perusahaan asuransi jiwa, oleh karena diusulkan untuk menyempurnakan rumusan alamat.

dokumen-dokumen yang mirip
RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2014

Yth. 1. Perusahaan Asuransi; 2. Perusahaan Asuransi Syariah; 3. Perusahaan Reasuransi; dan 4. Perusahaan Reasuransi Syariah di tempat.

PERMINTAAN TANGGAPAN ATAS RANCANGAN SURAT EDARAN OJK

PERMINTAAN TANGGAPAN ATAS RANCANGAN SURAT EDARAN OJK

BAB IV PEDOMAN KERJA KOMITE-KOMITE

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN

Yth. 1. Direksi Perusahaan Pembiayaan; dan 2. Direksi Perusahaan Pembiayaan Syariah, di tempat.

Yth. 1. Perusahaan Asuransi; 2. Perusahaan Asuransi Syariah; 3. Perusahaan Reasuransi; dan 4. Perusahaan Reasuransi Syariah di tempat.

KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI ( PIAGAM KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI )

NOMOR 152/PMK.010/2012 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2012, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN. BAB I KETEN

Yth. 1. Perusahaan Pialang Asuransi; 2. Perusahaan Pialang Reasuransi; dan 3. Perusahaan Penilai Kerugian Asuransi di tempat.

Yth. 1. Perusahaan Asuransi Kerugian danperusahaan Asuransi Jiwa;dan 1.2. Perusahaan Asuransi Kerugian; dan 2.3. Perusahaan Reasuransi.

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 73 /POJK.05/2016 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN

KOMITE AUDIT ( PIAGAM KOMITE AUDIT )

LAMPIRAN I SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15/SEOJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

Formatted: Bottom: 1.6" Formatted: Tab stops: 6.69", Left

Batang Tubuh Penjelasan Tanggapan TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PERASURANSIAN

PEDOMAN KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI PT UNILEVER INDONESIA TBK

RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2014

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT BANK MASPION INDONESIA Tbk

PEDOMAN DEWAN KOMISARIS PT SOECHI LINES Tbk.

PEDOMAN & TATA TERTIB KERJA KOMITE KEBIJAKAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

PIAGAM KOMITE AUDIT. PT Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk. DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN

PIAGAM KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI PT Wahana Ottomitra Multiartha, Tbk. DITETAPKAN TANGGAL 16 NOVEMBER 2017 OLEH DEWAN KOMISARIS PERSEROAN

PT AKBAR INDO MAKMUR STIMEC TBK. PIAGAM DEWAN KOMISARIS

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.../20...

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Dewan Komisaris

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI

PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI

PEDOMAN KERJA DAN KODE ETIK DIREKSI DAN DEWAN KOMISARIS

PIAGAM KOMITE AUDIT (Audit Committee Charter)

PIAGAM DEWAN KOMISARIS PT SINAR MAS AGRO RESOURCES AND TECHNOLOGY Tbk.

PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk Piagam Komite Audit (Audit Committee Charter)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan/atau Perantara Pedagang Efek SALINAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 30/POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

PIAGAM KOMITE NOMINASI & REMUNERASI PT. BANK MNC INTERNASIONAL TBK. MARET 2015

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG TATA KELOLA YANG BAIK BAGI DANA PENSIUN

-2- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini yang dimaksud dengan: 1. Penjaminan adalah kegiatan pemberian jaminan oleh

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 4/POJK.03/2015 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK PERKREDITAN RAKYAT

PT LIPPO KARAWACI Tbk. Piagam Komite Nominasi dan Remunerasi

Audit Committee Charter- SSI. PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

2 3. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Nega

Piagam Unit Komite Audit ("Committee Audit Charter" ) PT.Catur Sentosa Adiprana Tbk.

Perusahaan adalah perusahaan asuransi, perusahaan asuransi syariah, perusahaan reasuransi, dan perusahaan reasuransi syariah. 4. Perusahaan Asu

Direksi Perusahaan Efek yang Melakukan Kegiatan Usaha sebagai Penjamin Emisi Efek dan Perantara Pedagang Efek SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Pedoman Kerja Dewan Komisaris

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE PEMANTAU RISIKO

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS PT MULTIFILING MITRA INDONESIA Tbk ( Perseroan )

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Komite Audit

PIAGAM KOMITE AUDIT. (Audit Committee Charter) PENDAHULUAN

PEDOMAN PENILAIAN PELAKSANAAN PRINSIP-PRINSIP TATA KELOLA YANG BAIK LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 141 /PMK.010/2009 TENTANG PRINSIP TATA KELOLA LEMBAGA PEMBIAYAAN EKSPOR INDONESIA

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 18/POJK.03/2014 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI BAGI KONGLOMERASI KEUANGAN

PT. BANK CENTRAL ASIA, Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTE CHARTER)

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 55 /POJK.03/2016 TENTANG PENERAPAN TATA KELOLA BAGI BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

-1- LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Dewan Komisaris

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34/POJK.04/2014 TENTANG KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI

PT. Indo-Rama Synthetics Tbk ( Perseroan ) Pedoman Dewan Komisaris

2 d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang

PIAGAM KOMITE AUDIT PT PP LONDON SUMATRA INDONESIA Tbk

Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2015 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN NON-BANK

PEDOMAN KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk.

PT KEDAUNG INDAH CAN TBK

PIAGAM KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK. BAB I PENDAHULUAN PASAL 1 DEFINISI

NOMOR 32 /SEOJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN TERBUKA

PT DANAREKSA (PERSERO) PIAGAM KOMITE AUDIT 2017

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 11/ 33 /PBI/2009 TENTANG PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE BAGI BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH

PT ARGHA KARYA PRIMA INDUSTRY Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT. (Audit Committee Charter)

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2017 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN MODAL

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk.

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE PEMANTAU RISIKO PT.BANK RIAU KEPRI

PIAGAM KOMITE AUDIT. 1. Anggota Komite Audit diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Komisaris.

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA DEWAN KOMISARIS

Pedoman Kerja Dewan Komisaris dan Direksi PT Nusa Raya Cipta Tbk PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

PIAGAM KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN EFEK YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA SEBAGAI PENJAMIN EMISI EFEK DAN PERANTARA PEDAGANG EFEK

- 2 - pengurus sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundangundangan mengenai perkoperasian;

PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI PEDOMAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI DESEMBER 2014

Panduan Tugas Pokok dan Fungsi Kerja Komite Audit Sesuai Tata Kelola Perusahaan Yang Baik PIAGAM KOMITE AUDIT PT ELNUSA TBK

PEDOMAN KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI PT TRIKOMSEL OKE TBK.

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 34/POJK.04/2014 TENTANG KOMITE NOMINASI DAN REMUNERASI EMITEN ATAU PERUSAHAAN PUBLIK

Yth. 1. Perusahaan Asuransi; 2. Perusahaan Asuransi Syariah; 3. Perusahaan Reasuransi; dan 4. Perusahaan Reasuransi Syariah di tempat.

PT FIRST MEDIA Tbk Piagam Direksi

PEDOMAN DAN TATA TERTIB KERJA KOMITE REMUNERASI DAN NOMINASI

PEDOMAN KERJA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI

Transkripsi:

Formatted: Right: 0.99", Top: 1.2", Bottom: 1.6", Header distance from edge: 0.49" Yth. 1. Perusahaan Asuransi Kerugian dan Perusahaan Reasuransi; Jiwadan; 2. Perusahaan Asuransi Kerugian; dan 2.3. Perusahaan Reasuransi. Asuransi Jiwa Perusahaan Reasuransi. di Indonesia tempaindonesiat. Formatted: English Definisi Perusahaan Asuransi adalah perusahaan asuransi kerugian atau perusahaan asuransi jiwa, oleh karena diusulkan untuk menyempurnakan rumusan alamat. Formatted: English RANCANGAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.05/2014 TENTANG KOMITE YANG DIBENTUK OLEH DEWAN KOMISARIS PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI Sehubungan dengan amanat Pasal 27 ayat (6) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 2/POJK.05/2014 tentang Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Perasuransian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5526) perlu untuk mengatur pembentukan, susunan keanggotaan, dan masa kerja komite-komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan sebagai berikut: Sesuai dengan bunyi Pasal 27 ayat (6) POJK-nya. I. KETENTUAN UMUM 1. Perusahaan Asuransi adalah perusahaan asuransi kerugian atau perusahaan asuransi jiwa. sebagaimana dimaksud dalam undang-undang usaha perasuransian. Formatted: Font: Font color: Text 1, English Formatted: Font: Font color: Text 1, English Formatted: Font: Font color: Text 1, English Formatted: Font: Font color: Text 1, English Formatted: Font: Font color: Text 1 Formatted: Font: Font color: Text 1, English, Not Strikethrough, Not Strikethrough, Not Strikethrough Formatted: Not Strikethrough

2. Perusahaan Reasuransi adalah perusahaan yang memberikan jasa dalam penanggungan ulang terhadap risiko yang dihadapi oleh Perusahaan Asuransi sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di bidang perasuransian. 3. Perusahaan adalah Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi. Dalam definsi yang sama pada RPOJK-nya, disebutkan definisi Perusahaan Asuransi sebagai berikut: Perusahaan Asuransi adalah perusahaan asuransi kerugian atau perusahaan asuransi jiwa. Sebaiknya diperhatikan konsistensi penyebutan definisi, untuk menghindari perbedaan definisi atau munculnya definisi baru yang berbeda dengan POJK. Selanjutnya menurut hemat kami, mengingat SEOJK ini merupakan turunan langsung dari POJK-nya, definisi-definisi yang sama yang telah ada dalam POJK tidak perlu lagi untuk dicantumkan dalam SEOJK 3.4. Organ Perusahaan adalah rapat umum pemegang saham, direksi, dan dewan komisaris bagi Perusahaan yang berbentuk badan hukum perseroan terbatas atau yang setara dengan rapat umum pemegang saham, direksi, dan dewan komisaris bagi Perusahaan yang berbentuk badan hukum koperasi atau usaha bersama.perusahaan reasuransi sebagaimana dimaksud dalam undangundang usaha perasuransian., Not Strikethrough Formatted: Font: 11 pt, Font color: Auto, English Formatted: Font: 11 pt, Font color: Auto Formatted: Font: 11 pt, English Formatted: List Paragraph, Indent: Left: 0.25", Hanging: 0.25", Right: 0", Space Before: 0 pt, Don't adjust space between Latin and Asian text Formatted: Font: 11 pt, Font color: Text 1, English Formatted: Font color: Text 1, Not Strikethrough 4.5. Direksi adalah OOrgan Perusahaan yang melakukan fungsi pengurusan sebagaimana dimaksud dalam undang-undang mengenai perseroan terbatas bagi Perusahaan yang berbentuk badan hukum perseroan terbatas atau yang setara dengan Direksi bagi Perusahaan Asuransi yang berbentuk badan hukum koperasi atau usaha bersama. Mengingat dalam POJK tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatutan Bagi Pihak Utama Pada Perusahaan Perasuransian, Dana Pensiun, Perusahaan Pembiayaan, Dan Perusahaan Penjaminan (telah ditetapkan), telah diatur definisi Direksi, yaitu sebagai berikut: - bagi Perusahaan Perasuransian, Perusahaan Pembiayaan, atau Perusahaan Penjaminan berbentuk badan hukum perseroan terbatas adalah direksi sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan mengenai perseroan terbatas;

- bagi Perusahaan Perasuransian berbentuk badan hukum usaha bersama adalah direksi sebagaimana dimaksud dalam anggaran dasar perusahaan; sebaiknya penulisan definisi Direksi dalam SEOJK ini disesuaikan/diseragamkan dengan definisi Direksi pada POJK Penilaian Kemampuan dan Kepatutan. Selanjutnya definisi terkait hal yang sama pada POJK Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Perasuransian juga sebaiknya disesuaikan/diseragamkan rumusan definisinya. Usul Direktorat Hukum: Direksi: a. bagi Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi berbentuk badan hukum perseroan terbatas adalah direksi sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan mengenai perseroan terbatas; b. bagi Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi berbentuk badan hukum usaha bersama adalah direksi sebagaimana dimaksud dalam anggaran dasar perusahaan; c. bagi Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi berbentuk badan hukum koperasi adalah pengurus sebagaimana dimaksud dalam anggaran dasar perusahaan 5.6. Dewan Komisaris adalah OOrgan Perusahaan yang melakukan fungsi pengawasan dan pemberian nasihat sebagaimana dimaksud dalam undangundang mengenai perseroan terbatas bagi Perusahaan yang berbentuk badan hukum perseroan terbatas atau yang setara dengan Dewan Komisaris bagi Perusahaan Asuransi yang berbentuk badan hukum koperasi atau usaha bersama. 6.7. Komisaris Independen adalah anggota Dewan Komisaris yang tidak terafiliasi dengan pemegang saham, anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris lainnya dan/atau anggota dewan pengawas syariah, yaitu tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga dengan pemegang saham, anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris lainnya dan/atau anggota dewan pengawas syariah atau hubungan lain yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen. Catatan sama dengan catatan pada angka 3.

7.8. Komite adalah komite yang dibentuk dan bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris untuk membantu pelaksanaan tugas Dewan Komisaris yang terdiri dari komite audit, komite pemantau risiko, komite nominasi dan remunerasi, komite kebijakan tata kelola dan komite lainnya. 8.9. Komite Audit adalah komite yang dibentuk dan bertanggungjawab kepada Dewan Komisaris untuk membantu Dewan Komisaris dalam memantau dan memastikan efektifitas sistem pengendalian internal dan pelaksanaan tugas auditor internal dan auditor eksternalindependen/eksternal. 9.10. Komite Pemantau Risiko adalah komite yang dibentuk dan bertanggungjawab kepada Dewan Komisaris untuk membantu Dewan Komisaris dalam memantau pelaksanaan manajemen risiko serta menilai toleransi risiko yang dapat diambil oleh Perusahaan. 10.11. Komite Nominasi dan Remunerasi adalah komite yang dibentuk dan bertanggungjawab kepada Dewan Komisaris untuk membantu Dewan Komisaris dalam mengkaji dan memantau prosedur nominasi dan remunerasi Perusahaan. 11.12. Komite Kebijakan Tata Kelola adalah komite yang dibentuk dan bertanggungjawab kepada Dewan Komisaris untuk membantu Dewan Komisaris dalam mengkaji dan memantau penerapan tata kelola perusahaan yang baik secara menyeluruh serta menilai konsistensi penerapannya. 13. Pihak Independen adalah orang perorangan diluar Perusahaan yang independen dan memiliki keahlian, pengalaman dan pengetahuan yang memadai di bidang audit, tata kelola perusahaan, manajemen risiko, sumber daya manusia, atau asuransi; 12.14. Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Perasuransian, yang selanjutnya disingkat Tata Kelola Perusahaan Yang Baik, adalah struktur dan proses yang digunakan dan diterapkan organ Perusahaan Perasuransian untuk meningkatkan pencapaian sasaran hasil usaha dan mengoptimalkan nilai perusahaan bagi seluruh pemangku kepentingan khususnya pemegang polis, tertanggung, peserta, dan/atau pihak yang berhak memperoleh manfaat, secara akuntabel dan berlandaskan peraturan perundang-undangan serta nilai-nilai etika.. Formatted: Font: (Default) Bookman Old Style, 11 pt, English Formatted: Font: (Default) Bookman Old Style, 11 pt, English II. KOMITE AUDIT 1. Keanggotaan Komite Audit terdiri dari paling kurang sedikit 3 (tiga) orang.

2. Keanggotaan Komite Audit Perusahaan Asuransi sedikit terdiri dari 1 (satu) orang Komisaris Independen yang berkedudukan sebagai ketua, dan paling kurang 1 (satu) orang Pihak EksternalIndependen yang memiliki keahlian di bidang keuangan atau akuntansi dan paling kurang 1 (satu) orang Pihak Independen yang memiliki keahlian di bidang hukum atau perasuransian.. 3. Keanggotaan Komite Audit Perusahaan Reasuransi sedikit terdiri dari 1 (satu) orang Pihak Independen yang memiliki keahlian di bidang keuangan atau akuntansi yang berkedudukan sebagai ketua, paling kurang 1 (satu) orang Pihak Independen yang memiliki keahlian di bidang hukum atau perasuransian dan paling kurang 1 (satu) orang Pihak Independen yang memiliki keahlian di bidang keuangan, akuntansi, hukum atau perasuransian. 4. Anggota Komite Audit yang berasal dari Pihak Independen dinilai memiliki keahlian di bidang keuangan atau akuntansi apabila memenuhi kriteria: a. memiliki pengetahuan di bidang jasa keuangan dan/atau akuntansi; dan b. memiliki pengalaman kerja di bidang jasa keuangan dan/atau akuntansi paling singkat 5 (lima) tahun. 5. Anggota Komite Audit yang berasal dari Pihak Independen dinilai memiliki keahlian di bidang hukum atau perasuransian apabila memenuhi kriteria: a. memiliki pengetahuan di bidang hukum dan/atau perasuransian; dan b. memiliki pengalaman kerja di bidang hukum dan/atau perasuransian paling singkat 5 (lima) tahun. Rumusan ini dapat ditafsirkan bahwa Komite Audit paling sedikit terdiri dari 2 orang, yaitu komisaris independen dan 1 (satu) orang Pihak Eksternal. Sehingga justru bertentangan dengan ketentuan angka 1. Sedangkan maksudnya bukanlah demikian. Usul penyempurnaan rumusan: Komite Audit wajib memiliki paling sedikit 1 komisaris independen yang berkedudukan sebagai ketua dan 1 (satu) orang Pihak Eksternal. 6. Komite Audit bertugas membantu Dewan Komisaris dalam: a. memastikan pengendalian internal dilaksanakan dengan baik; b. memastikan pelaksanaan audit internal maupun audit eksternalindependen dilaksanakan sesuai dengan standar auditing yang berlaku; c. memastikan pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan satuan kerja audit internal, akuntan publik dan hasil pengawasan OJK;

d. memberikan rekomendasi penunjukan calon auditor eksternal termasuk honorarium bagi auditor eksternal; dan e. memastikan kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi yang berlaku. 7. Komite Audit harus memiliki piagam komite audit (audit committee charter) atau pedoman kerja yang menetapkan secara jelas peran dan tanggung jawab Komite Audit dan ruang lingkup kerjanya. 8. Masa kerja Komite Audit ditentukan sama dengan masa kerja Dewan Komisaris yang ditetapkan dalam anggaran dasar Perusahaan dan Asuransi dan Perusahaan Reasuransyang berasal dari Pihak Eksternal dapat dipilih kembali hanya untuk 1 (satu) periode berikutnya. III. KOMITE PEMANTAU RISIKO 1. Keanggotaan Komite Pemantau Risiko terdiri dari paling kurang sedikit 3 (tiga) orang. Formatted: Not Strikethrough 2. Keanggotaan Komite Pemantau Risiko Perusahaan Asuransi terdiri dari 1 (satu) orang Komisaris Independen yang berkedudukan sebagai ketua, paling kurang 1 (satu) orang Pihak Independen yang memiliki keahlian di bidang manajemen risiko dan paling kurang 1(satu) orang Pihak Independen yang memiliki keahlian di bidang keuangan. 3. Keanggotaan Komite Pemantau Risiko Perusahaan Reasuransi sedikit terdiri dari 1 (satu) orang Pihak Independen yang memiliki keahlian di bidang manajemen risiko yang berkedudukan sebagai ketua, paling kurang 1 (satu) orang Pihak Independen yang memiliki keahlian di bidang keuangan dan paling kurang 1 (satu) orang Pihak Independen yang memiliki keahlian di bidang manajemen risiko atau bidang keuangan. Catatan sama dengan catatan romawi II angka 2. 4. Komite Pemantau Risiko bertugas membantu Dewan Komisaris dalam: a. mengkaji sistem manajemen risiko yang disusun oleh Direksi; dan b. menilai efektifitas manajemen risiko termasuk menilai toleransi risiko yang dapat diambil oleh Perusahaan. Asuransi dan Perusahaan Reasuransi. 5. Komite Pemantau Risiko harus memiliki pedoman kerja yang menetapkan secara jelas peran dan tanggung jawab Komite Pemantau Risiko dan ruang lingkup kerjanya.

6. Masa kerja Komite Pemantau Risiko ditentukan sama dengan masa kerja Dewan Komisaris sebagaimana ditetapkan dalam anggaran dasar Perusahaan dan dapat dipilih kembali hanya untuk 1(satu) periode berikutnya. IV. KOMITE LAINNYA Dalam definisi Komite ada disebutkan komite lainnya, yang mana Komite Nominasi dan Remunerasi dan Komite Tata Kelola Perusahaan tidak termasuk di dalamnya, melainkan disebutkan tersendiri. Mengingat hal tersebut dan dengan pertimbangan konsistensi penyebutan dan legal drafting-nya, kami mengusulkan agar ketentuan mengenai Komite Nominasi dan Remunerasi dan Komite Tata Kelola Perusahaan dimuat dalam romawi tersendiri, tidak dalam Romawi Komite Lainnya. 1. Untuk membantu pelaksanaan tugas, Dewan Komisaris Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi dapat membentuk Komite Nominasi dan Remunerasi dan Komite Kebijakan Tata Kelola Perusahaan. 2. Komite Nominasi dan Remunerasi a. Keanggotaan Komite Nominasi dan Remunerasi terdiri dari paling kurang 32 (duatiga) orang. b. Keanggotaan Komite Nominasi dan Remunerasi terdiri dari anggota Dewan Komisaris yang berkedudukan sebagai ketua dan, paling kurang 1 (satu) orang Pihak EksternalIndependen dan 1 (satu) orang pejabat eksekutif yang membawahi bidang sumber daya manusia atau 1 (satu) orang perwakilan pegawai. b.c. Komite Nominasi dan Remunerasi bekerja secara kolektif dalam melaksanakan tugasnya membantu Dewan Komisaris.. Catatan sama dengan catatan romawi II angka 2. d. Komite Nominasi dan Remunerasi bertugas membantu Dewan Komisaris dalam:melaksanakan tugas sebagai berikut: c.i. Dalam Bidang Nominasi 1. menyusun kriteria seleksi dan prosedur nominasi bagi anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, anggota Dewan Pengawas Syariah, Formatted: List Paragraph, Indent: Left: 0.81", Hanging: 0.13", Numbered + Level: 1 + Numbering Style: i, ii, iii, + Start at: 1 + Alignment: Right + Aligned at: 0.75" + Indent at: 1"

dan pejabat eksekutif lainnya di dalam Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi yang bersangkutan; i. 2. membuat sistem penilaian dan memberikan rekomendasi mengenai kebutuhan jumlah anggota Direksi dan, anggota Dewan Komisaris, dan anggota Dewan Pengawas Syariah Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi yang bersangkutan; Perusahaan; ii. dan 3. mencari calon anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris untuk memperoleh keputusan Rapat Umum Pemegang Saham sesuai dengan ketentuan anggaran dasar Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi; 4. memberikan rekomendasi mengenai Pihak Independen yang akan menjadi anggota Komite. ii. Dalam Bidang Remunerasi 1. mempelajari peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku dalam kebijakan remunerasi; 2. memastikan bahwa Perusahaan telah memiliki sistem remunerasi yang transparan berupa gaji atau honorarium, tunjangan dan fasilitas yang bersifat tetap dan insentif yang bersifat variabel; 3. membantu Dewan Komisaris dalam merumuskan dan menentukan kebijakan remunerasi berupa gaji atau honorarium, tunjangan dan fasilitas yang bersifat tetap dan insentif yang bersifat variabel bagi Dewan Komisaris dan Direksi, apabila diperlukan untuk diusulkan kepada Rapat Umum Pemegang Saham; iii.4. mengevaluasi sistem imbalan pegawai, pemberian tunjangan dan fasilitas lainnya.. Formatted: List Paragraph, Numbered + Level: 1 + Numbering Style: 1, 2, 3, + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 0.94" + Indent at: 1.19", Tab stops: 0.94", Left + 1.13", Left d.e. Komite Nominasi dan Remunerasi harus memiliki pedoman kerja yang menetapkan secara jelas peran dan tanggung jawab Komite Nominasi dan Remunerasi dan ruang lingkup kerjanya. e.f. Masa kerja Komite Nominasi dan Remunerasi ditentukan sama dengan masa kerja Dewan Komisaris sebagaimana ditetapkan dalam anggaran dasar Perusahaan dan dapat dipilih kembali hanya untuk 1(satu) periode berikutnya. f.g. Perusahaan dapat membentuk Komite Nominasi dan Komite Remunerasi secara terpisah.

Dalam SEOJK ini belum diatur mengenai tugas komite terkait dengan remunerasi. 3. Komite Kebijakan Tata Kelola a. Keanggotaan Komite Kebijakan Tata Kelola terdiri dari paling kurang 2 (dua) orang. b. Keanggotaan Komite Kebijakan Tata Kelola paling kurang terdiri dari anggota Dewan Komisaris yang berkedudukan sebagai ketua dan 1 (satu) orang Pihak EksternalIndependen. c. Komite Kebijakan Tata Kelola bertugas membantu Dewan Komisaris dalam: i. mengkaji kebijakan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik yang disusun oleh Direksi; ii. menilai konsistensi penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik, termasuk yang berkaitan dengan etika bisnis dan tanggung jawab sosial Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi (corporate social responsibility). d. Komite Kebijakan Tata Kelola harus memiliki pedoman kerja yang menetapkan secara jelas peran dan tanggung jawab Komite Kebijakan Tata Kelola dan ruang lingkup kerjanya. e. Masa kerja Komite Kebijakan Tata Kelola ditentukan sama dengan masa kerja Dewan Komisaris sebagaimana ditetapkan dalam anggaran dasar Perusahaan dan dapat dipilih kembali hanya untuk 1(satu) periode berikutnya. Dalam POJK-nya belum diatur mngenai kebijakan tata kelola perusahaan disusun oleh Direksi. Menurut hemat kami hal tersebut harus diatur terlebih dahulu dalam POJK-nya. IV. TATA CARA PEMBENTUKAN KOMITE 1. Paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya masa jabatan komite, Dewan Komisaris menyusun keanggotaan komite periode berikutnya. 2. Dewan Komisaris mengusulkan honorarium Pihak EksternalIndependen dalam komite kepada Direksi pada rapat Dewan Komisaris yang mengundang Direksi.

3. Susunan keanggotaan dan masa kerja komite-komite yang dibentuk oleh Dewan Komisaris ditetapkan dalam surat keputusan Dewan Komisaris. V. TATA CARA PELAPORAN KOMITE KEPADA DEWAN KOMISARIS 1. Komite menyampaikan laporan kepada Dewan Komisaris atas setiap pelaksanaan tugas, disertai dengan rekomendasi jika diperlukan. 2. Komite membuat laporan triwulanan dan laporan tahunan pelaksanaan tugas Komite kepada Dewan Komisaris. 3. Laporan Komite ditandatangani oleh sekurang-kurangnyapaling kurang ketua Komite dan salah seorang anggota Komite. VI. PIHAK EKSTERNALINDEPENDEN -6-1. Pihak EksternalIndependen harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. memiliki integritas yang baik dan pengetahuan serta pengalaman yang cukup di bidang audit, manajemen risiko, tata kelola perusahaan, sumber daya manusia, atau asuransi; b. tidak berasal dari lembaga pengatur dan pengawas usaha perasuransian Otorotas Jasa Keuangan; c. tidak berasal dari kantor akuntan publik, perusahaan konsultan aktuaria, atau konsultan hukum yang sedang memberikan jasa kepada Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi yang bersangkutan; Formatted: Font color: Auto d. tidak berasal dari pejabat atau pegawai dari perusahaan terafiliasi dengan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi; e. mampu berkomunikasi secara efektif. 2. Pihak Independen hanya dapat merangkap sebagai anggota dalam 1 (satu) komite lain pada perusahaan asuransi atau perusahaan reasuransi yang sama, perusahaan asuransi atau perusahaan reasuransi yang berbeda atau perusahaan lain sepanjang yang bersangkutan: a. memenuhi seluruh kompetensi yang dipersyaratkan; b. memenuhi kriteria independensi; c. mampu menjaga rahasia perusahaan; d. memperhatikan kode etik yang berlaku; dan e. tidak mengabaikan pelaksanaan tugas dan tanggungjawab sebagai anggota Komite.

VII. KETENTUAN LAIN-LAIN 1. Komite berwenang untuk mengakses catatan dan informasi tentang Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi terkait dengan pelaksanaan tugasnya. Formatted: Indent: Left: 0.5", No bullets or numbering Formatted: Indent: Left: 0.5", Right: -0.02", No bullets or numbering, Don't hyphenate, Adjust space between Latin and Asian text, Tab stops: Not at 0.39" 2. Komite dapat wajib melakukan rapat Komite paling kurang 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun. Rumusan ini tidak konsisten, disebutkan bahwa Komite dapat (tidak wajib) melakukan rapat, namun diharuskan paling sedikit 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun. Ketentuan ini diusulkan untuk diwajibkan. 3. Hasil rapat Komite dituangkan dalam risalah rapat Komite dan didokumentasikan dengan baik. 4. Perbedaan pendapat (dissenting opinions) yang terjadi dalam keputusan rapat Komite, dicantumkan secara jelas dalam risalah rapat Komite disertai alasan perbedaan pendapat (dissenting opinions) tersebut. 5. Anggota Komite yang hadir maupun yang tidak hadir dalam rapat Komite berhak menerima salinan risalah rapat komite. 6. Jumlah rapat Komite yang telah diselenggarakan dan jumlah kehadiran masing-masing anggota Komite dimuat dalam laporan hasil penilaian sendiri (self assessment) atas penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik. VII. HASIL DAN RISALAH RAPAT Formatted: Indonesian 1. Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko wajib melakukan rapat komite paling kurang 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan. 2. Komite lainnya melakukan rapat komite paling kurang 4 (empat) kali dalam 1 (satu) tahun. 3. Hasil rapat Komite dituangkan dalam risalah rapat Komite dan didokumentasikan dengan baik. Formatted: Indent: Left: 0.25" 4. Risalah rapat dibuat oleh staf satuan kerja perusahaan yang hadir, tetapi harus ditandatangani oleh seluruh anggota Komite yang hadir.

5. Perbedaan pendapat (dissenting opinions) yang terjadi dalam keputusan rapat Komite, dicantumkan secara jelas dalam risalah rapat Komite disertai alasan perbedaan pendapat (dissenting opinions) tersebut. 6. Penyelenggaraan rapat melalui teknologi telekonferensi harus dibuat rekaman penyelenggaraan rapat, dan dibuat risalah rapat yang ditandatangani kemudian oleh seluruh peserta telekonferensi. 7. Anggota Komite yang hadir maupun yang tidak hadir dalam rapat Komite berhak menerima salinan risalah rapat komite. 3.8. Jumlah rapat Komite yang telah diselenggarakan dan jumlah kehadiran masing-masing anggota Komite dimuat dalam laporan hasil penilaian sendiri (self assessment) atas penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik. VIII. KETENTUAN LAIN-LAIN IX.1. Komite berwenang untuk mengakses catatan dan informasi tentang Perusahaan terkait dengan pelaksanaan tugasnya. 1.2. Setiap Komisaris Independen hanya dapat menjabat sebagai ketua pada 1(satu) Komite. 2.3. Sampai dengan berlakunya ketentuan mengenai kewajiban Perusahaan Asuransi untuk memiliki Komisaris Independen sekurang-kurangnya separuh dari jumlah Dewan Komisaris sebagaimana diatur dalam Pasal 22 ayat (2) Peraturan OJK nomor 2/POJK.05/2014 tentang Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Perasuransian, Komisaris Independen dapat merangkap jabatan sebagai ketua pada lebih dari 1 (satu) Komite. 3. X.IX. PENUTUP Ketentuan dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan ini mulai berlaku sejak pada tanggal 8 Oktober 20145. Formatted: List Paragraph, Right: 0", Space Before: 0 pt, Numbered + Level: 1 + Numbering Style: 1, 2, 3, + Start at: 1 + Alignment: Left + Aligned at: 0.3" + Indent at: 0.55" Formatted: Font: (Default) Times New Roman, 12 pt, Indonesian Formatted: List Paragraph, Indent: Left: 0.55", Right: 0", Space Before: 0 pt, No bullets or numbering Formatted: Font color: Auto Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Formatted: Font color: Auto Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 20143

KEPALA EKSEKUTIF PENGAWAS INDUSTRI KEUANGAN NON BANK OTORITAS JASA KEUANGAN, FIRDAUS DJAELANI BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN..NOMOR. Formatted: Indent: Left: 0.38"