PENERAPAN PEMBELAJARAN LANGSUNG DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN TERBENTUK HARGA PASAR KELAS VIII-C MTS DARUSSALAM BERMI LOMBOK BARAT Ratnah Pemerhati Pendidikan Ekonomi E-mail:- ABSTRAK: Penelitian ini di latarbelakangi rendahnya prestasi belajar siswa kelas VIII-c MTs Darussalam Bermi Lombok Barat pada Mata Pelajaran Pendidikan Ekonomi materi terbentuk harga pasar. Dalam analisis hasil tes rendah dan belum mencapai KKM yang ditentukan yaitu 65 %. Hal ini disebabkan oleh kurang tepatnya metode yang digunakan dalam pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan Prestasi belajar siswa kelas VIII-c melalui model pembelajaran langsung di MTs Darussalam Bermi Lombok Barat. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (classroom action researh), yang berlangsung selama dua siklus. Alur penelitian dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian berjumlah 27 orang. Pengumpulan data menggunakan tes dan pengamatan. Data dianalisis dengan melihat ketuntasan belajar siswa secara klasikal yaitu 85% siswa mendapat skor 65. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa penerapan pembelajaran langsun dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan terbentuk harga pasar kelas VIII-c di MTs Darussalam Bermi Lombok Barat Tahun Pelajaran 2010/2011. Pada siklus I nilai rata-rata siswa sebesar 68,70 dengan persentase ketuntasan klasikal 74,07% dengan kategori belum tuntas secara klasikal, sedangkan aktivitas siswa selama proses pembelajaran langsung pada siklus I diperoleh nilai 6,57 dengan kategori cukup. Sedangkan pada siklus ke II nilai rata-rata siswa sebesar 70,74 dengan persentase ketuntasan klasikal 88,88% dengan kategori siswa tuntas secara klasikal, dengan skor aktifitas siswa selama proses pembelajaran langsung diperoleh nilai sebesar 9,28 dengan kategori sangat baik serta menuntaskan belajar siswa kelas VIII-c di MTs Darussalam Bermi Lombok Barat. Kata Kunci: Pembelajaran Langsung. Prestasi Belajar PENDAHULUAN Dalam Pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 dicantumkan bahwa salah satu tujuan pembangunan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, untuk mewujudkan hal tersebut pemerintah melakukan berbagai upaya salah satu adalah upaya peningkatan kualitas pendidikan melalui pembaharuan model-model pembelajaran. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalam tujuan-tujuan pengajaran dan pengelolaan kelas. Sehubungan dengan usaha peningkatan kualitas belajar mengajar yang harus diperhatikan adalah tujuan yang hendak dicapai, materi pelajaran, metode mengajar dan evaluasi untuk memperoleh umpan balik bagi usaha-usaha perbaikan. Dalam proses belajar mengajar guru menciptakan suasana yang bervariasi agar siswa memiliki kemauan untuk mengalih pengetahuan dan keterampilan serta sikap yang relevan, sehingga sesuai dengan tujuan pendidikan agar interaksi guru dan siswa terjadi perlu metode pengajaran yang sesuai untuk tiap-tiap bahan pelajaran oleh karena itu, pemilihan atau penggunaan metode pengajaran memiliki peranan yang sangat penting. Hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis di MTs Darussalam Bermi Lombok Barar pada kelasa VIII-c menemuka beberapa masalah : (1) Prestasi siswa rendah (2) Pemahaman siswa tentang materi terbentuk harga pasar sangat kurang, sehingga setiap ada perubahan soal dalam lingkup materi yang sama siswa tetap kesulitan untuk mengerjakan soal, terutama soal yang berhubungan dengan kurva dan hitungan, (3) Kemampuan siswa dalam menganalisis peristiwa atau kejadian sangat kurang, siswa cenderung menghafal sehingga cepat lupa. Hanya sebagian kecil siswa yang bisa mencapai target ketuntasan yang telah ditetapkan. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan di MTs 213
Darusslam Bermi adalah 65 %. Berdasarkan data prestasi belajar siswa, diketahui bahwa sekitar 68,57% siswa yang tuntas dan 31,43% siswa yang tidak tuntas. Menurut Trintato (2007: 90) Pembelajaran langsung merupakan suatu model mengajar yang dapat membantu siswa untuk mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah dan dirancang khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan deklaratif dan prosedural yang terstruktur dengan baik. Model pembelajaran ini memerlukan lingkungan belajar yang berstruktur dengan baik, dan uraian dari guru yang jelas, mendemonstrasikan memperagakan tingkah laku yang benar, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian adalah Apakah Penerapan Pembelajaran Langsung Dapat Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Terbentuk Harga Pasar Kelas VIII-c MTs Darussalam Bermi Lombok Barat?. KAJIAN PUSTAKA Menurur Sagala (2009: 61) Pembelajaran adalah suatu usaha membelajarkan siswa dengan menggunakan asas-asas pendidikan maupun teori-teori belajar yang merupakan penentu dalam keberhasilan pendidikan yang dilakukan, guru sebagai pendidik dan belajar yang dilakukan oleh murid atau siswa selaku peserta didik. Menurut Mulyasa (2005: 45) Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam interaksi tersebut banyak faktor yang mempengaruhinya, baik faktor internal yang datang dari dalam individu maupun faktor eksternal yang datang dari lingkungan. Dalam pembelajaran tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Model pembelajaran langsung merupakan salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah (Arends dalam Trianto,2012). Model pembelajaran langsung dipilih berdasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan Stalling dan Kaskowits (dalam Trianto,2010) yang menyimpulkan bahwa: Alokasi waktu dan penggunaan tugas kegiatan yang menggunakan model pengajaran langsung lebih berhasil dan memperoleh tingkat keterlibatan yang tinggi daripada yang menggunakan metode-metode informasi dan berpusat pada siswa. Pada model pengajaran langsung terdapat lima fase yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran, yaitu fase pertama menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa, fase kedua mendemonstrasikan pengetahuan atau keterampilan, fase ketiga membimbing pelatihan, fase keempat mengecek pemahaman dan memberi umpan balik, dan fase kelima memberikan kesimpulan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan Trintato (2004 : 48-52). Model pengajaran langsung merupakan suatu model pengajaran yang bersifat Teacher Center (Depdiknas 2004: 78), artinya peran atau tugas guru lebih dominan. Penerapan model pengajaran langsung ini memiliki keuntungan dalam proses pembelajaran yaitu siswa memperoleh pengetahuan prosedural dan siswa mampu memahami pengetahuan deklaratif. Peran guru sangat penting dalam proses belajar mengajar di kelas karena mempengaruhi keberhasilan peserta didik. Peran guru dalam proses pembelajaran sangat penting. Ditangan gurulah hasil pembelajaran yang merupakan salah satu indikator mutu pendidikan ditentukan. Guru sebagai seorang pendidik harus mengetahui bahwa profesionalisme seorang guru yang utama tidak hanya kemampuannya mengembangkan ilmu pengetahuan, tetapi juga kemampuannya untuk melaksanakan pembelajaran yang menarik dan bermakna bagi siswanya. Daya tarik suatu pelajaran ditentukan oleh dua hal, pertama oleh mata pelajaran itu sendiri dan kedua oleh cara mengajar guru (Yamin dalam Rahmi:2012 : 89). Cara mengajar sangat berperan penting dalam proses pembelajaran. Cara mengajar seorang guru harus bervariasi agar kegiatan belajar mengajar dalam kelas tidak bersifat monoton dan membosankan. Ada banyak model-model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar. Guru harus dapat memilih model pembelajaran yang tepat untuk mata pelajaran pendidikan ekonomi materi terbentuk harga pasar sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Salah satu model pembelajaran yang 214
dapat diterapkan adalah model pembelajaran langsung. Menurut Slameto (2003:2) Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut Djamarah (1994 : 22) Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Sedangkan belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah dipelajari. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dari aktivitas belajar. Hasil tersebut berupa perubahan tingkah laku yang mencakup fisik jasmaniah dan mental rohaniah. Sedangkan hakekat aktivitas belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri individu. Perubahan itu nantinya akan mempengaruhi pola pikir individu dalam berbuat dan bertindak. Perubahan itu menjadi hasil dan pengalaman individu dalam belajar (Djamarah : 1994 : 94) Prestasi belajar dalam penelitian ini adalah hasil yang diperoleh berupa kesan kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar, dimana aktivitas belajar tersebut merupakan suatu proses yang dilakukan melalui interaksi yang menghendaki adanya perubahan tingkah laku bagi siswa atau anak didik berupa peningkatan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan Terbentunk harga pasar melalui penerapan model pembelajaran langsung. METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (Class Action Research) yakni suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-paraktek pembelajaran profesional. Penelitian ini dilakukan di MTs Darussalam Bermi Lombok Barat pada siswa kelas VIII-c dengan jumlah siswa 27 orang, yang terdiri dari 7 orang laki-laki dan 20 orang perempuan. Penelitian dilaksanakan pada saat mata pelajaran pendidikan ekonomi berlangsung. Penelitian tindakan kelas akan dilaksanakan dengan empat tahapan yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi, dan tahap refleksi. Dalam penelitian ini pembelajaran akan dilaksanakan dengan 2 (dua) siklus yang terdiri dari beberapan pertemuan yang dapat di lihat pada bagan berikut ini: Gambar: 1. Spiral Kerja Penelitian Tindakan Kelas (Zainal Aqiq : 2007 ) 215
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk memgumpulkan data-data atau informasi penelitian dengan menggunakan suatu metode mengukur subjek penelitian Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini berupa instrumen tes berbentuk esay yang terdiri dari 5 nomor soal yang diberikan pada tiap akhir siklus sebagai evaluasi hasil belajar untuk mengetahui tingkat prestasi belajar siswa kelas VIII-c MTs Darussalma Bermi Lombok Barat. Selain instrumen tes yaitu instrumen lembar observasi untuk melihat aktifitas siswa selama proses pembelajaran. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Siklus I Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus dengan menggunakan model pembelajaran langsung dimana pada siklus I materi permintaan sedangkan siklus II penawaran dan harga pasar. Berdasarkan hasil analisis evaluasi belajar siswa pada siklus I nilai rata-rata siswa dan ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada tabel dibawa ini: Tabel 1. Hasil Evaluasi Belajar Siswa Kelas VIII-c MTs Darussalam Bermi Lombok Barat No Keterangan Siklus I 1 Jumlah siswa 27 2 Jumlah siswa yang mengikuti tes 27 3 Nilai tertinggi 90 4 Nilai terendah 55 5 Jumlah siswa yang tuntas secara individu 20 6 Jumlah siswa yang tidak tuntas secara individu 7 7. Nilai rata-rata 68,70 8 Jumlah siswa yang tuntas secara klasikal 74,07% 9 Kategori ketuntasan Belum tuntas Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai tertinggi mencapai 90 dengan kualifikasi sangat baik, dan nilai yang terendah adalah 55 dengan kualifikasi kurang baik. Ketuntasan belajar siswa di lihat dari hasil evaluasi siklus I pada tabel 1 di atas, dari 27 orang yang mengikuti tes terdapat 20 orang siswa dinyatakan tuntas secara individu, dan 7 orang siswa dinyatakan tidak tuntas secara individu dengan nilai rata-rata 68,70 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 74,07 %. Ini berarti bahwa ketuntasan belajar siswa pada pokok bahasan terbentuk harga pasar materi permintaan dikategorikan belum tuntas karena belum mancapai kriteria ketuntasan secara klasikal. Siswa dikatakan tuntas apabila lebih dari 85% jumlah siswa yang tuntas belajar. Dengan demikian perlu dilakukan perbaikan pada siklus II. 2. Siklus II Tindakan pada siklus II yang mengacu pada perbaikan tindakan dari siklus I. Melalui analisis evaluasi belajar nilai rata-rata siswa dan ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 2. Hasil Evaluasi Belajar Siswa Kelas VIII-C Di MTs Darussalam Bermi Lombok Barat No Keterangan Siklus II 1 Jumlah siswa 27 2 Jumlah siswa yang mengikuti tes 27 3 Nilai tertinggi 90 4 Nilai terendah 60 5 Jumlah siswa yang tuntas secara individu 24 6 Jumlah siswa yang tidak tuntas secara individu 3 7 Nilai rata-rata 70.74 8 Jumlah siswa yang tuntas secara klasikal 88.88% 9 Kategori ketuntasan Tuntas Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai tertinggi mencapai 90 dengan kualifikasi sangat baik, dan nilai yang terendah adalah 60 dengan kualifikasi sangat kurang baik. Ketuntasan belajar siswa di lihat dari hasil evaluasi siklus II pada tabel 2 di atas dari 27 orang siswa terdapat 24 orang siswa dinyatakan tuntas secara individu dan 3 orang siswa dinyatakan tidak tuntas dengan nilai ratarata 70.74, sedangkan persentase ketuntasan klasikalnya 88.88%. Ini berarti bahwa ketuntasan belajar siswa pada pokok bahasan terbentuk harga pasar pada 216
materi penawaran dan harga pasar Dengan demikian pelaksanaan penelitian dikategorikan tuntas karena sudah tindakan kelas dengan menerapkan mancapai kriteria ketuntasan secara pembelajaran langsung dapat klasikal. Siswa dikatakan tuntas apabila lebih dari 85% jumlah siswa yang tuntas belajar. Dengan demikian tidak perlu meningkatkan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan terbentuk harga pasar kelas VIII-c MTs Darussalam Bermi Lombok melakukan perbaikan pada siklus Barat dikatakan berhasil sehingga tidak berikutnya. perlu melakukan perbaikan pada siklus Nilai ketuntasan klasikal berikutnya. Untuk lebih jelas dapat dilihat mengalami peningkatan 15% ini dilihat dari perbandingan nilai ketuntasan yang pada tabel peningkatan siklus I, ke siklus II dibawa ini: diperoleh pada siklus I dan siklus II. Tabel 3. Data Peningkatan Hasil Evaluasi Belajar Siswa Kelas VIII-c MTs Darussalam Bermi Lombok Barat No Keterangan Siklus I Siklus II Peningkatan 1 Jumlah siswa 27 27 _ 2 Nilai tertinggi 90 90 _ 3 Nilai terendah 55 60 5 4 Jumlah siswa yang tuntas secara 20 24 4 individu 5 Jumlah siswa yang tidak tuntas 7 3 4 secara individu 6 Nilai rata-rata siswa 68,70 70,74 2 7 Jumlah siswa yang tuntas secara klasikal 74,07% 88,88% 15% 8 Kategori ketuntasan Belum tuntas Tuntas _ Tabel di atas menunjukkan ada peningkatan prestasi belajar siswa pada pembelajaran langsung pada pokok bahasa Terbentuk harga pasar kelas VIII-c MTs Darussalam Bermi Lombok Barat. Maka penelitian tindakan kelas ini dinyatakan berhasil. SIMPULAN Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan, bahwa penerapan pembelajaran langsung dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada pokok bahasan terbentuk harga pasar kelas VIII-c di MTs Darussalam Bermi Lombok Barat Tahun Pelajaran 2010/2011. Pada siklus I nilai ratarata siswa sebesar 68,70 dengan persentase ketuntasan klasikal 74,07% dengan kategori belum tuntas secara klasikal, sedangkan aktivitas siswa selama proses pembelajaran langsung pada siklus I diperoleh nilai 6,57 dengan kategori cukup. Sedangkan pada siklus ke II nilai rata-rata siswa sebesar 70,74 dengan persentase ketuntasan klasikal 88,88% dengan kategori siswa tuntas secara klasikal, dengan skor aktifitas siswa selama proses pembelajaran langsung diperoleh nilai sebesar 9,28 dengan kategori sangat baik serta menuntaskan belajar siswa kelas VIII-c di MTs Darussalam Bermi Lombok Barat Tahun Pelajaran 2010/2010. DAFTAR RUJUKAN Amri dkk. 2010. Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif Dalam Kelas. Jakarta: Prestasi Pustaka. Anonim. 2004. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran Sains. Jakarta: Depdiknas. Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesional.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Rahmi, Elvi. 2012. Efektifitas Implementasi Model pembelajaran Direct Instructions Ditinjau Dari Hasil Belajar Ranah Kognitif Applying Pada Mata Pelajaran Ekonomi. Jurnal pendidikan Syaiful Bahcri Djamara. 1994. Belajar dan Kompentensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional. Sagala. 2009. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Nasional Cipta Trintato. 2007. Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori dan Praktik. Jakarta: Press. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovasif Orientasi Konstrukvistik. Jakartan: Prestasi Pustaka. 2012. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan 217
Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP ). Jakarta: Kencana. Zainap Aqip. 2007. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Bandung: Irma Wijaya. 218