BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian observasional dengan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Cross Sectional dimana pengukuran variabel bebas dan variabel terikat

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian diskriptif korelatif, karena menjelaskan hubungan antara dua

III. METODE PENELITIAN. desain cross sectional study, yaitu peneliti mempelajari hubungan antara

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. kuesioner. Rancangan penelitian yang digunakan adalah cross sectional, dimana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan

METODE PENELITIAN. n [(1.96) 2 x (0.188 x 0.812)] (0.1) 2. n 59 Keterangan: = jumlah contoh

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional, yaitu pengukuran variabel-variabelnya

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif observasional dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental yang bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional (Nursalam, 2003). Metode penelitian dengan

HUBUNGAN STATUS GIZI, ZAT GOITROGENIK ASUPAN DAN GARAM BERIODIUM DENGAN KADAR EKSKRESI IODIUM URIN PADA ANAK SEKOLAH DASAR TESIS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan pendekatan cross sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 2) Ilmu Gizi, khususnya pengukuran status gizi antropometri.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan kuesioner dan metode food recall yang dianalisis

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah deskriptif korelasi yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu gizi. Semarang. periode Mei Juni 2014

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. analitik yang artinya survey atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah observasional dengan pendekatan Cross-

BAB 4 METODE PENELITIAN. status gizi antropometri. Pengumpulan data dilakukan di TK-PAUD Alhidayah dan Pos PAUD

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional. Dalam penelitian cross sectional peneliti melakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional dengan

METODOLOGI Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cross sectional yaitu suatu penelitian dengan cara pendekatan,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. Demak, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN. Bolango dan waktu penelitian di laksanakan pada bulan Oktober sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik yaitu peneliti tidak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengkaji perbandingan terhadap pengaruh (efek) pada kelompok

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. cross sectional, dimana variabel bebas yaitu perilaku makan pagi (sarapan)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang di gunakan adalah dengan mengunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. waktu penelitian di laksanakan selama 1 bulan dari tanggal 10 Mei sampai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional yaitu studi

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian direncanakan akan dilaksanakan Tanggal 17 Mei-03 Juni

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik dengan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Bilungala Kecamatan Bonepantai. Alasan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian ini mencakup bidang Ilmu Patologi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODA PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu gizi. RSUP Dr. Kariadi Semarang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah studi korelasi (correlation

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian di SMPN 8 Kota Gorontalo yang terletak di Jl. Madura Pulubala Kecamatan Kota Tengah.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan 15 Maret-28 Mei tahun akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tingkat pengetahuan dan status gizi balita. Variabel independen dan variabel

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. cross-sectional, yaitu peneliti mempelajari hubungan antara asupan energi,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis/Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

rumus : n = (P 1 -P Ket : Z 1- - P 1 Kebiasaan makan..., Evi Heryanti, FKM UI, )²

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. dilakukan pada saat yang bersamaan dalam satu waktu (Notoatmojo, 2003)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian cross

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah observasional dengan desain

BAB IV METODE PENELITIAN

sedangkan status gizi pada balita sebagai variabel terikat.

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan yang digunakan dalam prosedur penelitian. Desain penelitian

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian observasional analitik, yaitu penelitian yang digunakan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara dua variabel secara observasional, dimana peneliti hanya melakukan observasi tanpa memberikan intervensi pada variabel yang akan diteliti (Nugroho, 2013). Pendekatan desain yang digunakan adalah Cross Sectional, yaitu penelitian dilakukan pada satu waktu dan satu kali, untuk mencari hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen (Murti, 2010; Hidayat, 2007). Dalam penelitian ini peneliti menganalisis hubungan antara variabel bebas (status gizi, zat goitrogenik, asupan dan garam beriodium) dengan variabel terikat kadar EIU pada anak Sekolah Dasar yang dilakukan dengan cara pengumpulan data sekaligus pada suatu saat. B. Subjek Penelitian Subjek penelitian ini adalah anak Sekolah Dasar kelas 4, 5 dan 6 yang tersebar di 54 SD dan 6 MI di wilayah Kecamatan Randublatung, Kabupaten Blora. C. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilaksanakan di Kecamatan Randublatung. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Mei 2016. Waktu penelitian akan disesuaikan dengan jadwal penelitian yang telah dibuat oleh peneliti. Jadwal penelitian terlampir pada lampiran 3. D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi atau keseluruhan subjek penelitian yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012). 38

39 Populasi dalam penelitian ini adalah anak berusia 9 hingga 12 tahun yang duduk di kelas 4, 5 dan 6 Sekolah Dasar dan jumlah populasi didasarkan pada jumlah anak sekolah dasar di lokasi penelitian. Berdasarkan data UPTD TK/SD Kecamatan Randublatung pada bulan September 2015 jumlah murid kelas 4, 5 dan 6 sebanyak 3.793 siswa yang tersebar di 54 SD dan 6 MI. 2. Sampel Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Supriyadi, 2014). Sampel dalam penelitian ini dibatasi pada anak usia 9 hingga 12 tahun yang duduk di kelas 4, 5 dan 6 Sekolah Dasar di Kecamatan Randublatung Kabupaten Blora dengan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi sebagai berikut : Kriteria inklusi : - Anak yang berusia 9 hingga 12 tahun yang duduk di kelas 4, 5 dan 6. - Laki-laki dan perempuan - Sudah tinggal di lokasi penelitian selama minimal 6 bulan. - Tidak sedang sakit infeksi dan penyakit kronis Kriteria eksklusi : - Anak tidak masuk sekolah. - Anak pindah sekolah - Saat penelitiaan dilakukan anak sakit - Anak minum obat - Apabila ditemukan anak SD yang mempunyai ibu sama maka dipilih salah satu sebagai responden 3. Besar sampel Besar sampel penelitian dihitung dengan menggunakan rumus besar sampel untuk penelitian kesehatan yaitu rumus Lemeshow (1997). Z 2 ( 1 - /2 ) x P ( 1-P ) x N n = d 2 ( N - 1) + Z 2 (1 - /2) x P (P - 1) n = 1,96 2 x 0,7333 ( 1-0,7333) x 3.793 (0,1) 2 x (3.793-1) + 1,96 2 x 0,7333 (1 0,7333)

40 n = 2.849,70 38.67 n = 73,69 n = 74 (pembulatan) Berdasarkan perhitungan tersebut dengan loss to follow up 10 persen sehingga besar sampel menjadi : 74 + (10% x 74) = 74 + 14,8 = 81,4 dibulatkan menjadi 81 anak SD, kemudian ditambahkan loss to follow up 10% menjadi : 81 + (10% x 81) = 89,1 dibulatkan menjadi 100 anak SD. Keterangan : n = Jumlah sampel yang diinginkan Z 2 ( 1 - /2 ) = Derajat kepercayaan (95 %, Z = 1,96) P = Kadar Urine Ekskresi Iodium Kecamatan Randublatung tahun 2011 sebesar 73,33 % d = Presisi mutlak yang diinginkan peneliti (0,1) N = Besar populasi kelas 4,5 dan 6 anak SD ( 3.793 anak ) E. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel atau teknik sampling adalah suatu cara untuk menentukan banyaknya sampel dan pemilihan calon anggota sampel yang representatif, sehingga setiap sampel yang terpilih dalam penelitian dapat mewakili populasinya baik dari aspek jumlah maupun dari aspek karakteristik yang dimiliki populasi (Pardede, 2014; Riduwan, 2013). Teknik sampling dalam penelitian ini dilakukan secara pencuplikan random sederhana (simple random sampling) yaitu metode pencuplikan sampel secara acak dimana masin-masing subjek atau unit dari poplasi memiliki peluang yang sama dan independen untuk terpilih ke dalam sampel (Murti, 2013). Simpel random sampling yang dilakukan dengan mengunakan komputer.

41 F. Alur Penelitian Populasi Murid SD di wilayah Kecamatan Randublatung sebesar 7692 ( 54 SD dan 6 MI) Populasi murid SD usia 9 s/d 12 yang duduk di kelas 4, 5 dan 6 (N = 3793) Besar sampel minimal murid SD kelas 4, 5 dan 6 (n = 100 anak) SD Diperoleh wakil dari tiap-tiap SD/MI sejumlah sampel Sampel yang diteliti 97 anak SD Menentukan ukuran sampel minimal dengan umus Lemeshow (1997) dengan loss to follow up 20 % Menentukan sampel dari setiap SD dengan Simple Random sampling Menentukan siapa saja sampel yang harus diambil dengan Simple Random sampling dengan menggunakan komputer Status Gizi (IMT/U) Zat Goitrogenik ( Pemeriksaan ETU) Asupan iodium (Recall 3 x 24 jam) Garam beriodium (Titrasi) Kadar EIU Pemeriksaan EIU Analisis univariat Uji ststistik dan analisis hubungan Pearson Correlation Analisis bivariat Kesimpulan Gambar 3.1. Alur penelitian hubungan status gizi, zat goitrogenik, asupan dan garam beriodium dengan kadar Ekskresi Iodium Urin pada anak Sekolah Dasar

42 G. Variabel Penelitian Variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini meliputi variabel bebas (independen) adalah status gizi, zat goitrogenik, asupan dan garam beriodium. Variabel terikat (dependen) adalah kadar Ekskresi Iodium Urin pada anak Sekolah Dasar. H. Definisi Operasional Penelitian Definisi operasional variabel penelitian adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti, atau menspesifikasikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut. (Nazir, 2003). Berikut definisi operasional variabel-variaberl yang diteliti dalam penelitian ini : 1. Status gizi anak adalah keadaan kesehatan anak yang dapat ditentukan oleh zatzat gizi yang didapatkan dari makanan yang dikonsumsi serta kebutuhan energi yang dibutuhkan oleh fisik (Suhardjo, 2003). Berdasarkan Kepmenkes RI No.1995/MENKES/SK/XII/2010 tahun 2011 tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak, penentuan klasifikasi status gizi untuk anak usia SD (termasuk kelompok usia 5-18 tahun) menggunakan indikator Indeks Massa Tubuh menurut umur (IMT/U). Skala ukur : kg/m 2 Skala data : Rasio 2. Zat goitrogenik adalah zat goitrogenik yang dapat mengganggu struktur dan fungsi tiroid dengan bekerja secara langsung atau tidak langsung pada kelenjar tiroid (Candra et al,2008). Sumber zat goitrogenik dalam penelitian ini adalah singkong, ubi, kol/kubis, sawi, emping, brokoli, emping mlinjo. Zat goitrogenik yang diukur yaitu kadar tiosianat dalam urine karena ekskresi tiosianat terbesar melalui urine (Banundari, Tjahjati, 2006). Pemeriksaan Ekskresi Tiosianat Urin (ETU) diukur dengan menggunakan metode spektrofotometri yang dilakukan di laboratorium BP2GAKI Magelang. Dengan nilai batas normal : 2 ppm dan tinggi : > 2 ppm yang digunakan oleh Laboratorium BP2GAKI Magelang. Skala ukur : ppm Skala data : Rasio

43 3. Asupan iodium adalah jumlah rata-rata iodium yang masuk dalam tubuh melalui makanan yang dikonsumsi menurut tingkat usia dan kondisi fisiologis. Asupan iodium ditentukan dengan metode food recall konsumsi makanan 3 x 24 jam. Hasil pengukurannya dinyatakan dalam mikrogram (ųg). Menurut Angka Kecukupan Gizi (AKG, 2013) kebutuhan iodium perhari anak usia sekolah 9-12 tahun yaitu 120 ųg /hari. Skala ukur : ųg/hr/or Skala data : Rasio 4. Garam beriodium adalah jumlah kandungan iodium dalam garam makanan yang dikonsumsi sehari-hari dalam satuan ppm. Di Indonesia, penilaian kualitas garam beriodium didasarkan pada dua kategori yaitu memenuhi syarat jika kadar iodium dalam bentuk KIO3 dalam garam 30 ppm dan tidak memenuhi syarat jika kadar iodium dalam bentuk KIO3 dalam garam < 30 ppm (Badan Standarisasi Nasional, 2010 ). Penilaian kualitas garam iodium secara kuantitatif dengan cara titrasi iodometri di laboratorium BP2GAKI Magelang. Skala ukur : ppm Skala data : Rasio 5. Kadar ekskresi iodium dalam urin merupakan indikator yang baik untuk mengukur jumlah asupan iodium, karena 90 % iodium dalam tubuh akan dikeluarkan melalui urin (Zimmermann, 2008). Kadar iodium dalam urin dianggap sebagai penanda biokimia yang dapat digunakan untuk mengetahui asupan iodium dan status iodium populasi serta adanya defisiensi iodium dalam suatu wilayah atau populasi. Kriteria epidemiologi pengukuran gizi iodium dalam populasi berdasarkan median dan/atau rentang nilai UIE (WHO, 2013). Penentuan kadar UIE menggunakan metode Spektrofotometri yang dilakukan di Laboratorium BP2GAKI Magelang. Skala ukur : ųg/l Skala data : Rasio 6. Anak sekolah dasar adalah anak sekolah dasar kelas 4, 5 dan 6 yang berumur 9-12 tahun, berjenis kelamin laki-laki dan perempuan dan tinggal di daerah tersebut.

44 I. Etika Penelitian Menurut Hidayat (2007), etika penelitian merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian berhubungan langsung dengan manusia maka segi etika penelitian harus diperhatikan antara lain sebagai berikut: 1. Inform Consent Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan yang diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuannya agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian mengetahui dampaknya, jika responden bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan (Hidayat, 2007). 2. Anonimity Merupakan pemberian jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitiam yang akan disajikan (Hidayat, 2007). 3. Confidentiality Merupakan etika dalam pemberian jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset (Hidayat, 2007) J. Prosedur Pengumpulan Data 1. Sumber data Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh peneliti secara langsung (Sastroasmoro dan Ismael, 2014). Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari anak sekolah dasar kelas 4,5 dan 6 yang menjadi responden penelitian. Data primer berupa karakteristik responden, zat goitrogenik, asupan iodium, garam beriodium, urin dan data antropometri yaitu berupa berat badan, tinggi badan dan indeks massa tubuh (IMT) responden.

45 Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada (Sastroasmoro dan Ismael, 2014). Data sekunder dalam penelitian ini berupa informasi tentang jumlah anak berusia 9 hingga 12 tahun yang duduk di kelas 4, 5 dan 6 Sekolah Dasar yang diperoleh dari UPTD TK/SD Kecamatan Randublatung. Proses pengumpulan data akan dibantu oleh 3 enumerator penelitian. Enumerator penelitian terdiri dari mahasisiwa D4 gizi, petugas gizi puskesmas dengan latar belakang pendidikan D3 gizi yang bertugas untuk melakukan wawancara food recall 3 x 24 jam, pengumpulan data antropometri dan dibantu oleh 2 orang petugas kesehatan puskesmas dalam pengumpulan urin anak SD. 2. Instrumen Penelitian a. Instrumen untuk mengukur status gizi anak SD Pengukuran status gizi berguna untuk mengukur status gizi dan pertumbuhan anak, dengan mengukur tinggi badan, berat badan dan Indeks Massa Tubuh (IMT). Mengukur indeks massa tubuh yaitu dengan melakukan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan secara langsung yang dilakukan oleh peneliti. Alat untuk pengukuran tinggi badan menggunakan microtoise dengan ketelitian 0,1 cm. Sedangkan untuk penimbangan berat badan menggunakan timbangan injak digital dengan ketelitian 0,1 kg. Setelah didapatkan data berat badan dan tinggi badan kemudian IMT dapat dihitung dengan rumus berikut : Berat Badan (Kg) IMT = ----------------------------------------------------- Tinggi Badan (m) X Tinggi Badan (m). Setelah di hitung, angka tersebut kemudian akan dibandingkan dengan tabel Indeks Massa Tubuh menurut Umur (IMT/U) menurut Kepmenkes RI No.1995/MENKES/SK/XII/2010 tahun 2011. b. Instrumen untuk mengukur zat goitrogenik Zat goitrogenik yang diukur yaitu kadar tiosianat dalam urine karena ekskresi tiosianat terbesar melalui urine (Banundari, Tjahjati, 2006). Pemeriksaan Ekskresi Tiosianat Urin (ETU) diukur dengan menggunakan

46 metode spektrofotometri yang dilakukan di Laboratorium BP2GAKI Magelang. Untuk pemeriksaan kadar ETU dengan cara pengumpulan urin 24 jam yang dilakukan sebagai berikut: 1) responden diberi penjelasan sebelum melakukan pengumpulan urin, 2) responden diberi pot urin dan diberi label dan identitas, 3) pengumpulan urin dimulai pada keesokan hari setelah penjelasan dan selesai pada pagi hari berikutnya. c. Instrumen untuk mengukur asupan iodium Untuk mengukur asupan iodium ditentukan dengan metode food recall konsumsi makanan 3 x 24 jam. Hasil pengukurannya dinyatakan dalam mikrogram (ųg). Setelah data diperoleh, kemudian diolah menggunakan aplikasi Nutriclin versi 4 tahun 2014 untuk memperoleh rata-rata asupan iodium per hari. d. Instrumen untuk mengukur kadar iodium dalam garam Pemeriksaan kadar iodium dalam garam dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan metode volumetri/titrasi yang dilakukan di Laboratorium BP2GAKI Magelang. Pemeriksaan dilakukan dengan cara pengumpulan sampel garam yang digunakan/dikonsumsi responden sebanyak 30 gram, sampel garam dimasukkan ke dalam plastik bersegel dan diberi identitas untuk diperiksa. e. Instrumen untuk mengukur kadar Ekskresi Iodium Urin (EIU) pada anak SD. Penentuan kadar iodium urin (EIU) adalah dengan menggunakan urin 24 jam. Penentuan kadar UIE menggunakan metode Spektrofotometri dan yang dilakukan di Laboratorium BP2GAKI Magelang. Untuk pemeriksaan kadar EIU dengan pengumpulan urin 24 jam yang dilakukan sebagai berikut: 1) responden diberi penjelasan sebelum melakukan pengumpulan urin, 2) responden diberi pot urin dan diberi label dan identitas, 3) pengumpulan urin dimulai pada keesokan hari setelah penjelasan dan selesai pada pagi hari berikutnya.

47 K. Pengolahan Data 1 Editing Data yang dilakukan editing meliputi karakteristik sampel (nama, usia, kelas, jenis kelamin), status gizi, zat goitrogenik, asupan dan garam beriodium dengan kadar ekskresi iodium urin pada anak SD. 2 Coding Pemberian kode bertujuan untuk mempermudahkan dalam pengolahan data dan proses selanjutnya. 3 Entri Data Memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam komputer. Data yang dientri yaitu meliputi karakteristik sampel (nama, umur, kelas, jenis kelamin), status gizi, zat goitrogenik, asupan dan garam beriodium dengan kadar ekskresi iodium urin pada anak SD. 4 Cleaning Proses mengoreksi data yang telah dientri atau proses mengoreksi di tingkat komputer. 5 Tabulating Menyusun data dengan cara mengorganisir data sedemikian rupa sehingga mudah untuk dijumlah, disusun, disajikan dalam bentuk tabel seperti data karakteristik subjek, data status gizi, zat goitrogenik, asupan dan garam beriodium dengan kadar ekskresi iodium urin pada anak SD yang telah diteliti kebenarannya dan siap dianalisis. L. Analisis Data Analisis data dilakukan dengan menggunakan program Statistical Packagefor the Sosial Science (SPSS) 22 dengan derajat kepercayaan 95% (α=0,05). Data yang sudah diolah kemudian dianalisa secara bertahap sesuai dengan tujuan penelitian, yaitu : 1. Analisis Univariat Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui gambaran distribusi dari masing-masing variabel yang disajikan secara deskriptif dalam bentuk persentase. Hasil yang dianalisis yaitu data kelas, umur, jenis kelamin, status

48 gizi, zat goitrogenik, asupan iodium, garam beriodium dan kadar ekskresi iodium urin pada anak SD. 2. Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel status gizi, zat goitrogenik, asupan dan garam beriodium dengan kadar ekskresi iodium urin pada anak SD. Sebelum melakukan analisis bivariat data diuji kenormalan distribusinya dengan menggunakan One Sample Kolmogorov- Smirnov. Hasil uji normalitas data menunjukkan bahwa status gizi, zat goitrogenik, asupan dan garam beriodium dengan kadar ekskresi iodium urin berdistribusi normal. Analisis yang digunakan untuk masing-masing variabel menggunakan uji Pearson Correlation dengan p <0,050.