A.Y. Soegeng Ysh, Mudzanatun, David Indrianto* FIP IKIP PGRI SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD PADA SISWA KELAS IV SEMESTER 2 SD

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS TEKS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

Pendahuluan. Novia Tri Yuniawati et al., Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Examples...

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN MELALUI STAD

Pendahuluan. Meris et al., Meningkatkan Kemampuan Menulis...

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MEMAHAMI ISI CERITA MELALUI METODE DISKUSI SISWA KELAS IV SDN NO. 2 TIBO KEC. SINDUE TOMBUSABORA

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika di FKIP Universitas Mataram.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROTATING TRIO EXCHANGE (RTE) DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYATAKAN LAMBANG BILANGAN ROMAWI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING TOGETHER

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER PADA SISWA KELAS V SDN 26 PASAMAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

Arif Darmawan* Tarto Sentono** ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VA SD NEGERI 058 BALAI MAKAM DURI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKANALAT PERAGA PADA SISWA KELAS III SEMESTER II SD NEGERI 67 PAGARALAM

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh

ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika

Kurnia Restu, Lazim N, Zariul Antosa

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT

PENERAPAN STRATEGI THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X SMAN 9 PEKANBARU

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA TEMA DIRI SENDIRI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN MEDIA KARTU KATA

PENGGUNAAN METOE TANYA JAWAB DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Economic Education Analysis Journal

PENERAPAN METODE QUANTUM LEARNING

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STAD

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS LINGKUNGAN

Indah Purnama *) Kartini dan Susda Heleni **) Progam Studi Pendidikan Matematika FKIP UR HP :

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh:

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DRILL

JURNAL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Untuk Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Oleh:

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA PEMBELAJARAN PKn DI SD NEGERI 22 LUBUK MINTURUN

APPLICATION OF DIRECT LEARNING TO IMPROVE RESULTS OF IPS CLASS III SD TANJUNG BUNGO KECAMATAN KAMPAR TIMUR

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika OLEH

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL TALKING STICK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV DI SDN 10 SUNGAI SAPIH PADANG

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) BERBASIS EKSPERIMEN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DENGAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS V SDN 6 PANJER TAHUN AJARAN 2014/2015

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS IV MELALUI MODEL THINK PAIR AND SHARE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS IIIB SDN 001 SALO

Oleh: Desfi Harianty HS 1 Putri Yuanita 2 Rini Dian Anggraini 3

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM ABSTRAK

PENERAPAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENGELOLAAN LINGKUNGAN

PENINGKATAN PARTISIPASI BELAJAR SISWA KELAS IV DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO PADA PEMBELAJARAN PKn DI SD NEGERI 22 LUBUK MINTURUN

Joyful Learning Journal

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

Nora Efmawati Syahrilfuddin, Hendri Marhadi,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SQUARE

PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN PERKALIAN MENGGUNAKAN MEDIA KOTAKMATIKA DI KELAS IV SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN OLEH MISLAH NIM F

Nurhayati Mustika. SD Negeri Bintoro 16 Demak

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN 1 PEKANBARU

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI SIBONU

Tarmini 1 SDN Maribaya 01, Kec. Kramat, Kab. Tegal Kata Kunci: Aktivitas Siswa, Hasil Belajar, Media Gelas Fakel

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Kemampuan Berpendapat

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN PENDEKATAN PETA KONSEP DI SDN 07 GURUN LAWEH NANGGALO PADANG

Oleh: Dewi Sri Yuliati 1, Zuhri D 2, Sehatta Saragih 3

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASISTED INDIVIDUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

Herlina Ahmad* ABSTRACT

Hengky Saputra, Gustimal Witri, Otang Kurniaman Otang. Cp.

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN STAD PADA MATERI BARISAN DAN DERET BILANGAN

Fatma Kumala 1, Sehatta Saragih 2, Nahor Murani Hutapea 3 No. Hp.

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DI KELAS V SD

Premiere Educandum Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pendahuluan. Windarto et al., Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif. 1

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

PENERAPAN METODE KUMON DENGAN MEDIA GRAFIS DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SDN 2 KUTOSARI TAHUN AJARAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA PEMBELAJARAN IPA DI SD

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI POKOK HIMPUNAN SEMESTER 1 KELAS VII MTsN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS DAN MIND MAPPING

Volume 7 Nomor 1 Juli 2017 P ISSN : E ISSN :

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

Oleh: Ririne Kharismawati* ) Sehatta Saragih** ) Kartini*** ) ABSTRACT

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TEAM QUIZ SISWA KELAS V SDN 42 PALEMBANG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ZAKAT FITRAH DAN MAL MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HOREY PADA SISWA KELAS IV DI SDN 17 SUNGAI GERINGGING PARIAMAN

ARTIKEL SKRIPSI OLEH NAHWAN SHOLIHAN ZIKKRI E1R PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

p-issn : e-issn :

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN PADA MATERI GERAK HARMONIK

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PKN DENGAN MODEL PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) BAGI SISWA SMK

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL MELALUI METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SD N SOMOITAN TURI SLEMAN TAHUN PELAJARAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDN 178 PEKANBARU

Kata Kunci: cooperative learning of jigsaw type, student activities and learning outcomes

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PPKN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IX.1 SMP N 4 PASAMAN. Sudirman 1) 1 SMP N 4 Pasaman

Economic Education Analysis Journal

Transkripsi:

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MATA PELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEMESTER 1 SD NEGERI BANGO 1 DEMAK TAHUN PELAJARAN 2011/2012 A.Y. Soegeng Ysh, Mudzanatun, David Indrianto* FIP IKIP PGRI SEMARANG Abstract: A primary issue to be discussed is "Is cooperative learning model to improve learning outcomes in mathematics for elementary school fourth grade students Bango 1 Demak in Semester 1 Academic Year 2011/2012". The data were obtained with the test method and the method of observation. The data has been collected declared successful when the classical mastery achievement reached 85%. Based on the research and discussion of the results of research in elementary school Bango 1 Demak, it can be concluded as follows. The first cycle has a classical mastery learning is 70.83% with a mean value of 65. The second cycle has a classical mastery learning is 79.17% with a mean value of 67.08. The third cycle has a classical mastery learning is 87.50% with a mean value of 70.42. It was successful because of mastery learning classical bigger than an indicator of success of 85%. Thus, cooperative learning model to improve learning outcomes math elementary school students Bango 1 Demak grade IV Semester 1 Academic Year 2011 / 2012. Abstrak: Permasalahan pokok yang dibahas adalah Apakah model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran matematika bagi siswa kelas IV SD Negeri Bango 1 Demak pada semester 1 Tahun Pelajaran 2011/2012. Data penelitian diperoleh dengan metode tes dan metode observasi. Data yang telah terkumpul dinyatakan berhasil bilamana ketuntasan prestasi belajar klasikal mencapai 85%.Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari hasil penelitian di SD Negeri Bango 1 Demak, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. Siklus pertama mempunyai ketuntasan belajar klasikal yaitu 70,83% dengan nilai rata-rata 65. Siklus kedua mempunyai ketuntasan belajar klasikal yaitu 79,17% dengan nilai rata-rata 67,08. Siklus ketiga mempunyai ketuntasan belajar klasikal yaitu 87,50% dengan nilai rata-rata 70,42. Hal ini dapat dikatakan berhasil karena ketuntasan belajar klasikal lebih besar dari indikator keberhasilan yaitu 85%. Dengan demikian, model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran matematika siswa SD Negeri Bango 1 Demak kelas IV semester 1 Tahun Pelajaran 2011/2012. Kata Kunci: model pembelajaran kooperatif, hasil belajar, matematika Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan Undang- Undang. Permasalahan yang dihadapi siswa kelas IV SD Negeri Bango 1 Demak adalah hasil belajar matematika yang rendah. Selain itu masih banyak siswa yang mengalami kesulitan belajar khususnya pelajaran matematika, sehingga hasil belajar yang dicapai 29

belum maksimal. Salah satu faktor dalam pembelajaran matematika guru lebih banyak berceramah, sehingga siswa menjadi cepat bosan dan menyebabkan hasil belajar matematika rendah di mana nilai harian aspek bilangan pada semester 1 dan 2 Tahun pelajaran 2010/2011 tidak memuaskan dengan ketuntasan belajar secara klasikal hanya 65%. Guru belum menghayati hakikat matematika karena pembelajaran di sekolah baru menekankan produk saja. Hal itu ditambah dengan pendapat siswa bahwa pelajaran matematika dianggap sulit, sehingga berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif dapat menciptakan kondisi lingkungan di dalam kelas yang saling mendukung melalui belajar secara kooperatif dalam kelompok kecil, serta diskusi kelompok yang dilakukan dalam kelas. Unsurunsur dasar terkandung di mana seorang guru mengelola kelas lebih efektif yaitu pembelajaran kooperatif yang mencirikan memudahkan siswa belajar sesuatu yang bermanfaat seperti, fakta, keterampilan, nilai, konsep, dan saling menghargai (Suprijono, 2010: 58). Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Meningkatkan hasil belajar melalui model pembelajaran kooperatif mata pelajaran matematika siswa kelas IV semester 1 SD Negeri Bango 1 Demak Tahun Pelajaran 2011/2012. METODE Penelitian ini dilakukan oleh peneliti Waktu penelitian dilaksanakan tanggal 10 Oktober 2011 sampai dengan 16 November 2011 merupakan penelitian tindakan kelas, subjek penelitian yang akan digunakan merupakan siswa dalam satu kelas yang sama. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV semester 1 SD Negeri Bango 1 Demak Tahun Pelajaran 2011/2012. Siswa kelas IV ini adalah 24 siswa dengan komposisi 16 siswa perempuan dan 8 siswa laki-laki. Subjek penelitian ini diambil oleh peneliti dikarenakan peneliti adalah guru kelas IV. Prosedur penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut. Persiapan penelitian mengumpulkan data-data dari hasil belajar yang lalu untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperbaiki. Bersama dengan itu menyerahkan surat ijin penelitian dari fakultas ilmu pendidikan IKIP PGRI Semarang yang ditujukan kepada SD Negeri Bango 1 Demak. Dalam penelitian ini peneliti adalah guru kelas IV, dalam penelitian ini dimungkinkan tidak ada gangguan dari kegiatan belajar mengajar yang dilakukan SD Negeri Bango 1 Demak. Penelitian ini dilaksanakan menggunakan tiga siklus. Sebagai penunjang persyaratan yang ada peneliti minta surat keterangan kepada kepala sekolah bahwa peneliti sudah melakukan penelitian di SD Negeri Bango 1 Demak. Hal ini akan dilanjutkan untuk membuat laporan hasil penelitian. Dalam rancangan penelitian ini dilaksanakan menggunakan tiga siklus, tiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Di dalam mendukung atau memperjelas model penelitian ini dikakukan desain untuk memperjelas penelitian yang akan dilakukan. Rancangan penelitian tindakan kelas dapat divisualisasikan dengan gambar sebagai berikut. Tes diberikan kepada siswa di setiap akhir siklus yang berguna untuk mengetahui hasil belajar siswa. Tes ini secara umum untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar dengan menggunakan pembelajaran model pembelajaran kooperatif. Lembar pengamatan digunakan untuk memperoleh data yang dapat memperlihatkan pengelolaan pembelajaran model pembelajaran kooperatif oleh guru dan partisipasi siswa dikelompokkan, juga kerja kelompok secar keseluruhan. Lembar pengamatan ini mengukur secara individu maupun kelas, kreaktif, keaktifan, dan sikap mereka dalam belajar (berkomunikasi, 30

bertanya, dan kerja kelompok). Data tentang pelaksanaan pembelajaran oleh guru dianalisis dengan menggunakan teknik deskriptif melalui persentase. Rumus Data Pembelajaran Guru: jumlah skor yang diperoleh % = x100% jumlah skor maksimal Data yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar, maka dilakukan analisis pada instrumen lembar observasi dengan menggunakan teknik deskriptif melalui persentase. Rumus Data Persentase Keaktifan Siswa: n % = x100% N Keterangan: % = Persentase keaktifan siswa n = Jumlah skor siswa yang melakukan aktivitas sesuai dengan indikator N = Jumlah skor maksimal kelas Dalam penelitian ini peneliti untuk memperoleh nilai rata-rata hasil belajar. Maka harus mencari nilai pada setiap siswa, nilai tiap siswa tersebut akan dijumlah, jumlah nilai dalam satu kelas yang akan dibagi dengan jumlah siswa. Rumus Menghitung Nilai Rata-rata Rata - rata nilai jumlah skor yang diperoleh semua siswa jumlah siswa Rumus Ketuntasan Belajar Individu Dihitung Dengan Menggunakan Analisis Deskriptif Persentase: jumlah skor yang diperoleh siswa % = x100 jumlah skor maksimal Rumus Ketuntasan Belajar Klasikal Dengan Menggunakan Analisis Deskriptif Persentase: jumlah siswa yang tuntas % = x100 % jumlah siswa HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada tanggal 10 Oktober 2011 16 November 2011 di kelas IV SD Negeri Bango 1 Demak Tahun Pelajaran 2011/2012. Setelah persiapan dilakukan maka langkah selanjutnya adalah pelaksanaan penelitian. Penelitian ini dirancang dalam tiga siklus dan tiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu tahap perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Adapun tahapan tiap siklus dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Siklus I Pada perencanaan ini dilakukan pembuatan instrumen penelitian. Dalam instrumen penelitian ini akan buat seperangkat pembelajaran yang mengacu pada model pembelajaran kooperatif yaitu silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, evalusi dibagi menjadi soal tes uji coba, soal tes kelompok dalam pembelajara dan soal tes siklus, lembar pengamatan guru dan lembar pengamatan siswa. 31

Dalam proses pembelajaran guru memberikan apersepsi kepada siswa tentang apa yang akan dipelajari sekaligus mengadakan interaksi tanya jawab, selanjutnya guru menjelaskan konsep materi faktor dan kelipatan menggunakan media serta menberikan contoh dalam bentuk soal. Dalam pembelajaran selanjutnya setelah guru menjelaskan dilanjutkan guru membuat kelompok belajar dengan membagi menjadi 4 kelompok, setiap kelompok diberi kebebasan dalam memberi nama kelompok tetapi dibatasi dalam tema matematika. Dalam pembentukan kelompok sudah terlaksana dan menempatkan diri dikelompok masing-masing guru membagi soal diskusi tiap kelompok. Dalam proses pembelajaran berlangsung guru juga diamati kepala sekolah dan guru juga mengamati kegiatan siswa. Dalam proses diskusi guru (peneliti) mengelilingi setiap kelompok dalam berdiskusi, setelah diskusi selesai setiap kelompok perwakilan untuk menuliskan hasil diskusinya di papan tulis. Guru (peneliti) dan siswa mengoreksi bersama-sama, bagi kelompok yang bisa mengerjakan secara benar diberi semagat berupa tepuk tangan dari semua teman dan pujian dari guru, setelah siswa dijelaskan kembali atau menyimpulkan materi dan dilanjutkkan memberi evaluasi. Dari pelaksanaan tes siklus pertama diperoleh nilai rata-rata 65 dan ketuntasan belajar secara klasikal 70,83%. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dari data nilai prestasi belajar dalam siklus pertama ketuntasan belajar klasikal adalah 70,83%. Hal ini belum menunjukkan ketuntasan belajar klasikal yang telah ditentukan yaitu 85%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa siklus pertama belum dapat dikatakan berhasil, hal tersebut akan ditindaklanjuti untuk merefleksi guna menyusun perencanaan untuk siklus yang kedua. Dari kegiatan pengamatan terhadap siswa diperoleh persentase 78,87% dari semua indikator yang ada, indikator yang memiliki skor paling rendah yaitu keaktifan dalam berdiskusi kelompok dengan skor 56. Melihat dari lembar pengamatan guru dengan persentase 76% dari semua indikator yang ada, indikator yang memiliki skor paling rendah adalah dalam hal membimbing kelompok bekerja dan belajar dengan skor 2. Dari hal tersebut guru akan meningkatkan kinerja dalam pembelajaran terutama membimbing setiap kelompok lebih mendalam dalam menyelesaikan masalah dan juga akan membenahi cara memberi penghargaan terhadap siswa yang melakukan tugas dengan baik. Hal tersebut akan direncanakan tanpa mengurangi perencanaan siklus pertama. 2. Siklus II Pada perencanaan ini dilakukan pembuatan instrumen penelitian. Dalam instrumen penelitian ini akan buat seperangkat pembelajaran yang mengacu pada model pembelajaran kooperatif yaitu silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, evalusi dibagi menjadi soal tes uji coba, soal tes kelompok dalam pembelajara dan soal tes siklus, lembar pengamatan guru dan lembar pengamatan siswa. Dalam dalam proses pembelajaran guru memberikan apersepsi kepada siswa tentang apa yang akan dipelajari sekaligus mengadakan interaksi tanya jawab, selanjutnya guru menjelaskan materi FPB dan KPK menggunakan media serta menberikan contoh dalam bentuk soal. Dalam pembelajaran selanjutnya setelah guru menjelaskan dilanjutkan guru membuat kelompok belajar dengan membagi menjadi 4 kelompok, setiap kelompok diberi kebebasan dalam memberi nama kelompok tetapi dibatasi dalam tema matematika. Dalam pembentukan kelompok sudah terlaksana dan menempatkan diri dikelompok masing-masing guru membagi soal diskusi tiap kelompok dan memberitahukan kepada setiap kelompok akan diadakan kompetisi yang menyelesaikan soal paling cepat, benar dan mendapat nilai tertinggi akan menjadi juara 1, 2, dan 3. Dalam kompetisi tersebut 32

yang mendapat juara akan mendapat penghargaan dari guru yang berupa tepuk tangan semua teman dan pujian dari guru. Dalam proses pembelajaran berlangsung guru juga diamati teman kepala sekolah dan guru juga mengamati kegiatan siswa. Dalam proses diskusi guru (peneliti) mengelilingi setiap kelompok dalam berdiskusi dan membantu setiap kelompok yang mengalami kesulitan sehingga setiap kelompok dapat lebih jelas untuk menyelesaikan soal diskusi, setelah diskusi selesai setiap kelompok perwakilan untuk menuliskan hasil diskusinya di papan tulis. Guru (peneliti) dan siswa mengoreksi bersama-sama, bagi kelompok yang bisa mengerjakan secara cepat, benar diberi dan mendapat nilai paling banyak akan diumumkan kepada setiap siswa, yang mendapat juara diberi semangat berupa tepuk tangan dari semua teman dan pujian dari guru dan yang belum mendapat juara tetap diberi dukungan, setelah siswa dijelaskan kembali atau menyimpulkan materi dan dilanjutkkan memberi evaluasi. Dari pelaksanaan tes siklus kedua diperoleh nilai rata-rata 67,08 dan ketuntasan belajar secara klasikal 79,17%. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dari data nilai prestasi belajar dalam siklus kedua ketuntasan belajar klasikal adalah 79,17%. Hal ini belum menunjukkan ketuntasan belajar klasikal yang telah ditentukan yaitu 85%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa siklus kedua belum dapat dikatakan berhasil, hal tersebut akan ditindaklanjuti untuk merefleksi guna menyusun perencanaan untuk siklus yang kedua. Dari kegiatan pengamatan terhadap siswa diperoleh persentase 84,97% dari semua indikator yang ada, indikator yang memiliki skor paling rendah yaitu keaktifan dalam berdiskusi kelompok dengan skor 62. Melihat dari lembar pengamatan guru dengan persentase 91% hal tersebut sudah bisa dikatakan sangat tinggi. Akan tetapi, dalam hal ini masih perlu peningkatan kembali. Dari hal tersebut guru (peneliti) akan mengurangi anggota dari setiap kelompok untuk dijadikan kelompok baru. Dari siklus yang sebelumnya dalam pembelajaran guru (penliti) membentuk kelompok menjadi 4 kelompok, untuk siklus yang ketiga akan dibuat menjadi 6 kelompok jadi setiap kelompok 4 siswa. Hal tersebut akan direncanakan tanpa mengurangi perencanaan siklus kedua. 3. Siklus III Pada perencanaan ini dilakukan pembuatan instrumen penelitian. Dalam instrumen penelitian ini akan buat seperangkat pembelajaran yang mengacu pada model pembelajaran kooperatif yaitu silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, evalusi dibagi menjadi soal tes uji coba, soal tes kelompok dalam pembelajara dan soal tes siklus, lembar pengamatan guru dan lembar pengamatan siswa. Dalam proses pembelajaran guru memberikan apersepsi kepada siswa tentang apa yang akan dipelajari sekaligus mengadakan interaksi tanya jawab, selanjutnya guru menjelaskan materi menyelesaikan masalah sehari-hari menggunakan KPK dan FPB menggunakan media serta menberikan contoh dalam bentuk soal. Dalam pembelajaran selanjutnya setelah guru menjelaskan dilanjutkan guru membuat kelompok belajar dengan membagi menjadi 6 kelompok, setiap kelompok diberi kebebasan dalam memberi nama kelompok tetapi dibatasi dalam tema matematika. Dalam pembentukan kelompok sudah terlaksana dan menempatkan diri dikelompok masing-masing guru membagi soal diskusi tiap kelompok dan memberitahukan kepada setiap kelompok akan diadakan kompetisi yang menyelesaikan soal paling cepat, benar dan mendapat nilai tertinggi akan menjadi juara 1, 2, dan 3. Dalam kompetisi tersebut yang mendapat juara akan mendapat penghargaan dari guru yang berupa tepuk tangan semua teman dan pujian dari guru. Dalam proses pembelajaran berlangsung guru juga diamati kepala 33

sekolah dan guru juga mengamati kegiatan siswa. Dalam proses diskusi guru (peneliti) mengelilingi setiap kelompok dalam berdiskusi dan membantu setiap kelompok yang mengalami kesulitan, sehingga setiap kelompok dapat lebih jelas untuk menyelesaikan soal diskusi, setelah diskusi selesai setiap kelompok perwakilan untuk menuliskan hasil diskusinya di papan tulis. Guru (peneliti) dan siswa mengoreksi bersama-sama, bagi kelompok yang bisa mengerjakan secara cepat, benar diberi dan mendapat nilai paling banyak akan diumumkan kepada setiap siswa, yang mendapat juara diberi semagat berupa tepuk tangan dari semua teman dan pujian dari guru dan yang belum mendapat juara tetap diberi dukungan, setelah siswa dijelaskan kembali atau menyimpulkan materi dan dilanjutkkan memberi evaluasi. Dari pelaksanaan tes siklus ketiga diperoleh nilai rata-rata adalah 70,42 dan ketuntasan belajar secara klasikal 87,50%. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dari data nilai prestasi belajar dalam siklus ketiga ketuntasan belajar klasikal adalah 87,50%. Hal ini menunjukkan ketercapaian ketuntasan belajar klasikal yang telah ditentukan yaitu 85%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa siklus ketiga sudah dapat dikatakan berhasil, karena ketuntasan belajar secara klasikal sudah terpenuhi. Dari ini guru (peneliti) mengakhiri penelitian sampai siklus ketiga. Berdasarkan hasil penelitian dari siklus I, II, dan III dapat diartikan bahwa melalui model kooperatif dalam pembelajaran matematika siswa kelas IV semester I SD Negeri Bango 1 Demak Tahun Pelajaran 2011/2012 dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan hipotesis tindakan dapat tercapai. Hal ini dapat ditunjukkan dari hasil uji kompetensi siklus I diketahui siswa yang tuntas belajar sebanyak 17 siswa dari 24 siswa dengan persentase sebesar 70,83% dengan nilai rata-rata siswa mencapai 65. Hal ini masih belum sesuai dengan indikator keberhasilan. Namun, pada siklus II mengalami peningkatan, siswa yang tuntas belajar sebanyak 19 siswa dari 24 siswa dengan persentase 79,17% dengan nilai rata-rata siswa mencapai 67,08. Hal ini masih belum sesuai dengan indikator keberhasilan. Namun, pada siklus III mengalami peningkatan dan ketercapaian kentuntasan belajar klasikal, siswa yang tuntas belajar sebanyak 21 siswa dari 24 siswa dengan persentase 87,50% dengan nilai rata-rata siswa mencapai 70,42. 100% 80% 60% 40% 20% SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III 0% Grafik: 3. Persentase ketuntasan belajar klasikal siswa dalam pembelajaran Aktivitas guru pada siklus I cukup baik tetapi masih perlu ditingkatkan karena persentase keaktifan guru hanya mencapai 76%. Pada siklus II guru meningkatkan kinerja dalam membimbing setiap kelompok lebih mendalam dan juga akan membenahi cara memberi penghargaan terhadap siswa yang melakukan tugas dengan baik dalam memotivasi siswa. Hal ini dapat dilihat dari perolehan persentase aktivitas guru yang meningkat menjadi 91%. Pada siklus III guru (peneliti) akan mengurangi anggota dari setiap kelompok untuk dijadikan kelompok baru. Dari siklus yang sebelumnya dalam pembelajaran guru (penliti) membentuk kelompok menjadi 4 kelompok, untuk siklus 34

yang ketiga akan dibuat menjadi 6 kelompok jadi setiap kelompok 4 siswa. Hal ini dapat di perolehan persentase aktivitas guru yang meningkat menjadi 100%. 100% 80% 60% 40% SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III 20% 0% Grafik: 3. Persentase keaktifan guru dalam pembelajaran Aktivitas siswa pada siklus I cukup baik tetapi masih perlu ditingkatkan karena persentase keaktifan siswa hanya mencapai 78,87%. Pada siklus II siswa lebih ditingkatkan kinerja kelompok dan pemberian penghargaan yang memotivasi. Hal ini dapat dilihat dari perolehan persentase aktivitas siswa yang meningkat menjadi 84,97%. Pada siklus III tanpa mengurangi rencana pembelajaran Siklus II. Dari siklus yang sebelumnya dalam pembelajaran guru (penliti) membentuk kelompok menjadi 4 kelompok, untuk siklus yang ketiga akan dibuat menjadi 6 kelompok jadi setiap kelompok 4 siswa. Hal ini dapat di perolehan persentase aktivitas siswa yang meningkat menjadi 92,19%. 95% 90% 85% 80% SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III 75% 70% SIMPULAN Grafik: 3. Persentase keaktifan siswa dalam pembelajaran Tabel 1.Rekapitulasi Hasil Kegiatan Siklus I, II, dan III Persentase (%) SIKLUS I SIKLUS II SIKLUS III Keaktifan Guru 76% 91% 100% Keaktifan Siswa 78,87% 84,97% 92,19% Ketuntasan Belajar Klasikal 70,83% 79,17% 87,5% Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dari hasil penelitian di SD Negeri Bango 1 Demak, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. Siklus pertama mempunyai ketuntasan belajar klasikal yaitu 70,83% dengan nilai rata-rata 65 termasuk 35

kategori Baik dengan kelas interval 60 79, hal ini tidak dapat dikatakan berhasil karena ketuntasan belajar klasikal masih lebih besar dari indikator keberhasilan yaitu 85%. Siklus kedua mempunyai ketuntasan belajar klasikal yaitu 79,17% dengan nilai rata-rata 67,08 termasuk kategori Baik dengan kelas interval 60 79, hal ini tidak dapat dikatakan berhasil karena ketuntasan belajar klasikal masih lebih besar dari indikator keberhasilan yaitu 85%. Siklus ketiga mempunyai ketuntasan belajar klasikal yaitu 87,50% dengan nilai rata-rata 70,42 termasuk kategori Baik dengan kelas interval 60 79, hal ini dapat dikatakan berhasil karena ketuntasan belajar klasikal lebih besar dari indikator keberhasilan yaitu 85%. Dari analisis data di atas dapat dikatakan bahwa model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil belajar mata pelajaran matematika siswa SD Negeri Bango 1 Demak kelas IV semester 1 Tahun Pelajaran 2011/2012. DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Tingkat SD, MI, dan SDLB. Jakarta: CV. Mini Jaya Abadi. Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning Teori Dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Sudjana, Nana. 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru Argolindo. Tim MKPBM, 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontenporer. Bandung: UPI. Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivisme. Jakarta: Prestasi Pustaka. Winataputra, Udin s. 2005. Model-model Pembelajaran Inovatif. Jakarta: PAU- PPAI-UT. 36