PENINGKATAN KUALITAS AIR RAWA MENGGUNAKAN MEMBRAN KERAMIK BERBAHAN TANAH LIAT ALAM DAN ABU TERBANG BATUBARA

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KUALITAS AIR DOMESTIK DI KAMPUS UNSRI INDRALAYA MENGGUNAKAN FILTER KERAMIK BERBAHAN TANAH LIAT ALAM DAN ABU TERBANG BATUBARA

KINERJA MEMBRAN KERAMIK DALAM PENGOLAHAN AIR SUMUR MENJADI AIR BERSIH

KINERJA MEMBRAN KERAMIK BERBASIS TANAH LIAT, ZEOLIT DAN SERBUK BESI DALAM PENURUNAN KADAR FENOL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGOLAHAN LIMBAH AIR ASAM TAMBANG MENGGUNAKAN TEKNOLOGI MEMBRAN KERAMIK

BAB I PENDAHULUAN. lainnya untuk bisa terus bertahan hidup tentu saja sangat tergantung pada ada atau

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI AWAL REVERSE OSMOSIS TEKANAN RENDAH UNTUK AIR PAYAU DENGAN KADAR SALINITAS DAN SUSPENDED SOLID RENDAH

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu dari sarana dasar yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM. - Mg/l Skala NTU - - Skala TCU

TARIF LINGKUP AKREDITASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan komponen utama untuk kelangsungan hidup manusia

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-harinya yang memenuhi

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010).

PENGOLAHAN AIR RAWA MENJADI AIR BERSIH DI DAERAH TIMBANGAN INDRALAYA (-3, LS 104, BT) MENGGUNAKAN MEMBRAN ULTRAFILTRASI

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ).

IRWNS Kinerja Alat Pengolahan Air Minum Portable

LAMPIRAN A DATA HASIL PENGUJIAN KARBON AKTIF KAYU BAKAU

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

EVALUASI KUALITAS DAN KUANTITAS AIR YANG DITERIMA PELANGGAN PDAM KECAMATAN WATULIMO KABUPATEN TRENGGALEK

TARIF LAYANAN JASA TEKNIS BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai

ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

EVALUASI KUALITAS AIR MINUM PADA HIPPAM DAN PDAM DI KOTA BATU

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1. Kebutuhan air di kampus IPB Dramaga saat libur

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SNI butir A Air Minum Dalam Kemasan Bau, rasa SNI butir dari 12

BAB 6 PEMBAHASAN 6.1 Diskusi Hasil Penelitian

BAB I PENDAHULUAN % air. Transportasi zat-zat makanan dalam tubuh semuanya dalam

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air. Conference on Water and the Environment)

UCAPAN TERIMA KASIH. Penulis

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAMPIARAN : LAMPIRAN 1 ANALISA AIR DRAIN BIOFILTER

Penurunan Kandungan Zat Kapur dalam Air Tanah dengan Menggunakan Media Zeolit Alam dan Karbon Aktif Menjadi Air Bersih

BAB I PENDAHULUAN. untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Manusia menggunakan air untuk

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur

BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh manusia itu sendiri (Mulia, 2005). fungsi tersebut dengan sempurna. Konsumsi air rata-rata setiap orang adalah

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.

UJI & ANALISIS AIR SEDERHANA

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

Judul Tugas Akhir Pengolahan Limbah Laundry menggunakan Membran Nanofiltrasi Zeolit Aliran Cross Flow untuk Filtrasi Kekeruhan dan Fosfat

I. PENDAHULUAN. makhluk hidup, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Akses terhadap air

REVERSE OSMOSIS (OSMOSIS BALIK)

Lampiran 1. Data Penentuan Panjang Gelombang Maksimum dari Larutan Seri Standar Fe(NH 4 ) 2 ( SO 4 ) 2 6H 2 O 0,8 mg/l

BAB 1 PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan sangat vital bagi mahkluk hidup. Air yang

PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR: 429/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 TANGGAL: 19 APRIL 2010 PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN :

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut : Mulai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan.tidak ada satu pun makhluk

Penggunaan Filter Tembikar Untuk Meningkatkan Kualitas Air Tanah Dangkal Dekat Sungai (Studi Kasus Air Sumur Dekat Sungai Kalimas, Surabaya)

adalah air yang telah dipergunakan yang berasal dari rumah tangga atau bahan kimia yang sulit untuk dihilangkan dan berbahaya.

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu

APLIKASI TEKNOLOGI FILTRASI UNTUK MENGHASILKAN AIR BERSIH DARI AIR HASIL OLAHAN IPAL DI RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang mau tidak mau menambah pengotoran atau pencemaran air (Sutrisno dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai macam cara, tergantung kondisi geografisnya. Sebagian

BAB I PENDAHULUAN. Air tidak pernah lepas dari segala aspek kehidupan manusia, mulai dari hal

GAMBARAN KADAR Fe (BESI) PADA AIR TANAH DANGKAL (SUMUR) DI KECAMATAN SUKARAME PALEMBANG TAHUN 2012 ABSTRAK

Rahmat Puji Ermawan¹, Tri Budi Prayogo², Evi Nur Cahya²

Promotif, Vol.5 No.2, April 2016 Hal PENGARUH JUMLAH KARBON AKTIF PADA FILTER AIR TERHADAP TEKANAN KELUARAN HASIL FILTER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

STUDI PENURUNAN KADAR LOGAM BESI (Fe) DAN LOGAM MANGAN (Mn) PADA LEMPUNG TERHADAP PERUBAHAN ARUS LISTRIK DALAM SOLENOIDA.

Air mineral SNI 3553:2015

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk

BAB 4 Analisa dan Bahasan

BAB V ANALISIS PEMBAHASAN. Tabel 5.1 Hasil Uji Lab BBTKLPP Yogyakrta. Hasil

LAMPIRAN A : Bagan Uji Pendugaan, Penegasan dan Sempurna. Di Pipet

PENGOLAHAN AIR ASAM TAMBANG DENGAN MENGGUNAKAN MEMBRAN KERAMIK BERBAHAN TANAH LIAT, TEPUNG JAGUNG DAN SERBUK BESI

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV TINJAUAN AIR BAKU

Pengolahan Limbah Cair Tahu Menggunakan Membran Nanofiltrasi Silika Aliran Cross Flow Untuk Menurunkan Kadar Nitrat dan Amonium

ANALISIS WARNA, SUHU, ph DAN SALINITAS AIR SUMUR BOR DI KOTA PALOPO

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PELAPISAN LOGAM

Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Available online Pengaruh Ukuran Butiran Dan Ketebalan Lapisan Pasir Terhadap Kualitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat

Bab IV Hasil dan Pembahasan

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN:

PERATURAN MENTERI KESEHATAN Nomor : 416/MEN.KES/PER/IX/1990 Tentang Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. demikian, masyarakat akan memakai air yang kurang atau tidak bersih yang

BAB I PENDAHULUAN. Kimia: Meliputi Kimia Organik, Seperti : Minyak, lemak, protein. Besaran yang biasa di

Transkripsi:

PENINGKATAN KUALITAS AIR RAWA MENGGUNAKAN MEMBRAN KERAMIK BERBAHAN TANAH LIAT ALAM DAN ABU TERBANG BATUBARA Shinta Agmalini, Narke Nola Lingga, Subriyer Nasir* Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya Jln. Raya Palembang Prabumulih Km. 32 Inderalaya Ogan Ilir (OI) 30662 Email: subriyer@yahoo.com Abstrak Air rawa merupakan air permukaan yang mengandung kandungan logam berat, kandungan zat organik, mikroorganisme berbahaya serta bakteri yang terdapat di dalam air yang dapat menganggu kesehatan. Air rawa tidak memenuhi syarat-syarat kesehatan untuk air minum karena derajat keasamannya. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan dan perlindungan sumber daya air rawa secara seksama. Salah satu cara untuk menetralkan kandungan logam berat dan kandungan zat organik yang bersifat merusak tubuh yaitu dengan menggunakan teknologi membran. Penelitian dilakukan dengan menggunakan membran keramik dengan perbandingan komposisi dari tanah liat, abu batubara dan serbuk besi yaitu 67,5%:25%:7,5%. Hasil analisa yang didapat memperlihatkan adanya peningkatan kualitas air rawa yang memenuhi persyaratan menjadi air minum. Penurunan TDS, kandungan ion logam besi (Fe) dan kandungan zat organik (Angka KMNO 4 ) cenderung cukup tinggi yaitu TDS menjadi sebesar 84 ppm, kandungan ion logam besi (Fe) menjadi sebesar 0,042 mg/l dan kandungan zat organik (Angka KMNO 4 ) menjadi sebesar 0,77 mg/l dan ph sekitar 6,7. Hasil analisa terdapat produk permeat sesuai dengan 492/MENKES/PER/IV/2010 tentang persyaratan kualitas air minum. Kata kunci: membran keramik, air rawa, air minum Abstract Swamp water is kind of surface water that containing heavy metal content, organic substances, harmful microorganisms and bacteria found in water that can disturb health. Swamp water does not meet health requirements for drinking water because of the degree of acidity. Therefore, the management and protection of swamp water resources required with carefully. The neutralized the content of heavy metals and organic substances are harmful to the body by using membrane technology. The study was conducted by using ceramic membranes with a ratio of the composition of clay, coal ash and iron powder is 67.5%: 25%: 7.5%. Analysis results obtained showed an increased of swamp water quality improvement requirements into drinking water. Reduction in TDS, the metal ion content of iron (Fe) and organic matter content (KMnO 4 Number) tend to be high enough that the TDS of 84 ppm, the metal ion content of iron (Fe) was decreased to 0.042 mg/ l and organic matter content (KMnO 4 Number) to of 0.77 mg / l and the ph around 6.7. Analysis results are permeating product of drinking water quality requirements in accordance with 492/MENKES/PER/IV/2010. Keywords: ceramic membranes, swamp water, drinking water 1. PENDAHULUAN Air adalah sumber daya alam yang dapat diperbarui. Air merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena jumlahnya yang sangat melimpah di muka bumi ini, tetapi kualitasnya sering mengalami penurunan dikarenakan aktivitas manusia yang berdampak pada pencemaran lingkungan hidup. Saat ini masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air adalah kuantitas air yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus Jurnal Teknik Kimia No. 2, Vol. 19, April 2013 Page 59

meningkat dan kualitas air untuk keperluan domestik yang terus menurun. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan, kerusakan dan bahaya bagi semua makhluk hidup yang bergantung pada sumber daya air. Oleh karena itu, diperlukan pengelolaan dan perlindungan sumber daya air secara seksama. Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah : 1. Mempelajari proses pengolahan air rawa dengan menggunakan proses filtrasi dengan filter keramik. 2. Untuk mengetahui pengaruh variabel operasi (tekanan dan waktu) pada kinerja filter keramik yang digunakan. Dalam penelitian ini permasalahan yang akan diangkat adalah bagaimana meningkatkan kualitas air rawa. Air rawa yang digunakan selama ini ternyata tidak dapat digunakan sebagai air minum karena kualitasnya yang tidak begitu baik. Dalam pemanfaatannya air rawa digunakan untuk mencuci, minum, mandi dan keperluan lainya. Air rawa ternyata belum masuk kategori aman untuk langsung diminum, Karena air rawa ini bersifat asam,memiliki kadar besi yang cukup tinggi, berwarna kuning dan bau tentu tidak sesuai dengan standarisasi air. Proses perebusan air untuk menjadi air minum hanya membunuh kuman dan bakteri, namun tidak membuang kandungan logam yang terkandung di dalam air. Karena itu diperlukan pengolahan lanjutan misalnya dengan menggunakan membran. Adapun manfaat yang didapat dalam melakukan penelitian ini adalah 1. Mengetahui pengolahan air rawa yang masih mengandung logam-logam berat dengan penggunaan filter keramik. 2. Mendapatkan suatu teknologi yang murah dan sederhana dalam pengolahan air domestik. Ruang lingkup penelitian meliputi analisa sampel air rawa. Analisa yang dilakukan antara lain kadar ph, TDS, kandungan ion logam besi (Fe) dan Kandungan zat organik (angka KMNO 4 ) dalam air rawa tersebut dengan variabel proses yang akan diteliti adalah tekanan dan waktu operasi. Penelitian ini dilakukan dalam skala laboratorium. Membran dapat didefinisikan sebagai suatu media ukuran dan bentuk molekul, menahan komponen dari umpan yang memiliki ukuran lebih besar dari pori-pori membran dan melewatkan komponen yang mempunyai ukuran yang lebih kecil. Membran selain sebagai pemisah juga sebagai sarana pemekat dan pemurnian dari suatu larutan yang dilewatkan pada membran tersebut. Teknologi membran memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan proses lain, antara lain pemisahan dilakukan secara terus menerus, konsumsi energi umumnya relatif lebih rendah, proses membran dapat mudah digabungkan dengan proses pemisahan lainnya (hybrid processing), dan material membran bervariasi sehingga mudah diadaptasikan pemakaiannya. Kekurangan teknologi membran antara lain fluks dan selektifitas karena pada proses membran pada umumnya terjadi fenomena fluks berbanding terbalik dengan selektifitas Klasifikasi Membran Berdasarkan ukuran partikel yang dipisahkan, membran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut : 1. Membran mikrofiltrasi 2. Membran ultrafiltrasi 3. Membran osmosa balik (OR) 4. Nanofiltrasi 5. Membran dialisa 6. Membran elektrodialisa Berdasarkan bentuknya membran dibagi menjadi: 1. Membran datar Membran datar yang memiliki satu lembar saja. Membran datar yang tersusun bertingkattingkat. Membran spiral bergulung. 2. Membran tubular Membran serat berongga(diameter <0,5mm) Membran kapiler (diameter 0,5-5,0 mm) Membran tubular (diameter > 5 mm) Prinsip Proses Pemisahan Membran Pada prinsipnya proses pemisahan dengan menggunakan membran adalah proses pemisahan antara pelarut dengan zat terlarut. Pelarut dipisahkan dengan zat terlarut yang akan tertahan pada membran atau yang disebut dengan konsentrat, sedangkan pelarut akan lolos melalui membran yang dinamakan permeate. Dengan menggunakan membran,yaitu filtrasi laminar (dead end) dan filtrasi tangensial (cross flow),dalam filtrasi laminar,aliran umpan tegak lurus kepermukaan membran sehingga sebagian saja yang terakumulasi. Pada konfigurasi deadend tidak terdapat retentat sedangkan jika terdapat retentat disebut cross flow. Jadi pada konfigurasi cross flow terdapat sebagian feed (pelarut) yang tidak menjadi permeat. Untuk kasus dead-end, resistan meningkat menurut Page 60 Jurnal Teknik Kimia No. 2, Vol. 19, April 2013

ketebalan lapisan fouling yang terbentuk pada permukaan membran. Kinerja Membran Kinerja atau efisiensi perpindahan didalam membran ditentukan oleh dua parameter yaitu : a. Permeabilitas Permeabilitas sering disebut juga sebagai kecepatan permeat atau fluks adalah jumlah volume permeat yang melewati satu satuan permukaan luas membran dengan waktu tertentu dengan adannya gaya dorong dalam hal ini berupa tekanan. Pada proses filtrasi, nilai fluks yang umum dipakai adalah fluks volume yang dinyatakan sebagai volume larutan umpan yang dapat melewati membran per satuan waktu per satuan luas membran. Faktor yang mempengaruhi permeabilitas adalah jumlah dan ukuran pori, interaksi antara membran dan larutan umpan, viskositas larutan serta tekanan dari luar b. Selektifitas Selektifitas suatu membran merupakan ukuran kemampuan suatu alat membran keramik menahan suatu suspensi atau melewati suatu suspensi tertentu lainnya. Faktor yang mempengaruhi selektifitas adalah besarnya ukuran partikel yang akan melewatinya, interaksi antara membran, larutan umpan dan ukuran pori. Parameter yang digunakan untuk menggambarkan selektivitas membran adalah koefisien rejeksi (R), yaitu fraksi konsentrasi zat terlarut yang tidak menembus membran. Beberapa faktor yang mempengaruhi dalam penggunaan membran diantaranya : 1. Ukuran Molekul Ukuran molekul membran sangat mempengaruhi kinerja membran. 2. Bentuk Membran Membran dapat dibuat dalam berbagai macam bentuk, seperti bentuk datar, bentuk tabung, dan bentuk serat berongga. 3. Bahan Membran Perbedaan bahan membran akan berpengaruh pada hasil rejeksi dan distribusi ukuran pori. 4. Karakteristik Larutan Karakteristik larutan ini mempunyai akan memberi pengaruh terhadap permeabilitas membran. 5. Parameter operasional Jenis parameter yang digunakan pada operasional umumnya terdiri dari tekanan membran, permukaan membran, temperatur dan konsentrasi. Keunggulan yang dimiliki teknologi membran antara lain : 1. Pemisahannya berdasarkan molekul sehingga pemisahan dapat beroperasi pada temperatur rendah (temperature ambient). 2. Pemakaianan energi yang relatif rendah karena biasanya pemisahan menggunakan membran tidak melibatkan perubahan fasa. 3. Tidak menggunakan zat bantu kimia dan tidak ada tambahan produk buangan. 4. Bersifat modular, artinya di scale-up dengan memperbanyak unitnya. 5. Dapat digabungkan dengan jenis operasi lainnya. Membran keramik Membran keramik terbentuk dari kombinasi logam (aluminium, titanium, zirkonium) dengan non logam dalam bentuk oksida, nitrida atau karbida. Contohnya adalah membran alumina atau zirkonia. Adanya oksida logam pada membran keramik menghasilkan muatan listrik sehingga performance permukaan material keramik lebih kuat. Secara fisik, membran keramik dapat berbentuk tube atau disk, bersifat porous. Tanah Liat (Lempung) Tanah liat memiliki sifat paling stabil dan paling tahan tererosi. Agar tanah liat dapat digunakan untuk membentuk benda keramik maka harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Sifat plastis Sifat plastis berfungsi sebagai pengikat dalam proses pembentukan sehingga benda yang dibentuk tidak akan mengalami keretakan, pecah atau berubah bentuk. 2. Memiliki kemampuan bentuk Tanah liat juga harus mempunyai kemampuan bentuk yaitu kualitas penopang bentuk selama proses pembentukan berlangsung yang berfungsi sebagai penyangga. 3. Susut kering dan susut bakar Tanah liat yang terlalu plastis biasanya memiliki persentase penyusutan lebih dari 15 %, sehingga apabila tanah liat tersebut dibentuk akan memiliki resiko retak atau pecah yang tinggi. 4. Suhu kematangan (vitrifikasi) Suhu bakar keramik berkaitan langsung dengan suhu kematangan, yaitu keadaan benda keramik yang telah mencapai kematangan secara tepat tanpa mengalami perubahan bentuk. 5. Porousitas Fluks membran keramik secara langsung berhubungan dengan porositas, dimana membran keramik yang bagus adalah membran dengan porositas tinggi, tetapi tidak menurunkan kekuatan mekanik membran tersebut. Jurnal Teknik Kimia No. 2, Vol. 19, April 2013 Page 61

Abu Terbang Batubara (Fly Ash) Abu terbang batubara terdiri dari butiran halus yang umumnya berbentuk bola padat atau berongga. Secara kimia abu batubara merupakan mineral alumino silikat yang banyak mengandung unsur-unsur Ca, K, dan Na di samping juga mengandung sejumlah kecil unsur C dan N. Sifat kimia dari abu terbang batubara dipengaruhi oleh jenis batubara yang dibakar dan teknik penyimpanan serta penanganannya. Kualitas Air Baku Kualitas air minum sangat erat berkaitan dengan kualitas air bakunya. Umumnya air baku dari air tanah kualitasnya sudah cukup baik sehingga tidak sulit menjadikannya air minum yang memenuhi persyaratan kesehatan. Beberapa persyaratan air minum yang layak minum baik dari segi fisika, kimia, maupun biologinya antara lain sebagai berikut : A. Persyaratan Fisika Syarat fisik air yang layak minum sebagai berikut : 1. Kekeruhan Kualitas air yang baik adalah jernih (bening) dan tidak keruh. Batas maksimal kekeruhan air layak minum menurut PERMENKES RI Nomor 492 Tahun 2010 adalah 5 skala NTU. 2. Tidak Berbau dan Rasanya Tawar 3. Jumlah batas maksimal jumlah padatan terapung yang diperbolehkan adalah 500 mg/l. 4. Suhu Normal yaitu 35 o C. 5. Warna Air yang layak dikonsumsi harus jernih dan tidak berwarna. PERMENKES RI Nomor 492 Tahun 2010 menyatakan bahwa batas maksimal warna air yang layak minum adalah 15 skala TCU. B. Persyaratan Kimia Persyaratan kimia sebgai batasan air layak minum sebagai berikut: 1. Derajat Keasaman (ph) Menurut PERMENKES RI Nomor 492 Tahun 2010, batas ph minimum dan maksimum air layak minum berkisar 6,5-8,5. 2. Kandungan Bahan Kimia Organik Bahan kimia organik seperti NH 4, H 2 S, SO 4 2,dan NO 3 tidak boleh melebihi batas yang ditetapkan. 3. Kandungan Bahan Kimia Anorganik Kandungan bahan kimia anorganik seperti garam dan ion-ion logam (Fe, Al, Cr, Mg, Ca, Cl, K, Pb, Hg, Zn) pada air layak minum tidak melebihi jumlah yang telah ditentukan. 4. Tingkat Kesadahan Berdasarkan PERMENKES RI Nomor 492 Tahun 2010, derajat kesadahan (CaCO3) maksimum air yang layak minum adalah 500 mg per liter. Kandungan Logam dalam Air Indikator yang digunakan untuk mendeteksi pencemaran air adalah cemaran logam berat didalamnya. Di antara semua unsur logam berat, Hg menduduki urutan pertama dalam hal sifat racunnya, kemudian diikuti oleh logam berat antara lain Cd, Ag, Ni, Pb, As, Cr, Sn, Fe dan Zn. Logam berat merupakan komponen alami tanah. Elemen ini tidak dapat didegradasi maupun dihancurkan. Logam berat dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan, air minum, atau udara. Logam berat seperti tembaga, selenium, atau seng dibutuhkan tubuh manusia untuk membantu kinerja metabolisme tubuh. Akan tetapi, dapat berpotensi menjadi racun jika konsentrasi dalam tubuh berlebih. Logam berat menjadi berbahaya disebabkan sistem bioakumulasi, yaitu peningkatan konsentrasi unsur kimia didalam tubuh mahluk hidup. Kelebihan Total Dissolved Solid (TDS) Semakin tinggi TDS maka dalam jangka panjang akan memberikan dampak negatif pada tubuh manusia karena tidak sanggup diuraikan dan akan mengendap sebagai sumber berbagai penyakit degenerative. Kelebihan Zat organik (Angka KMnO 4 ) Zat organik merupakan makanan mikroorganisme yang menyebabkan pesatnya pertumbuhan mikroorganisme air, sehingga membahayakan masyarakat yang menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dapat menyebabkan kerusakan pada organ ginjal, hati, kulit, sistem saraf pusat. Dampak Kelebihan Zat Besi (Fe) Kandungan besi dalam air yang diperbolehkan < 0,3 ppm apabila melebihi 0,3 ppm, mengakibatkan Warna air menjadi kemerah merahan, memberi rasa tidak enak pada minuman dan pembentukan endapan pada pipa logam. Kelebihan zat besi (Fe) pada tubuh manusia bisa menyebabkan keracunan, dimana terjadi muntah, diare dan kerusakan usus serta gangguan pada ginjal. Selain itu, kelebihan zat besi ini, bisa meningkatkan risiko penyakit jantung. Zat ini dapat mendorong pembentukan plaque (semacam kerak) di dinding pembuluh arteri, sehingga terjadi aterosklerosis, yaitu dinding pembuluh arteri jadi tebal dan mengeras. Page 62 Jurnal Teknik Kimia No. 2, Vol. 19, April 2013

Air Rawa Air rawa merupakan limbah, sebab air rawa memiliki kandungan logam Fe, Mn dan mikroorganisme berbahaya. ph air rawa cenderung bersifat asam.turbidity atau kekeruhan dari air disebabkan oleh adanya partikel-partikel dalam air atau suspended yang larut tetapi berwarna atau juga dapat dikelompokkan kedalam zat organik dan nonorganik, plankton serta mikroorganisme lainnya. Jadi turbidity adalah tingkat atau ukuran kekeruhan suatu fluida atau cairan yang digunakan untuk standar dibolehkannya atau ukuran kekeruhan suatu produk untuk kebutuhan manusia dan lingkungan. Kekeruhan itu tidak bisa dikorelasikan dengan persentase berat dari suspended-suspended dalam air itu karena ia mempunyai hubungan erat dengan cahaya (sifatsifat optiknya), ukuran dan bentuk partikel itu sendiri. Rawa, berdasarkan Peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 tahun 1991, adalah lahan genangan air secara alamiah yang terjadi terus-menerus atau musiman akibat drainase alamiah yang terhambat serta mempunyai ciri-ciri khusus terutama keadaan tanahnya cekung; ciri kimiawi, terutama derajat keasaman airnya rendah; dan ciri biologis, terutama terdapat ikan-ikan rawa, tumbuhan rawa dan hutan rawa. Kualitas air menyatakan tingkat kesesuaian air untuk dipergunakan bagi pemenuhan kehidupan manusia seperti untuk kebutuhan langsung, air minum, mandi dan sebagainya. Untuk keperluan air bersih faktor yang harus diperhatikan adalah kandungan besi, kesadahan CaCO3, klorida, mangan, nitrat, nitrit, ph dan kandungan sulfat. Air rawa tidak memenuhi syarat-syarat kesehatan untuk air minum karena derajat keasamannya rendah. 2. METODOLOGI Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua tempat. Persiapan bahan baku membran keramik berupa serbuk besi dan fly ash di Laboratorium Kesetimbangan Kimia Jurusan Teknik Kimia Universitas Sriwijaya. Pengolahan air rawa di Laboratorium Teknik Pemisahan Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya. Waktu penelitian adalah bulan agustus-november 2011. Alat Dan Bahan Alat yang digunakan antara lain : 1. Filter Membran keramik 2. Selang plastik 3. Pressure gauge 4. Pipa PVC 5. Pompa air 6. Flowmeter 7. phmeter 8. TDS meter 9. Oven 10. Erlenmeyer 11. Gelas ukur 12. Ember plastik Bahan yang digunakan, yaitu : 1. Tanah liat 2. Abu batubara 3. Serbuk besi 4. Air rawa Prosedur Penelitian 1. Pembuatan Filter Keramik Pencampuran tanah liat, abu batubara dan serbukbesi Dicetak bentuk silinder Pengeringan Disusun dalam Tungku pembakaran, o Filter keramik Gambar 3.1. Diagram Alir Proses Pembuatan Filter Keramik 2. Proses Pembuatan Filter Keramik Berikut ini adalah langkah-langkah dalam pembuatan filter keramik : 1. Pencampuran tanah liat, abu batubara dan serbuk besi : dengan perbandingan tanah liat :abu batubara : serbuk besi yaitu 67,5% : 25% : 7,5%. Ukuran Serbuk besi dan abu batubara 500µm. Kemudian ditambah air 30% kemudian diaduk rata. 2. Bahan dicetak dengan cetakan gips. 3. Dikeluarkan dari cetakan kemudian ditempatkan diatas lembaran pohon pisang. 4. Dikeringkan pada suhu kamar selama 7 hari. 5. Dibakar pada suhu 900 1000 o C. 6. Lama pembakaran 12 jam, yaitu 4 jam dilakukan pengasapan dan pembakaran 8 jam. 3. Skema rancangan filter keramik Membran keramik dibuat dari tanah liat dan abu batubara yang mempunyai: Jurnal Teknik Kimia No. 2, Vol. 19, April 2013 Page 63

Diameter dalam = 4 cm Diameter luar = 5 cm Ketebalan = 1 cm Panjang = 25 cm 4. Rangkaian Alat Penelitian Gambar 1. Skema rancangan membran keramik 1. Bau - Tidak Berbau Tidak Berbau 2. Total zat terlarut mg/l 1500 219 (TDS) 3. Kekeruhan Skala 25 15,200 NTU 4. Rasa - Tidak Berasa Tidak Berasa 5. Warna Skala PtCo 50 25,000 B. Parameter Kimia 1. Arsen mg/l 0,05 Negative/ < 0,01 2. Besi Mg/l 1,0 1,117 3. Fluorida mg/l 1,5 <1,000 4. Kadmium mg/l 0,005 <0,002 5. Kesadahan mg/l 500 11,880 (CaCO 3 ) 6. Klorida mg/l 600 3,643 7. Total Kromium mg/l 0,05 <0,050 8. Mangan mg/l 0,5 <0,030 9 Nitrit, (sebagai mg/l 1 0,006 NO - 2 ) 10. Nitrat (sebagai mg/l 10 3,057 (NO - 3 ) 11. ph mg/l 6,5 8,5 6,86 12. Seng mg/l 15 <0,03 13. Sianida mg/l 0,1 Negative /< 0,07 14. Sulfat mg/l 400 1.477 15. Timbal mg/l 0,05 <0,02 17. Zat Organik mg/l 10 14,364 Dari tabel 4.1 terlihat bahwa TDS, Kekeruhan, kadar ion Besi dan Angka KMnO 4 melebihi batas maksimum yang diperbolehkan. Hubungan Antara Fluks Terhadap Waktu Operasi Gambar 2. Skema Rangkaian Alat Penelitian Air rawa dialirkan dari tangki penampungan melalui pipa PVC dengan bantuan pompa berturut-turut melewati housing yang berisi pasir silika, zeolit, dan karbon aktif sebelum menuju filter keramik. Air yang mengalir ke dalam filter keramik tersebut akan merembes melewati pori-pori dinding. Kondisi operasi untuk masing-masing filter divariasikan antara tekanan 20 lb/in 2 dan 25 lb/in 2 dengan waktu operasi berturut-turut selama 15, 30, 45 dan 60 menit. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Sampel air awal yang diteliti adalah air rawa dengan kandungan air awal seperti pada tabel dibawah ini. Tabel 1. Kandungan Sampel Air Awal No Jenis Parameter Satuan Kadar maksimum yang diperbolehk an A. Parameter Fisik Hasil Pemeriksaan Gambar 3. Hubungan fluks terhadap waktu Dari Gambar 3 terlihat bahwa untuk membran dengan dengan tekanan 20 lb/in 2, fluks permeat ketika proses pengolahan berlangsung pada waktu 15 menit sebesar 12,43 L/m 2 jam, 30 menit sebesar 12,33 L/m 2 jam; dan semakin kecil ketika operasi berlangsung 45 menit dan 60 menit yaitu sebesar 12,19 L/m 2 jam, dan 12,03 L/m 2 jam. Hal yang sama untuk membran dengan tekanan 25 lb/in 2, Fluks ketika proses pengolahan berlangsung pada waktu 15 menit sebesar 13,45 L/m 2 jam, 30 menit sebesar 13,25 L/m 2 jam; dan semakin kecil ketika operasi berjalan, 45 menit dan 60 menit yaitu sebesar 13,15 L/m 2 jam, dan 12,99 L/m 2 jam. Penurunan nilai fluks ini disebabkan karena zat terlarut yang tertahan oleh filter lama Page 64 Jurnal Teknik Kimia No. 2, Vol. 19, April 2013

kelamaan akan terakumulasi atau menumpuk pada permukaan membran dan mengakibatkan terbentuknya gel atau lapisan fouling pada permukaan membran, sehingga terjadinya pemampatan dan meningkatnya resistan (hambatan) pada permukaan membran. Selain itu adanya serbuk besi di dalam komposisi filter mengakibatkan meningkatnya kekuatan mekanis filter, namun hal ini juga dapat mengakibatkan kekompakan filter yang berakibat pada makin sukarnya cairan melakukan difusi pada pori-pori filter. Persentase rejeksi TDS dan PH Berikut ini adalah tabel persentase rejeksi TDS dan ph Tabel 2 a. Persentase Rejeksi TDS dan ph Tekanan (Lb/in 2 ) 20 25 Pasir Karbon Aktif Waktu (menit) TDS TDS ph ph (ppm) (ppm) 15 112 6,86 107 6,86 30 110 6,86 104 6,82 45 107 6,85 97 6,86 60 105 6,83 97 6,85 108,5 6,85 101,25 6,848 50,457 0,146 53,767 0,182 15 124 6,85 122 6,84 30 119 6,84 117 6,83 45 118 6,83 113 6,81 60 115 6,82 111 6,82 119 6,835 115,75 6,825 45,662 0,364 47,146 0,510 Tabel 2 b. Persentase Rejeksi TDS dan ph Membran Zeolit Tekanan Waktu Keramik (Lb/in 2 ) (menit) TDS TDS ph ph (ppm) (ppm) 15 97 6,82 91 6,69 20 25 Ratarata % Rejeksi Ratarata % Rejeksi Ratarata % Rejeksi Ratarata % Rejeksi 30 96 6,86 88 6,70 45 91 6,85 85 6,72 60 89 6,83 84 6,68 93,25 6,84 87 6,6975 57,420 0,292 60,274 2,369 15 121 6,83 120 6,74 30 114 6,83 111 6,73 45 110 6,84 107 6,71 60 107 6,82 104 6,70 113 6,83 110,5 6,72 48,402 0,437 49,543 2,041 Hubungan Antara TDS terhadap Waktu Setelah Melewati Filter Pasir Silika Gambar 4. Hubungan TDS terhadap waktu setelah melewati filter pasir silika Hubungan Antara TDS terhadap Waktu Setelah Melewati Filter Zeolit Gambar 5. Hubungan TDS terhadap waktu setelah melewati filter zeolit Hubungan Antara TDS terhadap Waktu Setelah Melewati Filter Karbon Aktif Gambar 6. Hubungan TDS terhadap waktu setelah melewati filter karbon aktif Jurnal Teknik Kimia No. 2, Vol. 19, April 2013 Page 65

Hubungan Antara TDS terhadap Waktu Setelah Melewati Filter Keramik Gambar 7. Hubungan TDS terhadap waktu setelah melewati filter keramik Persentase Penurunan TDS pada Setiap Elemen Filter fluktuasi penurunan jumlah TDS tidak jauh berbeda. Data Analisa Ion Kandungan Logam Fe dan Kandungan zat organik (KMnO 4 ) Tabel 3. Data Analisa ion logam Fe & Zat Organik (angka KMnO 4 ) Komposisi Membran (Sampel) Ion-ion logam Fe (mg/l) KMnO 4 (mg/l) Sampel Awal 0,497 4,9573 P1, T1 (20 lb/in 2, 15 menit) P1, T2 (20 lb/in 2, 30 menit) P1, T3 (20 lb/in 2, 45 menit) P1, T4 (20 lb/in 2, 60 menit) P2, T1 (25 lb/in 2, 15 menit) P2, T2 (25 lb/in 2, 30 menit) P2, T3 (25 lb/in 2, 45 menit) P2, T4 (25 lb/in 2, 60 menit) 0,045 1,3140 0,042 1,2512 0,045 0,9336 0,049 0,7765 0,048 1,6272 0,047 1,4230 0,043 1,2450 0,043 1,0561 Persentase Rejeksi Kandungan Ion Logam Fe dan Kandungan Zat Organik (KMnO 4 ) Tabel 4. Persentase Rejeksi Kandungan Ion Logam Fe dan Kandungan zat organik (angka KMnO 4 ) Gambar 8. Persentase Penurunan TDS pada Setiap Elemen Filter Dari Gambar 8 dapat terlihat bahwa Gambar penurunan TDS sangat fluktuatif pada tekanan 20 lb/in 2 tekanan 25 lb/in 2. Terjadi penurunan TDS dari tiap outlet titik pasir,karbon aktif,zeolit dan membran keramik. Seperti pada tekanan 20 ln/in 2 pada waktu operasi 15 menit, persentase rejeksi TDS setelah melewati filter pasir silica, dimana persentase rejeksi TDS nya 50,46% menjadi 53,77% setelah melewati filter zeolit. TDS juga menurun pada outlet housing karbon aktif, sehingga persentase rejeksi TDS nya menurun menjadi 57,42%. Hal ini dikarenakan kandungan zat terlarut yang terbawa oleh air sudah tertahan pada pasir dan filter zeolit yang mengakibatkan sedikit kandungan zat terlarut yang terbawa untuk filter selanjutnya. Jumlah TDS kembali turun setelah melewati filter keramik dengan persentase rejeksi TDS sebesar 60,27%. Begitu pula pada laju alir 12,5, Komposisi Membran (Sampel) P1, T1 (20 lb/in 2, 15 menit) P1, T2 (20 lb/in 2, 30 menit) P1, T3 (20 lb/in 2, 45 menit) P1, T4 (20 lb/in 2, 60 menit) P2, T1 (25 lb/in 2, 15 menit) P2, T2 (25 lb/in 2, 30 menit) P2, T3 (25 lb/in 2, 45 menit) P2, T4 (25 lb/in 2, 60 menit) Persentase Rejeksi (%) Fe KMnO 4 90,945674 73,493636 91,549296 74,760454 90,945674 81,167168 90,140845 84,336231 90,342052 67,17568 90,543260 71,294858 91,348089 74,885522 91,348089 78,696064 Page 66 Jurnal Teknik Kimia No. 2, Vol. 19, April 2013

Berikut adalah Gambar hasil analisa logam. Gambar 9. Penurunan Kandungan Ion Logam Fe dan KmnO 4 Dari tabel 3 di atas terlihat bahwa ion logam dan kandungan zat organik (angka KMnO 4) untuk membran dengan komposisi tanah liat, abu batubara dan serbuk besi 67,5% : 22% : 7,5% ukuran 500 µm mengalami penurunan yang sangat signifikan bila dibandingkan dengan kandungan ion logam dan kandungan zat organik (angka KMNO 4) pada sampel awal. Pada kandungan besi (Fe) yang mengalami penurunan, dimana kandungan besi pada sampel awal yaitu 1,117 mg/l yang melebihi kadar maksimum yang diperbolehkan terkandung di dalam air yaitu 1,1 mg/l pada tekanan 20 lb/in 2 menjadi 0,045 mg/l pada 15 menit, 0,042 mg/l pada 30 menit, 0,045 mg/l pada 45 menit dan 0,049 mg/l pada 60 menit. Sedangkan pada tekanan 25 lb/in 2 menjadi 0,048 mg/l pada 15 menit, 0,047 mg/l pada 30 menit, 0,043 mg/l pada 45 menit dan 0,043 mg/l pada 60 menit. Sama halnya dengan kandungan zat organik (angka KMnO 4 ) yang juga mengalami penurunan yang signifikan dari kandungan zat organik (angka KMnO 4 ) pada sampel awal. Dimana kandungan zat organik (angka KMnO 4 ) pada sampel awal yaitu 14,364 mg/l yang melebihi kadar maksimum yang diperbolehkan terkandung di dalam air yaitu 10 mg/l pada tekanan 20 lb/in 2 menjadi 1,3140 mg/l pada 15 menit, 1,2512 mg/l pada 30 menit, 0,9336 mg/l pada 45 menit dan 0,7765 mg/l pada 60 menit. Sedangkan pada tekanan 25 lb/in 2 menjadi 1,6272 mg/l pada 15 menit, 1,4230 mg/l pada 30 menit, 1,2450 mg/l pada 45 menit dan 1,0461 mg/l pada 60 menit. Filter membran keramik dengan komposisi tanah liat, fly ash dan serbuk besi 67,5% : 25% : 7,5% ukuran 500 µm mampu menurunkan konsentrasi parameter yang melebihi kadar maksimum yang diperbolehkan dari air rawal. Hal ini terlihat dari turunnya kandungan ion logam besi (Fe), kandungan KMNO 4, TDS dan juga menetralkan ph. Penurunan kandungan ion logam besi (Fe), KMNO 4, TDS dan juga ph dikarenakan adanya proses filtrasi yang terjadi pada filter keramik. Proses filtrasi yang dimaksud adalah partikel-partikel dengan diameter yang lebih besar dari ukuran pori membran akan tertahan pada permukaaan membran. Selain proses filtrasi terjadi juga proses adsorpsi yang disebabkan karena adanya tumbukan partikel-partikel dengan fly-ash. Semakin banyak pori-pori yang ada pada filter keramik maka semakin luas permukaan, sehingga semakin efektif untuk digunakan menyerap zat pencemar, karena adsorpsi merupakan fenomena struktur berpori yang memiliki permukaan cukup luas. Dari tabel 2 yang menunjukkan persentase rejeksi TDS dan ph, dapat diambil kesimpulan bahwa pada tekanan 20 lb/in 2 dan tekanan 25 lb/in 2 membran keramik memiliki perentase rejeksi ph dengan rata-rata sebesar 2,369% dan 2,041%. Hal ini berbeda pada housing yang berisi pasir silica, zeolit dan karbon aktif, yang memiliki persentase rejeksi ph berkisar antara 0,14 0,51%. Persentase rejeksi ph membran keramik yang diperoleh memenuhi syarat baku mutu air minum yang ditetapkan pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 tertanggal 19 April 2010 yang berisi tentang persyaratan kualitas air minum. Nilai TDS yang dihasilkan juga mengalami penurunan yang sangat signifikan baik pada Tekanan 20 lb/in 2 dan tekanan 25 lb/in 2. Permeat dari membran keramik yang dihasilkan pada tekanan 20 lb/in 2 dan tekanan 25 lb/in 2 mengalami persentase rejeksi rata-rata sebesar 60,27% dan 49,54%, sedangkan persentase rejeksi pada housing yang berisi pasir silika, zeolit dan karbon aktif dapat menurunkan TDS berkisar antara 45,66-57,42%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa filter keramik dapat digunakan untuk mengolah air rawa menjadi air yang memenuhi persyaratan kualitas air minum. Hal ini dikarenakan hasil yang diperoleh dari penelitian menunjukkan persentase rejeksi kandungan ion logam berat Besi (Fe), kandungan zat organik (angka KMnO 4 ), ph dan TDS yang cukup tinggi dan sesuai standar air minum. 4. KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa : Jurnal Teknik Kimia No. 2, Vol. 19, April 2013 Page 67

1) Kinerja filter keramik yang dibuat dari campuran tanah liat, abu terbang batu bara dan serbuk besi cukup efektif dalam menghasilkan permeat dengan kualitas yang baik. Hal ini tercermin dalam penurunan kandungan ion logam berat besi (Fe) dalam air rawa mencapai 91,54% serta kandungan zat organik (angka KMnO 4 ) mencapai 84,33% diikuti penurunan TDS sekitar 60,2%. 2) Volume permeat, laju alir dan waktu operasi mempengaruhi dalam penentuan nilai ph, TDS, kandungan logam besi (Fe), logam Seng (Zn) dan fluks. 3) Filter keramik dapat digunakan sebagai solusi alternatif dalam pengolahan air menjadi air yang memenuhi persyaratan air minum. DAFTAR PUSTAKA Amsyari, 1996. Membangun Lingkungan Sehat, Air Langga Press, Surabaya. Ambarrini, Septa dan Reni, A. (2010), Kinerja Filter Keramik Dalam Pengolahan Limbah Cair Industri Pupuk Urea, Laporan Penelitian. Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya. Bhave, R.R. (1991), Inorganic Membrane: Synthesis. Characteristic and Applications, Van-Nostrand-Reinhold. France. Dickenson, Christopher. (1992), Filters and Filtration Handbook, Elsevier Science Publishers LTD. United States of America. Effendi, Hefni. (2003), Telaah Kualitas Air, Penerbit Kanisius. Yogyakarta. Edy B., 2007. Fly Ash - Bottom Ash dan Pemanfaatannya. George, Austin dan E. Jasjfi (1996), Industri Proses Kimia, Edisi Kelima. Erlangga. Jakarta. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2010), Persyaratan Kualitas Air Minum. Noble, R. D and S. A. Stern. (1995), Membrane Separations Technology, Principles and Applications, Elsevier Science B. V. Pontius, Frederick W. (1990), Water Quality and Treatment, McGraw-Hill, Inc. United States of America. Sinugroho, G., Hartono, J.M.V. 1979. Teknologi Bahan Bangunan Bata dan Genteng, Balai Penelitian Keramik, Bandung. Soemirati, Slamet. (1994) Kesehatan Lingkungan, Jurusan Teknik Lingkungan- ITB-Bandung. Wulandari, Rizka dan Intan, Jelita (2011), Peningkatan Kualitas Air Baku Menggunakan Membran Keramik Berbahan Tanah Liat dan Abu Terbang Batubara, Laporan Penelitian Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik,Universitas Sriwijaya. Page 68 Jurnal Teknik Kimia No. 2, Vol. 19, April 2013