2 HV-T1 20 27,99 3 LV-T1 6 8,17 4 Bus 3 6 8,15 5 Bus 19 6 7,28 6 HV-T2 6 7,82 7 LV-T2 0,38 32,46 8 BUS 5 0,38 32,46 B. Simulasi Hubung Singkat Maksimum Adapun nilai arus hubung singkat maksimum 4 cycle yang diperoleh dari simulasi hubung singkat pada software ETAP disajikan pada Tabel III TABEL III DATA HASIL SIMULASI HUBUNG SINGKAT MAKSIMUM No BUS ID Tegangan (kv) Isc Max (ka) 1 Bus 2 20 33,46 2 HV-T1 20 32,4 3 LV-T1 6 11,03 4 Bus 3 6 11,02 5 Bus 19 6 9,71 6 HV-T2 6 10,53 7 LV-T2 0,38 42,47 8 BUS 5 0,38 42,47 C. Analisis Koordinasi Proteksi Tipikal 1 Analisa pada tipikal ini dimulai dari Rele-CB65 yang berfungsi sebagai perlindungan trafo T2 dari gangguan beban lebih dan arus hubung singkat di Bus5, serta menjadi backup bagi pengaman beban di sisi downstream. Bagian instantaneous-nya diset untuk bekerja pada waktu 0,5 s sesuai fungsinya sebagai backup bagi pengaman beban di sisi downstream, dimana pada setiap beban di bus5 diasumsikan memiliki alat pengaman tertentu yang mengamankan peralatan secepat mungkin terhadap gangguan. Setting inverse rele ini menggunakan toleransi 1,15 dari FLA sisi sekunder trafo T2. Rele CB65 1,15 FLA secondary T2< Iset < 0,8 Isc Min. Bus 5 0,9 In 0,9 x 5000 = 4500A Dipilih waktu operasi (t d ): time delay Rele11-CB28 + 0,2s = 0,5s 0,14 T 2,97 I Is 0,02-1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 4 T= 0,48 0,5 Iset 0,8 x Isc Min. Bus5 5 In 5 x 5000 = 25000A Dipilih time delay = 0,5 s Selanjutnya adalah rele-cb23 yang berada pada sisi tegangan tinggi trafo T2. Bagian inverse dari rele ini akan menjadi backup dari rele-cb65 dari gangguan pada bus5. Inverse pada rele ini akan bekerja dengan jeda sebesar 0,227s setelah rele-cb65 bekerja ketika terjadi gangguan di Bus5. Sedangkan bagian instantaneous-nya akan bekerja pada waktu 0,1s apabila terjadi gangguan pada bus HV-T2. Setting inverse rele ini menggunakan toleransi sebesar 1,15 kali dari FLA sisi primer trafo T2. Rele CB23 1,15 FLA Primary T2< Iset < 0,8 Isc Min. Bus Hv-T2 1,2 In 1,2 x 250 = 300A Dipilih waktu operasi(t d ): waktu operasi rele3-cb65 + 0,2 = 0,7s 0,14 T 2,97 I Is 0,02-1 T= 0,6659 0,7 1,25 Isc Max. BusLv-T2 (sisi HV) < Iset 0,8 x Isc Min.Bus HV-T2 20 In 20 x 250 = 5000A Dipilih time delay = 0,1s Kemudian rele-cb4 yang berada pada sisi sekunder trafo T1. Rele ini berfungsi sebagai perlindungan trafo T1 dari gangguan beban lebih dan arus hubung singkat di Bus3, serta menjadi backup bagi pengaman beban di sisi downstream. Dimana beban sisi downstream sebagian besar berupa motor tegangan menengah 6kV. Bagian instantaneous rele diset untuk bekerja pada waktu 0,3s karena sebagai backup dari sisi downstream-nya. Bila terjadi gangguan hubung singkat di bus3 rele mampu melindungi trafo T1 dan kabel 3. Bagian inverse rele ini menggunakan toleransi sebesar 1,15 kali dari FLA sekunder trafo T1. Rele CB4 1,15 FLA secondary T1< Iset < 0,8 Isc Min. Bus 3 1,15 In 1,15 x 600 = 690A Dipilih waktu operasi (t d ): time delay Rele4-CB23 + 0,2s = 0,3s 80 T 0,808 I Is 2-1 T = 0,7713 0,8 Iset 0,8 x Isc Min.Bus 3 10 In 10 x 600 = 6000A Dipilih time delay = 0,3s Berikutnya adalah rele-cb2 yang berada pada sisi primer trafo T1. Bagian inverse dari rele ini akan digunakan menjadi backup dari rele-cb4. Inverse dari rele ini akan bekerja dengan jeda sebesar 0,218s dari waktu kerja rele-cb4 ketika terjadi gangguan di Bus3. Sedangkan bagian instantaneousnya bekerja pada waktu 0,1s ketika terjadi gangguan pada bus HV-T1. Setting inverse rele ini menggunakan toleransi sebesar 1,15 kali dari FLA sisi primer trafo T1. Rele CB2 1,15 FLA primary T1< Iset < 0,8 Isc Min. Bus HV-T1 Dipilih Iset = 1 In 1 x 200 = 200A Dipilih waktu operasi (t d ): time delay Rele-CB5 + 0,2s = 0,5s 80 T 0,808 I Is 2-1 T = 1,374 1,5 Iset 0,8 x Isc Min.Bus 3 24 In 24 x 20 = 4800A Dipilih time delay = 0,1s Dari perhitungan setelan rele di atas, didapatkan plot kirkurva dengan menggunakan Star System dalam sofware ETAP 7.0. Dapat dilihat kurva sebagai berikut pada gambar 3: Gambar 3. Hasil Koordinasi Tipikal 1

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 5 Bila dilihat dari gambar 3 diatas, maka dapat dikatakan bahwa koordinasi rele yang dilakukan sudah sesuai secara koordinasi. Terlihat bahwa tidak ada kurva rele yang saling berpotongan, menunjukan tidak ada rele yang mengalami trip secara bersamaan. Dan dapat melindungi peralatan yang terdapat dalam sistem kelistrikan ketika terjadi gangguan, baik gangguan beban lebih maupun arus hubung singkat. Terlihat bahwa seluruh kurva dari arus gangguan akan segera dipotong oleh kurva rele sebelum mengenai kurva kerusakan dari peralatan. Sehingga setting tipiksl ini dapat digunakan sebagai rekomendasi. Setelan rele arus lebih pada tipikal 1, dapat dilihat lebih ringkas pada data tabulasi pada tabel IV sebagai berikut : TABEL IV ID Rele & Model Rele CB65 Rele CB23 Rele CB4 Rele CB2 SETELAN RELE ARUS LEBIH TIPIKAL 1 CT Ratio Setting 5000/5 250/5 600/5 200/5 Pickup 0,9 0,5 2 Delay (s) 0,5 Pickup 1,2 0,7 15 Pickup 1,15 0,8 7 Delay (s) 0,3 Pickup 1 1,5 24 D. Analisis Koordinasi Proteksi Tipikal 2 Perhitungan dan analisa untuk setting dari rele pada tiikal 2 dilakukan dengan cara yang sama seperti perhitungan dan analisa setting rele pada tipikal 1. Dari perhitungan setelan rele, didapatkan plot kurva sebagai berikut pada gambar 4: Gambar.4 Hasil Koordinasi Tipikal 2 Jika kita lihat pada gambar 4, yang merupakan hasil plot dari koordinasi tipikal 2, dapat dilihat bahwa koordinasi yang dilakukan telah memenuhi kriteria koordinasi. Terlihat bahwa tidak ada kurva rele pengaman yang saling berpotongan dengan artian bahwa tidak ada CB yang trip bersamaan ketika terjadi gangguan. Juga dapat dilihat bahwa koordinasi tipikal 2 dapat melindungi peralatan ketika terjadi gangguan baik gangguan beban lebih maupun gangguan arus hubung singkat. Terlihat bahwa kurva dari arus gangguan selalu terpotong oleh kurva rele pengaman sebelum mengenai kurva kerusakan dari peralatan. Sehingga setting tipikal ini dapat digunakan sebagai rekomendasi. Setelan rele arus lebih pada tipikal 2, dapat dilihat lebih ringkas pada data tabulasi pada tabel V sebagai berikut : ID Rele & Model Rele CB9 Rele CB4 Rele CB2 Tabel V Setting rele arus lebih tipikal 2 CT Ratio Setting 150/5 600/5 200/5 Pickup 0,9 4,1 6,5 Pickup 1,15 0,8 7 Delay (s) 0,3 Pickup 1 1,5 24

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 6 V. PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil analisis yang telah dilakukan pada bagian sebelumnya. Maka dapat disimpulkan bahwa 1.koordinasi rele yang dilakukan pada tipikal 1 sudah memenuhi kriteria koordinasi. Terlihat bahwa tidak ada kurva rele yang saling berpotongan, menunjukan tidak ada rele yang mengalami trip secara bersamaan. Dan dapat melindungi peralatan yang terdapat dalam sistem kelistrikan ketika terjadi gangguan, baik gangguan beban lebih maupun arus hubung singkat. Terlihat bahwa seluruh kurva dari arus gangguan akan segera dipotong oleh kurva rele sebelum mengenai kurva kerusakan dari peralatan. Sehingga setting pada tipikal 1 dapat digunakan sebagai rekomendasi. 2.Demikian juga dari hasil analisisi yang dilakukan pada tipikal 2, telah telah diamati hasil plot dari koordinasinya dapat dilihat bahwa koordinasi yang dilakukan telah memenuhi kriteria koordinasi baik secara setting arus maupun setting waktunya. Terlihat bahwa tidak ada kurva rele pengaman yang saling berpotongan dengan artian bahwa tidak ada CB yang trip bersamaan ketika terjadi gangguan. Juga dapat dilihat bahwa koordinasi tipikal 2 dapat melindungi peralatan ketika terjadi gangguan baik gangguan beban lebih maupun gangguan arus hubung singkat. Terlihat bahwa kurva dari arus gangguan selalu terpotong oleh kurva rele pengaman sebelum mengenai kurva kerusakan dari peralatan. Sehingga setting tipikal ini dapat digunakan sebagai rekomendasi. 3.Dengan membandingkan setting pada rele pengaman bagi motor-motor tegangan menengah selain motor tengangan menengah yang dijadikan tipikal2, dapat disimpulkan bahwa tidak ada rele pada motor tegangan menengah yang berada di sebelah kanan kurva rele-cb9 yang merupakan bagian dari tipikal2. Sehingga dapat disimpulkan pula bahwa tipikal 2 sudah dapat mewakili koordinasi proteksi bagi beban tegangan menengah terutama beban motornya. BIOGRAFI PENULIS Penulis bernama lengkap Arnoldus Gerry Siallagan. Anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Antonius Mangiring Siallagan dan Ibu Gina Asima Pardede. Lahir pada tanggal 29 Januari 1992 di Kota Jakarta. Mengawali pendidikannya di SD Santa Lusia Bekasi, pada tahun 1997-2003. Kemudian melanjutkan pendidikan pada tingkat menengah pertama di SMP Santa Lusia Bekasi pada tahun 2003-2006. Setelah itu, penulis melanjutkan jenjang pendidikannya di SMA Pangudi Luhur van Lith Muntilan pada tahun 2006 2009. Setelah lulus menyelesaikan pendidikannya di tingkat SMA pada tahun 2009, penulis meneruskan pendidikannya ke jenjang perkuliahan di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Fakultas Teknologi Industri, Jurusan Teknik Elektro, bidang studi Teknik Sistem Tenaga. Semasa perkuliahan penulis aktif menjalani kegiatan organisasi kampus, menjadi Kepala Biro Pengembangan Minat dan Bakat Departemen Lingkar Kampus Himatektro FTI ITS periode 2011-2012. REFERENSI [1] Penangsang, Ontoseno, Diktat Kuliah Analisis Sistem Tenaga Jilid 2, Teknik Elektro ITS, Surabaya, Bab 1, 2006 [2] Marsudi, Djiteng, Operasi Sistem Tenaga Listrik, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2006. [3] Wahyudi, Diktat Kuliah Pengaman Sistem Tenaga Listrik, Teknik Elektro ITS, Surabaya, Bab 2, 2004 [4] IEEE Std 242-2001, IEEE Recommended Practice for Protection and Coordination of Industrial and Commercial Power Systems, The Institute of Electrical and Electronics Engineers, Inc., New York, Ch. 15, 2001 [5] Electrical Network Protection, Sepam Series 40 Merlin Gerin, Merlin Gerin, 2003 [6] Susilo, Wahyu Eko, studi koordinasi rele pengaman pada sistem kelistrikan pt.wilmar nabati indonesia, gresikjawa timur, Teknik Elektro ITS,Surabaya [7] Electrical System Calculation, Short Circuit, PT. Petrochemical Buthadiene Indonesia, 2009